Вы находитесь на странице: 1из 11

SISTEM INTERLOCK AUTO POTENSIAL DIVIDER BERBASIS

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER


Oleh :
Mukhammad Fariz *)
Abstract
Reliability relay distance (Distance Relay) as the main safety bays of 150 kV conductor Jember and
Banyuwangi in substations Genteng one of which depend on the input voltage from the secondary side of the
transformer voltage (Potential Transformer) bus bars. Automatic voltage divider (Automatic Potential Divider)
is an important part in dividing the input voltage between the secondary side of the transformer voltage bus
bar A and bar B bus heading to the input terminal distance relays according to the configuration of each bay
conductor. Parallelization secondary side voltage transformer outage when the circuit breaker (PMT) coupling
bay in the process of maneuvering outage one bus bar leads to loss of voltage input for distance relays bay
Jember and Banyuwangi. Hilangnya detected as interference by distance relays which then gives a command
trip to the PMT 150 kV Conductor bay Jember and Banyuwangi. Automatic Interlock System innovation
works Potential Divider Programmable Logic Controller-based works by breaking the control circuit 150 kV
PMT function bay Open coupling when the parallelization of the secondary side of the PT Bus. Thus tripnya
MCB 110 V AC on the secondary side of the PT Bus can be prevented so that the distance relays bay
conductor Jember and Banyuwangi in GI tiles continue to operate normally and reliably.
Keywords: Automatic Potential Divider, distance relays, breakers (PMT) coupling bay
ABSTRAK
Keandalan relai jarak (Distance Relay) sebagai pengaman utama bay penghantar 150 kV Jember dan
Banyuwangi di gardu induk Genteng salah satunya bergantung pada input tegangan dari sisi sekunder trafo
tegangan (Potential Transformer) bus bar. Pembagi tegangan otomatis (Automatic Potential Divider)
merupakan bagian penting dalam membagi input tegangan antara sisi sekunder trafo tegangan bus bar A dan
bus bar B menuju ke terminal input relai jarak sesuai dengan konfigurasi masing-masing bay penghantar.
Paralelisasi sisi sekunder trafo tegangan saat pemadaman pemutus tenaga (PMT) bay kopel dalam proses
manuver pemadaman salah satu bus bar menyebabkan hilangnya input tegangan untuk relai jarak bay Jember
dan Banyuwangi. Hilangnya input tegangan terdeteksi sebagai gangguan oleh relai jarak yang kemudian
memberikan perintah trip pada PMT 150 kV bay penghantar Jember dan Banyuwangi. Karya inovasi Sistem
Interlock Automatic Potential Divider berbasis Programmable Logic Controller ini bekerja dengan memutus
rangkaian kontrol fungsi Open PMT 150 kV bay kopel ketika terjadi paralelisasi sisi sekunder PT Bus.
Dengan demikian tripnya MCB 110 V AC dari sisi sekunder PT Bus dapat dicegah sehingga relai jarak bay
penghantar Jember dan Banyuwangi di GI Genteng tetap beroperasi normal dan andal.
Kata kunci : Automatic Potential Divider, relai jarak, pemutus (PMT) bay kopel
PENDAHULUAN tugasnya menjaga keandalan operasional
gardu induk maka resiko terjadinya human

Kesinambungan penyaluran energi error juga sangat besar. Pada gardu induk

listrik yang dikelola PLN P3B JB salah yang dijaga operator, pengoperasian

satunya ditentukan oleh kesiapan operasi pemutus tenaga pada saat manuver

gardu induk. Unjuk kerja operasional gardu pemeliharaan peralatan dilakukan oleh

induk bergantung pada conditional based Operator Gardu Induk.

maintenance (pemeliharaan peralatan Trip PMT 150 kV atau 70 kV bay

tenaga listrik berdasarkan kondisi kesiapan penghantar ketika manuver pemindahan

operasi peralatan tersebut) dan time based beban dari salah satu bus bar ke bus bar

maintenance (pemeliharaan peralatan yang lain rentan terjadi. Kejadian seperti

tenaga listrik secara rutin dan kontinyuitas ini telah terjadi pada beberapa gardu induk,

berdasarkan jadwal pemeliharaan dari di antaranya adalah gardu induk

manajemen pemilik asset).Kendala yang Kebonagung tanggal 04 Juli 2012 dimana

kemudian dihadapai adalah semua PMT 150 kV seluruh bay penghantar trip

operasional gardu induk ditangani oleh setelah PMT 150 kV Bay Kopel dilepas.

beberapa Operator dan satu orang Akibatnya, GI Kebonagung tidak mendapat

Supervisor Gardu Induk sebagai suplai tegangan sama sekali atau black out.

penanggung jawab operasional gardu induk Hal ini berpotensi terjadi pada gardu induk

tersebut. Peranan Operator Gardu Induk yang lain dengan konfigurasi sistem yang

disamping sebagai “perpanjangan tangan identik. Konfigurasi GI Kebonagung pada

operasional” dari Dispatcher, Operator saat ini yaitu suplai tegangan pada relay

Gardu Induk juga berperan mengawasi dan distance bay penghantar mengambil dari

mengamati kondisi fisik peralatan gardu sisi sekunder trafo tegangan pada bus bar.

induk dan juga berperan sebagai pelaksana Ketika relay distance tersebut tidak

pembebasan peralatan untuk pelaksanaan mendapatkan suplai dari sisi sekunder trafo

pemeliharaan maupun manuver tegangan bus bar maka relay distance

penormalan sistem saat terjadi gangguan. membaca sedang terjadi gangguan /

Mengingat besar tanggung jawab seorang anomaly. Dengan demikian relay distance

Operator Gardu Induk dalam menjalankan bay penghantar akan mengkirimkan sinyal
trip untuk pemutus tenaga masing-masing 2. Gas Insulated Switchgear ( GIS )
bay penghantar.Dalam Tugas Akhir ini adalah Gardu Induk dengan isolasi
penulis bertujuan merancang dan membuat Gas Sulfur Hexaflouride ( Gas
sebuah system interlock auto potensial SF6 ).
divider berbasis programmable logic Pengoperasian Gardu Induk
controller guna membantu Operator Gardu Dalam pengoperasian Gardu Induk terdapat
Induk dalam menjalankan tugas, sehingga beberapa kondisi dalam satu periode
terhindar dari kesalahan yang disebabkan tertentu. Penjelasan kondisi pengoperasian
oleh faktor kesalahan petugas (human error) Gardu Induk adalah sebagai berikut.
serta untuk meningkatkan kualitas kerja a. Kondisi Normaladalah suatu
Operator Gardu Induk khususnya dalam kondisi dimana semua peralatan
melakukan tugas pengoperasian Gardu utama, peralatan bantu dan
Induk. peralatan pendukung dapat
dioperasikan sesuai batas-batas
I. TINJAUAN PUSTAKA pengusahaan dan keamanan sesuai
1.1. Gardu Induk fungsinya.
Pengertian Gardu Induk adalah suatu b. Kondisi Gangguan Sistemadalah
instalasi yang terdiri dari peralatan listrik suatu kondisi berubahnya status dan
yang berfungsi mentransfer tenaga listrik atau fungsi peralatan karena
dari tegangan yang berbeda, pengukuran, pengaruh “Alam dan atau Peralatan
pengawasan, pengamanan system tenaga itu sendiri” yang mengakibatkan
listrik serta pengaturan daya listrik yang kondisi menjadi tidak semestinya.
disalurkan. (PT. PLN (Persero) : 2006) c. Kondisi Darurat / Emergencyadalah
Jenis – jenis Gardu Induk kejadian musibah yaitu :
Gardu Induk dari jenisnya dapat pendudukan/huru-hara, kebakaran,
dibedakan sebagai berikut : bencana alam (banjir, gempa) yang
1. Gardu Induk Konvensional (GI ) dapat membahayakan jiwa manusia
adalah Gardu Induk dengan isolasi dan kerusakan peralatan instalasi
udara bebas. listrik aset PLN.
d. Kondisi Pemeliharaan adalah atau Bus B. Proses pembagian tegangan
kegiatan peme- liharaan yang secara otomatis ini melalui kontak bantu
dilakukan untuk mempertahankan (auxiliary contact) dari PMS Bus bay
performance peralatan instalasi. penghantar tersebut. Jadi, ketika PMS Bus
bay penghantar tersebut masuk pada Bus A,
1.2. Pembagi Tegangan Otomatis maka suplai tegangan akan diperoleh dari
(Automatic Potential Divider) PT Bus A, begitu juga sebaliknya.
Auto PD merupakan kependekan
dari Automatic Potential Divider, yang dari 1.3. Programmable Logic Controller
segi bahasa dapat diartikan sebagai (PLC)
Pembagi Potensial ( tegangan ) secara Menurut National Electrical
otomatis. Sedangkan dari segi teknik Auto Manufacturing Assosiation (NEMA),
PD merupakan suatu peralatan yang Programmable Logic Controller (PLC)
berfungsi sebagai pembagi atau penyalur didefinisikan sebagai suatu perangkat
tegangan secara otomatis yang berasal dari elektronik digital dengan memori yang
sisi sekunder PT Bus untuk kebutuhan dapat diprogram untuk menyimpan
tertentu, misal untuk input tegangan relai instruksi-instruksi yang menjalankan
Distance. Auto PD ini biasanya dipasang fungsi-fungsi spesifik seperti: logika,
pada Gardu Induk yang menggunakan sekuen, timing, counting, dan aritmatika
sistem Double Busbar dan Bay penghantar untuk mengontrol suatu mesin industri atau
yang tidak menggunakan PT line untuk proses industri sesuai dengan yang
sistem pengukuran dan proteksi. Tetapi diinginkan. PLC mampu mengerjakan
apabila di Gardu Induk tersebut semua bay suatu proses terus menerus sesuai variabel
penghantar menggunakan PT line untuk masukan dan memberikan keputusan sesuai
sistem metering dan proteksi, maka Auto keinginan pemrograman sehingga nilai
PD tidak perlu dipasang.Pembagian secara keluaran tetap terkontrol.
otomatis disini diartikan bahwa tegangan
sisi sekunder PT dibagikan secara langsung
ke peralatan tertentu sesuai dengan kondisi
bay penghantar tersebut masuk pada Bus A
bahasa instruction list (mnemonic code).

1.4. Konsep Programmable Logic Ladder Diagram adalah bahasa yang

Controller (PLC) dimiliki oleh setiap PLC.

Konsep dari PLC sesuai dengan Program ladder ditulis

namanya adalah sebagai berikut : menggunakan bentuk pictorial atau simbol

Programmable : menunjukkan yang secara umum mirip dengan rangkaian

kemampuannya yang dapat dengan mudah kontrol relai. Program ditampilkan pada

diubah-ubah sesuai program yang dibuat layar dengan elemen-elemen seperti

dan kemampuannya dalam hal memori normally open contact, normally closed

program yang telah dibuat. contact, timer, counter, sequencer dan lain-

Logic : menunjukkan kemampuannya lain ditampilkan seperti dalam bentuk

dalam memproses input secara aritmetik pictorial.

(ALU), yaitu melakukan operasi Peraturan secara umum di dalam

membandingkan, menjumlahkan, menggambarkan program ladder diagram

mengalikan, membagi, mengurangi dan adalah :

negasi. Daya mengalir dari rel kiri

Controller : menunjukkan kemampuannya ke rel kanan

dalam mengontrol dan mengatur proses Output koil tidak boleh

sehingga menghasilkan output yang dihubungkan secara langsung di rel sebelah

diinginkan. kiri.
Tidak ada kontak yang

1.5. Bahasa Pemrograman PLC diletakkan disebelah kanan output coil

Terdapat banyak pilihan bahasa Hanya diperbolehkan satu

untuk membuat program dalam PLC. output koil pada ladder line.

Masing-masing bahasa mempunyai


keuntungan dan kerugian tergantung dari
sudut pandang kita sebagai user /
pemogram. Pada umumnya terdapat 2
bahasa pemograman sederhana dari PLC ,
yaitu pemograman ladder diagram dan
1 1 1 1 0

II. PERANCANGAN DAN


PEMBUATAN ALAT Sesuai Flow chart dan logic diagram di atas,
ketika kontak Auto PD Bus A dan kontak

2.1. Perancangan Alat Auto PD Bus B pada Bay 1 dan atau Bay 2

Prinsip Kerja Sistem Interlock Auto PD sama-sama masuk maka kontak output

berbasis PLC PLC akan memutus rangkaian kontrol open


PMT bay Kopel. Dengan demikian PMT
Bay Kopel tidak dapat dilepas. Ketika
kontak Auto PD Bus hanya masuk salah
satu saja (Bus A atau Bus B) pada Bay 1
dan atau Bay 2 maka kontak output PLC
tidak akan memutus rangkaian kontrol
open PMT bay Kopel. Dengan demikian
PMT bay Kopel dapat dilepas. Untuk
fungsi tripping dari sistem proteksi tetap
dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Gambar 3.4. Logic Diagram SIAPD-PLC


Tabel 3.4. Tabel Kebenaran Rangkaian 2.2. Pembuatan Sistem Interlock Auto

SIAPD-PLC PD berbasis PLC


Alat ini berbasis PLC sebagai peralatan
A B C D O
utama. Maka dari itu kita harus mampu
0 0 0 0 1
menjalankan PLC mulai dari membuat
0 0 0 1 1
program sampai dengan mengaplikasikan
0 0 1 0 1
program yang kita buat ke dalam PLC itu
0 0 1 1 0
sendiri. Langkah-lngkah pembuatan Sistem
0 1 0 0 1
Interlock Auto PD berbasis PLC sebagai
0 1 0 1 1
berikut:
0 1 1 0 1
1. Setting tanggal dan waktu pada
0 1 1 1 0
PLC
Parameter yang bisa dimodifikasi :
Hari / Minggu / Bulan / Tahun
Jam, menit, detik
Nilai dicatat dengan menekan Menu /
tombol OK, jika ingin menentukan waktu
lebih akurat kita harus memasukkan
dengan menit dan detik. Gambar 3.6. Kontak Auto PD sebagai
CAL: Kalibrasi dari jam internal input PLC
relay dalam detik per minggu.
2. Pembuatan program menggunakan
bahasa Ladder Diagram

Gambar 3.5. Pemrograman PLC dengan


bahasa Ladder Diagram
masing-masing komponen utama serta

2.3. Flow Chart mengetahui cara pengoperasian dari alat ini.

Gambar di bawah ini merupakan flowchart Pengujian yang dilakukan terhadap

dari sistem interlock auto potensial divider komponen utama adalah sebagai berikut :

berbasis programmable logic controller 1. Pengujian pemograman PLC


2. Pengujian rangkaian PLC
3. Pengujian keseluruhan sistem
alat
3.1. Pengujian Pemograman PLC
Pemrograman PLC menggunakan metode
ladder diagram, maka sebelum kita
terapkan langsung dilapangan ada
sebaiknya kita melakukan pengujian
program yang kita buat. Pengujian
dilakukan secara simulasi disoftware Zelio
dengan pengujian sebagai berikut :
Simulasi pertama seakan-akan contact
Auto PD Bus Bar A & Bus Bar B Line
Jember masuk (close) maka
seharusnya untuk Open CB Kopel
harus BLOCK.
Simulasi kedua seakan-akan contact
III. HASIL PENGUJIAN DAN
Auto PD Bus Bar A & Bus Bar B Line
PEMBAHASAN
Banyuwangi masuk (close) maka
Setelah perancangan Sistem
seharusnya untuk Open CB Kopel
Interlock Auto Potendial Divider berbasis
harus BLOCK.
Programmable Logic Controller selesai,
Simulasi ketiga seakan-akan contact
tahap berikutnya adalah proses pengujian
Auto PD Bus Bar A & Bus Bar B Line
dan pembahasan tentang kinerja dari alat Banyuwangi dan Line Jember masuk
ini. Pengujian ini dilakukan untuk (close) maka seharusnya untuk Open
mengetahui cara kerja dan fungsi dari CB Kopel harus BLOCK.
pengganti panel kontrol di Gardu
3.2. Pengujian Rangkaian PLC Induk.
Tujuan pengujian rangkaian PLC adalah b. Hidupkan dan pilih menu RUN
untuk mengecek apakah PLC bekerja pada PLC sebagai tanda bahwa
dengan baik karena PLC merupakan otak program yang sudah kita transfer
dari seluruh rangkaian. Juga untuk ke PLC siap untuk kita gunakan.
mengetahui apakah program yang kita buat c. Masukkan salah satu DS Bus Bar
dan kita transfer ke PLC berfungsi dengan line sebagai tanda bahwa sedang
baik atau tidak, bisa dilakukan dengan terjadi parelisasi sekunder PT
menghubungkannya dengan catu daya yang Bus
diberi tegangan DC 24 Volt. d. Indikasi Auto PD intermediate
salah satu line yang DS Bus
Barnya masuk kedua-duanya
akan muncul / hidup, itu
menandakan sistem interlock
yang kita buat sedang bekerja.
e. Lepas / Open CB Bay Kopel
sebagai tanda bahwa sistem
interlock yang kita buat berhasil
atau tidak.
Hasil dari pengujian rangkaian secara
3.3. Pengujian Rangkaian Keseluruhan
keseluruhan ditampilkan dalam tabel
Sistem Alat
dibawah ini.
Pengujian rangkaian secara keseluruhan
dilakukan setelah pengujian rangkaian –
rangkaian penyusun dan pemrograman ke
dalam PLC selesai. Adapun langkah –
langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut :
a. Menghubungkan power supply
ke alat peraga simulasi sebagai
2. Input tegangan untuk relai jarak
hilang akibat tripnya MCB PT Bus
sehingga membuat relai jarak
mendeteksinya sebagai gangguan
dan memberikan perintah trip pada
PMT 150 kV Bay Penghantar.
3. “Sistem Interlock Auto PD Berbasis
PLC” mencegah tripnya MCB PT
bus akibat paralelisasi sisi sekunder
PT Bus.

Hasil pengujian rangkaian 4.2. Saran


keseluruhan dapat membuktikan bahwa Dalam perancangan Sistem
perancangan “Sistem Interlock Auto PD Interlock Auto PD berbasis PLC, penulis
berbasis Programmable Logic Controller” menyadari bahwa masih terdapat
dapat bekerja sesuai dengan sistem kekurangan yang perlu disempurnakan.
penyaluran tenaga listrik di gardu induk. Beberapa saran yang dapat digunakan
untuk menyempurnakan alat yang akan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN dirancang ke depannya nanti sebagai
4.1. Kesimpulan berikut:
Setelah melakukan perencanaan dan 1. Belum adanya indikasi / alarm saat
pembuatan sistem kemudian dilakukan terjadi power supply PLC hilang /
pengujian dan analisis, maka dapat diambil mati sehingga dapat dapat
beberapa kesimpulan tentang sistem kerja mempengaruhi unjuk kerja dari alat
dari rangkaian sebagai berikut: ini.
1. MCB PT Bus trip akibat adanya
paralelisasi sisi sekunder dari PT
Bus A dan PT Bus B ketika salah
satu Bus Bar dipadamkan.
DAFTAR PUSTAKA *) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, PT. Muhammadiyah Jember.
2009. Buku Petunjuk Batasan Operasi
dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran
Tenaga Listrik: Jakarta : PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali.

Nissin Electric. 1982. As Built Drawing


Jember Substation.

Goldstar Industrial System. 1997. As Built


Drawing Genteng Substation.

Schneider Electric. 2004. Relay Zelio Logic


User Manual.

Skuler. 2007. Programmable Logic


Controller – Suatu Pengantar.
<www.forumsains.com/artikel/plc-
programmable-logic-controller>, diakses
tanggal 11 Januari 2013 pukul 10:15

Wikipedia.2014.Gerbang Logika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerbang_logik
a, diakses tanggal 15 Januari 2013 pukul
20:35

Вам также может понравиться