Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
a Analytical Chemistry Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Jalan Prof.
Soedarto, Tembalang, Semarang
Abstrak
Kata kunci:
Telah dilakukan elektrodekolorisasi air yang tercemar limbah industri Batik dan Tekstil
Elektrodekolorisasi,
PbO2 / Pb, Limbah di daerah Batang dan Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk mendekolorisasi zat
cair Batik dan warna dalam air limbah industri batik dan tekstil dengan pendekatan elektrolisis
Tekstil, pH, COD, menggunakan elektroda PbO2/Pb dan mengukur parameter pH, COD (Chemical Oxygen
TDS, TSS. Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Disolved Solid). Penelitian dilakukan
melalui elektrolisis 100 mL limbah air sungai Pekalongan dan Batang pada potensial
6,5 volt dan 8,0 volt untuk limbah sebelum di buang ke sungai. Waktu elektrolisis
selama 200 menit. Hasil akhir elektrolisis dianalisis dengan Spektrometer UV-Vis dan
analisis parameter pH, COD, TDS dan TSS sebelum dan sesudah proses elektrolisis.
Hasil yang di dapatkan sebagai berikut: sebelum elektrolisis limbah air sungai di
Pekalongan pH 6,90; COD 54,20 mg/L; TSS 20,30 mg/L; TDS 1,893 mg/L. Limbah air
sungai di Batang pH 6,71; COD 56,18 mg/L; TSS 25,55 mg/L; TDS 7,393 mg/L. Limbah
sebelum di buang ke sungai pH 7,32; COD 678,32 mg/L; TSS 219,15 mg/L; TDS 1,983
mg/L. Sesudah elektrolisis limbah air sungai di Pekalongan pH 6,99; COD 52,10 mg/L;
TSS 2,03 mg/L; TDS 1,925 mg/L. Limbah air sungai di Batang pH 7,99; COD 69,903
mg/L; TSS10,70 mg/L; TDS 6,785 mg/ L. Limbah sebelum di buang ke sungai pH 7,56;
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 62 – 69 63
COD 366,830 mg/L; TSS 46,50 mg/L; TDS2,235 mg/L. Hasil yang diperoleh
menunjukkan dekolorisasi menggunakan elektroda PbO2/Pb berlangsung hingga
94,03% untuk limbah air sungai di Pekalongan, 96,74 % untuk limbah air sungai di
Batang, 97,13 % untuk limbah sebelum dibuang ke sungai.
Larutan sampel sebanyak 100 mL, diletakan ke Gambar 1. Kurva hubungan antara arus dengan
dalam gelas beker, lalu ditambah 1,42 gram Na 2SO4. potensial aplikasi pada elektrolisis larutan blanko dan
Absorbansi larutan diukur dengan spektrometer UV-Vis larutan sampel (a) limbah air sungai di Pekalongan (b)
pada panjang gelombang yang sudah ditentukan, limbah air sungai di Batang (c) limbah sebelum
dibuang ke perairan
kemudian larutan dielektrolisis dengan potensial kerja
dan waktu sebagian telah dilakukan sebelumnya.
Gambar 1 memberikan informasi rentang potensial
Larutan hasil eklektrolisis diukur kembali absorbansi.
elektrolisis untuk proses elektrolisis selanjutnnya.
Prosedur ini dilakukan untuk semua sampel.
Rentang potensial diperoleh dengan menentukan titik
Metode Analisis belok kurva. Dari gambar .1 di atas dapat dilihat bahwa
rentang potensial limbah air sungai di Pekalongan
Analisis kualitatif meliputi pengamatan warna
adalah 5,0-6,6 volt, rentang potensial limbah air sungai
larutan sampel sebelum dan sesudah elektrolisis,
di Batang adalah 4,0–7,9 volt, sedangkan untuk limbah
pengukuran pH, COD, IDS, TSS dan spektra Uv-vis
sebelum di buang ke perairan dihasilkan rentang
menggunakan spektrometer Uv-Vis. Analisis kuantitatif
potensial sebesar 7,1–8,5 volt. Selanjutnya potensial
dilakukan dengan cara mengukur absorbansi sebelum
kerja ditetapkan sebesar 6,5 volt untuk limbah air
dan setelah elektrolisis, lalu dihitung penurunan
sungai Pekalongan dan Batang sedangkan untuk limbah
intensitas warnanya (persentase dekolorisasi).
sebelum di buang ke perairan sebesar 8,0 volt dan di jaga
konstan selama proses elektrolisis.
3. Hasil dan Pembahasan
Rentang potensial ini menggambarkan tingkat
Penentuan Potensial Kerja
energi yang setara dengan energi yang diperlukan untuk
Penentuan potensial kerja dilakukan dengan proses transfer elekron berlangsung. Besar dan lebar
melakukan variasi potensial selama proses elektrolisis rentang potensial ini bersifat khusus untuk setiap
pendahuluan. Prosedur yang sama dilakukan juga untuk pelarut dan dalam penerapannya bergantung pada
blanko. Arus yang mengalir di dalam sistem elektrolisis komposisi sistem, elektrolit pendukung, dan sifat
pada potensial tertentu dicatat dan digambarkan sebagai intrinsik elektroda kerja PbO2 dan Pb. Rentang potensial
kurva potensial terhadap arus. ini memberikan batas terbesar pemberian potensial
pada tahap elektrolisis selanjutnya. Hal tersebut
bertujuan supaya proses elektrolisis tidak mengalami
komplikasi reaksi yang terjadi pada daerah potensial
yang lebih besar.
Gambar 2. Kurva hubungan antara waktu dengan Elektrodekolorisasi Sampel Zat Warna pada Potensial
absorbansi larutan yang dilakukan pada λ = 537 nm Terkontrol dan Waktu Tetap
setelah elektrolisis air sungai di Pekalongan.
Untuk menentukan waktu minimum dekolorisasi
sampel zat warna, dilakukan elektrolisis pada potensial
0.3
terkontrol dengan variasi waktu dan absorbansi sebagai
Absorbansi
0.3
0.25
Absorbansi
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 50 100 150 200 250
Waktu(menit)
Gambar 5. Kurva hubungan waktu dengan absorbansi
Gambar 4. Kurva hubungan antara waktu dengan dan presentase dekolorisasi air sungai di Pekalongan.
absorbansi larutan yg dilakukan pada λ = 579 nm
setelah elektrolisis limbah sebelum dibuang ke sungai.
·
dengan R adalah substrat organik (mengandung C, H, O
dan lainnya). Jika proses oksidasi berlangsung
sempurna maka CO tidak akan ada karena akan
teroksidasi lanjut menjadi CO2. Radikal hidroksil
memiliki potensial redoks sebesar 2,8 Volt. Potensial
sebesar ini cukup kuat untuk mengoksidasi kebanyakan
zat organik menjadi air, asam mineral dan karbon
dioksida.
PbO2 mampu berinteraksi dengan pelarut (akuades) Gambar .8 Spektra UV-Vis limbah sebelum di
dan sampel. Interaksi tersebut mampu menghasilkan elektrolisis (a) air sungai di Pekalongan, (b) air sungai
di Batang, (c) limbah sebelum dibuang ke sungai
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 62 – 69 67