Вы находитесь на странице: 1из 10

Jurnal Mutiara Ners, 81-89

PENGARUH HERBAL COMPRESS BALL TERHADAP PENURUNAN


NYERI OTOT PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL
LANJUT USIA BINJAI TAHUN 2018

1)
Loice Noni Faery Baeha, 2)Maria Pujiastuti, 2)Jagentar Pane

1)
Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan
2)
Staf Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan

Abstract
Muscle pain is an unpleasant emotional and sensory experience related to the risk of
actual or potential damage. The result of direct survey at UPT Elderly Social Services
Binjai 2018 shows most of the elderly got muscle pain. One of the non-pharmacological
therapies to reduce the scale of muscle pain is the Herbal Compress Ball therapy that
effect comes from heat conduction that can increase regional blood flowing to the pain
area, analgesic effects derived from herbal ingredients and aromatherapy essential oils
give a relaxing effect.This study aims to determine the effect of Herbal Compress Ball on
the decrease of muscle pain in the elderly.The measuring tool used was the observation
sheet with the scale of muscle pain used was Wong-Baker FACES Rating Scale, divided
into no pain, mild pain, moderate pain, severe controlled pain, and severe uncontrollable
pain. The design of this study was an experimental one-group pre-post test design. The
sampling technique was purposive sampling with 15 respondents. Data analysis was done
by using test of wilcoxon sign rank test, and p value = 0,000 (p <0,05). This study shows
that there is Influence of Herbal Compress Ball Against Muscle Pain Reduction in
Elderly At UPT Binjai Elderly Social Service. It is expected that the researcher can
further complement this research by adding a control group and comparing the
effectiveness of Herbal Compress Ball between the intervention group and the control
group.

Keywords: Muscle pain, Herbal Compress Ball, Elderly

1. PENDAHULUAN dialami oleh lansia adalah pada sistem


Menjadi tua merupakan proses muskuloskeletal. Penyakit yang paling
alamiah yang berarti seseorang telah sering dialami oleh lansia adalah asam
memenuhi tahap-tahap kehidupan yaitu urat, osteoporosis, osteomalasia,
neonatus, toodler, pra school, school, osteoartritis, nyeri punggung bawah, dan
remaja, dewasa dan lansia. WHO (World gangguan otot badan (Padila, 2013).
Health Organization) menyebutkan Penyakit-penyakit yang dialami
bahwa umur 60 tahun adalah usia lansia sering menimbukan gejala nyeri
permulaan tua, saat itu lansia berangsur- pada otot. Nyeri otot tersebut juga
angsur mengalami penurunan daya tahan dinamakan Myalgia, berasal dari bahasa
fisik sehingga rentan terhadap serangan Yunani yaitu myo yang berarti otot dan
penyakit dan mengalami perubahan pada logos yang berarti nyeri. Nyeri otot
tubuhnya, secara perlahan jaringan (Myalgia) adalah pengalaman emosional
kehilangan kemampuannya untuk dan sensorik yang tidak menyenangkan
memperbaiki diri atau mengganti diri berhubugan dengan resiko terjadinya
dan mempertahankan struktur serta kerusakan aktual maupun potensial, atau
fungsi normalnya. Akibat dari proses menggambarkan kondisi terjadinya
penuaan tersebut masalah yang sering kerusakan (Kneale, 2011). Nyeri otot
81

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

termasuk salah satu keluhan yang cukup sedang (skala nyeri 4-6) sebanyak 13
sering diderita oleh manusia apa lagi orang, dan sebanyak 1 orang mengalami
oleh lansia. Lansia dapat mengalami nyeri berat (skala nyeri 7-9).Setelah
nyeri otot hanya sesaat atau sampai melakukan pengkajian nyeri kepada
beberapa hari, beberapa bulan bahkan lansia, penulis melakukan wawancara
menahun yang membuat terganggunya kepada petugas kesehatan, dari hasil
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari wawancara dengan petugas kesehatan di
(Billhantomo, 2013). UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Nyeri otot pada lansia adalah Binjai mengatakan bahwa lansia sangat
fenomena yang kompleks melibatkan jarang meminta obat ke poli UPT
pikiran dan tubuh. Pengalaman nyeri Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai
yang dimiliki bersifat individual dan untuk mengatasi nyeri yang dialami.
unik, akibatnya reaksi terhadap nyeri Tingkat kejadian nyeri yang dialami
berbeda diantara lansia meskipun cedera oleh lansia cukup tinggi prevalensinya,
yang dialami sama. Lansia sering maka membutuhkan terapi untuk
menganggap nyeri otot yang dialami mengatasi nyeri. Dalam penatalaksanaan
adalah bagian dari penuaan yang tidak nyeri ada berbagai macam terapi yang
terelakkan (Thomas (1997), sehingga bisa diberikan yaitu seperti (1) terapi
para lansia mempercayai sejumlah mitos farmakologi : opioid, obat antiinflamasi
yang berhubungan dengan nyeri pada non-steroid (NSAID), parasetamol,
lansia seperti (1) penuaan dan nyeri analgesik epidural, entonoks, nefopam,
berjalan beriringan, (2) nyeri merupakan antikonvulsan, antidepresan, dan
konsekuensi lansia dan harus ditoleransi, kortikosteroid, (2) terapi contract relax
(3) ambang nyeri lansia lebih tinggi, (4) stretching, (3) terapi pedal exercise
lansia memerlukan dosis analgesik yang under compression, (4) terapi infra
rendah karena efek penggunaan merah, (5) terapi horticultura, (6) mind
analgesik pada lansia lebih tinggi, dan body therapy, (7) terapi pijat, (8) terapi
(5) ketika lansia tidak mampu acupuncture, (9) terapi kompres, (10)
mengungkapkan nyeri yang dialaminya terapi Herbal Compress Ball.
itu sama artinya dengan lansia tidak Pemberian terapi pada lansia harus di
sedang merasa nyeri, sehingga saat perhatikan dengan benar karena lansia
lansia mengalami nyeri otot itu adalah sangat rentan dengan komplikasi, maka
hal biasa dan tidak memerlukan bantuan perawat dibutuhkan untuk berperan
secara medis dan nyeri pada lansia pun dalam merawat lansia dan membantu
terabaikan (Kneale, 2011). meringankan biaya serta mengurangi
Pada tahun 2018, jumlah lansia yang efek pengobatan farmakologi dengan
tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut menggunakan terapi modalitas. Salah
Usia Binjai Sumatera Utara adalah satu terapi modalitas yang bisa
sebanyak 147 orang. Dari hasil diaplikasikan adalah dengan cara
wawancara kepada pasien pada kompres. Kompres merupakan tindakan
kunjungan tanggal 12 Januari 2018 mandiri yang dilakukan perawat dalam
adalah sebagian besar para lansia menurunkan suhu tubuh dan mengurangi
mengalami nyeri otot. Jumlah lansia nyeri, baik itu kompres dingin maupun
yang di observasi sebanyak 15 orang kompres hangat (Potter, 2015). Kompres
dan semuanya berjenis kelamin hangat lebih efektif dalam menurunkan
perempuan. Penulis menggunakan skala nyeri karena efek pemberian kompres
ukur Wong-Baker faces Rating Scale hangat terhadap tubuh yaitu
untuk mengkaji nyeri otot yang dialami meningkatkan aliran darah kebagian
lansia. Dari hasil observasi ditemukan tubuh yang mengalami cedera,
lansia yang mengalami nyeri ringan meningkatkan pengiriman leukosit dan
(skala nyeri 1-3) sebanyak 1 orang, nyeri antibiotik ke daerah luka, meningkatkan
82

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

pergerakan zat sisa dan nutrisi, Berdasarkan uraian diatas, penulis


meningkatkan relaksasi otot dan tertarik untuk melakukan penelitian
mengurangi nyeri akibat kekakuan otot mengenai Pegaruh Herbal Compress
(Wurangian. 2014). Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot
Kompres sebagai terapi modalitas Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial
keperawatan semakin berkembang dari Lanjut Usia Binjai.
waktu ke waktu karena memiliki resiko
yang rendah terhadap lansia dan tetap 2. METODE PENELITIAN
efektif dalam mengurangi nyeri Rancangan penelitian yang
termasuk nyeri otot. Berdasarkan digunakan dalam penelitian ini adalah
pengalaman penulis saat Student eksperimental. Berdasarkan
Exchange di PrachomklaoCollege Of permasalahan yang diteliti maka
NursingPhetchaburi Thailand tahun penelitian ini menggunakan rancangan
2017 dengan tema Health And Culture pra-pasca tes dengan penelitian (one-
Immersion membahas tentang group pre-post test design). Pada desain
kebudayaan suatu daerah yang terus ini terdapat pre test sebelum diberi
dipertahankan karena memiliki nilai perlakuan. Dengan demikian hasil
penting dalam pengobatan atau perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
berfungsi sebagai terapi komplementer karena dapat membandingkan dengan
keperawatan. Salah satu budaya keadaan sebelum dan sesudah diberi
pengobatan Thailand yang terus perlakuan.
diterapkan dan diminati oleh negara lain Sebuah populasi adalah keseluruhan
adalah Herbal Compress Ball. kumpulan kasus di mana seorang
Terapi Herbal Compress Ball atau peneliti tertarik. populasi tidak terbatas
Luk Prakob telah digunakan di Thailand pada subyek manusia. peneliti
selama ratusan tahun sebagai terapi menentukan karakteristik yang
tradisional Thailand atau pun sebagai membatasi populasi penelitian melalui
terapi modalitas yang berdiri sendiri kriteria kelayakan atau kriteria inklusi
dalam pengobatan muskuloskletal dan (Creswell, 2009). Populasi yang akan
rehabilitatif. Efek Herbal Compress Ball diteliti sebanyak 147 lanjut usia di UPT
berasal dari (1) konduksi panas untuk Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai
meningkatkan aliran darah regional ke tahun 2018.
daerah yang terkena, (2) anti inflamasi Pengambilan sampel adalah proses
efek dari bahan herbal, (3) relaksasi efek pemilihan sebagian populasi untuk
minyak atsiri aromatik dari bahan mewakili seluruh populasi. Sampel
herbal. Kandungan Hebal Compress adalah subjek dari elemen populasi.
Ball bervariasi tergantung tersedianya Elemen adalah unit paling dasar tentang
ramuan tumbuhan dari setiap daerah. informasi mana yang dikumpulkan.
Namun pada umumnya bahan herbal Dalam penelitian keperawatan, unsur-
utama dalam Herbal Compress Ball unsurnya biasanya manusia (Grove,
adalah jahe (Zingiber cassumunar), 2014).
kunyit (Curcuma longa L) dan camphor. Teknik pengambilan sampel dalam
Penurunan nyeri osteoartritis dan nyeri penelitian ini dengan teknik Purposive
otot tidak berbeda dengan obat anti Sampling yang memenuhi kriteria
inflamasi nonsteroid lainnya, latihan inklusi (Nursalam, 2014). Adapun
lutut, dan kompres panas. Namun kriteria inklusi yang telah ditetapkan
pengurangan nyeri otot dari Herbal oleh peneliti (1) berumur mulai dari 60
Compress Ball lebih tinggi dan memiliki tahun, (2) lansia yang mengalami nyeri
manfaat relaksasi terhadap lansia pada otot, (3) tidak memiliki masalah
(Dhippayom, 2015). yang terdapat dalam kontra indikasi
pemberian Herbal Compress Ball, (5)
83

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

tidak mengalami komplikasi penyakit, 3. HASIL PENELITIAN


dan (6) bersedia menjadi responden. Tabel 1. Skala Nyeri Pre Intervensi
Ukuran sampel untuk penelitian jika Herbal Compress Ball Pada
yang digunakan penelitian eksperimen Lansia Di UPT Pelayanan
adalah jumlah sampel masing-masing Sosial Lanjut Usia Binjai
kelompok perlakuan antara 10 hingga 20 Tahun 2018.
sampel (Sani, 2016). Peneliti
menggunakan kelompok eksperimen Skala nyeri f %
tanpa kelompok kontrol, maka peneliti
menetapkan 15 orang sebagai subjek 4-6 = nyeri sedang 9 60.0
7-9 = nyeri berat 6 40.0
dalam penelitian yang sesuai dengan terkontrol
kriteria yang telah ditetapkan. Total 15 100.0
Pada instrumen penelitian, peneliti
menggunakan lembar observasi dan
SOP Herbal Compress Ball. Pada Berdasarkan hasil penelitian yang
lembar observasi berisi tentang data terdapat pada tabel 1, di peroleh data
demografi responden meliputi: nama bahwa terdapat 6 orang (40%)
inisial responden, jenis kelamin, umur, responden mengalami nyeri berat
riwayat penyakit, lokasi nyeri, skala terkontrol (skala nyeri 7-9) dan 9 orang
nyeri pre test, gambaran nyeri pre (60%) responden mengalami nyeri
intervensi, skala nyeri post tes, hasil sedang (skala nyeri 4-6) sebelum
setelah intervensi. Hasil pengukuran dilakukan intervensi Herbal Compress
skala nyeri pada otot akan ditulis Ball.
dilembar observasi dengan
menggunakan pengukuran skala nyeri Tabel 2. Skala Nyeri Post Intervensi
Wong-Baker FACES Rating Scale. Herbal Compress Ball Pada
Sebelum dilakukan intervensi Herbal Lansia Di UPT Pelayanan
Compress Ball pada lansia, dilakukan Sosial Lanjut Usia Binjai
terlebih dahulu observasi untuk Tahun 2018.
mengetahui nilai skala nyeri otot pada
lansia. Observasi ini dilakukan dihari
yang sama sebelum dilakukan perlakuan Skala nyeri f %
Herbal Compress Ball. Setelah 0 = tidak ada 9 60.0
dilakukan observasi awal dan nyeri 6 40.0
mendapatkan hasil, maka dilakukan 1-3 = nyeri ringan
intervensi Herbal Compress Ball pada Total 15 100.0
lansia dengan menggunakan SOP
Herbal Compress Ball yang di kutip dari
Berdasarkan hasil penelitian yang
buku bacaan. Setelah melakukan
terdapat pada tabel 2, di peroleh data
intervensi, dilakukan kembali observasi
bahwa terdapat 6 orang (40%)
untuk mengetahui perubahan nilai skala
responden mengalami nyeri ringan
nyeri otot pada lansia.
(skala nyeri 1-3) dan 9 orang (60%)
responden mengalami tidak ada nyeri
(skala nyeri 0) setelah dilakukan
intervensi Herbal Compress Ball.

84

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

Tabel 3. Hasil Uji Statistic dengan kategori nyeri sedang (skala


Pengaruh Herbal Compress nyeri 4-6).
Ball Terhadap Penurunan Nyeri merupakan perasaan tidak
Nyeri Otot Pada Lansia Di nyaman, baik ringan mau pun berat yang
UPT Pelayanan Sosial hanya dapat dirasakan oleh individu
Lanjut Usia Binjai Tahun tersebut tanpa dapat dirasakan oleh
2018. orang lain, mencakup pola pikir,
aktivitas seseorang secara langsung dan
N Mean Rank Sum of Ranks
Skala Negative Ranks 15a 8.00 120.00
nyeri Positive Ranks 0b 0.00 0.00
Post-pre c
intervens Ties 0
i Total 15
Post intervensi-pre
intervensi
Z -3.873a
Asymp.Sig.(2-tailed) .000

Berdasarkan table 3 diperoleh hasil perubahan hidup seseorang. Nyeri


bahwa terdapat perubahan skala nyeri merupakan tanda dan gejala penting
otot pada lansia pre-post intervensi yang dapat menunjukkan telah terjadi
Herbal Compress Ball, dimana seluruh gangguan fisiologis (Priyoto, 2015).
responden atau sebanyak 15 orang lansia Diperkirakan 60%-75% dari orang di
(100%) mengalami penurunan skala atas usia 65 dilaporkan mangalami nyeri
nyeri otot setelah diberikan terapi terus menerus dan dari kasus ini
Herbal Compress Ball. didapatkan lebih tinggi untuk lansia
Berdasarkan uji statistic wilcoxon yang tinggal dipanti jompo. Nyeri
sign rank test, diperoleh nilai p value = terutama dialamai dibagian pinggang
0,000 dimana p<0,05. Hasil tersebut atau leher sekitar 65%, Nyeri
menggambarkan hasil wilcoxon sign Muskuloskeletal sekitar 40%, neuropatik
rank test diperoleh nilai signifikan 0,000 perifer nyeri 35% (biasanya akibat
(p<0,05) yang artinya terdapat diabetes atau postherpetic neuralgi), dan
perbedaan yang bermakna sebelum dan nyeri sendi kronis 15%-25% (Molton,
sesudah dilakukan terapi Herbal 2014).
Compress Ball pada lansia di UPT Perempuan berada pada risiko yang
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai lebih tinggi mengalami nyeri otot
tahun 2018. (myalgia) dari pada laki-laki, dan risiko
meningkat saat bertambahnya usia.
4. PEMBAHASAN resiko memuncak antara umur 55 tahun
1. Skala nyeri otot pre intervensi hingga 79 tahun. Orang-orang yang
Herbal Compress Ball. menderita myalgia paling sering
Berdasarkan hasil penelitian dapat mengeluh rasa sakit yang luas. Nyeri
dilihat bahwa skala nyeri otot yang otot juga terjadi akibat dari penyakit dan
dialami oleh responden pre intervensi gangguan yang dialami oleh lansia
Herbal Compress Ball adalah 6 orang seperti artritis, osteoporosis, low back
(40%) responden dengan nyeri berat pain, hipotiroidisme. Para peneliti
terkontrol (skala nyeri 7-9) dan menganggap bahwa kaku badan saat
sebanyak 9 orang (60%) responden bangun tidur, kesulitan untuk tidur,
85

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

kelelahan, dan kecemasan merupakan 2. Skala nyeri otot post intervensi


penentu bahwa rasa sakit sudah sensitif Herbal Compress Ball.
dan spesifik (James, 2005). Berdasarkan hasil penelitian dapat
Penurunan progresif dan gradual dilihat bahwa skala nyeri otot yang
masa muskuloskletal mulai terjadi dialami responden post intervensi
sebelum usia 40 tahun sehingga Herbal Compress Ball adalah
mengakibatkan penurunan mobilitas, mengalami perubahan nilai skala nyeri
keseimbangan dan fungsi organ internal. otot, dengan hasil nilai terendah adalah 6
Otot berkurang ukurannya dan orang (40%) responden yang mengalami
kehilangan kekuatan, fleksibilitas, dan penurunan nyeri otot menjadi nyeri
ketahanannya sebagai akibat dari ringan (skala nyeri 1-3) dari 6 orang
penurunan aktivitas dan proses penuaan (40%) responden sebelumnya yang
lansia (smeltzer, 2010). mengalami nyeri berat terkontrol (skala
Nyeri otot yang sering dialami oleh nyeri 7-9) dan hasil nilai tertinggi
lansia merupakan akibat dari proses kategori tidak ada nyeri (skala nyeri 0)
penuaan, dimana akan terjadi proses sebanyak 9 orang (60%) responden dari
penurunan fungsi tubuh sehingga para 9 orang (60%) responden sebelumnya
lansia tidak dapat lagi melakukan yang mengalami nyeri sedang (skala
aktifitas yang aktif seperti saat muda. nyeri 4-6).
Akibatnya lansia menjadi malas Nyeri pada otot dapat berkurang
bergerak dan lebih sering duduk berjam- akibat dari efek pemberian terapi panas
jam. Saat lansia terus duduk berjam-jam terhadap tubuh sehingga meningkatkan
otot akan tertarik dan menjadi kaku aliran darah ke bagian tubuh yang
karena terus diposisi yang sama, mengalami cedera, meningkatkan
sehingga akan lebih sering terasa keram. pengiriman leukosit dan antibiotik ke
Otot yang jarang di gerakkan dan daerah luka, meningkatkan relaksasi otot
dibiasakan dengan posisi yang salah dan mengurangi nyeri akibat spasme
akan semakin sakit saat dipaksa untuk atau kekakuan, meningkatkan aliran
melakukan aktifitas. darah dan meningkatkan pergerakan zat
Para lansia semakin malas sisa dan nutrisi (Wurangian, 2014).
melakukan pergerakan karena merasa Terapi panas yang mengandung jahe
sakit terus menerus pada otot–otot tubuh secara fisiologis, menurunkan nyeri pada
, baik saat kegiatan bangun tidur, duduk, tahap transduksi, dimana pada tahapan
atau pun karena penyakit seperti asam ini jahe memiliki kandungan gingerol
urat, rematik, dan nyeri punggung yang mengandung siklooksigenase yang
bawah yang juga sedang dialami. bisa menghambat terbentuknya
Namun lansia sering gagal dalam prostaglandin sebagai mediator nyeri,
menyampaikan nyeri yang sedang sehingga terjadi penurunan nyeri pada
dirasakan karena tidak mampu daerah yang bermasalah (Izza, 2014).
menjelaskan karakteristik nyeri tersebut. Bau harum yang khas dari Herbal
Akhirnya nyeri yang sering dialami Compress Ball juga memberikan efek
diabaikan oleh lansia. Anggapan yang aromaterapi kepada lansia. Efek
sama terus berlangsung sehingga aromaterapi dari Herbal Compress Ball
menjadi keyakinan para lansia bahwa berfungsi merilekskan pikiran sehingga
penyebab nyeri otot yang sering dialami responden tidak terlalu berfokus pada
karena mereka sudah tua dan tidak perlu nyeri yang sedang dialami.
melakukan pengobatan secara medis.

86

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

3. Pengaruh Herbal Compress Ball menurunkan nyeri. Pada penelitian ini


terhadap penurunan nyeri otot juga dikatakan bahwa Herbal Compress
pada lansia di UPT Pelayanan Ball telah tercantum dalam daftar obat
Sosial Lanjut Usia Binjai tahun Esensial Nasional Thailand untuk otot
2018. terkilir, nyeri sendi, dan nyeri otot.
Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan penelitian Chiranthanut
dilakukan terhadap 15 orang responden, (2014) tentang Thai Massage, and Thai
didapatkan data bahwa ada perubahan Herbal Compress versus Oral Ibuprofen
skala nyeri otot pada responden sebelum in Symptomatic Treatment of
dan setelah dilakukan intervensi Herbal Osteoarthritis of the Knee: A
Compress Ball, Pada tahap pre Randomized Controlled Trial. Penelitian
intervensi Herbal Compress Ball ini dilakukan di Thailand kepada pasien
mayoritas nyeri otot yang dialami dengan nyeri Osteoarthritis. Hasil uji
responden dengan kategori nyeri sedang statistic p = 0.010. Hasil penelitiannya
(skala nyeri 4-6) sebanyak 9 orang menunjukkan bahwa terapi Herbal
(60%) responden dan nyeri berat Compress Ball sama baiknya dengan
terkontrol (skala nyeri 7-9) sebanyak 6 penggunaan obat ibuprofen dalam hal
orang (40%) responden. Pada tahap post menurunkan nyeri.
intervensi Herbal Compress Ball Pada penelitian ini, peneliti
didapatkan responden tidak merasakan berasumsi bahwa penggunaan Herbal
nyeri (skala nyeri 0) sebanyak 9 orang Compress Ball sangat baik dianjurkan
(60%) responden dan sebanyak 6 orang kepada lansia sebagai terapi alternatif
(40%) responden dengan kategori nyeri dalam menurunkan nyeri otot.
ringan (1-3). Penggunaan terapi Herbal Compress
Data yang telah dikumpulkan Ball kepada lansia bermanfaat dalam
dilakukan uji normalitas yang terdiri atas mengurangi dampak negatif penggunaan
uji histogram, Kolmogorov, Shapiro- terapi farmakologi. Lansia sangat rentan
wilkskewness dan kurtosis. Dari hasil uji terhadap komplikasi dari obat-obatan
normalitas didapatkan bahwa data tidak karena telah mengalami penurunan
berdistribusi normal. Maka peneliti fungsi organ tubuh untuk merespon
menggunakan uji Wilcoxon sign rank dengan baik obat-obatan yang masuk
test. Berdasarkan hasil uji wilcoxon sign kedalam tubuh. Salah satu dampak
rank test, diperoleh hasil analisis negatif penggunaan farmakologi pada
statistic p value = 0.000, dimana nilai lansia adalah konstipasi. Dengan
pvalue< 0.05, yang berarti ada pengaruh penggunaan terapi Herbal Compress
signifikan dari intervensi Herbal Ball nyeri otot pada lansia dapat
Compress Ball terhadap penurunan nyeri menurun tanpa menimbulkan komplikasi
otot pada lansia di UPT Pelayanan lain yang dapat memperburuk keadaan
Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018. lansia.
Penelitian ini didukung oleh
Dhippayom (2015) tentang Clinical
Effects of Thai Herbal Compress:A 5. KESIMPULAN
Systematic Review and Meta-Analysis. 1. Dalam penelitian terhadap 15
Penelitian ini dilakukan di Thailand orang (100%) responden yang
kepada pasien yang mengalami nyeri mengalami nyeri otot pre
rematik dan asam urat, pasien dengan intervensi Herbal Compress
nyeri muskuloskletal, pasien dengan Ball, terdapat 9 orang (60%)
nyeri persalinan, dan kepada pasien responden yang mengalami
dengan induksi laktasi. Hasil uji statistic nyeri sedang dengan skala nyeri
didapatkan p = 0.048. Penelitian ini 4-6.
menunjukkan hasil yang baik dalam
87

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

2. Dalam penelitian terhadap 15 7. REFERENSI


orang (100%) responden yang Billhantomo, Rimas. (2013).
mengalami nyeri otot post Penatalaksanaan Fisioterapi
intervensi Herbal Compress Pada Kondisi Myalgia
Ball, terdapat 9 orang (60%) Subscapularis Dextra Di
responden tidak ada nyeri BBRSBD Surakarta, (Online),
dengan skala nyeri 0. (eprints.ums.ac.id/26845/12/N
3. Ada pengaruh signifikan Herbal ASKAH__PUBLIKASI.pdf,
Compress Ball terhadap diakses 11 januari 2018).
penurunan nyeri otot pada lansia Budhwar, Vikas. (2006). Khasiat
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Rahasia Jahe dan Kunyit.
Usia Binjai tahun 2018 dengan Jakarta : PT. Bhuana Ilmu
nilai p = 0,000 (p<0,05). Populer.
Creswell, John. (2009). Research Design
6. SARAN Qualitative, Quantitative And
1. Diharapkan pasien Mixed MethodsApproaches
menggunakan Herbal Compress Third Edition. American :
Ball yang diberikan oleh peneliti Sage.
dalam mengatasi masalah nyeri Cutshall, Susanne, dkk. (2010). Effect of
apa bila sedang mengalami nyeri Massage Therapy on Pain,
otot, sehingga pasien merasa Anxiety, and Tension in
efek relaksasi dan nyeri otot Cardiac Surgical Patients: A
menurun. pilot Study. (Online). (diakses
2. Diharapkan pendidikan STIKes 2 februari 2018).
Santa Elisabeth Medan Dalamagka, Maria. (2015). Acupuncture
menjadikan Herbal Compress in Chronic Pain, Low Back
Ball sebagai salah satu materi Pain and Migraine. (Online).
pelajaran dalam mata kuliah (https://pdfs.semanticscholar.o
nursing entrepreneur ship. rg/9cba/3077dd58d47e345e94
3. Diharapkan pihak UPT 5537ea3fa631fc9601.pdf,
Pelayanan Sosial Lanjut Usia diakses 8 februari 2018).
Binjai membantu dalam Dhippayom, Teerapon dkk., (2015).
mensosialisasikan terapi Herbal Clinical Effects of Thai Herbal
Compress Ball sebagai salah Compress: A Systematic
satu terapi alternatif dalam Review and Meta-Analysis.
membantu mengurangi nyeri (https://www.ncbi.nlm.nih.gov
otot pada lansia. /pubmed/25861373. diakses
4. Diharapkan peneliti selanjutnya pada 19 september 2017).
dapat melengkapi penelitian ini Grove, Susan. (2014). Understanding
dengan menambahkan grup Nursing Research Building An
kontrol dan membandingkan Evidence Based Practice, 6th
efektifitas Herbal Compress Edition. China : Elsevier.
Ball antara grup intervensi dan Haddad, Bob. (2014). Thai Massage
grup kontrol. And Thai Healing Arts :
Practice, Culture, and
Spiritual. Chiang Mai :
Thailand.
Ivan R, Molton & Alexandra L. Terrill.
(2014). Overview of Persistent
Pain in Older Adults.
University of Washington
88

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

Medical Center (Online) Nursalam. (2014). Metodologi


(https://www.researchgate.net/ Penelitian Ilmu Keperawatan
publication/260250665_Overvi Pendekatan Praktis Edisi 4.
ew_of_Pesistent_Pain_in_Olde Jakarta : Salemba Medika.
r_Adults, diakses pada 16 Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan
oktober 2017). Gerontik. Yogyakarta : Nuha
Izza, Syarifatul. 2014. Perbedaan Medika.
Efektifitas Pemberian Polit, Denise F. (2012). Nursing
Kompres Air Hangat dan Research 7 ed. China : The
Pemberian Kompres Jahe Point.
Terhadap Penurunan Nyeri Price, S. (2005). Patofisiologi Konsep
Sendi pada Lansia di Unit Klinis Proses-proses Penyakit.
Rehabilitasi Sosial Wening Ed. 6. Jakarta : EGC.
Wardoyo Ungaran.Skripsi. Priyoto (2015). NIC Dalam
Program Studi Keperawatan Keperawatan Gerontik. Jakarta
STIKES Ngudi Waluyo : Salemba Medika.
Ungaran, Kabupaten Sani, Fathnur. (2016). Metodologi
Semarang. Penelitian Farmasi Komunitas
James M. Gill, MD, MPH, and Anna Dan Eksperimental.
Quisel, MD. (2005). Yogyakarta : Deepublish.
Fibromyalgia And Diffuse Setiobudi, Toni. (2016). Sembuh Dari
Myalgia. From the Department Nyeri Punggung. Yogyakarta :
of Family and Community ANDI.
Medicine (Online), Setyoadi dan Kushariyadi. (2011).
(familypractice.theclinics.com, Terapi modalitas Keperawatan
diakses pada 28 september pada Klien Psikogeriatrik.
2017). Jakarta : Salemba Medika.
Kneale. (2011). Buku Keperawatan Smeltzer, S. (2010). Medical-Surgical
Ortopedik & Trauma. Ed. 2. Nursing. Jakarta : EGC.
Jakarta : EGC. Therkleson, Tessa. (2010). Ginger And
Kementerian Kesehatan RI, (2016). Osteoartritis. (Online). (di
Situasi Lanjut Usia Di akses pada 28 agustus 2017).
Indonesia, Jakarta : Thomas V.J. (1997). Pain, Its Nature
Kementerian Kesehatan RI And Management. London :
Pusat Data Dan Informasi. Bailliere.
(Online) Tindle, Hilari, dkk. (2005). Factors
(http://www.depkes.go.id/dow Associated With the se of Mind
nload.php?file=download/pusd Body Therapies Among United
atin/infodatin/infodatin%20lan States Adults With
sia%202016.pdf., diakses pada musculoskeletal Pain.
29 januari 2018). (Online).
Lertlop, Wichan. (2015). The (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
appropriate temperature of the pubmed/16150369, diakses
Thai herbal ball compress for pada 2 februari 2018).
relaxing effected. (Online), Verra, Martin, dkk. (2012).
(diakses pada 20 september Horticultural Therapy for
2017). Patients With Chronic
Nugroho, H. Wahyudi. (2012). Musculoskeletal Pain: Results
Keperawatan Gerontik & of a Pilot Study. (Online)
Geriatrik. Jakarta :EGC. (diakses pada 2 februari 2018).

89

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2


Jurnal Mutiara Ners, 81-89

Wiarto, Giri. (2017). Nyeri Tulang Dan Relax Stretching dan Infra
Sendi. Yogyakarta : Gosyen Merah Sama Baiknya Dengan
Publishing. Pedal
Wulandari, Nyoman, dan Sugijanto.
(2015). Kombinasi Contract

90

Jurnal Mutiara Ners Juli 2018, Vol.1 No.2

Вам также может понравиться