Вы находитесь на странице: 1из 7

JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)

ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977


Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

Kelompok Orang dengan Gangguan Jiwa di Desa Bongkot


Athi’ Linda Yani, Abdul Ghofar, Wiwiek Wididatie
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
athilindayani@fik.unipdu.ac.id, abdulghofar@fik.unipdu.ac.id

Abstract
Integrated service posts (posyandu) and families have a very important role in the healing rate
of patients with mental disorders. In the Bongkot Village Office, posyandu mental has been
established because of the high number of cases of mental disorders in the area. Many patients
with ODGJ were found in their families because they were considered dangerous, the patients
were not cared for and ostracized by their families, the family considered that the patients could
not be cured anymore, and the family was embarrassed when they were found to have family
members who had mental disorders. The method was to conduct training for partners in order
to be able to therapeutic group activities, to do psychoeducation for the community, especially
ODGJ family groups, to conduct counseling related to mental health service systems, to form
SHG groups in families, provide training in making skills and farming. The outputs of the
proposed PKM program are publications that will be published in accredited national journals,
national seminar proceedings, publications on mass media, product quality and quantity
improvement, textbooks, community understanding and skills improvement, health
improvement in ODGJ patients, system improvement.

Keywords: Group of mental disorder; Bongkot Village; Posyandu

Abstrak
Pos pelayanan terpadu (posyandu) dan Keluarga memiliki peran yang sangat penting terhadap
tingkat kesembuhan pasien dengan gangguan jiwa. Di kantor Desa Bongkot telah didirikan
posyandu jiwa karena mengingat masih tingginya angka kasus gangguan jiwa di daerah
tersebut. Banyak ditemukan pasien ODGJ yang di pasung oleh keluarganya karena dianggap
membahayakan, pasien tidak terawat, dikucilkan oleh keluarga, keluarga menganggap pasien
tidak dapat disembuhkan lagi selain itu keluarga malu ketika diketahui memiliki anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Metode diberikan adalah melakukan pelatihan pada
mitra agar dapat melakukan terapi aktifitas kelompok, melakukan psikoedukasi pada
masyarakat khususnya kelompok keluarga ODGJ, Melakukan penyuluhan terkait sistem
layanan kesehatan jiwa, membentuk kelompok SHG pada keluarga, memberikan pelatihan
membuat ketrampilan dan bercocok tanam. Luaran dari program PKM yang diusulkan adalah
naskah publikasi yang akan dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi, prosiding seminar
nasional, publikasi pada media massa, peningkatan kualitas dan kuantitas produk, Buku ajar,
peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat, peningkatan kesehatan pada pasien
ODGJ, perbaikan system.

Kata kunci : Kelompok Gangguan Jiwa; Desa Bongkot; Posyandu

300
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

A. PENDAHULUAN dapat disembuhkan lagi. Untuk melakukan


biaya perawatan dan pengobatan
Pos pelayanan terpadu (posyandu) dan membutuhkan biaya yang cukup besar
Keluarga memiliki peran yang sangat sehingga keluarga lebih memilih untuk
penting terhadap tingkat kesembuhan pergi ke paranormal untuk berobat atau
pasien dengan gangguan jiwa. Di kantor membiarkan anggota keluarganya yang
Desa Bongkot telah didirikan posyandu mengalami gangguan jiwa.
jiwa karena mengingat masih tingginya Pelayanan kesehatan desa bongkot di
angka kasus gangguan jiwa di daerah bawah pelayanan pukesmas Dukuh Kelopo
tersebut. Selama bertahun-tahun pasien yang memberikan pelayanan 24 jam, namun
ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) yang jarak lokasi ke pukesmas 25 km sehingga
berada di Desa Bongkot tidak mendapatkan untuk melakukan perawatan pada kasus
perawatan yang sewajarnya. Banyak gawat darurat masyarakat harus ke
ditemukan pasien ODGJ yang di pasung pelayanan swasta atau ke puskesmas
oleh keluarganya karena dianggap peterongan yang jaraknya lebih dekat dari
membahayakan, pasien tidak terawat, lokasi. Masalah kesehatan yang ada di
dikucilkan oleh keluarga, keluarga lokasi paling banyak terkait masalah
menganggap pasien tidak dapat kesehatan jiwa seperti; depresi, halusinasi,
disembuhkan lagi selain itu keluarga malu waham, defisit perawatan diri, harga diri
ketika diketahui memiliki anggota keluarga rendah dan perilaku kekerasan.
yang mengalami gangguan jiwa. Posyandu jiwa merupakan pos
Berawal dari permasalahan yang ada pelayanan terpadu yang diperuntukan pada
dengan dana swadaya dibentuklah pasien gangguan jiwa. Kegiatan posyandu
posyandu jiwa yang khusus menangani yang sudah berjalan seputar pemeriksaan
kasus dengan gangguan jiwa. Harapan kesehatan, timbang BB dan memberikan
dibentuknya posyandu tersebut dapat makanan bergizi. Namun terkait intervensi
memberikan perhatian dan perawatan pada sesuai dengan keperawatan jiwa masih
pasien ODGJ sehingga mampu belum banyak dilakukan seperti terapi
meningkatkan harapan hidup mereka untuk aktifitas kelompok dan pengembangan
kembali produktif. Kegiatan posyandu yang terapi okupasi. Terapi okupasi yang
saat ini sudah berjalan setiap satu bulan dilakukan ODGJ dengan menanam jahe
sekali dengan melakukan timbang berat merah sudah pernah berjalan namun tidak
badan, melakukan pemeriksaan kesehatan, berlanjut karena tidak memiliki mitra untuk
memberikan makanan sehat dan pemasaran. Dan saat ini terapi okupasi pada
memberikan perawatan diri pada pasien. ODGJ yang dilakukan dengan membuat tas
Untuk melakukan kegiatan rutin posyandu yang terbuat dari botol bekas minuman ale-
tersebut juga membutuhkan biaya yang ale. Banyaknya pemesanan juga menjadi
cukup besar sehingga untuk kegiatan ini kendala tersendiri karena untuk proses
dibantu oleh masyarakat sekitar yang pembuatannya cukup lama sedangkan
bersedia menjadi relawan kader di jumlah ODGJ yang sudah kooperatif dan
posyandu jiwa. mampu membuat tas masih terbatas.
Perlunya pendekatan khusus pada Posyandu jiwa di bongkot memiliki kader
keluarga dalam memberikan pemahaman yang dibentuk dari masyarakat pemerhati
agar bersedia membawa keluarganya yang dan peduli terhadap masalah gangguan
mengalami gangguan jiwa untuk datang ke jiwa. Mereka adalah masyarakat umum
posyandu jiwa. Keluarga sudah tidak peduli yang sukarela membantu kegiatan di
dengan masalah kesehatan anggota posyandu sehingga untuk mengembangkan
keluarganya. Anggapan bahwa orang yang kegiatan posyandu yang kearah
mengalami gangguan jiwa sudah tidak keperawatan jiwa dibutuhkan pelatihan

301
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

terlebih dahulu untuk meningkatkan sistem pendukung utama dalam


pengetahuan dan ketrampilan kader. memberikan perawatan langsung dalam
Namun hal itu juga memerlukan biaya yang mengantisipasi terjadinya kekambuhan,
besar untuk mendatangkan pelatih sesuai maka dalam suatu keluarga harus memiliki
dengan bidang kompetensinya. pengetahuan/ informasi dalam melakukan
Keluarga memiliki tingkat perawatan pada anggota keluarga yang
pengetahuan yang kurang terhadap masalah mengalami gangguan (Kelliat, 2013).
kesehatan jiwa, mereka masih banyak yang Keluarga juga diberikan penyuluhan dalam
beranggapan bahwa ODGJ (orang dengan mencegah kekambuhan, keterampilan
gangguan jiwa) disebabkan karena sosial serta pentingnya mempertahankan
pengaruh hal-hal mistik seperti; ketempelan kepatuhan kontrol berobat secara teratur
ruh halus, diguna-guna dan santet. (Carsita, 2016).
Mengingat mayoritas keluarga adalah buruh Upaya meningkatkan kemampuan
tani untuk pendapatan yang dihasilkan keluarga dalam memberikan dukungan
minimum sehingga untuk biaya pengobatan terhadap sesama anggota kelompok dan
dan perawatan terhadap keluarga yang membuat penyelesaian masalah secara baik
mengalami gangguan jiwa juga kurang. Hal dengan cara berbagi pengalaman dan
ini yang menyebabkan keluarga malas perasaan dengan membentuk kelompok Self
untuk membawa keluarganya berobat. Help Group (SHG) yang bertujuan
Selain itu sebagian besar keluarga tidak membantu sesama anggota untuk berbagi
sabar dan putus asa untuk mendampingi ide dan informasi serta suport,
selama proses pengobatan, dan muncul meningkatkan kepeduliaan antar sesama
pemahaman di masyarakat bahwa orang anggota sehingga tercapai perasaan aman
gangguan jiwa tidak dapat disembuhkan dan sejahtera, serta mengetahui bahwa
lagi karena gangguan jiwa merupakan mereka tidak sendirian (Windarwati, 2013;
penyakit kronik sehingga butuh perawatan Stuart, 2015).
yang lama dan berkelanjutan. Upaya lain yang dilakukan untuk
meningkatkan kemandirian pasien dan
B. PELAKSANAAN DAN METODE mampu hidup mandiri di masyarakat yaitu
dengan terapi rehabilitasi yang dilakukan
Permasalahan mitra direncanakan pada pencegahan tersier bertujuan untuk
akan diatasi dengan psikoedukasi yang mengembalikan fungsi pasien secara
merupakan progam perawatan kesehatan optimal. Terapi rehabilitasi ini bertujuan
jiwa keluarga dengan cara pemberian mengupayakan pasien gangguan jiwa
informasi dan edukasi melalui komunikasi mampu melakukan aktivitas hidup sehari-
yang terapeutik. Psikoedukasi merupakan hari secara mandiri dengan memberdayakan
alat terapi keluarga yang sangat populer masyarakat untuk membantu peningkatan
sebagai suatu strategi untuk menurunkan fungsi klien agar dapat melakukan
faktor resiko yang berhubungan dengan ketrampilan hidup, ketrampilan belajar dan
perkembangan gejala perilaku. Tujuan dari ketrampilan bekerja (Kelliat & Wiyono,
psikoedukasi keluarga yaitu untuk 2014).
meningkatkan pengetahuan anggota
keluarga tentang penyakit dan pengobatan, Metode pendekatan yang ditawarkan
memberikan dukungan pada keluarga untuk menyelesaikan persoalan masya-
dalam upaya menurunkan angka rakat Desa Bongkot:
kekambuhan, mengembalikan fungsi klien
ke keluarga (Windarwati, 2013). Permasalahan mitra terutama ada
Berdasarkan konsep diatas selain pada dukungan kelompok keluarga
teknik psikoedukasi. Keluarga merupakan terhadap ODGJ. Permasalahan ini terjadi

302
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

karena kurangnya tingkat pengetahuan Program dimonitoring dan dievaluasi


keluarga terhadap masalah kesehatan jiwa dengan cara kualitatif dan pengukuran
serta untuk keberlangsungan program akan kuantitatif untuk mengukur peningkatan
terjamin karena adanya SDM dan sarana pengetahuan, sikap, perilaku, dan
prasarana. keberhasilan program.
Metode kerja untuk mendukung realisasi
program
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sosialisasi program PKM
Sosialisasi program dilakukan untuk 1. Sosialisai progam PKM
mengenalkan program dan tim kepada Sosialisasi ini di awali dengan
masyarakat. Sosialisasi diberikan kepada melakukan koordinasi dengan Ketua
kelompok masyarakat di wilayah mitra. LP3M Unipdu pada tanggal 23
Dalam tahapan ini sekaligus disepakati Februari 2018, guna menerbitkan surat
tentang komitmen untuk melaksanakan tugas bagi Tim IbM Unipdu untuk
program PKM sampai tuntas. memulai berkoordinasi dengan Tim
2. Membentuk kelompok self help group Mitra yang berada di Desa Bongkot dan
Kelompok self help group pada mitra pemegang otoritas pemberi pelayanan
bertujuan untuk meningkatkan kemam- kesehatan di Desa Bongkot adalah
puan dan ketrampilan keluarga dalam PKM Dukuh Klopo.
merawat anggota keluarganya yang Sosialisasi pertama kali kami
mengalami gangguan jiwa, serta mencari lakukan koordinasi dengan PKM
pemecahan masalah Dukuh Klopo pada tanggal 24 Februari.
3. Psikoedukasi pada keluarga Kami mengajukan surat ijin
Psikoedukasi ini bertujuan untuk permohonan untuk pelaksanaan
meningkatkan kesadaran dan pema- kegiatan pengabdian IbM yang akan
haman keluarga terkait masalah kami laksanakan di Desa Bongkot.
kesehatan jiwa, mengetahui tanda gejala, Adapun surat balasan pemberian ijin
penyebab, penanganan pada penderita dari PKM Dukuh Klopo keluar pada
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tanggal 5 Maret 2018.
4. Penyuluhan progam layanan kesehatan Sosialisasi di Desa Bongkot,
Penyuluhan ini bertujuan agar masya- pertama kali pertama kali Tim IBM
rakat dapat meningkatkan pengetahuan Unipdu pada tanggal 12 maret 2014,
sehingga membawa keluarganya untuk Tim IbM Unipdu dengan di dampingi
berobat ke layanan kesehatan. programer jiwa dari Puskesmas
5. Pelatihan mitra dalam meningkatkan Pembantu Desa Bongkot Ibu Anik
ketrampilan Rofiqoh menemui Ibu Kepala Desa
Pelatihan pada mitra untuk melakukan Bongkot untuk menjelaskan maksud
kegiatan terapi aktifitas kelompok dan tujuan dari pelaksanaan IbM yang
(TAK) bertujuan untuk meningkatkan akan kami laksanakan. Dimana Tim
aktfitas dan melatih kemandirian klien IbM Unipdu akan melaksanakan
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kegiatan pengabdian yang di tujukan
6. Pelatihan membuat ketrampilan kepada pasien Ex ODGJ, Keluarga
Pelatihan ini bertujuan dapat mening- Pasien Ex ODGJ dan Para Kader Jiwa
kakan kemandirian klien sehingga dapat Desa Bongkot. Kami menyampaikan
kembali diterima di lingkungan dan berbagai jadwal kegiatan yang akan
mencegah kekambuhan dilaksanakan oleh Tim IbM Unipdu
7. Evaluasi dan monitoring selama melaksanakan kegiatan pengab-
dian di Desa Bongkot.

303
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

gangguan jiwa yang masih dalam proses


pemulihan/rehabilitasi dan memberi
kesempatan keluarga lain untuk
Hasil dari pertemuan ini Ibu Kepala memberikan masukan dan saran atas
Desa menerima dengan antusias dan permasalahan yang sudah disampaikan.
mempersilahkan Tim pengabdian IbM Dari hasil pertemuan tersebut juga telah di
Unipdu untuk melaksanakan kegiatan yang bentuk nama SH dan Stuktur pengurus dari
sudah direncanakan dan bersedia SHG, dengan harapan adanya struktur ini
memberikan dukungan terhadap semua dapat membantu keberlangsungan dari
kegiatan yang akan di lakukan oleh Tim kegiatan-kegiatan ex ODGJ yang sudah
IbM Unipdu. berjalan selama ini dan dapat meningkatkan
Dalam hal penentuan tanggal partsipasi dan peran serta dari keluarga.
pelakasanaan dari kegiatan IbM ini, kami
koordinasikan dengan pihak Programer 3. Psikoedukasi pada keluarga terkait
Jiwa dari Puskesmas Pembantu Desa masalah kesehatan jiwa
Bongkot dan Ketua Tim Kader Jiwa Desa Psikoedukasi pada keluarga ex ODGJ
Bongkot, guna menyelaraskan dengan dilakukan pada tanggal 19 Mei 2018.
jadual kegiatan ex ODGJ yang selama ini Dalam kegiatan ini di berikan penyuluhan
sudah dilakukan di Puskesmas Pembantu kepada keluarga. Penyuluhan yang
Desa Bongkot. diberikan membahas tentang Kesehatan
Jiwa, deteksi dini masalah kejiwaan di
2. Membentuk kelompok Self Help Group keluarga, pentingnya kesehatan jiwa bagi
(SHG) masyarakat dan cara penanganan keluarga
Kegiatan self Help Group yang yang salah satu anggota keluarganya
menjadi target sasaran adalah keluarga dari mengalami masalah kejiwaan.
ex ODGJ yang ada di bawah koordinasi dari
Puskesmas pembantu Desa Bongkot. Untuk 4. Pelatihan mitra dalam meningkatkan
memulai kegiatan pembentukan kelompok ketrampilan melakukan TAK
SHG keluarga ex ODGJ, kami melakukan Pelatihan Mitra dalam hal ini
koordinasi pada tanggal 17 mei 2018 diberikan kepada Para Kader Kesehatan
dengan Programer Jiwa dan Ketua Kader Jiwa Desa Bongkot yang telah ikut berperan
Jiwa Desa Bongkot. Kami mengkoor- serta dalam pelayanan kesehatan jiwa di
dinasikan beberapa hal diantaranya bentuk masyarakat Desa Bongkot. Persiapan untuk
acara, kebutuhan perlengkapan untuk acara, kegiatan pelatihan mitra ini kami lakukan
peserta dari kegiatan SHG, beserta pertama kali mengadakan teknikal meeting
undangan bagi Keluarga ex ODGJ. dengan programer Jiwa dari Puskesmas
Kegiatan SHG keluarga ex ODGJ telah Pembantu Desa Bongkot dan 5 perwakilan
dilaksanakan sesuai rencana yaitu pada Kader Jiwa yang dilaksanakan pada tanggal
tanggal 19 Mei 2018. 10 mei 2018, kemudian kami lakukan
Pada kegiatan ini di ikuti oleh 40 koordinasi lagi pada tanggal 17 mei 2018
keluarga ex ODGJ dan 10 Kader Jiwa Desa untuk persiapan tempat, perlengkapan dan
Bongkot. Dalam kegiatan ini diberikan penyebaran undangan. Adapun Kegiatan
pelatihan kepada keluarga ex ODGJ untuk pelatihan Mitra dilaksanakan pada tanggal
mampu saling membantu satu sama lain. 19 mei 2018, dalam kegiatan ini para kader
Dalam pelatihan tersebut masing-masing di latih dalam melakukan Terapi Aktivitas
keluarga diberi kesempatan untuk Kelompok Halusinasi kepada ODGJ.
menyampaikan permasalahan-permasa- Pelatihan pembuatan ketrampilan
lahan selama ini yang dialami dalam ‘Membuat box hantaran dan tissue” Terapi
merawat anggota keluarga yang mengalami Modalitas yang di berikan kepada ex ODGJ

304
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

adalah sangat penting untuk diberikan. kreatifitas mitra dalam membuat


Dengan terapi modalitas akan membantu ketrampilan dari pemanfaatan bahan bekas
para ex ODGJ yang di masyakat bisa yang memiliki nilai jual tinggi. Sehingga
kembali produktif dan berkarya minimal dapat meningkakan sektor perekonomian
untuk diri ex ODGJ. Dalam memberikan mitra. Luaran dari PKM untuk
terapi modalitas ini, Tim PKM Unipdu meningkatakan pengetahuan mitra,
memberikannya dalam bentuk Terapi terbentuk kelompok SHG pada keluarga
Okupasi. Dalam terapi okupasi ini pada ex ODGJ, meningkatkan ketrampilan mitra,
ODGJ dilatih dalam membuat box hantaran dan terbentuknya kegiatan rutin TAK di
yang biasanya dibutuhkan dalam hajatan posyandu jiwa.
atau acara-acara pernikahan. Pelatihan ini
dapat dilaksanakan pada tanggal 2 Juni
2018, dalam pelatihan ini dapat diikuti 40 D. PENUTUP
ex ODGJ dan 10 kader jiwa Desa Bongkot.
Dalam pelaksanaannya di bentuk Simpulan
kelompok-kelompok kecil, masing-masing Bentuk pengabdian ini dilakukan dalam
kelompok terdiri dari 6-8 orang dengan rangka berperan serta dalam meningkatkan
didampingi 1 fasilitator dari Tim IbM derajat kesehatan dan produktifitas ex
Unipdu. Setiap kelompok di beri tugas ODGJ di Desa Bongkot. Pendekatan yang
untuk membuat Box hantaran dan Box digunakan melalui keperawatan holistik
Tissue dari bahan kardus yang sudah dan komprehensif yaitu; meliputi bio-psiko-
disiapkan oleh Tim IbM sebelumnya. Dari sosial dan spiritual dalam upaya tindakan
kegiatan ini menghasilkan 10 box hantaran preventif, promotif, kuratif, dan
dan 10 box tissue rehabilitatif. Keberhasilan dari kegiatan ini
karena kerjasama dan dukungan dari
5. Terapi Spiritual Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu, PKM
Kegiatan PKM ini kami juga Dukuh Klopo, Kepala desa dan warga desa
melaksanakan Terapi Spiritual mengingat Bongkot Kecamatan Peterongan.
kegiatan IbM ini pelaksanaannya pada
bulan Romadhon. Maka kegiatan ini Saran
dilaksanakan dengan berbagai bentuk acara. Kegiatan pengabdian ini untuk tetap
Kegiatan terapi spiritual ini dapat diintegrasikan dalam kegiatan tridarma
dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2018, perguruan tinggi baik pengajaran,
adapun berbagai acara yang disusun penelitian, dan pengabdian masyarakat
meliputi; penampilan Grup Qosidah dari ex sebagaiupaya meningkatkan kesehatan
ODGJ, Ceramah Agama, pemberian orang dengan gangguan jiwa.
santunan dan bingkisan dari donatur dan Kegiatan pengabdian kepada
Buka puasa bersama. Dalam kegiatan ini di masyarakat untuk meningkatkan dukungan
hadiri oleh ex ODGJ, Kader Jiwa, Pegawai masyarakat perlu dilakukan merata disemua
PKM Dukuh Klopo, Kepada Desa, Tim kecamatan di Kabupaten Jombang. Dan
TPKJM Kecamatan Peterongan diperlukan dukungan bio-psiko-sosio
(Kecamatan, Polsek, Koramil, TKSK). spiritual yang berkelanjutan pada kelompok
Progam kemitraan masyarakat ex ODGJ maupun Kelompok SHG keluarga
memiliki beberapa progam yang bertujuan Jiwa kabupaten Jombang.
untuk meningkatkan pengetahuan,
kesehatan dan ketrampilan mitra. Berbagai Ucapan Terimakasih
pelatihan yang diberikan dapat Penghargaan dan rasa terima kasih
meningkatkan pelayanan kesehatan mitra kepada Direktur Riset dan Pengabdian
selain itu juga dapat meningkatkan Masyarakat, Dirjen Penguatan Riset dan

305
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 3 No. 2 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

Pengembangan, Kementrian Riset, Windarwati. 2013. Penatalaksanaan


Tehnologi dan Pendidikan Tinggi, yang keperawatan jiwa pada pasien dengan
telah membiayai Progam Kemitraan ansietas. Malang: CV Citra Malang
Masyarakat dengan judul “ Kelompok
ODGJ ( Orang dengan Gangguan Jiwa) di
Desa Bongkot.

E. DAFTAR PUSTAKA
Hawari. 2010. Pendekatan Holistic pada
Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta
:FKUI
Indarjo, S. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5: 48-
57
Kelliat, B,A dan Novy, H. 2011.
Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas.Jakarta: EGC.
Lilian, C and Clarissa, C.E.M. 2008.
Counseling brazilian undergraduate
students: 17 years of a campus mental
health service. Journal of American
College Health, 57 (3)
Mubarta dan Husin. 2011. Gambaran
Distribusi Penderita Gangguan Jiwa
di Wilayah Banjarmasin dan Banjar
Baru. Jurnal Kesehatan. 9(2):200
Stuart, W.G. 2015. Prinsip dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi
Indonesia Pertama. Singapura:
Elseiver
Yosep. 2011. Keperawatan Jiwa. Edisi 4.
Jakarta: Refika Aditama.
Rasmun. 2010. Keperawatan Kesehatan
Mental Psikiatri Terintegrasi dengan
Keluarga Edisi 1. Jakarta: CV.
Sagung Seto
Tomb dan David. 2004. Buku Saku
Psikiatri. Edisi 6. Jakarta : EGC
Videbeck dan Sheila L. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Wiramihardja, S.A. 2009. Pengantar
Pikologi Klinis. Bandung: PT.Refika
Aditama.
306

Вам также может понравиться