Refinery & Casting

~ Pengenalan Satuan Kerja, Proses dan Operasi ~

Pomalaa, 26 Desember 2019

PT Antam Tbk.
Unit Bisnis Pertambangan Nikel – Sultra
Jl. Jend. Ahmad Yani No. 5, Pomalaa
Kab. Kolaka 93562, Sulawesi Tenggara
 Introduction:
Nickel, Deposits & Processes
 About Nickel
• A lustrous, silvery-white metal
• Discovered in 1751
• Corrosion and oxidation resistance
• Very ductile
• Alloys readily
• Magnetic at room temperature
• Deposited by electroplating
• Catalytic properties
World Nickel Deposits: Laterites & Sulphides
Lateritic nickel ore deposits profile
Nickel Extraction Routes
• Nickel is found in two very
different types of ore:
sulfide ores and laterite
ores.
• The type of ore in a
specific deposit has
implications on how the
deposit will be mined,
how the ore itself will be
processed into refined
nickel and which uses it
may be best suited for.
FerroNickel Production
and the role of Refinery
& Casting Bureau
 RK-EF Process
as in Antam’s Pomalaa site
ore
coal & flux

Drying &
calcine
Calcination

Reduction
crude metal
Smelting
refining chemicals

Refining & FeNi

Casting products
 Fungsi Biro Refinery & Casting
 Mengerjakan proses operasional produksi dari crude
metal hingga menjadi produk FeNi dalam kemasan
yang siap untuk dikapalkan.
crude metal
in ladles
Refinery Dept. Casting Dept. Production Finishing Dept.

Product
Refining Casting
Finishing

FeNi products
in bags/bulk
Metal Handling
& Lining Work
Lining Work Dept.
 Operational Focus

Safety & Environment Product Quality

• Hazard identification & control • Chemical composition
• Emission control • Size distribution
• Risk assessment • Moisture content
• Compliance • Packaging integrity

Control

Cost Productivity
• Chemicals & materials • Cycle Time
• Maintenance • Temperature Control
• Energy • Throughput
• Labor
Refinery Dept.
 Refining

Customers’
Requirements

WHY

Product Standard
 Refining
Elements that is detrimental to stainless steel properties
when they are too much:

Sulphur (S) & Phosphorus (P)

S & P has a detrimental effect on corrosion
resistance and weldability
WHAT
Carbon (C)
Generally, carbon is the most important
commercial steel alloy. Increasing carbon
content increases hardness and strength and
improves hardenability. But carbon also
increases brittleness and reduces
weldability. Most common is AISI 304, the C
content is 0.08% max and in L series of
stainless steel, the C content is 0.03% max.

Composition (%)
No Types Ni Cr Mn Si C P S Cu Co
1 Low-Carbon Shot 17-30 ≤ 0,20 ≤ 0,10 ≤ 0,03 ≤ 0,03 ≤ 0,03 ≤ 0,03 ≤ 0,08 ≤ 1/30x Ni
2 High-Carbon Shot 17-30 ≤ 2,50 ≤ 0,20 ≤ 3,00 ≤ 3,00 ≤ 0,03 ≤ 0,03 ≤ 0,10 ≤ 1/30x Ni
3 High-Carbon-Phosphor Shot 17-30 ≤ 2,50 ≤ 0,20 ≤ 3,00 ≤ 3,00 ≤ 0,05 ≤ 0,03 ≤ 0,10 ≤ 1/30x Ni
 Impurities
• Kandungan S dalam crude metal bervariasi 0,3% hingga 0,9%
• Sulfur dalam crude metal berasal dari S dalam bijih dan batubara
(reduktor maupun bahan bakar) yang tidak teroksidasi sehingga berada di
kalsin dan . Kemudian masuk ke furnace. Di dalam furnace, S terdistribusi
ke metal dan slag.
• Proses Pemurnian desulfurisasasi dilakukan untuk menurunkan
kandungan sulfur dalam metal FeNi agar dapat memenuhi persyaratan
produk dari pembeli.

• Kandungan C dalam crude metal bervariasi dari 1,1% hingga lebih dari 2%,
• Berasal dari batubara (reduktor maupun bahan bakar) yang berada di
kalsin; serta dari elektroda grafit pada furnace yang meleleh.
• Di dalam furnace, karbon berperan sebagai reduktor bereaksi untuk
mereduksi bijih nikel dan besi. Sebagian besar karbon akan keluar sebagai
gas. Sedangkan sisanya menjadi komponen pengotor dalam metal.
• Produk FeNi dari Antam ada dua jenis utama: high-carbon dan low-
carbon. Untuk produk low-carbon, diperlukan proses dekarbonisasi.
 Refining Process

Crude Metal Oxygen Lancing de-Sulphurization HOW

to increase T

high-carbon low-carbon
route route

LD

Oxygen Lancing O2 blowing in Casting

to increase T LD Converter
 Oxygen Lancing
• Bertujuan untuk meningkatkan temperatur metal.
• Temperatur metal harus selalu di atas temperature bekunya selama
refining & Casting, agar metal tidak membeku.
• Energi panas dihasilkan dari reaksi oksidasi terhadap silikon (Si)
menghasilkan slag SiO2.
• Kadar Si yang rendah dalam crude metal akan menyulitkan proses refining
& casting karena tidak bisa menaikkan temperature metal.
• Sebagian kecil Fe dan Ni juga teroksidasi selama lancing menjadi slag FeO
dan NiO.
• Slag kemudian ditapis (slag skimming) dengan cara ladle diangkat dengan
crane dan dimiringkan, kemudian slag dituang dan “ditarik” dengan
“sendok slag” ke slag pot.
 Desulfurisasi
• Bertujuan untuk menurunkan kadar sulfur dalam
metal.
• Proses de-S berjalan dengan agitasi dari stirrer
yang dicelupkan ke crude metal dalam ladle dan
menggunakan reagen kimia karbit CaC2.
• Reaksi deS: CaC2 + S  CaS + 2C
• Reagen kimia lainnya yang ditambahkan yaitu Soda
Ash (Na2CO3) untuk meningkatkan fluiditas slag;
dan Fluorspar (CaF2) sebagai katalis dan juga
untuk menurunkan titik beku slag.
• Pada akhir proses deS, dilakukan slag skimming.

Komposisi (%) Ni Co Cr Si C S P
crude metal 20 0,5 0,7 1,1 1,6 0,4 0,02
de-S metal (high carbon FeNi) 21 0,4 0,5 0,9 1,4 0,02 0,02
 Dekarbonisasi
• Prinsip pemurnian oksidasi adalah berdasarkan afinitas logam dengan oksigen,
dalam FeNi metal urutan dari yang paling mudah teroksidasi adalah sebagai
berikut.
Si > Mn > Cr > C > P > Fe > Co > Ni
• Pada awal O2 blowing di dalam L/D converter terjadi desilikonisasi sampai
kandungan Si di bawah 0,5% baru kemudian C dan Cr mulai teroksidasi.
• Si dioksidasi menjadi SiO2 yang kemudian berikatan dengan CaO dari kapur
bakar yang ditambahkan sebagai flux. Basisitas slag adalah sekitar 1,2. Jika
basisitas slag terlalu tinggi, viskositas slag tinggi (kental) sehingga dapat
menghambat penetrasi oksigen dari lance ke metal; jika terlalu rendah, SiO2
pada slag yang bersifat asam akan menyerang refraktori yang bersifat basa.
• Setelah Si dalam metal hampir habis, reaksi dekarbonisasi mulai berlangsung
dengan cepat. Pada periode dekarbonisasi ini reaksi oksidasi terhadap C
menjadi reaksi yang paling dominan. C dioksidasi menjadi CO yang keluar
sebagai gas.
• Ketika kandungan C < 0,02%, sebagian Fe dan Ni akan teroksidasi membentuk
FeO dan NiO yang masuk ke slag, sehingga ini harus dikendalikan agar tidak
banyak kehilangan Ni ke dalam slag.
 Dekarbonisasi
• Keseluruhan proses oksidasi yang terjadi adalah reaksi eksotermik
sehingga temperatur metal akan mengalami peningkatan, dari semula
sekitar 1350°C, bisa naik hingga >1600°C. Sehingga biasanya pada awal
atau selama proses oksidasi dimasukkan scrap sebagai pendingin
(coolant).

Komposisi (%) Ni Co Cr Si C S P
crude metal 20 0,5 0,7 1,1 1,6 0,4 0,02
high carbon FeNi 21 0,4 0,5 0,9 1,4 0,02 0,02
low carbon FeNi 22 0,4 0,03 0,01 0,02 0,01 0,01
Converter
 Main Activities
• Chemicals Handling
• Oxygent Lancing
• Slag Skimming
• Desulphurization
• L/D Converter Operation
• deS-Ladle cleaning
• Equipment cleaning
• Housekeeping
 Organization
Refinery Assistant Manager
• Refinery #2 Coordination Supervisor
– Refinery #2 Monitoring Supervisor A
– Refinery #2 Monitoring Supervisor B
– Refinery #2 Monitoring Supervisor C
– Refinery #2 Monitoring Supervisor D
• Refinery #3 Coordination Supervisor
– Refinery #3 Monitoring Supervisor A
– Refinery #3 Monitoring Supervisor B
– Refinery #3 Monitoring Supervisor C
– Refinery #3 Monitoring Supervisor D
• Refinery Equipment Control Coordination Supervisor
– Refinery #2 Equipment Control Monitoring Supervisor
– Refinery #3 Equipment Control Monitoring Supervisor
Casting Dept.
 Casting

Shipment

WHY

Customers’
Requirements
 Casting

Shot / Granule, 3-50 mm

- Easy for handling
WHAT - Faster remelt
 Casting

HOW
Metal Pouring
Shotmaking

Sizing Drying
 Casting
• ladle berisi metal cair didudukkan pada meja
tilting machine.
• meja tilting dimiringkan dengan tenaga hidrolik
sehingga metal mengalir dari bibir ladle ke
launder dan jatuh melalui lubang di tundish ke
dalam bak shotmaking.
• Pada titik jatuhnya metal ke dalam air, granulasi
terjadi akibat air yang disemprotkan dengan jet
pump.
• Pendinginan air dengan sirkulasi menggunakan
cooling tower dan water pump.
• Penggunaan aluminium shot sebagai deoxidizer
agar ukuran dan bentuk granul bekuan metal
yang dihasilkan bisa sesuai dengan yang
diinginkan.
 Main Activities
• Chemicals Handling
• Shotmaking
• Product sorting
• Product drying
• Product sizing
• Shotmaking-Ladle cleaning
• Shotmaking pond draining
• Metal runner lining maintenance
• Equipment cleaning
• Housekeeping
 Organization
Casting Assistant Manager
• Casting #2 Coordination Supervisor
– Casting #2 Monitoring Supervisor A
– Casting #2 Monitoring Supervisor B
– Casting #2 Monitoring Supervisor C
– Casting #2 Monitoring Supervisor D
• Casting #3 Coordination Supervisor
– Casting #3 Monitoring Supervisor A
– Casting #3 Monitoring Supervisor B
– Casting #3 Monitoring Supervisor C
– Casting #3 Monitoring Supervisor D
• Casting Equipment Control Coordination Supervisor
– Casting #2 Equipment Control Monitoring Supervisor
– Casting #3 Equipment Control Monitoring Supervisor
Lining Work Dept.
 Lining Work

Molten Metal
Handling

Role Refractory
Lining Work

Ladle Preheating
& Cycle Control
 Refractory
• Refractory: material yang tahan terhadap temperature sangat tinggi
seperti lelehan metal dan slag, serta tahan terhadap serangan kimia dari
metal dan slag tersebut.
• Peralatan yang dilapisi refractory: Ladle, LD Converter, Burner & Lancing
Cover, Stirrer, Metal Runner
• Bentuk refractory : precast (brick) dan monolithic (castable)
• Jenis refractory :
– Tipe asam: alumina dan silika
– Tipe netral: alumina, chromia, karbon
– Tipe basa: magnesia
 Lining Work
• Ladle Lining dan Converter Lining terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan
Permanent Lining dan Working Lining.
• Lapisan working lining menggunakan magnesia based refractory (basa)
karena kontak dengan slag yang bersifat cenderung basa.
• Lapisan permanent lining pada ladle dapat menggunakan alumina based
yang lebih murah.
• Pembuatan stirrer rutin dilakukan karena laju keausannya yang cepat.
• Penggantian lining ladle dan LD converter dilakukan jika lapisan refractory
sudah tipis
 Preheating
• Sebagai pengendali ladle yang mengatur siklus
ladle
• Ladle dipanaskan di bawah burner cover hingga
temperatur refraktorinya mencapai 800°C
sebelum digunakan untuk tapping (untuk ladle
deS) atau menampung metal cetak (untuk ladle
cetak).
• Penggunaan crane dan lalu lintas perpindahan
ladle perlu diatur di antara tapping (furnace),
oxygen blowing, slag skimming, refining dan
casting.
 Overhead Crane
• Melayani pengangkatan dan pemindahan ladle, baik kosong maupun berisi
metal.
• Melayani pengangkatan dan pemindahan material lainnya, seperti slag
pot, reagen kimia, coolant dalam pan container, sampah housekeeping
dalam pan container, spare-part / material dan peralatan maintenance,
dan lain-lain.
• Mengutamakan pelayanan metal, karena faktor waktu sangat penting
untuk meminimalkan pembekuan metal selama proses.
• Saat ini terdapat 5 overhead cranes (termasuk 1 dalam kondisi permanent
breakdown)
 Organization
Lining Work Assistant Manager
• Lining Wok Coordination Supervisor
– Lining Wok Monitoring Supervisor A
– Lining Wok Monitoring Supervisor B
– Lining Wok Monitoring Supervisor C
– Lining Wok Monitoring Supervisor D
• Preheating Coordination Supervisor
– Preheating Monitoring Supervisor A
– Preheating Monitoring Supervisor B
– Preheating Monitoring Supervisor C
– Preheating Monitoring Supervisor D
• Overhead Crane Coordination Supervisor
– Overhead Crane Monitoring Supervisor A
– Overhead Crane Monitoring Supervisor B
– Overhead Crane Monitoring Supervisor C
– Overhead Crane Monitoring Supervisor D
• Lining Work Equipment Control Coordination Supervisor
– Lining Work Equipment Control Monitoring Supervisor
Production Finishing Dept.
 Production Finishing

Shipment

WHY

Customers’
Requirements
 Production Finishing

Packaged in Bags, ± @1 ton

- Easy for handling
WHAT - Easy for storing
 Main Activities
• Bagging
• Weighing
• Recording
• Labelling
• Transporting
• Warehousing
• Ship Loading
• Equipment cleaning
• Housekeeping
 Organization
Production Finishing Assistant Manager
• Production Finishing Coordination Supervisor
– Production Finishing Monitoring Supervisor A
– Production Finishing Monitoring Supervisor B
– Production Finishing Monitoring Supervisor C
– Production Finishing Monitoring Supervisor D
• Production Finishing Data and Equipment Control
Coordination Supervisor
– Product Handling Monitoring Supervisor A
– Product Handling Monitoring Supervisor B
– Product Handling Monitoring Supervisor C
– Product Handling Monitoring Supervisor D
– Production Finishing Equipment Control Monitoring Supervisor
Discussion
Q&A
Sekian & Terima Kasih