Вы находитесь на странице: 1из 15

ANALISIS KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIAYA OPERASIONAL

TERHADAP HASIL PRODUKSI KIP TIMAH 14 PT. TIMAH


(PERSERO), TBK DI LAUT TEMPILANG PROVINSI BANGKA
BELITUNG

DERRY TRENZA MAIDA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

SEPTEMBER 2015
1

Analisis Kajian Teknis dan Ekonomis Biaya Operasional Terhadap Hasil


Produksi KIP Timah 14 PT.Timah (Persero),Tbk di Laut Tempilang, Bangka
Belitung

Derry Trenza Maida, Murad Ms, Yoszi Mingsi Anaperta


Program Studi S-1 Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
dhery_threnza@hotmail.com

Abstract
PT. Timah (Persero) Tbk. Bangka Marine Unit is a unit of production of PT.
Timah (Persero) Tbk. which conduct mining using Dredger and Cutter Suction,
one of them using the KIP TIMAH 14 operating in Tempilang Sea.
This research is based on the ISO 50001 and Energy Performance
Management, namely by looking at the rate of fuel (HSD) consumption toward
KIP Timah 14’s production, to attempt efficiency, and to make daily consumption
functions of HSD. Attempt efficiency is to examine two issues, the use of right
underwater machine (Mineral Dressing Installation Activator) and excavation
method (excavation volume reduction). From observations in the field, during the
operation of KIP Timah 14 found frequent damages in mineral dressing
installation and excavations are not effective. From the problems above so that
attempted Efficiency by reducing the volume of excavation is not required and
does not operate the right underwater mechine when digging overburden.
After the efforts of efficiency obtained, HSD consumption savings about
Rp.536,721,972.70 in November 2014, Rp.792,734,317.80 in December 2014, and
Rp.644,841,956.40 in January 2015. The efforts of effeciency feasible to do in
order to suppress the mining operating costs.

Keywords : KIP Timah 14, HSD, Operating Cost, Production, Efficiency

Di dalam ISO 5001 and energy


A. Pendahuluan
management menunjukkan perlu
Mengacu kepada ISO 50001
adanya analisa penggunaan energi
and energy performance
supaya diperoleh manajemen
management penulis mengkaji
energi yang efektif, hal ini dapat
operasional KIP Timah 14 dari
dilakukan dengan cara sebagai
segi efektifitas penggunaan bahan
berikut:
bakar sebagai sumber energinya.
2

1. Mengidentifikasi dan menguji 6. Menganalisa ENPI dengan

Energy Performance Indicator menggunakan ilmu statistik.

(ENPI) yang telah dilakukan Ada delapan mesin yang

sebelumnya dipasangkan di KIP Timah 14.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor Pada Tabel 1 dapat dilihat di

yang mempengaruhi ENPI halaman 3.

3. Menetapkan energy baseline

4. Menganalisa ENPI untuk

mengukur peforma

5. Menggunakan parameter ENPI

yang bisa digunakan


3

Tabel 1. Mesin-Mesin di KIP Timah 14


No Alat yang Digunakan Type Mesin Daya RPM HSD (L/Jam)
1 Mesin Pompa Tanah YANMAR 650 HP 1800 40
ENGINE
no.model:
6aym-wst
2 Mesin Underwater Kiri YANMAR 650 HP 1800 35
ENGINE
no.model:
6aym-wst
3 Mesin Underwater Kanan YANMAR 650 HP 1800 80
ENGINE
no.model: 12
lak
4 Mesin Pendorong YANMAR 650 HP 1800 30
ENGINE
no.model:
6aym-wst
5 Mesin Swing Kiri CUMMIN 650 HP 1500 30
ENGINE
no.42600725
model :
nta885m
6 Mesin Swng Kanan YANMAR 400 HP 1800 30
ENGINE
no.model:
6h2m-wst

7 Genset 150 KVA PERKINS 150 1500 10


KVA
8 Genset 50 KVA CUMMIN 50 KW 1500 10
DONGFEN
G ENGINE
no. model:
4bta3,9-g2
4

Mesin-mesin di KIP Timah kanan (Yanmar Engine No. Model

14 terdiri dari: Pompa Tanah, 12 LAK) dengan tingkat

Pompa Underwater Kiri, Pompa konsumsi HSD terbesar yaitu 80

Underwater Kanan, Mesin l/jam merupakan mesin yang

Pendorong, Mesin Swing Kiri, menggerakkan rangkaian instalasi

Mesin Swing Kanan, Mesin pencucian. Dikatakan sebelumnya

Genset 150 KVA, dan Mesin bahwa semua mesin di KIP

Genset 50 KVA. Mesin-mesin ini beroperasi tanpa memandang

selanjutnya akan mengkonsumsi litologi, ini berarti terjadi

bahan bakar (HSD) yang pemborosan HSD dan tidak tepat

disediakan untuk melakukan guna. Akan lebih efisien ketika

penambangan di KIP Timah 14. mesin instalasi pencucian hanya

Dari laporan tahunan Unit dioperasikan ketika KIP menggali

Laut Bangka (ULB) PT. Timah lapisan Kaks saja. Dari unit

(Persero) Tbk, menunjukkan pencucian juga mengatakan

bahwa penambangan di KIP bahwa instalasi pencucian di KIP

Timah pada umumnya bersifat sering mengalami kerusakan

boros. Hal ini terlihat dari ketika beroperasi di lapisan

mekanisme mesin di KIP dimana lempung liat dimana material

semua mesin dioperasikan tanpa lempung akan menyumbat bed, jig

memandang profil bor yang primer, dan spigot. Selain itu juga

menunjukkan litologi merusak membran dan

penambangan. Mesin Underwater mengganggu proses pultion dan


5

suction. Ini menunjukkan bahwa Seperti yang dijelaskan

penambangan di KIP akan lebih sebelumnya bahwa material

baik jika material diluar lapisan lempung liat ini juga merusak

Kaks tidak masuk ke instalasi instalasi pencucian. Akan sangat

pencucian. Dalam hal ini mengkin untuk mengurangi

manajemen pengoperasian mesin volume penggalian dilapisan yang

underwater kanan dapat diusulkan tidak mengandung cassiterite

menjadi alternatif Efisiensi mengingat tingginya biaya HSD.

penambangan di KIP. Upaya Efisiensi di atas dapat

Selain manajemen mesin diterapkan di KIP Timah dengan

juga dapat dilakukan Efisiensi tidak mengurangi perolehan hasil

penambangan KIP dari segi produksi. Mengurangi konsumsi

penggalian. Ketika menggali HSD, meningkatkan Efisiensi

dengan memperhatikan profil kerja dan meminimalisasi

litologi akan terlihat bahwa dalam kerusakan di instalasi pencucian

penggalian dapat dikurangi tanpa mengganggu operasi di KIP

sampai batas Kaks saja. Hal ini Timah.

dapat dipahami karna cassiterite Setelah upaya Efisiensi

(SnO2) 95% hanya dapat dilakukan, dapat dilakukan

ditemukan di lapisan Kaks dimana pembuatan fungsi yang dapat

cassiterite yang terkandung di membantu perhitungan konsumsi

lapisan lempung liat sangat susah bahan bakar (HSD) di KIP Timah.

dipisahkan (losses cassiterite). Pembuatan fungsi ini akan


6

dilakukan sebanyak dua kali yaitu genset (karena mesin ini akan

untuk lapisan penutup dan untuk selalu beroperasi bahkan ketika

lapisan Kaksa. kapal tidak beroperasi) maka

Dengan Menggunakan tabel diperoleh:

konsumsi mesin, dapat dihitung 1. Persamaan Konsumsi HSD

berapa konsumsi KIP untuk setiap Untuk Lapisan Penutup

jam jalannya selama satu hari,

dengan memisahkan konsumsi

Tabel 2. Persamaan Lapisan Penutup

Dengan konsumsi HSD 240 = baseload (konsumsi

y, diperoleh persamaan: genset harian ’24 jam’)

y = 165 x + 240 2. Persamaan Konsumsi HSD

Keterangan: Untuk Lapisan Kaks

y = konsumsi HSD harian

x = jam jalan mesin


7

Tabel 3. Persamaan Lapisan Kaks

dengan y, maka diperoleh Tbk yang operasinya dilaksanakan

persamaan: di laut Tempilang, kabupaten

y = 245 x + 240 Bangka Barat provinsi Bangka

Keterangan: Belitung pada bulan November

y = Konsumsi HSD harian 2015 sampai Januari 2015.

x = jam jalan mesin Penelitian ini bersifat

240 = baseload (konsumsi genset deskriptif (Gambaran) dan lebih

harian ’24 jam’) terarah ke penelitian terapan

B. Metode Penelitian (Applied Research), yaitu salah

Penelitian ini mengenai satu jenis penelitian yang

Analisis Kajian Teknis dan bertujuan untuk mengaplikasikan

Ekonomis Biaya Operasional ilmu yang diperoleh pada masa

Terhadap Hasil Produksi KIP perkuliahan. Dalam pelaksanaan

Timah 14 PT. Timah ( Persero ), penelitian ini menggunakan data


8

primer dan data sekunder yang untuk mengolah dan menganalisis

didapat dari pengamatan di data adalah sebagaiberikut:

perusahaan yang kemudian 1. Perhitungan Produksi, Jam

dikembangkan sesuai dengan Jalan, dan Konsumsi Bahan

tujuan penelitian. Variabel– bakar solar (HSD) dari bulan

variabel yang digunakan adalah November 2014 sampai dengan

sebagai berikut: Januari 2015.

1. Variabel bebas 2. Menganalisis faktor yang

Variabel bebas pada penelitian berpengaruh langsung terhadap

ini (variabel X) adalah hasil produksi penambangan di KIP

produksi KIP Timah 14, jam Timah 14 dari bulan

jalan (waktu operasional), dan Novemberr 2014 sampai

volume penggalian. dengan Januari 2015.

2. Variabel terikat 3. Mengevaluasi konsumsi bahan

Variabel terikat adalah variabel bakar solar (HSD).

yang menjadi sasaran dari 4. Menghitung biaya operasional

varibel bebas. Pada penelitian (bahan bakar) dari bulan

ini yang menjadi variabel November 2014 sampai dengan

terikat (variabel Y) adalah Januari 2015.

konsumsi bahan bakar solar 5. Menghitung biaya penjualan

(HSD) timah dari bulan November

Dalam penelitian ini, 2014 sampai dengan Januari

tahapan yang penulis lakukan 2015.


9

6. Melihat aspek keekonomian 9. Menghitung kembali

(rugi/laba) penambangan KIP keuntungan dari Efisiensi yang

Timah 14 dari bulan November dilakukan.

2014 sampai dengan Januari 10. Membuat fungsi yang

2015. menunjukan tingkat konsumsi

7. Mengupayakan Efisiensi bahan bakar (HSD) terhadap

konsumsi bahan bakar dengan jam jalan dengan mengacu

mengkaji lebih lanjut mesin kepada litologi penambangan

underwater kanan dan KIP Timah

kedalaman penggalian terhadap C. Hasil dan Pembahasan

profil bor yang menunjukkan Penambangan di KIP Timah

litologi penggalian. 14 dimulai dari penggalian tanah

8. Analisis terhadap penggunaan oleh cutter sampai dengan

bahan bakar (HSD) dari bulan pencucian material sampai

November 2014 sampai dengan diperoleh cassiterite di dalam

Januari 2015 setelah kampil timah. Parameter kinerja

mengupayakan Efisiensi penambangan KIP Timah 14

konsumsi HSD. dapat dilihat pada tabel 4 di

halaman 10.
10

Tabel 4. Analisa Data

Dari tabel analisa data diatas Dari hasil penambangan

terlihat bahwasanya penambangan yang telah dilaksanakan,

yang dilakukan KIP Timah 14 dilakukan upaya Efisiensi

menghasilkan keuntungan paling penambangan. Efisiensi ini

besar pada bulan Desember 2014 merupaka upaya yang dapat

dibandingkan bulan November dilakukan dengan tujuan menekan

2014 dan Januari 2015. Terlihat biaya penambangan dengan tidak

jam jalan (waktu operasional) dan mengurangi hasil yang telah

produksi timah di bulan Desember diperoleh. Ada dua upaya

adalah yang paling tinggi diantara Efisiensi yang diupayakan yaitu:

ketiga bulan di atas.


11

1. Mengurangi volume ke dalam instalasi pencucian

penggalian yang tidak menyebabkan kerusakan yang

dibutuhkan, yaitu dengan lebih pada akhirnya meningkatkan

memperhatikan profil bor dan jam stop di KIP Timah, mesin

metode penggalian. Disini ini merupakan mesin yang

penggalian dibedakan menjadi mengkonsumsi HSD tertinggi.

dua tahap penggalian lapisan, Setelah upaya Efisiensi

yaitu lapisan penutup, dan dilakukan, diperoleh penghematan

lapisan kaks, jam jalan operasional dan

2. Mematikan mesin underwater penghematan konsumsi bahan

kanan disaat menggali lapisan bakar. Hasil Effesiensi dapat

penutup. Selain itu, masuknya dilihat pada tabel 5.

material dari lapisan penutup

Tabel 5. Ouput Efisiensi


12

Dari tabel upaya Efisiensi yang kurang tepat. Setelah upaya

yang dilakukan, dapat Efisiensi dilakukan terlihat

disimpulkan bahwa upaya penghematan biaya operasional dari

Efisiensi layak untuk segi bahan bakar. Upaya effesiensi

diperhitungkan. Tidak hanya layak untuk dilakukan demi

penghematan dari segi ekonomi penghematan guna menekan biaya

saja, namun penghematan jam operasional penambangan.

jalan dan kesempatan menurunkan .

kerusakan di instalasi pencucian


Catatan : Artikel ini disusun
dapat dicapai. Output penelitian
berdasarkan Tugas Akhir penulis
ini dapat dijadikan pedoman
dengan Pembimbing I Murad MS,
untuk penambangan yang lebih
dan Pembimbing II Yoszi Mingsi
efektif dan Efisien lagi.
Anaperta.
D. Simpulan dan Saran

Dari hasil pengamatan dan


DAFTAR PUSTAKA
upaya Efisiensi yang dilakukan dapat
Achmad, Azhar. (2012). Peralatan
disimpulkan bahwa penambangan dan Prinsip Dasar
Pencucian. Belinyu :
yang dilakukan KIP Timah 14 tidak TeknikPencucian Unit Laut
Bangka.
Efisien. Beberapa diantaranya seperti
Anonim. (2012). Teknis Pencucian
tingginya kerusakan di instalasi Kapal Isap Produksi. PT
Timah (Persero)Tbk, Unit
pencucian, penggalian tidak sesuai Laut Bangka.

SOP, dan manajemen bahan bakar Anonim. (2012). Teknis Penggalian


Kapal Isap Produksi. PT
13

Timah (Persero)Tbk, Unit Lokasi Kerja Sebuku


Laut Bangka. Kalimantan Selatan. Tugas
Akhir. FTTM ITB.
Anonim. (2012). Teknis
Peerawatan Kapal Isap
Produksi. PT Timah
(Persero)Tbk, Unit Laut
Bangka.

Anonim. (2014). Spesifikasi Teknis


KIP Timah 14. PT. Timah
(Persero), Tbk.

Anonim. (2012). Standard


Operational Procedure
Kapal Isap Produksi. PT
Timah (Persero)Tbk, Unit
Laut Bangka.

Anonim. (2013). Energy


Conservation Handbook.
Uttarakhand Renewable
Energy Development Agency
(UREDA), Department of
Renewable Energy, Govt. of
Uttarakhand.

Anonim. (2013). Energy Monitoring


and Targeting. Berau of Energy
Efficiency.
Sirchis. J. (1988). Energy Efficiency
In Industry. Elsevier Science
Publishing Co. Inc : USA.

Sujitno, Sutedjo. (2007). Sejarah


Penambangan Timah di
Indonesia Abad 18 – Abad
20. Jakarta.

Vlasblom. W. J (2003). Cutter


Dregde Suction.

Winarto, Satria Heyder (2009).


Analisis Konsumsi Bahan
Bakar HD 465 dan HD 785 di
PT BUKIT MAKMUR Pada

Вам также может понравиться