Вы находитесь на странице: 1из 12

Contagion : Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health

2685-0389

EVALUASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN PUSKESMAS KOTA


MATSUM DI MEDAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INSTRUMEN
HEALTH METRICS NETWORK
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; Maulida Rezkiah; Dinda
Wisdayanti; Ananda Nurul Hidayah; Rivai Diski Purba
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan
Email : siregar.putra56@gmail.com
Abstract
Track Record The implementation of a Health Information System (HIS) will produce an overview of
Article the development of health service status in a health facility. This description can be
Diterima : 29 Maret 2019
seen by carrying out HIS evaluation activities. The HIS evaluation seeks to improve
Dipublikasi: 25 Juni 2019 and strengthen the health available at the puskesmas, the results of these efforts are
expected to be an important step to improve the quality of public health services. This
study aims to determine the HIS description in Matsum City Health Center. The study
was conducted by evaluating the HIS performance at the Puskesmas. The study was
conducted at the City Matsum Health Center Medan, North Sumatra in July 2018. The
subjects in this study were the Head of the Sub-Section of the Administration of the
City of Matsum Health Center which was taken based on purposive sampling. The data
used in the form of primary data taken by conducting direct interviews and
observation. Check the validity of the data using the triangulation method. The HIS
City Health Center Matsum performance evaluation was conducted using a version of
HMN version 4.0 by assessing various components of HIS. The results of evalution that
have been conducted at the city Health Center in Matsum, from the six HIS
components according to the HMN instrument, none of the components were included
in the “not adequate” category with the highedst score on the Dissemination and Use
Components while the lowest score was in the Data Management Component. The
conclusion of this study is that the HMN-based Health Information System at Matsum
City Health Center has been running quite well but still needs to be improved
especially regarding data processing.
Keywords: Evaluation of HIS, Approach , Health Metrics Network , City Health Center

Abstrak
Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) akan menghasilkan gambaran
mengenai perkembangan status pelayanan kesehatan yang ada pada suatu fasilitas
kesehatan. Gambaran tersebut dapat diketahui dengan melakukan kegiatan
evaluasi SIK. Evaluasi SIK berupaya sebagai peningkatan dan pemantapan
kesehatan yang ada di puskesmas, hasil dari upaya tersebut diharapkan sebagai
langkah penting untuk meningkatkan mutu kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran SIK di Puskesmas
Kota Matsum. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi kinerja SIK di Puskesmas.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Kota Matsum Medan, Sumatera Utara pada Juli
2018. Subjek pada penelitian ini yaitu Kepala Subbagian Tata Usaha Puskesmas
Kota Matsum yang diambil berdasarkan Purposive sampling. Data yang digunakan
berupa data primer yang diambil dengan melakukan wawancara langsung dan
obsevasi. Pengecekan validitas data menggunakan triangulasi metode. Evaluasi
kinerja SIK Puskesmas Kota Matsum dilakukan menggunakan pendeketan
instrumen Health Metrics Network (HMN) version 4.0 dengan menilai berbagai
komponen SIK. Hasil evaluasi yang telah dilakukan di Puskesmas Kota Matsum, dari
enam komponen SIK menurut instrumen HMN, seluruh komponen tidak ada yang
masuk dalam kategori “tidak memadai” dengan skor tertinggi pada Komponen
Diseminasi dan penggunaan sedangkan skor terendah pada Komponen Manajemen

42
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; et.al / Scientific Periodical of Public Health and Coastal 1 (1) (2019)

Data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Sistem Informasi Kesehatan berbasis
HMN pada Puskesmas Kota Matsum sudah berjalan cukup bagus tetapi masih perlu
ditingkatkan lagi khususnya mengenai pengolahan data.
Kata Kunci: Evaluasi SIK, Pendekatan , Health Metrics Network , Puskesmas

1. Pendahuluan
Kementerian Kesehatan RI berupaya Perkembangan kesehatan disuatu
untuk mencapai tujuan pembangunan negara sangat perlu diperhatikan. Namun pada
kesehatan Indonesia dengan membuat Sistem kenyataan SistemInformasi Kesehatan yang
Informasi Kesehatan Nasional, program ini merupakan salah satu tujuan pembangunan
dilakukan demi tersedianya informasi yang kesehatan di Indonesia masih belum
bermanfaat untuk mendukung pengambilan memberikan hasil yang akurat, lengkap dan
keputusan dalam melaksanakan program tepat waktu. Hal itu dikarenakan banyaknya
Kesehatan. Sistem informasi kesehatan tantangan yang dihadapi dalam menjalani SIK
nasional terdapat 7 komponen yang saling terutama pada pihak penyelenggara SIK yang
terhubung dan saling terikat, yaitu: sumber masih kurang paham dengan SIK sendiri
data manual, sumber data komputerisasi, sehingga SIK belum dilaksanakan secara efisien
sistem informasi dinas kesehatan, sistem dan menghasilkan data yang kurang
informasi pemangku kepentingan, bank data berkualitas (Kemenkes RI, 2012). Sistem
kesehatan nasional, pengguna data oleh Informasi Kesehatan perlu diselenggarakan di
kementerian kesehatan dan pengguna data. seluruh tatanan upaya kesehatan guna
Masalah klasik yang terjadi saat ini adalah mendukung penyelenggaraan pembangunan
pengelolaan data dan informasi belum kesehatan (Permenkes RI, 2015).
terkoordinasi dengan baik, terdapat banyaknya Evaluasi pelaksanaan peta jalan SIK
tumpang tindih kegiatan dan pengelolaan data, dilakukan pada tahun 2011 sampai dengan
dimana masing-masing unit mengumpulkan 2014 kemudian ditemukannya masalah untuk
data sendiri dengan instrumen yang berbeda di mencapai target yang diinginkan salah satunya
berbagai tingkat. Selain itu pengumpulan data terbatasnya pembiayaan adalah yang menjadi
belum dilakukan secara efisien dan kadang penghambat pelaksanaan kegiatan.
data yang dikumpulkan redundant, bahkan Permasalahan yang muncul dalam
tidak diperlukan. Ini diakibatkan oleh SIK yang menjalankan SIK mengenai kemampuan
terfragmentasi. SIK yang saat ini dibangun sumber daya dalam mengelola SIK yang masih
hanya untuk satu unit dan untuk satu fungsi terbatas, data dan informasi serta indikator
yang ada di bagian tersebut, namun belum belum dijalankan dengan baik, kemampuan
dapat digunakan untuk dimanfaatkan unit lain sumber data dalam menyediakan data maupun
untuk fungsi yang lain (Hartono, 2002). informasi masih lemah, belum efektif dan
Hasil penelitian Nyamtema (2010) efisiennya dalam kegiatan pengumpulan,
memperlihatkan bahwa lemahnya pengolahan dan analisis serta informasi, dana
pengumpulan data kesehatan dan kurangnya dalam mendukung sumber daya khususnya
informasi pengambilan keputusan di fasilitas pada bagian teknologi informasi dan
pelayanan kesehatan menjadi faktor sulitnya komunikasi serta sarana prasarana,
pengembangan SIK di Tanzania . Hasil peningkatan dan pengembangan mutu SIK
penelitian Hartono (2007) memperlihatkan masih belum optimal, dan juga data dan
bahwa dari enam komponen dan standar SIK, informasi yang dihasilkan dari SIK belum
lima diantaranya dinilai “ada tapi tidak digunakan sepenuhnya dalam pembangunan
adekuat” yaitu sumber daya (47%), indikator kesehatan nasional (Permenkes RI, 2015).
(61%), sumber data (51%), kualitas data Tidak berhasilnya program tersebut harus bisa
(55%), dan diseminasi dan penggunaan. menjadi acuan bagi pembagunan kesehatan di
informasi (57%). Sementara ada satu Indonesia bahwa SIK di Indonesia masih sangat
komponen yang dinilai “tidak adekuat sama perlu ditingkatakan. Sistem Informasi
sekali”, yaitu komponen manajemen data Kesehatan memiliki kedudukan yang strategis
(35%). dalam sistem kesehatan dan manajamen

43
Contagion : Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health
2685-0389

kesehatan. SIK tidak dapat berdiri sendiri subsistem informasi dengan berbagai cara
melainkan merupakan bagian yang tidak yang sesuai, akan menghasilkan SIK yang
terpisahkan dari sistem kesehatan. Oleh karena terintegrasi. Dengan demikian, SIK
itu, perlu diselenggarakannya SIK di setiap dikembangkan harus selaras dengan tatanan
upaya kesehatan sesuai dengan jenjang tersebut guna meningkatkan penguatan SIK di
administrasi pemerintahan. SIK di tingkat Indonesia.
pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan Hasil penilaian sistem informasi
nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian kesehatan dengan menggunakan perangkat
dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat penilaian dari Health Metric Network (HMN)
kabupaten/kota merupakan bagian dari sistem yang dilakukan pada tahun 2012 menunjukkan
kesehatan kabupaten/kota (Permenkes RI, bahwa keenam komponen penyelenggaraan
2005). sistem informasi kesehatan belum cukup
Menurut WHO (1990) bahwa evaluasi memadai, terutama untuk komponen
merupakan suatu cara yang sistematis dalam manajemen data masih kurang. Namun
mempelajari berdasarkan pengalaman dan demikian, jika dibandingkan dengan tahun
mempergunakan palajaran yang telah 2007 secara umum terlihat adanya perbaikan
dipelajari untuk memerbaiki kegiatan yang terutama pada komponen sumber daya.
sedang berjalan serta melakukan perencanaan Berdasarkan Permenkes tahun 2015
yang lebih baik dengan seleksi yang seksama bahwa hasil penilaian SIK menggunakan
untuk kegiatan selanjutnya. Kemenkes RI penilaian berupa instrumen pendekatan HMN
(2012) menyatakan bahwa pada tahun 2007, pada tahun 2012 memberikan hasil yaitu dari
Pusat Data dan Informasi telah melakukan keenam komponen penyelenggaraan SIK
evaluasi SIK dengan menggunakan perangkat belum cukup memadai, salah satu pada
Health Metricts Network-World Health komponen manajemen data yang masih kurang
Organization (HMN-WHO). Health Metrics memadai, tetapi bila dibandingkan dengan
Network (HMN) ini merupakan assessment tool hasil penilaian SIK pada tahun 2007, secara
yang digunakan untuk menilai atau umum sudah memiliki peningkatan khususnya
mengevaluasi sistem informasi kesehatan pada komponene sumber daya (Permenkes,
disuatu daerah atau negara. Evaluasi ini 2015).
meliputi 6 komponen utama SIK yaitu sumber Menurut Kemenkes RI, (2012), pada
daya (meliputi pengelolaan dan sumber daya), tahun 2007 Pusat data dan Informasi telah
indikator, sumber data, manajemen data melakukan evaluasi mengenai SIK dengan
(pengumpulan; pengolahan dan analisis data), menggunakan instrumen pedoman HMN dan
kualitas data, diseminasi dan penggunaan data. mendapatkan hasil dari keenam komponen SIK
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu “ada namun tidak adequate”. Namun hasil
oleh Tirzanny, dkk (2013) mengenai tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan
permasalahan SIK di puskesmas kabupaten pelaksaan SIK pada tahun 2004 yang
Minahasa Tenggara menunjukkan bahwa dilaksanakan oleh sebagian rumah sakit
pengelolaan/pelaksanaan SIK belum maupun puskesmas tanpa menggunakan
terlaksana secara online, semuanya masih pedoman atau panduan pelakasanaan.
manual, yaitu masih menggunakan pencatatan Berdasarkan hasil penelitian yang
pada buku register dan formulir-formulir dilakukan Wahyuni, dkk (2018) evaluasi SIK
khusus. Tidak ada pedoman dalam pada Puskesmas Kampung Baru yang terletak
penyelenggaraannya. Sebagian besar di Kota Medan memperoleh hasil dari keenam
puskesmas belum ada sumber daya manusia komponen yang di evaluasi menurut instrumen
(SDM) di bidang SIK dan tidak ada pelatihan HMN, seluruh komponen berupa Komponen
khusus. Tidak ada dana khusus untuk SIK serta Sumber Daya SIK, Komponen Indikator,
sarana dan prasarana untuk computer belum Komponen Sumber Data, Komponen
lengkap/tidak merata. SIK Nasional dibangun Manajemen Data, Komponen Produk Informasi,
dari himpunan atau jaringan SIK Provinsi. dan Komponen Diseminasi dan Penggunaan
Begitu juga SIK Provinsi dibangun dari masuk dalam kategori “sangat memadai”
himpunan atau jaringan SIK Kabupaten/Kota. dengan skor tertinggi pada Komponen
Adanya mekanisme saling hubung antar Indikator (100%) dan skor terendah pada

44
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; et.al / Scientific Periodical of Public Health and Coastal 1 (1) (2019)

Komponen Manajemen Data (87%). Secara Berdasarkan uraian diatas maka perlunya
keseluruhan gambaran kinerja SIK di diadakan evaluasi dalam sistem informasi
Puskesmas Kp. Baru Kota Medan Provinsi kesehatan di puskesmas sebagai upaya
Sumatera Utara “sangat memadai”. peningkatan dan pemantapan kesehatan yang
Hasil penelitian Damayati (2015) ada di puskesmas. Hasil dari upaya tersebut
memperlihatkan kelengkapan data masih diharapkan sebagai langkah penting untuk
kurang padahal anggaran untuk penerapan e- meningkatkan mutu kualitas pelayanan
Puskesmas sudah tersedia dengan cukup. Hal kesehatan masyarakat. Hal ini menjadi alasan
ini dapat dilihat dari masing-masing untuk kemudian dilakukannya evaluasi
puskesmas memiliki anggaran untuk terhadap sistem informasi kesehatan di
operasional sistem informasi manajemen Puskesmas Kota Matsum.
kesehatan berbasis web yang dianggarkan
secara rutin. Anggaran tersebut digunakan 2. Metode
untuk pemeliharaan hardware (perangkat Jenis penelitian yang digunakan dalam
keras), software (perangkat lunak) dan biaya penelitian ini yaitu penelitian dengan
untuk koneksi internet. pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini
Pengembangan SIK menurut HMN dilakukan pada tahun 2018 di Puskesmas Kota
membutuhkan 6 (enam) komponen yang saling Matsum Kota Medan.
berinteraksi antara satu sama lainnya sehingga Informan terpilih dalam penelitian ini yaitu
menghasilkan informasi yang lebih baik untuk Kepala Puskesmas Kota Matsum, Kepala
kesehatan yang lebih baik pula. 6 komponen Sub.Bagian Tata Usaha Puskesmas Kota
SIK tersebut. (WHO, 2008). Penetapkan 6 Matsum dan melakukan observasi dengan
komponen yang merupakan standar penilaian menggunakan lembar observasi berdasarkan
Sistem Informasi Kesehatan antara lain sumber pedoman Health Metric Network (HMN) serta
daya SIK, indikator, sumber data, manajemen melakukan telaah dokumen. Data sekunder
data, produk informasi dan pemanfaatan dan dalam penelitian ini didapatkan dari dokumen
diseminasi. Kemudian berdasarkan situasi dan dan studi kepustakaan yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang dihadapi SIK di evaluasi terhadap sistem informasi kesehatan
Indonesia, maka disusunlah 7 komponen SIK di di Puskesmas Kota Matsum.
Indonesia anatara lain pengelola SIK, indikator, Penelitian ini dilakukan dengan cara
sumber data, manajemen data, sumber daya mengevaluasi kinerja SIK berdasarkan
SIK, pengembangan SIK, pemanfaatan dan pedoman wawancara dan observasi yaitu
diseminasi (Kemenkes RI, 2012). pedoman Health Metric Network (HMN).
Ayat yang harus menjadi rujukan penilaian pengolahan data, peneliti menggunakan
kinerja ada dalam Al-Quran pada surat At- pengolahan manual. Hasil data yang terkumpul
Taubah ayat 105 Yang artinya Dan, katakanlah: kemudian diolah dengan cara reduksi, display,
“Bekerjalah kamu, maka, Allah dan Rasul-Nya, analisis dan pengambilan keputusan. Penelitian
serta orang-orang mukmin akan melihat ini dilakukan pada Puskesmas Kota Matsum
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan Provinsi Sumatera Utara yang dimulai pada
kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib tanggal 11 Juli 2018.
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya Pengolahan data, peneliti menggunakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. pengolahan manual. Hasil data yang terkumpul
Dalam ayat ini tertulis “Bekerjalah kamu, maka, kemudian diolah dengan cara reduksi, display,
Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang analisis dan pengambilan keputusan. Dalam
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu”. Kita penelitian kualitatif ini pengecekan keabsahan
sebagai orang yang mukmin di perintahkan menggunakan Triangulasi metode, yaitu
untuk melakukan pekerjaan dan mengevaluasi dilakukan dengan cara membandingkan
setiap pekerjaan yang telah dikerjakan. Sama informasi atau data dengan cara yang berbeda.
halnya dengan Sistem Informasi Kegiatan Sebagaimana dikenal, dalam penelitian
(SIK). Perlunya diadakan evaluasi kesehatan kualitatif peneliti menggunakan metode
guna memperbaiki kekurangan untuk wawancara dengan menggunakan pedoman
mencapai tujuan yang telah di tetapkan wawancara dan obervasi dengan menggunakan
sebelumnya.

45
Contagion : Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health
2685-0389

lembar observasi serta melakukan telaah use for policy and advocating dikategori
dokumen. memadai (67%) Information Use For Planing
and Priority Setting dikategori sangat memadai
3. Hasil (100%) Information use for Resource Allocation
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas termasuk kadalam kategori sangat memadai
Kota Maksum dengan melakukan wawancara (83%) dan Information use for implemenrtation
mendalam, melakukan observasi menggunakan and action dikategori sangat memadai (89%).
lembar observasi dan melakukan telaah
dokumen untuk mengevaluasi Sistem 4. Pembahasan
Informasi Kesehatan Puskesmas Kota Maksum SIK merupakan seperangkat tatanan
Kota Medan. yang melibatkan ataupun menggunakan data,
Berdasrkan grafik 1.1 diketahui bahwa informasi, indikator, prosedur, perangkat dan
diketahui bahwa Desiminasi dan Penggunaan teknologi serta sumber daya manusia yang
Informasi (Dissemination & use) merupakan memiliki kaitan satu sama lain dan dikelola
data tertinggi dan termasuk kategori sangat dengan tujuan dapat mengarahkan tindakan
memadai (Highly adequate) sedangkan data atau keputusan yang berguna dalam mencapai
manajemen (Data management) merupakan tujuan pembangunan kesehatan. Salah satu
data paling rendah dan termasuk dalam standar penilaian SIK dapat dilakukan
kategori memadai (Adequate). Pada diagram menggunakan pendekatan instrumen HMN
diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat tiga yang ditetapkan oleh WHO berdasarkan
yang telah mencapai highly adequate yaitu kesepakatan global. Penelitian ini dilakukan di
Indicators, Information Product, dan Puskesmas Kp. Baru Provinsi Sumatera dengan
Dissemination & use sedangkan lainnya baru melakukan survei kebutuhan SIK dilapangan
mencapai kategori memadai. berdasarkan pedoman wawancara kepada
Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa petugas yang memiliki pengetahuan dan
hasil evaluasi komponen SIK di Puskesmas kemampuan dalam menjawab dengan
Kota Maksum untukkomponen sumber daya menggunakan pendekatan instrumen Health
termasuk dalam kategori memadai (72%) Metrics Network (HMN).
dengan nilai Policy and Planning kategori Setelah dilakukannya penelitian di
sangat memadai (86%) HIS institutions, human Puskesmas Kota Matsum di Sumatera Utara
resources and financing kategori memadai tahun 2018 dan dilakukannya observasi
(56%) HIS Infrastructure kategori sangat langsung ke lokasi penelitian maka penelitian
memadai (93%). Evaluasi komponen Indikator ini menggunakan satu informan yang memiliki
termasuk dalam kategori sangat memadai informasi yang sangat banyak dan terpercaya
(80%). Komponen Sumber Data secara mengenai Sistem Informasi Kesehatan di
keseluruhan termasuk dalam kategori Puskesmas Kota Matsum dan melakukan
memadai (58%) dengan hasil sensus dalam observasi terhadap dokumen dan kelengkapan
kategori memadai (50%) vital statistik kategori alat-alat SIK yang ada di Puskesmas Kota
tidak memadai (14%) population-based surveys Matsum.
kategori memadai (56%) health& disease Hasil penilaian terhadap Sumber Daya
record kategori memadai (71%) health service SIK adalah termasuk dalam kategori “memadai
records kategori sangat memadai (79%) dan (adequate)”, yaitu dengan persentase sebesar
resource record kategori sangat memadai 72%. Hal ini dikarenakan di dalam komponen
(77%). Pada komponen selanjutnya yaitu Sumber Daya ini, sub komponen Kebijakan dan
manejemen data termasuk dalam kategori Perencanaan memiliki persentase (86%) yang
memadai (53%). Evaluasi yang dilakukan tergolong sangat memadai, ini disebabkan
terhadap produk informasi menunjukkan hasil karena puskesmas telah menjalankan SIK
dalam kategori sangat memadai (78%). Untuk berdasarkan UU terbaru dan dijalankan secara
komponen Pemanfaatan dan Diseminasi secara penuh dan teratur. Pada sub komponen
keseluruhan termasuk dalam kategori sangat Institusi Pengelola, SDM dan Pembiayaan SIK
memadai (90%) dengan hasil penilaian memiliki persentase (56%) yang tergolong
terhadap Analysis and use of information dalam memadai, ini disebabkan unit SIK telah
kategori sangat memadai (100%) Information berfungsi pada Puskesmas Kota Matsum tetapi

46
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; et.al / Scientific Periodical of Public Health and Coastal 1 (1) (2019)

masih terdapat kekurang pada sumber daya Dengan berpedoman pada Kuesioner HMN
dan fasilitas SIK. Kemudian untuk ketersediaan maka data yang didapat dari aspek Census, Vital
Infrastruktur SIK sudah tersedia untuk statistics, Population-based surveys, Health &
keperluan dasar SIK yang bersumber dari disease records, dan Resource records rata-rata
Dinas Kesehatan yang memiliki persentase nilai adalah 58 % sehingga sumber data pada
(93%) tergolong sangat memadai. Sumber Puskesmas Kota Matsum tergolong memadai
Daya Sistem Informasi Kesehatan pada (adequat) meskipun begitu masih diperlukan
Puskesmas Kota Matsum sudah sesuai dengan peningkatan dikarenakan penilaian masih
Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2014 rendah meskipung tergolong adequat. Rata-
tentang SIK namun Puskesmas tersebut masih rata aspek masih diperlukan pembenahan atau
perlu melakukan peningkatan peningkatan terutama pada data vital satatstics
terutama pada bagian sumber daya dan data cencus karena masih ada tetapi tidak
atau tenaga SIK yang harus memiliki memadai (Present but not adequat). Data-data
pengalaman dibidangnya dan dapat bijak tersebut sebenarnya tidak diharapkan untuk
mengatasi masalah SIK dalam Puskesmas sebuah layanan kesehatan milik negara
tersebut. sehingga masih diperlukan peningkatan yang
Hasil penilaian terhadap Indikator SIK signifikan pada masing-masih aspek untuk
adalah masuk dalam kategori “Sangat Memadai menjadi tempat pelayanan kesehatan yang
(Highly Adequate)”, yaitu dengan persentase sangan memadai.
sebesar 80%. Hal ini dikarenakan di dalam Data manajemen memiliki nilai rata-
komponen indikator ini, pelaporan pada set rata yaitu memadai (53%). Meskipun memadai,
minimum indikator bersifat reguler yang di data manajemen masih jauh untuk mencapai
laporkan secara teratur yaitu setahun sekali. sangat memadai maka dari itu diperlukannya
Indikator inti minimum nasional telah dorongan untuk meningkatakan layanan pada
diidentifikasi ke tingkat nasional dan manajemen data terutama pada data sistem
subnasional yang mencakup semua kategori informasi kesehatan. Hal ini dikarenakan
indikator kesehatan (faktor penentu kurangnya pengumpulan data yang
kesehatan; masukan sistem kesehatan, dikumpulkan dan disimpan didalam gudang
keluaran dan hasil; dan status kesehatan). penyimpanan pelaporan kesehatan. Apabila
Pemilihan dan penetapan indikator SIK di pengelolaan manajemen data bisa berjalan
Puskesmas Kota Matsum sudah sesuai dengan dengan baik maka akan menghasilkan
ketentuan dalam PP Nomor 46 Tahun 2014 informasi yang berguna dan lebih berarti bagi
dan kerangka HMN. penerimanya yang menggambarkan suatu
Hasil penelitian Lestari (2016) kejadian sehingga akan berguna untuk
menunjukkan bahwa hasil evaluasi terhadap 7 pengambilan keputusan. Pengumpulan data
komponen SIK di Provinsi Jawa Tengah secara rutin umumnya dilakukan oleh petugas
menunjukkan bahwa empat komponen berada kesehatan. Komponen manajemen data SIK di
dalam kategori “Ada tapi tidak Adekuat” yaitu Puskesmas Kota Matsum masih memadai. Hal
komponen Pengelolaan SIK, Sumber Daya SIK, ini dikarenakan pada puskesmas Kota Matsum
Sumber Data SIK dan Manajemen Data SIK. kurang dalam melaksanakan prosedur yang
Sementara tiga komponen lainnya berada dibuat mengenai manajemen data terkait
dalam kategori ”Adekuat”, yaitu komponen pengumpulan data yang dikumpulkan dan
Indikator SIK, Produk Informasi SIK dan disimpan didalam gudang penyimpanan
Diseminasi dan Penggunaan Informasi. Hasil pelaporan kesehatan yang berisi informasi
penelitian Jakti (2016) memperlihatkan bahwa seperti laporan indikator kesehatan, cara
hasil penilaian SIJARIEMAS mengguanakn pengumpulan data kesehatan, waktu
assesment tolls HMN menunjukkan skor pada pengumpulan data, teknik analisis data yang
sumber daya 84%, indikator 33%, sumber data digunakan, dan demografi. Apabila manejemen
64%, manajemen data 25%, produk informasi data diolah dengan baik maka maka akan
73% dan diseminasi dan penggunaan informasi mengahasilkan data dan informasi yang
39%. berkualitas. penduduk. Akan tetapi
Penilaian terhadap komponen Sumber pengumpulan data secara rutin juga dapat
data termasuk dalam kategori memadai dilakukan oleh masyarakat (kader kesehatan).

47
Contagion : Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health
2685-0389

Bentuk lain dari pengumpulan data secara Kebutuhan Pelayanan Kesehatan, Jumlah
rutin adalah registrasi vital. Adapun Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Fasilitas,
pengumpulan data secara non-rutin umumnya dan Pravalensi Merokok sudah sangat
dilakukan melalui survei, sensus, evaluasi cepat memadai karena sudah sesuai dengan
(kuantitatif atau kualitatif), dan studi-studi peraturan pemerintah. Data produk informasi
khusus/penelitian. Intervensi kesehatan tidak memiliki nilai rata-rata yaitu 78% (highly
efektif dan tidak tepat sasaran tanpa informasi adequate). Hal ini cukup bagus untuk sebuah
dan data yang akurat dan tepat waktu. layanan kesehatan negara karena dapat
Pengumpulan data ersebut apabila dilakukan dipahami bahwa pengolahan data menjadi
secara teratur dan sesuai dengan pedoman informasi untuk perencanaan dan pengambilan
dapat embuat manejemen data pada keputusan sudah cukup relevan. Hasil ini dapat
Puskesmas Kota Matsum bisa termasuk dalam membuat pandangan bahwa informasi
kategori Sangat Memadai. memiliki atau memegang peranan penting
Hasil penelitian Damayati (2015) terhadap sebuah organisasi.
menunjukkan bahwa kelengkapan data di Tujuan akhir dari pengembangan
puskesmas percontohan e-Puskesmas sistem informasi adalah penyajian data dan
dikategorikan kurang, hal ini tidak terlepas informasi untuk mendukung kegiatan
dari jumlah operator di puskesmas perontohan pengambilam keputusan dan penetapan
e -Puskesmas dikategorikan kurang sehingga kebijakan. Setiap pengelolaan SIK, baik itu yang
berdampak kepada kelengkapan data . Seluruh masih bersifat manual maupun komputerisasi
kepala puskesmas di puskesmas percontohan wajib melakukan pelaporan sesuai dengan
e-Puskesmas mendukung penerapan e- standar dataset minimal yang telah ditetapkan
Puskesmas dan masing-masing puskesmas oleh Kementrian Kesehatan. Hasil penilaian
memiliki anggaran untuk biaya operasional pada komponen Diseminasi dan Penggunaan
penerapan e- Puskesmas yang dianggarkan SIK di Puskesmas Kota Matsummemiliki rata-
secara rutin. rata (90%) tergolong sangat memadai. Hal ini
Hasil penilaian pada komponen Produk dikarenakan di dalam komponen Diseminasi
Informasi SIK di Puskesmas Kota Matsum dan Penggunaan SIK ini, sub komponen
memiliki rata-rata (78%) tergolong sangat Analisis dan Penggunaan Informasi (100%)
memadai. Pada komponen ini mengambil data yang tergolong sangat memadai dikarenakan
dari data mortalitas, morbiditas dan faktor oleh pentingnya informasi yang telah
resiko. Data mortalitas dibawah 5 tahun diterapkan pada puskemas seperti terdapatnya
Puskesmas Kota Matsum dengan kriteria informasi-informasi yang jelas dan relevan
penilaian kualitas yaitu metode pengumpulan sehingga mempermudah sistem informasi,
data didapatkan dengan cara melihat riwayat Kebijakan dan Advokasi (67%) tergolong
kelahiran dan sistem pendaftara sampel, memadai dikarenakan sistem pelaporan sudah
ketepatan waktu tidak lebih dari 2 tahun, bagus hanya saja belum terpublikasi ke seluruh
periodisitas telah terjadi lebih dari 3 kali dalam masyarakat hanya kepada dinas kesehatan
10 tahun terakhir, konsisten data yang dimiliki saja, Perencanaan dan Pengaturan Prioritas
tidak memiliki perbedaan besar selama 10 (100%) tergolong sangat memadai
tahun terakhir, data kematian sudah lebih dari dikarenakan perencanaan dan proses alokasi
90% dilaporkan, data-data sudah disusun sumber daya di Puskesmas Kota Matsum
berdasarkan karakteristik dan metode berguna untukmerencanakan pengembangan
penyesuaiannya terjadi secara transparan dan terpadu tahunan, Alokasi Sumber Daya (83%)
mapan. Pada mortalitas Ibu sama dengan usia tergolong sangat memadai karena telah
dibawah 5 tahun.Morbiditas Pravalensi HIV, didukung oleh adanya dukungan-dukungan,
Indikator Status Kesehatan Cakupan Vaksin dan Implementasi dan Tindakan (89%)
Campak, Evaluasi Tenaga Kesehatan yang tergolong sangat memadai dikarenakan
Profesional dan Kelengkapan Administrasi informasi-informasi kesehatan sudah diberikan
Kesehatan, Cakupan Tingkat Keberhasilan kepada para manajer puskesmas dan informsi
Pengobatan TB, Pengeluaran Anggaran Dana tersebut digunakan untuk propil puskesmas
Kesehatan oleh Pemerintah dan Lembaga dan mengantisipasi resiko dengan
Terkait, Pengeluaran Anggaran Pribadi untuk memperhatikan faktor-faktor resiko yang ada.

48
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; et.al / Scientific Periodical of Public Health and Coastal 1 (1) (2019)

Hal ini menunjukkaan bahwa penyebaran dan sumber daya SIK, pengembangan SIK,
penggunaan data pada Puskesmas Kota pemanfaatan dan diseminasi di Provinsi Jawa
Matsum sudah sangat memadai tetapi ada Tengah berada dalam kategori “memadai”.
salah satu aspek yang masih adequate dan jauh Pada empat komponen yaitu komponen
untuk tergolong kepada sangat memadai pengelolaan, komponen sumber daya,
(highly adequate) yaitu aspek information us komponen sumber data dan komponen
for policy and advocacy yang masih 67% manajemen data berada dalam kategori
(adequate) sehingga masih diperlukan “tersedia tapi tidak memadai”. Sedangkan tiga
peningkatan pada pelaksanaan kebijakan komponen lainnya seperti komponen
beserta advokasinya. indikator, komponen produk informasi dan
Puskesmas Kota maksum memiliki komponen diseminasi dan penggunaan
komponen SIK dengan rata-rata memadai hal informasi berada dalam kategori “memadai”
ini dapat menunjukkan bahwa SIK pada (Lestari, dkk., 2016).
Puskesmas Kota Matsum sudah berjalalan. Pelaksanaan SIK pada puskesmas lebih
Apabila pada setiap masing-masing komponen dilaksanakan dengan melakukan kerja sama
ditingkatkan khususnya pada bagian kinerja dengan lintas sektor hal ini dikarenakan data
pelaksanaan SIK akan membuat data-data yang yang digunakan merupakan data yang
didapatkan dapat diolah menjadi informasi dan bersumber dari survei maupun sensus serta
berguna dan dapat mewujudkan sistem keterlibatan lintas sektor yang memiliki data
informasi kesehatan yang mampu mendukung terkait kesehatan lingkungan, iklim, cuaca, data
proses pembangunan kesehatan dalam menuju kesehatan terkait pariwisata, kegiatan lalu
masyarakat sehat yang mandiri. Semakin lintas kendaraan/transportasi,
baiknya kualitas dari sistem informasi ketenagakerjaan, terkait masalah sosial, hukum
kesehatan pada suatu puskesmas akan dan lain-lain. Hal itu akan membantu petugas
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat SIK dalam mengumpulkan data-data terkait
hal ini dikarenakan perkembangan kesehatan kesehatan karena mendapatkan data atau
masyarakat dapat diukur ataupun dipantau informasi dari sumber yang langsung
perkembangannya sehingga lebih mudah menangani atau terjun langsung ke masalah-
dalam melakukan penanganan dan masalah kesehatan yang muncul pada sektor
peningkatan kesehatan pada masyarakat. diluar sektor kesehatan.
Pengumpulan data-data yang didapatkan apa Pelaksanaan evaluasi terkait kinerja
bila dikumpulkan dan dilaporkan secara tepat pelaksanaan SIK pada Puskesmas sangat perlu
waktu pada bank data akan membuat keadaan dilakukan secara rutin hal ini dikarenakan
kesehatan masyarakat akan dapat diperhatikan data-data yang didapatkan dalam sistem
secara optimal sehingga apabila terjadi hal informasi kesehatan ini sangat memberikan
yang tidak diinginkan seperti KLB/Wabah gambaran perkembangan ataupun kondisi
dapat diketahui penyebabnyanya dan kesehatan pada masyarakat. Sering sekali
bagaimana cara pengendalian penyakit ditemukannya kelemahan pelaksanaan SIK di
tersebut dengan menggunakan data-data yang komponen sumber daya, dapat disimpulkan
telah dikumpul dalam bentuk informasi yang bahwa pelatihan pelaksanaan SIK kepada
terkini sehingga tidak diperlukannya pelaksana atau penanggung jawab SIK harus
penyelidikan yang dialkukan dari awal. Hal itu secara rutin diberikan dan petugas pelaksana
membuat proses penanganan kasus penyakit harus mengkhususkan diri dalam pelaksanaan
berjalan secara efisien dan efektif. SIK. Kerja ganda atau mengambil dua tanggung
Evaluasi SIK yang dilakukan oleh jawab sering dilakukan oleh petugas SIK
Lestari, dkk (2016) dalam penelitiannya sehingga dalam menjalankan tanggung
tentang Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan di jawabnya dalam menjalankan SIK memiliki
Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka kendala waktu dan tidak optimal
Penguatan Sistem Informasi Kesehatan menjalankannya.
Nasional diperoleh hasil bahwa secara Untuk mencapai sangat memadai
keseluruhan evaluasi pada masing masing 7 peneliti menyarankan kepada Puskesmas Kota
komponen SIK yaitu anatara lain pengelola SIK, Matsum untuk komponen sumber daya untuk
indikator, sumber data, manajemen data, ditingkatkan lagi dalam sumber daya manusia

49
Contagion : Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health
2685-0389

yang mengelolah SIK dan sumber daya mampu lebih profesional dalam melaksanakan
menggunakan peralatan SIK dengan pekerjaannya dan ditingkatkan kinerja serta
semaksimal mungkin, dan diharapkan agar kualitas pelayanan kesehatan pada puskesmas
peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan karena telah memengang amanah yang penting
SIK dapat dipenuhi sehingga SIK dapat berjalan . Kepada pemerintah diharapkan lebih
sesuai dengan pedoman pelaksanaan. mengoptimalkan Sistem Informasi Kesehatan
Komponen Sumber Data bisa mencapai sangat pada puskesmas dengan mengerjakan petugas
memadai dengan cara melaksanakan sensus SIK yang sesuai dengan peraturan perundang-
kepada masyarakat secara rutin dan undangan dan berkopeten dan diharapkan juga
melakukan pencatatan serta pelaporan data bisa melengkapi fasilitas untuk mendukung
secara teratur sehingga data-data bisa secara pelaksanaan SIK. Kepada sesama peneliti
tepat waktu dandata data kesehatan bisa diharapkan lebih sering melakukan penelitian
diterima oleh masyarakat. Komponen mengenai evaluasi Puskesmas sehingga
manejemen data masih sangat perlu Puskesmas yang merupakan pelayanan
ditingkatkan, meskipun telah mencapai kesehatan primer dapat bekerja lebih optimal.
kategori memadai tetapi masih sangat jauh Evaluasi yang telah dilakukan terhadap
untuk mencapai kategori sangat memadai. Hal kinerja SIK di puskesmas kota matsum
ini berarti masih perlunya parbaikan dalam berdasarkan pedoman penilaian menggunakan
pengelohan pada komponen manajem data instrumen HMN terha dap 6 (enam)komponen
dengan cara melakukan pengumpulan data- terdapat 3 (tiga) komponen yang telah
data dengan teratur dan memiliki tempat mencapai kategori sangat memadai sedangkan
khusus sebagai penyimpanan data-data 3 (tiga) komponen lainnya masih mencapai
kesehatan sehingga data-data kesehatan kategori memadai. Untuk mencapai sangat
mudah disediakan setiap kali dibutuhkan data- memadai peneliti menyarankan kepada
data tersebut. puskesmas kota matsum untuk komponen
sumber daya untuk ditingkatkan lagi dalam
5. Kesimpulan dan Saran sumber daya manusia yang mengelolah SIK
Kesimpulan dari penelitian adalah dan sumber daya mampu menggunakan
Keberhasilan pelaksanaan suatu sistem peralatan SIK dengan semaksimal mungkin,
bergantung pada sumber daya yang dan diharapkan agar peralatan yang digunakan
mendukung sistem tersebut. Sumber Daya SIK untuk pelaksanaan SIK dapat dipenuhi
di Puskesmas Kota Matsum termasuk dalam sehingga SIK dapat berjalan sesuai dengan
kategori “Adequate” (75%). Berdasarkan hasil pedoman pelaksanaan. Komponen Sumber
evaluasi diketahui bahwa komponen Sumber Data bisa mencapai sangat memadai dengan
Data SIK di Puskesmas Kota Matsum cara melaksanakan sensus kepada masyarakat
“Adequate” (58%).Secara keseluruhan hasil secara rutin dan melakukan pencatatan serta
evaluasi manajemen data SIK di Puskesmas pelaporan data secara teratur sehingga data-
Kota Matsum masuk dalam kategori “Adequate” data bisa secara tepat waktu dandata data
(53%). Hasil penilaian terhadap produk kesehatan bisa diterima oleh masyarakat.
informasi SIK di Puskesmas kota Matsum Komponen manejemen data masih sangat
masuk ke dalam kategori “Adequate” (71%). perlu ditingkatkan, meskipun telah mencapai
Hasil evaluasi terhadap desiminasi dan kategori memadai tetapi masih sangat jauh
penggunaan informasi pada SIK di Puskesmas untuk mencapai kategori sangat memadai. Hal
Kota Matsum “Highly adequate” (90%). Hal ini ini berarti masih perlunya parbaikan dalam
menunjukkan sistem informasi kesehatan pengelohan pada komponen manajem data
berbasis HMN pada Puskesmas Kota Matsum dengan cara melakukan pengumpulan data-
sudah berjalan cukup bagus tetapi masih perlu data dengan teratur dan memiliki tempat
meningkatkan mutu kualitas pelayanan khusus sebagai penyimpanan data-data
kesehatan masyarakat khususnya dalam kesehatan sehingga data-data kesehatan
pengolahan data. mudah disediakan setiap kali dibutuhkan data-
Saran yang dapat diberikan adalah data tersebut.
kepada Petugas puskesmas yang memiliki Peran serta dinas kesehatan dalam
tanggung jawab terhadap pelaksanaan SIK meningkatkan kinerja SIK pada Puskesmas

50
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; et.al / Scientific Periodical of Public Health and Coastal 1 (1) (2019)

dapat dilakukan dengan memberikan Kemenkes RI. (2012). Sistem Informasi


pelatihan-pelatihan sumber daya pelaksana SIK Kesehatan Tahun 2011-2014.
sehingga sumber daya menjadi terampil dalam (Jakarta:Bakti Husada).
menjalankan tugasnya. Sumber daya juga harus Lestari, dkk. (2016). Evaluasi Sistem Informasi
dikhususkan sehingga sumber daya SIK tidak Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah.
menjalani kerja ganda dengan kegiatan Semarang: Universitas Diponegoro.
puskesmas lainnya. Dinas juga bisa memenuhi M, Tirzany V, dkk. Analisis Pelaksanaan Sistem
kebutuhan untuk pelaksanaan SIK seperti dari Informasi Kesehatan diPuskesmas
segi sarana prasarana, peralatan seperti alat Kabupaten Minahasa Tenggara.
mengirimkan laporan secara online agar Ningsih, dkk. (2016). Health Metrics Network
pencatatan dan pelaporan data-data bisa tepat (HMN) System.
waktu. Terdapat 3 (tiga) komponen yang masih Nyamtema, AS. 2010. Bridging the gaps in the
belum mencapai kategori sangat memadai Health Management Information System
seperti komponen sumber daya, dinas in the Context of a Changing Health
kesehatan bisa memfasilitasi sumber daya SIK Sector. BMC Med Inform Decis Mak. 2010
dalam menjalankan sistem informasi Jan;10;36.
kesehatan pada Puskesmas Kota Matsum Permenkes. (2015) Peta Jalan Sistem Informasi
begitu juga dengan sumber data data dan Kesehatan Tahun 2015-2019.
manejemen data di Puskesmas Kota Matsum. Rahardjo, Mudjia. (2012). Triangulasi dalam
penelitian kualitatif.
Daftar Pustaka Raharyanti, Fenny. dkk. (2014). Pelaksanaan
Damayati, Dwi Santy. 2015. Gambaran BPJS Kesehatan Kota Bogor Tahun 2014
Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Rangka Meningkatkan Derajat
Kesehatan Berbasis WEB di Puskesmas Kesehatan Masyarakat.
Kota Makassar Tahun 2015. Al-Sihah : SIMKES UGM. (2008). Komponen HMN.
Public Health Science Journa Volume 7, https://www.kompasiana.com/asnawio
Nomor 2, Juli-Desember 2015; 19-202. k/sistem-informasi-
Depkes RI. (2001) Sistem Informasi Kesehatan. kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878.
Jakarta : Depkes RI. com.
Hartono B, Bambang S, Tjahjoso D. 2007. Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian
Indonesia Health Information System Pendidikan: Bandung (ID): PT.Remaja
Review and Assessment. Rosda Karya.
HMN. (2013). Pedoman HMN. Syahdrajat, Tantur.(2015). Panduan Menulis
http://www.who.int/helthmetrics/en/ Tugas Akhir Kedokteran & Kesehatan:
Jakti, Uray Bilchairi. 2016. Evaluasi Sistem Jakarta: Kencana.
Informasi Jejaring Rujukan Maternal- Utami, Tri Niswati. dkk. (2015). Perspektif
Neonatal (SIJARIEMAS) di Kabupaten Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi:
Tegal Dengan Pendekatan Model Health Yogyakarta: Deepublish.
Metrics Network (HMN). Wawasan WHO. (2006). Health Metrics
Kesehatan Vol 3, No 1 Juli 2016; 109-118. NetworkStrengthening Country Health
J. Meleong, Lexy. (2009). Metodologi Penelitian Information: Assessment andMonitoring
Kualitatif: Bandung : Remaja Rosdakarya. Tool. World Health Organization
Kemenkes RI. (2011) Pedoman Sistem
Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementrian
kesehatan.

51
Contagion : Scientific Periodical of Public Health and Coastal Health
2685-0389

Grafik 1
Hasil Evaluasi 6 Komponen SIK di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2018

Tabel 1
Hasil Evaluasi 6 Komponen SIK di Puskesmas Kota Matsum Tahun 2018

NO KATEGORI TOTAL SKOR % KATEGORI


SKOR RATA-
MAKSIMUM RATA
1. Sumber Daya 75 54,0 72% Memadai

- Kebijakan dan Perencanaan 21 18,0 86% Sangat Memadai


- Institusi, Sumber Daya Manusia, 39 22.0 56% Memadai
dan Pembiayaan SIK
- Infrastuktur SIK 15 14,0 93% Sangat Memadai

2 Indikator 15 12,00 80% Sangat Memadai


3 Sumber Data 58% Memadai
- Sensus 50% Memadai
- Statistik Vital 14% Tidak Memadai
- Survei Berbasis Populasi 56% Memadai
- Pencatatan Kesehatan dan 71% Memadai
Penyakit
- Pencatatan Pelayanan 79% Sangat Memadai
Kesehatan
- Pencatatan Sumber Daya 77% Sangat Memadai
4 Manejemen Data 15 8,0 53% Memadai

5 Produk Informasi 168 132,0 78% Sangat Memadai

52
Putra Apriadi Siregar; Luthfiah Mawar; Wan Rizky Chairunnisa; et.al / Scientific Periodical of Public Health and Coastal 1 (1) (2019)

NO KATEGORI TOTAL SKOR % KATEGORI


SKOR RATA-
MAKSIMUM RATA

6 Pemanfaatan dan Diseminasi 30 27,0 90% Sangat Memadai

- Analisis dan Penggunaan 9 9,0 100% Sangat Memadai


Informasi
- Kebijakan dan Advokasi 3 2,0 67% Memadai
- Perencanaan dan Pengaturan 3 3,0 100% Sangat Memadai
Prioritas
- Alokasi Sumber Daya 6 5,0 83% Sangat Memadai
- Implementasi dan Tindakan 9 8,0 89% Sangat Memadai

53

Вам также может понравиться