Вы находитесь на странице: 1из 23

PENINGKATAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PACARKELING,

SURABAYA TAHUN 2009–2011


(Increase of Tuberkulosis Cases at Pacarkeling Health Center,
Surabaya, Year 2009–2011)
Nailul Izza1 dan Betty Roosihermiatie1

ABSTRACT
Background: Tuberculosis remains a major infectious disease in the world and at present becomes a major concern
because of HIV/AIDS. East Java is one of provinces with the second higher TB cases in Indonesia followed by West
Java. The data of East Java Provincial Health Office in 2011 showed 41,404 TB cases whereas Surabaya Municipality
has the highest of 3,990 TB cases. Objective: This study aimed to elucidate the TB cases at Pacarkeling Health
Center year
2009–2011. Methods: It was a coss sectional study with secondary data collection and depth interviews to health
workers. The location was the working area of Pacarkeling Health Center in Surabaya where higher TB cases. Results:
Results showed the prevalence of TB tended to increase from 2009 to 2011 along with the rise and fall of population and
population density. TB cases were mainly males compare to female, possibly because a high level of mobility. In
addition, the majority of TB cases were those at reproductive ages. In the work area of Pacarkeling Health Center, there
were more TB cases in Kelurahan Pacarkembang. The cure rate of TB patients was low, 36% because many of them
were drop out during TB DOTS treatment. Conclusion: Hence, it is important to minimize drop out by finding the
causes.

Key words: tuberculosis, increase, Pacarkeling Health Center

ABSTRAK
Latar belakang: Tuberkulosis masih merupakan penyakit menular utama di dunia dan semakin menjadi perhatian
dengan adanya HIV/AIDS. Jawa timur merupakan provinsi dengan kasus tuberkulosis (TB) terbanyak kedua di
Indonesia sesudah provinsi Jawa Barat. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2011 kasus TB menunjukkan
41.404 penderita TB sedangkan Kota Surabaya menyumbang kasus terbanyak yaitu 3990 kasus. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan mengetahui kejadian penyakit TB di Puskesmas Pacarkeling tahun 2009–2011. Metode: Metode penelitian
adalah potong lintang dengan pengumpulan data sekunder dan wawancara mendalam kepada petugas kesehatan.
Lokasi di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling Surabaya dengan penderita TB yang cukup banyak. Hasil: Hasil
menunjukkan prevalensi penderita TB cenderung meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2011 seiring dengan naik
turunnya jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk. Penderita TB laki-laki lebih banyak daripada perempuan,
selain itu penderita TB banyak terjadi pada usia produktif. Di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling, lebih banyak
penderita TB di Kelurahan Pacarkembang. Angka kesembuhan rendah, 36% disebabkan banyaknya penderita yang
drop out selama pengobatan TB DOTS. Kesimpulan: Sehingga perlu upaya menekan drop out dengan mencari
penyebabnya.

Kata kunci: tuberkulosis, meningkat, Puskesmas Pacarkeling

Naskah Masuk: 29 Januari 2013, Review 1: 30 Januari 2013, Review 2: 31 Januari 2013, Naskah Layak Terbit: 26 Februari
2013

PENDAHULUAN akibat kuman ’Mycobacterium tuberculosis’ masih


Saat ini penyakit menular, Tuberkulosis (TB) tinggi. Tahun 2009 terdapat 1,7 juta orang
masih menjadi perhatian dunia dan belum ada satu meninggal karena TB, dan sepertiga populasi dunia
negara pun yang bebas TB. Angka kematian dan sudah tertular TB di mana sebagian besar penderita
kesakitan TB adalah usia

29
1 Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI
Alamat korespondensi: E-mail: niza.rm@yahoo.com

30
Peningkatan Tuberkulosis di Puskesmas Pacarkeling (Nailul Izza dan Betty Roosihermiatie)
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 1 Januari 2013: 29–37

produktif, 15–55 tahun. umumnya terdapat udara (droplet nuclei) TB sebagian besar
Global Report 2009 pada kelompok saat seorang pasien TB adalah faktor risiko
(WHO) menunjukkan masyarakat dengan batuk dan percikan eksternal (lingkungan
pada tahun 2008 sosial ekonomi rendah ludah yang rumah tak sehat,
Indonesia menduduki dan lebih banyak mengandung bakteri pemukiman padat dan
peringkat 5 penderita daerah perkotaan tersebut terhirup orang kumuh) dan faktor
TB terbanyak di dunia daripada pedesaan. lain saat bernapas, internal (kurang gizi,
setelah India, China, Penyakit TB dengan masa inkubasi HIV/AIDS, pengobatan
Afrika Selatan dan merupakan penyakit 3–6 bulan. Beberapa dengan
Nigeria atau menurun menular yang menjadi faktor penyebab immunosupresan).
dari peringkat ketiga salah satu tujuan tuberkulosis yaitu Di Provinsi Jawa
setelah India dan pencapaian MDG’s. penderita (perilaku, Timur memiliki kasus
China pada tahun 2007 Pada tahun 1990 karakteristik, sosial TB ter banyak kedua
(depkes.go.id). prevalensi TB di ekonomi), petugas setelah Provinsi
Penularan penyakit Indonesia sebesar 443 (perilaku, keter Jawa Barat
tuberkulosis cukup yang turun secara ampilan), keter s e (Kemenkes, 2011).
bervariasi, kadang signifikan menjadi 244 diaan o bat , Data Dinas Kesehatan
menurun atau per 100.000 penduduk lingkungan Provinsi Jawa Timur
meningkat signifikan. pada tahun 2007. (geografis), PMO tahun 2011
Pada tahun 19 93 Kemudian (Pengawasan Minum menunjukkan kasus
WHO menyatakan prevalensinya Obat), serta virulensi TB mencapai 41.404
sebagian besar cenderung meningkat dan jumlah kuman ( kasus, sementara
negara di dunia menjadi 253 per Widoyono, 20 08). Jawa Barat mencapai
tidak ber hasil 100.000 penduduk Sedangkan menurut 62.563 kasus. Kota
mengendalikan pada tahun 2008. Basri (2008) risiko Surabaya memiliki
penyakit tuberkulosis Adapun kematian TB terinfeksi kasus TB terbanyak di
(TB) karena rendahnya sebesar 92 per 10 Provinsi Jawa Timur
angka kesembuhan 0.0 0 0 penduduk yaitu
penderita yang pada tahun 3990 kasus, diikuti
berdampak pada 1990 yang turun Kabupaten Jember
tingginya penularan. menjadi 38 per dengan 3334 kasus.
Penyakit TB kembali 100.000 penduduk Kematian TB di Kota
menjadi perhatian pada tahun 2008. Surabaya diperkirakan
dengan adanya kasus Menurut Menteri mencapai 10.108
Human Kesehatan RI penderita BTA positif.
Immunodeficiency penurunan angka Puskesmas yang
Virus/Aqcuired kesakitan dan mempunyai tingkat
Immunodeficiency kematian TB ini masih kesembuhan
Disease Syndroma pada tingkat atau skala Tuberkulosis (TB)
(HIV/AIDS) dan nasional karena bila paru di bawah rata-
kejadian Multi Drug dicermati data rata Kota Surabaya
Resistent (MDR). Di antarprovinsi dan (45,69%) salah satunya
negara maju, angka kabupaten/kota masih adalah Puskesmas
kesakitan dan terlihat disparitas atau Pacarkeling dengan
kematian TB kesenjangan yang tingkat kesembuhan
menunjukkan besar hanya
penurunan, tetapi sejak (ww w.depkes.p2pl.go.i 44,74% (Dinkes Kota
tahun 1980-an tend d). Surabaya, 2008).
tetap dan meningkat di Tuberkulosis Tahun 2011 penyakit
daerah dengan adalah penyakit
TB berada di peringkat
prevalensi HIV tinggi. menular langsung
ke-3 dengan jumlah
Morbiditas yang tinggi ditularkan melalui
kasus 206 setelah
Peningkatan Tuberkulosis di Puskesmas Pacarkeling (Nailul Izza dan Betty Roosihermiatie)

penyakit ISPA dan Puskesmas


penyakit yang Pacarkeling, Surabaya
disebabkan virus di karena kasus
Puskesmas tuberkulosis tinggi.
Pacarkeling. Penyakit Pengumpulan data
TB di Puskesmas dilakukan dengan
Pacarkeling juga wawancara (indepth
mempunyai tren turun inter view) kepada
pada tahun 2010 tenaga medis dan
kemudian kembali naik paramedis mengenai
pada tahun 2011 gambaran program
(Puskesmas atau kegiatan yang
Pacarkeling, 2011). telah dilakukan dan
Keadaan suatu yang akan dilakukan
penyakit menular yang dalam upaya
jumlah kasusnya pencegahan dan
tinggi dan pemberantasan
menunjukkan tren penyakit TB serta
naik turun di suatu permasalahan yang
wilayah harus dialami selama
mendapat perhatian pelaksanaan program.
khusus agar kasusnya Dikumpulkan pula
tidak meluas. Guna melalui data sekunder
mengetahui gambaran dari Puskesmas
terjadinya penyakit Pacarkeling
tuberkulosis di Wilayah
Puskesmas
Pacarkeling tahun
2009 –2011? Maka
dilakukan penelitian ini.
Tujuan khusus
penelitian ini adalah
untuk mengetahui tren
terjadinya penyakit
tuberkulosis tahun
2009–2011 menurut
waktu, umur, jenis
kelamin, status
pengobatan, dan
tempat.

M
E
T
O
D
E
Penelitian ini
merupakan penelitian
observasional dengan
desain potong lintang.
Lokasi di wilayah kerja
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 1 Januari 2013: 29–37
Peningkatan Tuberkulosis di Puskesmas Pacarkeling (Nailul Izza dan Betty Roosihermiatie)

berupa: POA Puskesmas Pacarkeling tahun 2009– Tabel 1. Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin
2011, Laporan P2KPUS Puskesmas Pacarkeling di Puskesmas Pacarkeling, Surabaya
tahun 2009–2011, data LB1 Puskesmas tahun
Pacarkeling tahun 2009–2011, data TB tahun 2009–2011
2009–2011, Wilayah
Jenis Kelamin
kerja Puskesmas Pacarkeling meliputi Kelurahan Tahun Jumlah
Laki-laki Perempuan
Pacarkeling dan Pacarkembang. Analisis data secara
2009 44569 45955 90524
deskriptif tentang tren penyakit TB menurut waktu, 2010 45892 47878 93770
umur, jenis kelamin, status pengobatan, dan tempat 2011 32657 33081 65738
di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling. Sumber: Data Kelurahan Pacarkeling tahun 2009, 2010 dan
2011
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling terletak Grafik 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2009,
di Kecamatan Tambaksari yang terdiri dari 2 tren penderita TB yang melakukan pengobatan dan
kelurahan yaitu Kelurahan Pacarkeling dan dalam pengawasan petugas Puskesmas
Pacarkembang. Luas wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling terutama pada bulan Mei dan Oktober,
Pacarkeling adalah sedangkan pada tahun 2010 pada bulan April, Mei
279 km2. Puskesmas Pacarkeling terletak di wilayah dan Oktober. Tahun 2011 kasus TB paling banyak
Surabaya Timur, dengan jarak 1 (satu) km dari terjadi terutama pada bulan April. Selama kurun
Kantor Kecamatan Tambaksari, 1 (satu) km dari RS waktu tiga tahun yakni
Husada Utama, 1 (satu) km dari RSU Dr. 2009–2011 tidak menentu puncak kejadian penyakit
Soetomo, dan TB dalam bulan April dan Oktober.
2 km dari Kantor Kotamadya Surabaya. Puskesmas Wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling yang
Pacarkeling berada daerah perkotaan dengan tipe padat penduduk berpengaruh terhadap peningkatan
pemukiman padat. Secara keseluruhan Kecamatan penularan TB. Kepadatan penduduk pada tahun
Tambaksari merupakan wilayah terpadat kedua 2009 sebesar 324 Jiwa/km2, tahun 2010 sebesar
setelah Kecamatan Sawahan, dengan kepadatan 336
penduduk 22845 Jiwa/km2 (BPS Surabaya, 2010). Jiwa/Km2, sedangkan tahun 2011 sebesar 235
Jiwa/ Km2. Menurut Achmadi (2005), kepadatan
Gambaran Tren Jumlah Penduduk yang
penduduk merupakan faktor risiko terjadinya
Menderita Tuberkulosis Menurut Waktu
penularan TB.
Prevalensi tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Pacarkeling meningkat yaitu 0,59‰ Gambaran Tren Jumlah Penduduk yang
pada tahun 2009 menjadi 0,82‰ pada tahun 2010 Menderita Tuberkulosis Menurut Jenis Kelamin
dan 0,94‰ pada tahun 2011. Penderita TB baru Grafik 2 menunjukkan bahwa pada bulan Juli,
ber fluktuasi yaitu Oktober dan November tahun 2009 didapat lebih
54 penderita (2009) yang meningkat 29%, menjadi banyak penderita TB laki-laki. Tahun 2010 kejadian
77 penderita (2010) dan relatif menurun 19%, TB baru hampir sama pada laki-laki atau
menjadi perempuan hampir sama setiap bulan tetapi pada
62 penderita TB Baru bulan Juli,
(2011).
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 1 Januari 2013: 29–37

Grafik 1. Tren Penderita TB baru di Puskesmas Pacarkeling, Tahun 2009–2011


TB laki-laki yang lebih Grafik 3 Puskesmas
banyak dibandingkan menunjukkan bahwa Pacarkeling paling
24 penderita TB tren penderita TB baru banyak bekerja
perempuan. laki-laki lebih banyak sebagai tenaga swasta.
daripada perempuan Pekerjaan ini memacu
selama kurun waktu mobilitas yang tinggi
tiga tahun. Menurut pada penduduk
WHO, jenis kelamin setempat.
dapat juga Penelitian Titik
menyebabkan Huriah (2010)
terjadinya penyakit menunjukkan bahwa
TBC Paru yang umur, jenis kelamin
cenderung lebih tinggi lebih memengaruhi TB
pada jenis kelamin laki- di Wilayah Kerja
laki dibandingkan Kasihan I Bantul
perempuan Yogyakarta. Hasil
dikarenakan oleh faktor penelitian ini tidak
Grafik 3. Tren kebiasaan merokok sependapat dengan
Penderita TB pada laki- laki yang penelitian menurut
Grafik 2. Penderita TB Baru menurut hampir dua kali lipat Achmadi (2005) yang
Baru Jenis Kelamin dibandingkan wanita. menyebutkan bahwa
menurut dalam 2009– Hasil penelitian ini penderita TB lebih
Jenis 2011 juga sejalan dengan banyak terjadi pada
Kelamin,
penelitian berskala perempuan.
tahun 2009
nasional Riskesdas
Gambaran
2010 yang Tren Jumlah
Oktober dan November menyebutkan periode Penduduk
relatif banyak pada prevalence TB yang
laki-laki, sedangkan kelompok laki-laki Menderita
pada tahun 2011 sebesar Tuberkulosi
penderita TB laki-laki 819 per 100.000 s Menurut
terutama ditemukan penduduk dan periode Umur
pada bulan Juni dan prevalence suspect TB Grafik 4
Juli. sebesar 3071 per menunjukkan bahwa di
Grafik 3 100.000 penduduk wilayah kerja
menunjukkan bahwa lebih tinggi Puskesmas Pacarkeling
pada tahun 2009, dibandingkan penderita TB mulai
terdapat 28 penderita kelompok perempuan ditemukan pada usia
TB laki-laki lebih sebesar 15 tahun. Pender ita
banyak dibandingkan 634 per 100.000 TB pada tahun
26 penderita TB penduduk untuk 2009–2011 banyak
perempuan, kemudian periode prevalence TB terjadi pada usia
pada tahun 2010 dan 2391 per 100.000 produktif yaitu umur 15
meningkat menjadi 45 untuk periode – 64 tahun dan masih
penderita TB laki-laki prevalence suspect TB. terjadi peningkatan
yang lebih banyak Data dari kasus pada usia
dibandingkan Kelurahan setempat lanjut yakni usia 65 –
perempuan sebanyak menyebutkan selama 74 tahun,
32 penderita TB, kurun waktu tiga tahun
sedangkan pada tahun sejak tahun 2009,
2011 menurun bahwa penduduk di
menjadi 38 penderita wilayah ker ja
Grafik 4. Tren
Penderita TB Baru
menurut Umur, Tahun
2009–2011
33
kemudian menurun pada usia lansia di atas 75 Graf ik 5 juga menunjukkan bahwa menurut
tahun. Berdasarkan nilai mode atau banyaknya status pengobatan, tidak ada penderita TB yang
penderita TB menurut usia pada setiap tahunnya, dinyatakan Gagal pada tahun 2009. Pada tahun
untuk tahun 2010 dan 2011 berturut-turut 1 dan 2 penderita
2009 usia penderita TB banyak terjadi pada usia Gagal, artinya penderita yang sudah melakukan
28 tahun, untuk tahun 2010 banyak terjadi pada pengobatan selama 6 bulan tetapi pemeriksaan
usia dahak yang terakhir hasilnya tetap didapat Bakteri
40 tahun, sedangkan pada tahun 2011 banyak Tahan Asam positif. Penderita TB yang mengalami
terjadi pada usia 30 tahun. defaulter (B-) yaitu dropout atau tidak meneruskan
Departemen Kesehatan dalam buku Achmadi pengobatan sebanyak 9 orang pada tahun 2009, 5
(2005) menyatakan faktor risiko umur berpengaruh orang pada tahun 2010, dan 1 orang pada tahun
terhadap kejadian TB, ter utama usia produk 2011. Penderita TB yang pindah pengobatan
tif sebagaimana di wilayah Puskesmas Pacarkeling. selama dua tahun berturut-turut sama, yakni 2
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas orang, sedangkan pada tahun 2011 tidak ada.
Pacarkeling berbeda dengan hasil penelitian A n gka ke sembuhan dip e r g unakan
Riskesdas 2010 yang menunjukkan bahwa periode untuk m e n g e t a h u i k e b e r h a si la n p r o g
prevalence TB paling tinggi berada pada usia di r a m . A n g k a kesembuhan adalah angka yang
atas 54 tahun sebesar 3593 per 100.000 penduduk menunjukkan persentase penderita TB positif yang
dibandingkan dengan usia produktif (15–54 tahun) sembuh setelah selesai masa pengobatan, di antara
sejumlah 2531 per 100.000 penduduk. penderita TB BTA Positif yang tercatat, dengan
Tren Jumlah Penduduk yang Menderita angka minimal yang harus dicapai 85% (Depkes,
Tuberkulosis Menurut Status Pengobatan 2003). Hasil penelitian m enunjuk kan bahwa
pada t ahun 20 0 9 angka kesembuhan TB
Graf ik 5 menunjukkan bahwa penderita
sebesar 46% dari seluruh pasien TB baru yang
TB menurut pengobatan menjadi status sembuh
datang ke Puskesmas, persentase penderita TB di
pada tahu 2009, 2010, dan 2011 berturut-turut
Puskesmas Pacarkeling kurang dibandingkan
sebanyak
pedoman nasional menurut Depkes (2003) yang
25, 30 dan 22 penderita sedangkan yang
terbukti karena banyaknya penderita yang default
melakukan pengobatan lengkap ber turut-turut
(drop out) > 10%. Angka kesembuhan penderita TB
sebanyak 16,
tahun 2010 sebesar 39%, rendahnya persentase
31 dan 22 penderita. Tahun 2009 kematian yang
kesembuhan disebabkan meninggal.
disebabkan TB di Puskesmas Pacarkeling
sebanyak
3 orang dan meningkat pada tahun 2010 sebanyak
8 orang, sedangkan pada tahun 2011 tidak ada
yang meninggal.

34
Grafik 5. Tren penderita TB Baru menurut Status Pengobatan, Tahun 2009–2011

35
Angka kesembuhan penderita TB pada tahun 2011
sebesar 36%, yang disebabkan banyak penderita
yang masih melakukan pengobatan (35%). Analisis
pengobatan TB DOTS pada 2 tahun per tama
di Provinsi Jawa Timur menunjukkan tingkat
konversi BTA sebesar 97,67% (42/43) dan 98,00%
(196/200) (B Roosihermiatie, 2000). Kesembuhan
pengobatan TB DOTS di Puskesmas Pacarkeling
menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan
pengobatan TB DOTS sangat rendah.
Tren Penderita TB menurut Tempat
A. Pemetaan di Kelurahan Pacarkeling Gambar 1. Peta Kelurahan Pacarkeling
Pada tahun 2009 di wilayah Puskesmas
Pacarkeling terdapat 21 dari total 54 penderita TB
yang berobat. Distribusi penderita TB hampir merata Pada tahun 2011 terdapat 20 dari total 62
di seluruh RW Kelurahan Pacarkeling yaitu antara penderita TB yang berobat di Puskesmas
1–3 penderita sedangkan jumlah di RW VI relatif Pacarkeling dengan rata-rata 1–4 penderita di RW
lebih tinggi yaitu sedangkan RW 5, 8 dan 11 tidak didapat penderita
4 orang. Sedangkan RW 9, wilayah Kedungsroko TB. Dalam 3 tahun yaitu 2009–2011 selalu ada
dan penderita TB di RW 6, wilayah Pacarkeling dan
Indrakila tidak didapat penderita TB. Jolotundo serta penderita TB cenderung menurun.
Sedangkan pada tahun 2010 terdapat 28 dari Grafik 6 menunjukkan bahwa dalam kurun
total 77 penderita TB yang berobat di mana yang waktu tiga tahun menurut RW di kelurahan
terbanyak 7 orang di RW VI. Penderita TB hampir Pacarkeling tren penderita TB yang mengalami
merata di RW lainnya, sedangkan RW 9 dan 12 kenaikan cukup
tidak didapat penderita TB.

Tabel 2. Tren Penderita TB Baru di Puskesmas Pacarkeling

No RW Nama RW Th 2009 Th 2010 Th 2011


1 RW I Jl. Gersikan, Gersikan Gang I, II, III, IV, V, VI, VII, dan gang 3 3 4
buntu
2 RW II Jl. Jedong, Jedong Gang I, II, III, dan IV 2 1 1
3 RW III Oro-oro gang I, II, III, IV dan Jl. Jagiran 3 3 1
4 RW IV Karanggayam Teratai gang I, II, III, IV, karanggayam Teratai 1 2 1
Selatan dan utara
5 RW V Jl. Residen Sudirman, dan Jl. Ambengan Selatan 1 1 0
6 RW VI Pacarkeling Gang I, II, III, IV, V, VI, Jl. Jolotundo, Jl. 4 7 4
Jolotundo Baru, Jolotundo Gang I, II dan III
7 RW VII Gubeng Masjid Gang I, II, III, IV, V, VI, VII, Jl. Gubeng 2 3 3
masjid, Jl. Gubeng Masjid Pojok, Jl. Sumatra, Jl. Gubeng
Masjid Timur SGO
8 RW VIII Jl. Mayjen dr. Moestopo, Jl. Luntas, Jl. Kemangi, Jl. Taman 2 1 0
Borobudur, Jl. Tapak Siring, Jl. Gerbong, Jl. Rempelas, Jl.
9 RW IX Kedung Sroko Gang I, II, III, IV, Selatan, dan Jl. Indrakila 1 0 4
Kidal
10 RW X Pacarkeling Gang I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, Jl. 1 3 1
Pacarkeling, Jl. Candipuro
11 RW XI Jl. Kalasan, Jl. Sawentar, Sawentar Barat gang I, Jl. 1 4 0
Candipuro, Jl. Candisari, Jl. Prambanan, dan Jl. Indrakila
12 RW XII Jl. Belahan, Pacarkeling gang I, II, III, IV dan Jl. Indrakila 0 0 1
Grafik 6. Tren Penderita TB per RW di Kelurahan Pacarkeling, Tahun 2009–2011
signifikan terdapat di 11 penderita. Penderita Dharmahusada, tidak
RW IX, sedangkan RW TB di RW II, VI, dan X didapat penderita TB
yang mengalami berkisar di mana menurut
penurunan jumlah 1–3 penderita pemantauan kunjungan
kasus berda di RW sedangkan di RW 1, 4, berdasarkan informasi
VIII, secara dan 11 tidak ada. Pada dari petugas unit rekam
keseluruhan penderita tahun 2011 terdapat 34 medis bahwa daerah
TB di kelurahan dari total 62 penderita tersebut tidak pernah
pacarkeling cenderung TB yang berobat di berkunjung ke
merata di semua RW. Puskesmas Puskesmas
Pacarkeling yang Pacarkeling yang
B. Pemetaan hampir merata di dikarenakan dari segi
di Kelurahan semua RW tetapi sosial ekonomi
Pacarkembang hanya RW 1 yang tidak penduduk di wilayah ini
Gambar 2.
Kelurahan pac ar Peta ada. lebih besar. Pada
kembang terdapat Kelurahan Gambar 7 tahun 2009 dan 2010
11 RW, adapun peta Pacarkemb menunjukkan bahwa terdapat 3 RW yang
ang
Kelurahan selama kurun wak tu t tidak didapatkan
Pacarkembang dapat iga t ahun di penderita TB tetapi
dilhat pada gambar 2. kelurahan pac ar pada tahun
Ta hun 20 0 9 di kembang cenderung 2011 hampir merata
Ke lurahan Pa c a r konsisten terjadi di di semua RW. Di
kembang terdapat 29 wilayah tertentu atau Kelurahan
dari total 54 penderita tidak merata di semua Pacarkembang jumlah
TB yang berobat di RW. Penderita TB penderita TB merata
Puskesmas cenderung naik turun yaitu
Pacarkeling. Penderita dengan jumlah yang 4
TB terbanyak, konsisten ada dan –
9
11 penderita terdapat tinggi adalah RW V, VI,
di RW VI, sedangkan di VII, VIII dan IX, pola
o
RW I, II, IV tidak ada yang terjadi
r
penderita. Pada tahun mengelompok atau a
2010 terdapat 43 dari berdekatan antar RW, n
total 77 penderita TB hanya RW V saja yang g
yang berobat di jauh. Sedangkan, .
Puskesmas penderita di RW I nihil
Pacarkeling di mana hal ini disebabkan
yang terbanyak di karena tidak adanya
RW VIII, masyarakat dari
wilayah tersebut yang
berobat ke puskesmas.
Per bandingan
pender it a T B
selama kur un waktu
tiga tahun antara
kelurahan pacarkeling
dan pacarkembang
relatif lebih banyak
penderita TB
ditemukan di kelurahan
Pacarkembang.
RW I, daerah
Tabel 3. Tren Penderita TB Baru di Puskesmas Pacar Kembang

No RW Keterangan Th 2009 Th 2010 Th 2011


1 RW I Jl. Dharmahusada I, II, III, V, dan Dalam 0 0 0
2 RW II Jl. Kedungsroko I, II, III, IV, V, VI, VII, Tengah dan Buntu 0 1 2
3 RW III Jl. Kedungtarukan, Jl. Kedungtarukan III, IV, V, dan VI 1 5 2
4 RW IV Jl. Kedungtarukan II, dan Wetan 0 0 1
5 RW V Jl. Kalikepiting 11, 25, Bahkti, 49, 101, Pondok Prima, 125, 5 7 5
135, 147,149, 161, Jl. Kalikepiting Jaya X, IX, VIII, VIII-A,
VII, VI, V, IV, III-A, II, I, Jl. Villa kalijudan, Jl. Kalijudan Barat
III, II, I, dan I-A
6 RW VI Jl. Pacarkembang, Jl. Pacarkembang I, II, III, VI, VII Selatan, 11 3 5
Tengah, Gang Sinoman, VII Utara, VIII dan X
7 RW VII Jl. Pacarkembang III, I, IV, IX, XI, XI-A1, V, V-A, V-B, Gang 4 7 5
Kitiran, XII
8 RW VIII Jl. Bronggalan I, II, Jl. Bronggalan Sawah I, II, III, IV-K, IV-J, IV 3 11 6
Buntu, IV-H, dan IV-B
9 RW IX Jl. Bronggalan Sawah IV-G, IV-I, IV-A, IV-C, IV-D, IV-E, IV-F, V, 3 8 6
V Barat, VI-B, VI-A, dan VI
10 RW X Jl. Bronggalan Sawah Timur, Jl. Bronggalan Sawah Timur I, 1 1 1
II, Buntu, Jl. Bronggalan Sawah II-A, II-B, II-C, II-D, II-E, II-
F,
11 RW XI Jl.II-G, dan II-H
Pacarkembang V-B1, V-C1, V-C, V-D, V-E, dan V-F 1 0 1

Gambar 7. Grafik Tren penderita TB per RW di Kelurahan Pacarkembang


L a ngkah - 2. Pemeriksaan
langkah laboratorium untuk
penanggulangan memastikan TB+
TB di atau tidak (suspect).
Puskesmas 3. Pasien yang positif
Pacarkeling: menderita TB akan
1. Penemuan dilakukan
penderita (case pemeriksaan
finding) secara pasif kunjungan rumah
yaitu pasien yang oleh petugas
berkunjung untuk kesehatan yang
melakukan bertujuan
pengobatan mengetahui adanya
dengan keluhan anggota keluarga
yaitu gejala atau yang pernah kontak
tanda-tanda dengan penderita
penyakit TB secara (contact tracing).
klinis dan secara
aktif dari keluarga
pasien yang
berisiko tertular
penyakit TB.
4. Selanjutnya L Pacarkeling meningkat Saran
dilakukan yang kemungkinan Peningkatan
A
pencatatan dengan disebabkan mobilitas upaya case finding
format Community N tinggi dan kepadatan fokus pada kelompok
Health Nursing penduduk. produktif dan penduduk
(CHN), khusus Angka berjenis kelamin laki-
untuk mendata D kesembuhan disetiap laki. Perlu upaya
penderita TB. A tahunnya 36% yang menekan drop out
Adapun form yang disebabkan banyaknya dengan mencari
perlu diisi yaitu N penderita yang drop penyebabnya.
Form TB 01 dan out (20 09),
Form TB 02 untuk meninggal (2010)
S DAFTAR PUSTAKA
pasien serta Form dan masih dalam
TB 03 untuk A pengobatan (2011). Achmadi, Umar Fahmi.
pencatatan dalam Tren penderita TB 2005. Manajemen Penyakit
R Berbasis
buku register. di kelurahan
W
5. Kasus TB A Pacarkeling selama i
dilaporkan ke N kurun waktu tiga tahun l
Dinkes Kota kenaikan cukup a
y
setiap bulan untuk signifikan di RW IX,
a
pasien baru via K tetapi secara h
sms dan 3 bulan keseluruhan .
sekali sebagai e penderita TB
laporan register s cenderung merata di J
atau kohort yang semua RW. a
i k
sekaligus Sedangkan, di a
merupakan m Kelurahan r
monitoring dan Pacarkembang t
p a
evaluasi. cenderung terjadi di
:
Pengumpulan data u wilayah RW V, VI, VII,
dengan metode pasif VIII, dan IX di mana
l K
dan aktif, sebagaimana letak antar-RW O
Achmadi (2005) a berdekatan. M
P
dengan melibatkan n A
lintas program agar Prevalensi tuber S
lebih banyak menjaring kulosis selama .
masyarakat yang tiga t ahun Badan Pusat Statistik
berisiko menularkan meningkat dari Kota Surabaya,
dan tertular penyakit 0,59% 0 menjadi 2010. Surabaya
0,94% 0 . Selama kurun dalam Angka 2010.
TB.
waktu tiga tahun Surabaya.
penderita TB menurut Betty Roosihermiatie,
K Midori Nishiyama, Nakae
jenis kelamin Kimihiro.
E didominasi laki-laki dan 2000. The
usia produktif yaitu comparison of
S
umur 15 – 64 tahun tuberculosis
I walaupun terjadi treatments: A short
peningkatan kasus course therapy and
M the directly
pada usia lanjut, 65–74
P observed short
tahun. Penderita TB
course treatment
U menurut waktu di (DOTS), East Java
wilayah Puskesmas Province, Indonesia
Southeast Asian ,
journal of tropical
medicine and public J
health. 31(1): 85– a
88. k
Budi Susetyo, 2010. a
Statistik untuk analisis data r
penelitian. t
R a
e .
f Dinas Kesehatan
i Provinsi Jawa
k Timur, 2012. Profil
a Kesehatan Provinsi
Jawa Timur 2011.
A Dinkes Provinsi
d Jawa Timur,
i Surabaya.
t Ditjen P2PL, 2011. TB di
a Indonesia. Jakarta.
m
Pusat Komunikasi Publik,
a
, 25 Maret 2011.
TBC Masalah
Kesehatan Dunia.
B
a Diunduh tanggal 10
n Maret 2012 dari
d www.depkes.pusko
u mpublik.go.id.
n Titik Suhariyati, 2010.
g Faktor-faktor yang
. memengaruhi
Chin, 2000. Modul tuberkulosis pada
Penanggulangan
Penderita TB paru
Penyakit Menular.
diwilayah kerja
J
puskesmas kasihan
a
k 1 Bantul
a Yogyakarta.
r Skripsi. Diunduh
t tanggal 1 Februari
a 2013 dari
. http://publikasi.
Departemen Kesehatan umy.ac.id/index.php
RI, 2003. Pedoman /psik/article/viewFile
Nasional
/2522/1155
P
Widoyono, 2011. Penyakit
e
tropis, Epidemiologi,
n
a Penularan,
n Pencegahan dan
g pemberantasanny
g a. Erlangga Press,
u Jakarta.
l
a
n
g
a
n

T
B

Вам также может понравиться