Вы находитесь на странице: 1из 8

Jl. Kedungmundu Raya No.

18 Semarang Gedung NRC Universitas Muhammadiyah


Semarang Phone: 02476740287, Fax: 02476740287 Email: mki@unimus.ac.id

The Correlation Between The Quality of Health Services And The


Involvement of Re-Visit Patients in Public Healthcare

Menik Kustriyani1, Suci Andyana2, Rahayu Winarti3


1,2,3 Stikes Widya Husada Semarang

Article Info Abstract


Article History: Background : Healthcare quality should be improved to give patients
Accepted Oct 18th 2018 satisfaction, that will lead them to use the service again and recommend
the health center to the other people. The quality also affects the patient
Key words: revisit rate. Good service and quality have to fulfill five dimensions of
Health Service Quality service quality, namely responsiveness, assurance, tangible, empathy, and
Re-visit Rate reliability. This research is conducted to acknowledge the relation between
health care service quality and out-patient revisit rate in Mijen Community
Health Center, Semarang.
Methods : This research is analytical quantitative research. The method
used in this research is cross-sectional design. The sample was selected
using purposive sampling technique, with a total sample of 74 respondents
and using informed consent for the filled in by respondents. The data was
taken by using a questionnaire with the rank spearman trial analysis
method.
Result : 58.1 respondents state that the healthcare service quality is good.
77.0 respondents stated that they are willing to revisit Mijen Community
Health Center, Semarang. The result of rank spearman statistic trial shows
that there is a correlation between health care service quality and out-
patient revisit rate in Mijen Community Health Center, Semarang (p=0,000)
which is lower than ά = 0,05.
Conclusion : The better healthcare service quality given to the patient, the
higher patient revisit rate in Mijen Community Health Center, Semarang.

PENDAHULUAN pelayanan kesehatan yang lengkap (one day


care). Maka dari itu managemen dari
Pelayanan kesehatan pasien rawat jalan
institusi pelayanan kesehatan menyadari
sekarang ini yaitu salah satu pelayanan
bahwa menetapkan posisi yang kuat di
kesehatan yang menjadi perhatian utama.
dalam pasar rawat jalan adalah hal yang
Hal disebabkan oleh masyarakat yang
terpenting demi kelangsungan institusi
kecenderungan mencari pelayanan
pelayanan kesehatan. Managemen rawat
pengobatan yang praktis sekali berkunjung
jalan dengan demikian harus mampu
dan pada hari itu juga mendapatkan

Corresponding author:
Menik Kustriyani
menikkustriyani@gmail.com
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018
e-ISSN: 2615-1669
DOI:10.26714/mki.1.3.2018.24-31
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 25

memberikan pelayanan kesehatan yang pelayanan dan berminat melakukan


berkualitas sehingga dapat kunjungan ulang, terdapat 5 responden (33,
mempertahankan pelanggan yang sudah 3%) menyatakan cukup puas terhadap
ada (Hapsari, 2006 dalam Hamidiyah, pelayanan dan berminat melakukan
2016). kunjungan ulang dan sisanya 7 responden
(46,7%) menyatakan tidak puas terhadap
Pandangan pasien atau masyarakat saat ini
pelayanan dan berminat melakukan
sangat penting karena pasien yang
kunjungan ulang, ketidakpuasan
merasakan puas akan mematuhi
disebabkan karena keadaan ruangan
pengobatan serta mempunyai minat untuk
Puskesmas yang kurang bersih, kurang nya
melakukan kunjungan ulang kembali.
tempat pembuangan sampah, kursi di ruang
Dimensi mutu pelayanan kesehatan yang
tunggu yang kurang, antrian yang terlalu
berhubungan dengan terpuaskannya pasien
lama baik antrian obat maupun giliran serta
atau masyarakat bisa mempengaruhi
pemeriksaan dokter yang terlalu tergesa-
kesehatan serta kesejahteraan pada
gesa sehingga keluhan pasien tidak
masyarakat. Karena minat kunjungan
sepenuhnya tersampaikan.
kembali masyarakat di pengaruhi oleh
pengalaman terhadap pelayanan yang di Mutu pelayanan puskesmas merupakan
berikan sebelumnya sehingga masyarakat aspek penting yang dapat memberikan
lebih sering menganggap dimensi kepuasan terhadap pasien, sehingga dapat
efektifitas, akses, hubungan antara manusia, menjadi pendorong kepada pasien sehingga
kesinambungan, serta kenyamanan sebagai berpengaruh terhadap minat kunjungan
suatu dimensi mutu pelayanan kesehatan ulang pasien untuk kembali memanfaatan
yang sangat penting (Pohan, 2017). pelayanan kesehatan yang disediakan,
karena minat perilaku pasien untuk
Data awal yang di peroleh di Puskesmas
memakai jasa dari pemberi jasa yang sama
Mijen Kota Semarang yang dilakukan pada
sangat dipengaruhi oleh pengalaman
hari Senin tanggal 27 Maret 2018.
kepuasan terhadap mutu kualitas pelayanan
Didapatkan data kunjungan pasien rawat
yang diberikan sebelumnya. Sehingga atas
jalan dari bulan Maret adalah 3340, April
latar belakang tersebut peneliti ingin
sebanyak 3330, Mei sebanyak 3199, dan
mengetahui “Apakah ada Hubungan Mutu
juni 2438 pasien. Dapat diketahui
Pelayanan Kesehatan Dengan Minat
berdasarkan wawancara yang dilakukan
Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan di
pada 15 responden terdapat 3 responden
Puskesmas Mijen Kota Semarang ”
(20, 0%) menyatakan puas terhadap
Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 26

METODE HASIL

Penelitian ini menggunakan metode Responden dalam penelitian ini berjumlah


kuantitatif analitik dan pendekatan yang 74 pasien rawat jalan. Responden
digunakan adalah cross sectional. Tempat berdasarkan umur, Dewasa awal (17 - 25
penelitian ini adalah Penelitian ini tahun) 17,6%, dewasa tengah (26- 35
dilakukan di Rawat Jalan Puskesmas Mijen tahun) 31% dan dewasa akhir (36- 45
Kota Semarang pada bulan Agustus 2018. tahun) 51,4%. Pendidikan responden
Populasi pada penelitian ini pada bulan Perguruan Tinggi 4,1%, SMA 48,6%, SMP
Juni 2438 pasien pada tahun 2018 dan rata 25,7 %, SD 16,2 % dan Tidak tamat 5,4%.
- rata pasien rawat jalan yang datang setiap
Mutu pelayanan kesehatan Puskesmas
hari nya 90 pasien rawat jalan. Sampel
Mijen Agustus 2018 Baik sebanyak 43
dalam penelitian ini adalah 74 pasien Rawat
responden (58,1%), cukup baik 24
Jalan di Puskesmas Mijen Kota Semarang..
reponden (32,4 %) dan kurang baik 7
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
responden (9,5%). Minat kunjungan ulang
adalah kuesioner. Alat ukur terdiri dari 3
Puskesmas Mijen Agustus 2018 responden
kategori, yaitu: karakteristik responden,
yang sangat minat sebanyak 57 (77%),
mutu pelayanan, dan minat kunjungan
cukup minat 14 (18,9%) dan tidak minat 3
ulang.
(4,1%).

Tabel 1. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien
Rawat Jalan
Minat Kunjungan Ulang
Mutu Pelayanan Tidak Cukup Sangat
Total
Kesehatan Minat Minat Minat r p
F % F % F % F
Kurang Baik 1 1,4 3 4,1 3 4,1 7
Cukup Baik 2 2,7 11 14,9 11 14,9 24
0, 816 0, 000
Baik 0 0,0 0 0,0 43 58,1 43
Jumlah 3 4,1 14 19 57 77,1 74

PEMBAHASAN pelayanan menjadi fokus utama dalam


memberikan pelayanan kesehatan atau
Mutu pelayanan adalah terpenuhinya
keperawatan. Berdasarkan hasil analisis
standar dan pelanggan memiliki presepsi
kuesioner didapatkan hasil bahwa
yang baik terhadap layanan tersebut karena
kontribusi terendah dari kelima dimensi
harapannya dapat terpenuhi. Mutu
kualitas pelayanan kesehatan yang pertama
Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 27

yaitu berada pada dimensi responsivennes Berdasarkan hasil penelitian tentang


(ketanggapan) dimana pasien masih karakteristik umur responden pasien rawat
membutuhkan waktu yang lama untuk jalan mayoritas pada kategori usia (36 - 45
mendapatkan pelayanan Dimensi yang tahun) dengan jumlah 38 responden
kedua yaitu dimensi empathy (empati), nilai (51,4%), pada kelompok umur 26-35 tahun
terendah dari hasil analisis kuesioner sebanyak 23 responden (31,0%), pada
terhadap dimensi emphaty (empati) adalah kelompok umur 17-25 tahun sebanyak 13
perawat belum bisa memberikan perhatian responden (17,6%), hal ini sejalan dengan
kepada pasien dengan baik, kontribusi penelitian Masdiah Damanik (2014)
terendah yang ketiga yaitu berada pada menunjukkan bahwa usia (36 - 45 tahun)
dimensi tangiable (bukti fisik). dengan jumlah 32 responden (40,0%).

Dimana nilai hasil terendah dari analisis Usia 36 – 45 tahun merupakan usia dewasa
kuesioner di Puskesmas Mijen Kota akhir atau pra lansia, pada tahapan ini akan
Semarang dikarenakan tenaga medis mengalami berbagai penurunan daya tahan
maupun non medis berpenampilan kurang tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan
rapi dan tidak tersedianya tempat duduk psikologis. Dengan demikian pada usia
yang cukup untuk pasien yang menunggu dewasa akhir atau pra lansia lebih rentang
antrian, sedangkan kontribusi terendah mengalami banyak keluhan dibandingakan
yang keempat yaitu dimensi assurance dengan umur sebelumnya atau usia
(keyakinan) , dimana responden menilai sebelum tahapan dewasa akhir. Hal
bahwa perawat kurang memiliki tersebut yang menyebabkan rata – rata usia
pengetahuan keperawatan dalam tahapan dewasa akhir atau pra lansia sering
menjalankan tugas sebagai perawat serta berkunjung di layanan kesehatan
perawat masih kurang baik dalam (Puskesmas). Pelayanan kesehatan yang
memberikan jaminan perawatan sehingga berkualitas menjadi lebih penting untuk
pasien kurang percaya terhadap perawat. diperhatikan karena apabila ia
dimensi yang kelima yaitu dimensi mendapatkan pelayanan yang memuaskan,
reliability (kehandalan) dimana nilai maka akan memiliki presepsi yang baik
terendah dari hasil analisis kuesioner terhadap mutu pelayanan sehingga
terhadap dimensi reliability adalah perawat berpotensi untuk kembali memeriksakan
masih kurang teliti dan peduli terhadap kesehatannya dan tidak menutup
penanggulangan masalah pasien. kemunkinan ia akan membawa keluarganya
untuk memilih tempat pelayanan kesehatan

Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 28

yang terbaik untuk diri dan keluarganya keramahan tenaga kesehatan serta
(Hurlock, 2015). komunikasi tentang komunikasi tentang
informasi yang diberikan terkadang kurang
Di dapatkan juga bahwa sebagian besar
jelas. Oleh karena itu permasalahan
responden berdasarkan jenis kelamin dapat
tersebut harus dilakukan evaluasi sehingga
diketahui berjenis kelamin perempuan
pelayanan kesehatan menjadi berkualitas
sebanyak 53 responden (71,6%), dan laki-
dan membuat pasien berminat melakukan
laki sebanyak 21 responden (28,4%). Hal ini
kunjungan ulang untuk menggunakan
sejalan dengan penelitian Putra (2017)
pelayanan kesehatan di Puskesmas Mijen
bahwa jenis kelamin responden terbanyak
Kota Semarang. Hal ini sejalan dengan
adalah perempuan 32 responden (45%).
penelitian yang di lakukan oleh Hendra
Tubuh perempuan dan pria memiliki
Hasbi (2015) sebanyak 71 responden
karakter yang berbeda dengan penurunan
(84,7%) berminat untuk kembali
daya tahan tubuh/kesehatan tubuh wanita
mendapatkan pelayanan.
lebih rentang mengalami banyak keluhan
dibandingakan dengan pria. Alhasil, akan Sejalan dengan hasil penelitian Masnunah
ada perbedaan wanita dimana tubuh lebih pada responden yang sangat puas, terdapat
merasakan sakit yang tak tertahankan dari 38 responden yang berminat berobat
pada pria dalam mengalami berbagai kembali di RSD Kalisat Jember, secara
keluhan di setiap harinya. Terjadi karena keseluruhan responden merasa sangat puas
proses hormonal pada tiap jenis kelamin pada dimensi jaminan dan cenderung
berbeda-beda, tetapi hal tersebut tidaklah berobat kembali. Kompetensi sumber daya
berlaku dalam beberapa kasus seperti manusia, keramahan dalam berkomunikasi
penelitian terhadap osteoporosis, depresi dan kredibilitas merupakan unsur dimensi
pada pria ataupun wanita (IDAI,2016). jaminan yang mempengaruhi kepuasan
pasien (Masnunah, 2017)
Berdasarkan hasil penelitian masih
terdapat responden yang tidak minat Masih terdapat responden yang tidak minat
sebanyak (4,1%) dan cukup minat sebanyak (4,1%) dan cukup minat
sebanyak ( 18,9%) akan pelayanan di sebanyak ( 18,9%) akan pelayanan di
Puskesmas Mijen Kota Semarang. Hal ini Puskesmas Mijen Kota Semarang. Hal ini
disebabkan karena pasien merasa prosedur disebabkan karena pasien merasa prosedur
pelayanan kesehatan yang kurang baik, pelayanan kesehatan yang kurang baik,
waktu tunggu untuk mendapatkan waktu tunggu untuk mendapatkan
pelayanan yang lama, kurangnya pelayanan yang lama, kurangnya
Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 29

keramahan tenaga kesehatan serta tinggi pendidikan kita maka semakin


komunikasi tentang komunikasi tentang banyak juga wawasan yang kita dapat, dari
informasi yang diberikan terkadang kurang cara bersikap kepada orang yang baru di
jelas. Oleh karena itu permasalahan kenal ataupun dari cara kita menilai sesuatu
tersebut harus dilakukan evaluasi sehingga hal yang sering kita jumpai di dalam
pelayanan kesehatan menjadi berkualitas masyarakat.
dan membuat pasien berminat melakukan
Hasil uji statistik Rank Spearman
kunjungan ulang untuk menggunakan
didapatkan nilai p(Rho) = 0,816 dan p value
pelayanan kesehatan di Puskesmas Mijen
=0,000 ≤ 0,05. Hasil menunjukkan bahwa
Kota Semarang.
ada hubungan yang signifikan antara Mutu
Minat adalah dorongan pada dalam diri Pelayanan Kesehatan Dengan Minat
seseorang atau faktor yang dapat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan di
menimbulkan ketertarikan atau perhatian Puskesmas Mijen Kota Semarang. Diketahui
secara efektif, sehingga menyebabkan bahwa responden yang menyatakan mutu
terpilihnya suatu objek atau kegiatan yang pelayanan kesehatan baik cenderung
menguntungkan, menyenangkan serta merasa senang dengan minat kunjungan
lama-kelamaan akan mendatangkan dalam ulang pasien sebanyak 57 responden (
dirinya kepuasan. Minat sesungguhnya 77,0%), karena antara mutu pelayanan
lebih menetap dengan kata lain bertahan kesehatan dengan minat kujungan ulang
lama dalam diri seseorang, merupakan pasien dapat disimpulkan bahwa mutu
kecenderungan hati yang lebih tinggi pelayanan berpengaruh positif dengan
terhadap sesuatu hal, yang pada dasarnya minat kunjungan ulang pasien hal ini
minat tidak timbul dengan sendiri, menunjukkan bahwa semakin besar mutu
melainkan adanya unsur kebutuhan pelayanan maka minat kunjungan ulang
(Susanto, 2013) akan semakin besar.

Pendidikan termasuk dalam pembelajaran, Penelitian ini sejalan dengan penelitian


pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan Lestari, menjelaskan bahwa terdapat
sekelompok orang yang di turunkan dari pengaruh positif signifikan kualitas layanan
satu generasi ke generasi beikutnya melalui terhadap kepuasan dan kualitas layanan
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. terhadap minat kunjungan ulang pasien
Pendidikan sering terjadi di bawah (Lestari, 2017). Hasil penelitian Sewow
bimbingan orang lain, tetapi juga menjelaskan bahwa faktor sarana
memungkinkan secara otodidak, semakin prasarana, lokasi, kecepatan dan
Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 30

kemudahan pelayanan rumah sakit, kemampuan pemerintah serta


pelayanan personal, dengan pemanfaatan diselenggarakan secara aman dan
kembali pelayaan rumah sakit Tompaso memuaskan pelanggan sesuai dengan
baru dan kecepatan dan kemudahan adalah norma dan etika yang baik akan membuat
variabel yang paling dominan dengan nilai minat pada sesorang muncul karena adanya
wald 3,402 dibandingkan dengan variabel- dorongan pada dalam diri seseorang atau
variabel lain terhadap di rumah sakit Cantia faktor yang dapat menimbulkan
Tompasobaru. Faktor kecepatan dan ketertarikan atau perhatian secara efektif,
kemudahan pelayanan rumah sakit lebih sehingga menyebabkan terpilihnya suatu
baik dibandingkan dengan faktor yang lain. objek atau kegiatan yang menguntungkan,
menyenangkan serta lama-kelamaan akan
Penelitian lain yang mendukung hasil
mendatangkan dalam dirinya kepuasan.
penelitian di atas adalah penelitian Chintia
Minat sesungguhnya lebih menetap dengan
Devi (2016), dengan menggunakan uji chi-
kata lain bertahan lama dalam diri
square dengan kemaknaan yang tetap α ≤
seseorang (Susanto, 2013)
0,05 nilai yang didapatkan hasil P value =
0,013 bahwa ada hubungan mutu pelayanan SIMPULAN
dengan minat kunjungan ulang pasien
Responden yang menyatakan bahwa mutu
rawat jalan di Puskesmas Bogor. Pelayanan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Mijen
kesehatan yang bermutu merupakan
Kota Semarang dengan presentase tertinggi
pelayanan kesehatan yang dapat
ada pada mutu pelayanan kesehatan baik
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
sejumlah 43 responden ( 58,1%), terdapat
kesehatan sesuai dengan tingkat
tiga dimensi mutu pelayanan yang bernilai
kepuasannya rata-rata masyarakat, serta
rendah yaitu dimensi ketanggapan
dalam penyelenggaraanya sesuai dengan
(responsivenes), empati (empathy) dan
standar serta kode etik yang sudah
bukti fisik (tangible). Responden yang
ditetapkan.
menyatakan bahwa minat terhadap
Mutu pelayanan dalam kesehatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Mijen
merupakan derajat dipenuhinya kebutuhan Kota Semarang dengan presentase tertinggi
masyarakat ataupun perorangan terhadap ada pada sangat minat terhadap pelayanan
asuhan kesehatan yang sesuai dengan kesehatan sejumlah 57 responden (77,0%).
standar. Profesi yang baik dengan
Ada hubungan antara mutu pelayanan
pemanfaatan sumber daya secara wajar,
kesehatan dengan minat kunjungan ulang
efisen, efektif dalam keterbasan
Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare
Media Keperawatan Indonesia, Vol 1 No 3, October 2018/ page 24-31 31

pasien rawat jalan di Puskesmas Mijen Kota Hurlock, Elizabeth. (2015). Psikologi Perkembangan:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Semarang, dibuktikan dengan nilai r- 0,816 Kehidupan. Jakarta: Erlangga

dan p=0,000 yang berarti lebih kecil dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2016). Buku
ά=0,05 (p< ά). Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Ikatan
Dokter Anak Indonesia.

Lestari, dkk. (2017). Pengaruh Kualitas Layanan


terhadap Kepuasan dan Minat Kunjungan
REFERENSI Ulang Pasien di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandai Kabupaten Maros. Jurnal Ilmiah
Afifah, Kunik. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Diagnosis. Vol.11, No.4
Kesehatan Dengan Minat Kunjungan Ulang
Pasien Di Puskesmas Cangkringan Sleman. Masnunah, dkk. (2017). Hubungan Indeks Kepuasan
Skripsi. Fakultas ilmu keperawatan. Sekolah Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dimensi
Tinggi jenderal Ahmad Yani yogyakarta. Jaminan dengan Minat Berobat Kembali di
Diakses 2017. Poli Interna RSD Kalisat Jember. E-Journal
Pustaka Kesehatan. Vol.5. No.2 Mei 2017
Damanik, Masidah. (2014). Hubungan Presepsi
Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dengan Minat Pohan, Imbalo. (2017). Jaminan Mutu Layanan
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Di Kesehatan Dasar-Dasar Pengertian Dan
Puskesmas Sewon 1 Bantul. Skripsi. Fakultas Penerapan. Jakarta: EGC.
ilmu keperawatan. Sekolah Tinggi jenderal
Ahmad Yani yogyakarta. Diakses 2017 Sewow, dkk. (2018). Faktor – faktor yang
berhubungan dengan Loyalitas Pasien
Hasbi, Hendra. (2015). Hubungan Persepsi Pasien Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Cantia
Tentang Mutu Pelayanan Dengan Tompaso Baru. Ejournalhealth.Vol.6, No.2
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Di
Puskesmas Poncol Semarang Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Dan
Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenada Media

Menik Kustriyani / The Correlation Between The Quality of Health Services And The Involvement of Re-Visit
Patients in Public Healthcare

Вам также может понравиться