Вы находитесь на странице: 1из 8

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 03 No. 03 September  2014 Halaman 164 - 171


Rizanda Machmud, dkk.: Survei Kepuasan dan Manajemen Keluhan Pasien
Artikel Penelitian

SURVEI KEPUASAN DAN MANAJEMEN KELUHAN PASIEN DIABETES


MELITUS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PROLANIS ASKES DI
RUMAH SAKIT PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

A SURVEY OF SATISFACTION AND COMPLAINT MANAGEMENT OF DIABETES MELLITUS


PATIENT FOR ‘PROLANIS’ HEALTH SERVICES BY ASKES IN THE PROVINCIAL GOVERNMENT
HOSPITAL WEST SUMATERA

Rizanda Machmud1, Maryeti2, Isnati3, Abdiana1


1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas,
Fakultas Kedoketaran Universitas Andalas.
2
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok
3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

ABSTRACT these problems are having impact in decreasing patient


Background. Indonesia is one of the countries which have satisfaction, even when all the rest of performance satisfaction
increasing of prevalence of diabetes mellitus rapidly. The dimention score are high. There is unequity score in complaints
number of people with diabetes is increasing every 150-200 handling of the ambulatory diabetes Mellitus patient. It means
person everyday. High health care cost and low of productivity the patient perceived that the management gives different
is the impact if controlling the Diabetes Mellitus is neglected. respond in customer’s complaint handling.
ASKES as provider of health insurance in Indonesia has a
program called disease management program for diabetes Keywords: Patient satisfaction, patient Complaints, Complaint
mellitus (Prolanis). The program has not been evaluated since Management, Hospital
2010. Analysis both of patient satisfaction and management
complaint are needed as an indicator for high quality of health ABSTRAK
care. The aim of the study is to analyze patient satisfaction Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara
and management of complaint for diabetes mellitus patient who dengan prevalensi penyakit diabetes yang meningkat paling
has ASKES insurance in Dr.M Jamil hospital West Sumatera cepat. Jumlah penderita diabetes di Indonesia bertambah 150-
Methods. A survey conducted in Dr. M Jamil Hospital. Total of 200 orang setiap hari. Kelalaian mengendalikan penyakit sejak
respondent are 100 ambulatory patients of Diabetes Melitus. awal akan dibayar dengan tingginya biaya kesehatan serta
The technique of sampling is consecutive sampling. The rendahnya produktivitas masyarakat. Untuk itu PT ASKES
analysis of patient satisfaction uses servqual analysis with melalui Program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis)
10 dimentions of quality care and Kartesius’s diagram. The melakukan upaya promotif dan preventif yang terintegrasi dan
complaint management analys is uses 6 dimentions of model pengelolaan penyakit kronis bagi peserta penderita
Commonwealth Ombudsman’s Office, and gap analysis. penyakit kronis, seperti Diabetes Melitus. Evaluasi pelaksanaan
Result. The score of patient satisfactions as ambulatory patient Prolanis PT ASKES belum pernah dilakukan sejak diberlakukan
in diabetes melitus health care in Dr. M Jamil Hospital is 44%. It tahun 2010. Dibutuhkan indikator dari kualitas pelayanan berupa
is lower than the government quality standart for health care. kepuasan pasien, disamping itu, diperlukan arahan dalam
The result of the the study, Kartesius’s diagram shows that perbaikan proses pelayanan yaitu melalui manajemen keluhan.
there are 4 atributs need to be improved such as capacity of Kedua hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan,
the nurse in promoting and preventing of diabetes mellitus; the untuk mencapai pelayanan kesehatan yang paripurna. Tujuan
pharmacist should give more information of medicine’s schedule dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kepuasan pasien
and taking care of medicine; schedule meeting the doctor is dan menganalisis penanganan keluhan pasien Diabetes Melitus
not on time; the doctors are coming late; and they do not to see Peserta ASKES yang berkunjung ke Poli Rawat Jalan RS M
the same doctor every meeting. The score of perception in Jamil di Sumatera Barat.
complaint handling is 79.8%. There is unequity distribution of Metode. Disain penelitian adalah cross sectional dilakukan
score in 4 dimentions which are Fairness, Responsiveness, pada tahun 2013 dengan sampel 100 pasien DM yang memiliki
Effectiveness, Access (such as improper manner from the kartu ASKES dan menjalani rawat jalan di Poli Penyakit Dalam
nurse when patient complains, the socialisation of complaint RS M Jamil di Sumatera Barat. Teknik pengambilan sampel
handling was unclear (e.g. if something happen, they regarded penelitian concecutive sampling. Kepuasan pasien dijabarkan
it as an accident cases or unpredictable factor). The complaint dalam 10 dimensi mutu dan diolah menggunakan analisis
is not solved soon thus the same problem and complaints servqual dan Diagram Kartesius. Manajemen keluhan dinilai
reoccured all the time. melalui persepsi pasien terdiri dari 6 dimensi Commonwealth
Conclusion. The problems of quality health care for ambulatory Ombudsman’s Office dan dilakukan gap analisis.
patient of diabetes mellitus that has ASKES incurance affect Hasil. Didapatkan hasil 44% merasa Puas terhadap pelayanan
the core business of Dr. M Jamil Hospital management. All yang diterima mereka di poliklinik Diabetes Mellitus Prolanis

164  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

ASKES, namun masih dibawah target standar pelayanan Prolanis merupakan program yang berawal dari
minimal dari pemerintah. Berdasarkan diagram Kartesius yang Disease Management Program yang telah dilaksa-
harus dibenahi ada empat permasalahan: Atribut yang belum
memuaskan dan merupakan permasalahan utama adalah : nakan di Eropa dan Amerika. Suatu sistem yang
Perawat RS belum mampu memberikan penyuluhan memadukan antara penatalaksanaan pelayanan
keperawatan yang berhubungan dengan penyakit DM, Petugas kesehatan dan komunikasi bagi sekelompok peserta
apotik memberi informasi cara minum dan menyimpan obat bagi dengan kondisi penyakit tertentu yang jumlahnya
penderita DM, Ketepatan Pelaksanaan pelayanan terhadap
jadwal waktu pelayanan yang belum memenuhi harapan pasien, cukup bermakna melalui upaya-upaya penanganan
keinginan untuk bertemu dokter yang sama tiap kali kunjungan, penyakit secara mandiri. Dan program ini membutuh-
dan dokter datang tidak tepat waktu. Persepsi pasien peserta kan evaluasi. Dengan adanya evaluasi maka, komit-
Askes program Prolanis menyatakan kepuasan dalam komitmen men yang dibangun oleh PT ASKES untuk selalu
dari rumah sakit dalam manajemen atau penanganan keluhan
sudah baik sebesar 79.8%. Akan tetapi terdapat perbedaan fokus kepada pelanggan dan memberikan pelayanan
persepsi yang tidak merata pada pasien Diabetes Mellitus yang terbaik kepada peserta ASKES dapat diwujud-
terhadap 4 dimensi dari 6 dimensi yang dinilai yaitu Fairness, kan2.
Responsiveness, Effectiveness, Access (menyampaikan Dasar Kebijakan program ini mengacu pada: UU
keluhan mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan
dari para petugas Rumah Sakit, keberadaan sistem keluhan No. 29/2004 tentang praktek kedokteran. Paragraf
pelanggan disosialisas ikan belum jelas kepada seluruh 7, hak dan kewajiban pasien pasal 52, pasien dalam
pengguna Rumah Sakit dan jawaban Rumah Sakit yang diterima menerima pelayanan pada praktek kedokteran mem-
pasien masih belum cukup pantas, Rumah Sakit berusaha punyai hak untuk mendapatkan penjelasan secara
membuat sesuatu yang terjadi pada pasien tampak sebagai
suatu accident yang merupakan bukan kesalahan Rumah Sakit, lengkap tentang tindakan medis. Selanjutnya, UU
keluhan yang disampaikan terulang lagi saat kunjungan No. 44/2009 tentang Rumah Sakit (RS) Bab VIII
berikutnya/keluhan tidak ditanggapi). tentang hak dan kewajiban, Pasal 29 (1) Setiap RS
Kesimpulan. Permasalahan utama utuk kepuasan bagi peserta mempunyai kewajiban memberikan informasi yang
Prolanis ASKES untuk pasien DM di RSUP Dr.M.Djamil
menyangkut aspek core business rumah sakit. Keempat hal benar tentang pelayanan RS Kepada masyarakat.
tersebut memiliki daya ungkit yang besar dalam kepuasan Dan Surat Keputusan Direktur ASKES pada bulan
pasien DM. Hal ini menyebabkan hasil pencapaian kepuasan April 2010 tentang Program Prolanis3,4.
pasien DM di Rumah sakit menjadi rendah, walaupun kinerja Pada era globalisasi, pelayanan prima meru-
lainnya dalam analisis dimensi mutu sudah sangat memenuhi
harapan pasien. Analisis dalam manajemen keluhan sudah baik, pakan elemen utama bagi PT ASKES dalam menja-
namun masih adanya perbedaan yang tidak merata dalam lankan program-programnya di rumah sakit dan unit
menangani keluhan, komplain, pasien Diabetes Melitus Peserta kesehatan. Disamping itu rumah sakit sebagai mitra
ASKES yang berkunjung ke Poli Rawat Jalan RSM Jamil. PT ASKES dituntut juga untuk memberikan pela-
Kata Kunci. Kepuasan Pasien, Keluhan Pelanggan, Pengelolaan yanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan
Keluhan, Rumah Sakit yang optimal4. Hasil penelitian terdahulu menunjuk-
kan umumnya layanan rumah sakit di Indonesia apa-
PENGANTAR lagi rumah sakit pemerintah masih jauh dari harapan
Jumlah penderita diabetes di Indonesia bertam- pasien. Rendahnya persepsi pasien terhadap mutu
bah 150-200 orang setiap hari. Itu artinya setiap pelayanan rawat jalan disebabkan oleh tingginya
enam menit jumlah penderita diabetes bertambah harapan pasien terhadap pelayanan yang diterima5,7.
satu orang. Pada tahun-tahun mendatang, jumlah Buruknya kualitas jasa (pelayanan) atau
ini akan terus meningkat dengan penderita yang manajemen jasa yang diberikan oleh pihak rumah
berasal dari orang-orang usia produktif terutama di sakit kepada pasien dan keluarganya seharusnya
perkotaan. Kelalaian mengendalikan penyakit sejak dapat disadari oleh semua pihak8, bahwa meskipun
awal akan dibayar dengan tingginya biaya kesehatan mereka tidak menyampaikan keluhannya tetapi tidak
serta rendahnya produktivitas masyarakat1. berarti secara otomatis bisa dianggap puas, mereka
PT ASKES (Persero) telah mengarahkan fokus yang kecewa tidak hanya meninggalkan rumah sakit,
pengelolaan program pelayanan ke arah peserta tapi juga menceritakan keburukan jasa yang mereka
yang menderita penyakit kronis, salah satunya de- terima kepada orang lain9,10.
ngan mengembangkan program-program yang ber- Tahap ini yang paling penting dalam penyusunan
kaitan erat dengan karakteristik penyakit pada ke- kebijakan sebab bila kebijakan tidak dilaksanakan,
lompok tersebut. PT ASKES merancang suatu for- atau dirubah selama dalam pelaksanaan, sesuatu
mat promotif dan preventif yang terintegrasi dan yang salah mungkin terjadi dan hasil kebijakan tidak
model pengelolaan penyakit kronis bagi peserta pen- seperti yang diharapkan oleh PT ASKES dalam
derita penyakit kronis. Program ini disebut sabagai menjalankan Program Prolanis.
“Prolanis” atau “Program Pengelolaan Penyakit Kepedulian terhadap pasien ditunjukkan dengan
Kronis”2. adanya sistem atau mekanisme dalam rumah sakit

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014  165
Rizanda Machmud, dkk.: Survei Kepuasan dan Manajemen Keluhan Pasien

untuk menjaring keluhan, harapan dan kebutuhan pengambilan data di Instalasi Rawat Jalan Poli
pasien. Keluhan dari pasien dapat dipandang dari Penyakit Dalam di Rumah Sakit terpilih. Besar
beberapa sisi, keluhan bisa merupakan wujud dari sampel dihitung dengan rumus estimasi proporsi
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang dite- sebagai berikut13.
rimanya, karena merasa bahwa pelayanan yang dite-
rima tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. 2 p. q
Pada sisi yang lain keluhan atau komplain pasien n  ( Z 1 / 2 )
bisa dianggap sebagai suatu wujud tanggung jawab,
SE 2
kepedulian dan rasa memiliki oleh pasien terhadap Perhitungan besar sampel dengan rumus di
Rumah Sakit9,10. Oleh karena itu keluhan dan kom- atas dengan confindens interval 90 %, maka
plain harus dipandang sebagai suatu hal yang positif, besarnya Z adalah 1,96, proporsi ketidakpuasan
karena bisa menjadi umpan balik dari pasien terha- pasien6 p = 60 % dan q = 40 %, dengan standar
dap perbaikan proses pelayanan yang ada pada ru- error ditentukan sebesar 10 % adalah n (jumlah
mah sakit juga menjadi feed back untuk PT ASKES. sampel minimal) = 92,198 dibulatkan 100 responden.
Evaluasi pelaksanaan Program Pengelolaan Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah
Penyakit Kronis (Prolanis) PT Askes belum pernah concecutive sampling yaitu responden merupakan
dilakukan sejak diberlakukan tahun 2010. Untuk men- pasien yang datang berkunjung ke poli rawat jalan
jembatani kedua permasalahan tadi, kita membu- sampai mencukupi jumlah sampel minimal.
tuhkan indikator dari kualitas pelayanan berupa ke- Data dikumpulkan melalui wawancara, dengan
puasan pasien. Disamping itu, kita juga memerlukan menggunakan kuisioner yang telah dilakukan diuji
arahan dalam perbaikan proses pelayanan yaitu validitas dan reabilitasnya.
melalui manajemen keluhan11. Kedua hal tersebut Analisa Data yang dilakukan pada penelitian ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga antara lain13,14: Uji validitas dan uji realibilitas Kui-
memerlukan penanganan pada kedua hal tersebut sioner dengan rumus uji validitas;
untuk mencapai pelayanan kesehatan yang paripur-
na, tidak dapat diselesaikan pada satu sisi saja10.
Upaya untuk mengetahui kepuasan pasien dan
menjaring keluhan, komplain, harapan pasien Dia-
betes Melitus merupakan suatu hal yang sangat pen- Rumus uji realibilitas:
ting bagi Rumah Sakit Dr. M Jamil sebagai mitra
maupun PT ASKES, karena dapat menjadi bahan
evaluasi dan masukan bagi pihak manajemen dalam
mengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan Rawat Jalan di Poli Penyakit Dalam12. Rumus Importance – Performance Analysis:
Pasien yang merasa harapan, keluhan dan kom-
plainnya di perhatikan bahkan dipenuhi tentu akan
merasa puas, dan menunjukan bukti pelayanan ke-
sehatan yang semakin meningkat. Sehingga pela-
Menghitung skor rata–rata layanan kesehatan
yanan kesehatan untuk masyarakat baik dari Rumah
yang diterima pasien dan skor harapan pasien
Sakit maupun PT ASKES akan lebih optimal.
terhadap layanan kesehatan yang digunakan dengan
Berdasarkan latar beakang diatas, ingin dilaku-
rumus :
kan penelitian tentang Survei Kepuasan Dan Mana-
jemen Keluhan Pasien Diabetes Melitus Terhadap
Pelayanan Kesehatan Prolanis Askes Di Rumah
Sakit Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.
Menghitung tingkat kepuasan pasien (Z) adalah
BAHAN DAN CARA PENELITIAN membandingkan (X) (skor rata–rata tingkat kinerja
Penelitian ini menggunakan disain potong lin- layanan kesehatan) dengan (Y ) (skor rata-rata
tang, dilakukan pada bulan Juli sampai September harapan pasien) seperti pada rumus berikut :
2013. Tempat penelitian di Instalasi Rawat Jalan
Penyakit Dalam Rumah sakit M Jamil di Provinsi
Sumatera Barat.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Analisis tingkat kinerja dengan tingkat harapan
pasien DM yang menjalani perawatan pada saat menggunakan diagram kartesius yang membagi

166  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

empat kuadran, dimana titik perpotongan merupakan Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien Diabetes
nilai rata–rata dari skor rata–rata pada sumbu X yaitu Mellitus di RSUP Dr. M.Djamil Padang
kinerja pelayanan dan skor rata–rata sumbu Y yaitu No. Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
A. Jenis Kelamin
tingkat kepentingan/harapan pasien. Analisis ini akan Laki-laki 34 34,0
menentukan urutan prioritas peningkatan aspek Perempuan 66 66,0
pelayanan. Jumlah 100 100
B. Umur
Pengukuran tingkat kepuasan pasien dapat 20 – 39 th 3 3,0
dilakukan juga dengan Servqual analysis, Servqual 40 – 59 th 29 29,0
= Rata-rata skor kinerja – Rata-rata skor harapan. >60 68 68,0
Jumlah 100 100
Data yang didapat dari kuisioner kemudian diolah C. Pekerjaan
dengan bantuan program komputer, untuk kepuasan Tidak/Belum Bekerja 9 9,0
pasien dijabarkan dalam 10 dimensi mutu dan diolah Buruh 5 5,0
menggunakan analisis servqual dan Diagram Dagang 6 6,0
Swasta 15 15,0
Kartesius. PNS/TNI/POLRI 65 65,0
Manajemen keluhan dinilai melalui persepsi Total 100 100,0
pasien terdiri dari 6 dimensi Commonwealth D. Pendidikan
Tidak Sekolah 1 1,0
Ombudsman’s Office dan dilakukan gap analisis. SD 1 1,0
Gap Analysis = Rata-rata skor harapan – rata-rata SMP 2 2,0
skor kinerja. SMA 52 52,0
D3/S1 43 43,0
S2/S3 1 1,0
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Total 100 100,0
Gambaran karakteristik responden di Rumah E. Tempat Tinggal
Sakit Dr. M.Djamil Padang adalah sebagian besar Dalam kota 99 99,0
Luar kota 1 1,0
responden berjenis kelamin perempuan sebesar Total 100 100,0
66%. Berdasarkan kategori umur, umur yang terba- F. Status Bayar
nyak adalah >60 tahun sebesar 68%. Pekerjaan res- Askes 100 100
Jumlah 100 100
ponden sebagian besar adalah PNS/TNI/POLRI se-
besar 65 %, pendidikan responden sebagian besar
adalah SMA sebesar 52% dan hampir semua res- kesehatan. Sebagian besar masyarakat baik di
ponden berada di dalam kota (99%) dapat dilihat daerah perkotaan maupun di pedesaan kurang puas
pada Tabel 1. atas pelayanan rumah sakit pemerintah, puskesmas
Berdasarkan Penelitian, didapatkan hasil sur- dan puskesmas pembantu. Persepsi masyarakat
vey mengenai kepuasan dan persepsi pasien Dia- terhadap ketidakpuasan pelayanan merupakan
betes Mellitus terhadap penanganan keluhan di indikasi keterampilan dan kualif ikasi yang
Rumah sakit RSUP dr. M.Djamil Padang sebagai menghasilkan pelayanan tidak memenuhi standar8.
berikut: Layanan rumah sakit di RSUP dr M Jamil untuk
pasien Diabetes Melitus Prolanis ASKES menunjuk-
Kepuasan Pasien kan masih jauh dari harapan pasien. Rendahnya
Persentase pasien Diabetes Mellitus yang telah persepsi pasien terhadap mutu pelayanan rawat jalan
puas dengan pelayanan kesehatan di RSUP Dr. disebabkan oleh tingginya harapan pasien terhadap
M.Djamil Padang sebanyak 44%, proporsi ini sebe- pelayanan yang diterima15.
narnya masih jauh dibawah target standar pelayanan Pada diagram kartesius, ada empat dimensi
minimal suatu rumah sakit. Beberapa rumah sakit yang menjadi fokus perhatian, dimana di dalamnya
di pulau Jawa sudah mampu mencapai diatas 90%, terdapat atribut yang berada di kuadran A. Dengan
ini perlu menjadi bahan kajian bagi pihak manajemen demikian, kinerja petugas terhadap atribut tersebut
rumah sakit7. dirasakan pasien belum sesuai dengan harapan
Mutu pelayanan dapat dipersepsikan baik dan mereka, dan idealnya semua atribut yang berada
memuaskan pasien, adalah jika jasa yang diterima pada kuadran A ini menjadi kegiatan prioritas dalam
sesuai atau melebihi dari yang diharapkan dan perencanaan kegiatan RS M Jamil dalam
sebaliknya mutu pelayanan dipersepsikan jelek atau menyelenggarakan Kegiatan Prolanis dari PT
tidak memuaskan jika pelayanan yang diterima lebih ASKES untuk tercapainya kepuasan paasien DM
rendah dari yang diharapkan. Kepuasan pasien yang menjalani rawat jalan, dapat dilihat pada
merupakan salah satu indikator mutu pelayanan Gambar 1.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014  167
Rizanda Machmud, dkk.: Survei Kepuasan dan Manajemen Keluhan Pasien

Gambar 1. Diagram Kartesius Survey Kepuasan Pasien Diabetes Mellitus di RSUP Dr. M.Djamil

Dimensi yang pertama yaitu kompetensi teknis, Pelaksanaan pelayanan terhadap jadwal waktu pela-
sedangkan atribut yang menjadi fokus perhatian yanan13. Menurut analisa peneliti sesuai fenomena
adalah perawat RS mampu memberikan penyuluhan yang ada atribut ini dikeluhkan dimana petugas
keperawatan yang berhubungan dengan penyakit3 dianggap belum komit dalam pelaksanaan pelayanan
dan Petugas apotik memberi informasi cara minum sesuai jadwal waktu yang mereka buat. Karena atri-
dan menyimpan obat5. but ini berada pada kuadran A maka atribut ini meru-
Menurut analisa peneliti sesuai fenomena yang pakan kegiatan prioritas bagi RS dalam penyusunan
ada hal ini dikeluhkan pasien Diabetes Mellitus kare- rencana kegiatan agar tercapai kepuasan yang
na petugas apotik dalam memberikan obat kepada diharapkan.
pasien tidak diiringi dengan penjelasan tentang cara Dimensi ketiga yaitu Kesinambungan Layanan,
dan penyimpanan obat, dan perawat kurang memberi sedangkan atribut yang harus diperhatikan yaitu Ber-
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan temu dokter yang sama tiap kali kunjungan15. Pasien
penyakit DM kepada pasien. Karena atribut ini berada Diabetes Mellitus yang merasa kurang puas ketika
pada kuadran A maka dalam rencana kegiatan yang tidak bertemu dengan dokter yang biasanya dan dok-
benar harus merupakan kegiatan prioritas hendak- ter yang ditemui selalu bertukar. Kadangkala seorang
nya, agar tercapai kepuasan yang diinginkan. Ke- pasien telah merasa cocok dengan seorang dokter
giatannya dapat berupa upaya meningkatkan kompe- yang biasa mereka temui, dan jika dokternya berganti
tensi teknis petugas terutama perawat dan petugas maka secara tidak langsung akan mempengaruhi
apotik serta memasukkan kegiatan memberi infor- tingkat kepuasan karena pasien akan membanding-
masi tentang penyakit DM, tentang keperawatan dan kan para dokter tersebut.
cara minum dan menyimpan obat DM kedalam SOP Berdasarkan hasil probing ke pasien dan peng-
agar kegiatan ini tidak tertinggal dalam pelaksanaan amatan peneliti dapat disimpulkan bahwa penderita
rutinitas sehari hari. DM merupakan penyakit kronis, dengan bergantinya
Dimensi kedua yaitu efisiensi pelayanan, se- dokter setiap pemeriksaan, membuat pasien selalu
dangkan atribut yang diprioritaskan yaitu Ketepatan menghadapi orang baru terus. Hal ini akan membuat

168  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

penyesuaian baru pula, sehingga membuat ketidak- diharapkan memperhatikan kualitas pelayanan yang
nyamanan. Bagi dokter tentu harus menggali dari diberikan sehingga pasien merasa puas dengan
awal tentang perilaku, kebiasaan pasien, lingkungan pelayanan yang diberikan dan cepat memperoleh
dan keluarga. Sehingga fungsi promotive dan pre- kesembuhan.
ventive tidak berjalan secara optimal.
Dimensi Keempat yaitu Ketepatan waktu, atribut Manajemen Keluhan
yang menjadi prioritas yaitu dokter datang tepat wak- Berdasarkan hasil survey persepsi pasien terha-
tu16. Dokter yang bertugas datang tepat waktu sesuai dap penanganan keluhan di Instalasi Rawat Jalan
jadwal yang telah ditetapkan akan mempengaruhi RSUP Dr. M.Djamil Padang di Sumatera Barat dite-
tingkat kepuasan pasien. Namun, secara pelaksana- mukan bahwa: 1) Dimensi Commitment. Mayoritas
annya belum memenuhi harapan. Dokter harus lebih responden setuju (> 60%) terhadap aspek komitmen
memperhatikan jadwal yang telah ditetapkan untuk rumah sakit dalam menangani keluhan, 2) Dimensi
datang memeriksa pasien secara berkala sesuai wak- Fairness. Mayoritas responden setuju (> 60%) ter-
tu yang telah ditetapkan karena pasien ingin segera hadap aspek fairness atau kesempatan yang sama
diobati dan mereka tidak memahami kesibukan dok- dari rumah sakit dalam menangani keluhan, 3) Di-
ter ditempat lain maka hendaknya dokter dan pihak mensi Access. Mayoritas responden setuju (> 60%)
manajemennya dapat menyusun jadwal yang tepat. terhadap aspek akses/keberadaan sistem keluhan
Secara umum harapan pasien yang menyang- pelanggan disosialisasikan oleh rumah sakit dalam
kut ke empat dimensi, merupakan core business menangani keluhan, 3) Dimensi Responsiveness.
rumah sakit dalam melayani pasien14,15. Keempat Mayoritas responden setuju (> 60%) terhadap aspek
aspek ini memiliki daya ungkit yang cukup besar respon rumah sakit dalam menangani keluhan, ke-
dalam meningkatkan kepuasan pasien. Pihak mana- cuali atribut nomor 20 (RS berusaha membuat sesua-
jemen RS Dr. M Jamil dan PT ASKES agar dapat tu yang terjadi pada pasien tampak sebagai suatu
memperhatikan perbaikan dalam keempat aspek ini. accident yang merupakan bukan kesalahan RS)
Hal ini yang membedakan pelayanan kesehatan kita dengan persentase 26%, 4) Dimensi Effectiveness.
dengan di luar negri. Mereka memberikan proporsi Mayoritas responden setuju (> 60%) terhadap aspek
perhatian yang sangat besar dalam penyelesaian keefektifan rumah sakit dalam menangani keluhan,
masalah core business rumah sakit ini. dan 5) Dimensi Accountability. Mayoritas responden
Kualitas pelayanan yang diberikan suatu perusa- setuju (> 60%) terhadap aspek keterbukaan sistem
haan merupakan hal yang berpengaruh sangat signifi- rumah sakit dalam menangani keluhan.
kan terhadap kepuasan pelanggan14,16. Pelanggan Secara keseluruhan, rata-rata persentase per-
akan merasa puas apabila kualitas pelayanan yang sepsi Pasien Diabetes Mellitus setuju terhadap pe-
diberikan tersebut baik. Hal ini selaras dengan pene- nanganan keluhan di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
litian yang dilakukan di beberapa rumah sakit5,7 yang M.Djamil Padang sebesar 79,8%. Hal ini menunjuk-
menyatakan bahwa kepuasan yang dirasakan pasien kan pengelolaan keluhan sudah memenuhi harapan
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan sebagian besar pasien DM. Perhatian kepada pasien
rumah sakit, diantaranya kualitas pelayanan yang DM pada Program Prolanis peserta ASKES dapat
diberikan oleh perawat. Pasien akan merasa puas membuat pelayanan menjadi efektif dan pembiayaan
dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat apa- menjadi lebih efisien. Pasien DM pun dapat ter-
bila perawat cepat tanggap dalam melayaninya. kontrol penyakitnya dengan baik.
Kepuasan yang dirasakan tidak datang dengan Namun jika melihat variasi kepuasan terhadap
sendirinya, kepuasan timbul karena harapan mereka penanganan keluhan, jika terdapat perbedaan yang
dapat terpenuhi. Kepuasan yang dirasakan pasien besar, ini menunjukkan adanya perbedaan dalam
merupakan dambaan setiap rumah sakit. Kepuasan pengelolaan keluhan ini. Analisis GAP dimensi
pasien yang tinggi terhadap kualitas pelayanan akan persepsi pasien Diabetes Melitus Peserta ASKES
menimbulkan kepercayaan kepada rumah sakit yang berkunjung ke poli rawat jalan RS. M Jamil
tersebut. dapat dilihat dalam Gambar 2.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Persepsi yang dialami pasien Diabetes Melitus
oleh beberapa penelitian di berbagai rumah sakit Peserta ASKES yang berkunjung ke poli rawat jalan
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan meru- RS. M Jamil Padang menunjukkan bahwa lebih
pakan salah satu indikator dari kepuasan pasien5,7. merata (equity) menyatakan setuju terhadap dimensi
Kualitas pelayanan sangat penting artinya bagi rumah komitmen rumah sakit dalam menangani keluhan,
sakit. Oleh karena itu pihak manajemen rumah sakit dan dimensi keterbukaan (accountability) rumah sakit

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014  169
Rizanda Machmud, dkk.: Survei Kepuasan dan Manajemen Keluhan Pasien

Gambar 2. Analisis GAP dimensi Persepsi Pasien

dalam menangani keluhan. Ini ditandai dengan kecil- dengan penyakit kronis. Perlu lebih empati kepada
nya perbedaan minimal dan maksimal nilai skor pasien DM untuk memahami permasalahan sebe-
persepsi pada dimensi tersebut, dan keseluruhan narnya.
melewati batas standart pengelolaan keluhan. Variasi yang terjadi, bisa ditangani secara indi-
Namun masih dirasakan oleh pasien DM adanya vidual, karena pasien datang dengan tingkat perma-
ketidak merataan (inequity) yang ditandai dengan salahan yang berbeda pula. Kuncinya mengenali pa-
nilai range skor persepsi pasien terhadap penangan- sien secara unik atau personal18. Kadangkala keluh-
an keluhan, dimana nilai minimal masih dibawah an bisa diselesaikan hanya memberikan penjelasan
batas standart dan nilai maksimal yang melewati dan permintaan maaf, sehinga pasien merasa
batas standart 60%. dihargai dan dipentingkan17,20.
Adapun perbedaan persepsi yang tidak merata Hasil pengelolaan keluhan, menunjukkan bahwa
pada pasien Diabetes Mellitus ada empat dimensi pasien membutuhkan strategi penanganan keluhan
dari enam dimensi yang dinilai yaitu Fairness, Res- yang lebih konkrit, yang lebih memberikan solusi,
ponsiveness, Effectiveness, Access (menyampai- bukan hanya meminimalkan keluhan. Saran kede-
kan keluhan mendapatkan perlakuan yang kurang pannya dapat dibentuk tim yang khusus mengelola
menyenangkan dari para petugas Rumah Sakit, ke- keluhan ini yang dapat ditindak lanjuti dan terdapat
beradaan sistem keluhan pelanggan disosialisasikan solusi perubahannya.
belum jelas kepada seluruh pengguna Rumah Sakit
dan jawaban Rumah Sakit yang diterima pasien KESIMPULAN DAN SARAN
masih belum cukup pantas, Rumah Sakit berusaha Kesimpulan
membuat sesuatu yang terjadi pada pasien tampak Analsis pelaksanaan Program Pelayanan Pe-
sebagai suatu accident yang merupakan bukan nyakit Konis dari PT ASKES bagi pasien Diabetes
kesalahan Rumah Sakit, keluhan yang disampaikan Melitus menunjukkan tingkat kepuasan terhadap
terulang lagi saat kunjungan berikutnya/keluhan tidak pelayanan Prolanis yang berkunjung ke rumah sakit
ditanggapi). pemerintah masih dibawah target yang ditetapkan
Adanya perbedaan persepsi diantara para pa- pemerintah. Penyebab yang perlu diperbaiki me-
sien ini menunjukkan terdapatnya perbedaan pela- nyangkut aspek core business rumah sakit seperti
yanan terhadap pengelolaan keluhan para pasien kompetensi teknis, efisiensi pelayanan, kesinam-
Diabetes Mellitus Peserta ASKES yang berkunjung bungan layanan, dan ketepatan waktu. Keempat hal
ke Poli Rawat Jalan RS. M Jamil. Pada dasarnya tersebut memiliki point yang besar dalam kepuasan
pasien ingin keluhannya didengar dan dipertimbang- pasien. Hal ini menyebabkan hasil pencapaian ke-
kan11,17. Apalagi pasien DM merupakan pasien puasan di rumah sakit menjadi rendah, walaupun

170  Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

kinerja lainnya dalam analisis dimensi mutu sudah 8. Foster TRV, Meningkatkan Kepuasan Pelang-
sangat memenuhi harapan pasien. Sehingga RSUP gan, PT.Gramedia, Jakarta, 2001.
Dr. M.Djamil sebagai mitra, dan PT ASKES sebagai 9. Gruber T, Marketing Theory: The Complaint Man-
penyedia layanan harus memiliki perencanaan dalam agement Process, The Privacy Marketing Re-
meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya view. Academic Weblog on Information Privacy
pasien Diabetes Mellitus. and Relationship Marketing, 2004, 1-7.
Segi pengelolaan keluhan pasien sudah meme- 10. Bolkan SS, MA, Organizational Respons to
nuhi harapan sebagian besar pasien DM, namun ma- Consumer Complaint: An Approach to Under-
sih perlu menjadi perhatian masih terdapatnya variasi standing the Effectiveness of Remedial Ac-
kepuasan terhadap penanganan keluhan, yang me- counts, The University of Texas at Austin, 2007.
nunjukkan masih terdapat perbedaan dalam pelayan- 11. Maria Indah, Efektivitas Sistem Manajemen
an pengelolaan keluhan terutama dalam dimensi Keluhan Di Rumah Sakit Maharani, Tesis. Minat
Fairness, Responsiveness, Effectiveness, Access. utama Manajemen Rumah Sakit Program
Saat ini merupakan era keterbukaan, masyarakat Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,
menginginkan perlakuan yang sama sebagai Yogyakarta, 2008.
sesama pasien, tidak ada perbedaan perlakuan. 12. Bagian Perencanaan RSUP Dr. M. Djamil
Padang, Profil RSUP. Dr. M. Djamil Padang
REFERENSI Tahun 2011, Padang, 2011.
1. Santoso M, Pengenalan Penyakit DM Mellitus 13. Aritonang R, Lerbin R, Kepuasan Pelanggan;
& Penanganannya Dewasa Ini. PB PABDI, Pengukuran dan Penganalisan dengan SPSS,
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakt Dalam PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Indonesia, http://www.pbpapdi.net/papdi.php? 14. Rangkuti F, Measuring Customer, Satisfaction:
pb=detil_berita&kd_berita=87 (Diakses pada Gaining Customer Relationship Strategy, Tehnik
tanggal 10 Januari 2010). Mengukur dan Strategy Meningkatkan
2. PT ASKES. Prolanisnya Askes, http:// Kepuasan Pelanggan, Analisis Kasus PLN-JP,
prolanissmd.blogspot.com/, (Diakses pada PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
tanggal 15 Januari 2010). 15. Mulyadi, Sistem Perencanaan dan Pengenda-
3. Departemen Kesehatan RI, Undang-Undang lian Manajemen: Sistem Pelipat ganda Kinerja
Konsumen Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Perusahaan, Penerbit: Salemba Empat, Jakar-
Depkes RI, Jakarta, 2000. ta, 2007.
4. Koentjoro T, Regulasi Kesehatan Indonesia, 16. Kotler P, Marketing Management, Upper, Saddle
Andi Offset, Yogyakarta, 2007. River, USA: New Jersey 07458, 2003.
5. Hamid A, Kepuasan Pelanggan Di Poliklinik 17. Barlow J dan Moller CA, Complaint is a Gift:
Kebidanan Dan Kandungan RSUP Dr M Djamil Using Customer Feedback as a Strategic tool.:
Padang, Tesis, Program Pascasarjana Univer- Berrett – Koehler Inc. San Fransisco, 1996.
sitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007. 18. Carlson PPNR and Bukist W, Psychology The
6. Novadilastri, Analisis Kepuasan Pasien Rawat Science of Behaviour, Allyn and Bacan, Bos-
Inap Terhadap Mutu Pelayanan RSUP Dr M ton, 1997.
Djamil Padang, Tesis, Pascasarjana Fakultas 19. Cheong PY, Handling Patient’s Complaints, The
Ekonomi Universitas Andalas, Padang, 2004. Singapore Medical Journal (SMJ), 1998:39(9);pp
7. Syaifudin, Kepuasan Pasien Dan Efektivitas 1-2.
Sistem Manajemen Keluhan Di Rumah Sakit 20. Commonwealth of Australia. A Good Practice
Umum PKU Muhammadiyah, Tesis, Pascasar- Guide for Effective Complaint Handling: Common-
jana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2005. wealth Ombudsman’s office, Canberra, 1997.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 3 September 2014  171

Вам также может понравиться