Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
net/publication/322794889
CITATION READS
1 2,944
2 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Putri zulmi Nulanda on 22 February 2018.
Abstract
English proficiency is important because it gives a positive academic influence. English skills can
be seen from the amount of vocabulary a person has. One of the creative efforts in learning to be
attractive is using flash cards media. This study aims to determine whether flash cards media can
improve the vocabulary of students in primary school. This research used quasi-experimental
method with nonequivalent pretest-posttest control group design. The research subjects were 35
second grade students of elementary school, which were divided into two groups namely
experimental group and control group. The hypothesis of this research is that there is a difference
of vocabulary between experimental group and control group before and after giving flash cards
media. The independent sample t-test of the gain score of the experimental group (11.7895) was
higher than the control group (3.2500) with the 8,998 and sig t-counts 0.000 (p <0.01), meaning
that there is significant difference between pretest-posttest experimental and control group. It
shows that flash cards can improve students' English vocabulary.
Abstrak
Kemampuan berbahasa Inggris penting karena kemampuan ini memberikan pengaruh secara
akademis. Kemampuan bahasa Inggris dapat dilihat dari kekayaan kosakata yang dimiliki
seseorang. Salah satu upaya kreatif dalam pembelajaran agar menarik yaitu menggunakan media
flash cards. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media flash cards dapat
meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa di Sekolah Dasar. Penelitian menggunakan metode
kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent pretest-posttest control group design. Subjek
penelitian adalah 35 siswa kelas II Sekolah Dasar, yang terdiri dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan kosakata antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian media flash cards. Analisis
independent sample t-test dari data gain score kelompok eksperimen (11.7895) lebih tinggi
daripada kelompok kontrol (3.2500) dengan nilai t-hitung 8.998 dan sig. 0.000 (p<0.01), artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest-posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hal
tersebut menunjukkan bahwa flash cards dapat meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa.
Kata Kunci: Media flash cards, kosakata bahasa Inggris, siswa Sekolah Dasar
167
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
akhir dalam penguasaan bahasa kedua tidak sungguh-sungguh untuk menjadi pengajar
pernah sebaik anak-anak (Santrock, 2007). bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar.
Penjelasan mengenai hal tersebut didasari Akibatnya, pembelajaran bahasa Inggris di
oleh fakta bahwa terdapat ratusan otot Sekolah Dasar dianggap sebagai beban.
(tenggorokan, pita suara, mulut, lidah dan Padahal dengan memper-kaya metode
lain-lain) yang digunakan dalam pengajarannya, para guru bisa dengan
pengucapan kata-kata, pengendalian otot mudah menyesuaikan pembelajaran bahasa
tingkat tinggi diperlukan untuk meraih Inggris dengan kondisi peserta didik
kefasihan pada penutur asli sebuah bahasa (Keswara, 2012).
(Brown, 2008). Menurut Brown (2008) Hasil wawancara dan observasi yang
bahasa kedua merupakan bahasa sasaran, diperoleh dari guru yang mengajar bidang
bahasa yang sengaja dipelajari untuk tujuan studi bahasa Inggris di Sekolah “A” terdapat
tertentu, seperti untuk mencapai karir yang 46% siswa kelas II yang mencapai KKM
sukses atau memenuhi persyaratan untuk (Kriteria Ketuntasan Minimal) bahasa
menguasai bahasa asing. Terdapat periode Inggris. Pada Sekolah “B” terdapat 31%
sensitif mempelajari bahasa, sehingga siswa kelas II yang aktif dalam belajar dan
pengenalan terhadap bahasa sangatlah yang mencapai KKM hanya 28% dari
penting selama masa kanak-kanak belia jumlah siswa keseluruhan.
(Ormrod, 2008). Berdasarkan wawancara yang dilaku-
Adapun tujuan diberikannya pelajaran kan pada tanggal 5 dan 6 September 2016
bahasa Inggris yaitu untuk; (1) mengem- dengan Guru kelas II sekolah “A” dan Kelas
bangkan kompetensi berkomunikasi dalam II sekolah “B”, menyatakan bahwa proses
bentuk lisan (language accompanying pembelajaran di kelas menggunakan metode
action) dalam konteks sekolah, (2) memiliki ceramah atau latihan soal. Guru hanya
kesadaran pentingnya bahasa Inggris untuk memberikan lembar kerja siswa (LKS) dan
meningkatkan daya saing bangsa dalam menginstruksikan pada siswa untuk
masyarakat global (bsnp-indonesia.org). menyelesaikannya, maka diperlukan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perbaikan metode untuk siswa Sekolah
(KTSP) dan silabus siswa kelas 2 Sekolah Dasar. Pembelajaran bahasa Inggris di
Dasar, ditemukan banyak materi bahasa sekolah dengan metode ceramah dan latihan
Inggris yang me-nuntut penguasaan soal (teacher active) dinilai masih kurang
kosakata dalam konteks lingkungan kelas. menyenangkan dan membosankan bagi
Menurut Mohammadnejad, Nikdel dan siswa. Siswa hanya mengerjakan soal-soal
Oroujlou (2012) kosakata merupakan yang ada di dalam LKS, lalu dikumpulkan
elemen dasar sebuah bahasa yang diguna- dan dinilai oleh guru kelas tersebut. Metode
kan untuk memberi label pada hal-hal pengajaran dan SDM (Sumber Daya
seperti benda, sifat dan kata kerja untuk Manusia) guru menjadi faktor penting
menjelaskan maksud dari apa yang ingin penyebab kurang nyamannya pembelajaran
disampaikan. Khasanah, Chamdani dan bahasa Inggris di Sekolah. Padahal dengan
Susiani (2014) menyebutkan bahwa dalam memperkaya metode pe-ngajarannya, para
proses mempelajari bahasa Inggris, kosakata guru bisa dengan mudah menyesuaikan
merupakan bagian penting, namun sering pembelajaran bahasa Inggris dengan kondisi
diabaikan dalam kegiatan pembe-lajaran. peserta didik (Keswara, 2012). Listyarti
Tanpa mengetahui kosakata, siswa akan (2012), mengatakan bahwa pembelajaran
mengalami hambatan dalam pembela-jaran bahasa Inggris untuk tingkat Sekolah Dasar
bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris memang harus dibedakan dengan tingkat
bagi siswa Sekolah Dasar belum didasarkan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
pada acuan yang jelas dan penyiapan guru Menengah Atas. Menurutnya, anak-anak
yang tepat. Para guru tidak dilatih secara usia Sekolah Dasar cukup dibekali dengan
168
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
berbagai kosakata baru dengan cara yang bahasa Inggris untuk anak seharusnya
menyenangkan dalam memperkenalkannya. disertai dengan penggunaan media, terutama
Menurut Baleghizadeh dan Ashoori visual. Media adalah segala sesuatu yang
(2011) salah satu masalah utama kesulitan dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
yang dialami guru dalam mengajarkan dari pengirim ke pe-nerima sehingga dapat
bahasa Inggris pada siswa adalah guru tidak merangsang pikiran, perasaan dan minat
menggunakan metode dan pendekatan yang serta perhatian siswa sedemikian rupa
tepat. Oleh sebab itu, guru bertanggung sehingga proses belajar terjadi (Sadirman,
jawab dalam menentukan pendekatan yang Rahardjo dan Haryono, 2009). Media visual
tepat dalam mengajarkan kosakata kepada yang dapat diberikan kepada siswa salah
siswa. satunya adalah media flash cards (Suyanto,
Munurut teori perkembangan kognitif 2010)
dari Piaget, perkembangan kognitif siswa Flash cards merupakan kartu kecil yang
Sekolah Dasar berada pada fase operasional berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
konkret. Operasional konkret adalah mengingatkan atau menuntun siswa kepada
tindakan mental yang bisa dibalikkan yang sesuatu yang berhubungan dengan gambar-
berkaitan dengan objek konkret nyata. Pada gambar yang dapat digunakan untuk melatih
tahap ini anak akan mudah mempelajari mengeja dan memperkaya kosakata
sesuatu yang kompleks dengan bantuan (Arsyad, 2011). Flash cards memiliki dua
visual dan mereka akan tertarik untuk sisi, bagian depan flash cards terdapat
belajar apabila guru dapat menarik per- gambar dan kata sedangkan bagian belakang
hatian mereka. Dengan memahami tahap flash cards merupakan arti kata tersebut.
perkembangan kognitif siswa dapat mem- Hudson, Taglieber, Johnson dan Yarbrough
bantu guru dalam menentukan metode dan (dalam Carpenter dan Olson, 2011)
pendekatan mengajar (Santrock, 2010). mengemukakan bahwa gambar yang
Menurut Vygotsky, bantuan dapat diberi- terdapat pada flash cards tersebut akan
kan oleh siswa dewasa untuk siswa, bantuan membantu meningkatkan daya ingat anak-
yang diberikan tersebut dikenal dengan zone anak, karena visual memberikan pengaruh
of proximal development (ZPD). ZPD yang lebih besar dalam mengingat dan
adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian memahami sesuatu dibandingkan verbal/
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara audio. Paivio (dalam Stephen, 2011),
sendirian tetapi dapat dipelajari dengan menjelaskan landasan yang menyatakan
bantuan dari siswa dewasa atau anak yang gambar lebih efektif terhadap memori
lebih mampu (Santrock, 2010). adalah karena gambar memberikan kode
ZPD berkaitan dengan scaffolding, memori lain yang bersifat independen dari
scaffolding adalah sebuah mekanisme kode verbal. Gambar cenderung mudah
pendukung yang membantu siswa pembe- diingat dibandingkan dengan kata-kata yang
lajar untuk berhasil menyelesaikan satu bersifat konkret, dan biasanya mudah
tugas dalam zona perkembangan proximal- disimpan dalam memori dibandingkan
nya. Guru memberikan beragam bentuk dengan kata-kata yang bersifat abstrak
bantuan kepada siswa, dengan cara menye- (Stephen, 2011).
derhanakan tugas, memecahkan tugas Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menjadi komponen-komponen yang lebih oleh Nugroho, Nurkamto dan Sulistyowati
kecil atau memberikan peralatan yang tidak (2012) ditemukan bahwa dengan meng-
terlalu rumit (Ormrod, 2008). gunakan flash cards dapat meningkatkan
Suyanto (2010) mengatakan media kemampuan kosakata siswa, karena flash
merupakan alat bantu yang diperlukan untuk crads dapat menarik perhatian siswa,
pembelajaran bahasa Inggris ter-utama membuat siswa termotivasi dan fokus dalam
untuk anak-anak. Kegiatan belajar mengajar belajar kosakata. Media flash card dianggap
169
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
sebagai suatu media yang menimbulkan sifat dan kata kerja untuk menjelaskan
kesenangan dan ketertarikan siswa dalam maksud dari apa yang ingin disampaikan.
pembelajaran kosakata, karena flash card Dalam oxford learner’s pocket dictionary
dapat disajikan dalam bentuk permainan (2008), menjelaskan bahwa kosakata
(Hotimah, 2010). Brown (2008) merupakan; (1) sejumlah kata yang diketa-
mengatakan selain dapat dilakukan dengan hui dan digunakan siswa, (2) sejumlah kata
cara bermain, flash cards juga dapat yang digunakan dalam berbahasa, (3) daftar
digunakan dimanapun diinginkan oleh anak. kata yang terdiri dari kata beserta artinya.
Selain dapat menciptakan suasana belajar Menurut Komachali dan Khodareza (2012),
yang menyenangkan flash cards juga kosakata biasanya berkembang dan
merupakan media yang sangat praktis meningkat pada setiap tingkatan usia, dan
karena dapat dibuat secara bersama-sama secara fundamental berfungsi sebagai alat
oleh guru dan siswa (Baleghizadeh dan komunikasi.
Ashoori, 2011). Brown (2008) mengatakan, Menurut Brown (2008) faktor lain yang
selain faktor kognitif, faktor afektif juga menyebabkan anak-anak dapat lebih mudah
memengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasai bahasa kedua, karena anak-anak
mempelajari bahasa. memakai bahasa untuk menam-pilkan
Menurut Komachali dan Khodareza konsepsi mereka sebagai sarana berpikir dan
(2012) dengan flash cards siswa dapat untuk menghadirkan dunia mereka.
belajar tanya jawab seputar kosakata, hari- Kemampuan anak untuk meng-ucapkan
hari bersejarah, rumus dan mata pelajaran bahasa kedua dengan aksen yang benar juga
lainnya. Hal itu dapat dilakukan secara menurun berdasarkan usia. Penurunan tajam
berulang sehingga membuat flash cards terjadi setelah usia 10 hingga 12 tahun
membantu siswa mengingat apa yang telah (Asher dan Garcia dalam Santrock, 2007).
dipelajari. Hal tersebutlah yang mendukung mengenai
Adapun tujuan penelitian ini adalah periode kritis belajar bahasa asing. Menurut
untuk meningkatkan kemampuan kosakata Santrock (2007), periode kritis adalah
bahasa Inggris siswa Sekolah Dasar, periode waktu yang pasti saat pengalaman-
sehingga dapat memberikan bantuan pada pengalaman tertentu dapat menimbulkan
sekolah dalam usaha meningkatkan ke- akibat jangka panjang dalam perkembangan.
mampuan kosakata bahasa Inggris siswa. Periode kritis adalah masa-masa ketika
pembelajaran mudah dilakukan, dan setelah
Pengertian Kosakata periode kritis lewat, belajar menjadi sesuatu
Dasar dari sebuah bahasa merupakan yang sulit.
kosakata, apabila kosakata tidak ada maka Bahasa pertama dan bahasa kedua
tidak pernah ada yang namanya bahasa. memiliki definisi yang berbeda, yaitu
Kata “kosakata” merupakan kata yang bahasa pertama merupakan bahasa yang
mewakili secara ringkas dari sejumlah diperoleh anak secara alamiah, di dalamnya
kumpulan kata dalam bahasa (Joklova, ada proses peniruan, pengulangan dan
2009). Kosakata merupakan sejumlah kata menjadi perilaku menetap. Sedangkan
yang diketahui siswa pada sebuah bahasa. bahasa kedua merupakan bahasa sasaran,
Kosakata terus berkembang sejalan dengan yaitu bahasa yang sengaja dipelajari dengan
bertambahnya usia yang sangat berguna tujuan tertentu, baik untuk pendidikan, karir
sebagai alat komunikasi (Komachali dan dan sebagainya. Cara pemerolehan bahasa
Khodareza, 2012). pertama tidak jauh berbeda dengan bahasa
Menurut Mohammadnejad dkk. (2012), kedua yaitu dengan peniruan, peng-ulangan
kosakata merupakan elemen dasar sebuah tetapi ada aspek lain yang me-mengaruhi
bahasa yang mana digunakan untuk yaitu periode kritis.
memberi label pada hal-hal seperti benda,
170
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
171
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
kosakata baru yang sedang dipelajari, karena yang efektif adalah siswa biasanya lebih
flash cards memiliki dua sisi yaitu kata dan mudah dalam mengenali gambar daripada
artinya (Khodashenas dkk., 2014). Media tulisan. Menurut Paivio (dalam Stephen,
flash cards memiliki beberapa kelebihan, 2011), alasan mengapa gambar menjadi
sebagaimana yang diungkapkan oleh lebih efektif adalah karena gambar
Susilana dan Riyana (dalam Hotimah, 2010) memberikan kode memori lain yang bersifat
antara lain: independen dari kode verbal. Teori tersebut
a. Mudah dibawa kemana-mana; yakni disebut teori pengodean ganda karena teori
dengan ukuran yang kecil flash cards tersebut dapat digunakan dalam proses
dapat disimpan di tas bahkan di saku, pengingatan kembali. Gambar cenderung
sehingga tidak membutuhkan ruang mudah diingat dibandingkan dengan kata-
yang luas, dapat digunakan di mana kata yang bersifat konkret, dan biasanya
saja, di kelas ataupun di luar kelas. mudah disimpan dalam memori
b. Praktis; yakni dilihat dari cara dibandingkan kata-kata yang bersifat
pembuatannya dan penggunaannya, abstrak (Stephen, 2011).
media flash cards sangat praktis, dalam
menggunakan media ini guru tidak METODE PENELITIAN
perlu memiliki keahlian khusus, media Desain Penelitian
ini tidak perlu juga membutuhkan Desain yang digunakan pada penelitian
listrik. Jika akan menggunakannya kita ini adalah kuasi eksperimen. Menurut
tinggal menyusun urutan gambar sesuai Campbell, Shadish dan Cook (2002)
dengan keinginan kita, pastikan posisi eksperimen kuasi merupakan sebagai eks-
gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika perimen yang memiliki perlakuan,
sudah digunakan tinggal disimpan pengukuran dampak, unit eksperimen, na-
kembali dengan cara diikat atau mun tidak menggunakan penugasan acak
menggunakan kotak khusus supaya atau randomize untuk menciptakan pem-
tidak tercecer. bandingan dalam rangka menyimpulkan
c. Mudah diingat; kombinasi antara perubahan yang disebabkan perlakuan.
gambar dan teks cukup memudahkan
Desain eksperimen yang digunakan
siswa untuk mengenali konsep sesuatu, dalam penelitian ini adalah nonequivalent
untuk mengetahui nama sebuah benda pretest-posttest control group designs.
dapat dibantu dengan gambarnya, Desain penelitian ini merupakan sebuah
begitu juga sebaliknya untuk desain penelitian yang membandingkan dua
mengetahui nama sebuah benda atau kelompok non-equivalent dan desain yang
konsep dengan melihat huruf atau sesuai untuk penelitian purposive. Peng-
teksnya. ukuran pada kedua kelompok ini masing-
d. Menyenangkan; media flash cards masing dua kali, pada kelompok ekperimen
dalam penggunaannya dapat melalui dilakukan sebelum dan sesudah intervensi
permainan. Misalnya siswa secara diberikan sedangkan pada kelompok kontrol
berlomba-lomba mencari suatu benda juga dilakukan dua kali pengukuran tanpa
atau nama-nama tertentu dari flash pemberian treatment (Gravetter dan
cards yang disimpan secara acak, Forzano, 2015).
dengan cara berlari siswa berlomba
Partisipan
untuk mencari sesuatu perintah. Penelitian tidak dilakukan pada segenap
Flash cards merupakan media yang objek dari populasi, tetapi cukup sebagian
sangat praktis karena dapat dibuat secara yang dipandang mewakili populasi
bersama-sama oleh guru dan siswa. Salah (Marliani, 2013). Adapun teknik
satu indikasi bahwa visual imagery memiliki pengambilan sampel yang dilakukan adalah
kemungkinan memberikan kode memori non-random sampling yakni purposive
172
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
sampling. Adapun jumlah partisipan dalam mentah dapat ditemukan IQ dan persentil
penelitian ini sebanyak 35 siswa, terdiri dari dengan tabel yang sudah disediakan. Tes
dua kelompok yaitu 19 siswa kelompok ini diberikan pada siswa kelas II SD.
eksperimen yang berasal dari sekolah “A” d. Tes alfabet bahasa Inggris
dan 16 siswa kelompok kontrol yang berasal Tes alfabet bahasa Inggris untuk
dari sekolah “B”. Adapun kriteria subjek mengetahui pengetahuan siswa terha-
yaitu siswa kelas II Sekolah Dasar, berusia dap alfabet bahasa Inggris, dengan cara
7-8 tahun, mampu membaca abjad bahasa menyajikan alfabet A-Z dan meminta
Inggris, dan memiliki intelegensi rata-rata, siswa-siswa tersebut menyebutkannya.
mengguna-kan standar kategori tes Tes ini diberikan pada siswa kelas II SD.
inteligensi CFIT. 2. Pengukuran
Alat ukur yang digunakan dalam
Metode Pengumpulan Data penelitian ini berupa soal mencocokkan
1. Screening gambar dan kata atau matching test, terdiri
a. Observasi dari 18 buah soal yang mewakili sejumlah
Observasi dilakukan di kelas bagi siswa flash cards yang diberikan.
dan guru kelas II Sekolah Dasar untuk
mengetahui kemampuan dan metode Manipulasi
yang digunakan dalam pembelajaran Flash Cards diberikan selama jam
pada mata pelajaran bahasa Inggris. pelajaran bahasa Inggris selama 5 sesi
Selama proses pembelajaran yang dila- dengan alokasi waktu 35 menit setiap
kukan guru memberikan ceramah atau sesinya. Manipulasi yang dilakukan adalah
penjelasan secara lisan mengenai materi, pemberian kosakata mengenai part of body,
lalu disertai dengan penyelesaian LKS vegetables, transportation, animals, dan
sebagai latihan soal yang harus dikum- dining room. Pemberian materi disesuaikan
pulkan di akhir pelajaran. Guru mem- dengan silabus yang telah ditetapkan untuk
berikan kesempatan pada siswa untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Adapun setiap
mengerjakan latihan soal selama 30 sesi dari manipulasi yang dilakukan adalah
menit, dan memberikan kesempatan pembukaan, pengenalan kata dan games
untuk berdiskusi jika ada persoalan yang bagi siswa. Adapun tahapan dari manipulasi
tidak dimengerti oleh siswa. yang dilakukan:
b. Wawancara 1. Siapkan 10 kartu dari kelompok yang
Wawancara merupakan teknik pengum- sama, misalnya kelompok “animals”,
pulan data yang dilakukan melalui tatap ditumpuk dan dipegang dengan tangan
muka dan tanya jawab langsung antara kiri. Halaman kartu yang bergambar
pengumpul data maupun peneliti ter- berada di bagian depan menghadap ke
hadap narasumber atau sumber data siswa.
dengan menggunakan panduan wa- 2. Untuk menarik perhatian siswa (untuk
wancara. Wawancara dilakukan pada tahap awal), tunjukkan halaman kartu
guru kelas, terkait dengan metode yang bergambar dengan cara mengam-
pembelajaran di kelas. bil kartu yang paling belakang dan
meletakkannya ke urutan paling depan,
c. Tes intelegensi sambil mengucapkan dengan jelas kata
Screening yang dilakukan adalah tes tersebut, misalnya “caterpillar”.
intelegensi dengan menggunakan alat tes 3. Kemudian baliklah gambar caterpillar
intelegensi CFIT Skala-2 (Culture Fair tersebut sehingga tulisan “ulat bulu”
Intelligence Test Scale-2). CFIT berada di bagian depan, sambil meng-
mengukur kemampuan mental umum ucapkan “caterpillar”.
atau faktor “g” dari Spearman. Dari skor
173
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
174
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
175
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
Pada tabel 4 menunjukkan nilai t- yang memiliki nilai diagnostik. Sisi diag-
hitung 8.998 dengan signifikansi 0.000 nostika suatu pengukuran atribut psikologi
(p<0.01), artinya adalah terdapat perbedaan adalah pemberian makna atau interpretasi
yang signifikan antara hasil posttest ke- terhadap skor skala yang bersangkutan.
lompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebagai suatu hasil ukur angka (kuanti-
Untuk mengetahui signifikansinya maka tatif), skor skala memerlukan suatu norma
perlu dibandingkan dengan nilai t-tabel. pembanding agar dapat diinterpretasikan
Nilai t-tabel untuk derajat bebas 33 (df = 35- secara kuantitatif. Interpretasi skala psi-
2) adalah 2,7332. Nilai t-hitung lebih besar kologi selalu bersifat normatif, artinya
dari pada nilai t-tabel, maka dapat makna skor dicantumkan pada posisi relatif
dinyatakan bahwa flash cards dapat skor dalam suatu kelompok yang telah
meningkatkan kemampuan kosakata bahasa dibatasi terlebih dahulu (Azwar, 2009).
Inggris siswa. Kelompok eksperimen terdapat 19
subjek dan kelompok kontrol 16 subjek,
Deskripsi Analisis Data untuk kategorisasi data kedua kelompok
Analisis data menggunakan indepen- menggunakan N-Gain. Untuk kelompok
dent t-test dengan bantuan komputerisasi eksperimen Mean=0.5(17+5)=11, standar
software statistic bertujuan untuk melihat deviasi=1/6(17-5)=2, untuk kelompok
rerata gain score pada kedua kelompok kontrol Mean=0.5(7+0)=3.5, standar
penelitian yaitu kelompok eksperimen dan deviasi=1/6(7-0)= 1.17. gambaran hipotesis
kelompok kontrol serta melihat nilai F dan t N-Gain dapat dilihat pada tabel 5.
yang dapat menentukaan bahwa penelitian
tersebut homogen dan terdapat perbedaan Tabel 5. Gambaran Hipotesis N-Gain
yang signifikan pada kedua kelompok
penelitian. Nilai F sebesar 2.605 dengan Standar
Data N Mean() Max Min Deviasi
signifikansi 0.116. Berdasarkan ketentuan
()
hipotesis apabila signifikansi lebih besar Gain 19 11 17 5 2
dari 0.01 menandakan bahwa penelitian eksperimen
tersebut bersifat homogen, maksudnya Gain kontrol 16 3.5 7 0 1.17
adalah tidak ada varians antara kedua
kelompok penelitian. Diketahui bahwa hasil Berdasarkan tabel 5 diperoleh
penelitian bersifat homogen maka nilai t dan ketentuan sebagai berikut: X < (-1,0)
signifikansi yang digunakan merupakan untuk kategori rendah, (-1,0) < X <
nilai pada data equal variances assumed, (+1,0) untuk kategori sedang dan
nilai t 8.998 dan signifikansi 0.000. (+1,0) < X untuk kategori tinggi.
Berdasarkan ketentuan apabila nilai Dapat dilihat pada tabel 6 bahwa
signifikansi pada t lebih kecil dari nilai persentase yang mencapai gain skor rendah
probabilitas (α) 0.01 berarti hasil dari kedua 16% dengan range nilai X < 9, gain skor
kelompok penelitian terdapat perbedaan sedang 37% dengan range nilai 9 < X < 13
yang signifikan. Perbedaan signifikan ter- dan gain skor tinggi 47% dengan range nilai
sebut dapat dilihat pada rerata gain skor 13 < X. Artinya hasil penelitian
kelompok eksperimen (M=11.7895) lebih menunjukkan adanya peningkatan nilai
tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang signifikan karena terdapat 84% siswa
(M=3.2500). yang mampu mencapai nilai di atas
kategoriasi rendah.
Deskripsi Kategorisasi Subjek
Skor dalam suatu penelitian belum Tabel 6. Kategorisasi N-Gain kelompok
memberikan gambaran yang jelas mengenai eksperimen
subjek yang diteliti untuk memiliki makna
176
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
177
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
pertanyaan mengenai kata-kata tersebut. ngan sebanyak 3-10 kali atau lebih. Flash
Brown (2008) mengutarakan flash cards cards yang sering diulang-ulang penye-
juga dapat membuat suasana belajar menjadi butannya secara serempak bersama guru,
lebih menarik, guru dapat menciptakan akan membantu siswa mengingat kata
suasana belajar yang lebih hidup dan tersebut lebih cepat, pengulangan tersebut
meningkatkan antusias anak-anak dalam dapat membuat siswa fokus terhadap apa
mempelajari bahasa Inggris, karena hal ini yang dipelajari (Joklova, 2009). Cohen
dapat dilakukan dengan cara bermain. (dalam Schmitt dan Schmitt, 1995) ber-
Bermain sambil belajar menggu-nakan pendapat bahwa keberhasilan mempelajari
media flash cards akan memenga-ruhi sesuatu ditentukan oleh fokus seseorang
afektif siswa yang mana akan me-mengaruhi terhadap apa yang sedang dipelajari.
keberhasilan mempelajari kata (Brown, Ketika siswa diberikan materi me-
2008). Belajar sambil bermain tersebut juga ngenai animals dan dining room yang mana
membuat suasana kelas menjadi santai, hal hal tersebut tidak ada bentuk konkretmya
tersebut terlihat dari keinginan siswa untuk seperti part of body. Siswa memperhatikan
tampil ke depan guna menunjukkan gambar yang ada di depan dan men-
kemampuan hafalan mereka. dengarkan guru mengucapkan kata tersebut
Flash cards dapat membantu siswa dengan tepat, semula siswa yang tidak bisa
dalam mengenal kata-kata baru dan juga menyebutkan kata dengan benar, karena
membantu siswa mengenal benda-benda proses pengulangan dan adanya konfirmasi
baru dari gambar yang terdapat pada flash dari guru mengenai pengucapan yang tepat
cards tersebut (Nugroho dkk., 2012). Hal membuat siswa mampu dan dapat menye-
yang sangat memengaruhi daya ingat siswa but bahasa Inggris dan arti kata dengan
ketika gambar tersebut ada dalam bentuk benar. Dalam proses belajar yang diulang
konkretnya, yaitu mengenai body. Siswa yang disimpan dalam memori di dalamnya
tersebut mencoba merecall kembali kata terjadi pengkodean yaitu menempatkan
finger dengan menggerak-gerakkan telun- informasi agar dapat dengan mudah diingat
juknya, karena pada flash cards kata finger (Stenberg, 2008). Hudson dkk. (dalam
digambarkan dengan telunjuk. Hal tersebut Carpenter dan Olson, 2011) mengutarakan
menunjukkan bahwa gambar memberikan gambar yang terdapat pada flash cards
kode lain yang bersifat independen dari kode tersebut akan membantu meningkatkan daya
verbal (Pavio dalam Stephen, 2011). Flash ingat anak-anak, karena visual mem-berikan
cards disajikan secara acak oleh guru, guru pengaruh yang lebih besar dalam mengingat
membimbing siswa mengucap-kan bahasa dan memahami sesuatu diban-dingkan
Inggris dan arti dari kata yang ada pada flash verbal/ audio. Hal tersebut meme-ngaruhi
cards, hal tersebut diulang sebanyak tiga siswa, siswa menjadi cepat me-ngenal dan
kali. memahami kata yang dipelajari serta dapat
Menurut Brown (2008) flash cards dengan mudah merecall kembali informasi
disajikan dengan cara berulang-ulang dan yang telah diterima siswa yaitu sejumlah
menirukan berulang-ulang merupakan stra- kosakata yang telah dikenalkan dengan flash
tegi yang sangat penting dalam pem- cards.
belajaran bahasa. Pengulangan tersebut Untuk mempelajari bahasa tidak hanya
dapat membantu siswa untuk menyimpan didasari oleh pertimbangan kognitif, tetapi
informasi verbal tersebut dalam memori aspek afektif juga memengaruhi keber-
jangka pendek atau mentransfernya ke hasilan mempelajari bahasa, wilayah afektif
dalam memori jangka panjang (Stenberg, meliputi banyak faktor seperti sikap,
2008). Menurut Nation (dalam Schmitt dan peniruan, kecemasan, empati dan keper-
Schmitt, 1995) bahwa untuk mempelajari cayaan diri (Brown, 2008). Komachali dan
kata baru, siswa butuh melakukan pengula- Khodareza (2012) juga mengutarakan hal
178
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
yang serupa flash cards dapat mening- sebelumnya. Ada-pun persentase yang
katkan perhatian, partisipasi, interaksi, dan mencapai gain skor rendah 16% dengan
semangat siswa dalam mempelajari kosa- range nilai X < 9, gain skor sedang 37%
kata baru. Daya tarik tersebut terlihat dari dengan range nilai 9 < X < 13 dan gain skor
antusias dan partipasi siswa saat belajar tinggi 47% dengan range nilai 13 < X.
berlangsung, yaitu ketika siswa diminta Artinya hasil penelitian menunjukkan
maju berpasang-pasangan menggunakan adanya peningkatan nilai yang signifikan
media flash cards untuk menunjukkan karena terdapat 84% siswa yang mengalami
kemampuan mereka menyebutkan kembali peningkatan kosakata bahasa Inggris.
arti kata yang telah mereka pelajari. Hal ini senada dengan penelitian yang
Selain dapat membantu daya ingat telah dilakukan oleh Maghfiroh dan Zuhdi
siswa, flash cards juga dapat memberikan (2013) disimpulkan bahwa aktivitas guru
dampak yang lain yaitu dapat memotivasi dan siswa dalam proses pembelajaran
dan membuat siswa tertarik untuk belajar tematik tema pekerjaan dengan menggu-
(Joklova, 2009). Motivasi yang mereka nakan media flash card dinyatakan baik
miliki tersebut juga membantu daya ingat sekali. Hasil belajar siswa setelah peng-
siswa dalam menghafal kata tersebut, karena gunaan media flash card pada tema
mereka belajar berdasarkan keingin-an pekerjaan dinyatakan baik sekali. Hal ini
mereka (Komachali dan Khodareza, 2012). menunjukkan bahwa media flash card dapat
Belajar bersama-sama dengan flash cards meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
juga membuat siswa termotivasi untuk penelitian yang dilakukan oleh Widyasari,
menghafal kata dengan cepat, dengan itu Suryandari dan Suripto (2013) bahwa
mereka dapat memperlihatkan kepada penerapan metode permainan melalui media
teman-teman sekelas mereka kemampuan flash card dapat mening-katkan kemampuan
mereka dengan cara dapat menjawab kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SDN
pertanyaan guru dengan cepat dan benar 2 Kebasen Kecamatan Kebasen tahun ajaran
(Joklova, 2009). Menggunakan media flash 2012/ 2013. Pening-katan kemampuan
cards untuk mempelajari kosakata baru kosakata bahasa Inggris ini ditunjukkan
dapat membuat siswa berinteraksi satu dengan adanya peningkatan pada aspek
dengan yang lainnya selama proses belajar. keterampilan berbahasa dan hasil belajar
Interaksi tersebut dapat membantu siswa siswa.
satu sama lain untuk berbagi pengetahuan Menurut Komachali dan Khodareza
mengenai kosakata yang telah mereka hafal (2012) dengan flash cards siswa dapat
dan ketahui (Komachali dan Khodareza, belajar tanya jawab seputar kosakata, hari-
2012). hari bersejarah, rumus dan mata pelajaran
Media flash cards dapat mening-katkan lainnya. Hal itu dapat dilakukan secara
kemampuan kosakata bahasa Inggris siswa berulang sehingga membuat flash cards
pada mata pelajaran bahasa Inggris, adanya membantu siswa mengingat apa yang telah
peningkatan jumlah kosakata yang dimiliki dipelajari. Flash cards adalah media yang
oleh siswa kelas II SDN di Pekanbaru. praktis untuk membantu siswa dan guru
Kelompok eksperimen yang mendapatkan dalam proses belajar mengajar, khususnya
perlakukan melalui media flash cards, dalam mengajarkan siswa flash cards
terdapat 12 siswa yang mendapat skor (Nugroho dkk., 2012). Dengan media flash
sempurna yaitu 18, 2 siswa yang mendapat cards dapat dengan mudah membantu siswa
skor 16, 2 siswa yang mendapat skor 15, 1 merecall kosakata baru yang sedang
siswa mendapat skor 14, 1 siswa mendapat dipelajari, karena flash cards memiliki dua
skor 12 dan 1 siswa mendapat skor 10. Hal sisi yaitu kata dan artinya (Khodashenas
tersebut menunjuk-kan peningkatan yang dkk., 2014)
signifikan dari pretest yang dilakukan
179
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
180
Efektivitas Media Flash Cards dalam Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris (Eka Fitriyani & Putri Zulmi Nulanda)
181
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2017, Vol.. 4, No. 2, Hal : 167 – 182.
Stephen, K.R. (2011). Kognisi Teori dan Surna, I Nyoman. & Pandeirot. O.D. (2002).
Aplikasi, Jakarta: Salemba Psikologi Pendidikan 1, Jakarta:
Humanika. Erlangga.
Santrock. J.W. (2007). Perkembangan Anak Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Edisi Kesebelas Jilid 1, Jakarta: Kuantitatif Kualitatif & RND,
Erlangga. Bandung: Alfabeta.
_______________ (2010). Psikologi Pendi- Suyanto, K.K.E. (2010). English for Young
dikan Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Learners, Jakarta: Bumi Aksara.
Humanika. Schmitt, N. & Schmitt, D. (1995).
Sadirman, A.S., Rahardjo, R., & Haryono, Vocabulary Notebooks: Theoretical
A. (2009). Media Pendidikan, Underpinnings and Practical
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Suggestions.(133-143).
Sapp, M. (1999). Test Anxiety: Applied Widyasari, I., Suryandari, K.C., & Suripto.
Research, Assesment, and Treatment (2013). Penerapan Metode
Intervention, Boston: University Permainan melalui Media Flash
Press of America. Card dalam Peningkatan
Stenberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif Kemampuan Kosakata Bahasa
Edisi Keempat, Yogyakarta: Pustaka Inggris Siswa Kelas IV SDN 2
Pelajar. Kebasen, JPGSD, 01(1).
182