Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Introduction
1.1. Objective of the review article
1.2 Summary
1.3. Outline of the review
1
4.1.1.6. Discriminating between competing hypotheses.
4.1.1.6.1. Assumptions and variable definitions.
4.1.1.6.2. Contemporaneous one-period return–earnings relation.
4.1.1.6.3. Expanding the return–earnings measurement window.
4.1.1.6.4. Including leading period return
4.1.1.6.5. Including future earnings and future returns.
4.1.1.6.6. Use of analysts’ forecasts instead of future returns.
4.1.1.6.7. Levels regression to obtain less biased estimates of earnings
response coefficients.
4.1.1.7. Bottom line.
2
4.2.3. Unresolved issues and future research
4.2.3.1. Correlation with returns as a criterion.
4.2.3.2. Level or unanticipated component of a performance measure.
4.2.3.3. Correlation with future cash flows.
3
Intisari
Capital market research in accounting
S.P. Kothari (2001)
Abstrak :
Penulis meriviu riset2 empiris yang menelihi hubungan antara pasar modal (CM) dan
laporan keuangan (FS). Permintaan atas riset CM dalam bidang akuntansi utamanya
bersumber dari analisis dan valuasi fundamental, pengujian efisiensi pasar, dan peran
angka2 akuntansi dalam kontrak dan proses politik. Topik saat ini yang menarik peneliti
adalah uji efisiensi pasar, terkait informasi akuntansi, analisis fundamental, dan relevansi
nilai pelaporan keuangan. Temuan yang diperoleh dalam riset ini kemungkinan membantu
dalam keputusan investasi di CM, pembentukan standar akuntansi, dan keputusan terkait
disclosure keuangan perusahaan.
1. Introduction
1.1. Objective of the review article
mereviu riset tentang hubungan CM dengan FS
utamanya untuk menghasilkan literature yang bermanfaat secara pedagogic (untuk
tujuan pendidikan/pengajaran).
reviu sebelumnya telah dilakukan oleh Lev & Ohlson (1982) serta Bernard (1989) terkait
riset 1970an dan 1980an.
Fokus reviu paper ini adalah periode 1980an dan 1990an.
reviu yang sudah pernah dilakukan adalah terkait relevansi terkait standard setting
(Holthausen & Watts 2001), corporate disclosure (Healy & Palepu 2001), riset CM terkait tax
(Shackelford & Shevlin 2001). Oki, paper ini tidak membahas tentang ketiga reviu ini.
1.2 Summary
Riset CM yang menjadi ketertarikan peneliti saat ini adalah pengujian efisiensi pasar dalam
hal info akuntansi (ex metode akuntansi dan akrual), analisis fundamental dan penilaian
berbasis akuntansi, dan relevansi nilai pelaporan keuangan.
Ditemukannya bukti tentang pasar yang inefisiensi dalam literatur ekonomi keuangan dan
akuntansi mendorong minat peneliti akuntansi dalam analisis fundamental, penilaian, dan
pengujian efisiensi pasar.
Bukti inefisiensi pasar telah menciptakan area penelitian baru yakni meneliti kinerja harga
saham dalam periode panjang setelah adanya peristiwa akuntansi. Berbeda dengan riset
1970 dan 1980an yang cenderung meneliti periode pendek.
Riset masa depan terkait uji efisiensi pasar akan bermanfaat jika riset ini menyadari bahwa
(i) pilihan desain penelitian yang kurang baik dapat menyebakan kekeliruan terkaitpasar
yang inefisiensi; dan (ii) pendukung inefisiensi pasar harus mengajukan hipotesis dan
pengujian yang robust untuk membedakan teori keuangan-perilaku (behavioral-finance)
dari hipotesis pasar efisien yang tidak bergantung pada perilaku irasional.
4
Studi tentang CM di bidang akuntansi diawali dari akhir 1960an saat adanya hipotesis pasar
efisien dan metodologi event study di Univ Chicago. Peneliti ini sangat ahli dalam teori
ekonomi dan teori perilaku terkait pasar inefisiensi sehingga banyak dilakukan di bidang
keuangan dan ekonomi. Oki, riset CM bidang akuntansi akan berkontribusi pula pada dua
bidang tersebut.
Kinerja perusahaan yang tercantum dalam FS saat ini merupakan input yang penting
(namun bukan satu-satunya dasar) dalam menilai net cash flow masa depan perusahaan,
sesuai dengan kerangka konseptual yang dinyakan FASB. Oki, hubungan kinerja keuangan
saat ini dengan arus kas masa depan, serta hubungan kinerja keuangan dengan harga saham
atau perubahan harga diharapkan terjadi. Riset CM bertujuan untuk membuktikan
hubungan ini.
Fokus utama analisis fundamental adalah untuk mengidentifikasi saham yang mispriced.
Analisis fundamental memerlukan informasi dalam laporan keuangan terkini dan terakhir,
bersamaan dengan data industri dan makroekonomi untuk memperoleh nilai intrinsik
perusahaan. Perbedaan antara harga saat ini dan nilai intrinsik merupakan indikasi dari
reward yang diharapkan untuk investasi dalam saham. Riset pasar modal pada analisis
fundamental populer karena adanya bukti dalam literatur ekonomi keuangan tentang
hipotesis pasar efisien. Penelitian pasar modal mengenai analisis fundamental menguji
berhasil tidaknya mengidentifikasi sekuritas yang mispriced. Oleh karena itu, penelitian
analisis fundamental tidak dapat dilepaskan dari riset pasar modal dalam pengujian efisiensi
pasar.
5
dan inidividu. Harga saham itu sendiri dipengaruhi oleh informasi keuangan, sehingga
muncul ketertarikan dalam riset akuntansi tentang efisiensi pasar.
Efisiensi pasar memiliki implikasi penting bagi profesi akuntansi. Misalnya, reward atas
analisis fundamental akan berkurang di pasar yang efisien. Peralihan dari satu metode
akuntansi ke metode lainnya tanpa adanya pengaruh pada arus kas langsung, pengaruh
signaling, atau konsekuensi insentif tidak akan mempengaruhi harga saham di pasar yang
efisien. Pilihan antara pengungkapan dalam catatan kaki dan pengakuan dalam laporan
keuangan (misalnya, akuntansi untuk opsi saham karyawan) tidak bermakna dari sisi
pengaruhnya terhadap harga saham di pasar yang efisien. Berbeda jika terjadi dalam pasar
yang tidak efisien. Oleh karena itu, ada permintaan untuk penelitian empiris pada efisiensi
pasar.
Dalam literatur akuntansi, kesimpulan tentang efisiensi pasar diperoleh dari dua jenis test
yakni 1) event studies periode pendek dan panjang (short and long-horizon), serta 2)
pengujian cross sectional tentang prediktabilitas return atau literature anomaly.
Event study mencakup kecenderungan yang terjadi setelah pengumuman laba (post-
earnings-announcement); efisiensi pasar terkait metode akuntasi dan perubahannya, riset
tentang functional fixation (??); manajemen akrual dan optimism peramalan analis dan
return jangka panjang atas IPO dan ekuitas seasonal (seasoned equities ??).
Uji prediktabilitas return secara cross sectional, atau literature anomali, menguji apakah uji
cross section atas return portofolio yang dilakukan secara periodic dengan memakai aturan
trading tertentu memperoleh hasil yang konsisten dengan model return yang diharapkan,
seperti model CAPM.
Untuk melakukan pengujian yang powerful atas teori akuntansi positif dan untuk
memperbaiki variabel-variabel berkorelasi yang dihilangkan pada pengujian, peneliti
berusaha mengendalikan informasi keuangan mengenai harga saham yang tidak terkait
dengan teori akuntansi positif. Hal ini menciptakan permintaan akan riset pasar modal yang
membantu periset dalam merancang pengujian teori akuntansi positif berbasis harga-
saham. Metode yang digunakan untuk memfasilitasi riset ini mencakup studi earning
response coefficient (ERC); riset ttg peramalan laba dengan time series, manajemen, dan
analis; riset terkait penyimpulan statistic (inferensi), dan model akrual diskresioner.
6
standar baru lebih berasosiasi dengan return dan harga sama secara bersamaan? Apa
konsekuensi ekonomi dari dikeluarkannya suatu standar? SIfat dan luasnya penetapan
standar juga kemungkinan akan dipengaruhi oleh persepsi standard setter terkait apakah
pasar saham terinformasikan secara efisien. Oki, standard setter berkepentingan dengan
riset pasar modal ttg pengujian efisiensi pasar. Secara global, studi ini juga berkaitan dengan
perlu tidaknya menyeragamkan standar akuntansi secara internasional sehingga dilakukan
penelitian dengan memakai data pasar modal secara internasional.
Dasar pemilihan satu kebijakan akuntansi dikurangi untuk memilih di antara tujuan
akuntansi alternatif. Tetapi, jika individu tidak setuju mengenai tujuan akuntansi, maka tidak
aka nada consensus ttg jumlah optimal kebijakan akuntansi. Hal ini menyebabkan keraguan
(skeptimis) mengenai kegunaan laba akuntansi yang dilaporkan dalam FS. Hendriksesn
(1965) mengamati bahwa sudah ada banyak suara2 yang menyebutkan bahwa laporan L/R
akan segera ditinggalkan di masa depan kecuali ada perubahan drastic yang dilakukan untuk
memperbaiki suara2 itu. Karena berbagai alasan, banyak yang meragukan apakah angka
akuntansi biaya historis menyampaikan informasi bermanfaat tentang, atau penilaian yang
akurat mengenai, kesehatan keuangan sebuah perusahaan.
7
temuan2 ilmiah terkait hal ini tidaklah terjadi. Motivasi utama yang melandasi riset B&B dan
Beaver adalah memberikan bukti ttg apakah angka akuntansi mengandung atau mencakup
informasi kinerja keuangan perusahaan. Tiga perkembangan dalam teori keuangan dan
ekonomi yang digunakan dalam studi BB & B adalah i) positif ekonomi, ii) hipotesis pasar
efisien dan CAPM, dan ii) event study Fama 1969.
Studi asosiasi menguji korelasi positif antara ukuran kinerja akuntansi dengan return saham,
baik diukur dengan periode waktu yang lama, maupun periode waktu yang bersamaan misal
1 tahun. Studi asosiasi tidak pernah berasumsi bahwa laporan akuntansi merupakan
satu2nya sumber informasi bagi pasar sehingga tidak pernah menyimpulkan adanya
hubungan kausal antara informasi akuntansi dan pergerakan harga saham. Tujuan studi ini
lebih pada menguji apakah dan seberapa cepat ukuran akuntansi menangkap perubahan
dalam sejumlah informasi yang tercermin dalam return saham selama periode tertentu.
8
laba. Yakni bahwa setidaknya peningkatan laba perusahaan diklasifikasi sebagai good
news merupakan kejutan yang menyenangkan bagi pasar. BB memberika temuannya
dengan menggunakan dua model ekspektasi laba yakni : simple random walk dan
market model in earning.
Beaver melakukan event study dengan menuji variabilitas return saham dan vol
perdagangan di sekitar pengumuman laba. Hipotesisnya adalah bahwa periode
pengumuman laba dicirikan oleh peningkatan arus informasi dibandingkan saat bukan
pengumuman laba. Arus informasi diukur dengan volatilitas return. Hasilnya
mendukung hipotesisnya. Beaver juga menguji arus informasi dengan membandingkan
volum perdagangan saham dalam dua periode tsb.
BB juga menguji efisiensi pasar dengan memeriksa apakah reaksi pasar terhadap
pengumuman earning sebagai good atau bad news terjadi dengan cepat dan tidak bias.
Mereka menemukan bukti awal bahwa penyesuaian pasar terhadap bad news memakan
waktu lebih lama (beberapa bulan). Hal ini menunjukkan ketidakpercayaan pasar dan
penyesuaian bertahap terhadap informasi earning.
BB juga membandingkan keinformativan earning dan arus kas untuk menguji apakah
proses akrual membuat laba lebih informatif daripada arus kas. Mereka menunjukkan
penyesuaian abnormal return tahunan lebih besar pada perubahan laba dibandingkan
perubahan arus kas, konsisten dengan proses akrual yang menyebabkan laba lebih
informatif.
9
Fitur menarik dari efisiensi pasar sebagai hipotesis yang digunakan adalah bahwa ia
sering memfasilitasi spesifikasi hubungan antara informasi akuntansi dan harga saham
berdasarkan hipotesis nol. Misalnya, baik abnormal return positif maupun negative
diprediksi pada periode setelah pengumuman perubahan metode akuntansi. Bukti
sistematis tentang abnormal return non zero akan menyangkal efisiensi pasar.
Jika inefisiensi pasar adalah hipotesis yang digunakan, maka hubungan antara harga
saham dan informasi keuangan berdasarkan hipotesis nol sulit ditentukan secara
apriori. Tantangan yang dihadapi peneliti adalah menempatkan lebih banyak struktur
pada bentuk hubungan di bawah tingkat inefisiensi pasar (Fama, 1998). Berbagai
bentuk relasi layak dilakukan dalam pasar yang inefisiensi. Penting untuk
mengembangkan hipotesis yang dapat disangkal berdasarkan teori perilaku keuangan
yang tidak efisien dan melakuan pengujian yang membedakan hipotesis pasar efisien
dengan inefisien.
3.6. Summary
Riset event study dan riset asosiasi di awal periode ini sangat seminal dalam beberapa hal.
Pertama, studi ini menolak anggapan bahwa pengukuran laba dengan historical cost
menghasilkan angka yang tidak bermakna. Kedua, studi2 ini memperkenalkan metodologi
empiris positif dan desain riset event study ke dalam literature akuntansi. Terakhir, studi
tersebut membantu menghilangkan anggapan bahwa akuntansi adalah sumber monopoli
informasi ke pasar modal. Temuan studi awal dengan jelas menunjukkan bahwa akuntansi
bukanlah sumber informasi yang tepat waktu dalam mempengaruhi harga saham, dimana
banyak tersedia sumber informasi lainnya yang telah ada sebelum informasi laba. Hal ini
memiliki implikasi dalam penetapan standar akuntansi.
10
akuntansi mengingat adanya pemisahan antara kepemilikan perusahaan dengan control
perusahaan, dll. Untuk menguji pengaruh suatu hal (yang menjadi minat peneliti; misalnya
kepemilikan manajerial) hubungan “normal” antara informasi FS dengan return saham
harus dikontrol sehingga pengaruh hal tertentu yang menjadi minat peneliti dapat terlihat
(ingat definisi variable control dalam statistic/ekonometri). Paper ini mereviu riset
metodologis dalam hal ERC, peramalan laba dengan analisis time series, manajemen, dan
analis, masalah metodologik dalam penyimpulan statistic, serta model akrual diskresioner
dan non diskresioner.
11
turun, sehingga menyebabkan hubungan negative antara tingkat bunga dengan
ERC.
Intinya, literatur mengenai faktor penentu ekonomi dari ERC belum secara memadai
mengeksplorasi variabel ekonomi berdasarkan teori kontrak atau pilihan akuntansi
sebagai faktor penentu ERC. Hal ini perlu diteliti di riset ke depan.
12
4.1.2. Time series, management, and analysts’ forecasts of earnings
4.1.2.1. Motivation for research on earnings forecasts
Setidaknya ada lima hal yang mendorong dilakukannya riset peramalan laba.
1) hampir semua model penilaian (baik langsung maupun tak langsung)
menggunakan peramalan laba.
2) Riset PM sering menggunakan sebuah model expected earning untuk
mengisolasi komponen kejutan laba dari komponen yang diantisipasi. Tingkat
asosiasi return dengan laba sangat bergantung pada akurasi dari proksi
unexpected earning yang digunakan peneliti, yang secara otomatis akan
membutuhkan permintaan peralamalan laba, khususnya sifat time series laba.
3) Ciri umum riset APM adalah menunjukkan bahwa return saham bersifat
predictable dan prediktabilitas ini berhubungan dengan sifat time series laba
dan/atau sifat peramalan laba.
4) Riset teori akuntansi positif menghipotesiskan bahwa earning management
bersifat efisien atau oportunistis dan mencoba menjelaskan pilihan2 prosedur
akuntansi oleh manajer. Riset ini seringkali membutuhkan laba “normal” yang
dapat diperoleh dengan menggunakan model time series laba.
5) Peramalan manajemen dan analis merupakan sumber informasi dalam pasar
modal. Peramalan ini akan mempengaruhi informasi dan tingkat variabilitas
harga saham.
13
analis (lihat untuk rinciannya, Sabino, 1999; Abarbanell dan Lehavy,
2000a). Hal ini bersifat subyektif dan layak untuk diteliti.
2) Kedua, cakupan data meningkat secara dramatis sepanjang bertahun-
tahun dan tingkat biasnya menurun dengan mantap. Apakah bias ini
terkait dengan peningkatan cakupan perusahaan di database?
3) Ketiga, apakah ada bias terkait survival dalam data? Survival bias
mungkin timbul tidak hanya karena perusahaan bangkrut, tapi
kebanyakan karena merger dan akuisisi. Survival bias = bias yang
ditimbulkan akibat kita hanya mennaalisis data dari sampel yang
bertahan saja.
4) Akhirnya, apa dampak dari campuran antara peramalan yang sudah basi
dengan peramalan saat ini? Bukti menunjukkan peramalan yang baru
kurang bias dari peramalan yang dikeluarkan sebelumnya. Namun, tidak
semua analis merevisi perkiraan mereka.
4.1.2.4.6. Bias in long-horizon forecasts.
4.1.2.4.7. Economic determinants of forecast bias.
4.1.2.4.8. Properties of individual analyst’s forecasts.
4.1.2.4.9. Differential forecast accuracy and its determinants.
4.1.2.4.10. Efficiency of analysts’ forecasts.
4.1.2.4.11. Differences in forecast accuracy across classes of analysts.
14
memasukkan akrual diskresioner dalam laba untuk menyampaikan informasi
pribadi manajemen mengenai prospek perusahaan atau untuk secara lebih akurat
mencerminkan kinerja berkala perusahaan, yaitu penggunaan akrual yang ketat.
Penelitian ini biasanya tidak berada di area pasar modal.
Ketiga, area penelitian yang menguji hipotesis inefisiensi pasar bersamaan dengan
manipulasi akrual terkait pasar modal. Penelitian ini menguji apakah ada hubungan
positif antara current manipulated (or discretionary) accruals dengan subsequent
risk-adjusted abnormal stock returns.
4.1.4.4. Future research: Better models of discretionary accruals and better tests.
Kesalahan dan bias dalam model akrual diskresioner menunjukkan bahwa
kesimpulan tentang manajemen laba mungkin tidak akurat. Akrual harus
dimodelkan sebagai fungsi dari kinerja ekonomi langsung sebuah perusahaan,
sehingga akrual diskresioner dapat diisolasi secara lebih akurat.
Guncangan terhadap kinerja ekonomi perusahaan adalah akrual normal dan juga
menjadi motivasi kuat bagi para manajer untuk memanipulasi akrual secara
oportunis dan untuk menyampaikan informasi. Hal ini mempersulit tugas peneliti
memisahkan discretionary dari nondiscretionary akrual.
15
Fourth, the percentage of firms surviving the multi-year test period in a typical
research study is considerably smaller than 100%. Surprisingly, however, there is
no systematic evidence in the literature on whether such a large degree of attrition
imparts a bias. Moreover, in a matched-pair research design, is the attrition due more
often to the lack of survival of test firms or matched control firms? Does this matter?
Finally, evidence in Barber and Lyon (1996) suggests that use of a performance-
matched control firm yields unbiased measures of abnormal operating performance
in random and non-random samples. Use of performance-matched samples is
common in research examining discretionary accruals. However, a systematic study
of the specification and power of the tests of discretionary accruals using
performance-matched control firm samples is missing in the literature.
16
Consider the scenario in which the performance measure and financial statements
are geared towards facilitating debt contracts. It is not clear that a performance
measure that seeks to measure the change in the value of the firm’s growth options,
which would be reflected in the change in the firm’s market capitalization, is of
greatest interest to the firm’s debt-holders.
As another example, if the objective of a performance measure is to report the net
value of the delivered output in the past period, then it may not necessarily correlate
highly with stock returns (see, for example, Lee, 1999; Barclay et al., 1999). The
reason is that return for a period reflects the consequences of only the unanticipated
component of the period’s delivered output and revisions in expectations about
future output. Once we accept that highest correlation with returns is neither a
necessary nor a sufficient condition in comparing alternative performance
measures, then incremental information content of a measure becomes a
questionable criterion in evaluating alternative performance measures.
Sebagai contoh lain, jika tujuan dari ukuran kinerja adalah melaporkan nilai bersih
dari output pada periode yang lalu, maka hal itu tidak selalu berkorelasi tinggi
dengan tingkat return saham.
Riset analisis fundamental dan penilaian harus memiliki pemahaman tentang model
penilaian alternatif dan teknik analisis fundamental baik dari perspektif pemenuhan
permintaan valuasi di pasar efisien dan analisis valuasi intrinsik yang dirancang untuk
mengidentifikasi sekuritas mispriced.
17
4.3.3.1. Dividend-discounting and earnings capitalization models.
4.3.3.2. Residual income valuation models.
4.3.3.3. Empirical applications and evaluation of valuation models
4.3.3.4. Residual income valuation models and discount rate estimation.
Singkatnya, dari tiga variabel dalam model penilaian - harga, forecast, dan tingkat
diskonto - dua harus diasumsikan benar untuk dipecahkan untuk yang ketiga.
Dengan menggunakan kombinasi dua variabel yang berbeda pada satu waktu,
penelitian telah menarik kesimpulan tentang variabel ketiga. Karena asumsi dalam
tiga rangkaian penelitian tidak sesuai, kesimpulannya lemah. Penelitian tentang
mispriced saham relatif terhadap valuasi fundamental, peramalan analis, dan
ketergantungan pasar atas peramalan analis memberikan bukti mengenai potensi
adanya pengaturan saat model tersebut gagal atau harga pasar tidak sesuai dengan
hasil dari model penilaian. Jadi, buktinya tidak konsisten dengan hipotesis bersama
antara model penilaian dengan efisiensi pasar. Peluang riset yang menjanjikan di
masa depan adalah riset yang meneliti hubungan antara estimated discount rate
dengan subsequent return.
18
jangka waktu panjang. Dilakukannya riset ini semata-mata karena kemudahan
melakukannya dan murah.
Studi acara adalah ujian efisiensi pasar. Mereka menguji dampak, kecepatan, dan tingkat
bias reaksi pasar terhadap suatu peristiwa. Di pasar modal yang masuk akal, reaksi
harga sekuritas terhadap sebuah peristiwa diperkirakan akan segera terjadi dan
pergerakan harga berikutnya diperkirakan tidak terkait dengan reaksi periode
peristiwa atau periode sebelumnya. Literatur modern tentang studi kejadian berasal
dari Fama et al. (1969) dan Ball and Brown (1968), yang memeriksa perilaku
pengembalian keamanan seputar pemecahan saham dan pengumuman pendapatan.74
Sejak saat itu ratusan studi acara telah dilakukan di bidang hukum, ekonomi keuangan,
dan literatur akuntansi. Ada dua jenis studi acara: studi acara singkat dan studi kinerja
pasca-horizon pasca-peristiwa. Masalah inferensial untuk studi peristiwa jendela
pendek sangat mudah, namun cukup rumit untuk studi kinerja horison panjang. Saya
membahas isu-isu penting dari setiap jenis studi di bawah ini
19
4.4.1.1. Short-window event studies.
4.4.1.2. Long-horizon event studies.
4.4.1.2.1. Risk measurement and risk factors.
4.4.1.2.2. Data problems.
4.4.1.3. A theory of market inefficiency and specification of the null hypothesis.
4.4.1.4. Summary.
Studi kinerja jangka panjang dan uji efisiensi pasar penuh dengan masalah
metodologis. Masalah database, potensi bahaya terkait pengintaian data oleh
peneliti, non-normality data statistik, dan masalah desain penelitian secara
keseluruhan akan melemahkan kesimpulan kita bahwa pasar bersifat inefisien
dalam memproses informasi terkait kejadian yang baru dengan cepat dan secara
tidak bias. Peneliti pasar modal di bidang akuntansi harus memanfaatkan
pengetahuan mereka tentang informasi detil perusahaan dan data keuangan dan
merancang pengujian efisiensi pasar dalam long horizon yang lebih kreatif. Namun,
tantangan dalam desain pengujian yang lebih baik juga menghendaki pelatihan
dalam penelitian mutakhir di bidang keuangan dan ekonometri.
20
4.4.2.3.1. The logic.
4.4.2.3.2. Evidence.
4.4.2.3.3. Assessment of the evidence.
4.4.3. Cross-sectional tests of return predictability
4.4.3.1. Return predictability using univariate indicators of mispricing.
4.4.3.2. Return predictability using multivariate indicators of mispricing.
Sumber utama permintaan untuk riset pasar modal adalah analisis fundamental dan
penilaian, pengujian efisiensi pasar, peran akuntansi dalam kontrak dan proses politik, dan
regulasi tentang pengungkapan.
Saat meringkas riset2 di masa lalu, penulis mengkritisi beberapa riset yang ada sembari
membahas isu2 yang belum terpecahkan serta memberikan petunjuk untuk riset di masa
datang. Selain itu, penulis juga menyajikan perspektif historis tentang asal usul ide2 penting
dalam accounting literature, yang sangat besar pengaruhnya pada pemikiran akuntansi di
masa depan dalam area riset CM.
Seksi 4 membahas hasil survei penulis terhadap riset2 empiris terkait CM. Topiknya meliputi
penelitian metodologis (mis., earnings response coefficients, time series and analysts’
forecasts, and models of discretionary accruals); penelitian yang menguji ukuran kinerja
alternatif; riset penilaian dan analisis fundamental; dan akhirnya, penelitian akuntansi
tentang pengujian efisiensi pasar.
21
Area riset yang memiliki minat terbesar saat ini tampaknya riset2 tentang akrual
diskresioner, pengaruh insentif analis terhadap properti peramalan, penilaian dan analisis
fundamental, dan pengujian efisiensi pasar. Munculnya kembali minat pada analisis
fundamental berakar pada bukti yang menunjukkan bahwa pasar modal mungkin lebih
inefisien dari sisi informasi dan bahwa harga memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum
sepenuhnya mencerminkan informasi yang ada. Penilaian fundamental dapat menghasilkan
tingkat pengembalian yang besar di pasar yang inefisien.
Bukti inefisiensi pasar dan abnormal return terhadap fundamental analysis telah memicu
banyaknya riset yang menguji efisiensi pasar. Penelitian semacam itu menarik minat para
akademisi, investor, dan regulator pasar keuangan dan standar setter. Riset yang digemari
(rage) saat ini adalah pengujian kinerja harga saham dalam periode panjang (long-horizon).
Namun, penelitian ini secara metodologis rumit karena distribusi variabel keuangan yang
cenderung menceng (skewed), survival biases in data, dan kesulitan dalam mengestimasi
expected rate of return saham. Hasil yang baik dimungkinkan akan diperoleh dalam menguji
efisiensi pasar jika perhatian diberikan pada isu-isu berikut.
Pertama, peneliti harus menyadari bahwa pilihan desain penelitian yang tidak efisien
(deficient) dapat menciptakan tampilan yang salah dari inefisiensi pasar. Kedua, pendukung
inefisiensi pasar harus mengajukan hipotesis dan uji empiris yang kuat (robust) untuk
membedakan behavioral-finance theories dengan efficient market hypothesis yang tidak
bergantung pada irasionalitas investor. Untuk dapat mendesain penelitian yang baik dalam
riset ttg efisiensi pasar, peneliti harus memiliki keahlian termutakhir dalam bidang ekonomi,
keuangan dan ekonometri.
22
23