Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DIGESTIVE INFECTION
DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FK UMSU
2019
STRUCTURE AND FUNCTION OF
THE DIGESTIVE SYSTEM
• The digestive system is essentially a tubelike structure,
the gastrointestinal (GI) tract or alimentary canal
• the mouth pharynx (throat) esophagus stomach
the small large intestines
• accessory structures
• the teeth
• Tongue
• salivary glands
• Liver
• Gallbladder
• pancreas
NORMAL MICROBIOTA
OF THE DIGESTIVE SYSTEM
• Bacteria heavily populate most of the digestive system
• In the mouth, each milliliter of saliva can contain millions of bacteria
• Stomach and small intestine less microorganism
• large intestine has enormous microbial populations exceeding 100 billion bacteria
per gram of feces
BACTERIAL DISEASES OF
THE MOUTH
DENTAL CARIES (TOOTH DECAY)
• Teeth are hard and do not shed surface cells masses of microorganisms and
their products to accumulate (dental plaque) are a type of biofilm involved in
the formation of dental caries
• The most cariogenic (caries-causing) bacterium is Streptococcus mutans a gram-
positive coccus that has important virulence characteristics
• The bacterial population of plaque may harbor over 400 bacterial species but is
predominantly streptococci and filamentous members of the genus Actinomyces
PERIODONTAL DISEASE
• Gingivitis
• Periodontitis
• Acute necrotizing ulcerative gingivitis or Vincent’s disease or trench mouth
GINGIVITIS
Food Food
Poisoning Infection
FOOD POISONING (FP)
• Food intoxication
• Merupakan penyakit yang disebabkan konsumsi makanan yang mengandung
toksin mikroba
• Mikroorganisme yang menghasilkan toksin tidak tumbuh pada sel host maupun
makanan yang terkontaminasi
• Penyebab penyakit tertelannya toksin
STAPHYLOCOCCAL FOOD POISONING
1. STAPHYLOCOCCAL FOOD POISONING
• Kontaminasi makanan biasanya dikarenakan penyebaran dari karier dengan kolonisasi faringeal
yang asimptomatik melalui bersin ataupun tangan terkontaminasi
• Makanan terkontaminasi tidak berubah bentuk/warna dan juga rasa
• Memanaskan makanan hanya mematikan bakteri tapi tidak menginaktivasi toksin yang stabil
0
terhadap panas (suhu 60 C)
1. STAPHYLOCOCCAL FOOD POISONING
• Penatalaksanaan :
• Anti diare
• Pain reliever untuk nyeri abdomen
• Antibiotik tidak diindikasikan tidak ada efek untuk enterotoksin
1. STAPHYLOCOCCAL FOOD POISONING
• Enterotoksin merusak permeabilitaas epitelium usus halus diare dan keram perut
• Enterotoksin heat labile pemanasan makanan yang cukup dapat merusak
0
toksin (suhu 75 C)
• Makanan yang telah dimasak sebaiknya disimpan di kulkas sesegera mungkin (suhu
yang rendah) menghambat pertumbuhan dari C. perfringens
BOTULISM FOOD POISONING
• Pencegahan : atensi dan hati-hati dalam pengalengan dan praktik lain untuk preservasi makanan
• Pada bayi baru lahir hingga usia 2 bulan karena mikroflora intestinal masih belum baik berkembang
tidak dapat berkompetisi dengan C. botulinum terjadi actual infection
• Keracunan jenis ini sangat bahaya mortalitas tinggi pada pasien tidak diterapi
• Gejala :
• Paralisis lokal (gangguan penglihatan dan bicara) 18-24 jam setelah ingesti
• Terapi :
• Antitoksin botulinum jika terdiagnosis cepat
• Ventilasi mekanik jika ada paralisis pernapasan
• Toksin tidak terlalu tinggi self limiting
BACILLUS CEREUS FOOD POISONING
B. CEREUS FOOD POISONING
• Food infection terjadi akibat konsumsi makanan yang mengandung patogen dengan
jumlah banyak
• Patogen tersebut menyebabkan kolonisasi dan tumbuh di dalam tubuh host
menyebabkan timbulnya penyakit
BACTERIAL PATHOGENS OF
THE DIGESTIVE SYSTEM
CAMPYLOBACTER JEJUNI
CAMPYLOBACTER JEJUNI
• Contaminated poultry is often the source of the infection the organism is heat-
sensitive, thorough cooking of meat and poultry is effective in preventing human infection
• Other outbreaks have been traced to contaminated meat, water, and unpasteurized milk.
inflammatory response
spreads throughout the body via the regional lymph nodes and bloodstream
potential
leading to
chronic colonization of transmission to
persistent shedding
gallbladder and biliary tree others (the classic
of the organism
Typhoid Mary case)
SHIGELLA SPECIES
SHIGELLA SPECIES
• Species :
• Vibrio cholerae
• Vibrio parahaemolyticus
• Vibrio vulnificus
VIBRIO CHOLERAE
• Listeria monocytogenes
• Infeksi gastrointestinal dari makanan bacteremia dan meningitis
• Makanan bisa terkontaminasi selama produksi maupun proses makanan
0
• Penyimpanan makanan di kulkas dengan suhu 4 C tidak bisa inaktivasi Listeria psychotolerant
• Sel L. monocytogenes menghasilkan rantai asam lemak bercabang menjada fungsi membran
sitoplasma pada suhu dingin
• Listeriosis terutama pada pasien immunocompromised
• Terapi :
• Penicillin
• Ampicillin
• Trimethoprim + Sulfa methoxazole
Imunitas melawan L. monocytogenes : imunitas seluler dimediasi sel Th1
Pada pasien immunocompromised diambil alih oleh sel fagosit intestinal membentuk fagosom
Fagosom memicu produksi faktor virulen dari Listeria : listeriolysin O melisis fagosom dan keluar dari sitoplasma
Bakteri bermultiplikasi dan menghasilkan faktor virulen mayor : ActA mengiinduksi polimerisasi aktin sel host aktin
membungkus sel bakteri dan berpindah ke membran sitoplasma
Bentuk filopod membantu L. monocytogenes untuk berpindah dari jaringan host tanpa tereksposure sistem imun :
antibodi, komplemen dan neutrofil
Sel bakteri tersebut keluar dari barrier intestinal dan dibawa
di sirkulasi lymph dan darah ke organ lain, contoh : hati