Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia 80361
eka_suprihatin@unud.ac.id
ABSTRACT: The purposes of this study were to characterize the prepared bentonite-Fe2O3
photocatalyst and to determine its optimum photodegradation conditions and the
effectiveness of remazol brilliant blue degradation using bentonite-Fe2O3 photocatalyst. The
characterizations of bentonite-Fe2O3 photocatalyst were carried out with Fourier Transform
Infrared (FTIR), X-ray diffractometer (XRD), nanosizer, and scanning electron microscope
(SEM). The Specific surface area was determined by methylene blue adsorption method.
Further, the catalytic activity on methylene blue degradation was determined by UV-Vis
spectrophotometer. The results showed that the synthesized bentonite-Fe2O3 has a sharp peak
which showed a high level of crystallinity, with particle size of 2726.9 nm, and contains Fe-
O. SEM analysis showed that the surface of bentonite-Fe2O3 was more homogeneous than
bentonite. The optimum photodegradation conditions occurred at photocatalyst mass of 100
mg, pH of 4, 2 hours of irradiation time, and dye concentration of 200 ppm. The effectiveness
of photodegradation produced was (98,20 ± 0,0676)%.
46
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
Zat warna azo bersifat sangat reaktif, pendegradasi polutan organik dan zat
salah satu contohnya adalah remazol warna. Radikal hidroksil memiliki
brilliant blue yang memberikan warna- reaktivitas yang tinggi sehingga dengan
warna biru cerah dan tidak mudah luntur meningkatnya jumlah radikal hidroksil
karena memiliki gugus kromofor dan maka semakin banyak zat warna yang
auksokrom. Selain itu, zat warna ini juga terdegradasi. Sinar matahari yang sampai
memiliki kestabilan struktur aromatik ke bumi memiliki intensitas yang lemah
kompleks yang sangat tahan terhadap sehingga proses degradasi berlangsung
reaksi oksidasi kimia. Namun, pewarna azo lambat. Untuk meningkatkan laju tersebut
sangat beracun bagi biota perairan dan maka digunakan fotokatalis berupa oksida
karsinogenik bagi manusia. Zat warna logam yang memiliki sifat semikonduktor
tekstil juga memberikan dampak negatif seperti TiO2, ZnO, CuO, CdO, Fe2O3, dan
lain seperti pencemaran jika limbah yang sebagainya. Bahan semikonduktor juga
mengandung zat warna tersebut dibuang memiliki kemampuan fotokatalitik
secara langsung ke aliran sungai atau tidak sehingga ketika terkena cahaya pada
diolah dengan baik sehingga masih panjang gelombang (λ) tertentu akan
mengandung zat yang berbahaya bagi menjadi oksidator yang memiliki
makhluk hidup dan lingkungan [1]. kemampuan untuk mendegradasi polutan
Limbah cair dari zat warna tekstil organik menjadi senyawa yang lebih
harus diolah sebelum dibuang ke saluran air sederhana [10].
karena 95% limbah tersebut tidak dapat Lempung bentonit merupakan
digunakan ulang [2]. Limbah cair dari zat lempung yang mengandung 85%
warna tekstil yang tidak diolah akan montmorillonit. Montmorillonit merupakan
menjadi permasalahan yang semakin luas suatu mineral yang bersifat unik karena
di daerah industri. Molekul zat warna yang memiliki kemampuan mengembang
semakin banyak akan mengganggu proses (swelling), kapasitas tukar kation, dan dapat
fotosintesis dan merusak estetika. diinterkalasi [11]. Bentonit digunakan
Upaya penanganan masalah tersebut sebagai material paduan karena merupakan
telah dilakukan dengan bermacam-macam nanoreinforcement yang memiliki lapisan-
cara. Secara konvensional misalnya lapisan berukuran nano [12].
adsorpsi menggunakan pasir aktif dan Bentonit dapat dimodifikasi dengan
karbon aktif [3], atau lempung zeolite [4] meletakkan suatu spesies partikel yang
sampai metode yang mutakhir seperti berukuran nano diantara dua lembaran
biodegradasi [5], irradiasi pengion [6], (pillared clay) yang saat ini sedang banyak
maupun teknologi plasma [7]. Namun, dilakukan. Modifikasi lempung bentonit ini
masing-masing metode tersebut memiliki dapat meningkatkan luas permukaan.
kelebihan dan kekurangan. Metode Komposit bentonit memiliki kapasitas
konvensional tidak efektif dalam adsorpsi terhadap senyawa anorganik dan
mendegradasi zat pencemar, sedangkan logam-logam berat [13] dan kemampuan
metode mutakhir memerlukan biaya yang untuk mendegradasi warna melalui proses
cukup tinggi. Salah satu upaya alternatif fotokatalisis [14].
pengolahan limbah adalah dengan Sisi aktif katalis dapat diperbanyak
menggunakan prinsip fotodegradasi [8] dengan penambahan pendukung pada
menggunakan fotokatalis [9]. katalis tersebut, yang biasa disebut metode
Fotodegradasi dalam prosesnya impregnasi. Impregnasi dilakukan dengan
menggunakan energi yang berasal dari cara mengadsorpsikan garam logam yang
cahaya (sinar matahari atau lampu UV) mengandung komponen aktif logam dalam
untuk mengaktifkan proses katalisis pada larutan ke padatan bentonit. Dalam proses
permukaan dari bahan semikonduktor yang fotodegradasi, zat warna akan teradsorpsi
akan menghasilkan radikal hidroksil (OH-) pada suatu permukaan fotokatalis yang
47
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
akan mengalami degradasi dengan bantuan yang telah diaktivasi dalam 500 mL aqua
sinar UV. Namun, daya adsorpsi DM dan diaduk selama 3 jam sehingga
merupakan suatu kelemahan dari proses membentuk suspensi yang homogen. Pada
fotokatalisis maka diperlukan adsorben wadah lain, dibuat larutan pemilar 500 mL
yang berupa lempung bentonit [15]. FeCl3 0,2 M. Ditambahkan Na2CO3 sedikit
Proses interkalasi dilakukan dengan demi sedikit ke dalam larutan pemilar
membuat Fe2O3 dalam bentuk senyawa sambil diaduk selama 3 jam. Dicampurkan
kompleks antara ion Fe3+ (FeCl3) dengan larutan pemilar tersebut ke dalam suspensi
Na2CO3 agar membentuk Fe2O3 yang dapat bentonit dan diaduk selama 3 jam.
masuk ke ruang antarlapis lempung. Selanjutnya didiamkan selama 48 jam
Selanjutnya prekursor diimpregnasi dan Kemudian bentonit dicuci dengan aqua DM
dikalsinasi pada suhu 350°C [16]. berkali-kali sampai pH 7. Endapan
Karakterisasi padatan dilakukan dengan dikeringkan dalam oven pada temperatur
difraksi sinar-X (XRD) untuk 120oC selama semalam. Setelah kering
mengidentifikasi fasa kristalin yang padatan digerus dan diayak dengan
terbentuk, nanosizer/zetasizer dan SEM pengayak ukuran 106 µm. Selanjutnya
untuk menentukan ukuran dan muatan serbuk dikalsinasi pada suhu 3500C selama
partikel dari fotokatalis yang terbentuk. 4 jam. Terakhir, bentonit digerus pelan-
Karakterisasi menggunakan FTIR untuk pelan hingga menjadi bubuk halus dan
menentukan gugus fungsi. diayak dengan pengayak 106 µm. Hasil
kemudian dikarakterisasi menggunakan
2. PERCOBAAN XRD, FTIR, Nanosizer/zetasizer, dan SEM.
48
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
%D=
Co = konsentrasi awal remazol brilliant
blue
Ct = konsentrasi remazol brilliant blue Gambar 1. Difraktogram bentonit-Fe2O3
setelah degradasi
Bentonit mempunyai ukuran yang
3. HASIL dan PEMBAHASAN lebih kecil dibandingkan dengan bentonit-
Fe2O3, namun perbedaannya tidak
Fotokatalis Bentonit-Fe2O3 signifikan (Tabel 1).
49
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
50
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
adsorben bentonit dengan modifikasi Fe2O3 menurun. Remazol brilliant blue lebih
sebesar 47,8140 m2/g. Hal ini mungkin mudah terdegradasi pada pH asam daripada
karena fotokatalis hasil penelitian pH basa. Hal ini karena zat warna remazol
mempunyai jumlah pori lebih banyak yang brilliant blue bermuatan negatif, sedangkan
menyebabkan luas permukaannya lebih permukaan fotokatalis Fe2O3 bermuatan
besar. positif pada pH asam sehingga kontak
antara keduanya dapat terjadi, yang
Massa Fotokatalis Bentonit-Fe2O3 berakibat terdegradasinya zat warna
Optimum tersebut
Gambar 4 menunjukkan bahwa
penggunaan fotokatalis yang meningkat
dari 50 mg ke 100 mg menghasilkan
peningkatan persentase degradasi remazol
brilliant blue. Persentase degradasi zat
warna remazol brilliant blue terbesar
terjadi pada saat penambahan fotokatalis
sebanyak 100 mg. Massa fotokatalis diatas
100 mg justru menurunkan persentase
degradasi. Kondisi ini menandakan
penambahan jumlah fotokatalis yang
Gambar 5. Pengaruh pH larutan terhadap
melebihi kondisi optimum 100 mg tidak
persentase degradasi (%).
efektif dalam membentuk radikal hidroksil
dan ion superoksida karena fotokatalis
Waktu Irradiasi Optimum
tidak mendapatkan penyinaran UV
Hasil penelitian ini menunjukkan
sepenuhnya yang menyebabkan semakin
bahwa banyaknya remazol brilliant blue
banyak fotokatalis yang tersuspensi.
yang terdegradasi meningkat dari 1 jam ke
2 jam (Gambar 6). Hal ini disebabkan
karena semakin lama waktu degradasi,
maka semakin banyak kontak yang terjadi
antara remazol brilliant blue dengan
fotokatalis. Akibatnya, semakin banyak
molekul remazol brilliant blue yang
terdegradasi. Setelah mencapai diatas 2
jam, proses degradasi tergolong konstan.
Hal ini membuktikan proses yangterjadi
Gambar 4. Pengaruh massa fotokatalis merupakan fotodegradasi karena tidak
bentonit-Fe2O3 terhadap persentase terjadinya desorpsi seirig penambahan
degradasi (%). waktu.
51
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
52
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
53
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019
[10] Wijaya K., Sugiharto E., Fatimah I., [14] Ika M., dan Datin F. U.
Sudiono S., dan Kurniaysih D. Pemanfaatan Bentonit sebagai
Utilisasi TiO2-Zeolit dan Sinar UV Penjernih Minyak Pelumas Bekas
untuk Fotodegradasi Zat Warna Hasil Proses Daur Ulang dengan
Congo Red. Berkala MIPA, 2006, 3, Batubara. Jurnal Bahan Galian
27-35. Industri, 2008, 12(33), 17-21.
[11] Widihati I. A. G. Adsorpsi Ion Pb [15] Fisli Adel. Adsorben Nanokomposit
oleh Lempung Terinterkalasi Oksida Besi-Bentonit untuk
Surfaktan, Jurnal Kimia, 2012, 3(1), Pengolahan Limbah Nuklir dan Non-
27-32. Nuklir. Pusat Teknologi Bahan
[12] Dhena R, B., Rudi H., Santos, Industri Nuklir BATAN. 2008.
Pengaruh Komposisi Montmorillonit [16] Feng J., Hu X., and Yue P.L. Novel
pada Pembuatan Polipropilen- Bentonite Clay-Based Fe-
Nanokomposit terhadap Kekuatan Nanocompositas a Heterogeneous
Tarik dan Kekerasannya, Seminar Catalyst for Photo-Fenton
Nasional Teknik Kimia, 2011. Discoloration and Mineralization of
[13] Permanasari A., Della, dan Orange II. Environmental Sience and
Zackiyah. Adsorpsi Simultan Technology Journal. 2004, 38(1),
Kitosan-Bentonit Terhadap Ion 269-275.
Logam dan Residu Pestisida dalam [17] Jazi F. S., Parvina N., Rabiei M.,
Air Minum dengan Teknik Batch. Tahriri M., Shabestari Z. M., and
Seminar Nasional Kimia dan Azadmehr A. R. The Effect of The
Pendidikan Kimia Universitas Negeri Synthesis Route on The Grain Size
Yogyakarta. 2011. and Morphology of ZnO/Ag
Nanocomposite. Journal of Ceramic
Processing Research, 2012, 13(5),
523-526.
54