Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
PENDAHULUAN
Perubahan kurikulum di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu masa awal
kemerdekaan, orde baru, dan reformasi (Peter, 1992). Pada masa awal kemerdekaan,
Indonesia tercatat mengalami perubahan kurikulum pendidikan sebanyak tiga kali, yaitu
Rentjana Pelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, dan Rencana Pelajaran 1964.
Pada masa orde baru, perubahan kurikulum terjadi sebanyak empat kali yaitu kurikulum
1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994. Sedangkan pada masa
reformasi, perubahan kurikulum terjadi sebanyak empat kali yaitu kurikulum 2004 atau
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), kurikulum 2013, dan kurikulum 2013 revisi. Dengan demikian, sejak
tahun 1947 hingga saat ini Indonesia tercatat telah mengalami perubahan kurikulum
sebanyak 12 kali, dan kurikulum 2013 revisi merupakan kurikulum yang berlaku dan
diterapkan di Indonesia saat ini. Sebagai hasil penyempurnaan dari kurikulum 2013,
kurikulum 2013 revisi memiliki perbedaan dengan kurikulum 2013.
Keberhasilan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 revisi diperlukan adanya
kesiapan guru dalam pelaksanaanya. Kesiapan guru tersebut berkaitan dengan kesiapan
kompetensi profesional dan kompetensi pedagogis guru. Kompetensi profesional guru
meliputi penguasaan guru terhadap materi, konsep, dan pola berfikir guru pada suatu mata
pelajaran. Sedangkan kompetensi pedagogis meliputi kemampuan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Termasuk di dalamnya berkaitan dengan
program yang harus ada, dan diimplementasikan pada pembelajaran berbasis kurikulum
2013 revisi, seperti program 4C, HOTS, PPK, GLS, pembelajaran menggunakan UKBM,
dan pola pembelajaran SKS. Dengan kompetensi profesional dan pedagogis yang dimiliki
oleh guru, diharapkan guru sudah siap dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
revisi disekolah. Sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai melalui
meningkatnya kualitas pembelajaran sesuai standart yang ditentukan. Oleh sebab itu,
tujuan penelitian ini yaitu 1) mengetahui kesiapan guru geografi dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 revisi di SMA/MA Negeri Se-Kota Malang;
2) mengetahui kesiapan guru geografi dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum 2013 revisi di SMA/MA Negeri Se-Kota Malang; 3) mengetahui kesiapan guru
geografi dalam evaluasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 revisi di SMA/MA
Negeri Se-Kota Malang. Dengan demikian dapat diketahui kesiapan guru geografi dalam
implementasi kurikulum 2013 revisi di SMA/MA Negeri se-Kota Malang.
METODE
Penelitian ini berawal dari identifikasi masalah di lapangan untuk merumuskan
suatu tujuan. Jika tujuan telah dirumuskan, maka peneliti melakukan studi pustaka sebagai
landasan teori. Kemudian, melakukan proses penelitian untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian sebagai
instrumen penelitian, untuk mengetahui kesiapan guru geografi dalam implementasi
kurikulum 2013 revisi. Kuesioner penelitian tersebut disebarkan kepada guru yang akan
menjadi obyek penelitian. Data yang terkumpul diolah dalam bentuk tabulasi dan
dianalisis menggunakan tabulasi data tunggal. Langkah terakhir yaitu menjelaskan dan
menganalisis hasil presentase data dari masing-masing variabel kesiapan menggunakan
kalimat sehingga dapat disimpulan.
Populasi pada penelitian yaitu seluruh guru geografi di SMA/MA Negeri Se-Kota
Malang. Guru tersebut terdiri dari guru PNS dan GTT. Pada penelitian ini, SMA/MA
Negeri se Kota Malang yaitu berjumlah 12 sekolah. Dengan jumlah guru geografi
SMA/MA Negeri se-Kota Malang sejumlah 22 guru.
2
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
3
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
4
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
sosialiasi, hal-hal lain yang lebih luas dan kompleks, selain dari segala hal yang berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran dapat diperkenalkan lebih mendalam, agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Prantiasih, dkk (2013), penelitian tersebut bertujuan melihat seberapa besar keterkaitan
antara persepsi dan sosialisasi dengan keberhasilan perencanaan pembelajaran yang
tersistem. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa, sosialisasi penting dilakukan
bagi kegiatan pembelajaran yang berbasis penemuan, agar tidak terjadi ketimpangan
persepsi dan keambiguan dalam pembelajaran. Sehingga terdapat persamaan hasil temuan
pada penelitian ini, bahwa adanya sosialisasi dan persepsi yang baik penting dalam
implementasi pada suatu perencanaan pembelajaran. Mengingat Kurikulum 2013 revisi
adalah suatu rancangan tersistem dengan tujuan membawa pendidikan lebih maju, disertai
banyak tuntutan yang harus dicapai. Salah satunya pembelaajaran harus mendorong adanya
penemuan-penemuan baru, maka dalam proses perencanaan pembelajarannya baik RPP,
model, strategi, media, dan alat evaluasi pembelajarannya harus benar-benar dipahami agar
terproyeksi dengan baik.
5
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
6
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
evaluasi pembelajaran yang baik. Termasuk di dalamnya guru sudah sangat paham
mengenai instrumen, tehnik, dan perangkat penilaian, baik itu untuk menilai aspek afektif,
kognitif, maupun psikomotorik siswa.
Selain hal tersebut di atas, adanya pendampingan juga membantu guru siap dalam
impelementasi evaluasi pembelajaran sesuai kurikulum 2013 revisi. Pendampingan sebagai
langkah atau strategi pemantauan untuk menunjang keberhasilan suatu program yang telah
diterapkan agar dapat meminimalisir hambatan yang ada (Suharto, 2005). Oleh karena itu,
adanya pendampingan tersebut selain membuat tingkat kesiapan guru baik, tapi juga
sebagai wadah untuk berdiskusi dan mencari solusi dari beberapa hambatan yang terjadi di
lapangan ketika pembelajran berbasis kurikulum 2013 revisi berlangsung. Seperti adanya
beberapa guru yang terkadang masih kebingungan dalam proses penilaian siswa, karena
terlalu banyaknya aspek yang harus dinilain dan dilaporkan per kurun waktu tertentu.
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elok (2017), bahwa
penilaian autentik kurikulum 2013 revisi banyak mengalami kendala baik dari faktor-faktor
eksternal maupun internal. Faktor internal seperti banyaknya penilaian yang perlu
dilakukan sehingga guru kesulitan memilih alat atau teknik penilaian yang tepat. Faktor
internal seperti beberapa siswa secara personal tidak memperhatikan guru sehingga ketika
guru melakukan penilaian, siswa cenderung memperlama guru dalam menilai siswa.
Meskipun demikian, tingkat kesiapan evaluasi guru di SMA/MA Negeri se-kota Malang
tetap dapat dikategorikan siap. Terbukti dengan adanya satu guru yang dikategorikan
sangat siap, baik pada perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran.
Guru tersebut merupakan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu
SMA Negeri di Kota Malang, dengan masa kerja cukup lama yaitu 17 tahun, serta telah
tersertifikasi sebagai tenaga pendidik profesional. Dikatakan bahwa guru sangat siap selain
karena pengalaman, juga karena mengikuti dan/atau mendapat sosialisasi, pelatihan, dan
pendampingan kurikulum 2013 revisi lebih dengan maksimal. Selain itu guru tersebut pun
menjawab sebagai kepala kurikulum di sekolah tersebut.
Uraian di atas, disimpulkan bahwa implementasi kurikulum 2013 revisi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dikatakan siap. Hal tersebut dikarenakan
kemampuan professional dan pedagogis guru yang mumpuni, sehingga proses
implementasi kurikulum 2013 revisi di Kota Malang tidak banyak terkendala. Adanya
pengalaman sebagai tenaga profesional dibarengi dengan profesionalitas guru, pengenalan,
7
Jurnal Pendidikan Geografi, April 2019, Hal 1-8
sosialisasi, dan pendampingan yang baik membuat guru geografi di SMA/MA Negeri se-
Kota Malang siap dalam implementasi kurikulum 2013 revisi.
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat
kesimpulan sebagai berikut 1) Kesiapan guru geografi dalam perencanaan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum 2013 revisi di SMA/MA Negeri Se-Kota Malang dikategorikan
siap; 2) Kesiapan guru geografi dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum
2013 revisi di SMA/MA Negeri Se-Kota Malang dikategorikan siap; 3) Kesiapan guru
geografi dalam evaluasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 revisi di SMA/MA
Negeri Se-Kota Malang dikategorikan siap.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2001. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, I, dkk. 2017. Pendampingan Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Abdi Masyarakat dan Pedagogi. Vol 1
No.1. Oktober 2017: 37-47. Dari
http://journal2.um.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/1950/1139
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI,
Jakarta.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung;Refika
Aditama.
Sutjipto. 2016. Pentingnya Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 1, No. 2, Agustus 2016. Dari
https://www.researchgate.net/publication/323579846_PENTINGNYA_PELATIH
AN_KURIKULUM_2013_BAGI_GURU.
Prantiasih, Arbaiyah. Haq, Manik Nur dan Awaliyah, Siti. Persepsi Guru PPKN SMP
dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 di Kabupaten Bondowoso. http://jurnal-
online.um.ac.id.
Wardani, Aprilia Dwi R. Puspa. 2016. Persepsi dan Kesiapan Guru Geografi Terhadap
Implementasi Kurikulum 2013 di SMA/MA Se-Kabupaten Blitar. Jurnal
Pendidikan Geografi. Dari http://library.um.ac.id/data/artikel/karya-ilmiah
/index/php/Geografi/article/view/51285