Вы находитесь на странице: 1из 14

Implementasi Metode Granada dalam Penerjemahan Al-

Qur’an (Studi di Panti Asuhan Putra Mulia


Jakarta Timur).
Ismail Ibrahim Ibnu Yassin dan Supriyanto

Abstract. Granada method as one method of translating the Qur'an that exists in the
community has an important role in improving human resources (HR). Granada
methods not only provide knowledge and technical skills but far more important to
inculcate moral values and their application in every day, because once they
understand the methods of Granada will be able to understand the meaning of the
verses they read. The study of this thesis formulates three main issues as follows:
1). How is the implementation of Granada in the learning method of translation of
the Qur'an. 2). How cans the effectiveness of Granada in the learning method of
translation of the Qur'an. 3). What factors that support and hinder the
implementation of the method of Granada. The purpose of this study is: 1). To
know the implementation of Granada in the learning method of translation of the
Qur'an. 2). Methods To determine the effectiveness of Granada in learning the
Quran translator 3). To find the supporting factors and obstacles in the
implementation of Granada method in studying the translator of the Qur'an. The
research methods used in the preparation of this paper is to use Qualitative
Methods Naturalistic, a method that produces descriptive data. The data obtained
from the manuscripts, interviews, field notes, photographs, tape recorders, and
other official documents. As for things that support the implementation of Granada
method is: First, teachers who oversee the learning process are the ones who truly
understand the Arabic language. Because the teachers are recruited from
graduates of Granada Method LIPIA (Indonesian Institute of Education Sciences
Arabia) and graduate school and alumni of the training method of Granada.
Second, participants assisted with the module and VCD tutorial that summarizes
all the material that will be studied. Third, the method is very short and compact
so it does not beat around the bush so it takes a long time. Fourth, the spirit wants
to know who so profoundly from the participants. And the Fifth, the delivery of a
varied pattern. In general, obstacles often faced by the participants is difficult to
adapt to this method at the beginning of the meeting, especially for those who have
never previously knew Arabic, and at the time of writing memorized study abroad
(dictation ').

Pendahuluan mulia.1 Kitab Al-Qur'an adalah sebaik-


Jika kita menghendaki umat Islam baik kitab di antara kitab yang di-
berjaya dan terpandang di masyarakat berikan kepada Rasul-rasul-Nya. Se-
internasional, dan dakwah Islam dapat bab keotentikkannya mampu diperta-
tersebar luas di dunia, maka umat hankan hingga akhir zaman dan
Islam harus menaruh perhatian khusus
pada Al-Qur'an dan sunnah rasul yang 1
Abdurrab Nawabuddin, Teknik Meng-
hafal Al-Qur'an, (Sinar Baru Algensindo,
2004) h. x.

28 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


cahaya-nya mampu menerangi alam 
semesta.  
Al-Qur'an diperuntukkan bagi  
umat Islam yang telah dipilih oleh 
Allah SWT. sebagai umat terbaik di 
antara umat lainnya. Al-Qur'an ber-  
fungsi sebagai penjelas perkara dunia  
dan agama, sebagai firman-Nya :  
 ٣٠ : ‫ ) ﻓﺎ ﻃﺮ‬ 
 (٢٩ –
 "Sesungguhnya orang-orang yang
 selalu membaca kitab Allah SWT,
  mendirikan shalat, dan menafkahkan
 sebagian rizki yang kami anugerahkan
 kepada mereka dengan diam-diam
 dan terang-terangan, mereka itu
‫ )اﻟﻨﺤﻞ‬ mengharapkan perniagaan yang tidak
( ٨٩ : akan merugi, agar Allah SWT me-
“… Kami turunkan kepadamu Al- nyempurnakan kepada mereka dan
Kitab (Qur’an) untuk menjelaskan menambah kepada mereka karunia-
segala sesuatu….” (QS. An-Nahl : Nya. Sesungguhnya Allah SWT Maha
89)2 Pengampun Lagi Maha Mensyukuri."
Al-Qur’an adalah pedoman hidup (QS. Fathir : 29 – 30)3
manusia yang kekal hingga akhir
zaman, kewajiban umat Islam adalah Al-Qur’an adalah kalam Allah
mengimplementasikan nilai-nilai yang SWT yang diturunkan kepada nabi
terdapat di dalam Al-Qur’an mulai Muhammad SAW. sebagai salah satu
dari membaca dan mengamalkannya, rahmat yang tiada taranya bagi umat
menghafal dan menafsirkannya. Allah manusia dan alam semesta. Di
SWT dan rasulullah SAW. telah dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang
menjanjikan bagi para pelestari kitab- menjadi petunjuk, pedoman, dan
Nya yaitu berupa pahala, ditinggikan pelajaran bagi siapa saja yang
derajatnya, dan diberi kemenangan di mempercayainya serta mengamal-
dunia dan akhirat. kannya. Bukan itu saja, Al-Qur’an
Allah SWT berfirman : juga merupakan kitab suci terakhir
  yang diturunkan Allah SWT. yang
  isinya mencakup segala pokok ajaran
 yang terdapat dalam kitab-kitab suci
 sebelumnya.
 Al-Qur’an adalah menjadi bukti
 kebenaran Nabi Muhammad SAW.,
 bukti kebenaran tersebut dikemukakan
 dalam tantangan yang sifatnya ber-
  tahap dan seluruh mahluk-Nya tidak
akan mampu dengan tantangan
2
Departemen Agama Republik Indone-
sia Jakarta, Al-Qur'an dan Terjemahnya,
(Bandung: Syamil Cipta Media), Edisi
3
Revisi, 2004 M Ibid. h.437

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 29


tersebut.4 Pertama, menantang siapa- Al-Qur'an merupakan kitab suci
pun yang meragukannya untuk yang kemurnian dan keotentikannya
menyusun seperti Al-Qur’an secara tetap terpelihara hingga akhir zaman.
keseluruhan (QS 52:34) 5. Kedua, Sebagaimana firman Allah SWT :
menantang mereka untuk menyusun  
sepuluh surah seperti Al-Qur’an (QS. 
1:13)6. Ketiga, menantang mereka 
untuk menyusun satu surah seperti Al-  
Qur’an (QS.10;38)7. Keempat, menan- (٩ : ‫ ) اﻟﺤﺠﺮ‬
tang mereka untuk menyusun sesuatu "Sesungguhnya Kamilah yang
yang sama dengan satu surah dari Al- menurunkan Al-Qur'an dan sesung-
Qur’an (QS.2;23) 8. Dalam hal ini, Al- guhnya Kami benar-benar memeliha-
Qur’an menegaskan sebagai berikut: ranya." (QS. Al-Hijr : 9) 10
  Demikianlah Allah SWT men-
 jamin keotentikkan Al-Qur’an,
 jaminan yang diberikan atas dasar
 kemahakuasaan dan kemahatahuan-
  Nya. Dalam memelihara kesucian
 serta kemurnian Al-Qur'an, Allah
  SWT. memberikan kemudahan kepada
  hamba-hamba-Nya yang berminat dan
 sungguh-sungguh untuk memahami
 kandungannya. Untuk memahami Al-
  Qur'an, sudah barang tentu diperlukan
 suatu metode yang dapat memudahkan
  usaha-usaha tersebut, sehingga ber-
(٨٨ : ‫)اﻹﺳﺮاء‬ hasil dengan baik dan selesai dalam
"Katakanlah (hai Muhammad) waktu yang relatif singkat.11 Abdullah
sesungguhnya jika manusia dan jin Halim Mahmud mengatakan: “Para
berkumpul untuk membuat yang Orientalis yang dari zaman ke zaman
serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka berusaha keras untuk menunjukkan
tidak akan mampu membuat yang kelemahan Al-Qur’an, namun mereka
serupa dengannya, sekalipun sebagian tidak dapat menemukan celah untuk
mereka menjadi pembantu bagi meragukan keotentikkannya.” 12
sebagian yang lainnya” (QS Al-Isra’ : Al-Qur’an adalah firman Allah
88) 9 SWT. yang diwahyukan kepada
rasulullah SAW. yang berisi ajaran
yang terjamin kebenaran dan keas-
4
lianya. Dan tidak akan ada orang yang
Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan bisa merubahnya dan memuat ajaran
Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, cet. XIV, yang sempurna sebagai pedoman
1997 M). h. 27.
5
Departemen Agama Republik Indone-
10
sia Jakarta, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Ibid. h. 265.
11
(Bandung: Syamil Cipta Media), Edisi Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis
Revisi, cet. 2004 M. Menghafal Al-Qur'an, (Banjaran Bandung:
6
ibid.h. 525 Mujahid Press, cet. Pertama, 2004 M). h. 5
7 12
Ibid. h. 213 M. Quraish Shihab, Membumikan
8
Ibid. h. 4 Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, cet. XIV,
9
Ibid. h. 291 1997 M). h. 21.

30 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


hidup ummat manusia dalam melak- penghuni syurga menggunakan baha-
sanakan tugasnya sebagai khalifah di sa Arab.” (HR. Muslim)14
muka bumi ini, dalam menciptakan Oleh karenanya Umar bin Khathab
kedamaian, keadilan dan kemakmuran sahabat rasulullah SAW. pernah
(rahmatan lil alamien), sejarah telah mengatakan bahwa:
mencatat bahwa dalam waktu 23 tahun “Hendaklah kalian tamak (antu-
Al-Qur’an dapat merubah peradaban sias) dalam mempelajari bahasa Arab,
jahiliyah menjadi peradaban yang karena bahasa Arab itu merupakan
qur’ani. Bahkan Al-Qur’an telah bagian dari agamamu.” 15
terbukti mengantarkan kaum muslimin Dan masih banyak lagi ungkapan
dalam membangun imperium raksasa para ulama yang menyatakan bahwa
yang sangat menakjubkan mampu pentingnya belajar bahasa Arab. Allah
menguasai dunia selama 800 tahun.13 SWT. telah menjamin kemudahan
Terjaga dan mudahnya Al-Qur’an dalam mempelajari Al-Qur’an melalui
untuk dipelajari sebagaimana yang firmannya dalam surat Al-Qomar,
telah diutarakan sebelumnya sangat bahkan ayat yang menerangkan
menggembirakan dan membanggakan, tentang hal itu diulang sampai empat
akan tetapi, disisi lain tingkat kali yaitu, pada ayat 17, 22, 32, dan
kepedulian kaum muslimin untuk 40.:
mempelajari dan memahami ayat-ayat  
Allah yang terangkum di dalam Al- 
Qur’an masih sangat memperi-  
hatinkan, padahal Al-Qur’an tidak : ‫ )اﻟﻘﻤﺮ‬ 
diturunkan melainkan sebagai petun- (١٧‫־‬٢٢‫־‬٣٢‫־‬۶٠
juk dalam mengarungi hidup di dunia “Dan sesungguhnya telah kami
ini. Di antara hal yang menjadi mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,
penyebabnya adalah karena masya- maka adakah orang yang mau
rakat pobia terhadap bahasa Al- mengambil pelajaran (mempelaj-
Qur’an. Sementara bahasa Arab ari)?”16
adalah ilmu alat yang harus dipelajari Jaminan dalam ayat ini tidak ada
untuk memahami maksud dan tujuan pengecualian, atau dengan kata lain
dari kalam Allah SWT. (Al-Qur’an), asal memiliki kemauan pasti bisa
dan tidak akan mungkin Al-Qur’an memahami Al-Qur’an. Sebagai petun-
sebagai petunjuk bisa diamalkan tanpa juk manusia dan alam semesta
melalui proses pemahaman yang tentunya sudah diperhitungkan oleh
meliputi bahasa, tafsiran, dan ilmu- Allah SWT. kadar kemampuan
ilmu pendukung lainnya. makhluknya. Allah SWT. telah
Rasulullah pernah bersabda: menjamin mudah mempelajari Al-
“Dari Ibnu Abbas cintailah baha- Qur’an dan selanjutnya dikembalikan
sa arab karena tiga hal: saya adalah
seorang bangsa Arab, Al-Qur’an 14
Imam Al-Bukhari, Terjemahan Sho-
berbahasa Arab, dan percakapan hih Bukhari (Kuala Lumpur: 1996). h.
15
Syaifullah, Muhammad Al-Jurumi-
yyah, Methode Pembelajaran Ilmu Nahwu
Sistem 24 Jam, (Surabaya, Terbit Terang,
2005). h. 11
13 16
Tim Metode 40 Jam, Panduan Departemen Agama Republik Indo-
Sekilas Tentang Metode Menerjemah Al- nesia Jakarta, Al-Qur'an dan terjemahnya,
Qur’an Sistem 40 Jam (Jakarta: Istiqlal (Bandung : Syamil Cipta Media, Edisi
Prees, 2001) h. V Revisi, 2004 ) h.530.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 31


kepada mahluknya, mau atau tidak penghubung, dan kata tunjuk. Ketiga,
mereka mempelajari pedoman hidup menguasai rumus Granada. Keempat,
ini. Karena manusia tanpa menjadikan latihan yang istiqomah yang dibantu
Al-Qur’an sebagai pedoman maka dengan alat-alat seperti: kamus Arab-
bisa dipastikan dia akan merugi atau Indonesia, Al-Qur’an terjemahan, dan
tersesat dan t‫ش‬npa ruh Al-Qur’an dia tafsir Ibnu Katsir.17
akan menjadi makhluk yang terhina. Yang menarik pada metode ini
Al-Qur’an dalam bahasa Arab, bagi adalah sangat mudah untuk dipelajari
bangsa-bangsa non Arab yang tidak oleh siapapun dan tidak perlu modal
menguasai bahasa Arab akan menga- pengetahuan bahasa Arab khusus, hal
lami kesulitan dalam memahami isi ini menurut pengakuan dari bapak
Al-Qur’an, untuk mengatasi kesulitan Mojiyono (teknisi AC) dan ibu
tersebut diperlukan terjemahan Al- Rahimah (profesional) yang telah
Qur’an ke dalam bahas yang digu- lulus dari pelatihan, ungkapan ini
nakan masyarakat yang bersangkutan. penulis kutip dari VCD panduan
Banyak metode menerjemahkan Metode Granada.18 Kelebihan lain
Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia yang dimiliki oleh Metode Granada
bermunculan, mulai dari yang belajar adalah proses pembelajaran yang tidak
secara tradisional yaitu dengan cara berbelit-belit, sehingga tidak mema-
mempelajari semua komponen bahasa kan waktu yang lama untuk mem-
Arab seperti yang diterapkan diber- pelajarinya.
bagai pondok pesantren, sampai Metode Granada ini telah dipa-
metode yang peraktis seperti metode tenkan sejak tahun 200119 dan telah
menerjemah Al-Qur’an sietem 40 menghasilkan para lulusan yang
jam yang berkantor di masjid Istiqlal sangat memuaskan, seperti: pesantren
Jakarta, yaitu hanya dengan mem- Tombo Ati Malang, Jawa Timur, Panti
pelajari komponen-komponen yang Asuhan Putra Mulia Jln. Bangunan
sering digunakan dalam bahasa Al- Timur No. 14 Jakarta Timur, Bape-
Qur’an saja, bisa memahami dalda (Badan Pengendalian Dampak
penerjemahan Al-Qur’an, atau maksud Lingkungan Daerah) DKI, BKPM
dari ayat-ayat yang dibaca. Metode (Badan Koordinasi Penanaman
Granada merupakan satu metode Modal), dan PT BUKAKA Cileungsi
terbaru yang menjadikan kunci-kunci Bogor.20
(komponen-komponen inti) bahasa Al- Dari uraian di atas maka penulis
Qur’an sebagai langkah-langkah untuk menjadikan Metode Granada ini
menerjemah Al-Qur’an ke dalam sebagai penelitian dengan judul:
bahasa Indonesia. “IMPLEMENTASI METODE GRA-
Dalam penerapannya, Metode NADA DALAM PEMBELAJARAN
Granada ini menggunakan empat
langkah, Pertama, menguasai kom- 17
Ahmad, Solihin Bunyamin, Panduan
ponen kalimat dalam bahasa Arab
Belajar Mengajar Metode Granada Sys-
seperti: Isim (kata benda), Fiil (kata tem 4 Langkah, (Jakarta: Granada Investa
kerja), Huruf (kata yang tidak bisa Islami, cet. 5. 2007) h. 5
dipahami maknanya kalau tidak 18
Ahmad, Solihin Bunyamin, VCD
disambungkan dengan yang lain), Panduan Belajar Mengajar Metode Gra-
Kedua, menguasai kata-kata tak nada System 4 Langkah, (Jakarta: Granada
berubah (yang tidak berakar), seperti: Investa Islami, cet. 5. 2007)
19
huruf bermakna, kata ganti, kata Loc cit. h. ii
20
Loc cit. h. 4.

32 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


PENERJEMAHAN AL-QUR’AN” Metode Granada telah dipatenkan
(Studi Kasus Panti Asuhan Putra sejak tahun 200122 dan telah telah
Mulia Jln. Bangunan Timur No. 14 menghasilkan para lulusan yang
Jakarta Timur). sangat memuaskan, seperti: pesantren
Granada adalah satu metode untuk Tombo Ati Malang, Jawa Timur, Panti
memahami bahasa Al-Quran dengan Asuhan Putra Mulia Jln. Bangunan
mempelajari rumus kunci komponen Timur No. 14 Jakarta Timur,
bahasa Al-Qur’an, melalui modul dan BAPEDALDA (Badan Pengendalian
kamus Granada, Sehingga nantinya Dampak Lingkungan Daerah) DKI,
dapat mengartikan atau mener- BKPM (Badan Koordinasi Penanaman
jemahkan Al-Qur’an dengan hitungan Modal), dan PT. BUKAKA Cileungsi
huruf. Bogor.23
Metode Granada, merupakan satu
metode yang terbaru yang menjadikan Paparan Data dan Temuan Pene-
kunci-kunci (komponen-komponen litian
initi) bahasa Al-Qur’an sebagai A. Deskripsi Data
langkah-langkah untuk menerjemah Metode Granada ditemukan oleh
Al-Qur’an. yang berusaha keras untuk ustazd Solihin Bunyamin Ahmad Lc.,
mewujudkan cita-cita mulia tersebut, Berawal dari keseriusan dia dalam
dengan tujuan menciptakan kader- mengajarkan Al-Qur’an (Tahsin dan
kader generasi muslim ideal mema- Tahfizd), bahasa Arab (Nahwu dan
hami Al-Qur’an dengan baik, sehingga Shorof), mulai tahun 1998 sampai
mampu memberikan solusi dan sekarang, dan dilakukan diberbagai
menjawab tantangan zaman sesuai tempat, serta dengan berbagai meto-
dengan nilai-nilai qurani. de, maka akhirnya menemukan satu
Dalam penerapannya, metode ini metode yang dia namakan Granada.24
menggunakan empat langkah jitu, Metode ini telah diujicobakan
Pertama, menguasai komponen ka- selama empat tahun yaitu dari tahun
limat dalam bahasa arab seperti: Isim 1998 sampai dengan tahun 2001 dan
(kata benda), Fiil (kata kerja), Huruf baru dipatenkan pada tanggal 15 Juli
(kata yang tidak bisa dipahami tahun 2001, tingkat keberhasilan
maknanya kalau tidak disambungkan metode ini mencapai 80% dan hingga
dengan yang lain), Kedua, menguasai saat ini telah meluluskan lebih dari
kata-kata tak berubah (yang tidak 5.500 peserta.25 Metode Granada juga
berakar), seperti: huruf bermakna, kata dilengkapi dengan VCD tutorial yang
ganti, kata penghubung, dan kata mempermudah proses pembelajaran.
tunjuk. Ketiga, menguasai rumus Metode Granada beralamat di Jln.
Granada. Keempat, latihan yang Mekar Baru 1 No. 19 Jakarta.
istiqomah yang dibantu dengan alat-
alat seperti: kamus Arab Indonesia,
Al-Qur’an terjemahan departemen
agama, dan tafsir Ibnu Katsir.21 22
Ibid.h.ii
23
Ibid. h.4.
24
Solihin Bunyamin Ahmad, Penemu
Metode Granada, wawancara 16 Juni
2009
21 25
Ahmad, Bunyamin Solihin, Panduan Solihin Bunyamin Ahmad, Panduan
Belajar Mengajar Metode Granada Sys- belajar dan mengajar Metode Granada
tem 4 Langkah, (Jakarta:Granada Investa system 4 langkah (Jakarta, Granada
Islami,cet. 5. 2007) h.5 Investa Islami, 2001).h.

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 33


Panti Asuhan Putra Mulia Jakarta melalui proses seleksi atau lulusan
Timur berdiri di atas tanah seluas pondok pesantren yang berkualitas
8.470 m2 dengan luas bangunan 5.000 seperti Gontor dan pesantren-pesan-
m2 yang terdiri dari satu masjid, tiga tren lain.
blok bangunan bertingkat dua, dan 2). Peserta
berdiri sejak tahun 1991. Panti Asuhan Dari hasil wawancara dengan
Putra Mulia Jakarta Timur beralamat penemu Metode Granada, Ustadz
di jalan Bangunan Timur, Kayu Putih Solihin Bunyamin Ahmad, ada bebe-
Jakarta Timur. Murid yang mengikuti rapa syarat peserta yang merupakan
pelatihan metode Granada di Panti suatu keharusan yaitu: Dari segi usia
Asuhan Putra Mulia Jakarta Timur minimal 13 tahun maksimal 65 tahun
sebanyak 30 orang, dan telah atau minimal pendidikan terakhir
meluluskan sebanyak 310 peserta, sekolah menengah pertama (SMP) dan
yang terdiri dari 11 angkatan. yang lebih penting lagi calon peserta
harus lancar membaca Al-Qur’an serta
B. Metode Pendidikan Metode yang tidak kalah penting dari syarat-
Granada syarat sebelumnya adalah peserta
Pemandu/Ustadz/Pengajar membe- harus memiliki semangat yang tinggi
rikan kunci-kunci bahasa Al-Qur’an untuk bisa menerjemahkan ayat-ayat
kepada Peserta didik secara global dan Al-Qur’an.26
gamblang tentang hal-hal berikut:
Pertama, menguasai komponen kali- C. Temuan dan Pembahasan
mat dalam bahasa Arab, dalam poin Penelitian
pertama ini pembahasan terfokus pada Berdasarkan hasil observasi, dapat
kata benda (Isim), kata kerja (Fiil), dipaparkan bahwa dalam pelaksanaan
dan Huruf. Kedua, menguasai kata- Metode Granada pada pembelajaran
kata tak berubah (kata-kata yang tidak penerjemahan Al-Qur’an, tidak jauh
berakar) seperti: huruf bermakna, kata berbeda dengan proses pembelajaran
ganti, kata penghubung dan kata mata pelajaran pada umumnya, yaitu
tunjuk. Dan Ketiga, menguasai rumus awalnya Ustadz/Instruktur membuka
Granada beserta aplikasinya. Serta pelajaran dengan salam, memuji
Keempat, latihan yang istiqomah Allah, shalawat, dan mengulang kem-
dengan dibantu beberapa alat. bali yang hasil pertemuan sebelumnya
Alat bantu yang dipergunakan (kalau sudah pernah dimulai) kemu-
adalah Kamus bahasa Arab-Indo-nesia dian dilanjutkan dengan prolog awal
dan Indonesia-Arab; Terjemahan Al- dari apa yang akan dipelajari dan
Qur’an Departemen Agama; Tafsir selanjutnya, sebelum masuk pelajaran
Ibnu Katsir; VCD (Kondisional); baru para peserta didik diberikan
Spidol; White board kesempatan untuk menanyakan hal-hal
Pengajar dan Peserta yang mungkin belum mereka pahami
1). Pengajar dari pelajaran sebelumnya, setelah
Pengajar Metode Granada harus menjawab berbagai pertanyaan baru
memahami bahasa Arab dan perangkat kemudian Ustadz/Instruktur masuk
pendukungnya. Oleh karenanya keba- kepada pembahasan yang selanjutnya.
nyakan pengajar Metode Granada
adalah minimal mahasiswa LIPIA
26
tingkat enam dan lulusan atau lulusan Solihin Bunyamin Ahmad, Penemu
pelatihan metode ini, yang sudah Metode Granada, wawancara 16 Juni
2009

34 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


Berlatih menerjemah Al-Qur’an lengkapnya fasilitas pendukung seperti
secara istiqomah bukan saja akan buku panduan yang sangat ringkas dan
menambah kosa kata, pengalaman dan VCD tutorial dan para pengajar yang
wawasan, tetapi juga akan mening- ahli dibidangnya.
katkan kedekatan kita kepada Allah Selain pengakuan dari para
SWT. Karena Al-Qur’an adalah responden, keevektifan metode ini
firman-Nya dan setiap satu huruf dapat dilihat juga dari singkatnya
bernilai sepuluh kebaikan jika dibaca. waktu yang diperlukan untuk mema-
Apa lagi jika dibaca, dipelajari bahasa hami Metode Granada, yaitu hanya
dan tafsirnya. Tentu Allah akan lebih dengan delapan jam atau delapan kali
berpihak kepadanya dan akan lebih pertemuan, dengan alokasi waktu satu
banyak mencurahkan rahmat-Nya. jam per-pertemuan, para peserta didik
Dengan berlatih istiqomah mener- sudah bisa memahami maksud yang
jemah Al-Qur’an, sering membaca Al- dikandung oleh ayat yang mereka
Qur’an dan mencoba menerje- baca. Keevektifan Metode Granada
mahkannya kata perkata sesuai dengan dapat dilihat juga dari alumni dan
kaedah yang telah diperoleh maka tingkat kesuksesan yang dicapai
peserta akan cepat dapat mengapli- hingga 80%.28
kasikan rumus-rumus yang telah Dari hasil pengamatan lapangan,
mereka dapatkan. Jika selesai satu ada beberapa faktor yang mendukung
ayat, maka terjemahan secara hari- proses pembelajaran Metode Granada
fiyyah tadi diolah menjadi terjemah yaitu: Pengajar yang mengawal pro-
maknawiyah yang mudah dipahami. ses pembelajaran adalah mereka yang
Dalam proses penerjemahan makna- sangat memahami bahasa Arab. Ka-
wiyah ini peserta dapat menjadikan rena para pengajar Metode Granada
Al-Qur’an terjemah departemen aga- direkrut dari lulusan LIPIA (Lembaga
ma atau yang lainnya. supaya tidak Ilmu Pendiddikan Indonesia Arabia)
terjadi penafsiran atau pemahaman dan lulusan pesantren dan alumni dari
yang keliru. Maka peserta harus men- pelatihan Metode Granada; Peserta
jadikan tafsif sebagai rujukan. Tafsir dibantu dengan modul dan VCD
rujukan yang dianjurkan adalah tafsir tutorial yang merangkum semua
Ibnu Katsir. materi yang akan dipelajari; Metode
Namun dalam poin terakhir ini yang sangat singkat dan padat
(latihan yang istiqomah) para peserta sehingga tidak bertele-tele sehingga
pelatihan Metode Granada akan di- tidakmemakan waktu yang lama;
bimbing oleh ustazd/instruktur dengan Adanya semangat ingin tau yang
menggunakan surat Al-Fatihah dan juz begitu mendalam dari para peserta;
pertama kitab suci Al-Qur’an sebagai Pola penyampaian yang Variatif
bahan latihan27 Dari hasil pengamatan lapangan
Dari pengamatan yang penulis yang, ada hal yang menghambat
lakukan di lapangan penelitian, para proses pembelajaran Metode Granada
responden mengakui bahwa metode yaitu sebagai berikut: Latar belakang
ini sangat efektif, karena sangat peserta yang berbeda-beda menjadikan
mudah untuk dipahami dan dipelajari jalannya pelaksanaan proses pem-
oleh siapapun ditambah lagi dengan
28
Solihin Bunyamin Ahmad, Panduan
27
Solihin Bunyamin Ahmad, Penemu belajar dan mengajar Metode Granada
Metode Granada, wawancara 16 Juni system 4 langkah (Jakarta, Granada
2009 Investa Islami, 2001).h. iii

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 35


belajaran menjadi tersendat dan tidak terjemahan departamen agama, dan
lancar karena kemampuan baca dan tafsir Ibnu Katsir.
tulis peserta belajar yang berbeda- Metode pembelajaran yang dite-
beda. rapkan pada Metode Granada adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang berusaha menghilangkan dikotomi
penulis lakukan dari hasil observasi dalam pembelajaran karena sesung-
dan wawancara ada beberapa hal yang guhnya ilmu milik Allah SWT.
perlu dipaparkan dalam temuan Dengan dihilangkannya dikotomi
penelitian yang merupakan fokus dalam pembelajaran dalam budaya
penelitian ini adalah sebagai berikut: keilmuan Islam, akan menjadi model
Pelaksanaan Metode Granada pada pembelajaran yang sempurna. Karena
pembelajaran penerjemahan Al- Allah SWT. Tidak hanya mengajarkan
Qur’an, tidak jauh berbeda dengan manusia akan tetapi kepada seluruh
proses pembelajaran mata pelajaran makhluk-Nya baik yang ada di langit
peda umumnya seperti bahasa Inggris maupun di bumi, sampai-sampai
dan agama Islam, yaitu awalnya malaikatpun mau bersujud kepada
ustazd/Instruktur membuka pelajaran nabiyyullah Adam as. Sebagaimana
dengan salam, memuji Allah SAW., firmannya:
sholawat dan mengulang kembali  
yang hasil pertemuan sebelumnya 
kemudian dilanjutkan dengan prolog 
awal dari apa yang akan dipelajari dan   
selanjutnya, sebelum masuk pelajaran 
baru, para peserta didik diberikan  
kesempatan untuk menanyakan hal-hal 
yang mungkin belum mereka pahami 
dari pelajaran sebelumnya, setelah  
menjawab berbagai pertanyaan baru  
kemudian ustazd/Instruktur masuk 
kepada pembahasan yang selanjutnya. 
Dalam penerapanya Metode Granada 

memakai empat langkah yang harus

diikuti secara sistimatis yaitu: (1)
  
Menguasai komponen kalimat dalam
 
bahasa Arab. Dalam poin pertama ini   
pembahasan terfokus pada kata benda  
(Isim), kata kerja (Fiil), dan Huruf  
(kata yang tidak bermakna kalau tidak 
di gabungkan dengan yang lainnya);  
(2) Menguasai kata-kata tak berubah  
(kata-kata yang tidak berakar) seperti: 
huruf bermakna, kata ganti (Dhomir), 
kata penghubung (Isim mausul) dan 
kata tunjuk (Ismul Isyarah); (3) 
Menguasai rumus Granada beserta  
aplikasinya; (4) Latihan yang istiqo-  
mah dengan dibantu beberapa alat,  
seperti kamus bahasa Arab, Al-Qur’an  

36 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


   orang-orang yang benar!" 32. Mereka
   menjawab: "Maha suci Engkau, tidak
  ada yang Kami ketahui selain dari
 apa yang telah Engkau ajarkan
  kepada kami; Sesungguhnya Engkau-
  lah yang Maha mengetahui lagi Maha
 Bijaksana." 33. Allah berfirman: "Hai
 Adam, beritahukanlah kepada mereka
  Nama-nama benda ini." Maka setelah
 diberitahukannya kepada mereka Na-
 ma-nama benda itu, Allah berfirman:
   "Bukankah sudah Ku katakan kepa-
  damu, bahwa Sesungguhnya aku me-
  ngetahui rahasia langit dan bumi dan

mengetahui apa yang kamu lahirkan

  dan apa yang kamu sembunyikan?"
  34. Dan (ingatlah) ketika Kami ber-
 firman kepada Para Malaikat: "Sujud-
  lah kamu kepada Adam," Maka
  sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
 enggan dan takabur dan adalah ia
 Termasuk golongan orang-orang yang
 kafir. (QS. Al-Baqarah: 30-34)
  Melihat pembahasan di atas seha-
  rusnya seluruh lembaga pendidikan
 menghilangkan dikotomi pendidikan
  untuk menciptakan kemajuan dan
 kesehteraan umat manusia sebagai
(‫ ةرقبلا‬: ٣۶‫־‬٣٠) khalifah di muka bumi sebagaimana
diterangkan oleh Allah SWT. Dalam
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfir- surat Al-Baqarah ayat 30.
man kepada Para Malaikat: "Sesung- Dari pengamatan yang penulis
guhnya aku hendak menjadikan seo- lakukan di lapangan, para responden
rang khalifah di muka bumi." mereka mengakui bahwa metode ini sangat
berkata: "Mengapa Engkau hendak efektif, karena sangat mudah untuk
menjadikan (khalifah) di bumi itu dipahami dan dipelajari oleh siapapun
orang yang akan membuat kerusakan ditambah lagi dengan lengkapnya
padanya dan menumpahkan darah, fasilitas pendukung seperti buku
Padahal Kami Senantiasa bertasbih panduan yang sangat ringkas dan
dengan memuji Engkau dan men- VCD tutorial.
sucikan Engkau?" Tuhan berfirman: Selain pengakuan dari para
"Sesungguhnya aku mengetahui apa responden, keefektifan metode ini
yang tidak kamu ketahui." 31. Dan dapat dilihat juga dari singkatnya
Dia mengajarkan kepada Adam waktu yang diperlukan untuk mema-
Nama-nama (benda-benda) seluruh- hami Metode Granada, yaitu hanya
nya, kemudian mengemuka-kannya dengan delapan jam atau delapan kali
kepada Para Malaikat lalu berfirman: pertemuan, dengan alokasi waktu satu
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda- jam per-pertemuan, para peserta didik
benda itu jika kamu mamang benar sudah bisa memahami maksud yang

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 37


dikandung oleh ayat yang mereka peserta. Dan yang Kelima, pola
baca. Keefektifan Metode Granada penyampaian yang berfariasi
juga dapat dilihat dari alumni dan Pada umumnya hambatan yang
tingkat kesuksesan peserta yang bisa sering dihadapi oleh para peserta
menerjemahkan Al-Qur’an mencapai adalah susah beradaptasi dengan
80%.dari jumlah peserta29 metode ini pada awal-awal pertemuan,
Adapun hal yang mendukung terutama bagi mereka yang sama
penerapan metode Granada adalah sekali belum pernah mengenal bahasa
karena metode granada memiliki mo- arab sebelumnya, dan pada saat
dul panduan mengajar yang disusun balajar menulis hafal (Imla’). Dan
dengan sistimatis sehingga para bagi para pendidik faktor penghambat
pengajar tinggal mengikuti petunjuk yang sering di hadapi adalah latar
modul, dan dilengkapi dengan VCD belakang peserta yang berbeda-beda
tutorial pendukung. Faktor pendukung menjadikan jalannya pelaksanaan
dalam mempelajari metode Granada pembelajaran menjadi tersendat dan
yang lain adalah waktu yang di- tidak lancar, karena kemampuan baca
butuhkan yang relatif singkat dalam dan tulis peserta yang berbeda-beda.
mempelajarinya karma hanya dengan Oleh karenanya para pengajar Metode
delapan kali pertemuan, sudah Granada harus menjaga semangat para
langsung masuk pada praktek dan peserta pada pertemuan diawal-awal.
ditambah lagi dengan para pengajar Adapun hambatan yang sering
yang sangat menguasai. Untuk lebih dihadapi oleh para peserta adalah
jelas, dari hasil pengamatan lapangan, susah beradaptasi dengan metode ini
ada beberapa faktor yang mendukung pada awal-awal pertemuan, terutama
proses pembelajaran Metode Granada bagi mereka yang sama sekali belum
yaitu: pernah mengenal bahasa Arab.
Pertama, pengajar yang mengawal
proses pembelajaran adalah mereka Penutup
yang sangat memahami bahasa Arab. Berdasarkan hasil penelitian yang
Karena para pengajar Metode Granada telah penulis lakukan, seperti yang
direkrut dari lulusan LIPIA (Lembaga telah dibahas pada bab-bab sebelum-
Ilmu Pendiddikan Indonesia Arabia) nya, maka dalam bab ini dapat
dan lulusan pesantren dan alumni dari disimpulkan sebagai berikut:
pelatihan Metode Granada Kedua, Pelaksanaan Metode Granada pada
peserta dibantu dengan modul dan pembelajaran penerjemahan Al-Qur’-
VCD tutorial yang merangkum semua an, adalah dengan menerapkan metode
materi yang akan dipelajari. Ketiga, pembelajaran yang aktif dan inovatif
metode yang sangat singkat dan padat yang berkesinambungan, dihitung de-
sehingga tidak bertele-tele sehingga ngan media pembelajaran yang ver-
tidakmemakan waktu yang lama. agam serta kreatifitas pendidik dalam
Keempat, adanya semangat ingin tau memodifikasi metode pembelajaran
yang begitu mendalam dari para yang ada serta disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik.
Dalam penerapanya Metode Gra-
nada memakai empat langkah yang
29
Solihin Bunyamin Ahmad, Panduan harus diikuti secara sistimatis yaitu:
belajar dan mengajar Metode Granada pertama, Menguasai komponen kali-
system 4 langkah (Jakarta, Granada mat dalam bahasa Arab, dalam poin
Investa Islami, 2001).h. iii

38 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


pertama ini pembahasan terfokus pada yang begitu mendalam dari para
kata benda (Isim), kata kerja (Fiil), peserta. Dan yang Kelima, pola
dan Huruf (kata yang tidak bermakna penyampaian yang berfariasi
kalau tidak di gabungkan dengan yang Pada umumnya hambatan yang
lainnya). Kedua, Menguasai kata-kata sering dihadapi oleh para peserta
tak berubah (kata-kata yang tidak adalah susah beradaptasi dengan
berakar) seperti: huruf bermakna, kata metode ini pada awal-awal pertemuan,
ganti (Dhomir), kata penghubung terutama bagi mereka yang sama
(Isim mausul) dan kata tunjuk (Ismul sekali belum pernah mengenal bahasa
Isyarah). Ketiga, Menguasai rumus arab sebelumnya, dan pada saat
Granada beserta aplikasinya dan lang- balajar menulis hafal (Imla’). Dan
kah yang keempat, adalah dengan me- bagi para pendidik faktor penghambat
lakukan latihan yang istiqomah yang sering di hadapi adalah latar
dengan dibantu beberapa alat, seperti belakang peserta yang berbeda-beda
kamus bahasa Arab, Al-Qur’an ter- menjadikan jalannya pelaksanaan
jemahan departamen agama, dan tafsir pembelajaran menjadi tersendat dan
Ibnu Katsir. tidak lancar, karena kemampuan baca
Dari pengakuan para responden, dan tulis peserta yang berbeda-beda.
keefektifan metode ini dapat dilihat habatan yang dihadapi oleh para
dari singkatnya waktu yang diperlukan peserta adalah susah beradaptasi
untuk memahami, yaitu hanya dengan dengan metode ini pada awal-awal
delapan jam atau delapan kali per- pertemuan, terutama bagi mereka yang
temuan, dengan alokasi waktu satu sama sekali belum pernah mengenal
jam per-pertemuan, para peserta didik bahasa Arab.
sudah bisa memahami maksud yang Untuk memudahkan dalam
dikandung oleh ayat yang mereka memahami implikasi dari penelitian
baca. Keefektifan Metode Granada implementasi Metode Granada dalam
juga dapat dilihat dari alumni dan pembelajaran penterjemaha Al-Qur’an
tingkat kesuksesan peserta yang bisa maka penulis menyusun dengan me-
menerjemahkan Al-Qur’an mencapai ngikuti urutan pada fokus penelitian
80%.dari jumlah peserta sebagai berikut:
Beberapa faktor yang mendukung Metode pembelajaran Granada
proses pembelajaran Metode Granada dalam pembelajaran penterjemahan
yaitu: Pertama, pengajar yang me- Al-Qur’an, merupakan metode pem-
ngawal proses pembelajaran adalah belajaran yang diharapkan mampu
mereka yang sangat memahami ba- menghasilkan generasi-generasi Islam
hasa Arab. Karena para pengajar yang mampu memahami isi kan-
Metode Granada direkrut dari lulusan dungan Al-Qur’an dengan baik dan
LIPIA (Lembaga Ilmu Pendiddikan benar dan berwawasan islami, yang
Indonesia Arabia) dan lulusan pe- mempunyai kemampuan memahami
santren dan alumni dari pelatihan bahasa arab. Khususnya dalam
Metode Granada Kedua, peserta memahami terjemahan dari teks-teks
dibantu dengan modul dan VCD bahasa Arab. Dalam metode pem-
tutorial yang merangkum semua belajaran bahasa Arab Metode Gra-
materi yang akan dipelajari. Ketiga, nada merupakan salah satu alternative
metode yang sangat singkat dan padat dalam pembelajaran penterjemahan
sehingga tidak bertele-tele sehingga lebih khususl lagi dalam memahami
tidakmemakan waktu yang lama. penerjemahan Al-Qur’an.
Keempat, adanya semangat ingin tau

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 39


Keefektifan metode Granada dapat bagi para pendidik faktor penghambat
dilihat dari singkatnya waktu yang yang sering di hadapi adalah latar
diperlukan untuk memahami, yaitu belakang peserta yang berbeda-beda
hanya dengan delapan jam atau menjadikan jalannya pelaksanaan
delapan kali pertemuan, dengan pembelajaran menjadi tersendat dan
alokasi waktu satu jam per-pertemuan, tidak lancar, karena kemampuan baca
para peserta didik sudah bisa mema- dan tulis peserta yang berbeda-beda.
hami maksud yang dikandung oleh habatan yang dihadapi oleh para
ayat yang mereka baca. Keefektifan peserta adalah susah beradaptasi
Metode Granada juga dapat dilihat dengan metode ini pada awal-awal
dari alumni dan tingkat kesuksesan pertemuan, terutama bagi mereka yang
peserta yang bisa menerjemahkan Al- sama sekali belum pernah mengenal
Qur’an mencapai 80%.dari jumlah bahasa Arab.
peserta
Faktor pendukung dan penghambat Referensi
metode granada dalam pembeljaran Ahmad, Bunyamin Solihin, Panduan
penerjemahan Al-Qur'an terdiri dari Belajar dan Mengajar 8 Jam bisa
faktor internal dan eksternal, adapun menerjemah Al-Qur’an metode
faktor-faktor itu adalah sebagai Granada sistem 4 langkah,
berikut: Jakarta: Granada Nadia, cet IV
Faktor yang mendukung proses 2007
pembelajaran Metode Granada yaitu: Al-Khandhalawi, Maulana Zakariya,
Pertama, pengajar yang mengawal Himpunan Fadhail 'Amal, Ban-
proses pembelajaran adalah mereka dung:Pustaka Ramadan, 2000
yang sangat memahami bahasa Arab. Colin, Rose dan Malcolm J. Nicholl,
Karena para pengajar Metode Granada Accelerated Learning for the 21 st
direkrut dari lulusan LIPIA (Lembaga Century, Bandung: Nuansa, cet.
Ilmu Pendiddikan Indonesia Arabia) Kedua, 2002
dan lulusan pesantren dan alumni dari Departemen Agama Republik Indone-
pelatihan Metode Granada Kedua, sia Jakarta, Al-Qur'an dan ter-
peserta dibantu dengan modul dan jemahnya, Bandung : Syaamil
VCD tutorial yang merangkum semua Cipta Media, Edisi Revisi, 2004
materi yang akan dipelajari. Ketiga, Departemen haji dan wakaf Saudi
metode yang sangat singkat dan padat Arabia, Al-Qur’an dan Terje-
sehingga tidak bertele-tele sehingga mahannya, Madinah Munawwarah
tidakmemakan waktu yang lama. 1971. .
Keempat, adanya semangat ingin tau Departemen Agama Republik Indone-
yang begitu mendalam dari para sia, Metodologi Pendidikan Agama
peserta. Dan yang Kelima, pola Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal
penyampaian yang berfariasi Pembinaan Kelembagaan Agama
Pada umumnya hambatan yang Islam: 2001
sering dihadapi oleh para peserta Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pem-
adalah susah beradaptasi dengan belajaran, Jakarta: Bumi Askara,
metode ini pada awal-awal pertemuan, cet. keempat, 2005
terutama bagi mereka yang sama Imam Al-Bukhari, Terjemahan Shahih
sekali belum pernah mengenal bahasa Bukhari, Kuala Lumpur: 1996 M.
arab sebelumnya, dan pada saat Khaliq, Abdurrahman Abdul, Bagai-
balajar menulis hafal (Imla’). Dan mana Menghafal Al-Qur'an, Ja-

40 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011


karta Timur: Pustaka Al-Kautsar, Yokyakarta: PT. Verisia Yogya
cet. Kesembilan, 2006 Grafika (milik badan wakaf
Moleong, Lexy J. Metodologi Peneli- Universitas Islam Indonesia) 1995.
tian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
Nawabuddin, Abdurrab, Tehnik Meng-
hafal Al-Qur'an, Bandung: Sinar
Baru Algensindo, cet. Ke-empat,
2005
Nuryanis, Panduan Pendidikan Aga-
ma Islam pada Masyarakat, Jakar-
ta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 2003
Percival, Fred, dan Henry Ellington,
Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Erlangga, 1988
Prayitno, Irwan, Kepribadian Muslim,
Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, cet.
Pertama, 2005
Prayitno, Irwan, Makrifatul Qur'an,
Jakarta: Departemen Kaderisasi
DPP Partai Keadilan, cet. Pertama,
2002
Rouf, Abdul Aziz Abdur, Kiat Sukses
Menjadi Hafidz Qur'an, Jakarta
Timur: Al-Fin Press, cet. Ke enam,
edisi, revisi, 1427 H.
Rouf, Abdul Aziz Abdur, Tarbiyah
Syahsiyah Qur'aniyah (memba-
ngun kepribadian qur'ani), Jakarta
Timur: Markaz Al-Qur'an, cet.
Ketiga, 2006
Sanusi, Abu Fuad Firdaus Ahmad,
Pedoman Pendidikan Islam Sejak
Anak Dalam Kandungan Hingga
Dewasa, Pustaka Abu Hurairah,
cet. Pertama, 2005
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-
Qur’an, Bandung: Mizan, cet.
XIV, 1997 M.
Sugianto, Ilham Agus, Kiat Praktis
Menghafal Al-Qur'an, Banjaran
Bandung: Mujahid Press, cet.
Pertama, 2004
Tim 40 Jam, Sekilas metode mener-
jemah Al-Qur’an sietem 40 jam,
Jakarta: 2003
Universitas Islam Indonesia, Mukad-
dimah Al-Qur’an dan Tafsir,

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 41

Вам также может понравиться