Вы находитесь на странице: 1из 55

PERBEDAAN KARAKTERISTIK WANITA PENGGUNA ALAT

KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL


DI PT GREAT GIANT FOODS

(Skripsi)

Oleh

SUKMA NUGROHO

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT

DIFFERENCES OF WOMEN'S CHARACTERISTICS OF USERS OF


HORMONAL AND NON HORMONAL CONTRACEPTION TOOLS IN
PT GREAT GIANT FOODS

By
Sukma Nugroho
Background: Keluarga Berencana (KB) is a government program to regulate the
rate of population growth in Indonesia by using contraceptive methods.
Contraception is divided into two types, namely hormonal contraception and non-
hormonal contraception. The characteristics that affect contraceptive use are age,
education, number of children and husband's support. This study was conducted to
determine what characteristics influence the selection of hormonal and non-
hormonal contraceptive types in female workers at PT Great Giant Foods..

Method: This study is a comparative analytic study with a cross-sectional


approach that uses 270 medical records from hormonal and non-hormonal
contraceptive acceptors at PT Great Giant Foods from January to December 2018.
Data was analyzed using univariate analysis and bivariate Chi-Square test and
Fisher Exact alternative test with α = 0.05..

Result: The results showed that the characteristics of age and number of children
in women using contraception had a significant relationship with the selection of
hormonal and non-hormonal contraceptive types. In women with a characteristic
age of ≤35 years, there are 3,815 times more likely to use hormonal contraception.
On the characteristics of the number of children, women with a number of
children ≤2 children have a possibility of 3,393 greater use of hormonal
contraception. On the characteristics of husband's support, husbands supported the
use of contraception. On the characteristics of the education level, it was found
that there was no relationship between contraceptive use and the level of
education.

Conclusion: The characteristics of age ≤35 years and the number of children ≤2
children more influence hormonal use.

Keyword: Contraception, hormonal, non hormonal.


ABSTRAK
PERBEDAAN KARAKTERISTIK WANITA PENGGUNA ALAT
KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL
DI PT GREAT GIANT FOODS

Oleh
Sukma Nugroho
Latar Belakang: Keluarga Berencana merupakan program pemerintah untuk
mengatur laju pertambahan penduduk di Indonesia dengan menggunakan metode
kontrasepsi. Kontrasepsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu kontrasepsi hormonal dan
kontrasepsi non hormonal. Adapun karakteristik yang mempengaruhi penggunaan
kontrasepsi yaitu usia, pendidikan, jumlah anak dan dukungan suami. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik apa saja yang mempengaruhi dalam
pemilihan jenis kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada pekerja wanita di
PT Great Giant Foods.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan


pendekatan cross-sectional yang menggunakan 270 rekam medis dari akseptor
kontrasepsi hormonal dan non hormonal di PT Great Giant Foods pada bulan
Januari hingga Desember 2018. Analisis data menggunakan analisis univariat dan
bivariat uji Chi-Square dan uji alternatif Fisher Exact dengan α = 0,05.

Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik usia dan jumlah anak pada
wanita pengguna kontrasepsi memiliki hubungan yang signifikan dengan
pemilihan jenis kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Pada wanita dengan
karakteristik usia ≤35 tahun memiliki kemungkinan 3.815 kali lebih besar
menggunakan kontrasepsi hormonal. Pada karakteristik jumlah anak, wanita
dengan jumlah anak ≤2 anak memiliki kemungkinan 3.393 lebih besar
menggunakan kontrasepsi hormonal. Pada karakteristik dukungan suami
didapatkan suami mendukung dalam pemakaian kontrasepsi. Pada karakteristik
tingkat pendidikan didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara
penggunaan kontrasepsi dengan tingkat pendidikan.

Simpulan: Karakteritik usia ≤35 tahun dan jumlah anak ≤2 anak lebih
mempengaruhi penggunaan hormonal.

Kata Kunci : Kontrasepsi, hormonal, non hormonal.


PERBEDAAN KARAKTERISTIK WANITA PENGGUNA ALAT
KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL
DI PT GREAT GIANT FOODS

Oleh
SUKMA NUGROHO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya, bahwa:

Skripsi dengan judul “PERBEDAAN KARAKTERISTIK WANITA

PENGGUNA ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON

HORMONAL DI PT GREAT GIANT FOODS” adalah hasil karya sendiri dan

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya penulis lain dengan cara

tidak sesuai tata etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau

disebut plagiarisme. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya

kepada Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini, apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya

ketidakbenaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan

kepada saya.

Bandar Lampung, 24 Juli 2019


Pembuat Pernyataan

Sukma Nugroho
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada 20 September 1998, anak dua dari lima

bersaudara dari pasangan Bapak Sugeng Haryanto dan Ibu Ciunah. Penulis

menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Umpu Bhakti pada 2009,

sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Blambangan Umpu pada 2012,

sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu pada 2015. Pada

2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada Januari–Februari 2018 di

Desa Labuhan Ratu III, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai anggota Divisi Medis di

Lembaga Dakwah FSI Ibnu Sina Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

bendahara Divisi Satgas Log di PMPATD Pakis Rescue Team Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.


“Hidup yang tak di perjuangkan adalah hidup
yang tak layak untuk dimenangkan”

Karya ini kupersembahkan kepada


mama, papa, adik kakak, keluarga dan
teman teman sejawat Terimakasih untuk
cinta, kasih sayang dan dukungan yang
telah kalian berikan

MAKA INGATLAH KEPADA-KU, NISCAYA AKU AKAN INGAT KEPADAMU


BERSYUKURLAH KEPADA-KU, DAN JANGANLAH KAMU INGKAR
KEPADAKU
QS.Al-Baqarah : 152
SANWACANA

Alhamdulillah hirobbila’lamin. Rasa syukur yang dalam penulis ucapkan kepada

Allah Subhanallahu Wata’ala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan yang berarti. Penulis melakukan

penelitian dengan judul “Perbedaan Karakteristik Wanita Pengguna Alat

Kontrasepsi Hormonal Dan Non Hromonal Di PT Great Giant Foods”

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan masukan, bantuan,

dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan segenap

kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, SKM, M. Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung;

3. dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp. OG. selaku Pembimbing Utama, yang

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta selalu memberikan

dorongan kepada penulis. Terima kasih atas kebaikan Dokter selama ini, serta

arahan, nasihat, masukan dan bimbingan yang sangat berguna bagi penulis,
4. dr. Oktafany, S.Ked., M.Pd.Ked selaku Pembimbing Anggota, yang bersedia

meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta selalu memberikan dorongan kepada

penulis. Terima kasih atas kebaikan Dokter selama ini, serta arahan, nasihat,

masukan dan bimbingan yang sangat berguna bagi penulis;

5. dr. Rodiani, S. Ked., M.Sc., Sp. OG selaku Penguji, yang bersedia

meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta selalu memberikan dorongan kepada

penulis. Terima kasih atas arahan dan nasihat yang tidak pernah putus

diberikan selama proses penyusunan skripsi ini;

6. dr. Fitria Saftarina, S. Ked., M. Sc selaku pembimbing akademik, terimakasih

dokter atas waktu, bimbingan, dan saran yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh staff dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung atas ilmu

waktu, bimbingan yang telah diberikan dalam proses perkuliahan ini;

8. Seluruh staff akademik, adminstrasi, dan tata usaha Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung yang telah membantu, memberikan waktu dan tenaga

serta kesabarannya selama dalam proses penyelesaian penelitian ini;

9. Terimakasih teruntuk kedua orang tuaku, Bapak Sugeng Haryanto dan Ibu

Ciunah yang teramat sangat saya cintai dan sayangi atas doa, perhatian,

semangat, kesabaran, kasih sayang, dan dukungan yang selalu mengalir setiap

saat. Terima kasih untuk perjuangannya memberikan pendidikan yang

terbaik, baik pendidikan akademis maupun non akademis yang berguna untuk

bekal di masa depan;


10. Terimakasih kepada kakak dan adikku Faris Putra Haryanto, Abdurrafi Al

Faruq, Fadhil Muhammad Gibran dan Amanda Lathifah Az Zahra atas doa,

dukungan, semangat, kesabaran, keikhlasan, motivasi, dan kasih sayang yang

selalu menjadi alasan saya untuk terus berjuang sampai saat ini;

11. Terimakasih teruntuk seluruh keluarga besar yang telah ikut mendoakan

dalam mewujudkan cita-citaku. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan

memberikan kebahagiaan:

12. Terimakasih kepada pak Hidayatullah, pak Nana, pak Yogo dan mba Puspita

untuk bimbingan dan arahannya dalam proses penelitian, serta terimakasih

kepada seluruh pegawai dan staff Perusahaan Great Giant Foods atas bantuan

dan kesediaannya untuk menjadi responden dalam proses penelitian hingga

skripsi ini dapat terselesaikan;

13. Terimakasih kepada Old Nunyai Brotherhood (kak Bahtiar, kak Dafi, kak

dwi, kak Reandy, kak Andi, kak Wowo, kak Ardika, kak Yohanes dan lain

lain), kakak-kakak angkatku yang selalu memberi semangat, masukan dan

saling mendukung dalam proses perkuliahan selama ini;

14. Terimakasih kepada Kesumayuda, Iqbal, Aslam, Sany, Aldi, Dikyud, Ndon,

Geri, Kibar dan Ghalib yang selalu memberikan masukan, nasihat, kritik serta

bantuannya dalam perkuliahan dan proses penyusunan skripsi, sekali lagi

penulis ucapkan terimakasih;

15. Kepada “Laknat” (Reandy Ilham Andriyono, Thare Pratama Petisa), sahabat

dengan hobi yang sama. Terimakasih untuk selalu menemani dan berbagi

duka cita selama menjalani proses perkuliahan selama ini;


16. Terimakasih kepada Luthfi, Nikom, Yati, Balqis, Cut, Made Ayu dan Devi

yang menjadi tempat berbagi duka cita selama menjalani proses perkuliahan

selama ini;

17. Terimakasih kepada para sahabat sekaligus keluarga kedua (PMPATD Pakis

Rescue Team) yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan selama

proses perkuliahan ini, semoga tali silaturahmi kita selalu terjaga;

18. Evriana Citra, Dinda Afifah, Refi Fandana dan Chintya Dina sebagai teman

dengan Pembimbing yang sama. Terima kasih sudah memberikan semangat

dan masukan dalam pengerjaan skripsi ini;

19. Seluruh teman angkatan ku, ENDOM15IUM, terimakasih untuk tahun-tahun

sulit yang sudah kita lewati bersama. Terus jaga kekompakan kita;

20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, akan

tetapi penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat pahala dan ridho dari Allah Subhanallahu Wata’ala dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 24 Juli 2019


Penulis,

Sukma Nugroho
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................6
1.4.1 Bagi Penulis ....................................................................................6
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................7
1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan .................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8


2.1 Kontrasepsi ...............................................................................................8
2.1.1 Pengertian Kontrasepsi ...................................................................8
2.1.2 Metode Kontrasepsi ........................................................................9
2.1.3 Jenis Kontrasepsi ..........................................................................10
2.2 Faktor Faktor Pemilihan Jenis Metode Kontasepsi ...............................16
2.3 Perilaku ..................................................................................................22
2.4 Kerangka Pemikiran ...............................................................................23
2.4.1 Kerangka Teori .............................................................................23
2.4.2 Kerangka Konsep .........................................................................23
2.5 Hipotesis .................................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................25
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................25
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................25
3.3 Populasi dan Sampel ..............................................................................25
3.3.1 Populasi dan Sampel.....................................................................25
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................27
3.4 Kriteria Penelitian ..................................................................................28
3.4.1 Kriteria Inklusi ..............................................................................28
3.4.2 Kriteria Eksklusi ...........................................................................28
3.5 Variabel Penelitian.................................................................................28
3.6 Definisi Operasional Variabel ...............................................................29
3.7 Alur Penelitian .......................................................................................29
3.8 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................31
3.8.1 Pengolahan Data ...........................................................................31
3.8.2 Analisis Data ................................................................................31
3.9 Etika Penelitian ......................................................................................33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................34


4.1 Gambaran Umum Penelitian...................................................................34
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................35
4.2.1 Analisis Univariat .........................................................................35
4.2.2 Analisis Bivariat ...........................................................................38
4.3 Pembahasan ............................................................................................42
4.3.1 Usia ...............................................................................................42
4.3.2 Pendidikan ....................................................................................43
4.3.3 Jumlah Anak .................................................................................44
4.3.4 Dukungan Suami ..........................................................................45
4.3 Keterbatasan Penelitian ..........................................................................46

BAB V KESIMPULAN .......................................................................................48


5.1 Kesimpulan .............................................................................................48
5.2 Saran .......................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................50

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Faktor-faktor pembentuk perilaku ....................................................................23

2. Alur penelitian ....................................................................................................30


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Besar sampel berdasarkan tingkat presisi ..........................................................26


2. Perhitungan jumlah sampel ................................................................................28
3. Definisi operasional ...........................................................................................29
4. Distribusi usia pekerja wanita pengguna kontrasepsi di PT Great Giant Foods 36
5. Distribusi jumlah anak pekerja wanita pengguna kontrasepsi di PT Great Giant
Foods .................................................................................................................36
6. Distribusi dukungan suami pekerja wanita pengguna kontrasepsi di PT Great
Giant Foods .......................................................................................................37
7. Distribusi tingkat pendidikan pekerja wanita pengguna kontrasepsi di PT Great
Giant Foods .......................................................................................................37
8. Distribusi jenis kontrasepsi pekerja wanita pengguna kontrasepsi di PT Great
Giant Foods .......................................................................................................38
9. Hubungan usia pekerja wanita dengan penggunaan kontrasepsi .......................39
10. Hubungan usia pekerja wanita dengan penggunaan kontrasepsi .....................40
11. Hubungan dukungan suami pekerja wanita dengan penggunaan kontrasepsi .41
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kurang seimbangnya

penyebaran dan struktur umur penduduk masih merupakan masalah utama

yang sedang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah

penduduk yang besar tanpa diiringi kualitas sumber daya manusia yang baik

mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan

untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan rakyat (Handayani, 2010).

Berdasarkan sensus penduduk 2010 periode 2000-2010, jumlah penduduk

indonesia meningkat sebanyak 32,5 juta jiwa, dari 205,8 juta jiwa (SP, 2010)

menjadi 237,5 juta jiwa (BPS, 2014). Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan laju pertumbuhan penduduk masih besar.

Pertumbuhan penduduk terus bertambah, sementara laju pertumbuhan

ekonomi berjalan lamban, maka negara tersebut akan semakin bertambah

miskin dan akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Salah satu

usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan tersebut adalah dengan

mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Program ini dimaksudkan

untuk membantu pasangan dan perorangan dalam tujuan kesehatan


2

reproduksi yang berkualitas. Selain itu melalui program ini dapat menurunkan

tingkat/angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas,

dan untuk mempersiapkan kehidupan dalam mendukung upaya peningkatan

kualitas generasi mendatang (Noviawati, 2011).

Program keluarga berencana (KB) ini dirintis tahun 1951 dan terus

berkembang, sehingga pada tahun 1970 terbentuklah Badan koordinasi

keluarga berencana nasional (BKKBN). Program ini salah satu tujuannya

adalah penjarangan kelahiran menggunakan metode kontrasepsi dan

menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat

melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk (Ari

Sulistyawati, 2011).

Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN

2015-2019 sebagai berikut: 1. Menurunkan laju pertumbuhan penduduk

(LPP) dan angka kelahiran total (TFR); 2. Meningkatkan pemakaian

kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dari 65,2% menjadi

66%; 3.penurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need); 4.

Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19

tahun); 5. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita usia

subur (15-49 tahun) (BKKBN, 2015: 3). Ada beberapa metode kontrasepsi

modern yang dapat digunakan seperti suntikan, implant, Intra Uterine Device

(IUD), dan sterilisasi (Hartanto, 2010).


3

Berdasarkan rincian diatas, bila dilihat berdasarkan kandungannya

kontrasepsi dibedakan menjadi kontrasepsi hormonal dan non-hormonal,

kontrasepsi hormonal diantaranya meliputi suntikan, pil dan implant

sedangkan kontrasepsi non hormonal meliputi IUD (Intra uterine device),

MOW (metode operatif wanita), MOP (metode operatif pria) dan Kondom

(BKKBN, 2014). Berikut merupakan rincian hasil pelayanan Peserta KB baru

di Indonesia tahun 2018 adalah sebanyak 7.173.810 peserta KB hormonal

yang meliputi 784.215 peserta Implant (9,23%), 4.128.115 peserta Suntikan

(48,56%), dan 2.261.480 peserta Pil (26,60%), serta 926.437 peserta KB non

hormonal yang meliputi 258.632 peserta IUD (7,75%), 128.793 peserta

MOW (1,52%), 21.374 peserta MOP (0,25%), 517.638 peserta Kondom

(6,09%). Dilihat dari jenis kelamin, metode kontrasepsi perempuan yang

digunakan jauh lebih besar dibandingkan dengan metode kontrasepsi laki-

laki. Metode perempuan sebesar 93,66%, sementara metode laki-laki hanya

sebesar 6,34%. Ini menunjukan bahwa partisipasi laki-laki dalam

menggunakan alat kontrasepsi masih sangat kecil, penggunaan alat

kontrasepsi masih dominan dilakukan oleh perempuan (BKKBN, 2018).

Sementara itu data peserta KB yang tercatat di provinsi lampung sebanyak

134.955 peserta KB aktif yang dibedakan 124.761 peserta KB Hormonal dan

10.194 peserta KB Non Hormonal, yang terdiri dari 7.125 IUD, MOW 1.180,

MOP 585, Implan 12.776, Suntik 91.292, Kondom 1.304 dan Pil 20.693

(Kemenkes, 2018). Data pengguna KB di Kabupaten Lampung Tengah

tercatat sampai dengan Oktober 2018 terdapat 11.865 peserta KB baru yang
4

terdiri dari 2.076 IUD, 311 MOW, 14 MOP. 3.921 Implan dan 5.543 suntikan

(Dinkes Lamteng, 2018).

Faktor keputusan individu untuk menggunakan kontrasepsi tidak terlepas dari

faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Jika dikaitkan

dengan teori perilaku Lawrence Green (2005) bahwa perilaku dipengaruhi

oleh tiga faktor, yaitu faktor yang pertama predisposing factor merupakan

faktor pemudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang yang

dapat dilihat dari umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas dan riwayat

kesehatan. Faktor yang kedua adalah enabling factor atau faktor pemungkin

yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan,

faktor ini meliputi Pelayanan KB (ruangan, alat, dan transportasi). faktor

ketiga adalah reinforcing factor atau faktor penguat yaitu faktor yang

memperkuat terjadinya perilaku, dalam hal ini adalah dukungan suami dan

dukungan petugas pelayanan KB (Notoatmodjo, 2010). Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rani Pratama Putri 2017, bahwa faktor tingkat

pengetahuan, sikap ibu, dukungan suami, dan pelayanan keluarga berencana

sangat mempengaruhi penggunaan kontrasepsi.

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Great Giant Foods, PT Great Giant Foods

merupakan perusahan yang bergerak di bidang agribisnis. Perusahaan Great

Giant Foods ialah pabrik yang menghasilkan olahan nanas yang berlokasi di

Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Industri ini merupakan

industri dengan tenaga kerja wanita terbanyak di Lampung yaitu berjumlah

8.639 pekerja. Salah satu alasan banyaknya pekerja wanita yang bekerja di
5

perusahaan tersebut ialah karena tuntutan ekonomi serta lapangan pekerjaan

yang sedikit menyebabkan pilihan pekerjaan seorang wanita menjadi sedikit.

Pilihan pekerjaan yang sedikit menyebabkan sebagian wanita memilih untuk

bekerja di luar rumah dengan beban kerja yang tidak ringan walaupun dalam

keadaan hamil. Salah satu pekerjaan yang dipilih yaitu bekerja sebagai buruh

pabrik untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya. Badan Pusat Statistik

(BPS, 2017) menunjukan bahwa jumlah wanita usai subur yang bekerja

mencapai 67,70% dengan 87% berada pada sektor industri dengan rata-rata

beban kerja >42 jam per minggu dengan enam hari kerja.

Berdasarkan hasil survey awal data penelitian di PT Great Giant Foods,

jumlah wanita usia subur pada tahun 2018 sebanyak 2.293 wanita dan jumlah

peserta KB aktif pada tahun 2018 sebanyak 1.835 peserta. Dari keseluruhan

data survei awal didapatkan jumlah peserta kontrasepsi Hormonal sebanyak

1.578 peserta (Pil 516 peserta, Suntik 671 peserta dan Implant 391 peserta)

dan Non Hormonal sebanyak 257 peserta (IUD 97 peserta, MOW 64 peserta

dan Kondom 96 peserta). Berdasarkan perbedaan jumlah pengguna jenis

kontrasepsi tersebut peneliti ingin mengetahui karakteristik dari pekerja yang

memakai alat kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal. Belum adanya

penelitian yang dilakukan mengenai karakteristik wanita pengguna alat

kontrasepsi di PT Great Giant Foods, membuat peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Perbedaan Karakterisik Wanita Pengguna Alat

Kontrasepsi Hormonal Dan Non Hormonal Di PT Great Giant Foods”.


6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut;” Adakah Perbedaan Karakteristik Wanita Pengguna Alat

Kontrasepsi Hormonal Dan Non Hormonal Di PT. Great Giant Foods?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan karakteristik pengguna alat kontrasepsi

Hormonal dan Non Hormonal PT. Great Giant Foods.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis kontrasepsi yang dipakai oleh pengguna


kontrasepsi di PT Great Giant Foods.
2. Mengetahui karakteristik pengguna kontrasepsi Hormonal di PT.
Great Giant Foods.
3. Mengetahui karakteristik pengguna kontrasepsi Non-Hormonal di
PT. Great Giant Foods.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama

berada di perkuliahan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung serta

memberi pengalaman dan menambah wawasan peneliti mengenai ilmu

yang terkait dengan penelitian.


7

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam

memberikan informasi dan pengetahuan tentang karakteristik wanita

pengguna alat kontrasepsi di PT. Great Giant Foods.

1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pelayanan dan penyuluhan bagi ibu khususnya pengetahuan mengenai

alat kontrasepsi.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrasepsi

2.1.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dengan

konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi

ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur

dengan sel sperma (Handayani, 2010).

Program keluarga berencana (KB) merupakan program yang

dicanangkan pemerintah dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil

bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat

yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan

penduduk di Indonesia (Asih, 2009).

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam Program

Keluarga Berencana untuk pengendalian fertilitas atau menekan

pertumbuhan penduduk yang paling efektif. Pelaksanaan program KB

diupayakan agar semua metoda atau alat kontrasepsi yang disediakan

dan ditawarkan kepada masyarakat memberikan manfaat optimal


9

dengan meminimalkan efek samping maupun keluhan yang ditimbulkan

(BKKBN, 2015).

2.1.2 Metode Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Bila dilihat berdasarkan metode atau cara kontrasepsi dibagi dalam dua

kategori, yaitu metode kontrasepsi modern dan cara tradisional. Metode

kontrasepsi modern meliputi sterilisasi wanita, sterilisai pria, pil KB,

IUD, suntik KB, susuk, kondom pria, intravagina diafragma, kontrasepsi

darurat dan metode amenore laktasi (MAL). Cara tradisional meliputi

pantang berkala (kalender), sanggama terputus dan jamu (BKKBN,

2012).

Metode kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas

dua kelompok, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan

metode kontrasepsi non-MKJP. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

atau MKJP merupakan kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka

waktu lama lebih dari 2 tahun, efektif dan efisien untuk tujuan

pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun atau mengakhiri

kehamilan atau sudah tidak ingin tambah anak lagi, di antaranya yaitu

IUD, Implan, susuk dan Sterililisasi pada pria/wanita. Sedangkan pil,

suntik KB dan kondom merupakan metoda kontrasepsi non-MKJP

(Asih, 2009).
10

Bila dilihat berdasarkan kandungannya kontrasepsi dapat dibedakan

sebagai kontrasepsi hormonal (pil, suntikan dan implant) dan

kontrasepsi non-hormonal ( AKDR, kontrasepsi mantap dan kondom).

2.1.3 Jenis Kontrasepsi

2.1.3.1 Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi

yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya

konsepsi. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana

estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap

kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi

hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).

Berikut jenis jenis kontrasepsi hormonal :

a) Kontrasepsi Pil

Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan

progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon

ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga

menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah

ovulasi. Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah

ovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-gejala pseudo

pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara

membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2010).


11

Pil oral bekerja dengan cara mengentalkan lendir leher rahim

sehingga sperma akan sulit masuk dan mencapai sel telur.

Lapisan dinding rahim juga akan diubah sehingga tidak siap

menerima dan menghidupi sel telur yang telah dibuahi. Selain

itu, juga dapat mencegah indung telur melepaskan sel telur

setiap bulannya (ovulasi) (Siswosuharjo, 2010).

b) Suntikan

Kontrasepsi suntik terdiri dari dua jenis yaitu suntik 1 bulan

dan suntik 3 bulan. Suntik 3 bulan merupakan suntik

intramuscular yang bekerja sama seperti implan,

mengandung Medroksiprogesteron (DMPA atau Depo-

Provera). Kerugiannya, berisiko kanker payudara dan

meningkatkan osteoporosis karena terjadi penurunan densitas

tulang (reversible) (Manuaba, 2010).

c) Implant

Implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang atau

disisipkan di bawah kulit, efektif mencegah kehamilan

dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang

dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam

tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah (Asih, 2009).

Implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang atau

disisipkan di bawah kulit, efektif mencegah kehamilan

dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang


12

dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam

tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah (Asih, 2009).

Implan sangat sulit dilepaskan dan tidak dapat digunakan

oleh seorang wanita yang menderita tromboflebitis aktif,

perdarahan yang tidak dapat dijelaskan, penyakit atau tumor

hati yang aktif, atau penderita/dicurigai mengalamai kanker

payudara (Manuaba, 2010).

Implan dipasang secara subdermal pada lengan bagian dalam

sebelah kanan atas dengan menggunakan insisi dan anestesi

lokal dengan bantuan trokar. Cara kerja implan yaitu

mengganggu serviks menjadi kental, mengganggu

pembentukan proses endomitrium sehingga sulit terjadi

implanasi dan mengurangi transportasi sperma serta menekan

ovulasi (Asih, 2009).

Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah

levonorgestrel (LNG), yakni hormon yang berfungsi

menghentikan suplai hormon estrogen yang berfungsi

mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan dengan

demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Dibandingkan

pil atau suntikan KB hormon yang terkandung dalam susuk

ini lebih sedikit (Asih, 2009).


13

2.1.3.2 Kontrasepsi Non-Hormonal

Kontrasepsi non-hormonal adalah kontrasepsi yang tidak

mengandung hormon, di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau yang dikenal

dengan IUD (Intra-Uterine Devices) merupakankontrasepi

non hormonal yang dipasang di rahim (Asih, 2009).

AKDR merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam

rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan

indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari

bahan plastik polietilen, ada yang dililit oleh tembaga dan ada

yang tidak (BKKBN, 2012).

Beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk

mencegah pembuahan sel telur oleh sperma, salah satunya

adalah spiral, yang bisa bertahan dalam rahim dan terus

menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah

itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling

umum digunakan adalah plastik, atau plastik bercampur

tembaga (Asih, 2009).


14

2. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang

dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur

(pada perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontap

adalah salah satu cara kontrasepsi untuk mengakhiri

kelahiran, yang dikenal dengan dua macam, yaitu Kontap

Pria atau MOP atau Vasektomi dan Kontap Wanita atau

MOW atau Tubektomi (Asih, 2009).

Efektifitasnya tinggi, dengan angka kegagalan rendah dan

kejadian kegagalan disebabkan oleh tehnik operatif yang

kurang baik ataupun rekanalisasi spontan, serta efek samping

minimal. Keuntungannya lebih aman (keluhan lebih sedikit),

lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan) dan lebih

efektif (tingkat kegagalan sangat kecil) serta ekonomis (Asih,

2009).

a. MOW (Metoda Operasi Wanita / Tubektomi)

MOW adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran

telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak

dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak

dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak

terjadi kehamilan. Cara yang dilakukan dengan

mengoklusi (mengikat dan memotong atau memasang

cincin) tubafalopi maka sperma tidak dapat bertemu

dengan ovum (Asih, 2009).


15

b. MOP (Metoda Operasi Pria / Vasektomi)

Salah satu bentuk kontrasepsi pria yaitu vasektomi, yang

dilakukan melalui sebuah insisi kecil di skrotum dan

lumen vas deferens dirusak untuk menghambat lewatnya

sperma dari testis (Leveno, 2009).

MOP atau vasektomi adalah prosedur klinik untuk

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan

melakukan oklusi vas deferens sehingga alur tranportasi

sperma terhambat dan proses fertilitasi (penyatuan dengan

ovum tidak terjadi). Tindakan oklusi dilakukan terhadap

kedua saluran mani sebelah kanan dan sebelah kiri

sehingga tidak dapat menyebabkan kehamilan (Asih,

2009).

3. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu

metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan

atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama

(BKKBN, 2012).

Cara kerjanya adalah menghalangi terjadinya pertemuan

sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung

selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma

tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi

perempuan. Selain itu, untuk mencegah penularan


16

mikroorganisme (Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk

HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan

yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)

(BKKBN, 2012).

2.2 Faktor Faktor Pemilihan Jenis Metode Kontasepsi

di Indonesia sendiri penggunaan kontrasepsi yang relatif masih rendah di

pengaruhi oleh faktor sosisal, demografi, ekonomi dan sarana serta faktor

yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dari kontrasepsi itu sendiri

(Puslitbangkes, 2011). Faktor-faktor yang berhubungan antara lain seperti

diuraikan di bawah ini :

1. Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu muda di USA, mereka

mengatakan bahwa untuk menjarangkan kehamilan diperlukan suatu

metode kontrasepsi yang efektif untuk jangka panjang, karena umur yang

muda maka masa reproduktifnya lebih panjang, dari penelitian tersebut

didapatkan data pada wanita usia <21 tahun cenderung mengalami

kehamilan yang tidak diinginkan dan abortus lebih besar dua kali

(Winner dkk, 2012).

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang

termasuk dalam penggunaan kontrasepsi, mereka yang berusia tua

mempunyai peluang lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi

dibandingkan dengan anak muda. Pada hasil penelitian yang dilakukan

oleh Abrar Jurisman pada tahun 2015 didapatkan hasil bahwa responden
17

yang berumur antara 20 sampai 35 tahun paling banyak memilih

kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang berumur diatas 35 tahun.

Kelompok umur untuk pengguna alat kontrasepsi dibagi menjadidua

kategori yaitu umur ≤ 35 tahun dan > 35 tahun (BKKBN, 2011).

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

pengetahuan dan persepsi sesorang terhadap pentingnya sesuatu hal,

termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan seseorang

yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih

mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru.

Pada penelitian yang dilakukan Abrar, dimana pada penelitiannya

disebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor tingkat

pendidikan dengan pemilihan metode kontrasepsi pada pasangan usia

subur di wilayah kerja puskesmas, pada hasil penelitian ini disimpulkan

bahwa responden yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak memilih

kontrasepsi IUD (Abrar, 2016). Hal ini diperkuat dengan adanya

penelitian yang dilakukan Renny bahwa tingkat pendidikan memiliki

hubungan yang signifikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Tingkat

pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya dalam

pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Ini disebabkan karena orang yang

berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah

menerima ide dan tata cara kehidupan baru, sehingga dapat disimpulkan
18

bahwa seharusnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan

memilih metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD (Renny, 2013).

Namun dalam penelitian yang dilakukan Annisa Rahma Adhyani pada

tahun 2011 didapatkan hasil bahwa wanita yang memiliki tingkat

pendidikan rendah, menengah dan tinggi memilih jenis kontrasepsi

suntik. Hal ini disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan anatara faktor tingkat pendidikan dengan pemilihan

kontrasepsi pada wanita usia 20-39 tahun (Annisa, 2011).

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut tampak bahwa tidak selalu adanya

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan

metode kontrasepsi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik dan

jumlah responden dari tiap penelitian yang berbeda beda. Menurut

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 66 tahun 2010 tingkat

pendidikan dikategorikan tingkat pendidkan di bedakan menjadi tiga

yaitu pendidikan rendah (SD-SMP), pendidikan menengah

(SMA/sederajat) dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

3. Pekerjaan

Banyak penelitian menemukan bahwa perempuan yang bekerja dan ikut

berpartisipasi dalam menyumbang sumber perekonomian keluarga

cenderung lebih mengatur kesuburannya, dengan memiliki satu anak atau

bahkan tidak sama sekali, persaingan dalam karir dan pekerjaanbahkan

kebijakan dari tempat kerja membuat mereka memilih untuk tidak

mempunyai anak, sehingga mereka harus memilih kontrasepsi yang


19

paling efektif dan berlangsung dalam waktu yang lama (Mosha & Ruben,

2013).

4. Paritas

Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang paling mendasar

mempengaruhi perilaku perempuan usai subur dalam menggunakan

kontrasepsi. Sejalan dengan konsep selogan “dua anak lebih baik”. Pada

awal program KB, penggunaan alat kontrasepsi adalah mereka yang telah

mempunyai anak cukup banyak. Dengan berjalannya waktu dan

pelayanan program maka lebih banyak wanita dengan paritas yang lebih

kecil akan menggunakan alat kontrasepsi. Gejala ini melandasi pengaruh

jumlah anak terhadap penggunaan alat kontrasepsi (BKKBN, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh asiva pada tahun 2015

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah

anak dengan perilaku penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur di

Sumatra Utara pada tahun 2008 – 2012. Pada penelitian ini diketahui

bahwa penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia subur sebagian

besar memiliki 3 – 4 anak, sedangkan jumlah anak paling sedikit yang

dimiliki wanita usia subur pengguna alat kontrasepsi yaitu 0 anak.

Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fienalia pada tahun 2012 di kota depok, dimana adanya hubungan yang

signifikan antara jumlah anak hidup dengan penggunaan kontrasepsi

jangka panjang. Responden yang memiliki anak > 2 orang memiliki


20

peluang 3,9 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi jangka

panjang dibandingkan dengan yang mempunyai anak 0 – 2 orang.

5. Jumlah penghasilan keluarga

Menurut Wang dkk (2006) dalam Mosha & Ruben (2013). perbedaan

kesuburan menurut status sosial ekonomi telah menarik banyak perhatian

karena mereka percaya bahwa perempuan dari keluarga kaya memiliki

kesehatan yang lebih baik yang akan berpengaruh pada tingkat

kesuburannya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan kepadatan pada sub

populasi tertentu.

Kesejahteraan ekonomi keluarga mempunyai hubungan positif terhadap

penggunaan kontrasepsi, dengan OR 3,96 yang berarti pada keluarga

sejahtera mempunyai 4 kali lebih besar dalam menggunakan kontrasepsi

untuk mencegah kehamilan (Mosha & Ruben, 2013).

6. Pengetahuan

Perilaku seringkali dipengaruhi oleh seberapa besar pemahaman

seseorang terhadap sesuatu hal, karena hal tersebut maka pengetahuan

seseorang sangat berkaitan erat dengan perilaku mereka dalam

memutuskan mengenai upaya untuk meningkatkan kesehatan mereka,

pengetahuan memiliki pengaruh dalam memberikan putusan untuk

menggunakan alat kontrasepsi (Mosha & Ruben, 2013). Pengetahuan

merupakan salah satu faktor predisposisi dari pemilihan penggunaan

kontrasepsi. Faktor predisposisi adalah proses sebelum perubahan


21

perilaku yang memberikan rasional atau motivasi terjadinya perilaku

individu atau kelompok (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jessa Kris pada tahun 2018

menunjukan bahwa responden dengan penegetahuan yang baik sebanyak

63 responden, yang menggunakan metode kontrasepsi sebanyak 54

responden dan 9 responden tidak menggunakan. Sedangkan responden

dengan pengetahuan kurang sebanyak 33 responden yaitu 25 responden

diantaranya menggunakan metode kontrasepsi. Maka tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur. Hasil

penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Annisa Rahma yang

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi non IUD pada wanita usia 20-

39 tahun.

7 Dukungan suami

Suami adalah seorang yang pertama dan utama dalam memberi dorongan

kepada istri sebelum pihak lain memberikan dorongan dan perhatian

seorang suami terhadap istri yang akan memilih KB. Dalam

melaksanakan keluarga berencana, dukungan suami sangat diperlukan.

Seperti diketahui, bahwa di indonesia keputusan suami dalam

mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan

alat kontrasepsi (Padila, 2014).

`
22

Menurut teori Lawrence Green mengemukakan bahwa faktor dukungan

suami dapat dikatakan sebagai salah satu faktor anteseden, yang mana

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Perpaduan antar

pendidikan , pengetahuan dan dukungan suami dengan kemauan yang

kuat dari istri dalam menetapkan pilihan pada alat kontrasepsi yang

terbukti efektif tersebut membuahkan keputusan yang bulat bagi kedua

pasangan dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. (Notoatmodjo, 2010)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Medias Imroni tahun 2009

menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor

dukungan suami terhadap pemilihan jenis kontrasepsi implan Desa Parit

Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir tahun 2009. Pada

penelitian jessa kris juga menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan anatara faktor dukungan suami terhadap pemilihan jenis

kontrasepsi pada pasangan usia subur di rowosari. didapatkan sebanyak

52 responden memeiliki suami yang mendukung dalam penggunaan

metode kontrasepsi, 49 responden diantaranya menggunakan metode

kontrasepsi sedangkan 3 responden tidak menggunakan kontrasepsi.

2.3 Perilaku

Faktor yang mempengaruhi perilaku individu merupakan resultan dari

rangsangan dari luar dengan reaksi dari dalam individu. Menurut Skinner

(1938) dalam Notoatmodjo (2010) yang merupakan seorang ahli psikologi

telah memaparkan teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon yaitu

perilaku merupakan wujud dari respon seseorang terhadap rangsangan dari


23

luar yang mana sesorang akan melakukan suatu tindakan setelah

mendapatkan rangsangan dari luar

2.4 Kerangka Pemikiran


2.4.1 Kerangka Teori

Usia
Pendidikan
Jumlah anak
Dukungan
suami
Penghasilan
Pengetahuan
Pekerjaan Pengguna
Kontrasepsi
Hormonal :
• Suntik
• Pil
• Implant

Pengguna
Kontrasepsi
non Hormonal
:
• Iud
• Kondom
• Mow

Gambar 1. Faktor-faktor pembentuk perilaku (modifikasi green dalam Notoatmojo, 2007).

2.4.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik Wanita Kontrasepsi Hormonal dan


Pengguna Alat Kontrasepsi Non-Hormonal
24

2.5 Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh antara usia, tingkat pendidikan, jumlah anak dan dukungan

suami dengan penggunaan alat kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal

pada pengguna alat kontrasepsi PT.Great Giant Foods.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh antara usia, tingkat pendidikan, jumlah anak dan

dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi Hormonal dan Non

Hormonal pada pengguna alat kontrasepsi PT.Great Giant Foods.


25

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik komparatif dengan

pendekatan cross sectional yaitu suratu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara variable dependen dan independen yang diteliti,

serta pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2010).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT Great Giant Foods. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Mei 2019.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek dengan kuantitas dan karakteristik tertentu (Notoatmodjo,

2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja

wanita yang berkerja di PT Great Giant Foods.


26

Sampel penelitian merupakan sebagian populasi yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi sampel penelitian adalah pekerja

wanita di PT Great Giant Foods yang memenuhi kriteria inklusi.

Penentuan besar sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan

rumus minimal sampling yang sesuai dengan analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat (deskriptif

kategorik). Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut (Dahlan,

2014) :

𝑍𝛼 2 𝑃𝑄
𝑛=
𝑑2

keterangan :

n = jumlah sampel

Zα = tingkat kemaknaan (95% = 1,96)

P = prevalensi (80% = 0,8)

Q = 1- P (20% = 0,2)

Maka, besar sampel berdasarkan tingkat presisi yaitu:

Tabel 1 Besar sampel berdasarkan tingkat presisi


1% (0,01) 5% (0, 05) 10% (0,1)

1,962 . 0,8.0,2 1,962 . 0,8.0,2 1,962 . 0,8.0,2


𝑛= 𝑛= 𝑛=
0,012 0,052 0,12

n = 6.140 N = 245 N = 62
27

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, peneliti memilih besar sampel

pada presisi 5% yaitu 245 orang. Hal tersebut dikarenakan besar sampel

pada presisi 1% adalah 6.140 orang yang melebihi populasi dalam

penelitian ini yaitu 2.293 orang, sehingga tidak memungkinkan untuk

dilakukan. Sedangkan peneliti tidak memilih besar sampel pada presisi

10% dikarenakan peneliti memilih tingkat presisi (tingkat kesalahan)

seminimal mungkin, Sehingga peneliti memilih besar sampel pada

presisi 5%. Peneliti memperkirakan adanya sampel yang drop out

dalam penelitian, sehingga peneliti menambahkan sampel sebesar 10%

dari hasil perhitungan sampel. Sehingga sampel total yang didapatkan

yaitu 270 orang.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah

probability sampling dengan menggunakan proportionate stratified

random sampling. Menurut Sugiyono (2010:64) proportionate stratified

random sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional. Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas

dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih

proporsional dengan cara:

jumlah sampel
jumlah sampel tiap kelompok = × Jumlah Tiap Pengguna Kontrasepsi
jumlah populasi
28

Tabel 2 Perhitungan Jumlah Sampel


No Jenis Kontrasepsi Perhitungan Jumlah Sampel
1 Hormonal 270 232
× 1578
1835
2 Non Hormonal 270 38
× 257
1835
Jumlah 270

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pekerja wanita yang tercatat bekerja di PT Great Giant Foods

2. Pekerja wanita yang menggunakan alat kontrasepsi

3. Pekerja wanita yang tercatat menggunakan alat kontrasepsi pada

tahun 2018

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rekam medik yang rusak dan tidak lengkap

2. Rekam medik yang diluar periode yang telah ditentukan

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas dan variabel terikat

1. Variabel Independen

Variabel independent yang di teliti adalah karakteristik wanita pengguna

alat kontrasepsi.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kontrasepsi Hormonal dan

Non-Hormonal
29

3.6 Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini dan agar penelitian tidak

terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut.

Tabel 3 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
1 Usia WUS 15-49 Rekam Analisi ≤ 35 Tahun
tahun medik s rekam > 35 tahun Ordinal
(BKKBN, medik
2015)

2 Jumlah Anak Jumlah anak ≤2


pada wanita >2 Ordinal
(BKKBN,
2013)

3 Dukungan Dukungan 1.Mendukung


Suami suami dalam 2.Tidak Nominal
pemilihan mendukung
metode
kontrasepsi
(Notoatmodjo,
2010)

4 Tingkat Tingkat 1. Pendidikan


Pendidikan pendidkan Rendah
wanita usia (SD – SMP)
subur 2. pendidikan Ordinal
(peraturan menengah
pemerintah RI, (SMA/sederaj
2010) at).
3. Pendidkan
tinggi
(Perguruan
tinggi)

5 Penggunaan Pilihan 1.Hormonal


Kontrasepsi kontrasepsi 2.Non- Nominal
yang digunakan Hormonal
(Asih, 2009)

3.7 Alur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan membuat surat izin etika

penelitian (ethical clearance) kepada komite etika penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung. Setelah itu, peneliti meminta surat


30

pengantar dari Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung untuk

tembusan ke beberapa bagian di PT Great Giant Foods. Peneliti menghubungi

staf Human Resources Development PT Great Giant Foods untuk meminta

izin penelitian di bagian Rekam Medik Klinik Kesehatan PT Great Giant

Foods. Setelah tim menyetujui, surat pengantar diberikan ke Kepala bagian

Rekam Medik untuk dapat mengambil data sekunder yang diperlukan oleh

peneliti.

Survey pendahuluan dan pembuatan proposal

Seminar proposal

Mengurus Ethical Cleareance

Menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

Perizinan dan pengambilan data di bagian rekam medik klinik


kesehatan PT Great Giant Foods

Telaah rekam medik

Pengelolaan data

Interpretasi hasil penelitian

Gambar 2. Alur penelitian


31

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan dan pemeriksaan,

akan diolah menggunakan program aplikasi komputer. Proses

pengolahan data terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Editing, untuk melakukan pengecekan data yang didapat baik

dariwawancara maupun pemeriksaan gula darah.

2. Coding, untuk mengkonversikan atau menerjemahkan data

yangdikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok

untuk keperluan analisis.

3. Data entry, memasukan data ke dalam komputer.

4. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang

telah dimasukan ke dalam komputer.

3.8.2 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini memberikan gambaran mengenai masing-masing

variabel yaitu karakteristik pekerja wanita pengguana alat

kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu ada

atau tidaknya karakteristik pada pengguna alat kontrasepsi hormonal


32

dan non-hormonal. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Uji Chi-square

Chi-Square adalah salah satu jenis uji komparatif nonparametris

yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua

variabel adalah nominal.

Uji signifikan antara data yang diobservasi dengan data yang

diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan (α=0,05) dengan

tingkat kepercayaan 95%, yang artinya apabila diperoleh p<α,

berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat dan bila nilai p>α, berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Apabila uji chi-square tidak memenuhi syarat uji chi-

square (nilai expected count >20%) maka dilakukan uji

alternatif Fisher Exact (Dahlan, 2014).

2) Uji Fisher Exact

Uji Fisher Exact adalah salah satu uji non parametrik yang

digunakan sebagai uji alternatif Chi-Square dengan ketentuan

terdapat sel yang nilai harapan (E) kurang dari 5 (Dahlan, 2014).

Setelah diketahui ada tidaknya karakteristik wanita pengguna

alat kontrasepsi hormonal dan non-hormonal, maka penelitian

dilanjutkan dengan mencari Odds Ratio (OR) dengan tujuan

untuk menganalisa seberapa besar karakteristik tersebut


33

mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi hormonal dan non-

hormonal di PT Great Giant Foods.

3.9 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Tim Etik Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung, dengan nomor ethical clearance

1284/UN26.18/PP.05.02.00/2019. Selain itu, dalam pelaksanaannya di

lapangan akan melewati perizinan di bagian rekam medik klinik kesehatan PT

Great Giant Foods.


48

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Kontrasepsi yang banyak digunakan para pekerja wanita di PT Great Giant

Foods yaitu Kontrasepsi hormonal berupa pil dan suntik.

2. Pekerja wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal memiliki

karakteristik usia ≤35 tahun dan memiliki jumlah anak ≤2 anak

3. Pekerja wanita yang menggunakan kontrasepsi non hormonal memiliki

karakteristik usia > 35 tahun dan memiliki jumlah anak >2 anak.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian serupa di tempat lain guna

mendapatkan perbandingan dengan menggunakan karakteristik yang sama.

2. Perlu dilakuakan penelitian serupa dengan membandingkan MKJP dan

Non MKJP guna mengetahui faktor-faktor yang lebih mempengaruhi

penggunan kontrasepsi tersebut.

3. Bagi pelayanan kesehatan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan

penggunaan alat kontrasepsi, khususnya IUD dan implant. Dikarenakan

IUD dan Implant merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang

yang memiliki efektivitas tinggi dan efek samping sedikit.


49

4. Perlu ditingkatkan dalam memberikan promosi terkait kontrasepsi,

terutama hormonal dan non hormonal, baik menggunakan media cetak

maupun secara lisan.


DAFTAR PUSTAKA

Adhyani, Annisa R. 2011. Faktor faktor yang berhubungan dengan pemilihan


kontrasepsi non iud pada akseptor kb wanita usia 20-39 tahun. Semarang :
Universitas Diponegoro 7(2) : 8-10

Aryanti H. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi


pada wanita kawin usian dini di kecamatan aikel kabupaten lombok timur
(tesis). Denpasar. Universitas Udayana. 2(2) : 189-92

Asih, Leli, Hadriah O. 2009. Analisis lanjut skdi 2007 faktor yang mempengaruhi
pemakaian kontrasepsi jangka panjang (mkjp). Jakarta : BKKBN. 21(2) :
12-16

BKKBN. 2018. Laporan tahunan KB pasca persalinan tahun 2017. Jakarta :


BKKBN

BKKBN. 2015. Rencana strategis badan kependudukan dan berencana nasional


tahun 2015-2019. Jakarta : BKKBN: 21-30

BKKBN. 2014. Buku saku bagi petugas lapangan program KB nasional materi
konseling. Jakarta : BKKBN: 12-5

BKKBN. 2012. Survey demografi dan kesehatan indonesia (sdki). Jakarta :


BKKBN: 16-23

BPS. 2014. Trends angka fertilitas total menurut provinsi. Retrieved from
https://www.datastatistik\indonesia.org diakses pada tanggal 2 januari 2019.

Copollo D. 2011. Modernization and contraception in kenya from 1998 to 2008-


2009” (dissertation). Texas. University of Texas at Arlington. 32:367-71.

Dahlan MS. 2014. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta:


Epidemiologi Indonesia : 53-4.

Dinas Kesehatan. 2018. Laporan kesehatan Lampung Tengah tahun 2018. Dinkes
Lampung Tengah : Lampung Selatan
Handayani S. 2010. Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihama: 56-67

Hartanto MH. 2010. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan: 45-64

Indira L. 2009. Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi


yang digunakan pada keluarga miskin (skripsi). Semarang : Universitas
Diponegoro.

Indah. 2012. Hubungan sosial ekonomi dan karakteristik akseptor KB dengan


tingkat kemandirian peserta baru. Medan : Universitas Sumatra Utara. 2(2) :
166-69

Jurisman A, Ariadi, Kurniati R. 2016. Hubungan karakteristik ibu dengan


pemilihan kontrasepsi di puskesmas padang pasir padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 5(1): 191-95.

Kemenkes RI. 2018. Profil kesehatan Indonesia 2017. Jakarta : Kemenkes

Kohan S, Simbar M, Teleghani F. 2012. Empowerment in family planning as


viewed by iranian women a qualitative study. Journal of Biosocial
Science,44(2),209-19

Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetric Williams Panduan Ringkas. Jakarta : EGC:


45-49

Manuaba IB. 2010. Kapita selekta penataklasanakan rutin obstetri ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC: 33-34

Medias I. 2009. Faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan implant di


desa parit kecamatan indralaya utara kabupaten ogan ilir. Semarang :
Universitas Diponegoro.

Mosha I.H, Ruben R. 2013. Communication, Knowledge, Social Network And


Family Planning Utilization Among Couples In Mwanza, Tanzania. African
Journal of Reproductive Health. Sep:18(3): 57-70

Musdalifah, Sarake, Mukhsen. 2013. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan


kontrasepsi hormonal pasutri di wilayah kerja puskesmas lampa kecamatan
duampanua kabupaten pinrang (skripsi). Makasar : Universitas Hasanudin

Notoatmodjo S. 2010. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi 3. Jakarta :


PT. Rineka Cipta: 45-64

Notoatmodjo S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : PT Rineka


Cipta : 34-38
Noviawati D. 2011. Panduan lengkap pelayanan kb terkini. Yogyakarta : Nuha
Medika: 56-57

Padila. 2014. Keperawatan maternitas sesuai standar kompetensi dan kompetensi


dasar. Jakarta : Medical Book: 23-25

Purba. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah psikologi dan
gangguan jiwa. Medan: USU Press: 12-14

Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 66 tahun 2010 tentang


pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.

Prawirohardjo Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Edisi 2. Jakarta : PT Bini


Sarwono

Puslitbangkes. 2011. faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP di


enam wilayah indonesia. diunduh
dari:www.bkkbn.go.id/litbang/pusna/hasilanalisislanjut ; diakses pada
tanggal 2 januari 2019.
Sari Anita DA. 2010. Hubungan tingkat pendidikan formal dengan pemilihan
alat kontrasepsi di Desa Mojodoyong Kedawung Sragen [skripsi].
Universitas Sebelas Maret.

Siswosuharjo S, Chakrawati F. 2010. Panduan super lengkap hamil sehat. Jakarta


: Penebar Plus: 11-6

Sulistyawati A. 2011. Pelayanan keluarga berencana. Salemba. Medika: Jakarta:


9-10

Zahroh, Aminatul. 2014. Total quality management: teory & praktik manajemen
untuk mendongkrak mutu pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media: 22-23

Вам также может понравиться