Вы находитесь на странице: 1из 6

Prosiding 2016©

Hasil Penelitian Teknologi Rekayasa


Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapala Sipil
n

EFEK VARIASI TEMPERATUR HEAT TREATMENT TERHADAP


JUDUL,
JUDUL, 14 14 pt
pt
11 spasi,
spasi, BOLD
BOLD UKURAN BUTIR (GRAIN SIZE) DAN KETAHANAN IMPAK DARI
PIN TEMBAGA
14
14 pt,
pt, 11 spasi
spasi (1x
(1x enter)
enter)
Hairul Arsjad 11
11 pt,
pt, Bold
Bold
10
10 pt
pt 11 spasi
spasi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Tanpa
Tanpa titik
titik Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245
diakhir
diakhir baris
baris E_mail: asyadhairul@yahoo.com
10
10 pt,
pt, 22 spasi
spasi (2x
(2x enter)
enter)
Abstract
The use of copper in the form of pins is often found on the mechanical and electronic
devices. One of the manufacturing methods that used to produce pin is metal forming. Metal
forming by using of impact loading has advantages in efficiency and effectively in
fabrication time. The aim of this study is to determine the effect variation of heat treatment Abstrak
Abstrak dlm
dlm bhs.
bhs.
temperature to the grain size and impact resistance of the copper pin. The width pin was Inggeris
Inggeris utk artikel
utk artikel
Indentation Abstrak bhs
bhs Indonesia
Indonesia bgt
bgt
10
10 pt,
pt, italic
italic varied at 6 mm, 2 mm and 1 mm with constant thickness. The pins was heated in an electric
Left : 0.51” jg
jg sebaliknya
sebaliknya jika
jika
furnace with anil temperature was varied at 450°C, 550°C, 650°C and 750°C and holding
Right: 0.55” asrtikelnya
asrtikelnya bhs
bhs
for 60 minutes. Tests carried out using impact test apparatus and optical microscopy. The
results show that the average grain size (grain size) after heat treatment in the range of 15- Inggeris,
Inggeris,
40 um. The results show that the increases in heat treatment temperature have very abstraknya
abstraknya bhs
bhs
significant effect to reduce the impact energy absorption for specimens with 6 mm width. Indonesia
Indonesia
Instead impact test results show that the effect of heat treatment temperature on the
absorption of impact energy is not significant for smaller pin width. The highest impact
resistance shown by the pin with temperature of heat treatment was 450 oC and 1 mm in
width.
Bold:
Bold: italic
italic Keywords: pin, heat treatment, impact energy,impact resistance, grain size Tanpa
Tanpa titik
titik di
di akhir
akhir
baris
baris
10
10 pt,
pt, 33 spasi
spasi (3X
(3X enter)
enter)
PENDAHULUAN SUB
SUB JUDUL,
JUDUL, 11
11 pt,
pt, BOLD,
BOLD, tidak
tidak dinomori
dinomori
11
11 pt
pt 11 spasi
spasi
Industri pembuatan produk-produk berukuran kecil seperti pada bidang micro electromechanical system (MEM)
dan Micro System Technology (MST) mengalami peningkatan penggunaan yang cukup pesat. Komponen-
komponen seperti mini-part yang diproduksi antara lain micro-shaft, pin, micro-gear, micro-lever, micro-
connector, micro-screw, sockets dan spring banyak digunakan pada peralatan-peralatan electronical device,
medical device, mechanical device dan microsensor bahkan juga pada aplikasi untuk bidang energi terbarukan
[1]. Tembaga dan aluminum adalah jenis logam yang banyak dijumpai dalam bentuk minipart. Daya hantar
termal dan daya hantar listriknya yang paling baik menjadi penyebab utama penggunaan logam ini baik dalam
bentuk pin, micro-pin sehingga banyak digunakan untuk berbagai bidang aplikasi [2].
10
10 pt
pt 11 spasi
spasi
Proses pembentukan logam memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan proses lainnya diantaranya
dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar dalam waktu produksi yang singkat, sifat produksi yang near-
net shape, efektifitas penggunaan bahan baku dan pengaruh lingkungan yang lebih kecil dan relatif lebih mudah
dalam produksi [2-4].
10
10 pt
pt 11 spasi
spasi
Permasalahan utama yang timbul berkaitan penggunaan teknik pembentukan logam untuk produk kecil adalah
adanya perbedaan perilaku material dalam deformasi pada proses pembentukan. Pada pembentukan logam
untuk produk berukuran besar, material logam dapat dipandang sebagai material kontinu dan homogen dalam
sifat-sifatnya [2]. Dilain pihak pada produksi komponen berukuran kecil seperti pin, ketepatan dimensi dan
akurasi geometri merupakan faktor utama dalam kualitas produk yang dihasilkan. Sementara mikrostruktur
seperti butir berpengaruh secara individual dalam menentukan deformasi dan tegangan alir dari material.
Volume 8 : Desember Group Teknik Mesin ISBN : 978-979-17225-
2016 4-4
Jumlah TM1 - 1
Jumlah halaman
halaman artikel
artikel
max
max 10
10 hal
hal dan
dan harus
harus
genap
genap (apakah
(apakah 4,4, 6,
6, 88 atau
atau
10
10 halaman)
halaman)
Efek variasi Temperatur Heat…
Hairul Arsjad
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapala Sipil
n

Pendekatan-pendekatan pada proses makro-forming tidak dapat digunakan dengan tepat pada proses
pembentukan logam berukuran kecil akibat dari adanya efek ukuran (size effect). Efek ukuran merupakan
kendala utama dalam pabrikasi produk-produk miniaturisasi. Kehadiran efek ukuran menyebabka perubahan
sifat deformasi yang tergantung pada struktur mikro dari bahan.

Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk memberikan gambaran yang jelas bagaimana sifat-sifat
mikrostruktur dalam hal ini ukuran butiran (grain size) dan ukuran material memberikan dampak terhadap
serapan energi impak khususnya untuk pembuatan produk-produk berbentuk pin. Penelitian ini menjadi penting
dalam memberikan masukan untuk keberhasilan setiap proses pembentukan logam pada skala mikro-forming.
Selain hal itu juga sangat penting untuk penggunaan energy impak dalam pembuatan produk-produk berskala
miniaturisasi.
10
10 pt
pt 22 spasi
spasi
METODE PENELITIAN
10
10 pt
pt 11 spasi
spasi
Material yang digunakan pada pengujian ini adalah jenis tembaga murni berbentuk pin dengan ukuran variasi
panjang 60 mm dan 20 mm, variasi lebar 6.0 mm (kode spesimen A1), 2.0 mm (kode spesimen A2) dan 1 mm
(kode spesimen A3). ukuran ketebalan pin konstan 1 mm seperti terlihat pada gambar 1. Untuk mendapatkan
perbedaan ukuran butir (grain size) spesimen dipanaskan didalam tungku listrik jenis muffle furnace dengan
variasi temperature 450 oC, 550 oC, 650 oC dan 750 oC dan ditahan konstan selama 60 menit. Setelah pemanasan
spesimen kemudian dipreparasi untuk uji metalografi. Dengan menggunakan cairan etsa dengan komposisi
larutan 5 g FeCl3 15 ml HCL dan 85 ml H2O selama 20-30 detik. Ukuran butir rata-rata hasil heat treatment
diukur menggunakan metode ASTM E112 dari hasil uji mikrostruktur/metalografi. Setelah proses heat
treatment spesimen diuji impak pada alat uji impak yang didesain sendiri seperti terlihat pada gambar 2.

Bold
Bold 99 pt
pt 11 Gambar 1 Spesimen Pin Tembaga

Besarnya serapan energi impak dihitung berdasarkan persamaan

Ei = ( m . g . (Ho-H1)) / A (1)

Uji impak diberikan dengan besar beban bandul adalah 0.08 kg dengan ketinggian jatuh bandul impak sebesar
0.356 m dengan sudut sebelum impak sebesar 110o. Spesimen diimpak dengan metode Izod dengan menjepit
spesimen dengan ketinggian pin yang tidak dijepit masing-masing 10 mm dan 5 mm. Jarak clearance antara
bandul dan pencekam spesimen konstan sebesar 2 mm.

ISBN : 978-979- Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember


127255-0-6 2012
TM1 - 2
Prosiding 2016©
Hasil Penelitian Teknologi Rekayasa
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapala Sipil
n

Gambar 2 Alat Uji Impak Pin


10
10 pt
pt 22
spasi
spasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
11 pt
pt 11 spasi
spasi
Gambar 3 memperlihatkan variasi ukuran butir dari pin tembaga yang dipanaskan dengan temperatur 450 ºC.
550ºC, 650ºC dan 750ºC.

Gambar 3 Spesimen mikrostruktur setelah heat treatment, (a). temperatur 750 oC; (b) temperature 650 oC; (c)
temperature 550 oC; (d) temperature 450 oC

Gambar 4 di bawah memperlihatkan specimen uji impak pin tembaga setelah mengalami pembebanan impak.
Seperti terlihat pada gambar 4, specimen mengalami deformasi berupa penekukan (bending) akibat
pembebanan impak yang diberikan.

Volume 8 : Desember Group Teknik Mesin ISBN : 978-979-17225-


2016 4-4
Jumlah TM1 - 3
Jumlah halaman
halaman artikel
artikel
max
max 10
10 hal
hal dan
dan harus
harus
genap
genap (apakah
(apakah 4,4, 6,
6, 88 atau
atau
10
10 halaman)
halaman)
Efek variasi Temperatur Heat…
Hairul Arsjad
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapala Sipil
n

Gambar 4 Spesimen uji yang telah mengalami penekukan akibat pembebanan impak

Gambar 5 memperlihatkan hubungan antara temperatur heat treatment terhadap ketinggian bandul setelah
impak. Spesimen A1 (lebar pin 6 mm) memiliki ketinggian bandul setelah impak yang lebih rendah dari
spesimen A2 (lebar pin 2mm) dan A3 (lebar pin 1 mm). Spesimen dengan lebar pin 6 mm memiliki luas
penampang yang lebih besar sehingga ketinggian bandul setelah impak menjadi rendah. Sebaliknya spesimen
A2 dan A3 memiliki ketinggian bandul setelah impak yang hampir sama.

Gambar 5 Grafik hubungan antara temperatur heat treatment dengan ketinggian bandul setelah impak

Hal yang sama ditemui pada sudut bandul setelah impak seperti terlihat pada gambar 6.

Gambar 6 Grafik hubungan antara temperatur heat treatment dengan sudut bandul setelah impak

ISBN : 978-979- Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember


127255-0-6 2012
TM1 - 4
Prosiding 2016©
Hasil Penelitian Teknologi Rekayasa
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapala Sipil
n

Gambar 7 di bawah ini memperlihatkan hubungan antara temperatur heat treatment dengan energi impak
dibutuhkan untuk mendeformasi spesimen. Dari gambar terlihat bahwa terjadi penurunan energi impak dengan
naiknya temperatur heat treatment, penurunan energi impak disebabkan oleh perbedaan ukuran butir yang
terjadi. Seperti telah diketahui bahwa pada spesimen dengan ukuran butir yang lebih besar memiliki kekuatan
luluh yang lebih rendah sesuai dengan hubungan Hall-Petch [5].

Gambar 7 Grafik hubungan antara temperatur heat treatment dengan energi impak yang dibutuhkan
untuk deformasi pin tembaga

Gambar 8 memperlihatkan hubungan antara temperatur heat treatment dengan ketahanan impak spesimen yang
dilihat dari kemampuan serapan energi impak. Semakin tinggi ketahanan impak maka semakin sulit bahan
tersebut dalam memfasilitasi aliran deformasi. Dari gambar 8 terlihat bahwa spesimen dengan lebar pin terkecil
memilki ketahanan impak yang paling tinggi. Pengurangan lebar pin menyebabkan pengurangan luas
penampang yang berperan dalam deformasi akibat beban impak. Pengurangan luas penampang juga berakibat
pada pengurangan cacat-cacat mikrostruktur yang juga menurunkan ketahanan impak bahan sehingga terjadi
peningkatan ketahanan energi impak.

Dari gambar 8 juga terlihat bahwa dengan meningkatnya temperatur heat treatment menyebabkan penurunan
ketahanan impak dari bahan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ukuran butir yang lebih kecil yang diperoleh dari
temperatur heat treatment yang lebih rendah memilki fraksi batas butir yang lebih besar. seperti telah dijelaskan
diatas bahwa batas butir memiliki fungsi sebagai deformation barrier.

Gambar 8 Grafik hubungan antara temperatur heat treatment dengan ketahanan impak

SIMPULAN

Volume 8 : Desember Group Teknik Mesin ISBN : 978-979-17225-


2016 4-4
Jumlah TM1 - 5
Jumlah halaman
halaman artikel
artikel
max
max 10
10 hal
hal dan
dan harus
harus
genap
genap (apakah
(apakah 4,4, 6,
6, 88 atau
atau
10
10 halaman)
halaman)
Efek variasi Temperatur Heat…
Hairul Arsjad
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapala Sipil
n

Efek temperatur heat treatment terhadap ukuran butir dan ketahanan impak dari pin tembaga dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Peningkatan ukuran butir spesimen dengan naiknya temperature heat treatment akibat pertumbuhan butir
yang lebih besar pada temperature yang lebih tinggi. Spesimen dengan ukuran butir yang lebih besar
memiliki ketinggian dan sudut bandul setelah impak yang lebih besar sehingga energi impak yang
dibutuhkan untuk mendeformasi lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya fraksi batas butir yang
bertindak sebagai penghalang aliran deformasi pada specimen dengan ukuran butir besar.
2. Pin dengan ukuran lebar 1 mm memiliki ketahanan impak yang lebih tinggi dari pin dengan ukuran lebar 6
mm dan 2 mm. Ketahanan impak tertinggi diperoleh pada pin dengan ukuran lebar 1 mm dengan
temperature heat treatment 450 oC. Sebaliknya ketahanan impak terendah diperoleh pada pin dengan lebar 6
mm dengan temperatur heat treatment 750 oC.
Pustaka
Pustaka diberi
diberi tanda
tanda [nomor
[nomor urut];
urut];
DAFTAR PUSTAKA Nama
Nama Penulis.
Penulis. Judul.
Judul. Nama
Nama jurnal.
jurnal.
Edisi.thn.
Edisi.thn. Halaman.
Halaman.
[1] Wang G.C, Zheng W, Wu T, Jiang H, Zhao G.Q, Wei D.B, Jiang Z.Y, A multi-region model for numerical
simulation of micro bulk forming, Journal of Materials Processing Technology 212 (2012) 678–684.
[2] Wang Yun, Dong Peilong, Xu Zhenying, Yan Hua, Wu Jiangping, Wang Jing, A constitutive model for thin
sheet metal in micro-forming considering first order size effects, Journal of Materials and Design 31
(2010) 1010–1014.
[3] Deng J.H, Fu M.W, Chan W.L, Size effect on material surface deformation behavior in micro-forming
process, Materials Science and Engineering A 528 (2011) 4799–4806.
[4] Chan W.L, Fu M.W, Lu J, The size effect on micro deformation behavior in micro-scale plastic
deformation, Materials and Design 32 (2011) 198–206
[5] Jastrzebski Z. D, The Nature Anda Properties Of Engineering Materials, third edition, John Wiley & Sons,
1987, 221-222.

ISBN : 978-979- Group Teknik Mesin Volume 6 : Desember


127255-0-6 2012
TM1 - 6

Вам также может понравиться