Вы находитесь на странице: 1из 14

KONSEP PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG MODERNISASI

PENDIDIKAN ISLAM DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM


DI INDONESIA

Hadi Prayitno, 2Aminul Qodat


1

1
Mahasiswa Pascasarjana Prodi Interdisciplinary Islamic Studies (IIS) UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Mubarok Lampung Tengah
1
hadipanjoel.x.jogo@gmail.com
2
aminulqodat@gmail.com

ABSTRACT
This study focuses on the theme of the modernization of Islamic education by reintroducing a
Muslim intellectual in the repertoire of Islamic thought in modern era, Fazlur Rahman, a Muslim scholar
who positioned himself in the Neo-modernist group. This type of research is library research, with a
descriptive-qualitative approach, a research methods that aim to describe in full and in depth about social
reality and various phenomena that occur in society. The results showed that the Fazlul Rahman's idea of
the modernization of Islamic education was motivated by his anxiety about the development of Islamic
education which was increasingly left behind and tended to be stagnant. According to Rahman this is due
to the many problems in Islamic education, such as: 1) the purpose of education that is not directed in a
positive, education tends to be incentive, 2) the existence of educational dichotomy 3) low quality of
students, 4) lack of quality and professional educators 5) and the limited Islamic literature available in several
libraries and educational institutions. Through his ideas, he tried to renew Islamic education by not
forgetting the classical heritage of Muslims. His criticism is directed at the orientation of Islamic education
which should not only focus on the needs of the world or the hereafter, but must be both, the world and
the hereafter. The contribution of thought and renewal of Islamic education that has been inscribed by
Fazlur Rahman has been widely applied in various countries, including in Indonesia.
Keywords: Fazlur rahman, Modernization, Islamic Education

ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada tema tentang modernisasi pendidikan Islam dengan memperkenalkan
kembali sosok intelektual muslim dalam khazanah pemikiran Islam abad modern yaitu Fazlur Rahman,
cendikia muslim yang memposisikan dirinya pada barisan Neo-modernis. Jenis Penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan yang bersifat deskriptif-kualitatif, yaitu metode
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan medalam tentang realitas sosial dan
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya gagasan
Fazlul Rahman tentang modernisasi pendidikan Islam di latarbelakangi oleh kegelisahannya terhadap
perkembangan pendidikan Islam yang dirasa semakin tertinggal dan cenderung bersifat stagnan. Menurut
Rahman hal ini disebabkan oleh banyaknya problematka dalam pendidikan Islam, seperti: 1) tujuan
pendidikan yang tidak diarahkan ke arah yang positif, pendidikan justru cenderung bersifat desentif, 2)
adanya dikotomi pendidikan 3) rendahnya kualitas peserta didik, 4) minimnya pendidik yang profesional dan
berkualitas 5) serta terbatasnya literatur keislaman yang tersedia di beberapa perpustakaan maupun lembaga
pendidikan. Lewat gagasan yang diusungnya, ia berusaha melakukan pembaharuan pendidikan Islam dengan
tidak melupakan warisan klasik umat Islam. Kritiknya tertuju pada orientasi pendidikan Islam yang
semestinya tak hanya berfokus pada kebutuhan dunia ataupun akhirat semata, namun harus kedua-duanya,
dunia dan juga akhirat. Sumbangsih pemikiran dan pembaharuan pendidikan Islam yang telah ditorehkan
oleh Fazlur Rahman telah banyak diterapkan diberbagai negara, termasuk di Indonesia.
Kata Kunci: Fazlur rahman, Modernisasi, Pendidikan Islam

JURNAL

30 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


A. PENDAHULUAN memberikan pengaruh besar dalam khazanah
pemikiran pendidikan Islam diera modern. Hal
Pendidikan sebagai usaha memanusiakan
ini dibuktikan dengan munculnya para
manusia agar sadar akan kemanusiaannya
ilmuwan muslim diera modern dengan gagasan
memang satu hal yang harus menjadi perhatian.
baru dalam dunia pendidikan Islam, salah
Pendidikan menempati posisi yang sangat
satunya adalah Fazlur Rahman.
menentukan dalam berbagai dimensi. Sebuah
Fazlur Rahman seorang cendikia muslim
bangsa akan mengalami kemajuan ataupun
yang memposisikan dirinya pada barisan Neo-
kemunduran ditentukan sejauh mana laju dan
modernis, mengawali sepak terjangnya dalam
dinamika pendidikan yang ada. Maka dari sini
percaturan pemikiran Islam di era
tidaklah berlebihan manakala mengatakan
kontemporer dengan merasakan kegelisahan
bahwa substansi sebuah pendidikan yang ideal
akademik, yang juga dirasakan oleh banyak
dengan realitas adalah sebuah keniscayaan.
kalangan Muslim pada waktu itu, yaitu
Sebagai bagian dari pendidikan,
tertutupnya pintu ijtihad, yang hal tersebut
pendidikan Islam bermuara pada tujuan
membawa implikasi pada stagnasi dalam dunia
pencapaian keseimbangan manusia dalam
pendidikan Islam. Ia merupakan sosok
kehidupannya. Hal ini yang menjadi salah satu
intelektual yang luar biasa dikalangan umat
prinsip penting pendidikan Islam bahwa
Islam (Kurdi, 2010: 325).
manusia harus mampu menyeimbangkan
Sebagai tokoh pembaharu Islam, Fazlur
antara jasmani dan rohani, individu dan
Rahman mempunyai gambaran tentang
masyarakat, intelektual dan emosional serta
perjalanan sejarah pendidikan. Ia pun turut
dunia dan akhirat (Daulay, 2014: 16).
serta dalam melihat fenomena kegagalan
Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam,
pemaknaan Al-Qur’an dan Sunnah oleh
para filsuf Muslim terdahulu telah memberikan
sebagian umat Islam. Bersumber dari itu,
sumbangan pemikirannya terhadap
kritik tradionalisasi ilmu dalam sejarah Islam ia
perkembangan pendidikan Islam, di antaranya
lantunkan dengan gaya pemikiran Neo-
ada Al-Qabisi dan Al-Ghazali, yang cenderung
modernisme-nya. Menurutnya kedua sumber
bersifat konservatif. Mereka memandang
ajaran Islam itu lebih cenderung dibaca
persoalan pendidikan melalui kacamata agama
sepanjang versi mufassir saja. Karena itu Al-
murni. Ilmu yang dipandang murni (sejati)
Qur’an dan Sunnah gagal pula ditempatkan
hanyalah ilmu yang berkaitan dengan akhirat
sebagai sumber otentik pengembangan
saja. Kemudian ada Ibnu Sina, Al-Farabi, Dan
pemikiran teoritis ataupun praktis untuk
Ibnu Rusyd, yang cenderung memandang
panduan (hudan) kehidupan dunia (Mulkhan,
persoalan pendidikan dengan kacamata religius-
2000: 67).
rasional. Mereka berpendapat bahwa ilmu yang
penting adalah ilmu yang mampu Berawal dari pandangan yang demikian,
mengembangkan spiritual dan memuaskan Fazlur Rahman menekankan pentingnya etika
intelektual. Selanjutnya ada Ibnu Khaldun, yang dipetik dari Al-Qur’an untuk dijadikan
yang memandang persoalan pendidikan landasan pengembangan pemikiran dan
cenderung bersifat pragmatis instrumental, praktik pendidikan. Rahman juga berpartisipasi
yang berpendapat bahwa ilmu yang di pandang dalam menformat strategi, tujuan, metode dan
penting adalah ilmu yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan Islam yang up to date.
kebutuhan langsung manusia baik dunia Kemampuan untuk memadukan hal-hal
maupun akhirat, serta beberapa filsuf muslim lama (tradisi) dan bentuk baru dimasa sekarang
lainnya, dimana para tokoh tersebut telah (modern) memang menjadi titik terang

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
31
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
kemampuan Fazlur Rahman. Potensi yang (pendidikan orang Islam), al-tarbiyah fi al-Islam
dimiliknya ini menjadikannya cukup mudah (pendidikan dalam Islam), al-tarbiyah ‘inda al-
untuk memberikan penjelasan tentang bidang muslimin (pendidikan dikalangan orang-orang
pendidikan. Ia juga menggariskan tentang Islam) dan al-tarbiyah al-Islamiyah (pendidikan
urgensi jihad intelektual. Jihad atau usaha Islami). Akan tetapi, para ahli pendidikan
intelektual, termasuk unsur intelektual dari biasanya lebih menyoroti istilah tersebut dari
kedua hal (yang lampau dan sekarang). Secara aspek perbedaan tarbiyah dan ta‟lim
teknis disebut ijtihad yang berarti upaya untuk (Muhaimin, 2002: 36)
memahami makna dari suatu teks di masa Istilah ta‟dib juga digunakan dalam
lampau, yang mempunyai suatu aturan, dan menjelaskan pengertian pendidikan selain dua
mengubah aturan tersebut dengan memperluas kata di atas. Dengan kata lain, istilah
dan membatasi ataupun memodifikasinya pendidikan dalam konteks Islam pada
dengan cara sedemikian rupa hingga situasi umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah, al-
baru dapat dicakup di dalamnya dengan suatu ta‟dib dan al-ta‟lim.
solusi yang baru (Rahman, 1992). Dari ketiga istilah tersebut term yang
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka populer digunakan dalam praktek pendidikan
peneliti berupaya menjelaskan lebih jauh dan Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term
mendalam tentang Fazlur Rahman (biografi: al-ta‟dib dan al-ta‟lim jarang digunakan.
kelahiran, pendidikan dan karir, serta karya- Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan
karyanya), bagaimana konsep modernisasi sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam
pendidikan Islam yang digagas oleh Rahman, (Nata, 2010: 7).
serta bagaimana relevansi pemikirannya di Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga
dalam perkembangan pendidikan Islam di term diatas, secara terminologi para ahli
berbagai negara, khususnya di Indonesia. pendidikan Islam pun beragam dalam
mendefinisikan pendidikan Islam, diantaranya
B. KAJIAN PUSTAKA sebagai berikut:
Beberapa kata kunci yang perlu dielaborasi a. Yusuf Qardhawi; tokoh muslim abad
atau dijelaskan dalam penelitian ini agar lebih modern yang dianggap sebagai seorang
mudah difahami dan lebih mendapatkan pembaharu (reformer) mendefinisikan
makna secara komprehensif dalam menelusuri pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia
gagasan Fazlur Rahman tentang pembaharuan seutuhnya yang meliputi akal dan hatinya,
pendidikan Islam, adalah sebagai berikut: rohani dan jasmaninya, serta akhlak dan
tingkah laku (Aziz, 2015: 168).
1. Pendidikan Islam b. Al-Syaibany; mengemukakan bahwa
Dalam khazanah pemikiran pendidikan pendidikan Islam adalah proses mengubah
Islam, terdapat banyak istilah yang digunakan tingkah laku individu peserta didik pada
oleh ulama dalam memberikan pengertian kehidupan pribadi, masyarakat dan alam
tentang pendidikan Islam. Langgulung dalam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan
Muhaimin menyebutkan bahwa pendidikan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu
Islam setidaknya tercakup dalam delapan aktifitas asasi dan profesi diantara sekian
pengertian, yaitu; al-tarbiyah al-diniyah banyak profesi dalam masyarakat (Nata, 2010:
(pendidikan keagamaan), ta‟lim al-din 28)
(pengajaran agama), al-ta‟lim al-diny c. Muhammad Fadhil al-Jamaly;
(pengajaran keagamaan), al-ta‟lim al-Islamy mendefinisikan pendidikan Islam sebagai
(pengajarang keIslaman), tarbiyah al-muslimin
JURNAL

32 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


upaya mengembangkan, mendorong serta dengan tuntutan masa kini (Depdikbud RI, 1989:
mengajak peserta didik hidup lebih dinamis 589).
dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan Menurut Nurcholis Madjid, pengertian
kehidupan yang mulia. Melalui proses tersebut modernisasi hampir identik dengan pengertian
diharapkan akan terbentuk pribadi peserta rasionalisasi, yaitu proses perombakan pola
didik yang sempurna, baik yang berkaitan berpikir dan tata kerja lama yang tidak rasional
dengan potensi akal, perasaan maupun dan menggantinya dengan pola berpikir dan
perbuatannya (Mujib dan Mudzakir, 2014: 26). tata kerja baru yang rasional. Hal itu dilakukan
d. Ahmad Tafsir; mendefinisikan pendidikan dengan menggunakan penemuan mutakhir
Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh manusia di bidang ilmu pengetahuan (Madjid,
seseorang agar ia berkembang secara maksimal 1997: 172)
sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2013: 32). Menurut Koentjaraningrat, sebagaimana
e.Buya Hamka; mengungkapkan bahwa dikutip Faisal Ismail, mendefinisikan
pendidikan adalah serangkaian upaya yang modernisasi sebagai suatu usaha secara sadar
dilakukan pendidik untuk membantu yang dilakukan oleh suatu bangsa atau negara
membentuk watak, budi, akhlak, dan untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi
kepribadian peserta didik, sehingga ia dapat dunia pada suatu kurun tertentu di mana
membedakan mana yang baik dan mana yang bangsa itu hidup (Ismail, 1998: 196).
buruk (Nizar, 2008: 111). Sementara itu Harun Nasution juga
Dari beberapa penjelasan diatas dapat memberikan pandangannya tentang
disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah pembaharuan yang berafiliasi dengan kata
suatu sistem yang memungkinkan seseorang modernisasi dengan arti terbaru, mutakhir, atau
(peserta didik) dapat mengarahkan sikap dan cara berpikir serta bertindak dengan
kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. tuntutan zaman. Pembaharuan atau
Melalui pendekatan ini, ia dapat dengan mudah modernisasi yang dimaksud Harun Nasution
membentuk kehidupan dirinya sendiri sesuai lebih tepat dikatakan sebagai sebuah proses
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga
diyakininya. masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan
Lebih lanjut, dalam studi kependidikan, tuntutan hidup masa kini. Modern bukan
sebutan pendidikan Islam pada umumnya hanya membaharui paham-paham, sikap atau
dapat dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu adat istiadat, melainkan lebih luas lagi
jenis pendiikan yang berlatar belakang mencakup pembaharuan institusi-institusi yang
keagamaan. Dapat juga digambarkan bahwa dipandang lama untuk disesuaikan dengan
pendidikan Islam adalah pendidikan yang pendapat-pendapat dan keadaan-keadaan yang
mampu membentuk manuasia “yang unggul baru (Nasution, 1975: 9).
secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggun Makna modernisasi paling khusus hanya
dalam moral. mengacu pada masyarakat terbelakang atau
tertinggal dan melukiskan upaya mereka untuk
2. Modernisasi mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling
Modernisasi berasal dari kata modern yang maju yang hidup berdampingan dengan
berarti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara mereka pada periode historis yang sama dalam
berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. masyarakat global. Dengan kata lain,
Selanjutnya modernisasi diartikan sebagai modernisasi melukiskan gerakan dari pinggiran
proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai menuju inti masyarakat modern.
warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
33
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
Secara sederhana, Modernisasi adalah D. PEMBAHASAN
suatu proses transformasi dari suatu perubahan 1. Biografi Fazlur Rahman
ke arah yang lebih maju atau meningkat di Fazlur Rahman (selanjutnya disebut
berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Rahman) dilahirkan di daerah Hazara (India
dapat pula dikatakan bahwa modernisasi adalah Inggris) yang sekarang menjadi Pakistan, pada
proses perubahan dari cara-cara tradisional ke 21 September 1919. Pendidikan Rahman
cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka dimulai dari lingkungan keluarga yang taat
untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. beragama. Ayahnya bernama Maulana Sahab
Al-Din, adalah seorang Alim yang terkenal dan
C. METODE PENELITIAN sebagai pengajar di Madrasah Tradisisonal yang
Jenis Penelitian ini adalah penelitian memandang modernitas sebagai tantangan
kepustakaan (library research), dengan yang perlu disikapi bukannya dihindari, ia
pendekatan yang bersifat deskriptif-kualitatif, sangat apresiatif terhadap pendidikan modern,
yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk ayahnya memperhatikan Rahman dalam hal
menggambarkan secara utuh dan medalam mengaji dan menghafal Al-Qur’an, sehingga
tentang realitas sosial dan berbagai fenomena pada usia 10 tahun, Rahman telah hafal Al-
yang terjadi di masyarakat. Penelitian Qur’an (Nata, 2013: 315).
kepustakaan adalah jenis penelitian yang Pengaruh ayah dan ibunya tersebut
berusaha menghimpun data penelitian dari sangat kuat dalam membentuk kerangka
khazanah literatur dan menjadikan dunia teks pemikiran dan pengamalan keagamaan Fazlur
sebagai bahan utama analisisnya (Surakhmad, Rahman. Sang ayah yang dididik dalam pola
1994: 139). pemikiran Islam tradisional namun toleran
Sumber data penelitian ini dihasilkan terhadap nilai-nilai modernitas, dari ibunya
melalui dua sumber, yaitu sumber primer dan diajarkan nilai-nilai kebenaran, dan kasih
sekunder, sumber primer penelitian ini sayang, ketabahan dan cinta kedua orang
menggunakan buku-buku karya Fazlur tuanya ini ikut memberi bekal yang cukup
Rahman. Adapun sember sekundernya signifikan dan mendasar terhadap
menggunakan buku-buku dan jurnal yang pembentukan kepribadian dan keintelektualan
membahas tentang pemikiran Fazlur Rahman. Fazlur Rahman pada masa selanjutnya
Teknik pengumpulan data pada penelitian (Sutrisno, Fazlur Rahman, 2005: 61)
ini menggunakan dokumentasi, yakni teknik Hal lain yang mempengaruhi pemikiran
pengumpulan data dengan jalan menganalisis keagamaan Rahman adalah ia berasal dari
data dokumen, yaitu berupa sumber-sumber keluarga yang bermadzhab Hanafi, sebuah
data dari beberapa literatur yang memiliki madzhab Sunni yang bercorak rasional, selain
relevansi dengan tema penelitian (Arikunto, itu di India ketika itu telah berkembang
1998: 236). Dokumentasi disini dapat berupa pemikiran yang condong liberal seperti yang
buku, jurnal, surat kabar, majalah, ataupun dikembangkan oleh Syaikh Waliyullah, Sayid
internet yang relevan dengan penelitian ini. Ahmad Khan, Sir Sayyid, Amir Ali, dan
Dokumen juga bisa berupa gambar, tulisan Muhammad Iqbal.
atau karya-karya monumental seseorang, Selanjutnya pada tahun 1933 Rahman
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, melanjutkan studinya ke Lahore, (merupakan
biografi, peraturan, maupun kebijakan ibukota Punjab dan merupakan kota terbesar
(Sugiyono, 2013: 369). kedua di Pakistan) dan memasuki sekolah
modern. Pada tahun 1940 dia menyelesaikan
studinya dan mendapatkan gelar BA dalam

JURNAL

34 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


bidang bahasa Arab pada Universitas Punjab. menerbitkan dua jurnal ilmiah, yaitu Islamic
Pada tahun 1942 Ia berhasil menyelesaikan Studies dan Fikru-Nazhr (berbahasa Urdu).
Studinya di Universitas tersebut dan Selain menjabat sebagai Direktur Riset Islam
menyandang gelar M.A dalam sastra Arab. pada tahun 1964 Rahman ditunjuk sebagai
(Nata, 2013: 316) anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam
Merasa tidak puas dengan pendidikan Pemerintah Pakistan.
ditanah airnya, pada tahun 1946, Rahman Setelah melepas jabatannya di Pakistan,
melanjutkan studi Doktornya ke Oxford Rahman Hijrah ke Barat, ia diterima sebagai
University dan berhasil meraih gelar Ph.D tenaga pengajar di Universitas California, Los
dalam bidang filsafat pada tahun 1951. Pada Angeles, Amerika. Kemudian pada tahun 1969,
masa itu Rahman giat mempelajari bahasa- ia mulai menjabat sebagai Guru Besar Kajian
bahasa Barat, sehingga ia banyak menguasai Islam dalam berbagai aspeknya di Departement of
bahasa asing, diantaranya: bahasa Latin, Near Eastern Languages and Civilation, University of
Yunani, Inggris, Perancis, Jerman, Turki, Chicago, ia menetap disana selama kurang lebih
Persia, Arab dan Urdu. Penguasaan bahasa 18 tahun (Sutrisno, 2005: 64). Rahman
membantunya untuk memperdalam dan menetap di Chicago, dan mengomunikasikan
memperluas keilmuannya, terutama dalam ide-idenya, sampai meninggal pada 26 Juli
studi-studi Islam (Gufron dan Adi, 1998: 19). 1988. Kepergian sarjana ini merupakan sebuah
Setelah meraih gelar Doktor Rahman kehilangan bagi dunia Intelektual Islam
tidak langsung pulang ke negerinya Pakistan, Kontemporer.
yang baru saja merdeka beberapa tahun dan Kajian dan penelusursan terhadap karya-
telah memisahkan diri dari India, Rahman karya Fazlur Rahman dianggap perlu diketahui
masih cemas akan fenomena masyarakat negeri dalam rangka mencari benang merah gagasan
saat itu, yang sulit menerima seseorang sarjana dan pemikiran Rahman yang akan dibahas.
ke-Islaman lulusan barat (Eropa dan Amerika). Dalam pembahasan ini, karya-karya yang
Karenanya, selama beberapa tahun, dia dihasilkan oleh Rahman yang lebih dari seratus,
memilih mengajar di Eropa, yang dimulainya tidak akan diungkap dan dijelaskan semua.
dengan mengajar bahasa Persia dan falsafah Pembahasan hanya ditekankan kepada
Islam di Durham University, Inggris, pada beberapa karyanya yang dianggap mewakili
tahun 1950-1958. Ia mulai menata karir gagasan sentralnya diantaranya adalah:
mengajar semula di Universaitas Durham di 1. Islam and Modernity: Transformation of an
mana ia menagajar falsafah dan bahasa Persia. Intellectual Traditional. 1982 University of
Ketika mengajar di Universitas ini ia Chicago Press.
merampungkan karya Orisinalnya, Prophecy in 2. Major themes of the Qur’an. 2009 University of
Islam: Philosophy and Orthodoxy, namun baru Chicago Press.
kemudian diterbitkan di London oleh George 3. Revival and reform in Islamic (ed. Ebrahim
Allen dan Unwin (salah satu penerbitan utama moosa). 1999. Oneworld Publications.
di abad kedua puluh). 4. Islamic methodology in history. 1965. Central
Pada tahun 1960, Rahman pulang ke institute of Islamic research.
negerinya Pakistan, dan ia ditunjuk sebagai 5. Health and Medicine in the Islamic traditional.
Direktur Lembaga Riset Islam setelah 1987. Crossroad pub Co.
sebelumnya ia menjabat sebagai Staf di 6. Riba and intererest, Islamic studies (Karachi) 3 (1),
lembaga tersebut selama beberapa saat Mar. 1964: 1-43.
(Assegaf, 2013: 215). Selama 7. Sharian, Chapter from Islamic (Anchoor Book,
kepemimpinannya, lembaga ini berhasil 1968), pp. 117-137.

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
35
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
8. An Authobiographical Note, the courage of Melalui kajiannya terhadap berbagai
Conviktion, 1985 diedit oleh Philip L. Berhan. literatur klasik, Fazlur Rahman
New York: Ballatine Bookers. memperkenalkan gagasan dan pemikiran
9. Approaches to Islam in Religious Studies: Review tentang pembaruan pendidikan Islam.
Essay 1985. Approaches to Islamic in Religious Menurutnya, pembaruan pendidikan Islam
Studies, di edit oleh Richard C. Martin. Temple: dapat dilakukan dengan menerima pendidikan
University of Arizona Press. sekuler-modern, kemudian memasukanya
10. Avicenna’s Psychology. 1952. London: Oxford konsep-konsep Islam. Upaya ini dapat
University Press. ditempuh dengan cara: Pertama,
11. Devine, Revealation and the prophet. 1979. membangkitkan ideologi umat Islam tentang
Hamdard Islamicus, I No. 2. pentingnya belajar dan mengembangkan ilmu
12. Functional Interdependence of Law and the pengetahuan. Kedua, berusaha mengikis
Theology. 1971. Theology and law in Islam. Diedit dualisme sistem pendidikan umat Islam,
oleh G.E von grunebaum. Wiesbaden: Otto dimana pada satu sisi ada pendidikan
Harrassowitz. tradisional (agama), dan pada sisi lain, ada
13. Ibn Sina, a History of Muslim Philosopy. 1996, pendidikan modern (sekuler). Oleh kerena itu
diedit oleh M. Syarif New Delhi: Low Price perlu adanya upaya untuk mengintegrasikan
Publication. antara keduanya. Ketiga, menyadari betapa
14. Interpreting the Qur’an. Mei 1986. Inquiri. pentingnya bahasa dalam pendidikan dan
15. Iqbal and modern Muslim Thought. 1972. Studies sebagai alat untuk mengeluarkan pendapat,
in Iqbal’s thought and Art, di Edit oleh M. saeed bahkan ia mengatakan bahwa umat Islam
Syaikh. Lahore: Bazm Iqmal (Assegaf, 2013: adalah masyarakat tanpa bahasa. Keempat, perlu
217). adanya pembaharuan di bidang metode
pendidikan Islam (Nata, 2013: 319).
2. Konsep Pendidikan Perspektif Fazlur Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman
Rahman bukan sekedar perlengkapan dan peralatan fisik
Fazlur Rahman dapat dikatakan sebagai atau kuasi fisik pengajaran semata (seperi buku-
seorang pemikir yang komplit. Ia tidak hanya buku yang di ajarkan ataupun struktur eksternal
seorang pemikir peradaban Islam, melainkan pendidikan), melainkan juga sebagai
juga seorang filsuf, pemikir pendidikan, ahli intelektualisme Islam, karena baginya hal inilah
tafsir, bahkan pemikir sufi. kontribusinya yang yang di maksud dengan esensi pendidikan
menjadi bagian penting dalam perkembangan tinggi Islam. Dimana pertumbuhan suatu
pendidikan Islam diantaranya: pemikiran Islam yang asli dan memadai dapat
1. Dasar Pemikiran dan Pengertian terwujud, dan yang terpenting adalah dapat
Pendidikan Islam. memberikan kriteria untuk menilai
Pemikiran Fazlur Rahman baik dalam keberhasilan atau kegagalan sebuah pendidikan
bidang pendidikan maupun lainya dibangun Islam (Sutrisno, 2005: 170)
atas dasar pemahannnya yang mendalam
Menurut Rahman, pendidikan Islam
tentang khazanah intelektual Islam di zaman
mencakup dua pembagian besar. Pertama,
klasik, hal ini terlihat dari spiritnya dalam
pendidikan Islam dalam pengertian praktis,
memecahkan berbagai masalah kehidupan di
yaitu pendidikan yang dilaksanakan di negara-
era modern. misalnya analisisnya terhadap
negara Islam atau negara dengan mayoritas
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
berpenduduk Muslim, seperti yang
Islam mulai dari zaman Rasulullah SAW.
dilaksanakan di Pakistan, Mesir, Sudan, Saudi,
sampai dengan zaman Bani Abbasiyyah.

JURNAL

36 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


Iran, Turki, Maroko, Indonesia dan lain kemajuan, dan keteraturan dunia. Al-Qur’an
sebagainya. Mulai dari pendidikan dasar memberi kritik yang keras terhadap pencarian
sampai perguruan tinggi. pengetahuan yang merusak nilai-nilai moral.
Untuk konteks Indonesia, meliputi: Maka tanggung jawab pendidik adalah untuk
pendidikan di pesantren, di madrasah (mulai memberi arahan dan pengajaran yang baik dan
dari ibtidaiyah sampai aliyah), dan di perguruan benar (Sutrisno, 2005: 171). Selain itu, tujuan
tinggi Islam, bahkan bisa juga pendidikan agama pendidikan menurut Fazlur Rahman juga
Islam di sekolah umum (sejak dari sekolah dasar menekankan pada aspek moral. Ia mengatakan,
sampai sekolah lanjutan atas) dan pendidikan bahwa tanggung jawab pendidikan yang
agama Islam di perguruan tinggi umum. pertama adalah menanamkan pada pikiran
Kedua, pendidikan Islam yang disebut peserta didik dengan pendidikan moralitas,
dengan Intelektualisme Islam, yaitu proses untuk dimana pendidikan Islam didasarkan pada
menghasilkan manusia (Ilmuwan) Intergratif, ideologi Islam (Nata, 2013: 320).
yang terkumpul dalam sifat-sifat: berfikir Begitu pula tujuan pendidikan Islam berisi
kritis, kreatif, inovatif, dinamis, progresif, adil, rumusan-rumusan dasar atau nilai-nilai dasar
jujur, dan beberapa sifat-sifat positif lainnya, yang bersifat fundamental. Nilai-nilai
sehingga mampu memberikan alternatif fundamental tersebut diambil dari nilai-nilai
(solusi) atas problem-problem yang dihadapi sosial, ilmiah, moral, dan Agama (Maragustam,
oleh umat manusia (Sutrisno, 2005: 170) 2014: 195). Oleh karena itu, tujuan utama
Pemikiran Fazlur Rahman yang pendidikan adalah untuk menyelamatkan
berorentasi pada Al-Qur’an itu manusia mulai dari diri sendiri oleh diri sendiri
mengembangkan tiga kata kunci etika Al- dan untuk diri sendiri, selain itu Pendidikan
Qur’an yaitu iman, Islam dan taqwa, ketiga kata seharusnya tidak hanya menekankan aspek
itu mengandung pengertian percaya, kognitif, melainkan juga aspek afektif, dan
penyerahan diri, dengan menaati segala yang psikomotorik (Nata, 2013: 321)
diperintahkan Allah dan meninggalkan segala 3. Metode dan Strategi Pendidikan Islam
larangan-Nya. Berdasarkan sejarah lampau terutama
Dalam pendidikan Islam pangkalnya pendidikan yang dimulai pada Abad
adalah memiliki Etika Al-Qur’an, dengan di pertengahan menurut Fazlur Rahman
dasari Etika Al-Qur’an peserta didik dapat dilaksanakan secara mekanik yaitu metode
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya pendidikan yang secara rutin, mengulang-ulang
untuk mengatur segala yang ada di alam ini tanpa memperhatikan unsur-unsur
sebagai kemaslahatan kehidupan seluruh umat pemahaman, terutama kreativitas, sehingga
manusia (Assegaf, 2013: 229). pendidikan Islam lebih cenderung pada aspek
2. Tujuan Pendidikan Islam kognitif dari pada aspek afektif dan
Berdasarkan Al-Qur’an, tujuan pendidikan psikomotorik.
Islam menurut Fazlur Rahman adalah untuk Strategi pendidikan Islam yang ada
mengembangkan manusia sedemikian rupa menurut Rahman cenderung bersifat defensif
sehingga semua pengetahuan yang yaitu hanya untuk menyelamatkan pikiran
diperolehnya akan menjadi organ pada kaum muslimin dari pencemaran atau
keseluruhan pribadi yang kreatif, yang kerusakan yang ditimbulkan oleh dampak
memungkinkan manusia untuk memanfaatkan gagasan-gagasan barat yang datang melalui
sumber-sumber alam untuk kebaikkan umat berbagai disiplin Ilmu, terutama gagasan-
manusia dan untuk menciptakan keadilan, gagasan yang mengancam akan rusaknya

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
37
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
standar-standar moralitas tradisional Islam pemikiran pembaharu lainnya. Ia menyebutkan
(Nata, 2013: 322). bahwa pemerintah sebagai penguasa harus
Kemudian Fazlur Rahman ingin merombak sistem “dualisme” pendidikan (dua
melakukan pembaharuan dalam metode prinsip/pemahaman yang berbeda
pendidikan Islam, dari metode mengulang- diperdebatkan), yaitu dengan memasukkan dan
ulang dan menghafal pelajaran beralih mengajarkan pelajaran Agama pada sekolah-
mengunakan metode memahami dan sekolah umum, begitu juga memasukkan dan
menganalisis (Sutrisno, 2005: 167). Dalam hal mengajarkan pengajaran ilmu pengetahuan
peningkatan kualitas pendidik dan peserta didik modern pada sekolah-sekolah Agama.
serta memajukan lembaga pendidikan Islam, Dengan kata lain diharapkan para
Fazlur Rahman mengemukakan ide/gagasan pendidik, peserta didik, dan masyarakat lainya
yang pernah ia lakukan ketika ia pernah dapat merasakan dua keilmuan yang berbeda
menjadi direktur lembaga riset Islam Pakistan itu menjadi satu bagian utuh yang saling
yaitu: melengkapi. Maka dari kolaborasi sistem diatas
a. Mengangkat beberapa lulusan Madrasah yang meniadakan dikotomi dan dualisme
yang menguasai bahasa asing sebagai staff mampu memunculkan para cendikiawan
junior dan mengadakan pelatihan riset Muslim yang berkualitas baik dalam ilmu
modern bagi mereka dan sebaliknya pengetahuan Agama maupun ilmu
merekrut staff senior dari kalangan lulusan pengetahuan Modern.
universitas dibidang filsafat atau ilmu-ilmu Dengan demikian dalam dunia
sosial dan memberi mereka pelajaran bahasa pendidikan terdapat banyak komponen yang
Arab serta disiplin ilmu Islam klasik yang dapat terus dikembangkan sesuai dengan
utama seperti Hadist dan Ushul Fiqih. kebutuhan zaman, seperti komponen sarana
b. Mengirim atau mengutus beberapa orang prasarana dan peralatan pendidikan, metode
delegasi keluar negeri untuk mendapatkan dan pendekatan dalam belajar dan mengajar,
training sekaligus belajar, hingga berbagai ketrampilan dan keahlian yang
mendapatkan gelar-gelar dalam kajian diperlukan oleh para lulusan, model dan desain
keislaman baik barat maupun timur. kurikulum dan lain sebagainya. Sistem
c. Mengundang sarjana barat atau timur pendidkan yang sesuai dengan perkembangan
pascadoktor yang masih muda sebagai guru zaman ini sejalan dengan ajaran Islam yang
tamu untuk bekerjasama dan mengawasi sesuai dengan setiap zaman dan tempat
kerja riset para staf terutama dalam segi-segi (Sholikhun li kuli zaman wa makan) (Nata, 2010:
teknik riset ilmiah kesarjanaan modern yang 15).
bermutu. 5. Problem Pendidikan Islam
4. Sistem Pendidikan Islam Fazlur Rahman mengatakan bahwa
Fazlur Rahman Menyebutkan bahwa problem penyimpangan-penyimpangan
tantangan besar pendidikan umat Islam adalah pendidikan tradisional di Pakistan disebabkan
dengan adanya dikotomi (menentangkan dua karena mengabaikan ilmu pengetahuan
hal yang berbeda) dalam sistem pendidikan, modern sehingga tidak ada keleluasaan
dalam artian bahwa Fazlur Rahman berdialog dengan orang-orang yang telah
menginginkan sistem pendidikan Islam di menerima pendidikan modern. Sehingga
seluruh dunia harus jauh dari mengakibatkan alumni pendidikan klasik hanya
dikotomi/pemisahan keilmuan antara ilmu bisa meluluskan imam-imam masjid, tetapi
agama dan ilmu pengetahuan modern, mereka kurang informasi sehingga kualitas
pemikiran Fazlur Rahman ini sejalan dengan pendidikan mereka kurang baik (Assegaf, 2013:

JURNAL

38 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


222). Pendidikan Islam mengalami berbagai kata-kata (bahasa), jika tidak ada kata-kata
problem. Dalam artikelnya yang berjudul “The (karena tidak ada bahasa yang memadai), konsep-
Qur’anic Solution of Pakistan’s Educational konsep yang bermutu tidak akan muncul, akibatnya
Problems”, disebutkan problem - problem peniruan dan pengulangan seperti halnya burung beo
pendidikan meliputi problem ideologis, bukan pemikiran rasional” (Sutrisno, 2005: 174).
dualisme dalam sistem pendidikan, dan bahasa. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
Mengenai problem pertama, Rahman dilihat bahwa sebagai masyarakat Muslim dunia
menjelaskan bahwa orang-orang Islam harus mempunyai dan mengembangkan suatu
mempunyai problem ideologis, mereka tidak bahasa yang menjadi jati diri bangsa dan Islam,
dapat mengkaitkan secara efektif pentingnya karena dengan bahasa yang terus
pengetahuan dengan orientasi ideologinya. dikembangkan maka problematika dan
Akibatnya masyarakat Muslim tidak terdorong kebutuhan kehidupan pada setiap zaman akan
untuk belajar. Dampaknya, mereka tidak terus terjawab oleh Islam. Dengan hal itu peran
memiliki tujuan hidup, secara umum terdapat pemikir-pemikir Muslim dimasing-masing
kegagalan dalam mengaitkan prestasi wilayah (Negara) sangat dituntut untuk
pendidikan umat Islam dengan amanah mengembangkan bahasanya dengan sebaik-
ideologi mereka. Sehingga mereka tidak sadar baiknya, tanpa membuang-buang waktu, untuk
bahwa mereka dibawah perintah kewajiban memulai berfikir, menulis dan membaca
Islam untuk menuntut ilmu pengetahuan. dengan bahasa tersebut.
Mengenai problem yang kedua, Rahman
menjelaskan sebagai berikut. ”yang terkait erat
3. Implikasi Dan Relevansi Pemikiran
dengan yang pertama adalah bencana besar umat Islam
Fazlur Rahman Terhadap Pendidikan
dengan adanya dualisme, dikotomi dalam sistem
Islam di Indonesia
pendidikan” (Sutrisno, 2005: 173).
Sumbangsih pemikiran dan pembaharuan
Produk dari sistem ini menurut Rahman,
pendidikan yang telah ditorehkan oleh Fazlur
tidak dapat hidup didunia modern dan tidak
Rahman berkaitan dengan konsep pendidikan
bisa mengikuti perkembangan zaman. Lebih
Islam sedikit banyak telah diterapkan oleh
lanjut lagi Rahman menegaskan bahwa akibat
beberapa negara dibelahan dunia, tak terkecuali
dari kondisi ini adalah pencarian pengetahuan
Indonesia. Hal ini ditandai dengan telah
umat Islam secara umum sia-sia, pasif, dan
dibukanya pintu Ijtihad dengan mengkaji
tidak kreatif.
berbagai keilmuan yang dibutuhkan oleh umat
Mengenai problem ketiga, Rahman
manusia dalam menetapkan suatu hukum
menjelaskan bahwa sama pentingnya, yaitu
berdasarkan ajaran agama, sehingga dengan itu
problem bahasa, problem bahasa terkait
manusia dituntut untuk lebih kritis, kreatif,
dengan pendidikan tinggi dan pemikiran.
inovatif dan bermoral dalam menghasilkan
Dalam tulisannya ia menyebutkan bahwa
suatu keilmuan yang bermanfaat bagi
bahasa merupakan suatu bagian penting umat
kehidupan umat manusia.
Islam karena bahasa berkaitan dengan
Adanya forum/organisasi keislaman
pendidikan dan pemikiran, dengan penguasaan
dikalangan para ilmuwan dan ulama Indonesia,
bahasa maka konsep-konsep murni akan
seperti terbentuknya Ikatan Cendikia Muslim
muncul kepermukaan.
Indonesia (ICMI), Majelis Ulama Indonesia
Fazlur Rahman berkata bahwa “kita ini
(MUI), Majlis Tarjih, serta berbagai kajian
diibaratkan sebagai masyarakat Islam yang tanpa
ditingkat kemahasiswaan adalah salah satu
bahasa, padahal konsep-konsep murni tidak pernah
muncul dalam pikiran kecuali dilahirkan dengan

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
39
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
bukti implikasi dari pemikiran yang di gagas 1. Identifikasi terhadap pendidikan umat
oleh Fazlur Rahman. Islam ketika itu
Demikian juga dengan tujuan pendidikan 2. Menemukan problem pendidikan
yang diharapakan oleh Fazlur Rahman, telah 3. Mencari rujukan pada Al-Quran dan Al-
dilakukan oleh sebagian ulama dan para Hadits
ilmuwan Indonesia yang mencurahkan 4. Berusaha memberikan alternatif solusi atas
sepenuh hati untuk mencetak generasi yang problem tersebut berdasar rujukan Al-Quran
tangguh dalam bidang intelektual dan mampu dan Al-Hadis (Sutrisno, 2005: 151)
mengaplikasikannya serta mengembangkan Metode double movement ini sangat relevan
keilmuanya di masyarakat yang berkeadilan, untuk diterapkan dalam menganailis dan
bermartabat dalam bernegara. Hal ini ditandai memecahkan problem Pendidikan Islam
dengan adanya instansi pendidikan Islam yang Indonesia. Tawaran solusi dari metode double-
berbasis modern (pesantren, madrasah, movement merujuk kembali pada Al-Quran dan
maupun sekolah umum) dengan penguasaan Al-Hadis sehingga sama sekali tidak
bahasa, sains dan teknologi sebagai program bertentangan dengan apa yang disyariatkan
unggulannya. oleh Islam.
Fazlur Rahman dalam menuliskan Lebih lanjut lagi, ia menawarkan aplikasi
pemikirannya menggunakan metode kritik gerakan metode double-movement dalam
sejarah, sebelum ia mengembangkan metode pembelajaran. Dengan metode ini, diharapkan
penafsiran sistematis, dan kemudian dengan peserta didik memiliki keleluasan dalam
metode gerak-ganda atau yang dikenal sebagai melakukan berbagai aktivitas sehingga mereka
metode double-movement. Metode double movement, tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru,
merupakan penyempurnaan dari kedua metode tetapi juga membaca, memahami,
sebelumnya. Gerak ganda yang dimaksud menganalisis, menulis, mengadakan
adalah gerakan dari situasi sekarang, kembali eksperimen, mengalami proses pembuktian,
kemasa Al Quran diturunkan, kemudian sampai penemuan (Sutrisno, 2005: 186-187).
kembali lagi kemasa kini (Darmawan, 2005: Metode ini sejalan dengan pola
112). Menurut Rahman, jika umat Islam pembelajaran kurikulum 2013 yang menuntut
dewasa ini dapat menerapkan metode double agar pembelajaran terjadi secara interaktif,
movement dalam pendidikan mereka, niscaya aktif, kritis dan berpusat pada siswa.
akan melahirkan ilmuwan yang kritis dan Begitu juga dalam hal sistem pendidikan,
kreatif (Sutrisno, 2005: 188). pemikiran Fazlur Rahman juga telah
Gerakan ganda yang dimaksudkan diatas diterapkan di Indonesia yaitu, dengan adanya
terdiri dari dua langkah, yakni: Pertama, pembagian tingkatan pendidikan antara
membawa problem-problem sosial saat ini pendidikan dasar, menengah dan perguruan
untuk dicarikan solusinya dalam Al-Qur’an, tinggi. Dan sistem pendidikan tidak adanya lagi
kemudian mengkaji makna ayat dan situasi dualisme, serta dikotomi dalam sistem
historis ayat itu diturunkan. Kedua, memaknai pendidikan.
ayat Al-Quran dan mengambil tujuan moral- Dengan memperhatikan standar isi
sosial yang terdapat dalam ayat tersebut, kurikulum Madrasah K13 yang memuat
kemudian memproyeksikannya kepada situasi berbagai macam kajian dan mata pelajaran
sekarang (Sutrisno, 2005: 7). (Muhaimin, 2012: 217). Adapun model
Dalam menerapkan metode double movement kurikulum tersebut digambarkan dalam bentuk
dalam pendidikan, menurut sutrisno, ada Chart sebagai berikut:
empat langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

JURNAL

40 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


Guru, Tenaga Kependidikan, Media/ Sumber Belajar, Dana

1. Bahasa
IQ 2. Matematika
Pendidikan Agama Islam EQ 3. IPA
(Alqur’an, Hadist, Akidah- CQ 4. IPS
Akhlaq, Fiqih, SKI) SQ 5. Keterampilan/kejuruan
(Tekhnologi)
6. dll

Environment (Lingkungan)
Secara implisit kurikulum 2013 telah Fazlur Rahman tentang modernisasi
memperlihatkan upaya integrasi nilai-nilai pendidikan Islam cukup relevan dengan apa
spiritual, seperti dalam Kompetensi Inti (KI) yang dicanangkan oleh pemerintah terkait
yang ada dalam kurikulum tersebut. Ada empat sistem pendidikan di Indonesia. Terlebih
KI yang harus diajarkan dan dicapai, yaitu KI 1 dengan adanya kurikulum 2013 (K13) yang
(Sikap Spiritual), KI 2 (Sikap Sosial), KI 3 mengedepankan pendidikan karakter (character
(Pengetahuan), dan KI 4 (ketrampilan). building).
Kompetensi inti sikap (KI 1 dan 2) tidak
untuk diajarkan atau dihafal siswa melainkan E. PENUTUP
merupakan pegangan bagi pendidik bahwa Dari pemaparan sebelumnya, dalam
dalam mata pelajaran tersebut ada pesan sosial penelitian ini, maka dapat disimpulkan
dan spiritual yang terkandung didalamnya. bahwa, Munculnya gagasan Fazlul Rahman
Penanaman nilai-nilai karakter bagian dari tentang modernisasi pendidikan Islam di
program pemerintah berupaya untuk latarbelakangi oleh kegelisahannya terhadap
membentuk karakter yang bagus bagi setiap perkembangan pendidikan Islam yang dirasa
warga negara, yang tercantum dalam undang- semakin tertinggal dan cenderung bersifat
undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. stagnan. Menurut Rahman hal ini disebabkan
Disebutkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi oleh banyaknya problematka dalam
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak pendidikan Islam, seperti: 1) tujuan
serta peradaban bangsa, bertujuan untuk pendidikan yang tidak diarahkan ke arah yang
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi positif, pendidikan justru cenderung bersifat
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan desentif, 2) adanya dikotomi pendidikan 3)
yang maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, rendahnya kualitas peserta didik, 4) minimnya
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang pendidik yang profesional dan berkualitas 5)
demokratis serta bertanggung jawab (Umar, 2010: serta terbatasnya literatur keislaman yang
222). tersedia di beberapa perpustakaan maupun
Dari pemaparan tersebut, maka dapat lembaga pendidikan.
dikatakan bahwa gagasan yang diusung oleh

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
41
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
Fazlur Rahman mencoba agama, sehingga dengan itu manusia dituntut
menawarkan beberapa hasil analisisnya untuk lebih kritis, kreatif, inovatif dan
terhadap fenomena-fenomena yang menjadi bermoral dalam menghasilkan suatu
penyebab pendidikan Islam tidak keilmuan yang bermanfaat bagi kehidupan
berkembang, bahkan mengalami umat manusia.
kemunduran, diantaranya: pertama, bahwa Adanya forum/organisasi keislaman
pendidikan Islam tidak hanya berorientasi dikalangan para ilmuwan dan ulama
pada kehidupan akhirat, tetapi juga harus Indonesia, seperti terbentuknya Ikatan
beorientasi pada kehidupan dunia dengan di Cendikia Muslim Indonesia (ICMI), Majelis
landasi dari dasar-dasar Al-Qur‟an dan Al- Ulama Indonesia (MUI), Majlis Tarjih, serta
Hadits. Kedua, harus adanya integrasi antara berbagai kajian ditingkat kemahasiswaan
ilmu pengetahuan Islam dan ilmu adalah salah satu bukti implikasi dari
pengetahuan Sekuler (modern). Dikotomi pemikiran yang di gagas oleh Fazlur Rahman.
dan dualisme dalam dunia pendidikan harus Pemikiran Fazlur rahman tentang
dihilangkan. Ketiga, Pendidikan Islam yang modernisasi pendidikan Islam juga sangat
dilakukan hendaknya dapat membentuk relevan dengan sistem pendidikan di
peserta didik yang cakap dalam berbahasa, Indonesa. Hal ini terbukti dengan adanya
kritis, kreatif, dan bermoral yang pembagian tingkatan pendidikan antara
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits pendidikan dasar, menengah dan perguruan
serta memiliki intelektual yang berkualitas. tinggi, tidak adanya lagi dualisme, serta
Keempat, mengganti metode lama (hafalan) dikotomi dalam sistem pendidikan. Lebih
dengan metode memahami dan menganlisis. lanjut lagi pemikiran rahman juga sesuai
serta menjadikan kognitif, afektif dan dengan sisdiknas yakni kurikulum 2013 yang
psikomotorik sebagai bagian kurikulum lebih mengedepankan pendidikan karakter,
dalam pendidikan. pendidikan yang berpusat pada siswa,
Rahman menawarkan aplikasi pendidikan yang lebih mengutamakan aspek
gerakan metode double-movement dalam kognitif, afektif dan psikomotorik.
pembelajaran. Dengan metode ini,
diharapkan peserta didik memiliki keleluasan
dalam melakukan berbagai aktivitas sehingga DAFTAR PUSTAKA
mereka tidak hanya mendengarkan ceramah A. Gufron dan Mas’adi, (1998), Pemikiran
dari guru, tetapi juga membaca, memahami, Fazlur Rahman tentang Metodologi
menganalisis, menulis, mengadakan pembaruan Hukum Islam, Jakarta: Raja
eksperimen, mengalami proses pembuktian, Grafindo Persada.
sampai penemuan. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, (2014),
Sumbangsih pemikiran dan Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
pembaharuan pendidikan yang telah Kencana Prenada Media Group
ditorehkan oleh Fazlur Rahman berkaitan Andi Darmawan, dkk, (2005), Pengantar
dengan konsep pendidikan Islam sedikit Studi Islam, Yogyakarta: Pokja
banyak telah diterapkan oleh beberapa negara Akademik UIN Suka.
dibelahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Hal Arikunto, Suharsimi. (1998) Prosedur
ini ditandai dengan telah dibukanya pintu Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Ijtihad dengan mengkaji berbagai keilmuan Jakarta: PT. Rineka Cipta.
yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam
menetapkan suatu hukum berdasarkan ajaran
JURNAL

42 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


Assegaf, Abdurrahman (2013) Aliran Nasution, Harun, 1975), Pembaharuan dalam
Pemikiran Pendidikan Islam Hadarah Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Keilmuan Tokoh Klasik Sampai Modern, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nata, Abuddin, (2010), Ilmu Pendidikan
Aziz, Safrudin (2015), Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada
Islam, Yogyakarta: Kalimedia. Media Group.

Daulay, Haidar Putra, (2014), Pendidikan ____________, (2013) Pemikiran Pendidikan


Islam Dalam Perspektif Filsafat, Jakarta: Islam Dan Barat, Jakarta: Rajawali
Kencana Prenada Media Group. Press.

Depdikbud RI, (1989), Kamus Besar Bahasa Nizar, Samsul (2008), Memeperbincangkan
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Dinamika Intelektual dan Pemikiran
Hamka tentang Pendidikan Islam,
Ismail, Faisal, (1998), Paradigma Kebudayaan (Jakarta: Prenada Media Group,
Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press Rahman, Fazlur, (1992), Islam And
Modernity: Transformation an Intellectual
Kurdi dkk, (2010), Hermeneutika Al-Qur’an dan Tradition, Chicago: University of
Hadist, Yogyakarta: Sukses Offset. Chicago Press

Madjid, Nurcholis, (1997), Islam Kemodernan, ____________, (2005) Terj. Ahsin


dan Keindonesiaan Bandung: Mizan. Mohammad., Islam dan Modernitas
tentang Transformasi Intelektual,
Maragustam, (2014) Filsafat Pendidikan Islam Bandung: Pustaka
Menuju Pembentukan Karakter
Menghadapi Arus Global, Yogyakarta: Sugiyono, (2013) Metode Penelitian
Kurnia Kalam Semesta Manajemen, Bandung: Alfabeta

Muhaimin, (2002), Paradigma Pendidikan Islam, Surakhmad, Winarno, (1994) Pengantar


Bandung: Remaja Rosdakarya. Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito

___________, (2012), Pengembangan Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian terhadap


Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Metode, Epistemologi dan Sistem
Sekolah Madrasah Dan Perguruan Tinggi, Pendidikan.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad, (2013), Ilmu Pendidikan dalam
Mulkhan, Abdul Munir, (2000), “Etika Kritis Perspektif Islam, Bandung: Ramaja
Fazlur Rahman”, dalam Syarif Rosdakarya.
Hidayatullah, MA, Intelektualisme
dalam Perspektif Neo-Modernisme, Umar, Bukhori, (2010), Ilmu Pendidikan
Yogyakarta: Tiara Wacana. Islam, Jakarta: Amzah

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
43
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019

Вам также может понравиться