Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
e-mail : buamonad@yahoo.com
36
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
garis pasang surut, tetapi juga dapat memiliki luas 62,72 ha atau sekitar
tumbuh pada pantai karang, pada 11,2% dari 556,485 ha luas wilayah
dataran koral mati di atasnya ditimbuni desa Tiwoho (Pontoh, 2011). sejak
selapis tipis pasir atau ditimbuni lumpur duluh masyarakat telah terbiasa secara
atau pantai berlumpur (Saparinto, rutin dan turun temurun memanfaatkan
2007). hutan mangrove sebagai
Hutan mangrove adalah tipe sumber penghidupan. Masyarakat
hutan yang khas yang terdapat menggunakan mangrove sebagai
disepanjang pantai atau muara sungai kawasan berburu, tempat memenuhi
yang dipengaruhi oleh pasang surut air kebutuhan rumah tangga dan
laut (Nontji, 1987 dalam Rahadyan, keperluan kesehatan. Kegiatan yang
2003). Segala tumbuhan yang terdapat rutin dilakukan yaitu mencari ikan,
didalam ekosistem hutan mangrove kepiting, biak (kerang laut), soa-soa
saling berinteraksi dengan (biawak), burung, mencari kayu bakar,
lingkungannya, baik yang bersifat tiang rumah, bahan baku pembuatan
abiotik maupun biotik. Hutan mangrove atap rumah, sumber pakan ternak dan
merupakan ekosistem yang unik dan obat-obatan tradisional (Sonjaya,
berfungsi ganda dalam lingkungan 2007). Sonneratia alba adalah salah
hidup. Hal ini disebabkan oleh adanya satu jenis pohon yang hidup di hutan
pengaruh lautan dan daratan, sehingga mangrove. Jenis yang merupakan famili
terjadi interaksi kompleks antara sifat dari Sonneratiaceae ini memiliki nama
fisika, sifat kimia, dan sifat biologi daerah antara lain pedada, perepat,
(Arief, 2003). pidada, bogem, bidada, posi – posi,
Hutan mangrove Tiwoho wahat, putih, berapak, bangka, susup,
merupakan Wilayah zona rimba kedada, muntu, pupat dan mange –
kawasan konservasi Taman Nasional mange. Namun masyarakat di sekitar
Bunaken (TNB), dimana dalam Taman Nasional Baluran mengenalnya
pengelolaannya daerah ini termasuk dengan sebutan Pedada. (Anonim,
bagian dari seksi pengelolaan Taman 2017). Penelitian ini dirancang dengan
Nasional (SPTN) wilayah konservasi tujuan mengukur dan menganalisis
bertepatan dengan penetapatan TNB indeks daun S. alba pada zona tumbuh
berdasarkan surat keputusan menteri berbeda di pesisir pantai Desa Tiwoho
kehutanan Nomor : 730/KPTS-II/1991 Kabupaten Minahasa Utara.
tanggal 15 Oktober 1991. Kawasan
mangrove ini berada di sepanjang
METODE PENELITIAN
pesisir bagian utara Molas (Kota
Manado) dan Wori (Kab. Minahasa Peneltian ini dilaksanakan selama
Utara). Luas keseluruhan mangrove tiga bulan dengan lama waktu
TNB di wilayah ini seluas 192,86 ha pengambilan data dan analisis selama
atau sebesar 7,27% dari luas total 1 bulan. Lokasi yang di pilih sebagai
hutan mangrove di Sulawesi Utara tempat pelaksanaan penelitian yaitu
(Halidah dan Kama, 2013). Selain itu pesisir Desa Tiwoho Kecamatan Wori
kawasan ini juga berfungsi sebagai Kabupaten Minahasa Utara. Peta lokasi
perlindungan keanekaragaman hayati penelitian dapat dilihat pada
khususnya afifauna dalam hal daya (Gambar 1).
dukung habitat. Titik sampling dipilih wewakili
Bagi masyarakat Tiwoho tiga lokasi atau habitat tumbuh tegakan
keberdayaan mangrove sangat S. alba yaitu bagian depan dekat laut
bermanfaat terhadap keberlangsungan bagian tengah dan belakang (dekat
hidupnya, sebab kawasan ini menjadi darata). Pada masing-masing habitat
sumber ekonomi dan penyangga bagi tumbuh ditetapkan 3 sub-lokasi
pemukiman mereka terhadapa dampak sampling (ulangan).
negatif dari air laut. Mangrove Tiwoho
37
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
38
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
4
3.5 daratan. Ringkasan hasil uji-t dapat
3 dilihat pada (Tabel 1).
2.5 Hasil uji-t terhadap nilai rata-rata
2
1.5 indeks daun S. alba menujukkan bahwa
1 antara zona tengah dan zona sebelah
0.5 daratan terdapat perbedaan yang
0 nyata. Sementara itu, antara zona
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 pantai dan zona tengah dan antara
zona pantai dan zona dekat daratan
tidak terdapat perbedaan yang nyata.
Gambar 4. Distribusi log normal
morfometrik daun S. alba di zona dekat
daratan. KESIMPULAN
Koefisien keragaman
morfometrik daun S. alba di desa
Hasil uji-t
Tiwoho diperoleh nilai koefisien
Berdasarkan hasil Uji-t di peroleh keragaman morfometrik daun sebesar
bahwa perbandingan ukuran rata-rata 75,76% pada zona pantai, sebesar
lebar dan panjang daun S. alba pada 68,03% pada zona tengah dan sebesar
setiap lokasi tumbuh. 63,29% pada zona dekat daratan. Hasil
ini menunjukkan adanya perbedaaan
Tabel 1. Hasil uji-t. adaptasi dan kompetisi di ketiga zona
tersebut.
Variabel Hasi Uji t
Nilai Standar Secara umum, hasil uji-t ukuran
rataan Deviasi
rata-rata lebar dan panjang daun
L1=15,04 L1=12,48 menunjukkan adanya perbedaan yang
L1: L2 Signifikan
L2=113,92 L2=10,85 signifikan. Kecenderungan yang
ditemukan adalah bahwa ukuran lebar
L1=12,48
L1: L3 Signifikan
L1=15,04
L3=17,60
daun semakin membesar ke arah
L3=115,34 daratan. Hasil uji-t nilai rata-rata indeks
daun menujukkan bahwa antara zona
Tidak L2=113,91 L2=10,85
L2: L3
Signifikan L3=115,34 L3=17,60 tengah dan zona daratan terdapat
P1=20,29
perbedaan yang signifikan, sedangkan
P1=32,55 antara zona pantai dan tengan serta
P1: P2 Signifikan P2=14,11
P2=79,54
antara zona pantai dan zona dekat
P1=32,55 P1=20,29 daratan tidak terdapat perbedaan yang
P1 : P3 Signifikan
P3=74,94 P3=12,30 signifikan.
P2=79,54 P2=14,11
P2: P3 Signifikan DAFTAR PUSTAKA
P3=74,94 P3=12,30
Keterangan: P1 (panjang daun di zona pantai ), P2 ( Anonim, 2017. Konservasi. Laut.
panjang daun di zona tengah), P3 (panjang daun di
zona dekat daratan), L1 (lebar daun di zona pantai),
Blogspot. co.id/2011/08/
L2 (lebar daun di zona tengah), L3 (lebar daun di zona mangrove-Sonneratia-alba.html.
dekat daratan) Di unduh pada 15 Januari 2016
pukul 09.00 Wita.
39
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
40