Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
Red chilli ( Capsicum Annum, L) is one of vegetable commodity having economic value enough heights,
hardly potency to be made agribusiness choice. Processing of chilli becomes processing result saus chilli is
one of agribusiness choice storey to be rural with aim to maintain quality even increases chilli commodity
added value. In making chilli processing result, hygiene and security and safety of food is important factor,
because hardly having an in with consumer health. On that account implementation of security and safety
order need to of accross the board food to can guarantee its the security and safety to be consumed by
public. This study aim to get processing technology of saus chilli with quality is level of farmer appropriate
standard quality and safe to be consumed. Study is executed in area sentra produce of chilli Kerinci
District in Februari-Desember 2010. This activity covers repair of processing process of saus chilli with
quality done through change of formulation of product with technology which has growed. Data observed
covers quality of physical (flavour, taste, colour) done in test organoleptik/hedonik, while quality of
chemistry covers PH, Jumlah dissolved solid, water content, ascorbic acid, and Crude fiber.
At security and safety aspect of food focussed at contamination before processing, during processing
process, and after processing process, tidy by using analysis Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP). Result of study shows that saus chilli yielded is enough with quality since have already fulfilled
standard quality of SNI that is having ruddles bright, taste and normal flavour, has hydrogen ion exponent
40, ascorbic acid rate enough heights, and crude fiber fulfilling quality. Activity is started with verification
of processing process technology of Saus Cabai Berkualitas in Laboratorium BPTP Jambi with security
and safety applying (HACCP). Result of verification of laboratory aplicated in research location as
according to SOP saus chilli with quality and repair of food security and safety with standard HACCP.
Result of study is expected able to be exploited by chilli farmer, especially to overcome problems in field
Keyword: Processing technology, chilli sauce, with quality, food security and safety, level of farmer
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Peneliti Madya dan Peneliti Pertama pada BPTP Jambi
PENDAHULUAN
ini dapat dilihat dari luas pertanamannya di Provinsi Jambi yaitu 4.487 Ha (Jambi Dalam
Angka, 2009) paling tinggi diantara tanaman hortikultura (khususnya sayuran) lainnya.
Disamping itu juga merupakan komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis yang
cukup tinggi, sangat berpotensi untuk dijadikan pilihan agribisnis. Cabai merah banyak
diusahakan atau dibudidayakan petani dalam berbagai skala usaha tani, untuk memenuhi
keperluan pasar dalam dan luar negeri. Permintaan komoditas cabai merah cenderung
meluasnya daya serap permintaan industri pengolahan bahan makanan (Deptan, 2009).
Permintaan yang tinggi terhadap komoditas cabai, dilakukan oleh beberapa industri
pengolahan bahan makanan. Antara lain industri bihun, mie, kecap, bumbu masak dan
lain-lain. Selama sepuluh tahun terakhir peningkatan permintaan cabai oleh konsumen
rumah tangga mencapai rata-rata 6.2%/tahun (Rukmana dan Yuyun, 2005). Permintaan
tersebut akan terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku berbagai industri pengolahan makanan dan sasaran ekspor.
Salah satu produk olahan cabai yang akhir-akhir ini semakin memasyarakat
adalah saus cabai. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya jenis makanan
yang membutuhkan saus cabai sebagai penyedap seperti mie bakso, mie ayam, ayam
goreng (fried chicken), dan jenis makanan lainnya, dan ini sudah berkembang sampai
Saus cabai adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (capsicum sp) yang
berkualitas baik, yang diolah dengan penambahan bumbu-bumbu dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (SNI 01-
2976-2006). Bahan-bahan tambahan yang digunakan sangat bervariasi, tetapi yang umum
digunakan adalah garam, gula, bawang putih, dan bahan pengental (maizena). Pati
Banyak pelaku usaha saus cabai membuat saus cabai yang belum memenuhi
persyaratan kualitas dan keamanan pangan serta belum sesuai dengan tuntutan pasar yang
terus berkembang, terutama pada pengolahan berskala rumah tangga dan usaha kecil.
kebersihan dan keamanan pangan, hal ini sangat berpengaruh pada kesehatan konsumen.
Namun demikian banyak pelaku usaha industri yang tidak memenuhi standar yang telah
ditetapkan, sehingga dapat membahayakan konsumen. Ini terjadi karena pelaku industri
berusaha untuk memenuhi permintaan pasar dengan harga yang murah dengan
memenuhi standar mutu yang dibutuhkan. Standar prosedur operasional pengolahan saus
cabai merupakan suatu prosedur atau tahapan operasional mulai dari pemilihan bahan
baku, bahan-bahan penolong lainnya, penyiapan alat-alat yang digunakan, sampai proses
menghasilkan mutu produk sesuai standar mutu yang dinginkan (Deptan, 2009).
Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi pengolahan saus cabai berkualitas
ditingkat petani yang memenuhi standar mutu, dan dapat meningkatkan nilai tambah serta
dilakukan di laboratorium Pascapanen dan Pengolahan hasil Pertanian BPTP Jambi, dan
untuk aplikasi dilapangan dilakukan dilahan petani Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten
Kerinci. Dan analisa mutu saus cabai yang dihasilkan dilakukan di laboratorium Fakultas
Data yang diamati meliputi mutu fisik (warna, rasa, aroma), dilakukan secara uji
organoleptik/hedonik, sedangkan mutu kimia diamati adalah kadar air, vitamin C, Total
Untuk perbaikan keamanan pangan, fokus kegiatan pada aspek keamanan pangan
yaitu kontaminasi sebelum pengolahan, selama proses pengolahan, dan setelah proses
Point (HACCP).
Untuk mendapatkan saus cabai berkualitas yang memenuhi standar mutu ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu perlu memiliki dan menerapkan
standar prosedur operasional, mulai dari pemilihan bahan baku, dan proses pengolahan.
Persiapan Bahan
Untuk menghasilkan saus cabai berkualitas tentu diawali dengan pemilihan bahan
yang berkualitas pula. Cabai segar merupakan bahan baku utama untuk pembuatan saus
cabai. Cabai segar yang digunakan adalah cabai yang matang dan merah merata, masih
dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak cacat atau rusak dan bebas hama penyakit.
Menurut Deptan (2009) kondisi matang penuh dan berstruktur bagus diperlukan agar saus
cabai yang dihasilkan mempunyai aroma yang kuat dan tekstur yang baik. Penggunaan
cabai yang belum matang (masih berwarna hijau) akan menghasilkan saus cabai yang
Tepung maizena digunakan sebagai bahan pengikat, disamping itu juga berfungsi
untuk memberikan penampakan yang mengkilap dalam pembuatan saus cabai (Deptan,
Air dalam pembuatan saus cabai digunakan untuk mencuci cabai dan penambahan
air untuk membuat bubur cabai. Air harus memenuhi syarat air bersih sesuai standar.
Bahan penguat cita rasa yang digunakan dalam pengolahan saus cabai antara lain
bawang putih, gula, garam, dan merica. Disamping untuk penguat cita rasa gula dan
garam berfungsi sebagai pengawet sehingga saus cabai mempunyai daya simpan yang
panjang walaupun mengandung air yang cukup tinggi. Demikian juga dengan asam
cuka/asam asetat berfungsi sebagai pengawet dan pengatur keasaman (Deptan, 2009).
Untuk 1.5 kg cabai merah dibutuhkan 0.5 kg bawang putih, 70 gram garam, 0.5 kg tomat,
Saus cabai dapat juga ditambahkan bahan pengawet yang diizinkan untuk
makanan yaitu Natrium Benzoat. Untuk 1.5 kg cabai dibutuhkan sekitar 2 gram Natrium
Benzoat. Penggunaan Natrium Benzoat mengacu pada SNI 01- 0222- 1995.
Proses Pengolahan
Sortasi (pemilihan) dilakukan untuk memilih cabai merah yang baik, yaitu
tingkat kemasakan yang optimal diatas 60%, sehat dan fisiknya mulus (tidak cacat dan
tidak busuk). Pemilihan dilakukan untuk memilih cabai merah yang benar benar bagus
fisiknya, besar, berwarna merah segar, sehat dan mulus (tidak cacat). Jika cacat atau
busuk, cabai akan menghasilkan saus cabai yang berwarna suram, untuk itu diperlukan
cabai yang cukup masak agar nantinya menjadi saus cabai yang berwarna merah cerah
(Internet, 2009).
Setelah pemilihan cabai dibuang tangkainya dan setelah itu dicuci bersih.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa pestisida yang masih
ada, dan kemudian ditiriskan sampai kering. Kemudian dikukus pada suhu sekitar 70-
80oC selama 3-5 menit, dan digiling sampai halus dengan blender. Masukkan bahan
pengikat tepung maizena yang sudah dilarutkan dalam air dengan perbandingan maizena
: air = 1 : 3. Bahan tersebut dicampurkan secara merata dengan cabai yang sudah
putih, garam, merica, dan gula), aduk sambil dipanaskan dengan api sedang sampai
mendidih dan mencapai kekentalan yang dikehendaki. Untuk lebih jelasnya proses
Pengamatan terhadap mutu fisik dan kimia saus cabai dilakukan terhadap aroma,
rasa, kadar air (%), vitamin C (mg/100gr), serat kasar (%) dan pH. Untuk lebih jelasnya
Pencucian
Penggilingan
Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa saus cabai yang dihasilkan dengan inovasi
teknologi menghasilkan saus cabai yang berkualitas karena secara fisik dan kimia sudah
memenuhi standar mutu SNI 01-2976-2006 dengan aroma dan rasa khas cabai yang kuat
dan normal.
Kadar air saus cabai cukup tinggi yaitu 78.87%, karena pada proses pengolahan
dilakukan penambahan air untuk melarutkan tepung maizena menjadi bubur cabai,
sehingga kandungan air dalam saus cabai menjadi tinggi, dan memenuhi standar mutu.
Kadar vitamin C saus cabai cukup tinggi sehingga tidak merubah nilai gizi cabai
walaupun dijadikan produk olahan. Serat kasar cukup rendah karena dalam proses
pengolahan cabai dihancurkan menjadi bubur cabai sehingga serat kasar saus cabai
rendah. Demikian juga dengan pH saus cabai yang didapat yaitu 3.95 sehingga saus cabai
pengolahan, selama proses pengolahan, dan setelah proses pengolahan, dikemas dengan
menggunakan analisa Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) (BSN, 1999).
pada pencegahan daripada pengujian produk akhir. Dalam hal ini ditekankan pada
kebersihan dalam bekerja selama proses pengolahan dan alat-alat serta bahan-bahan yang
digunakan harus dijaga. Sistem HACCP adalah alat yang tepat untuk menetapkan sistem
pengendalian karena berfokus pada pencegahan dari pada pengujian produk akhir. Sistem
bahaya bagi keamanan pangan (SNI, 1988). Alat bantu yang digunakan adalah daftar
bahan baku dan bahan penunjang, serta bagan alir proses produksi, sedangkan proses
kontaminasi dari luar. Faktor-faktor yang berpengaruh pada keamanan pangan pada
produk olahan cabai antara lain adalah jenis kontaminasi dan sanitasi. Secara umum jenis
kontaminasi yang sering ditemui adalah kontaminasi berupa fisik, biologi dan kimia.
dibantu dengan daftar bahan baku dan penunjang yang digunakan dalam proses
Demikian juga halnya dengan produk olahan saus cabai juga dilakukan analisa
bahaya terhadap bahan baku dan tindakan pengendaliannya serta analisa bahaya terhadap
Dalam proses pengolahan saus cabai ada beberapa bahan yang dianalisa
bahayanya yaitu Cabai, air, tepung maizena, bahan penguat cita rasa, asam cuka, dan
Natrium Benzoat.
pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit buah cabai. Disamping itu juga
mengandung bahaya mikrobiologi karena masih banyak buah cabai yang rusak/busuk,
disamping itu juga tercemar dengan kotoran dan lain-lain. Oleh karena itu, sangat penting
dilakukan tindakan pencegahan, yaitu dengan penyortiran cabai dari busuk dan rusak,
pembuangan bagian yang busuk dan rusak, pembuangan tangkai, dan pencucian cabai
sampai bersih.
Air dapat menjadi sumber bahaya apabila air yang digunakan sudah tercemar.
Terutama bahaya mikrobiologi seperti bakteri. Air yang digunakan dalam pembuatan
saus cabai adalah air PAM, dimana kandungan mikroorganisme lebih sedikit dan dalam
dengan kerikil atau bahan lain secara fisik, namun bahaya fisik ini biasanya dapat terlihat
secara visual sehingga penanganannya lebih mudah yaitu melalui pengayakan untuk
membuang kontaminan. Disamping itu sebelum menggunakan bahan tersebut juga harus
dichek atau diperiksa masa kadaluarsanya. Jangan menggunakan tepung yang sudah
Gula, dan garam juga relatif bebas dari bahaya sama halnya dengan tepung
maizena, kecuali bahaya fisik seperti tercampur dengan kerikil atau bahan lain secara
fisik, namun bahaya fisik ini biasanya dapat terlihat secara visual sehingga
Bawang putih bisa menjadi sumber bahaya karena sering tercampur dengan tanah
atau kotoran lain, oleh karena itu penting dilakukan tindakan pencegahan yaitu dengan
pembuangan kulit bawang atau bagian yang busuk dan rusak sehingga dapat
menghilangkan kontaminan. Disamping itu sebelum digunakan harus dicuci bersih untuk
menghilangkan kontaminan yang masih melekat pada bahan tersebut. Berbeda dengan
bawang putih merica relatif lebih aman karena biasanya dalam keadaan kering dan
Natrium Benzoat relatif bebas dari bahaya kecuali penggunaannya yang melebihi
dosis, sehingga dianjurkan untuk menggunakan dosis rendah atau dosis dibawah ambang
Untuk lebih jelasnya analisa bahaya bahan baku dan tindakan pengendaliannya
dengan diagram alir proses pengolahan saus cabai. Tahapan proses pengolahan saus cabai
adalah seperti pada Gambar 1. Tahapan yang merupakan tahapan kritis pada proses
pengolahan saus cabai adalah tahapan penyortiran dan pembuangan tangkai serta tahapan
pencucian.
Penyortiran cabai dari yang busuk dan rusak dan pembuangan tangkai merupakan
tahapan awal untuk penghilangan kontaminan seperti kotoran, dan penghilangan bagian
Penyortiran bahan menjadi penting untuk memisahkan bahan yang rusak dan busuk yang
tidak layak untuk digunakan dari bahan yang baik. Penggunaan bahan yang rusak dan
busuk dapat membahayakan dan merusak kualitas produk. Pada tahap ini cabai yang akan
di proses lebih lanjut telah bersih dari kotoran dan tidak mengandung bagian yang
busuk/rusak.
kotoran, bahan kimia (pestisida) yang masih ada pada buah cabai, fungi dan lain-lain
yang dapat berkembang biak yang merupakan sumber bahaya bagi produk. Dengan
pencucian ini cabai yang akan dijadikan produk olahan sudah bersih dari semua
Tahap proses lain yang menentukan untuk menjaga kualitas produk adalah
dibersihkan dan disterilkan. Sterilisasi dilakukan dengan merebus botol dan tutupnya
dalam air mendidih selama 1 jam. Botol dalam keadaan panas masukkan saus cabai.
Mulut botol segera ditutup, untuk menghindari terjadinya kontaminasi didalam produk.
Kemudian disterilisasi lagi dalam air mendidih selama 30 menit. Angkat dan biarkan
botol dalam keadaan terbalik selama 5-15 menit. Pembalikan botol pada akhir proses
harus dilihat, jangan sampai ada gelembung udara, agar nantinya saus yang dihasilkan
Untuk lebih jelasnya analisa bahaya pada proses pengolahan saus cabai dapat
dilihat Tabel 3.
Tabel 3. Analisa bahaya pada proses pengolahan saus cabai
KESIMPULAN
dan Keamanan Pangannya DiTingkat Petani Provinsi Jambi dapat diambil beberapa
1. Dalam teknologi pengolahan saus cabai berkualitas dilakukan beberapa aspek penting
untuk mendapatkan kualitas yang prima yaitu meliputi persiapan bahan baku,
memenuhi standar mutu, baik mutu fisik yaitu warna cerah, bau dan rasa normal khas
cabai, maupun mutu kimia pH, Total padatan terlarut, kadar air, dan vitamin C
3. Teknologi pengolahan saus cabai berkualitas secara teknis dapat diterapkan ditingkat
petani karena teknologinya mudah, bahan baku mudah didapat, peralatan sederhana,
agroindustri.
4. Fokus kegiatan pada aspek keamanan pangan adalah kontaminasi sebelum, selama,
dan setelah proses pengolahan, dengan menggunakan sistem HACCP, dengan alat
digunakan, serta bagan alir proses produksi, sehingga bisa ditetapkan tindakan
pengendaliannya.
DAFTAR PUSTAKA
BSN. 1999. Pedoman Penyusunan Rencana Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian
Titik Kritis (HACCP). Badan Standarisasi nasional. Pedoman 1004-1999.
Departemen Pertanian. 2009. Saus Cabe dan Bubuk Cabe. Direktorat Pengolahan Hasil
Pertanian. Direktorat Jenderal Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Internet. 2009. Pengolahan Cabe Merah. Posted by gsevan in pengolahan cabe.trackback.
januari 2009.
Internet. 2010. Pengelolaan Pascapanen Cabe. Upaya Meningkatkan Harga dengan Nilai
Tambah. Tanaman Hortikultura. File:///D:/BAHAN%20MAKALAH%20INTER-
NET/Pengolahan%2
Internet. 2011. Saus atau Sambal Cabe. Kambing-ui.ac.id/bebas/V12/artikel/.../saus%20
sambal% 20cabe.pdf.15 nov 2011
Jambi Dalam Angka . 2009. Badan Pusat Statisktik Provinsi Jambi.
Rahmat Rukmana dan Yuyun Yuniarsih. 2005. Penanganan Pascapanen Cabai Merah.
Teknologi Tepat Guna. Penerbit Kanisius yogyakarta.
SNI 01-4852-1998. Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis. Departemen
Perindustrian Indonesia.
SNI 01-0222-1995. Bahan Tambahan Makanan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
SNI 01-2976-2006. Saus Cabe. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta
SNI 01-4480-1998. Cabe Merah Segar. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta