Вы находитесь на странице: 1из 9

Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

FOTOKATALIS BENTONIT-Fe2O3 UNTUK DEGRADASI ZAT WARNA


REMAZOL BRILLIANT BLUE

Ermin Riskiani, Iryanti Eka Suprihatin, dan James Sibarani

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia 80361
eka_suprihatin@unud.ac.id

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter fotokatalis bentonit-Fe2O3,


menentukan kondisi optimum fotodegradasi, dan efektivitas fotodegradasi remazol brilliant
blue dengan fotokatalis bentonit-Fe2O3. Karakterisasi fotokatalis bentonit-Fe2O3 dilakukan
dengan XRD, nanosizer, SEM, dan FTIR. Luas permukaan spesifik ditentukan dengan
metode adsorpsi methylene blue. Penentuan konsentrasi zat warna setelah proses fotodgradasi
dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentonit-
Fe2O3 memiliki puncak tajam yang menunjukkan tingkat kristalinitas tinggi, ukuran partikel
bentonit dan bentonit-Fe2O3 sebesar 2707,6 nm dan 2726,9 nm, dan terdapatnya gugus fungsi
Fe-O. Analisis dengan SEM menunjukkan permukaan bentonit-Fe2O3 lebih homogen
daripada bentonit. Fotodegradasi optimum terjadi pada massa fotokatalis 100 mg, pH 4,
waktu irradiasi 2 jam, dan konsentrasi zat warna 200 ppm. Efektivitas fotodegradasi yang
dihasilkan sebesar (98,20 ± 0,0676) %.

Kata kunci: remazol brilliant blue, fotokatalis, bentonit-Fe2O3.

ABSTRACT: The purposes of this study were to characterize the prepared bentonite-Fe2O3
photocatalyst and to determine its optimum photodegradation conditions and the
effectiveness of remazol brilliant blue degradation using bentonite-Fe2O3 photocatalyst. The
characterizations of bentonite-Fe2O3 photocatalyst were carried out with Fourier Transform
Infrared (FTIR), X-ray diffractometer (XRD), nanosizer, and scanning electron microscope
(SEM). The Specific surface area was determined by methylene blue adsorption method.
Further, the catalytic activity on methylene blue degradation was determined by UV-Vis
spectrophotometer. The results showed that the synthesized bentonite-Fe2O3 has a sharp peak
which showed a high level of crystallinity, with particle size of 2726.9 nm, and contains Fe-
O. SEM analysis showed that the surface of bentonite-Fe2O3 was more homogeneous than
bentonite. The optimum photodegradation conditions occurred at photocatalyst mass of 100
mg, pH of 4, 2 hours of irradiation time, and dye concentration of 200 ppm. The effectiveness
of photodegradation produced was (98,20 ± 0,0676)%.

Keywords: remazol brilliant blue, photocatalyst, bentonite-Fe2O3.

1. PENDAHULUAN mengandung senyawa organik yang sulit


didegradasi secara biologis. Zat warna
Perkembangan industri tekstil di sintesis banyak digunakan dalam industri
Indonesia yang semakin pesat tekstil karena terikat kuat pada kain yang
menimbulkan dampak signifikan terhadap menjadikan kain tidak mudah pudar, salah
lingkungan perairan karena dalam satu jenis zat warna ini adalah zat warna
prosesnya menggunakan zat warna. Zat azo.
warna yang digunakan biasanya

46
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

Zat warna azo bersifat sangat reaktif, pendegradasi polutan organik dan zat
salah satu contohnya adalah remazol warna. Radikal hidroksil memiliki
brilliant blue yang memberikan warna- reaktivitas yang tinggi sehingga dengan
warna biru cerah dan tidak mudah luntur meningkatnya jumlah radikal hidroksil
karena memiliki gugus kromofor dan maka semakin banyak zat warna yang
auksokrom. Selain itu, zat warna ini juga terdegradasi. Sinar matahari yang sampai
memiliki kestabilan struktur aromatik ke bumi memiliki intensitas yang lemah
kompleks yang sangat tahan terhadap sehingga proses degradasi berlangsung
reaksi oksidasi kimia. Namun, pewarna azo lambat. Untuk meningkatkan laju tersebut
sangat beracun bagi biota perairan dan maka digunakan fotokatalis berupa oksida
karsinogenik bagi manusia. Zat warna logam yang memiliki sifat semikonduktor
tekstil juga memberikan dampak negatif seperti TiO2, ZnO, CuO, CdO, Fe2O3, dan
lain seperti pencemaran jika limbah yang sebagainya. Bahan semikonduktor juga
mengandung zat warna tersebut dibuang memiliki kemampuan fotokatalitik
secara langsung ke aliran sungai atau tidak sehingga ketika terkena cahaya pada
diolah dengan baik sehingga masih panjang gelombang (λ) tertentu akan
mengandung zat yang berbahaya bagi menjadi oksidator yang memiliki
makhluk hidup dan lingkungan [1]. kemampuan untuk mendegradasi polutan
Limbah cair dari zat warna tekstil organik menjadi senyawa yang lebih
harus diolah sebelum dibuang ke saluran air sederhana [10].
karena 95% limbah tersebut tidak dapat Lempung bentonit merupakan
digunakan ulang [2]. Limbah cair dari zat lempung yang mengandung 85%
warna tekstil yang tidak diolah akan montmorillonit. Montmorillonit merupakan
menjadi permasalahan yang semakin luas suatu mineral yang bersifat unik karena
di daerah industri. Molekul zat warna yang memiliki kemampuan mengembang
semakin banyak akan mengganggu proses (swelling), kapasitas tukar kation, dan dapat
fotosintesis dan merusak estetika. diinterkalasi [11]. Bentonit digunakan
Upaya penanganan masalah tersebut sebagai material paduan karena merupakan
telah dilakukan dengan bermacam-macam nanoreinforcement yang memiliki lapisan-
cara. Secara konvensional misalnya lapisan berukuran nano [12].
adsorpsi menggunakan pasir aktif dan Bentonit dapat dimodifikasi dengan
karbon aktif [3], atau lempung zeolite [4] meletakkan suatu spesies partikel yang
sampai metode yang mutakhir seperti berukuran nano diantara dua lembaran
biodegradasi [5], irradiasi pengion [6], (pillared clay) yang saat ini sedang banyak
maupun teknologi plasma [7]. Namun, dilakukan. Modifikasi lempung bentonit ini
masing-masing metode tersebut memiliki dapat meningkatkan luas permukaan.
kelebihan dan kekurangan. Metode Komposit bentonit memiliki kapasitas
konvensional tidak efektif dalam adsorpsi terhadap senyawa anorganik dan
mendegradasi zat pencemar, sedangkan logam-logam berat [13] dan kemampuan
metode mutakhir memerlukan biaya yang untuk mendegradasi warna melalui proses
cukup tinggi. Salah satu upaya alternatif fotokatalisis [14].
pengolahan limbah adalah dengan Sisi aktif katalis dapat diperbanyak
menggunakan prinsip fotodegradasi [8] dengan penambahan pendukung pada
menggunakan fotokatalis [9]. katalis tersebut, yang biasa disebut metode
Fotodegradasi dalam prosesnya impregnasi. Impregnasi dilakukan dengan
menggunakan energi yang berasal dari cara mengadsorpsikan garam logam yang
cahaya (sinar matahari atau lampu UV) mengandung komponen aktif logam dalam
untuk mengaktifkan proses katalisis pada larutan ke padatan bentonit. Dalam proses
permukaan dari bahan semikonduktor yang fotodegradasi, zat warna akan teradsorpsi
akan menghasilkan radikal hidroksil (OH-) pada suatu permukaan fotokatalis yang

47
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

akan mengalami degradasi dengan bantuan yang telah diaktivasi dalam 500 mL aqua
sinar UV. Namun, daya adsorpsi DM dan diaduk selama 3 jam sehingga
merupakan suatu kelemahan dari proses membentuk suspensi yang homogen. Pada
fotokatalisis maka diperlukan adsorben wadah lain, dibuat larutan pemilar 500 mL
yang berupa lempung bentonit [15]. FeCl3 0,2 M. Ditambahkan Na2CO3 sedikit
Proses interkalasi dilakukan dengan demi sedikit ke dalam larutan pemilar
membuat Fe2O3 dalam bentuk senyawa sambil diaduk selama 3 jam. Dicampurkan
kompleks antara ion Fe3+ (FeCl3) dengan larutan pemilar tersebut ke dalam suspensi
Na2CO3 agar membentuk Fe2O3 yang dapat bentonit dan diaduk selama 3 jam.
masuk ke ruang antarlapis lempung. Selanjutnya didiamkan selama 48 jam
Selanjutnya prekursor diimpregnasi dan Kemudian bentonit dicuci dengan aqua DM
dikalsinasi pada suhu 350°C [16]. berkali-kali sampai pH 7. Endapan
Karakterisasi padatan dilakukan dengan dikeringkan dalam oven pada temperatur
difraksi sinar-X (XRD) untuk 120oC selama semalam. Setelah kering
mengidentifikasi fasa kristalin yang padatan digerus dan diayak dengan
terbentuk, nanosizer/zetasizer dan SEM pengayak ukuran 106 µm. Selanjutnya
untuk menentukan ukuran dan muatan serbuk dikalsinasi pada suhu 3500C selama
partikel dari fotokatalis yang terbentuk. 4 jam. Terakhir, bentonit digerus pelan-
Karakterisasi menggunakan FTIR untuk pelan hingga menjadi bubuk halus dan
menentukan gugus fungsi. diayak dengan pengayak 106 µm. Hasil
kemudian dikarakterisasi menggunakan
2. PERCOBAAN XRD, FTIR, Nanosizer/zetasizer, dan SEM.

Bahan dan Peralatan 2.2.2. Luas Permukaan


Bahan-bahan yang digunakan dalam Metode methylene blue digunakan
penelitian ini meliputi: bahan-bahan yang untuk mengukur luas permukaan dengan
berkualitas pro analisis (p.a) yang meliputi: adsorpsi methylene blue 200 ppm selama
remazol brilliant blue, lempung bentonit, 5, 10, 15, 20, 40, dan 60 menit dengan 0,1
0,1 M larutan FeCl3, methylene blue, 1 M gram fotokatalis sambil diaduk dengan
larutan HCl, 0,1 N larutan AgNO3, 0,1 M magnetic stirrer.
larutan NaCl, serbuk Na2CO3, aqua
demineralisasi (aqua DM), dan pH Penentuan Massa Fotokatalis Optimum
universal. Penentuan konsentrasi fotokatalis
Peralatan yang digunakan dalam optimum dilakukan dengan memvariasikan
penelitian ini meliputi gelas beker, gelas massa fotokatalis sebanyak 50, 100, 150,
ukur, timbangan analitik, magnetic stirrer, 200, 250, dan 300 mg untuk mendegradasi
batang pengaduk, hot plate, tanur, pipet larutan zat warna 200 ppm. Diirradiasi
tetes, plastik hitam, kotak radiasi, oven, dengan lampu UV selama 5 jam, sambil
pengayak 106 µm, cawan porselin serta diaduk dengan magnetic stirrer.
mortar, dan lampu Philips. Alat Fourier
Transform Infra Red (FTIR), X-Ray Penentuan pH Optimum Fotodegradasi
Diffraction (XRD), Scanning Electron Penentuan pH optimum dilakukan
Microscopy (SEM), dan dengan memvariasikan pH larutan zat
Nanosizer/zetasizer. warna 200 ppm pada pH 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, dan 10 untuk degradasi dengan massa
2.2 Metode fotokatalis 100 mg. Diirradiasi dengan
lampu UV selama 5 jam, sambil diaduk
Sintesis Fotokatalis [16] dengan magnetic stirrer.
Fotokatalis dibuat dengan
melarutkan 70 gram bentonit (Na-Bentonit) Penentuan Waktu Irradiasi Optimum

48
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

Penentuan waktu irradiasi optimum Fotokatalis bentonit-Fe2O3 dibuat


dilakukan dengan mendegradasi larutan zat dengan mencampur bentonit alam dan
warna 200 ppm pada pH 4, massa larutan pemilar besi (III) klorida (FeCl3)
fotokatalis 100 mg untuk mendegradasi dengan bubuk natrium karbonat (Na2CO3).
larutan zat warna 200 ppm. Diirradiasi Reaksi yang terjadi adalah:
dengan lampu UV dengan variasi waktu 1, 2FeCl3 + 3Na2CO3  6NaCl + Fe2(CO3)3
2, 3, 4, 5, dan 6 jam sambil diaduk dengan Endapan besi karbonat yang
magnetic stirrer. terbentuk dikeringkan dalam oven pada
suhu 1200C selama 24 jam. Setelah kering,
Penentuan Konsentrasi Zat Warna diayak dalam ayakan 106 µm. Selanjutnya
Optimum dikalsinasi pada suhu 3500C selama 4 jam
Penentuan konsentrasi zat warna untuk merubah besi karbonat menjadi
optimum dilakukan dengan mendegradasi komposit Fe2O3, dengan reaksi sebagai
larutan zat warna 50, 100, 150, 200, 250, berikut [17]:
dan 300 ppm pada massa fotokatalis 100
mg, pH 4, waktu optimum irradiasi 2 jam. Fe2(CO3)3  Fe2O3 + 3 CO2

Penentuan Efektivitas Proses Kristalinitas Bentonit-Fe2O3


Fotodegradasi Difraktogram XRD bentonit-Fe2O3
Efektivitas fotodegradasi dilakukan (Gambar 1) memperlihatkan puncak-
dengan menyiapkan sebanyak 3 buah gelas puncak yang mempunyai intensitas tinggi
beker 250 mL yang telah dibungkus plastik sehingga sudah dapat dikatakan fasa
hitam dan diisi 25,00 mL larutan remazol kristalin. Intensitas dari difraksi sinar X
brilliant blue 200 ppm. Ke dalam gelas mengindikasikan kesempurnaan kristal dan
beker ditambahkan 100 mg fotokatalis kerapatan susunan atom dalam kristal.
bentonit-Fe2O3 dan diatur agar pH Semakin runcing dan tinggi refleksi
campuran 4. Selanjutnya, campuran intensitas suatu material maka
diirradiasi sinar UV sambil diaduk dengan kristalitasnya semakin baik dan susunannya
magnetic stirrer selama 2 jam. semakin rapat.
Dalam semua proses, konsentrasi
zat warna yang tidak terdegradasi
ditentukan dengan mengukur absorbansi
filtrat setelah campuran hasil fotodegradasi
disaring. Konsentrasi ditrntukan dengan
metode kalibrasi Kemudian konsentrasi
remazol brilliant blue dimasukkan ke
dalam rumus persentase degradasi (%D)
dengan persamaan sebagai berikut:

%D=
Co = konsentrasi awal remazol brilliant
blue
Ct = konsentrasi remazol brilliant blue Gambar 1. Difraktogram bentonit-Fe2O3
setelah degradasi
Bentonit mempunyai ukuran yang
3. HASIL dan PEMBAHASAN lebih kecil dibandingkan dengan bentonit-
Fe2O3, namun perbedaannya tidak
Fotokatalis Bentonit-Fe2O3 signifikan (Tabel 1).

49
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

Tabel 1. Analisis Bentonit dan Bentonit- Bilangan gelombang 435,91 cm-1


Fe2O3 dengan Nanosizer/zetasizer merupakan vibrasi Fe-O (Gambar 3).

Nama sampel Hasil Analisis


PSA Zeta
(nm) Potensial(mV)
Bentonit 2707,6 -43,2
Bentonit- Fe2O3 2726,9 -80,5

Pengukuran zeta potensial


menunjukkan permukaan bentonit dan
bentonit-Fe2O3 bermuatan negatif. Namun,
bentonit-Fe2O3 menunjukkan muatan yang
lebih negatif daripada bentonit. Muatan
negatif yang besar dari bentonit-Fe2O3 ini
kurang efisien untuk mendegradasi zat
warna remazol brilliant blue yang Gambar 2. SEM perbesaran 1000 (atas) dan
bermuatan negatif, sehingga diperlukan 50.000 kali (bawah)
pengaturan pH agar proses degradasinya
lebih efektif. Pada pH 4 permukaan
fotokatalis Fe2O3 bermuatan positif dan
warna remazol brilliant blue bermuatan
negatif. Remazol brilliant blue yang
bermuatan negatif akan lebih mudah
teradsorpsi pada permukaan Fe2O3 yang
bermuatan positif. Adsorpsi remazol
brilliant blue menjadi meningkat dengan
adanya interaksi elektrostatik antara
Remazol brilliant blue dengan Fe2O3.

Morfologi Partikel Bentonit-Fe2O3


Hasil SEM pada perbesaran 1000
kali ini menunjukkan ukuran kristal dari Gambar 3 . Spektra FTIR bentonit-Fe2O3
bentonit-Fe2O3 hampir homogen. Pada
perbesaran 50.000 kali bentonit-Fe2O3 Luas Permukaan
mempunyai porositas yang cukup besar Luas permukaan pada penelitian ini
yang ditunjukkan oleh adanya cekungan ditentukan dengan metode methylene blue.
yang berwarna hitam yang Luas permukaan rata-rata bentonit-Fe2O3
mengindikasikan bagian dari pori yang adalah 185,1109 m2/g. Luas permukaan
lebih besar (Gambar 2). suatu adsorben dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang meliputi: ukuran pori, letak
pori, dan bentuk pori. Luas permukaan pori
Karakterisasi dengan FTIR
Karakteristik vibrasi yang dimiliki ini mewakili luas permukaan aktif dari pori
oleh fotokatalis bentonit-Fe2O3 yaitu pada yang bisa bereaksi dengan reaktan.
bilangan gelombang. 3622,32-3695,61 cm-1 Hasil penelitian ini menunjukkan
yang merupakan serapan dari -OH bahwa bentonit-Fe2O3 memiliki luas
(stretching). Pada bilangan 1111,0 cm-1 permukaan yang lebih besar daripada hasil
adalah serapan dari Si-O-Si (stretching), penelitian Dewi dkk. [9] yang
dan 928,12 cm-1 merupakan vibrasi Al-O. menunjukkan hasil pengukuran adsorben
bentonit sebesar 47,6473 m2/g dan

50
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

adsorben bentonit dengan modifikasi Fe2O3 menurun. Remazol brilliant blue lebih
sebesar 47,8140 m2/g. Hal ini mungkin mudah terdegradasi pada pH asam daripada
karena fotokatalis hasil penelitian pH basa. Hal ini karena zat warna remazol
mempunyai jumlah pori lebih banyak yang brilliant blue bermuatan negatif, sedangkan
menyebabkan luas permukaannya lebih permukaan fotokatalis Fe2O3 bermuatan
besar. positif pada pH asam sehingga kontak
antara keduanya dapat terjadi, yang
Massa Fotokatalis Bentonit-Fe2O3 berakibat terdegradasinya zat warna
Optimum tersebut
Gambar 4 menunjukkan bahwa
penggunaan fotokatalis yang meningkat
dari 50 mg ke 100 mg menghasilkan
peningkatan persentase degradasi remazol
brilliant blue. Persentase degradasi zat
warna remazol brilliant blue terbesar
terjadi pada saat penambahan fotokatalis
sebanyak 100 mg. Massa fotokatalis diatas
100 mg justru menurunkan persentase
degradasi. Kondisi ini menandakan
penambahan jumlah fotokatalis yang
Gambar 5. Pengaruh pH larutan terhadap
melebihi kondisi optimum 100 mg tidak
persentase degradasi (%).
efektif dalam membentuk radikal hidroksil
dan ion superoksida karena fotokatalis
Waktu Irradiasi Optimum
tidak mendapatkan penyinaran UV
Hasil penelitian ini menunjukkan
sepenuhnya yang menyebabkan semakin
bahwa banyaknya remazol brilliant blue
banyak fotokatalis yang tersuspensi.
yang terdegradasi meningkat dari 1 jam ke
2 jam (Gambar 6). Hal ini disebabkan
karena semakin lama waktu degradasi,
maka semakin banyak kontak yang terjadi
antara remazol brilliant blue dengan
fotokatalis. Akibatnya, semakin banyak
molekul remazol brilliant blue yang
terdegradasi. Setelah mencapai diatas 2
jam, proses degradasi tergolong konstan.
Hal ini membuktikan proses yangterjadi
Gambar 4. Pengaruh massa fotokatalis merupakan fotodegradasi karena tidak
bentonit-Fe2O3 terhadap persentase terjadinya desorpsi seirig penambahan
degradasi (%). waktu.

pH Optimum Fotodegradasi Remazol


Brilliant Blue
Pada Gambar 5, terlihat bahwa
persentase degradasi larutan remazol
brilliant blue mencapai maksimum pada
pH 4 dengan persentase degradasi rata-rata
sebesar 97,03%. Persentase degradasi pada
pH 1 sampai dengan 3 cenderung konstan,
Gambar 6. Pengaruh lama irradiasi
sedangkan pada pH diatas 4 cenderung
terhadap persentase degradasi (%).

51
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

Fe2O3, dan bentonit-Fe2O3 pada kondisi


Konsentrasi Optimum Remazol Brilliant optimumnya yang dilakukan dengan cahaya
Blue dan tanpa cahaya. Pada kondisi dikenai
Persentase degradasi secara cahaya, fotokatalis bentonit-Fe2O3 lebih
optimum tercapai pada konsentrasi larutan efektif dalam mendegradasi larutan remazol
200 ppm, namun ketika konsentrasi larutan brilliant blue blue pada 200 ppm. Hal ini
zat warna bertambah maka persentase sangat efektif untuk diaplikasikan dalam
degradasi menurun. Remazol brilliant blue pengolahan limbah zat warna tekstil yang
pada konsentrasi lebih tinggi memiliki biasanya mengandung polutan seperti zat
jumlah molekul yang lebih banyak, warna dengan konsentrasi tinggi. Jika
akibatnya molekul tersebut menutupi dibandingkan, bentonit menghasilkan
permukaan fotokatalis. Tertutupnya persentase degradasi rata-rata 46,56%,
permukaan fotokatalis menyebabkan katalis Fe2O3 sebesar 63,40% dan
kurangnya pembentukan pasangan hole fotokatalis bentonit-Fe2O3 sebesar 98,20%.
(h+vb) dan elektron (e-) sehingga OH radikal Fotokatalis bentonit-Fe2O3 mempunyai
(•OH) dan radikal superoksida (•O2-) yang kemampuan mendegradasi zat warna paling
berfungsi untuk mereduksi dan efektif mengacu pada Keputusan Menteri
mengoksidasi zat warna. Lingkungan Hidup yaitu Kep-
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu
limbah cair, konsentrasi warna cair
maksimum yang diperbolehkan yaitu 5-10
mg/L.
Pada kondisi dengan cahaya,
bentonit murni menghasilkan persentase
degradasi yang rendah karena hanya terjadi
proses adsorbsi dan suatu saat jika dalam
keadaan jenuh akan terjadi desorbsi. Katalis
Fe2O3 mempunyai kemampuan
Gambar 7. Pengaruh konsentrasi zat warna
mendegradasi yang lebih tinggi karena
remazol brilliant blue terhadap
berfungsi sebagai katalis yang
persentase degradasi (%)
mempercepat reaksi redoks sehingga
kontak antara zat warna dengan katalis
tersebut besar. Fotokatalis bentonit-Fe2O3
memberikan persentase degradasi paling
Efektivitas Fotodegradasi Remazol
tinggi yang membuktikan terjadinya proses
Brilliant Blue
degradasi. Zat warna yang telah masuk ke
dalam fotokatalis bentonit-Fe2O3 akan
Tabel. 2. Efektivitas Degdradasi dengan
didegradasi oleh radikal hidroksil sehingga
Material Degradasi rata- Degradasi rata- dihasilkan CO2, H2O, dan asam mineral.
rata dengan sinar rata tanpa sinar
UV UV
Hal inilah yang membedakan proses
(%) (%) adsorbsi dan degradasi. Pada degradasi
Bentonit 46,56 ± 0,8094 45,37 ± 0,0812 dihasilkan CO2, H2O, dan asam mineral
Fe2O3 63,40 ± 0,6917 1,06 ± 0,0050 sehingga tidak akan mengalami desorbsi.
Bentonit- Terjadinya degradasi diperkuat dengan
Fe2O3 98,20 ± 0,0676 47,20 ± 0,2408
turunnya pH suspensi dari 4 menjadi 3,
dan Tanpa UV yang mengindikasikan terbentuknya asam
mineral.
Berdasarkan Tabel 2. dapat Pada kondisi tanpa cahaya, bentonit
diketahui persentase degradasi (%) remazol murni dapat menurunkan konsentrasi zat
brilliant blue dengan bentonit, katalis warna sebesar 45,37%, Fe2O3 sebesar

52
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

1,06%, dan bentonit-Fe2O3 sebesar 47,20%. by Magnetically Activated


Perbedaan persentase degradasi yang besar Carbon/Hidrogen Peroxide with
antara proses dengan dan tanpa radiasi ini Hidroxylamine as Fenton Enhancer.
membuktikan bahwa pada proses tanpa Journal of Molecular Liquids, 2016,
cahaya tidak terjadi degradasi, melainkan 216, 751-787.
hanya adsorbsi. Penurunan konsentrasi oleh [2] Romiyati. Sintesis dan Karakterisasi
bentonit-Fe2O3 hampir sama dengan Nanokatalis Ni(1X)VxFe2O4 sebagai
bentonit murni. Hal ini karena yang Fe2O3 Fotokatalis pada Fotodegradasi.
telah masuk ke dalam bentonit tidak aktif M.Si. Tesis, Universitas Lampung,
sebagai fotokatalis pada keadaan tanpa 2016.
cahaya sehingga hanya mempunyai [3] Sumarni. Adsorpsi Zat Warna dan
kemampuan adsorbsi seperti bentonit Zat Padat Tersuspensi dalam Limbah
murni. Sedangkan Fe2O3 merupakan suatu Cair Batik. Prosiding : Seminar
katalis sehingga tidak mempunyai Nasional Aplikasi Sains dan
kemampuan adsorpsi. Uji menggunakan pH Teknologi. Yogyakarta, 2012.
universal juga tidak menunjukkan [4] Kamalia, L. Adsorpsi Zat Warna
penurunan pH diakhir proses adsorbsi, yang Methyl Orange Menggunakan Zeolit
menguatkan dugaan tidak terjadinya dari Abu Dasar Batubara. S.Si.
degradasi. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2013.
[5] Carliell C. M., Barclay S. J., Bucley
C. A., Mulholland D. A., and Senior
4. KESIMPULAN E. Microbial Decolorizaton of
Berdasarkan penelitian yang telah Reactiv Red Dye Under Anaerobic
dilakukan, maka diperoleh simpulan Condition. Water SA, 1995, 211, 61-
sebagai berikut: Persentase fotodegradasi 69
paling optimum diperoleh pada massa [6] Indragini. Degradasi 4,4-Dikloro
bentonit-Fe2O3 100 mg, pH 4, waktu radiasi Bifenil dengan Kombinasi Proses
2 jam, dan konsentrasi zat warna 200 ppm. Fotokatalis dan Radiasi Gamma
Fotodegradasi menggunakan fotokatalis Menggunakan Nanokomposit Karbon
bentonit-Fe2O3 dengan sinar UV pada Aktif Zeolit Alam TiO2. M.Si. Tesis,
kondisi optimumnya dapat mendegradasi Universitas Indonesia, 2011
zat warna remazol brilliant blue sebesar [7] Cristiana M., Mu’nisatun, Saptaaji
98,20% R., dan Marjanto D. Studi
Pendahuluan Mengenai Degradasi
5. UCAPAN TERIMA KASIH Zat Warna Azo dalam Pelarut Air
Penulis mengucapkan terima kasih Menggunakan Mesin Bekas Elektron
kepada Laboratorium Penelitian Kimia 350 keV/10m. Sekolah Tinggi
Universitas Udayana atas fasilitas yang Teknologi Nuklir. 2005.
telah diberikan, Ucapan terima kasih juga [8] Alinsafi A. F., Aveou E. M.,
disampaikan kepada Dr. Ir. I Gusti Ayu Abdulkarim M. N., Pons O., Zahraa
Kunti Sri Panca Dewi, M.Si., I Nengah A.B., and Nejmeddine A. Treatment
Simpen, S. Si., M. Si., dan A.A.I.A Mayun of Textile Industry Wastewater by
Laksmiwati, S.Si., M. Si., yang telah Supported Photocatalysis. Dyes and
memberikan saran untuk perbaikan dan Pigments, 2006, 72(2), 439-445
penyempurnaan penelitian ini [9] Dewi M. A., Suprihatin I. E., dan
Sibarani J. Fotodegradasi Zat Warna
6. DAFTAR PUSTAKA Remazol Brilliant Blue dengan
[1] Fayazi M., Taher M. A., Afzali D., Bentonit Terimpregnasi Fe2O3. Jurnal
and Mostafani, A. Enhanced Fenton Kimia, 2017, 11(1), 82-87.
Like Degradation of Methylene Blue

53
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 1, Mei 2019

[10] Wijaya K., Sugiharto E., Fatimah I., [14] Ika M., dan Datin F. U.
Sudiono S., dan Kurniaysih D. Pemanfaatan Bentonit sebagai
Utilisasi TiO2-Zeolit dan Sinar UV Penjernih Minyak Pelumas Bekas
untuk Fotodegradasi Zat Warna Hasil Proses Daur Ulang dengan
Congo Red. Berkala MIPA, 2006, 3, Batubara. Jurnal Bahan Galian
27-35. Industri, 2008, 12(33), 17-21.
[11] Widihati I. A. G. Adsorpsi Ion Pb [15] Fisli Adel. Adsorben Nanokomposit
oleh Lempung Terinterkalasi Oksida Besi-Bentonit untuk
Surfaktan, Jurnal Kimia, 2012, 3(1), Pengolahan Limbah Nuklir dan Non-
27-32. Nuklir. Pusat Teknologi Bahan
[12] Dhena R, B., Rudi H., Santos, Industri Nuklir BATAN. 2008.
Pengaruh Komposisi Montmorillonit [16] Feng J., Hu X., and Yue P.L. Novel
pada Pembuatan Polipropilen- Bentonite Clay-Based Fe-
Nanokomposit terhadap Kekuatan Nanocompositas a Heterogeneous
Tarik dan Kekerasannya, Seminar Catalyst for Photo-Fenton
Nasional Teknik Kimia, 2011. Discoloration and Mineralization of
[13] Permanasari A., Della, dan Orange II. Environmental Sience and
Zackiyah. Adsorpsi Simultan Technology Journal. 2004, 38(1),
Kitosan-Bentonit Terhadap Ion 269-275.
Logam dan Residu Pestisida dalam [17] Jazi F. S., Parvina N., Rabiei M.,
Air Minum dengan Teknik Batch. Tahriri M., Shabestari Z. M., and
Seminar Nasional Kimia dan Azadmehr A. R. The Effect of The
Pendidikan Kimia Universitas Negeri Synthesis Route on The Grain Size
Yogyakarta. 2011. and Morphology of ZnO/Ag
Nanocomposite. Journal of Ceramic
Processing Research, 2012, 13(5),
523-526.

54

Вам также может понравиться