Вы находитесь на странице: 1из 20

Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam

Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
JURNAL KETAHANAN NASIONAL
Vol.23, No.2, Agustus 2017, Hal 125-144
DOI:http://dx.doi.org/ 10.22146/jkn.26257
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 23 No. 2, Agustus 2017 Halaman 125-144

Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir Dalam Penanganan Bencana Banjir


Rob Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi Di Desa
Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)

Akhmad Asrofi
Zeni Kodam XVII/Cenderawasih
Email: asrofiakhmad@gmail.com

Su Ritohardoyo
Fakultas Geografi UGM
Email: surito@ugm.ac.id

Danang Sri Hadmoko


Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Email: danang@geo.ugm.ac.id

ABSTRACT
The purposes of the research were (1), to determined the adaptation strategy of the peoples of Bedono village,
Sayung sub-district of Demak regency in handling tidal flood disaster, and (2) to analized the implications of the tidal
flood disaster for regional resilience in the Bedono village Sayung sub-district of Demak regency. The research was
qualitative research with descriptive explanation. Data collection in this research used observation, in-depth interview,
documentation study and literature study. The result of the research showed that the peoples of Bedono village as coastal
communities did various kinds of adaptation strategies in dealing with tidal flood disaster. The adaptation strategies were
done by (1) phisically adaptation strategy,( 2) economically adaptation strategy, and (3) social adaptation strategy. The
tidal flood disaster implicated to regional resilience of Bedono village. The tidal flood disaster implicated to geography
gatra, demography, source of natural wealth, economy, social and culture. Ideology gatra, politic, and security was not
being implicated by tidal flood disaster.

Keywords: Adaptation Strategy, Coastal Communities, Tidal Flood Disaster, Regional Resilience.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis strategi adaptasi masyarakat Desa Bedono Kecamatan Sayung
Kabupaten Demak dalam penanganan bencana banjir rob, dan (2) menganalisis implikasi bencana banjir rob terhadap
ketahanan wilayah di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam,
studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Bedono sebagai
masyarakat pesisir melakukan berbagai macam strategi adaptasi dalam menghadapi bencana banjir rob. Strategi
adaptasi yang dilakukan melalui (1) strategi adaptasi secara fisik, (2) strategi adaptasi secara ekonomi, dan (3)
strategi adaptasi secara sosial. Bencana banjir rob berimplikasi pada ketahanan wilayah Desa Bedono. Bencana
banjir rob berimplikasi pada gatra geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ekonomi, sosial dan budaya. Gatra
ideologi, politik dan keamanan tidak terimplikasi oleh bencana banjir rob.

Kata Kunci: Strategi Adaptasi, Masyarakat Pesisir, Bencana Banjir Rob, Ketahanan Wilayah

125
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

PENGANTAR Bencana merupakan ancaman terbesar


Indonesia merupakan salah satu negara bagi kemanusiaan yang secara langsung
kepulauan terluas di dunia. Panjang pesisir dapat menggoyahkan dan menurunkan
di Indonesia kurang lebih 81.000 km atau ketahanan wilayah. Ketahanan wilayah
sekitar 14 % dari panjang garis pantai dunia adalah kondisi dinamik suatu wilayah
(Sunarto, 2008). Hal ini menempatkan yang meliputi seluruh aspek kehidupan
Indonesia menjadi negara yang memiliki masyarakat yang terintegrasi, berisi keuletan
pesisir terpanjang di dunia setelah pesisir dan ketangguhan yang mengandung
di Kanada. Persoalan pesisir di Indonesia kemampuan mengembangkan kekuatan
menjadi masalah yang serius akibat adanya wilayah dalam menghadapi dan mengatasi
bencana. Bencana-bencana yang terjadi di segala tantangan, ancaman, hambatan serta
wilayah pesisir disebabkan karena adanya gangguan baik yang datang dari dalam
ancaman-ancaman yang terjadi dari daratan dan dari luar, yang langsung maupun tidak
dan proses yang terjadi dari lautan seperti langsung (Lemhannas, 2000).
banjir, banjir tsunami, gempa bumi dan lain- Kabupaten Demak merupakan salah satu
lain (Marfai, 2014). daerah yang sering terkena banjir rob yang
Banjir air pasang merupakan suatu menyebabkan perubahan penggunaan lahan.
kejadian yang disebabkan oleh kenaikan Jumlah desa di pesisir Kabupaten Demak
muka air laut secara global. Adanya pasang yang terkena banjir rob adalah 17 desa yang
naik dan pasang surut akan mempengaruhi tersebar di 3 kecamatan yakni Kecamatan
kondisi genangan yang terjadi. Fenomena Sayung, Kecamatan Bonang dan Kecamatan
ini menghadirkan kejadian banjir yang Karangtengah (Ritohardoyo, dkk., 2014).
disebabkan oleh kenaikan muka air laut Kecamatan Sayung merupakan kecamatan yang
yang disebut dengan banjir rob (Suhelmi, paling parah terkena imbas dari bencana rob.
2009). Area genangan rob pada saat air laut Sejumlah 10 desa dari 17 desa yang terdampak
mengalami pasang tertinggi akan meningkat rob di Kabupaten Demak merupakan bagian
dan meluas ke daratan sesuai dengan elevasi administratif dari Kecamatan Sayung. Desa yang
muka tanah atau morfologi daratan pantai. terjadi bencana rob di Kecamatan Sayung adalah
Potensi yang sangat tinggi di kawasan Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Gemulak,
pesisir membawa perkembangan kebudayaan Sidogemah, Tugu, Timbulsloko, Sidorejo,
dan konsentrasi pembangunan, perkembangan Surodadi dan Banjarsari.
perkotaan dan aktivitas manusia terpusat dan Bencana banjir rob yang terjadi di
terkonsentrasi di daerah tersebut (Marfai, Desa Bedono mempengaruhi kondisi fisik,
2014). Aktivitas manusia di wilayah pesisir ekonomi dan sosial kehidupan masyarakat
merupakan salah satu faktor pemicu yang yang berada di dalamnya. Terjadinya bencana
akan mempengaruhi dinamika pesisir banjir rob berimplikasi secara langsung
(Rijanta, dkk., 2014). Aktivitas manusia untuk kepada kondisi ketahanan wilayahnya.
menggunakan wilayah pantai menjadi tambak Kondisi ketahanan wilayah dipengaruhi
dan pemukiman membuat wilayah pesisir oleh adanya berbagai macam bentuk tekanan
menjadi lebih rentan. yang terjadi, bisa disebabkan secara endogen

126
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
yaitu tekanan yang timbul dari dalam di Kecamatan Sayung dengan luas wilayah
sistem maupun eksogen yaitu tekanan yang mencapai 7,39 km² (10 % dari luas Kecamatan
timbul dari luar sistem. Bencana banjir rob Sayung).
merupakan salah satu bentuk tekanan yang Penyelenggaraan sekolah formal di
tercipta dari luar sistem. Desa Bedono sangat terbatas, hal ini dapat
Berdasarkan pengantar yang telah dilihat dari jumlah gedung sekolah yang
dipaparkan di atas, maka rumusan masalah berada di desa tersebut. Penyelenggaraan
ini adalah (1) Bagaimana strategi adaptasi kegiatan belajar mengajar formal di Desa
masyarakat Desa Bedono Kecamatan Sayung Bedono terbatas sampai hanya tingkat SD.
Kabupaten Demak dalam penanganan Berdasarkan data Kecamatan Sayung dalam
bencana banjir rob, dan (2) Bagaimana angka tahun 2015 di Desa Bedono terdapat
implikasi bencana banjir rob terhadap sekolah Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak
ketahanan wilayah Desa Bedono Kecamatan 1 buah dengan jumlah murid 42 murid yang
Sayung Kabupaten Demak. diajar oleh 2 orang guru. Sekolah Dasar (SD)
Penelitian ini merupakan penelitian sebanyak 3 buah dengan jumlah murid 339
kualitatif dengan pemaparan secara murid dan 28 guru. Penduduk yang ingin
deskriptif. Pendekatan penelitian yang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP dan
digunakan adalah studi pada suatu SMA dapat meneruskan ke desa tetangga
permasalahan yang terjadi di masyarakat. dengan jarak kurang lebih 5 km.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Penduduk Desa Bedono memiliki
m e n g g u n a kan observasi, w aw an c a r a tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi.
mendalam, studi dokumentasi dan studi Berdasarkan data dari profil Kecamatan
kepustakaan. Prosedur teknik analisis data Sayung tahun 2015 penduduk Desa Bedono
dalam penelitian ini, yaitu (1) reduksi data, yang tidak tamat SD berjumlah 549 jiwa
(2) penyajian data, dan (3) mengambil atau sekitar 14 %, sedangkan yang selesai
kesimpulan. melanjutkan pendidikan sampai dengan
tingkat perguruan tinggi sebanyak 21 orang
PEMBAHASAN atau 1%. Tingkat pendidikan yang paling
Profil Desa Bedono banyak ditempuh adalah pendidikan SLTP
Desa Bedono merupakan salah satu desa dan SLTA masing masing sebanyak 852
yang ada di Kecamatan Sayung yang terletak jiwa (22%) dan 823 jiwa (21%). Distribusi
di bagian utara dari pusat Kecamatan Sayung. tingkat pendidikan penduduk Desa Bedono
Desa Bedono berada sekitar 3 km arah utara ditunjukkan pada gambar 1.
Kecamatan Sayung. Aksesbilitas dari ibukota Mata pencaharian penduduk Desa
Kecamatan Sayung ke Desa Bedono terbilang Bedono menurut profil Kecamatan Sayung
cukup baik dengan telah dibangunnya jalan tahun 2015 didominasi oleh pekerjaan
cor dengan lebar 4 m. Wilayah Desa Bedono sebagai buruh tani sebanyak 812 jiwa
secara geografis berada di koordinat 06°55’40” (23,76%) pekerjaan berikutnya secara
S - 06°53’30” S dan 110°28’0” T – 110°30’30” berturut turut adalah sebagai nelayan
T (Bappeda Kabupaten Demak, 2015). Desa yang mencapai 702 jiwa (20,54%), buruh
Bedono merupakan desa yang paling luas bangunan 614 jiwa (17,97%), buruh industri

127
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

Gambar 1
Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bedono
Tahun 2014

(Sumber : Bappeda Kabupaten Demak, 2015)

Gambar 2
Distribusi Mata Pencaharian Penduduk Desa Bedono
Tahun 2014

(Sumber : Bappeda Kabupaten Demak, 2015)

576 jiwa (16,86%), pedagang 445 jiwa sebanyak 3 jiwa (0,09%). Lebih lengkapnya
(13,02%), petani pemilik lahan 201 jiwa mengenai prosentase mata pencaharian
(5,88%), pekerja angkutan 64 jiwa (1,87%) penduduk Desa Bedono dapat dilihat pada
dan terakhir adalah sebagai pengusaha gambar 2.

128
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
Gambar 3
Distribusi Penggunaan Lahan Desa Bedono
Tahun 2014

(Sumber : Bappeda Kabupaten Demak, 2015)

Dalam bidang kesehatan, fasilitas bencana rob di Kecamatan Sayung adalah


kesehatan yang terdapat di Desa Bedono hanya Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Gemulak,
Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Bersalin Sidogemah, Tugu, Timbulsloko, Sidorejo,
Desa (Polindes) dengan jumlah masing Surodadi dan Banjarsari.
masing 1 unit. Jumlah tenaga kesehatan Desa Bedono merupakan desa pesisir
yang bertugas di Desa Bedono juga terbatas yang berbatasan dengan laut. Berdasarkan
dimana hanya terdapat 2 petugas kesehatan data Kecamatan Sayung dalam angka tahun
saja, yaitu 1 orang bidan dan 1 orang dukun 2015 yang membagi antara luas tanah sawah
bayi. Fasilitas dan tenaga medis yang terbatas dan tanah kering, Desa Bedono terdiri dari
dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah 0 Ha (0%) tanah sawah dan 739 Ha (100%)
penduduk Desa Bedono menjadi tantangan tanah kering. Luas penggunaan tanah kering
bagi pelayanan kesehatan. Apabila dalam di Desa Bedono terdiri dari 74,5 Ha (10,27%)
keadaan tertentu dimana penduduk Desa berupa pekarangan atau bangunan, Tegalan/
Bedono mengalami gangguan kesehatan kebun 50 Ha (6,89%) dan tambak 600,8
yang tidak dapat ditangani oleh Puskesmas Ha (82,83%). Lebih lengkapnya mengenai
Pembantu tersebut, dirujuk ke Puskesmas prosentase penggunaan lahan di Desa Bedono
Kecamatan yang terdapat di Desa Purwosari dapat dilihat pada gambar 3.
dengan jarak tempuh sekitar 3 km.
Kecamatan Sayung merupakan Masyarakat Pesisir Desa Bedono
kecamatan yang paling parah terkena imbas Struktur masyarakat Desa Bedono
dari bencana rob. Sejumlah 10 desa dari merupakan masyarakat yang sederhana dan
17 desa yang terdampak rob di Kabupaten belum banyak terpengaruh secara langsung
Demak merupakan bagian administratif oleh pihak luar. Budaya, tatanan hidup dan
dari Kecamatan Sayung. Desa yang terjadi kegiatan masyarakat Desa Bedono relatif

129
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

homogen yang secara historis turun temurun rob merupakan permasalahan global akibat
hidup di daerah tersebut. Homogenitas perubahan iklim, sehingga tidak ada pilihan
penduduk Desa Bedono dapat dilihat dalam lain untuk menerima rob sebagai fenomena
hal beragama dan profesi penduduknya. Dari harian masyarakat Desa Bedono. Tinggi
segi keyakinan, 100 % penduduk Desa Bedono genangan yang dari waktu ke waktu semakin
merupakan pemeluk agama Islam. Dari segi meningkat menyebabkan kerusakan dan
profesi, masyarakat Desa Bedono sebagian gangguan yang semakin bertambah. Tinggi
besar bekerja sebagai nelayan dan petambak. genangan akibat rob tidak dapat diselesaikan
Masyarakat pesisir Desa Bedono secara lokal apalagi pada tingkat desa,
merupakan masyarakat yang terancam secara karena hal ini sudah menjadi permasalahan
langsung oleh bencana banjir rob. Kenaikan tingkat dunia dengan penyebab utama adalah
permukaan air laut tersebut menimbulkan perubahan iklim yang terjadi secara global.
kerawananan berupa tergenangnya wilayah Dari penelusuran penelitian yang telah ada,
pesisir yang mempunyai ketinggian rendah. kejadian bencana rob di Desa Bedono dimulai
Hal ini memberikan ancaman pada masyarakat pada tahun 1985. Faktor pemicunya disebabkan
Desa Bedono. Keterancaman masyarakat Desa kegiatan reklamasi di kawasan pantai Marina dan
Bedono dapat dilihat pada kerentanan berupa pelabuhan Tanjung Emas Semarang Utara yang
hilangnya aset yang dimiliki. Kehilangan aset terletak di sebelah barat dari Desa Bedono (Suara
seterusnya menimbulkan kesengsaraan dan Merdeka, 18 Desember 2014). Reklamasi ini
menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat memicu berubahnya arus laut yang berdampak
yang hidup di dalamnya. berubahnya dinamika gelombang pasang yang
menyebabkan rob dengan ketinggian 0,5–1,5
Bencana Banjir Rob Desa Bedono m. Selanjutnya, pada tahun 1990 terjadi alih
Banjir rob yang melanda di pesisir Desa fungsi lahan akibat booming komoditas udang
Bedono mulai dirasakan oleh warga pada windu. Hal ini mendorong masyarakat untuk
pertengahan tahun 1980. Rob menjadi penyebab meningkatkan produksi udang windu sebanyak-
utama menurunnya tingkat ekonomi dan sosial banyaknya salah satu cara yang digunakan adalah
yang dirasakan oleh masyarakat Desa Bedono. ekstensifikasi lahan. Perluasan lahan tambak
Banjir Rob menyebabkan perubahan kondisi merambah pada areal pantai yang menyebabkan
lingkungan dan kehidupan warga menuju perubahan hutan mangrove menjadi lahan
suatu kondisi yang tidak menguntungkan. Hal tambak udang. Dampak negatif dari hilangnya
ini menjadikan tingkat sosial ekonomi warga hutan mangrove adalah terjadinya genangan
Desa Bedono menjadi semakin rentan. Kondisi pasang yang dipengaruhi oleh meningkatnya
demikian menyebabkan sebagian warga intensitas erosi pantai, rusaknya pantai akibat
melakukan berbagai macam penyesuaian diri hantaman gelombang laut, tidak ada lagi laju
dan lingkungan agar tetap bertahan di tempat yang menahan laju erosi dan tidak ada lagi habitat
tinggalnya. untuk ikan-ikan kecil yang biasanya menjadi aset
Frekuensi banjir genangan yang para nelayan. Setyowati (2010) menyatakan
berulang dalam kurun waktu yang tidak lama bahwa setelah masyarakat menyadari mengenai
menyebabkan masyarakat sudah terbiasa pentingnya tanaman mangrove, masyarakat dan
untuk menghadapi hal itu. Genangan akibat pemerintah melakukan penanaman mangrove

130
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
di sepanjang garis pantai Desa Bedono yang rob menggenangi 308,65 ha wilayah di Desa
dimulai pada tahun 1997. Bedono. Luas genangan akibat banjir rob terus
Hasil temuan Asiyah, dkk (2015) bertambah, pada tahun 2006 luas genangan
menunjukkan bahwa pada tahun 1999 bencana banjir rob menjadi sekitar 690,9 Ha. Jadi
rob mengakibatkan terjadinya relokasi dalam kurun waktu 5 tahun telah terjadi
tempat tinggal. Sebanyak 268 kk dari Dusun peningkatan luas akibat bencana rob sebesar
Tambaksari dan Dusun Rejosari pindah ke 382,25 Ha. Chafid, dkk (2012) menyatakan
Desa Gemulak Kecamatan Sayung. Akibat bahwa pemerintah mengupayakan untuk
yang lain adalah hilangnya lahan tambak meminimalisir akibat bencana rob dan abrasi.
seluas 1.710 Ha. Rif’an (2014) menyatakan Pada tahun 2009 pemerintah menganggarkan
bahwa pada tahun 2000 akibat bencana abrasi dana sebesar lima milyar rupiah untuk
dan rob terjadi perubahan garis pantai dan pembangunan jalan yang menghubungkan
kerusakan pantai. Perubahan garis pantai rata- kembali Desa Sriwulan dengan Desa Bedono
rata 1,5 km dan terpanjang 2,46 km. Perubahan yang difungsikan juga sebagai penahan
garis pantai mengakibatkan luas lahan menjadi gelombang air laut. Selain pembangunan
hilang sebesar 5,26 km². Berbagai macam infrastruktur pemeritah beserta masyarakt juga
upaya pemerintah untuk menanggulangi abrasi melaksanakan penanaman kembali mangrove.
dan rob telah banyak dilakukan. Salah satunya Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya luas
menurut Subagyo (2009) pada tahun 2007 ekosisem mangrove bila pada tahun 2004
dilaksanakan pembangunan tanggul penahan luas ekosistem mangrove sebesar 22,41 Ha,
abrasi yang digunakan untuk melindungi meningkat menjadi 43,03 Ha pada tahun 2009.
kawasan daratan dari energi gelombang Kronologi kejadian perubahan pesisir di Desa
yang menghantam kawasan hutan mangrove Bedono dapat dilihat pada tabel 1.
secara langsung. Akan tetapi dengan kuatnya Rob membawa dampak berupa banyak
arus laut yang menerjang, membuat hasil kerugian bagi masyarakat Desa Bedono. Rob
pembangunan ini kurang efektif manfaatnya. yang terjadi semakin parah dengan ditandai
Hasil penelitian dari Pamungkas (2011) bertambah luasnya daerah genangan dengan
menunjukkan bahwa pada tahun 2001 banjir tinggi genangan yang semakin bertambah. Hal

Tabel 1
Kronologi Kejadian Perubahan Pesisir di Daerah Penelitian
Tahun Kronologi Kejadian
1985 Kegiatan reklamasi di pesisir Kota Semarang yaitu di kawasan pantai Marina dan pelabuhan Tanjung Emas.
1990 Terjadi ekstensifikasi lahan tambak yang merambah ke kawasan mangrove.
1997 Dimulai upaya rehabilitasi penanaman hutan mangrove.
1999 Relokasi tempat tinggal Sebanyak 268 kk dari Dusun Tambak sari dan Dusun Rejosari.
2000 Terjadi perubahan garis pantai dan kerusakan pantai. Perubahan pantai rata-rata 1,5 km dan terpanjang 2,46 km. Luas
lahan yang tenggelam seluas 5,26 km².
2001 Banjir rob telah menggenangi 308,65 ha wilayah di Desa Bedono.
2006 Banjir rob telah menggenangi sekitar 690,9 ha wilayah di Desa Bedono
2007 Pembangunan tanggul penahan abrasi yang digunakan untuk melindungi dari energi gelombang yang menghantam
kawasan hutan mangrove secara langsung
2009 Luas ekosistem mangrove mengalami perubahan. Luas ekosistem mangrove pada tahun 2004 sebesar 22,41 ha menjadi
43,03 ha pada tahun 2009.
(Sumber : Suara merdeka, 2014; Subagyo, 2009; Setyowati, 2010; Asiyah, 2015; Rif’an, 2014; Pamungkas, 2011; Chafid, 2012)

131
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

ini membawa banyak kerugian bagi masyarakat bawah pondasi, biaya untuk memperbaiki
yang tinggal di dalamnya. Kerugian yang struktur bawah sangat tinggi. Bila masyarakat
diakibatkan oleh banjir rob dapat di tinjau yang terdampak rob ekonominya tergolong
dari berbagai sektor kehidupan yaitu kondisi mampu maka masyarakat tersebut melakukan
fisik dan infrastruktur, kondisi ekonomi dan perbaikan dengan meninggikan rumah, namun
kondisi sosial. apabila masyarakat tersebut tidak mampu
Kerusakan fasilitas publik dapat dilihat secara ekonomi, tidak ada pilihan lain selain
secara langsung pada bangunan-bangunan tetap tinggal dengan lantai yang penuh dengan
yang digunakan secara bersama-sama oleh genangan air
masyarakat. Bentuk kerusakan pada bangunan Kejadian rob membawa perubahan
ini yaitu jalan dan jembatan. Kerusakan tingkat kesejahteraan masyarakat Desa
pada badan jalan ditandai dengan rusaknya Bedono. Seperti penuturan Bapak H. Harno
cor beton dan amblesnya tanah dasar bawah sebagai petani tambak bandeng. Dahulu
cor badan jalan. Kerusakan pada bangunan sebelum terjadi bencana rob pendapatan
jembatan dapat dilihat pada bagian pertemuan setiap kali panen adalah sebesar 9-12 juta
jembatan dengan jalan penghubung (oprit). rupiah dengan rata-rata pendapatan 3 juta per
Selain kerusakan pada bagian oprit jembatan, bulan. Kondisi tambak sekarang tidak dapat
lantai dan balok jembatan merupakan bagian difungsikan sama sekali. Apabila dahulu
lain yang mengalami kerusakan. Rusaknya dua tambak dalam setahun bisa digunakan sebagai
bangunan ini sangat mengganggu masyarakat tempat budidaya sebanyak 3 kali, saat ini
Desa Bedono untuk menjalankan segala akibat bencana rob tambak tersebut dibiarkan
aktivitas kehidupan. begitu saja menjadi lautan. Penurunan geliat
Rob juga menjadi sebab kerusakan ekonomi juga dirasakan pada lokasi objek
bangunan milik pribadi masyarakat. Berbagai wisata di Desa Bedono. Salah satu contoh
bentuk macam kerusakan rumah yang adalah penurunan pengunjung dan pendapatan
disebabkan oleh rob di antaranya amblesnya di pantai Morosari yang dikelola oleh Pemda.
pondasi, retaknya pasangan keramik lantai, Penurunan pengunjung lebih disebabkan
rontoknya tembok, lapuknya kusen dan daun kondisi lokasi wisata yang terlihat kumuh.
pintu. Selain menimbulkan kerugian secara Penurunan pengunjung dan pendapatan
fisik, banjir rob yang terjadi membawa membuat lokasi wisata ini terancam ditutup
kerugian secara ekonomi bagi masyarakat karena rendahnya pendapatan
Desa Bedono. Kondisi ekonomi masyarakat Rob juga telah membawa perubahan
Desa Bedono sangat terpengaruh oleh bencana kehidupan dan strata sosial masyarakat Desa
banjir rob. Bencana rob cenderung membawa Bedono. Dahulu sebelum ada bencana rob,
banyak kerugian ditinjau dari segi ekonomi. kehidupan masyarakat Desa Bedono termasuk
Nilai ekonomi menjadi berkurang bahkan dalam kategori cukup makmur. Kemakmuran
hilang nilainya. Desa Bedono karena ketersediaan lahan
Di dusun yang mengalami tingkat banjir yang menyediakan bagi warga masyarakat
rob dengan frekuensi sering menyebabkan untuk bercocok tanam dan melakukan usaha
lantai rumah terus menerus tergenang air. tambak. Sebelum terjadi rob banyak warga
Hal ini menyebabkan kerusakan pada struktur Desa Bedono yang menjalankan ibadah

132
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
haji yang diperoleh dari usaha pertanian Pertama, strategi adaptasi secara fisik.
maupun usaha tambak. Rob telah mengubah Strategi yang dilakukan oleh masyarakat Desa
lahan yang dahulu produktif menjadi lahan Bedono ini ditujukan untuk mempertahankan
yang tidak produktif. Oleh sebab itu strata fungsi dari bangunan yang ada meskipun
sosial masyarakat sosial berubah, apabila banjir rob melanda. Berbagai upaya adaptasi
dahulu yang bergelar haji adalah orang yang secara fisik yang dilakukan oleh masyarakat
berkecukupan bahkan berlebih, sekarang Bedono adalah modifikasi dan renovasi
banyak ditemui orang yang mempunyai rumah, pengamanan perabotan rumah tangga,
gelar haji namun kehidupannya sangat perbaikan jalan lingkungan, perbaikan saluran
memprihatinkan. drainase lingkungan.
Aktivitas sosial masyarakat menjadi Strategi adaptasi pada aset rumah
terganggu dengan adanya bencana rob. dilakukan masyarakat Desa Bedono dengan
Terganggunya aktivitas sosial ini tampak berbagai macam cara disesuaikan dengan dana
ketika ada salah satu warga yang mempunyai yang dimiliki. Bagi warga yang memiliki uang
hajatan baik tasyakuran, khitanan, pernikahan yang banyak, rumah biasanya ditinggikan
maupun kegiatan lainnya. Padahal hari sudah dengan cara diurug lantainya, kemudian diikuti
ditentukan dan acara sudah disusun dengan peninggian dinding dan rangka atap. Namun
berbagai perlengkapannya namun akan bagi penduduk yang uangnya hanya cukup untuk
menjadi kacau apabila banjir rob dengan beli tanah urugan saja, rumah yang ditinggikan
intensitas tinggi datang secara tiba-tiba. Hal hanya bagian bawah saja dengan mengurug
ini tentu membuat malu tuan rumah yang lantai sedangkan bagian atas rumah seperti
mempunyai acara, terlebih apabila pada saat dinding dan rangka atap dibiarkan tetap tanpa
acara pernikahan yang melibatkan warga ada perubahan. Bangunan seperti ini kelihatan
di luar Desa Bedono yang belum mengerti rendah atau pendek. Agar yang punya rumah
dengan keadaan Desa Bedono. bisa masuk dan keluar pintu, maka kusen pintu
Aktivitas warga menjadi berkurang dipotong. Sedangkan bagi warga yang memiliki
akibat rob yang menggenangi lingkungan uang pas-pasan rumah dibaut geladak dengan
pemukiman. Air yang masuk ke dalam rumah menggunakan kayu mahoni
membuat warga mengurangi aktivitas yang Kerusakan secara fisik fasilitas warga
biasanya dikerjakan. Kenyamanan warga dapat dilihat secara langsung pada jalan dan
dalam menjalankaan aktivitas harian juga jembatan. Dari keenam padusunan yang tersisa
menjadi terganggu. Namun hal ini sudah di Desa Bedono hanya Dusun Mondoliko yang
menjadi kenyataan yang harus diterima dan terisolir karena jalan yang ada selain sempit juga
menjadi keseharian terutama bagi warga mengalami kerusakan yang cukup parah akibat
yang tidak mampu dalam merenovasi dan rob. Akses jalan di Dusun Pandansari dan Dusun
meninggikan rumahnya. Bedono sudah baik karena sudah diperbaiki pada
pertengahan tahun 2016. Satu-satunya akses
Strategi Adaptasi jalan ke Dusun Mondoliko adalah dari Dusun
Aksi adaptasi yang dilakukan masyarakat Sodong Desa Sidogemah. Rob yang menerjang
Desa Bedono dikategorikan dalam bentuk membuat jalan ini hanya dapat dilewati satu
strategi secara fisik, ekonomi dan sosial. lajur motor saja. Masyarakat Dusun Mondoliko

133
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

tetap berupaya agar jalan tersebut tetap berfungsi pemakaman. Strategi adaptasi dalam hal
dengan melakukan kerja bakti pemasangan pendidikan ketika banjir rob datang adalah
trucuk bambu di bagian samping jalan yang menggunakan ruang kelas yang tidak tergenang
rusak sambil menunggu bantuan pembangunan oleh banjir rob secara bersama-sama tingkatan
dari pemerintah. kelas, sehingga dalam satu kelas terdapat
Bagi para petambak, datangnya rob tingkatan kelas yang berbeda. Selain itu waktu
membawa bencana yang ditandai dengan belajar mengajar juga dapat dimajukan dengan
terendamnya tegalan sebagai pemisah dan pemadatan pelajaran sehingga murid pulang
pengatur keluar masuknya air dari dan menuju lebih awal dari waktu semestinya.
ke tambak. Tambak model konvensional Bentuk strategi adaptasi secara sosial
yaitu tambak yang dikelilingi dengan tegalan tampak juga pada waktu kegiatan hajatan
sudah tidak ada di Desa Bedono. Tambak besar, dalam hal ini hajatan pernikahan atau
yang ada sekarang ini merupakan modifikasi khitanan. Masyarakat membuat beberapa
dengan menggunakan jaring/waring sebagai alternatif tempat pelaksanaan. Apabila saat
pengamanan sekeliling tambak. Di Desa Bedono hari pelaksanaan hajatan tersebut rob datang
yang bisa dibuat tambak seperti ini adalah secara tiba-tiba, maka tenda yang sudah
daerah yang berada di sebelah timur dari jalan didirikan di depan rumah yang punya hajat
kabupaten. Di sebelah barat dari jalan tersebut dipindah ke atas jalan meskipun jaraknya agak
tidak bisa dibuat tambak dengan model jarring jauh dari lokasi yang punya hajat. Namun,
waring karena berbatasan langsung dengan laut apabila di tengah acara tersebut rob datang
yang dipengaruhi oleh besarnya gelombang laut. acara hajatan tersebut tetap dilaksanakan
Kedua, strategi adaptasi secara ekonomi. dengan mempercepat tempo pelaksanaan.
Rob yang menggenangi sebagian besar Desa Strategi adaptasi pada saat pemakaman
Bedono membuat perubahan tingkat ekonomi jenazah warga Desa Bedono adalah dengan
warganya. Sebelum rob warga Desa Bedono membuat peti seperti perahu jadi ketika saat
mengandalkan pendapatan dari sektor tambak, penggalian makam ada sumber airnya yang
pertanian dan hasil laut. Kondisi tambak yang keluar dari liang lahat, proses pemakaman
sebagian besar sudah tidak dapat digunakan tetap dapat dilangsungkan. Selain itu bentuk
lagi membuat sebagian warga yang masih strategi adaptasi adalah dengan menunggu
bertahan melakukan alih profesi. Sebagian sampai surutnya tempat pemakaman sehingga
warga yang dahulunya berprofesi sebagai jasad warga dapat dikubur dengan baik.
petambak beralih menjadi penjaja makanan Meskipun bencana rob menyebabkan
untuk para wisatawan yang mengunjungi penurunan kesejahteraan dan kualitas
ke makam Syeh Muzakir dan wisata alam kehidupan masyarakat, sebagian masyarakat
mangrove. Profesi ini kebanyakan digeluti Desa Bedono tidak melakukan upaya pindah
oleh warga Dusun Pandansari dan Tambaksari. secara mandiri dan memilih untuk tetap
Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk bertahan di lokasi bencana. Kemampuan
menutupi kebutuhan ekonomi keluarga. adaptasi terhadap bencana rob disebabkan
Ketiga, strategi adaptasi secara sosial. beberapa hal sebagai berikut.
Ini dapat dilihat pada bentuk proses kegiatan Pertama, tidak ada alternatif tempat
belajar mengajar, kesehatan, hajatan dan tinggal. Berdasarkan penuturan sebagian

134
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
masyarakat yang hidup dengan genangan ini banyak dikunjungi oleh warga Kabupaten
rob, dapat dinyatakan bahwa tidak adanya Demak dan sekitarnya. Meningkatnya jumlah
alternatif hunian memaksa mereka untuk wisatawan mengakibatkan terbukanya profesi
tetap menetap di lokasi bencana dengan baru yang ditekuni oleh warga. Menjadi tukang
melakukan berbagai macam penyesuaian. Hal ojek, penyewaan perahu, penyedia tempat parkir,
ini mendorong mereka untuk mengerahkan penjual makanan merupakan jenis profesi baru
kemampuan finansial dan tenaga yang ada yang digeluti oleh warga. Kemunculan objek
untuk dapat bertahan di tempat hunian wisata dan timbulnya profesi baru sebagai faktor
yang dimiliki. Keinginan untuk pindah dari pengikat warga untuk tetap bertahan di lokasi
lokasi bencana sangat besar, namun karena bencana.
pemerintah tidak mengakomodasi keinginan
tersebut membuat warga berpikir untuk tetap Kendala Pelaksanaan Strategi Adaptasi
menempati aset satu-satunya yang dimiliki Pengurangan risiko bencana yang di
dengan mengerahkan potensi yang dimiliki. dalamnya berupa program penanganan
Kedua, pekerjaan sebagai nelayan. bencana banjir rob merupakan hal yang
Warga desa memilih tetap bertahan di lokasi mendesak untuk dilaksanakan oleh masyarakat
bencana dikarenakan faktor mata pencaharian. Desa Bedono bersama dengan pemerintah.
Mata pencaharian penduduk sebagian besar Apabila program penanganan bencana banjir
adalah sebagai nelayan yang tidak bisa rob ini tidak berhasil, maka potensi kerugian
hidup jauh dari pesisir dan laut. Hal ini harta benda maupun nyawa menjadi semakin
disebabkan karena kemampuan dan keahlian bertambah. Keberhasilan dalam penanganan
yang tertanam pada sebagian besar penduduk bencana banjir rob tidak lepas dari adanya
adalah kemampuan bekerja melaut, sehingga partisipasi dan kerjasama antara pemerintah
membuat masyarakat tidak mau merasakan dengan masyarakatnya. Akan tetapi, sejalan
kesulitan apabila meninggalkan Desa Bedono dengan pelaksanaan penanganan bencana
dan melakukan alih profesi. banjir rob di lapangan terdapat beberapa
Ketiga, objek wisata di Desa Bedono. kendala yang mempengaruhi keberhasilan
Seiring datangnya bencana rob, muncul objek program tersebut.
wisata baru di Desa Bedono. Objek wisata ini Pertama, peningkatan intensitas dan
berupa wisata bahari hutan mangrove. Tanaman volume bencana banjir rob. Bencana banjir
mangrove yang tumbuh di Desa Bedono sebagai rob merupakan bencana yang disebabkan
hasil dari upaya kerja sama pemerintah, LSM dan oleh peristiwa astronomi dan ulah manusia.
warga masyarakat untuk mengembangkan lahan Intensitas dan besaran bencana banjir rob
yang tenggelam akibat banjir rob. Lambat laun yang disebabkan oleh peristiwa astronomi
seiring berjalannya waktu upaya ini membawa cenderung relatif tetap. Berbeda dengan sebab
dampak berupa berkembangnya tanaman tersebut, sebab banjir rob akibat ulah manusia
mangrove yang luas yang dapat menarik memberi sumbangsih yang lebih besar dari
wisatawan berkunjung untuk menikmati hutan sebab astronomi dan cenderung meningkat
mangrove. Selain dari objek wisata mangrove, di intensitas dan volumenya dari waktu ke waktu.
Desa Bedono juga terdapat wisata religi berupa Banjir rob yang menggenangi Desa
makam Syeh Muzakir. Tempat wisata religi Bedono pada awal tahun 1990 berbeda

135
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

besaran dan intensitasnya dengan saat ini. pemerintah juga berfungsi sebagai pihak
Meningkatnya besaran banjir rob yang terjadi fasilitator yang menyediakan sarana dan
membawa dampak kerugian yang lebih prasarana dalam penanganan terhadap
besar. Peningkatan besaran bencana banjir suatu bencana. Menurut Dulkadir (2016)
rob tersebut menyulitkan warga masyarakat sarana prasarana memegang peranan yang
yang terpengaruh secara langsung oleh sangat penting dalam pelaksanaan tugas
rob untuk melakukan strategi adaptasi. penanggulangan bencana alam. Material
Peningkatan volume banjir rob memerlukan atau peralatan merupakan salah satu unsur
upaya masyarakat yang lebih besar pula, baik penting dalam mendukung keberhasilan dalam
dalam wujud tenaga maupun alokasi dana. pelaksanaan tugas karena bencana tidak dapat
Kedua, nilai strategis Desa Bedono. ditanggulai secara efektif dan cepat tanpa
Desa Bedono terletak 20 km ke arah barat dari menggunakan sarana material atau peralatan
Kota Demak, dan berjarak 3 km dari kantor yang memadai.
Kecamatan Sayung dan jalan Pantura Jawa. Fungsi sebagai fasilitator dan penanganan
Di Desa Bedono tidak terdapat bangunan, bencana banjir rob oleh pemerintah Kabupaten
kantor atau industri yang bernilai strategis Demak sudah dilakukan secara maksimal
yang memerlukan penanganan khusus. meskipun pengaruh yang dirasakan oleh
Bangunan yang terdapat di Desa Bedono masyarakat sangat kecil. Pemerintah
hanya berupa pemukiman, tambak, sekolah Kabupaten Demak memandang bencana
dan beberapa lokasi wisata. Tidak adanya rob sebagai bencana yang kejadian dan
sesuatu bangunan atau instansi yang bernilai penyebabnya terkait dengan permasalahan
strategis menjadikan perhatian pemerintah secara global. Oleh sebab itu, penanganan
daerah maupun pusat dalam penanganan korban bencana rob tidak bisa diserahkan
korban bencana banjir rob tidak maksimal. hanya kepada pemerintah daerah saja, perlu
Nilai strategis suatu daerah diperlukan penanganan secara nasional dan tingkat yang
untuk menentukan tingkat perhatian lebih luas lagi.
pemerintah. Adanya sesuatu nilai yang Pemerintah Daerah Kabupaten Demak
strategis tentu menjadikan prioritas dalam telah melakukan berbagai macam upaya
penanganannya. Desa Bedono sebagai desa agar masyarakat pesisir yang terpengaruh
pesisir yang terpengaruh bencana banjir rob bencana rob dapat bertahan di lingkungannya.
belum mendapatkan bantuan secara maksimal Penanganan yang dilakukan yaitu melakukan
karena Desa Bedono tidak mempunyai nilai normalisasi sungai, penataan lingkungan
strategis. wilayah hulu terutama daerah dataran tinggi
Ketiga, keterbatasan peran pemerintah Kecamatan Mranggen, melakukan koordinasi
daerah. Penanganan terhadap kejadian dengan Pemerintah Kabupaten Semarang
bencana merupakan tanggung jawab bersama mengenai penataan ruang di wilayah Ungaran
pemerintah bersama dengan masyarakat. yang berada di selatan Kabupaten Demak dan
Pemerintah memiliki peran dalam terwujudnya peninggian jalan penghubung di desa pesisir.
suatu bentuk manajemen bencana. Selain Keterbatasan penanganan korban bencana
sebagai pihak yang menentukan kebijakan banjir rob disebabkan oleh keterbatasan
dalam merumuskan manajemen bencana, anggaran. Peran pemerintah daerah sudah

136
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
maksimal meskipun tidak banyak perubahan untuk melakukan perbaikan rumah dalam kurun
yang dirasakan oleh masyarakat. Bencana waktu tertentu. Sumber daya yang dimiliki oleh
banjir rob perlu penanganan pada tingkat masyarakat Desa Bedono dalam bentuk dana
pemerintahan yang lebih tinggi lagi dengan banyak yang diprioritaskan untuk peninggian
anggaran yang lebih besar. Penanganan korban dan perbaikan rumah. (3). Perubahan mata
bencana banjir rob dengan anggaran yang pencaharian tidak bisa menjamin kehidupannya
besar dapat memberikan efek yang signifikan lebih baik dari profesi sebelumnya. Kemunculan
bagi masyarakat. Hal ini karena luas sebaran, profesi baru seiring dengan pengembangan
tinggi genangan dan lama genangan bencana wisata di Desa Bedono belum membawa
banjir rob yang bertambah setiap waktu. perubahan yang lebih baik. Penghasilan yang
Keempat, keterbatasan kemampuan tidak seberapa dari profesi sebagai tukang
warga Desa Bedono. Adaptasi merupakan ojek, tukang parkir dan penjual makanan
suatu penyesuaian yang digunakan manusia hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan
untuk merespon terhadap perubahan sosial pokok saja. Kesempatan dan pilihan kerja yang
dan lingkungan yang terjadi. Berbagai macam terbatas dengan penghasilan harian yang kecil
bentuk strategi adaptasi yang dilakukan oleh membuat masyarakat Desa Bedono kesulitan
masyarakat tergantung dari permasalahan dalam melakukan strategi adaptasi dalam hal
yang dihadapi dan sumber daya yang dimiliki. ekonomi. Kesulitan dalam pelaksanaan strategi
Pelaksanaan strategi adaptasi yang dilakukan adaptasi aspek ekonomi membawa dampak pada
oleh masyarakat Desa Bedono mengalami pelaksanaan startegi aspek fisik dan sosial.
berbagai macam kendala.
Kendala yang dihadapi masyarakat Desa Hasil Penanganan Bencana Banjir Rob
Bedono dalam melakukan strategi adaptasi Menurut Undang-Undang RI No. 24
adalah (1). Minimnya fasilitas infrastruktur Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
umum. Rusaknya fasilitas umum berupa jalan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
dan jembatan menyebabkan pelaksanakan mengurangi risiko bencana, baik melalui
adaptasi secara fisik mengalami kesulitan. Hal ini pembangunan fisik maupun penyadaran
sangat dirasakan oleh warga Dusun Mondoliko dan peningkatan kemampuan menghadapi
dalam melakukan perbaikan hunian. Transportasi ancaman bencana. Salah satu faktor yang
bahan bangunan menjadi sulit dan membutuhkan mempengaruhi besar kecilnya risiko bencana
biaya yang lebih besar. Bantuan dari pemerintah yang terjadi adalah potensi dari bencana itu
berupa perbaikan fasilitas umum berupa jalan sendiri. Potensi bencana yang terjadi di Desa
dan jembatan merupakan faktor penting yang Bedono berupa banjir rob merupakan suatu
menjadikan motivasi tersendiri bagi masyarakat keniscayaan yang tidak dapat dihindari.
untuk tetap bertahan di lokasi bencana banjir rob. Bencana seperti ini memerlukan upaya
(2). Keterbatasan anggaran. Tingkat pendapatan mitigasi secara struktural yang melibatkan
warga Desa Bedono yang rendah menjadikan banyak pihak, anggaran yang besar dan waktu
berbagai macam strategi secara fisik sulit pelaksanaan mitigasi secara terus menerus.
dilakukan. Hal ini dipersulit dengan kejadian Besarnya sumber daya yang diperlukan
kenaikan rob yang mencapai 15-20 cm per dalam pelaksanaan mitigasi terhadap bencana
tahun dan memaksa masyarakat Desa Bedono banjir rob menyebabkan proses mitigasi sulit

137
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

dilaksanakan. Mitigasi yang sulit dilaksanakan yang terdampak bencana maka akan semakin
menyebabkan pengurangan risiko bencana kecil risiko bencana yang terjadi, begitu
banjir rob tidak tertangani dengan baik. sebaliknya. Kemampuan masyarakat Desa
Kerentanan merupakan faktor berikut Bedono dalam penanganan bencana rob
yang menentukan besar kecilnya risiko terkendala dengan keterbatasan sumber daya
bencana yang terjadi. Tingkat kerentanan dapat yang dimiliki. Meskipun kapasitas masyarakat
ditinjau dari kerentanan secara fisik, ekonomi Desa Bedono terbatas, namun masyarakat tetap
dan sosial. Kerentanan fisik berkaitan dengan melakukan berbagai macam upaya ekologis.
struktur ruang wilayah yang terdiri sarana dan Nilai risiko bencana banjir rob yang
prasarana wilayah yang mendukung berbagai terjadi di Desa Bedono sangat besar. Hal ini
macam aktivitas manusia. Bencana banjir rob karena potensi bencana dan kerentanan yang
telah membawa kerugian pada aspek fisik yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan
sangat besar. Kerugian ini berupa rusaknya kemampuan masyarakat dalam menangani
bangunan fasilitas umum dan benda-benda bencana tersebut. Besarnya risiko bencana
pribadi milik warga. yang terjadi menjadikan penanganan bencana
Kapasitas atau kemampuan masyarakat tidak tertangani dengan baik. Sumber daya
dalam merespon bencana merupakan faktor yang dibutuhkan dalam penanganan bencana
berikutnya yang menentukan tingkat risiko banjir rob lebih besar dari kemampuan
bencana. Kapasitas merupakan konsep yang masyarakat maupun pemerintah. Rangkuman
berbanding terbalik dengan kerentanan dan kerugian, bentuk strategi adaptasi dan kendala
potensi bencana. Berdasarkan rumus risiko dalam penanganan bencana banjir rob Desa
bencana, semakin besar kapasitas masyarakat Bedono dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2
Kerugian, Strategi Adaptasi Dan Kendala Dalam Penanganan Bencana Banjir Rob
No Kerugian Strategi Adaptasi Kendala
1 Kerusakan Jembatan • Perbaikan ringan • Terbatasnya bantuan dan anggaran
2 Kerusakan Jalan • Pengurugan dan peninggian • Bangunan tidak permanen dan perlu perbaikan berkala
jalan • Dana yang terbatas
3 Kerusakan • Peninggian peil rumah • Pelakasanaan perbaikan secara berkala
pemukiman • Pengubahan struktur rumah • Dana yang terbatas
• Perbaikan rumah secara berkala
4 Bangunan sekolah • Penggunaan ruang kelas • Bantuan dan penanganan dari pemerintah yang lambat
terendam bersama
5 Kendaraan bermotor • Servis secara berkala • Dana yang terbatas
• Pencucian setelah pemakaian • Tergantung kondisi pemilik kendaraan
6 Kerusakan perkakas • Perbaikan ringan • Dana yang terbatas
rumah tangga • Penggantian perkakas
7 Penurunan kunjungan • Perbaikan sarana dan prasarana • Penanganan dari pemerintah yang lambat
lokasi wisata
8 Kehilangan mata • Alih profesi • Terbatasnya peluang kerja
pencaharian • Terbatasnya kemampuan dan sumber daya warga
9 Perubahan anggaran • Pengeluaran berdasarkan • Perbaikan rumah menjadi priorotas, kebutuhan yang
belanja prioritas lain dikesampingkan
10 Terganggunya proses • Penggunaan ruang kelas • Bersifat sementara
pendidikan bersama
11 Terganggunya proses • Penyedotan air • Pemakaman saat rob datang dan musim hujan
pemakaman • Pembuatan peti jenazah
(Sumber: Peneliti, 2016)

138
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah Pemanfaatan lahan yang sudah tenggelam dan
Perubahan bentuk bumi mempengaruhi tidak digunakan oleh masyarakat dimanfaatkan
perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat. sebagai konservasi hutan mangrove yang saat
Penggunaan lahan berubah, yang sebelumnya ini sebagai objek wisata andalan bagi Desa
terdapat lahan yang digunakan sebagai sawah Bedono. Perubahan penggunanan lahan di
dan tegalan pada tahun 2003, berdasarkan Desa bedono ditunjukkan pada gambar 4 dan
pengamatan peneliti, saat ini sudah tidak ada lagi. 5 serta tabel 3.

Gambar 4
Peta Sejarah Desa Bedono Tahun 2003

(Sumber: Asrofi, 2016)


Gambar 5
Peta Sejarah Desa Bedono Tahun 2016

(Sumber: Asrofi, 2016)

139
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

Tabel 3
Perubahan Penggunaan Lahan Desa Bedono
Tahun 2003 dan 2014 (Ha)
Pemukiman Sawah Tegalan Tambak Mangrove Lain
Dusun
2003 2014 2003 2014 2003 2014 2003 2014 2003 2014 2003 2014
Tonosari 1,1 0,92 0 0 1,74 0 63,32 16,21 0 0,98 30,3 78,36
Morosari 8,4 7,35 0 0 2,2 0 29,1 3,1 0 8,96 62,3 82,59
Pandansari 4,4 4,4 0 0 2,6 0 122,5 54,28 0 9,62 46,9 106,3
Rejosari 4,1 0 0 0 0 0 74,68 0 8,31 110,24 56,85 43,16
Mondoliko 3,6 3,23 15,3 0 0 0 78,36 0 6,69 25,63 21,86 89,35
Bedono 28,7 20,1 43,57 0 0 0 132,08 0 4,56 189,76 62,33 58
Jumlah 50,3 36 58,87 0 6,54 0 500,04 73,59 19,56 345,19 280,54 457,76
(Sumber: Profil Desa Bedono, 2015)

Desa Bedono mengalami perubahan bagi penduduk Desa Bedono adalah wujud
luasan daratan yang diakibatkan banjir rob. nyata bentuk ancaman. Semakin berkurangnya
Perubahan luasan daratan menyebabkan ketersediaan ruang hidup bagi manusia
bergesernya penggunaan lahan yang terjadi. mengindikasikan ketahanan geografi di Desa
Sebelum terjadi rob pada sekitar tahun 1990an Bedono semakin rawan.
bentukan lahan yang ada di Desa Bedono Kedua, gatra sumber daya alam.Tambak
digunakan sebagai area tambak, tegalan, dan sawah merupakan salah satu sumber
sawah dan pemukiman penduduk. Saat ini kekayaan alam yang menopang sebagian
penggunaan lahan di Desa Bedono berubah besar ekonomi warga Desa Bedono dahulu.
luasan lahan yang digunakan sebagai tambak Bencana rob yang datang telah menghilangkan
dan pemukiman menjadi berkurang karena sumber kekayaan alam yang sebelumnya
luasan laut meningkat akibat rob. Untuk menopang kebutuhan ekonomi sebagian besar
memanfaatkan lahan warga yang berubah warga Desa Bedono. Indikator hilangnya
menjadi laut, warga desa memanfaatkan berbagai macam komoditas hasil bumi dari
lahan tersebut sebagai lahan konservasi Desa Bedono menunjukkan bahwa ketahanan
mangrove. Rob telah menenggelamkan area wilayah di Desa Bedono dalam gatra sumber
yang sebagian besar lahan produktif warga kekayaan alam dalam kondisi yang tidak baik.
Desa Bedono. Ketiga, gatra demografi (kependudukan).
Rob menyebabkan tenggelamnya Banyaknya warga Desa Bedono yang pergi
sebagian wilayah Desa Bedono. Perubahan meninggalkan desanya pindah ke desa lain
penggunaan lahan merupakan salah satu menunjukkan bahwa ketahanan wilayah dalam
indikator bahwa Desa Bedono memiliki aspek demografi di Desa Bedono dalam keadaan
permasalahan pada ketahanan wilayah. yang tidak baik. Berkurangnya ketersediaan
Pertama, gatra geografi. Geografi lahan berpengaruh bagi kelangsungan hidup
merupakan salah satu aspek penting yang penduduk Desa Bedono. Jumlah penduduk
digunakan sebagai tempat tinggal bagi Desa Bedono mengalami penurunan karena
manusia dan untuk melangsungkan kehidupan keterpaksaan untuk meninggalkan Desa
di dalamnya. Berkurangnya ketersediaan Bedono dengan cara relokasi. Penduduk sudah
ruang karena tenggelamnya suatu daratan tidak mampu bertahan di wilayah tersebut
sebagai tempat tinggal dan aktivitas lainnya padahal penduduk merupakan subjek yang

140
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
menjalankan seluruh aspek yang terdapat pada menunjukkan tingkat yang rendah, sehingga
gatra sosial. dapat disimpulkan bahwa ketahanan wilayah
Keempat, gatra ideologi. Menurut pada aspek ekonomi di Desa Bedono dalam
Kodiran (2006) ideologi merupakan bentuk kondisi kurang tangguh.
yang digunakan untuk melakukan pembenaran Ketujuh, gatra sosial budaya. Berdasar
terhadap tatanan sosial tertentu dan tatanan kualitas pendidikan warga, pelaksanaan
yang terjadi itu merupakan tatanan yang kegiatan sosial keagamaan dan pelaksanaan
sudah ada dan dilestarikan, dari tatanan sosial kegiatan tradisi dapat dikatakan bahwa
ini membentuk sebuah keyakinan yang ada ketahanan wilayah Desa Bedono berada pada
dalam setiap diri manusia untuk menjadi tingkat yang tidak baik. Hanya indikator
pedoman hidupnya sehari-hari. Indikator tingkat konflik fisik massal antar sesama
ketahanan wilayah pada gatra ideologi di Desa penduduk dan konflik antara penduduk dengan
Bedono menunjukkan bahwa gatra ideologi aparat pemerintah yang tidak terimplikasi oleh
di Desa Bedono tergolong tangguh. Hal ini bencana banjir rob. Akibat bencana banjir rob,
terlihat bahwa warga Desa Bedono menerima terjadi perubahan strata sosial dari masyarakat
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang makmur dan berkecukupan menjadi
yang tepat dalam kehidupan berbangsa masyarakat yang kekurangan. Keadaan seperti
dan bernegara. Indikator lainnya adalah ini berdampak secara langsung terhadap
tidak ditemukan perkembangan ideologi tingkat pendidikan masyarakat Desa Bedono.
lainnya baik yang berhaluan radikal kanan Keadaan ekonomi yang terpuruk menyebabkan
maupun kiri yang dapat mengancam keutuhan faktor pendidikan menjadi urusan yang tidak
bernegara. Selain itu pelaksanaan kegiatan dianggap penting dan mendesak. Perubahan
upacara sebagai wujud nyata penanaman nilai- terjadi juga dalam hal adat istiadat dan
nilai ideologi Pancasila terus dilaksanakan kegiatan keagamaan yang telah lama dijalani
sejak dini sehingga dengan sendirinya akan yaitu acara anjang sana dan bersilaturahim
mempunyai benteng pertahanan ideologi khususnya pada hari besar Islam.
yang kuat. Kedelapan, gatra keamanan. Tingkat
Kelima, gatra politik. Gatra politik di tindakan kriminalitas sebagai indikator di Desa
Desa Bedono dalam keadaan tidak terpengaruh Bedono menunjukkan dalam kondisi yang
oleh bencana banjir rob. Indikator tersebut tangguh. Meskipun dalam keadaan yang serba
dapat dilihat pada partisipasi masyarakat kekurangan karena mengalami kerugian akibat
dalam pelaksanaan demokrasi, penerimaan bencana banjir rob, masyarakat tetap tangguh
warga terhadap hasil demokrasi, indepedensi dengan masih menjaga persatuan, kesatuan
ormas keagamaan dari partai politik dan dan keutuhan walaupun dalam tingkat desa.
pelaksanaan musyawarah untuk mufakat. Wujud terciptanya ketahanan dalam aspek
Keenam, gatra ekonomi. Bencana rob ini tercermin dalam terciptanya stabilitas di
yang terjadi di Desa Bedono berpengaruh Desa Bedono. Tingkat gangguan keamanan
negatif terhadap ketahanan wilayah pada dan kriminalitas yang terjadi di Desa Bedono
gatra ekonomi. Indikator ketahanan dikategorikan rendah, kriminalitas merupakan
wilayah pada gatra ekonomi yang meliputi tolak ukur untuk menetapkan bahwa daerah
tingkat pendapatan dan kesempatan kerja tersebut aman atau tidak.

141
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

Tabel 4
Tingkat Pengaruh Bencana Banjir Rob Terhadap Indikator Ketahanan Wilayah
Implikasi Bencana Banjir Rob
Gatra Indikator
Terhadap Ketahanan Wilayah
Geografi • Penggunaan lahan Ada
Sumber • Komoditi hasil bumi Ada
Kekayaan Alam
Demografi • Mobilitas Ada
Ideologi • Penerimaan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara Tidak Ada
• Perkembangan gerakan radikal kanan dan radikal kiri
• Pelaksanaan upacara bendera di sekolah
Politik • Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi Tidak Ada
• Penerimaan warga terhadap hasil demokrasi
• Indepedensi ormas keagamaan dari partai politik
• Pelaksanaan musyawarah untuk mufakat
Ekonomi • Tingkat pendapatan Ada
• Kesempatan kerja
Sosial Budaya • Tingkat pendidikan warga Ada
• Konflik fisik masal antara sesama penduduk dan konflik antara aparat
pemerintah dengan masyarakat
• Pelaksanaan kegiatan sosial keagamaan
• Pelaksanaan tradisi budaya
Keamanan • Tingkat tindakan kriminal Tidak Ada
• Kepedulian masyarakat terhadap keamanan
(Sumber: Peneliti, 2016)

Bencana banjir rob yang terjadi di Desa Kedua, strategi adaptasi yang dilakukan
Bedono berimplikasi terhadap berbagai gatra masyarakat desa dikategorikan dalam bentuk
pada ketahanan wilayah. Bencana banjir rob 3 adaptasi, yaitu (1). Strategi secara fisik. Ini
berimplikasi terhadap 5 gatra pada ketahanan dilakukan masyarakat Desa Bedono dengan
wilayah yaitu gatra geografi, sumber daya alam, cara meninggikan bangunan rumah yang
demografi, ekonomi dan sosial budaya. Gatra ditinggali, mengubah bentuk rumah menjadi
ideologi, politik dan keamanan merupakan bentuk panggung, membuat pengaman
gatra yang tidak ada implikasi secara langsung bambu di sepanjang jalan dan menempatkan
akibat bencana banjir rob. Secara lengkap dokumen-dukumen di tempat yang tinggi. (2).
disajikan pada tabel 4. Strategi secara ekonomi. Ini dilakukan oleh
warga Desa Bedono dengan cara mengubah
SIMPULAN mata pencaharian yang sebelumnya berprofesi
Berdasar uraian tersebut di atas dapat sebagai petambak alih profesi sebagai penjual
ditarik simpulan sebagai berikut. makanan, pengojek, tukang parkir dan berbagai
Pertama, sikap masyarakat Desa macam pekerjaan kasar lainnya. (3). Strategi
Bedono dalam menghadapi bencana rob adaptasi secara sosial. Ini dapat dilihat pada
dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, kegiatan hajatan, kegiatan keagamaan dan
yaitu masyarakat yang tidak dapat proses pemakaman warga Desa Bedono.
beradaptasi dengan bencana rob memilih Ketiga, bencana banjir rob berimplikasi
pindah ke daerah lain, dan masyarakat terhadap ketahanan wilayah Desa Bedono.
yang melakukan berbagai macam bentuk Implikasi yang diakibatkan oleh bencana
strategi adaptasi tetap memilih tinggal di banjir rob terhadap 8 gatra pada ketahanan
Desa Bedono tersebut. wilayah di Desa Bedono dikelompokkan

142
Akhmad Asrofi, Su Ritohardoyo, Danang Sri Hadmoko -- Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir dalam
Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah)
dalam dua kategori, yaitu (1). Bencana banjir Pamungkas, C., 2011, “Tanggapan dan
rob mempunyai implikasi terhadap gatra Antisipasi Masyarakat Menghadapi Rob
geografi, sumber kekayaan alam, demografi, di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak”,
ekonomi dan sosial budaya. (2). Bencana Skripsi, Universitas Negeri Semarang,
banjir rob tidak berimplikasi terhadap gatra Semarang,
ideologi, politik dan keamanan. Rif ’an, A.A., 2014, “Pemilihan Lokasi
Pengembangan Pemukiman sebagai
DAFTAR PUSTAKA Upaya Adaptasi terhadap Banjir Pasang
Asiyah, S., Rindarjono, M.G., Muryani, C., dan Perubahan Garis Pantai”, Tesis,
2015, “Analisis Perubahan Pemukiman dan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Karakteristik Pemukiman Kumuh Akibat Rijanta, R., Hizbaron, D., Baiquni, M., 2014,
Abrasi dan Inundasi di Pesisir Kecamatan Modal Sosial dalam Manajemen Bencana,
Sayung Kabupaten Demak Tahun 2003- Yogyakarta, Gadjah Mada University
2013”, Jurnal Geoeco,Vol. 1 No. 1, hal 25-34 Press.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Ritohardoyo, S., Sudrajat, Kurniawan, Andri.,
2015, Profil Kecamatan Sayung Tahun 2014, Aspek Sosial Banjir Genangan (Rob)
2015, Demak Di Kawasan Pesisir, Yogyakarta, Gadjah
Chafid, M.A, Pribadi, R., Anugroho, A., 2012, Mada University Press.
“Kajian Perubahan Luas Lahan Mangrove Setyowati, E., 2010, “Partisipasi Masyarakat
di Desa Bedono Kecamatan Sayung dalam Pengelolaan Hutan Mangrove
Kabupaten Demak Menggunakan Citra di Desa Suradadi Kecamatan Sayung
Satelit Ikonos Tahun 2004 dan 2009”, Kabupaten Demak”, Tesis, Sekolah
Journal of Marine Reseacrch Vol. 1 No.2, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,
2012, hal 32-40 Bogor
Dulkadir, 2016, “Optimalisasi Peran Kodim S u b a g y o , H a r d a t i , P. , H a n d o y o , E . ,
Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Tjaturahono, 2009, “Model Pelestarian
dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Lingkungan Berbasis Masyarakat sebagai
Wilayah”, Jurnal Ketahanan Nasional, Upaya Menghadapi Berbagai Iklim”,
Volume 22 No. 1, April 2016, hal. 94-112, Makalah, Universitas Negeri Semarang,
ISSN. 2527-9688 Semarang
Kodiran, 2006, “Perubahan Sosial dan Ideologi: Suhelmi, I.R., 2009, “Pemanfaatan Multimedia
Sebuah Telaah Perspektif Perubahan Sosial dalam Visualisasi Model Rob Berbasis
dan Ideologi Nasional”, Jurnal Ketahanan Sistem Informasi Geografi Di Semarang”,
Nasional, No. XI (2), Agustus 2006, hal. Jurnal Kebencanaan Indonesia Vol.2 No.2
69-74, ISSN. 0853-9340 November 2009, hal 25-31
Lemhannas, 2000, Ketahanan Nasional, Sunarto, 2008, “Hakikat Bencana Kepesisiran
Jakarta, Balai Pustaka. dalam Perspektif Geomorfologi dan
Marfai, M.A., 2014, Banjir Pesisir Kajian Upaya Pengurangan Resikonya”, Jurnal
Dinamika Pesisir Semarang, Yogyakarta, Kebencanaan Indonesia Vol.1 No.4 Mei
Gadjah Mada University Press, 2008, hal 11-15

143
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, No 2, Agustus 2017: 125-144

Peraturan Perundangan Internet


Undang-undang Republik Indonesia Nomor h t t p : / / e p a p e r. s u a r a m e r d e k a . c o m /
24 Tahun 2007 Tentang Penanggu- read/2014/12/18/27SM18L14SMT.
langan Bencana. pdf, diakses 25 September 2016
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wawancara
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau 1. Bapak H. Harno
Kecil.

144

Вам также может понравиться