Вы находитесь на странице: 1из 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322794889

EFEKTIVITAS MEDIA FLASH CARDS DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA


BAHASA INGGRIS

Article · December 2017


DOI: 10.15575/psy.v4i2.1744

CITATION READS

1 2,944

2 authors, including:

Putri zulmi Nulanda


Universitas Islam Indonesia
1 PUBLICATION   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Putri zulmi Nulanda on 22 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

EFEKTIVITAS MEDIA FLASH CARDS DALAM


MENINGKATKAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS

Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda


UIN Sultan Syarif Kasim Riau
e-mail : eka.fitriyani07@uin-suska.ac.id

Abstract

English proficiency is important because it gives a positive academic influence. English skills can
be seen from the amount of vocabulary a person has. One of the creative efforts in learning to be
attractive is using flash cards media. This study aims to determine whether flash cards media can
improve the vocabulary of students in primary school. This research used quasi-experimental
method with nonequivalent pretest-posttest control group design. The research subjects were 35
second grade students of elementary school, which were divided into two groups namely
experimental group and control group. The hypothesis of this research is that there is a difference
of vocabulary between experimental group and control group before and after giving flash cards
media. The independent sample t-test of the gain score of the experimental group (11.7895) was
higher than the control group (3.2500) with the 8,998 and sig t-counts 0.000 (p <0.01), meaning
that there is significant difference between pretest-posttest experimental and control group. It
shows that flash cards can improve students' English vocabulary.

Keywords: Flash cards media, vocabulary, student in Primary School

Abstrak
Kemampuan berbahasa Inggris penting karena kemampuan ini memberikan pengaruh secara
akademis. Kemampuan bahasa Inggris dapat dilihat dari kekayaan kosakata yang dimiliki
seseorang. Salah satu upaya kreatif dalam pembelajaran agar menarik yaitu menggunakan media
flash cards. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media flash cards dapat
meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa di Sekolah Dasar. Penelitian menggunakan metode
kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent pretest-posttest control group design. Subjek
penelitian adalah 35 siswa kelas II Sekolah Dasar, yang terdiri dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan kosakata antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian media flash cards. Analisis
independent sample t-test dari data gain score kelompok eksperimen (11.7895) lebih tinggi
daripada kelompok kontrol (3.2500) dengan nilai t-hitung 8.998 dan sig. 0.000 (p<0.01), artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest-posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hal
tersebut menunjukkan bahwa flash cards dapat meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa.

Kata Kunci: Media flash cards, kosakata bahasa Inggris, siswa Sekolah Dasar

PENDAHULUAN Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal.


Bahasa Inggris merupakan bahasa
Bahasa Inggris disebut juga bahasa
Internasional dan juga merupakan bahasa
kedua atau second language, karena bahasa
pengantar untuk sebagian besar pendidikan
Inggris merupakan bahasa sasaran yaitu
primer, sekunder dan tersier bagi anak-anak
bahasa yang sengaja dipelajari dengan
yang mempelajari bahasa Inggris di usia
tujuan tertentu (Brown, 2008). Hal tersebut
sekolah (Brown, 2008).
yang mendasari pertimbangan bahasa
Anak-anak lebih mudah menguasai
Inggris mulai diberikan pada siswa Sekolah
bahasa kedua dibanding remaja dan dewasa.
Dasar (bsnp-indonesia.org). Permendiknas
Siswa-siswa dewasa membuat ke-majuan
RI. No 23 tahun 2006 menyatakan bahwa
awal yang lebih cepat, tetapi kesuksesan
Sekolah Dasar dapat menjadikan bahasa

167
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

akhir dalam penguasaan bahasa kedua tidak sungguh-sungguh untuk menjadi pengajar
pernah sebaik anak-anak (Santrock, 2007). bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar.
Penjelasan mengenai hal tersebut didasari Akibatnya, pembelajaran bahasa Inggris di
oleh fakta bahwa terdapat ratusan otot Sekolah Dasar dianggap sebagai beban.
(tenggorokan, pita suara, mulut, lidah dan Padahal dengan memper-kaya metode
lain-lain) yang digunakan dalam pengajarannya, para guru bisa dengan
pengucapan kata-kata, pengendalian otot mudah menyesuaikan pembelajaran bahasa
tingkat tinggi diperlukan untuk meraih Inggris dengan kondisi peserta didik
kefasihan pada penutur asli sebuah bahasa (Keswara, 2012).
(Brown, 2008). Menurut Brown (2008) Hasil wawancara dan observasi yang
bahasa kedua merupakan bahasa sasaran, diperoleh dari guru yang mengajar bidang
bahasa yang sengaja dipelajari untuk tujuan studi bahasa Inggris di Sekolah “A” terdapat
tertentu, seperti untuk mencapai karir yang 46% siswa kelas II yang mencapai KKM
sukses atau memenuhi persyaratan untuk (Kriteria Ketuntasan Minimal) bahasa
menguasai bahasa asing. Terdapat periode Inggris. Pada Sekolah “B” terdapat 31%
sensitif mempelajari bahasa, sehingga siswa kelas II yang aktif dalam belajar dan
pengenalan terhadap bahasa sangatlah yang mencapai KKM hanya 28% dari
penting selama masa kanak-kanak belia jumlah siswa keseluruhan.
(Ormrod, 2008). Berdasarkan wawancara yang dilaku-
Adapun tujuan diberikannya pelajaran kan pada tanggal 5 dan 6 September 2016
bahasa Inggris yaitu untuk; (1) mengem- dengan Guru kelas II sekolah “A” dan Kelas
bangkan kompetensi berkomunikasi dalam II sekolah “B”, menyatakan bahwa proses
bentuk lisan (language accompanying pembelajaran di kelas menggunakan metode
action) dalam konteks sekolah, (2) memiliki ceramah atau latihan soal. Guru hanya
kesadaran pentingnya bahasa Inggris untuk memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan
meningkatkan daya saing bangsa dalam menginstruksikan pada siswa untuk
masyarakat global (bsnp-indonesia.org). menyelesaikannya, maka diperlukan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perbaikan metode untuk siswa Sekolah
(KTSP) dan silabus siswa kelas 2 Sekolah Dasar. Pembelajaran bahasa Inggris di
Dasar, ditemukan banyak materi bahasa sekolah dengan metode ceramah dan latihan
Inggris yang me-nuntut penguasaan soal (teacher active) dinilai masih kurang
kosakata dalam konteks lingkungan kelas. menyenangkan dan membosankan bagi
Menurut Mohammadnejad, Nikdel dan siswa. Siswa hanya mengerjakan soal-soal
Oroujlou (2012) kosakata merupakan yang ada di dalam LKS, lalu dikumpulkan
elemen dasar sebuah bahasa yang diguna- dan dinilai oleh guru kelas tersebut. Metode
kan untuk memberi label pada hal-hal pengajaran dan SDM (Sumber Daya
seperti benda, sifat dan kata kerja untuk Manusia) guru menjadi faktor penting
menjelaskan maksud dari apa yang ingin penyebab kurang nyamannya pembelajaran
disampaikan. Khasanah, Chamdani dan bahasa Inggris di Sekolah. Padahal dengan
Susiani (2014) menyebutkan bahwa dalam memperkaya metode pe-ngajarannya, para
proses mempelajari bahasa Inggris, kosakata guru bisa dengan mudah menyesuaikan
merupakan bagian penting, namun sering pembelajaran bahasa Inggris dengan kondisi
diabaikan dalam kegiatan pembe-lajaran. peserta didik (Keswara, 2012). Listyarti
Tanpa mengetahui kosakata, siswa akan (2012), mengatakan bahwa pembelajaran
mengalami hambatan dalam pembela-jaran bahasa Inggris untuk tingkat Sekolah Dasar
bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris memang harus dibedakan dengan tingkat
bagi siswa Sekolah Dasar belum didasarkan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
pada acuan yang jelas dan penyiapan guru Menengah Atas. Menurutnya, anak-anak
yang tepat. Para guru tidak dilatih secara usia Sekolah Dasar cukup dibekali dengan

168
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

berbagai kosakata baru dengan cara yang bahasa Inggris untuk anak seharusnya
menyenangkan dalam memperkenalkannya. disertai dengan penggunaan media, terutama
Menurut Baleghizadeh dan Ashoori visual. Media adalah segala sesuatu yang
(2011) salah satu masalah utama kesulitan dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
yang dialami guru dalam mengajarkan dari pengirim ke pe-nerima sehingga dapat
bahasa Inggris pada siswa adalah guru tidak merangsang pikiran, perasaan dan minat
menggunakan metode dan pendekatan yang serta perhatian siswa sedemikian rupa
tepat. Oleh sebab itu, guru bertanggung sehingga proses belajar terjadi (Sadirman,
jawab dalam menentukan pendekatan yang Rahardjo dan Haryono, 2009). Media visual
tepat dalam mengajarkan kosakata kepada yang dapat diberikan kepada siswa salah
siswa. satunya adalah media flash cards (Suyanto,
Munurut teori perkembangan kognitif 2010)
dari Piaget, perkembangan kognitif siswa Flash cards merupakan kartu kecil yang
Sekolah Dasar berada pada fase operasional berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
konkret. Operasional konkret adalah mengingatkan atau menuntun siswa kepada
tindakan mental yang bisa dibalikkan yang sesuatu yang berhubungan dengan gambar-
berkaitan dengan objek konkret nyata. Pada gambar yang dapat digunakan untuk melatih
tahap ini anak akan mudah mempelajari mengeja dan memperkaya kosakata
sesuatu yang kompleks dengan bantuan (Arsyad, 2011). Flash cards memiliki dua
visual dan mereka akan tertarik untuk sisi, bagian depan flash cards terdapat
belajar apabila guru dapat menarik per- gambar dan kata sedangkan bagian belakang
hatian mereka. Dengan memahami tahap flash cards merupakan arti kata tersebut.
perkembangan kognitif siswa dapat mem- Hudson, Taglieber, Johnson dan Yarbrough
bantu guru dalam menentukan metode dan (dalam Carpenter dan Olson, 2011)
pendekatan mengajar (Santrock, 2010). mengemukakan bahwa gambar yang
Menurut Vygotsky, bantuan dapat diberi- terdapat pada flash cards tersebut akan
kan oleh siswa dewasa untuk siswa, bantuan membantu meningkatkan daya ingat anak-
yang diberikan tersebut dikenal dengan zone anak, karena visual memberikan pengaruh
of proximal development (ZPD). ZPD yang lebih besar dalam mengingat dan
adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian memahami sesuatu dibandingkan verbal/
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara audio. Paivio (dalam Stephen, 2011),
sendirian tetapi dapat dipelajari dengan menjelaskan landasan yang menyatakan
bantuan dari siswa dewasa atau anak yang gambar lebih efektif terhadap memori
lebih mampu (Santrock, 2010). adalah karena gambar memberikan kode
ZPD berkaitan dengan scaffolding, memori lain yang bersifat independen dari
scaffolding adalah sebuah mekanisme kode verbal. Gambar cenderung mudah
pendukung yang membantu siswa pembe- diingat dibandingkan dengan kata-kata yang
lajar untuk berhasil menyelesaikan satu bersifat konkret, dan biasanya mudah
tugas dalam zona perkembangan proximal- disimpan dalam memori dibandingkan
nya. Guru memberikan beragam bentuk dengan kata-kata yang bersifat abstrak
bantuan kepada siswa, dengan cara menye- (Stephen, 2011).
derhanakan tugas, memecahkan tugas Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menjadi komponen-komponen yang lebih oleh Nugroho, Nurkamto dan Sulistyowati
kecil atau memberikan peralatan yang tidak (2012) ditemukan bahwa dengan meng-
terlalu rumit (Ormrod, 2008). gunakan flash cards dapat meningkatkan
Suyanto (2010) mengatakan media kemampuan kosakata siswa, karena flash
merupakan alat bantu yang diperlukan untuk crads dapat menarik perhatian siswa,
pembelajaran bahasa Inggris ter-utama membuat siswa termotivasi dan fokus dalam
untuk anak-anak. Kegiatan belajar mengajar belajar kosakata. Media flash card dianggap

169
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

sebagai suatu media yang menimbulkan sifat dan kata kerja untuk menjelaskan
kesenangan dan ketertarikan siswa dalam maksud dari apa yang ingin disampaikan.
pembelajaran kosakata, karena flash card Dalam oxford learner’s pocket dictionary
dapat disajikan dalam bentuk permainan (2008), menjelaskan bahwa kosakata
(Hotimah, 2010). Brown (2008) merupakan; (1) sejumlah kata yang diketa-
mengatakan selain dapat dilakukan dengan hui dan digunakan siswa, (2) sejumlah kata
cara bermain, flash cards juga dapat yang digunakan dalam berbahasa, (3) daftar
digunakan dimanapun diinginkan oleh anak. kata yang terdiri dari kata beserta artinya.
Selain dapat menciptakan suasana belajar Menurut Komachali dan Khodareza (2012),
yang menyenangkan flash cards juga kosakata biasanya berkembang dan
merupakan media yang sangat praktis meningkat pada setiap tingkatan usia, dan
karena dapat dibuat secara bersama-sama secara fundamental berfungsi sebagai alat
oleh guru dan siswa (Baleghizadeh dan komunikasi.
Ashoori, 2011). Brown (2008) mengatakan, Menurut Brown (2008) faktor lain yang
selain faktor kognitif, faktor afektif juga menyebabkan anak-anak dapat lebih mudah
memengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasai bahasa kedua, karena anak-anak
mempelajari bahasa. memakai bahasa untuk menam-pilkan
Menurut Komachali dan Khodareza konsepsi mereka sebagai sarana berpikir dan
(2012) dengan flash cards siswa dapat untuk menghadirkan dunia mereka.
belajar tanya jawab seputar kosakata, hari- Kemampuan anak untuk meng-ucapkan
hari bersejarah, rumus dan mata pelajaran bahasa kedua dengan aksen yang benar juga
lainnya. Hal itu dapat dilakukan secara menurun berdasarkan usia. Penurunan tajam
berulang sehingga membuat flash cards terjadi setelah usia 10 hingga 12 tahun
membantu siswa mengingat apa yang telah (Asher dan Garcia dalam Santrock, 2007).
dipelajari. Hal tersebutlah yang mendukung mengenai
Adapun tujuan penelitian ini adalah periode kritis belajar bahasa asing. Menurut
untuk meningkatkan kemampuan kosakata Santrock (2007), periode kritis adalah
bahasa Inggris siswa Sekolah Dasar, periode waktu yang pasti saat pengalaman-
sehingga dapat memberikan bantuan pada pengalaman tertentu dapat menimbulkan
sekolah dalam usaha meningkatkan ke- akibat jangka panjang dalam perkembangan.
mampuan kosakata bahasa Inggris siswa. Periode kritis adalah masa-masa ketika
pembelajaran mudah dilakukan, dan setelah
Pengertian Kosakata periode kritis lewat, belajar menjadi sesuatu
Dasar dari sebuah bahasa merupakan yang sulit.
kosakata, apabila kosakata tidak ada maka Bahasa pertama dan bahasa kedua
tidak pernah ada yang namanya bahasa. memiliki definisi yang berbeda, yaitu
Kata “kosakata” merupakan kata yang bahasa pertama merupakan bahasa yang
mewakili secara ringkas dari sejumlah diperoleh anak secara alamiah, di dalamnya
kumpulan kata dalam bahasa (Joklova, ada proses peniruan, pengulangan dan
2009). Kosakata merupakan sejumlah kata menjadi perilaku menetap. Sedangkan
yang diketahui siswa pada sebuah bahasa. bahasa kedua merupakan bahasa sasaran,
Kosakata terus berkembang sejalan dengan yaitu bahasa yang sengaja dipelajari dengan
bertambahnya usia yang sangat berguna tujuan tertentu, baik untuk pendidikan, karir
sebagai alat komunikasi (Komachali dan dan sebagainya. Cara pemerolehan bahasa
Khodareza, 2012). pertama tidak jauh berbeda dengan bahasa
Menurut Mohammadnejad dkk. (2012), kedua yaitu dengan peniruan, peng-ulangan
kosakata merupakan elemen dasar sebuah tetapi ada aspek lain yang me-mengaruhi
bahasa yang mana digunakan untuk yaitu periode kritis.
memberi label pada hal-hal seperti benda,

170
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

Pengajaran Kosakata Media Flash Cards


Pavicic (dalam Khodashenas, Farahani Media adalah segala sesuatu yang dapat
dan Alishahi, 2014), mengatakan guru digunakan untuk menyalurkan pesan dari
seharusnya mencari cara untuk meningkat- pengirim kepada penerima sehingga dapat
kan kemampuan siswa dalam mengeks- merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
plorasi, menyimpan dan menggunakan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sejumlah jenis kosakata dan menciptakan sehingga proses belajar terjadi (Sadiman
aktivitas dan tugas untuk membantu siswa dkk., 2009).
meningkatkan kosakata mereka dan me- Flash cards merupakan kartu kecil yang
ngembangkan strategi untuk belajar berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
kosakata. Menurut Komachali dan mengingatkan atau menuntun siswa kepada
Khodareza (2012) untuk dapat mengajarkan sesuatu yang berhubungan dengan gambar-
kosakata secara efektif, guru seharusnya gambar yang dapat digunakan untuk melatih
dapat memutuskan dan menentukan metode mengeja dan memperkaya kosakata
dan pendekatan yang sesuai dengan usia (Arsyad, 2011). Ukuran tulisan dan gambar
siswa yang diajarkan karena mengajarkan yang ada di dalam flash cards harus dibuat
bahasa Inggris tidak sama dengan cara dengan ukuran yang cukup besar, supaya
mengajarkan bahasa Indonesia. Pengajaran seluruh anggota kelas dapat melihat konten
kosakata merupakan sebuah tindakan yang ada di dalam flash cards tersebut
menunjukkan, memperlihatkan atau mem- (Muhammadnejad dkk., 2012).
beritahu dengan cara yang tepat sesuai Menurut Baleghizadeh dan Ashoori
dengan usia dan tingkat kemampuan siswa (2011) flash cards merupakan sebuah kartu
dalam menerima suatu pengajaran, sehing- yang mana terdapat sebuah kata, kalimat
ga siswa tersebut paham dan tahu dengan atau gambar di dalamnya. Flash cards
apa yang diajarkan. memiliki dua sisi, bagian depan flash cards
Piaget berpendapat bahwa anak sebagai terdapat gambar dan kata sedangkan bagian
pelajar aktif, sibuk dengan benda-benda belakang flash cards merupakan arti kata
yang ada di sekitarnya. Bila siswa tidak tersebut. Flash cards merupakan media
dapat melakukan sesuatu, berarti dia belum yang sangat praktis karena dapat dibuat
waktunya mencapai fase perkem-bangan secara bersama-sama oleh guru dan siswa.
untuk melakukan itu, sebaliknya Vygotsky Menurut Hotimah (2010), flash cards
lebih menfokuskan pada hubungan sosial merupakan media yang berbentuk kartu
yang dapat membantu anak untuk lebih bergambar yang dibuat dengan mengguna-
cepat belajar meng-gunakan bahasa kan foto atau gambar, pada bagian belakang
(Santrock, 2010). Guru dapat memberikan terdapat keterangan dari gambar yang ada
beragam bentuk bantuan kepada siswa, pada flash cards tersebut. Gambar yang
dengan cara menyeder-hanakan tugas, terdapat pada flash cards tersebut akan
memecahkan tugas menjadi komponen- membantu meningkatkan daya ingat anak-
komponen yang lebih kecil atau anak, karena visual memberikan pengaruh
memberikan peralatan yang tidak terlalu yang lebih besar dalam mengi-ngat dan
rumit. Berdasarkan pemikiran Vygotsky memahami sesuatu dibandingkan verbal/
interaksi sosial adalah faktor yang me- audio (Hudson dkk. dalam Carpenter dan
mengaruhi kemampuan kognitif anak, Olson, 2011).
dengan landasan interaksi sosial tersebutlah Flash cards adalah media yang praktis
Vygotsky menciptakan metode scaffolding untuk membantu siswa dan guru dalam
yaitu sebuah bantuan yang diberikan kepada proses belajar mengajar, khususnya dalam
anak untuk dapat menyelesaikan tugas mengajarkan siswa flash cards (Nugroho
sesuai zona perkembangan proximal-nya. dkk., 2012). Dengan media flash cards dapat
dengan mudah membantu siswa merecall

171
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

kosakata baru yang sedang dipelajari, karena yang efektif adalah siswa biasanya lebih
flash cards memiliki dua sisi yaitu kata dan mudah dalam mengenali gambar daripada
artinya (Khodashenas dkk., 2014). Media tulisan. Menurut Paivio (dalam Stephen,
flash cards memiliki beberapa kelebihan, 2011), alasan mengapa gambar menjadi
sebagaimana yang diungkapkan oleh lebih efektif adalah karena gambar
Susilana dan Riyana (dalam Hotimah, 2010) memberikan kode memori lain yang bersifat
antara lain: independen dari kode verbal. Teori tersebut
a. Mudah dibawa kemana-mana; yakni disebut teori pengodean ganda karena teori
dengan ukuran yang kecil flash cards tersebut dapat digunakan dalam proses
dapat disimpan di tas bahkan di saku, pengingatan kembali. Gambar cenderung
sehingga tidak membutuhkan ruang mudah diingat dibandingkan dengan kata-
yang luas, dapat digunakan di mana kata yang bersifat konkret, dan biasanya
saja, di kelas ataupun di luar kelas. mudah disimpan dalam memori
b. Praktis; yakni dilihat dari cara dibandingkan kata-kata yang bersifat
pembuatannya dan penggunaannya, abstrak (Stephen, 2011).
media flash cards sangat praktis, dalam
menggunakan media ini guru tidak METODE PENELITIAN
perlu memiliki keahlian khusus, media Desain Penelitian
ini tidak perlu juga membutuhkan Desain yang digunakan pada penelitian
listrik. Jika akan menggunakannya kita ini adalah kuasi eksperimen. Menurut
tinggal menyusun urutan gambar sesuai Campbell, Shadish dan Cook (2002)
dengan keinginan kita, pastikan posisi eksperimen kuasi merupakan sebagai eks-
gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika perimen yang memiliki perlakuan,
sudah digunakan tinggal disimpan pengukuran dampak, unit eksperimen, na-
kembali dengan cara diikat atau mun tidak menggunakan penugasan acak
menggunakan kotak khusus supaya atau randomize untuk menciptakan pem-
tidak tercecer. bandingan dalam rangka menyimpulkan
c. Mudah diingat; kombinasi antara perubahan yang disebabkan perlakuan.
gambar dan teks cukup memudahkan
Desain eksperimen yang digunakan
siswa untuk mengenali konsep sesuatu, dalam penelitian ini adalah nonequivalent
untuk mengetahui nama sebuah benda pretest-posttest control group designs.
dapat dibantu dengan gambarnya, Desain penelitian ini merupakan sebuah
begitu juga sebaliknya untuk desain penelitian yang membandingkan dua
mengetahui nama sebuah benda atau kelompok non-equivalent dan desain yang
konsep dengan melihat huruf atau sesuai untuk penelitian purposive. Peng-
teksnya. ukuran pada kedua kelompok ini masing-
d. Menyenangkan; media flash cards masing dua kali, pada kelompok ekperimen
dalam penggunaannya dapat melalui dilakukan sebelum dan sesudah intervensi
permainan. Misalnya siswa secara diberikan sedangkan pada kelompok kontrol
berlomba-lomba mencari suatu benda juga dilakukan dua kali pengukuran tanpa
atau nama-nama tertentu dari flash pemberian treatment (Gravetter dan
cards yang disimpan secara acak, Forzano, 2015).
dengan cara berlari siswa berlomba
Partisipan
untuk mencari sesuatu perintah. Penelitian tidak dilakukan pada segenap
Flash cards merupakan media yang objek dari populasi, tetapi cukup sebagian
sangat praktis karena dapat dibuat secara yang dipandang mewakili populasi
bersama-sama oleh guru dan siswa. Salah (Marliani, 2013). Adapun teknik
satu indikasi bahwa visual imagery memiliki pengambilan sampel yang dilakukan adalah
kemungkinan memberikan kode memori non-random sampling yakni purposive

172
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

sampling. Adapun jumlah partisipan dalam mentah dapat ditemukan IQ dan persentil
penelitian ini sebanyak 35 siswa, terdiri dari dengan tabel yang sudah disediakan. Tes
dua kelompok yaitu 19 siswa kelompok ini diberikan pada siswa kelas II SD.
eksperimen yang berasal dari sekolah “A” d. Tes alfabet bahasa Inggris
dan 16 siswa kelompok kontrol yang berasal Tes alfabet bahasa Inggris untuk
dari sekolah “B”. Adapun kriteria subjek mengetahui pengetahuan siswa terha-
yaitu siswa kelas II Sekolah Dasar, berusia dap alfabet bahasa Inggris, dengan cara
7-8 tahun, mampu membaca abjad bahasa menyajikan alfabet A-Z dan meminta
Inggris, dan memiliki intelegensi rata-rata, siswa-siswa tersebut menyebutkannya.
mengguna-kan standar kategori tes Tes ini diberikan pada siswa kelas II SD.
inteligensi CFIT. 2. Pengukuran
Alat ukur yang digunakan dalam
Metode Pengumpulan Data penelitian ini berupa soal mencocokkan
1. Screening gambar dan kata atau matching test, terdiri
a. Observasi dari 18 buah soal yang mewakili sejumlah
Observasi dilakukan di kelas bagi siswa flash cards yang diberikan.
dan guru kelas II Sekolah Dasar untuk
mengetahui kemampuan dan metode Manipulasi
yang digunakan dalam pembelajaran Flash Cards diberikan selama jam
pada mata pelajaran bahasa Inggris. pelajaran bahasa Inggris selama 5 sesi
Selama proses pembelajaran yang dila- dengan alokasi waktu 35 menit setiap
kukan guru memberikan ceramah atau sesinya. Manipulasi yang dilakukan adalah
penjelasan secara lisan mengenai materi, pemberian kosakata mengenai part of body,
lalu disertai dengan penyelesaian LKS vegetables, transportation, animals, dan
sebagai latihan soal yang harus dikum- dining room. Pemberian materi disesuaikan
pulkan di akhir pelajaran. Guru mem- dengan silabus yang telah ditetapkan untuk
berikan kesempatan pada siswa untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Adapun setiap
mengerjakan latihan soal selama 30 sesi dari manipulasi yang dilakukan adalah
menit, dan memberikan kesempatan pembukaan, pengenalan kata dan games
untuk berdiskusi jika ada persoalan yang bagi siswa. Adapun tahapan dari manipulasi
tidak dimengerti oleh siswa. yang dilakukan:
b. Wawancara 1. Siapkan 10 kartu dari kelompok yang
Wawancara merupakan teknik pengum- sama, misalnya kelompok “animals”,
pulan data yang dilakukan melalui tatap ditumpuk dan dipegang dengan tangan
muka dan tanya jawab langsung antara kiri. Halaman kartu yang bergambar
pengumpul data maupun peneliti ter- berada di bagian depan menghadap ke
hadap narasumber atau sumber data siswa.
dengan menggunakan panduan wa- 2. Untuk menarik perhatian siswa (untuk
wancara. Wawancara dilakukan pada tahap awal), tunjukkan halaman kartu
guru kelas, terkait dengan metode yang bergambar dengan cara mengam-
pembelajaran di kelas. bil kartu yang paling belakang dan
meletakkannya ke urutan paling depan,
c. Tes intelegensi sambil mengucapkan dengan jelas kata
Screening yang dilakukan adalah tes tersebut, misalnya “caterpillar”.
intelegensi dengan menggunakan alat tes 3. Kemudian baliklah gambar caterpillar
intelegensi CFIT Skala-2 (Culture Fair tersebut sehingga tulisan “ulat bulu”
Intelligence Test Scale-2). CFIT berada di bagian depan, sambil meng-
mengukur kemampuan mental umum ucapkan “caterpillar”.
atau faktor “g” dari Spearman. Dari skor

173
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

4. Minta siswa untuk mengikuti/ kesamaan pengetahuan dan kemampuan


mengulang menyebutkan caterpillar guru ketika melaksanakan program.
sebanyak 3 kali. Kejelasan instruksi ketika pelaksanaan
5. Ulangi secara berurutan hingga kartu metode flash cards di dalam kelas, waktu
kesepuluh. yang digunakan untuk 10 kartu yang akan
dijelaskan.
Validitas Instrumen Waktu yang digunakan untuk
Uji validitas yang digunakan dalam mengulang kartu sebanyak 3 kali. Awalnya
penelitian ini adalah uji validitas isi (content pengulangan ini dilakukan sebanyak 6 kali,
validity). Untuk instrumen yang berbentuk namun atas saran dari guru yang menga-
tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan jarkan akan memunculkan kebosanan siswa,
dengan membandingkan antara isi maka pengulangan cukup dilakukan 3 kali
instrumen dengan materi pelajaran yang untuk setiap kartu yang dibacakan/
telah diajarkan. Secara teknis pengujian dijelaskan. Guru diminta untuk membaca
validitas isi dapat dibantu dengan meng- flash cards secara jelas dan volume yang
gunakan kisi-kisi instrumen, atau menarik cukup keras, sehingga dapat didengar oleh
pengembangan instrumen (Sugiyono, 2010) seluruh siswa di dalam kelas. Uji coba ini
dilakukan untuk mengetahui total waktu
1. Validasi Modul dan Alat Ukur yang digunakan setiap sesinya. Estimasi
Langkah yang dilakukan peneliti dalam waktu yang digunakan sebelum uji coba
mempersiapkan modul dan alat ukur, yaitu: modul 50 menit/ sesi, namun pada saat uji
a. Menentukan tema flash cards yang coba modul terlalu lama dan panjang ketika
akan diberikan kepada siswa sesuai pelaksanaan di kelas, sehingga menjadi 35
dengan silabus siswa kelas II Sekolah menit.
Dasar yaitu: part of body, vegetables,
transportation, animals, dan dining Reliabilitas
room. Reliabilitas adalah penerjemahan dari
b. Menentukan jumlah soal yang dapat kata reliability yang artinya keterper-
mewakili setiap tema yang akan cayaan, keterdalaman, keajegan, kestabilan,
diberikan. konsistensi, namun ide pokok yang
c. Menyusun langkah penyajian media. terkandung dalam konsep reliabilitas adalah
d. Melakukan validasi (professional sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
judgement) dengan ahli dalam bidang dipercaya (Azwar, 2009). Pengukuran yang
Psikologi Eksperimen dan Psikologi memiliki reliabilitas tinggi disebut pengu-
Pendidikan tentang alat ukur dan kuran reliabel.
modul, untuk memberikan masukan
demi kesempurnaan modul. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu cara
2. Uji Coba Modul untuk memecahkan masalah pene-litian.
Uji coba modul diberikan pada siswa Menggunakan analisis data dapat menjawab
kelas II, uji coba modul dilakukan bertuju- dan menguji hipotesis (Nazir, 2003).
an untuk melihat efisiensi waktu yang telah Analisis data penelitian ini menggu-nakan
ditetapkan, serta menguji coba apakah independent t-test, independent t-test
langkah penggunaan media yang telah digunakan untuk membandingkan dua
disusun dapat dipahami oleh tutor sehingga kelompok yang saling bebas atau tidak
media dapat digunakan dengan tepat. Uji terikat satu sama lain. Untuk dapat dianalisis
coba ini dilakukan sebagai coaching bagi menggunakan independent t-test data
guru selama pelaksanaan manipulasi. Uji penelitian harus memenuhi beberapa
coba ini dilakukan untuk mengetahui asumsi, yaitu: subjek > 30, data normal dan

174
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

varians homogen (Sapp, 1999). Analisis


dalam penelitian dilakukan menggunakan Levene's Test for Equality of Variances
bantuan komputerisasi software statistic digunakan untuk menguji asumsi
untuk melihat bagaimana efektifitas flash homogenitas varians. Berdasarkan tabel 2
cards (X) untuk meningkatkan kosakata nilai F yang diperoleh adalah 2.605 dengan
(Y). nilai Sig. (p) 0.116 (p > 0.01). karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0.01 hal ini
Teknik Uji Normalitas dan Homogenitas menyatakan bahwa H0 diterima, yang
Uji Normalitas artinya bahwa kedua kelompok merupakan
Uji normalitas bertujuan untuk melihat varians yang homogen. Berdasarkan hasil
sebaran data yang akan dianalisis analisis tersebut, maka data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Dalam untuk melihat nilai t-hitung yaitu data pada
penelitian ini uji normalitas dilakukan equal variances assumed.
terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEM-
BAHASAN
Tabel 1. Hasil uji normalitas data N-Gain
Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Hasil Penelitian
Kelom- Uji Hipotesis
Smirnova
pok Tujuan dilakukannya analisis data
Stat. df Sig. Stat. df Sig.
Ga Eksperi
.137 19 .200 *
.941 19 .273 adalah untuk menjawab dan menguji
-in -men hipotesis. Analisis data penelitian ini meng-
Kontrol .173 16 .200* .961 16 .674
gunakan independent t-test, independent t-
test digunakan untuk membandingkan dua
Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil
kelompok yang saling bebas atau tidak
analisis shapiro-wilk p= 0.273 pada
terikat satu sama lain.
kelompok eksperimen dan p= 0.674 pada
kelompok kontrol. Pada penelitian ini Tabel 3. Rerata gain score kelompok
probabilitas (α) 0.01. Nilai p lebih besar dari eksperimen dan kontrol
0.01 dapat dinyatakan bahwa H0 diterima,
artinya adalah bahwa sebaran data N-Gain Std.
Group N Mean
Deviation
berdistribusi normal.
Ekperimen 19 11.7895 3.32631
Gain
Uji Homogenitas Kontrol 16 3.2500 1.98326
Uji homogenitas dilakukan untuk
melihat apakah perbandingan varians antar Dapat dilihat pada tabel 3 rerata
kelompok sama atau tidak atau apakah kelompok eksperimen (M=11.7895) lebih
kelompok berasal dari populasi yang tinggi daripada rerata kelompok kontrol
memiliki varians yang sama atau tidak. (M=3.2500). Artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara rerata kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 2. Uji homogenitas N-Gain


Tabel 4. Hasil Uji-t
Levene's Test for
Equality of Variances Sig. (2-
Data T df α
F Sig. tailed)
Gain Equal variances 2.605 .116 Equal 8.998 33 0.000 0.01
assumed variances
Equal variances assumed
not assumed

175
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

Pada tabel 4 menunjukkan nilai t- yang memiliki nilai diagnostik. Sisi diag-
hitung 8.998 dengan signifikansi 0.000 nostika suatu pengukuran atribut psikologi
(p<0.01), artinya adalah terdapat perbedaan adalah pemberian makna atau interpretasi
yang signifikan antara hasil posttest ke- terhadap skor skala yang bersangkutan.
lompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebagai suatu hasil ukur angka (kuanti-
Untuk mengetahui signifikansinya maka tatif), skor skala memerlukan suatu norma
perlu dibandingkan dengan nilai t-tabel. pembanding agar dapat diinterpretasikan
Nilai t-tabel untuk derajat bebas 33 (df = 35- secara kuantitatif. Interpretasi skala psi-
2) adalah 2,7332. Nilai t-hitung lebih besar kologi selalu bersifat normatif, artinya
dari pada nilai t-tabel, maka dapat makna skor dicantumkan pada posisi relatif
dinyatakan bahwa flash cards dapat skor dalam suatu kelompok yang telah
meningkatkan kemampuan kosakata bahasa dibatasi terlebih dahulu (Azwar, 2009).
Inggris siswa. Kelompok eksperimen terdapat 19
subjek dan kelompok kontrol 16 subjek,
Deskripsi Analisis Data untuk kategorisasi data kedua kelompok
Analisis data menggunakan indepen- menggunakan N-Gain. Untuk kelompok
dent t-test dengan bantuan komputerisasi eksperimen Mean=0.5(17+5)=11, standar
software statistic bertujuan untuk melihat deviasi=1/6(17-5)=2, untuk kelompok
rerata gain score pada kedua kelompok kontrol Mean=0.5(7+0)=3.5, standar
penelitian yaitu kelompok eksperimen dan deviasi=1/6(7-0)= 1.17. gambaran hipotesis
kelompok kontrol serta melihat nilai F dan t N-Gain dapat dilihat pada tabel 5.
yang dapat menentukaan bahwa penelitian
tersebut homogen dan terdapat perbedaan Tabel 5. Gambaran Hipotesis N-Gain
yang signifikan pada kedua kelompok
penelitian. Nilai F sebesar 2.605 dengan Standar
Data N Mean() Max Min Deviasi
signifikansi 0.116. Berdasarkan ketentuan
()
hipotesis apabila signifikansi lebih besar Gain 19 11 17 5 2
dari 0.01 menandakan bahwa penelitian eksperimen
tersebut bersifat homogen, maksudnya Gain kontrol 16 3.5 7 0 1.17
adalah tidak ada varians antara kedua
kelompok penelitian. Diketahui bahwa hasil Berdasarkan tabel 5 diperoleh
penelitian bersifat homogen maka nilai t dan ketentuan sebagai berikut: X < (-1,0)
signifikansi yang digunakan merupakan untuk kategori rendah, (-1,0) < X <
nilai pada data equal variances assumed, (+1,0) untuk kategori sedang dan
nilai t 8.998 dan signifikansi 0.000. (+1,0) < X untuk kategori tinggi.
Berdasarkan ketentuan apabila nilai Dapat dilihat pada tabel 6 bahwa
signifikansi pada t lebih kecil dari nilai persentase yang mencapai gain skor rendah
probabilitas (α) 0.01 berarti hasil dari kedua 16% dengan range nilai X < 9, gain skor
kelompok penelitian terdapat perbedaan sedang 37% dengan range nilai 9 < X < 13
yang signifikan. Perbedaan signifikan ter- dan gain skor tinggi 47% dengan range nilai
sebut dapat dilihat pada rerata gain skor 13 < X. Artinya hasil penelitian
kelompok eksperimen (M=11.7895) lebih menunjukkan adanya peningkatan nilai
tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang signifikan karena terdapat 84% siswa
(M=3.2500). yang mampu mencapai nilai di atas
kategoriasi rendah.
Deskripsi Kategorisasi Subjek
Skor dalam suatu penelitian belum Tabel 6. Kategorisasi N-Gain kelompok
memberikan gambaran yang jelas mengenai eksperimen
subjek yang diteliti untuk memiliki makna

176
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

Kategori Nilai Frekuensi


Persentase transportation, animals, dan dining room.
(%) Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
Rendah X<9 3 16%
diberikan perlakuan, mereka menggunakan
9<X<
Sedang 7 metode konvensional yaitu metode biasa
13 37%
Tinggi 13 < X 9 47% yang digunakan oleh guru dengan ceramah
Total 19 100% dan latihan soal dalam menyelesaikan LKS.
Hal ini bertujuan untuk melihat perubahan
yang diperoleh oleh kelompok eksperimen
Tabel 7. Kategorisasi N-Gain kelompok dengan menjadikan kelompok kontrol
kontrol sebagai pembanding keberhasilan pene-
Persentase litian.
Kategori Nilai Frekuensi
(%) Menurut Piaget, tingkat pemahaman
X< siswa Sekolah Dasar awal mengenai konsep
Rendah 7 44%
2.33 tentang benda, nama, jenis binatang dan
2.33 <
Sedang X< 4 25% pemahaman jenis konsep lainnya tidak dapat
4.67 dilakukan hanya melalui membaca dan
Tinggi
4.67 <
5 31%
mendengarkan penjelasan guru (Surna dan
X Pandeirot, 2002). Anak-anak memerlukan
Total 16 100% bantuan orang yang lebih ahli agar mereka
dapat menyelesaikan tugas mereka dengan
Pada kelompok kontrol dapat dilihat cara yang tepat yang disebut sebagai ZPD
pada tabel 7, persentase gain skor rendah (Zone of Proximal Development) oleh
44% dengan range nilai X < 2.33, persentase Vygotsky. Berdasarkan pandangan itu maka
gain skor sedang 25% dengan range nilai diperlukan benda yang nyata atau hal yang
2.33 < X < 4.67 dan persentase gain skor berbentuk visual untuk mengetahui dan
tinggi 31% dengan range nilai 4.67 < X. mengenal konsep-konsep yang dipelajari.
Artinya tidak ada peningkatan nilai yang Metode yang tepat untuk mengajarkan
signifikan pada kelompok kontrol karena kosakata baru adalah dengan menggunakan
masih terdapat 44% siswa yang alat peraga yang menarik, sehingga siswa
mendapatkan nilai rendah. dapat dengan mudah mengenal kosakata
baru tersebut. Flash cards merupakan alat
Pembahasan bantu bagi siswa untuk mempelajari
Berdasarkan hasil penelitian yang kosakata dan me-mahami konsep yang
diperoleh bahwa flash cards dapat dipelajari, yang dapat mempermudah siswa
meningkatkan kemampuan kosakata bahasa menyelesaikan tugasnya yaitu mampu
Inggris siswa, perubahan tersebut dapat mencapai tuntutan kurikulum, dan bantuan
dilihat dari hasil pretest-posttest siswa. tersebut dinamakan scaffolding oleh
Subjek kelompok eksperimen menunjukkan Vygotsky (dalam Ormrod, 2008).
hasil yang lebih baik daripada kelompok Belajar menggunakan media flash
kontrol. Subjek eksperimen memperoleh cards dapat membantu subjek menghafal
peningkatan yang signifikan yang dapat serta mengingat dengan cepat kata-kata
dilihat pada perolehan rerata gain score yang telah mereka pelajari. Selain efektif
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok meningkatkan kosakata, flash cards juga
kontrol. Perlakuan pada kelompok dapat memotivasi dan membuat siswa
eksperimen diberikan selama lima sesi tertarik untuk belajar (Joklova, 2009).
pertemuan, yaitu setiap sesi pertemuan Mereka memperhatikan dengan seksama
diberikan tema yang berbeda sesuai dengan guru yang ada di depan dan fokus pada flash
silabus. Adapun tema yang diberikan dalam cards yang diberikan, mereka juga antusias
setiap sesi yaitu part of body, vegetables, untuk menunjuk tangan ketika diberikan

177
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

pertanyaan mengenai kata-kata tersebut. ngan sebanyak 3-10 kali atau lebih. Flash
Brown (2008) mengutarakan flash cards cards yang sering diulang-ulang penye-
juga dapat membuat suasana belajar menjadi butannya secara serempak bersama guru,
lebih menarik, guru dapat menciptakan akan membantu siswa mengingat kata
suasana belajar yang lebih hidup dan tersebut lebih cepat, pengulangan tersebut
meningkatkan antusias anak-anak dalam dapat membuat siswa fokus terhadap apa
mempelajari bahasa Inggris, karena hal ini yang dipelajari (Joklova, 2009). Cohen
dapat dilakukan dengan cara bermain. (dalam Schmitt dan Schmitt, 1995) ber-
Bermain sambil belajar menggu-nakan pendapat bahwa keberhasilan mempelajari
media flash cards akan memenga-ruhi sesuatu ditentukan oleh fokus seseorang
afektif siswa yang mana akan me-mengaruhi terhadap apa yang sedang dipelajari.
keberhasilan mempelajari kata (Brown, Ketika siswa diberikan materi me-
2008). Belajar sambil bermain tersebut juga ngenai animals dan dining room yang mana
membuat suasana kelas menjadi santai, hal hal tersebut tidak ada bentuk konkretmya
tersebut terlihat dari keinginan siswa untuk seperti part of body. Siswa memperhatikan
tampil ke depan guna menunjukkan gambar yang ada di depan dan men-
kemampuan hafalan mereka. dengarkan guru mengucapkan kata tersebut
Flash cards dapat membantu siswa dengan tepat, semula siswa yang tidak bisa
dalam mengenal kata-kata baru dan juga menyebutkan kata dengan benar, karena
membantu siswa mengenal benda-benda proses pengulangan dan adanya konfirmasi
baru dari gambar yang terdapat pada flash dari guru mengenai pengucapan yang tepat
cards tersebut (Nugroho dkk., 2012). Hal membuat siswa mampu dan dapat menye-
yang sangat memengaruhi daya ingat siswa but bahasa Inggris dan arti kata dengan
ketika gambar tersebut ada dalam bentuk benar. Dalam proses belajar yang diulang
konkretnya, yaitu mengenai body. Siswa yang disimpan dalam memori di dalamnya
tersebut mencoba merecall kembali kata terjadi pengkodean yaitu menempatkan
finger dengan menggerak-gerakkan telun- informasi agar dapat dengan mudah diingat
juknya, karena pada flash cards kata finger (Stenberg, 2008). Hudson dkk. (dalam
digambarkan dengan telunjuk. Hal tersebut Carpenter dan Olson, 2011) mengutarakan
menunjukkan bahwa gambar memberikan gambar yang terdapat pada flash cards
kode lain yang bersifat independen dari kode tersebut akan membantu meningkatkan daya
verbal (Pavio dalam Stephen, 2011). Flash ingat anak-anak, karena visual mem-berikan
cards disajikan secara acak oleh guru, guru pengaruh yang lebih besar dalam mengingat
membimbing siswa mengucap-kan bahasa dan memahami sesuatu diban-dingkan
Inggris dan arti dari kata yang ada pada flash verbal/ audio. Hal tersebut meme-ngaruhi
cards, hal tersebut diulang sebanyak tiga siswa, siswa menjadi cepat me-ngenal dan
kali. memahami kata yang dipelajari serta dapat
Menurut Brown (2008) flash cards dengan mudah merecall kembali informasi
disajikan dengan cara berulang-ulang dan yang telah diterima siswa yaitu sejumlah
menirukan berulang-ulang merupakan stra- kosakata yang telah dikenalkan dengan flash
tegi yang sangat penting dalam pem- cards.
belajaran bahasa. Pengulangan tersebut Untuk mempelajari bahasa tidak hanya
dapat membantu siswa untuk menyimpan didasari oleh pertimbangan kognitif, tetapi
informasi verbal tersebut dalam memori aspek afektif juga memengaruhi keber-
jangka pendek atau mentransfernya ke hasilan mempelajari bahasa, wilayah afektif
dalam memori jangka panjang (Stenberg, meliputi banyak faktor seperti sikap,
2008). Menurut Nation (dalam Schmitt dan peniruan, kecemasan, empati dan keper-
Schmitt, 1995) bahwa untuk mempelajari cayaan diri (Brown, 2008). Komachali dan
kata baru, siswa butuh melakukan pengula- Khodareza (2012) juga mengutarakan hal

178
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

yang serupa flash cards dapat mening- sebelumnya. Ada-pun persentase yang
katkan perhatian, partisipasi, interaksi, dan mencapai gain skor rendah 16% dengan
semangat siswa dalam mempelajari kosa- range nilai X < 9, gain skor sedang 37%
kata baru. Daya tarik tersebut terlihat dari dengan range nilai 9 < X < 13 dan gain skor
antusias dan partipasi siswa saat belajar tinggi 47% dengan range nilai 13 < X.
berlangsung, yaitu ketika siswa diminta Artinya hasil penelitian menunjukkan
maju berpasang-pasangan menggunakan adanya peningkatan nilai yang signifikan
media flash cards untuk menunjukkan karena terdapat 84% siswa yang mengalami
kemampuan mereka menyebutkan kembali peningkatan kosakata bahasa Inggris.
arti kata yang telah mereka pelajari. Hal ini senada dengan penelitian yang
Selain dapat membantu daya ingat telah dilakukan oleh Maghfiroh dan Zuhdi
siswa, flash cards juga dapat memberikan (2013) disimpulkan bahwa aktivitas guru
dampak yang lain yaitu dapat memotivasi dan siswa dalam proses pembelajaran
dan membuat siswa tertarik untuk belajar tematik tema pekerjaan dengan menggu-
(Joklova, 2009). Motivasi yang mereka nakan media flash card dinyatakan baik
miliki tersebut juga membantu daya ingat sekali. Hasil belajar siswa setelah peng-
siswa dalam menghafal kata tersebut, karena gunaan media flash card pada tema
mereka belajar berdasarkan keingin-an pekerjaan dinyatakan baik sekali. Hal ini
mereka (Komachali dan Khodareza, 2012). menunjukkan bahwa media flash card dapat
Belajar bersama-sama dengan flash cards meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
juga membuat siswa termotivasi untuk penelitian yang dilakukan oleh Widyasari,
menghafal kata dengan cepat, dengan itu Suryandari dan Suripto (2013) bahwa
mereka dapat memperlihatkan kepada penerapan metode permainan melalui media
teman-teman sekelas mereka kemampuan flash card dapat mening-katkan kemampuan
mereka dengan cara dapat menjawab kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SDN
pertanyaan guru dengan cepat dan benar 2 Kebasen Kecamatan Kebasen tahun ajaran
(Joklova, 2009). Menggunakan media flash 2012/ 2013. Pening-katan kemampuan
cards untuk mempelajari kosakata baru kosakata bahasa Inggris ini ditunjukkan
dapat membuat siswa berinteraksi satu dengan adanya peningkatan pada aspek
dengan yang lainnya selama proses belajar. keterampilan berbahasa dan hasil belajar
Interaksi tersebut dapat membantu siswa siswa.
satu sama lain untuk berbagi pengetahuan Menurut Komachali dan Khodareza
mengenai kosakata yang telah mereka hafal (2012) dengan flash cards siswa dapat
dan ketahui (Komachali dan Khodareza, belajar tanya jawab seputar kosakata, hari-
2012). hari bersejarah, rumus dan mata pelajaran
Media flash cards dapat mening-katkan lainnya. Hal itu dapat dilakukan secara
kemampuan kosakata bahasa Inggris siswa berulang sehingga membuat flash cards
pada mata pelajaran bahasa Inggris, adanya membantu siswa mengingat apa yang telah
peningkatan jumlah kosakata yang dimiliki dipelajari. Flash cards adalah media yang
oleh siswa kelas II SDN di Pekanbaru. praktis untuk membantu siswa dan guru
Kelompok eksperimen yang mendapatkan dalam proses belajar mengajar, khususnya
perlakukan melalui media flash cards, dalam mengajarkan siswa flash cards
terdapat 12 siswa yang mendapat skor (Nugroho dkk., 2012). Dengan media flash
sempurna yaitu 18, 2 siswa yang mendapat cards dapat dengan mudah membantu siswa
skor 16, 2 siswa yang mendapat skor 15, 1 merecall kosakata baru yang sedang
siswa mendapat skor 14, 1 siswa mendapat dipelajari, karena flash cards memiliki dua
skor 12 dan 1 siswa mendapat skor 10. Hal sisi yaitu kata dan artinya (Khodashenas
tersebut menunjuk-kan peningkatan yang dkk., 2014)
signifikan dari pretest yang dilakukan

179
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

SIMPULAN DAN SARAN hal ini akan memengaruhi


pengetahuan kosakata siswa yang
Simpulan
akan menjadi bias dari hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penelitian yang diperoleh.
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
b. Tutor pada penelitian ini tidak
flash cards berpengaruh signifikan untuk
mempelajari metode penggunaan
meningkatkan kemampuan kosakata bahasa
media flash cards terlebih dahulu,
Inggris siswa Sekolah Dasar. Flash cards
hal ini menyebabkan proses belajar
dapat membantu siswa belajar lebih fokus
di awal sangat kaku yang mana
dan dapat mengenal kata dengan mudah.
semestinya siswa dapat belajar
Berdasarkan hasil observasi di lapangan,
dengan menyenangkan, karena rasa
siswa menjadi sangat bersemangat dan
senang saat belajar akan
antusias mempelajari kosakata. Flash cards
memengaruhi siswa untuk fokus dan
dapat digunakan dengan berpasang-
tertarik dalam belajar.
pasangan sambil maju ke depan kelas,
sehingga membuat siswa dapat belajar
sambil bermain dan meningkatkan minat DAFTAR PUSTAKA
mereka untuk mempelajari kosakata.
Menggunakan flash cards sebagai media Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas,
belajar juga membuat siswa berani dan tidak Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
malu untuk tampil ke depan kelas. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran,
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Saran Baleghizadeh, S. & Ashoori, A. (2011). The
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Impact of Two Instructional
dilakukan, berikut beberapa saran dari Tehniques on EFL Learner’s
penelitian ini: Vocabulary Knowledge: Flash Cards
1. Bagi Sekolah Versus Word List, Mextesol journal,
Sekolah diharapkan dapat memberikan 35(2).
metode yang bervariatif dalam menga- Brown, H.D. (2008). Prinsip Pembelajaran
jarkan kosakata bahasa Inggris kepada dan Pengajaran Bahasa, edisi
siwa, salah satunya dengan menggu- kelima, Kedutaan Besar Amerika
nakan media flash cards. Serikat di Jakarta.
2. Bagi Tutor Campbell, D., Shadish, W.R., & Cook, T.D.
Diharapkan tutor memahami penggu- (2002). Experimental and
naan media dengan lugas, sehingga Quasiexperimental Designs for
tujuan penggunaan media sesuai Generalized Causal Inference,
dengan hasil yang diharapkan. Boston: Houghton Mifflin
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Company.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat Carpenter, S.K. & Olson, K.M. (2011). Are
menemukan metode-metode yang lain- Pictures Good for Learning New
nya untuk dapat membantu siswa dalam Vocabulary in A Foreign Language?
meningkatkan kosakata pada bahasa Only if You Think They Are Not,
Inggris. Adapun peneliti yang ingin Journal of Experimental
mencoba melakukan penelitian yang Psychology: Learning, Memory, and
sama, sebaiknya menghindari batasan- Cognition.
batasan penelitian yang menyebabkan
bias, yaitu:
a. Peneliti tidak melakukan sesi
wawancara terhadap siswa yang
mengikuti les bahasa Inggris, karena

180
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)

Gravetter, F. & Forzano, Lori-Ann. (2015). Tak Dihapus. Kompas (online).


Research Methods for the (http://edukasi.kompas.com/).
Behavioral Sciences, fifht edition, Diunduh 30 maret 2015. Dari :
USA: Nelson Education, Ltd. http://edukasi.kompas.com/read/201
Hotimah, E. (2010). Penggunaan Media 2/11/13/11331821/Sekali.Lagi.Dite
Flashcard dalam Meningkatkan gaskan.Bahasa.Inggris.SD.Tak.Diha
Kemampuan Siswa pada pus
Pembelajaran Kosakata Bahasa Maghfiroh, L. & Zuhdi, U. (2013).
Inggris Kelas II MI Ar-Rochman Penggunaan Media Flashcard untuk
Samarang Garut, Jurnal Pendidikan, Meningkatkan Hasil Belajar IPS
04(01). pada Pembelajaran Tematik di
Joklova, K. (2009). Using Pictures in Sekolah Dasar, JPGSD, 01(2).
Teaching Vocabulary, Bachelor’s Mohammadnejad, S., Nikdel, H., &
thesis. Masaryk University Faculty Oroujlou, N. (2012). Reactivating
of Education. Department of English EFL Learners’ Word Knowledge by
Language and Literature. Brno. Means of Two Technique:
Keswara, R. (13 Oktober 2012). Belajar Flashcards versus Wordlist,
Bahasa Inggris Masih International Journal of Linguistic,
Membosankan. Sindonews (Online), 4(4).
(http://nasional.sindonews.com). Marliani, R. (2013). Psikologi Eksperimen,
Diunduh: 4 april 2015. Dari: Bandung: Pustaka Setia.
http://nasional.sindonews.com/read/ Nazir, M. (2003). Metode Penelitian,
679341/15/belajar-bahasa-inggris- Jakarta: Salemba.
masih-membosankan-1350053017. Nugroho, Y.S., Nurkamto, J., &
Khasanah, P.M.A., Chamdani, & Susiani, Sulistyowati, H. (2012). Improving
T.S. (2014). Upaya Meningkatkan Students’ Vocabulary Mastery
Penguasaan Kosakata Bahasa Using Flash Cards, English
Inggris melalui Penggunaan Media Education Journal, 1(1).
Kartu Domino Kata Bergambar Ormrod. J.E. (2008). Psikologi Pendidikan
Siswa Kelas V SD, PGSD FKIP Membantu Siswa Tumbuh dan
Universitas Sebelas Maret Berkembang Edisi Keenam Jilid 1,
Surakarta, 2(4). Jakarta: Erlangga.
Khodashenas. M.R., Farahani. S.K., & Oxford Learner’s Pocket Dictionary.
Alisahi, Z. (2014). Flash Cards (2008). China: Oxford University.
Versus Animated Cartoons: a Permendiknas (2006). Peraturan Menteri
Comparative Study in Vocabulary Pendidikan Nasional No. 22 tahun
Teaching and Learning, 2016.
International Journal of Language Press. Peraturan Menteri Pendidikan
Learning and Applied Linguistics Nasional Republik Indonesia No 23
World (IJJLLALW), 5(4). Tahun 2006 menetapkan Standar
Komachali, M.E. & Khodareza, M. (2012). Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
International Education Studies the Satuan Pendidikan Dasar dan
Effect of Using Vocabulary Flash Menengah. Badan Standar Nasional
Card on Iranian Pre-University Pendidikan. Diunduh: 28 maret
Students Vocabulary Knowledge, 2015. Dari: (http://bsnp-
International Education Studies, indonesia.org/id/wp-
5(3). content/uploads/2009/04/SKL_MA
Listyarti, R. (13 november 2012). Sekali PEL_SD_MI.pdf)
Lagi Ditegaskan, Bahasa Inggris SD

181
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.

Stephen, K.R. (2011). Kognisi Teori dan Surna, I Nyoman. & Pandeirot. O.D. (2002).
Aplikasi, Jakarta: Salemba Psikologi Pendidikan 1, Jakarta:
Humanika. Erlangga.
Santrock. J.W. (2007). Perkembangan Anak Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Edisi Kesebelas Jilid 1, Jakarta: Kuantitatif Kualitatif & RND,
Erlangga. Bandung: Alfabeta.
_______________ (2010). Psikologi Pendi- Suyanto, K.K.E. (2010). English for Young
dikan Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Learners, Jakarta: Bumi Aksara.
Humanika. Schmitt, N. & Schmitt, D. (1995).
Sadirman, A.S., Rahardjo, R., & Haryono, Vocabulary Notebooks: Theoretical
A. (2009). Media Pendidikan, Underpinnings and Practical
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Suggestions.(133-143).
Sapp, M. (1999). Test Anxiety: Applied Widyasari, I., Suryandari, K.C., & Suripto.
Research, Assesment, and Treatment (2013). Penerapan Metode
Intervention, Boston: University Permainan melalui Media Flash
Press of America. Card dalam Peningkatan
Stenberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif Kemampuan Kosakata Bahasa
Edisi Keempat, Yogyakarta: Pustaka Inggris Siswa Kelas IV SDN 2
Pelajar. Kebasen, JPGSD, 01(1).

182

View publication stats

Вам также может понравиться