Вы находитесь на странице: 1из 7

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK KASAR ANAK USIA 9 BULAN DI RW 4,


DESA JUNREJO, KOTA BATU

Mothers Knowledge In Gross Motor Development 9-Months Children In


RW4, Junrejo Village, Batu City

Eny Kristanti* Rahmawati Maulidia**,


Program Studi Pendidikan Profesi Ners, STIKES Maharani Malang
Jl. Akordion Selatan 8B Malang - Jawa Timur
Email: * enykristanti@gmail.com, **lidya_nurse@yahoo.com

ABSTRACT
Introduction: A mother is expected to know more and play a role in the process of growth and
development of children and become one of the factors that influence the process of growth and
development of 9-month-old children. Knowledge about 9-month-old children development is also
very important because it can direct mothers to interact more with children so that they tend to
create an environment that is suitable for the emergence of children's abilities. The purpose of this
study was to determine the extent of the knowledge of parents in the gross motoric development of
9-month-old children. Method:This research method uses a qualitative case study with the
technique of collecting data using a voice recorder for in-depth interviews with one participant.
Result and analysis: The results of this study include: (1) Knowledge of children's gross motor
development; (2) Knowledge of the risks of delays in gross motor development and their causes,
as well as actions to be taken when knowing signs of delay in gross motor development in
children; (3) Knowledge of prevention measures for gross motor development delay to optimize
the gross motoric development of children. Discussion: Participants and the community are
expected to be more active in looking for information about child development specifically for the
gross motor development.

Keywords: knowledge, gross motor development, 9-month-old children.

PENDAHULUAN bayi memperoleh keterampilan motorik


kasar, seperti duduk tanpa bantuan
Dalam upaya pembangunan keterampilan motorik halus, termasuk
kesehatan, upaya kesehatan anak yang berkaitan dengan pemberian
dilakukan sejak dalam kandungan makan sampai pada tahap untuk bisa
sampai lima tahun pertama makan sendiri.
kehidupannya untuk mempertahankan Diperkirakan 5-10% anak
kelangsungan hidup dan meningkatkan mengalami keterlambatan
kualitas anak agar mencapai tumbuh perkembangan. Diperkirakan sekitar 1–
kembang yang optimal, baik fisik, 3% khusus pada anak dibawah usia 5
mental, emosional maupun sosial serta tahun di Indonesia mengalami
memiliki intelegensi majemuk keterlambatan perkembangan umum
(Departemen Kesehatan, 2006). Menurut yang meliputi perkembangan motorik,
Carruth & Skinner (dalam Marion M. bahasa, sosio–emosional, dan kognitif
Hetherington, 2011), masa kritis dalam (Widiani & Wangidah, 2016).
perkembangan seorang anak berada Pertumbuhan mempunyai dampak
pada tahun-tahun pertama kehidupan terhadap aspek fisik, sedangkan
setelah lahir, karena pada masa ini perkembangan berkaitan dengan
merupakan periode yang cepat, dengan pematangan fungsi organ/individu yang
perubahan besar pada fungsi motor dan terjadi secara sinkron pada setiap
fungsi kognitif. Periode awal ini individu. Tumbuh kembang yang
diselingi oleh kejadian penting, di mana optimal akan tergantung pada potensi

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 104


biologis, dan merupakan hasil interaksi tua dapat merawat anak mereka dengan
berbagai faktor yang saling berkaitan, baik. (Soetjiningsih, 2016).
antara lain faktor genetik, lingkungan Tujuan penelitian ini adalah untuk
bio-psikososial, dan perilaku yang untuk mengetahui gambaran
memiliki proses yang unik dan hasil pengetahuan ibu terhadap perkembangan
akhir yang berbeda-beda sehingga motorik kasar anak usia 9 bulan, di RW 4,
memberikan ciri tersendiri pada setiap Desa Junrejo, Kota Batu. Diharapkan
anak (Soetjiningsih, 1995). penelitian ini dapat memberikan
Seorang Ibu diharapkan lebih wawasan baru tentang gambaran
mengetahui dan berperan dalam proses pengetahuan ibu terhadap perkembangan
pertumbuhan dan perkembangan anak motorik kasar anak usia 9 bulan, di RW
serta menjadi salah satu faktor yang 4, Desa Junrejo, Kota Batu dan hasil
mempengaruhi proses itu, karena Ibu penelitian ini dapat menjadi referensi
sebagai pengasuh terdekat seorang anak. untuk melakukan penelitian lebih lanjut
Pengetahuan tentang perkembangan serta dapat memberikan informasi dan
anak juga sangat penting karena dapat solusi yang tepat untuk membantu
mengarahkan ibu untuk lebih banyak pemecahan masalah pengetahuan orang
berinteraksi dengan anak sehingga tua terhadap perkembangan motorik
secara tidak langsung akan berpengaruh kasar anak usia 9 bulan.
pada perkembangan anak, serta akan
cenderung menciptakan lingkungan METODE
yang sesuai untuk munculnya
kemampuan anak (Susilaningrum & Metode yang digunakan dalam
Utami, 2013). Ibu yang memiliki penelitian ini adalah metode kualitatif.
pengetahuan terhadap perkembangan Penelitian kualitatif memiliki kegunaan
anak dan memiliki pengetahuan yang antara lain untuk memahami interaksi
cukup serta pendidikan yang tinggi akan sosial dan perasaan orang yang sulit
lebih memperhatikan perkembangan untuk dimengerti (Sugiyono, 2016).
anaknya. Demikian pula sebaliknya, jika Metode penelitian kualitatif banyak
ibu tidak memperhatikan perkembangan macamnya, salah satunya adalah studi
anak dan tidak memberikan stimulasi kasus. Pendekatan studi kasus adalah
terhadap perkembangannya, maka anak suatu pendekatan untuk mempelajari,
akan mengalami keterlambatan dalam menerangkan atau menginterpretasi
perkembangan. Jika hal ini terjadi, maka suatu kasus (case) dalam konteksnya
dikemudian hari akan berdampak pada secara natural tanpa adanya intervensi
kepribadian anak yaitu anak merasa dari pihak luar. Adapun alasan peneliti
kurang percaya diri, ragu-ragu dalam menggunakan pendekatan studi kasus
bertindak, kurang bahagia dalam yaitu karena peneliti ingin mengetahui
berinteraksi sehingga anak menjadi secara mendalam mengenai suatu kasus
introvert atau tidak diterima oleh dan kekhususan dari suatu kasus dimana
lingkungannya (Hurlock, Istiwidayanti, kasus yang diteliti adalah kasus yang
Sijabat, & Soedjarwo, 2010; terjadi secara natural. Dalam kasus ini
Soetjiningsih, 2016). peneliti mencoba untuk meneliti tentang
Penyuluhan yang dilakukan di pengetahuan orang tua terhadap
setiap pelayanan kesehatan memiliki perkembangan motorik kasar anak usia 9
peran dalam meningkatkan dan bulan di RW 4 Desa Junrejo, Kota Batu.
memantau perkembangan anak, salah
satunya dengan menyelenggarakan HASIL
pelatihan Deteksi Dini Tumbuh
Kembang (DDTK) anak balita, serta Tema 1: Pengetahuan tentang
berusaha memberikan pendidikan perkembangan motorik kasar anak
mengenai perkembangan anak, sehingga Pada tema pertama, partisipan
pengetahuan ibu bertambah dan orang sudah mengetahui aktifitas anak yang

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 105


berhubungan dengan motorik kasar, baik tengkurap maupun terlentang, serta
mengetahui pentingnya perkembangan melatih anaknya untuk merangkak.
motorik kasar, serta mengetahui
perkembangan motorik kasar anak sudah PEMBAHASAN
sesuai usianya hanya berdasarkan buku
panduan dari posyandu. Dalam penelitian ini, pengetahuan
orang tua terhadap perkembangan
Tema 2: Pengetahuan tentang risiko motorik kasar anak usia 9 bulan terdiri
keterlambatan perkembangan dari 3 tema, yaitu: Pengetahuan tentang
motorik kasar dan penyebabnya, perkembangan motorik kasar anak;
serta tindakan yang harus dilakukan Pengetahuan tentang risiko
saat mengetahui tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik
keterlambatan perkembangan kasar dan penyebabnya, serta tindakan
motorik kasar anak yang harus dilakukan saat mengetahui
Pada tema dua ini, pengetahuan tanda-tanda keterlambatan
partisipan tentang risiko keterlambatan perkembangan motorik kasar anak;
perkembangan motorik kasar dan Pengetahuan tentang tindakan
penyebabnya, serta tindakan yang harus pencegahan keterlambatan
dilakukan saat mengetahui tanda-tanda perkembangan motorik kasar untuk
keterlambatan perkembangan motorik optimalisasi perkembangan motorik
kasar anak, partisipan sudah memahami kasar anak.
risiko keterlambatan perkembangan Tema-tema ini dapat disimpulkan
motorik kasar serta tindakan yang harus dan dibahas sesuai dengan tinjauan
dilakukan ketika mengetahui tanda- literatur dan hasil penelitian terdahulu
tanda keterlambatan perkembangan sebagai berikut:
motorik kasar anak dengan menanyakan
kepada petugas dan bidan yang ada di Tema 1: Pengetahuan tentang
posyandu. perkembangan motorik kasar anak
Partisipan telah mengetahui
Tema 3: Pengetahuan tentang sebagian aktifitas anak yang
tindakan pencegahan keterlambatan berhubungan dengan motorik kasar anak
perkembangan motorik kasar untuk yaitu membalikkan badan, baik
optimalisasi perkembangan motorik tengkurap maupun terlentang. Partisipan
kasar anak juga mengetahui pentingnya
Pada tema tiga ini, pengetahuan perkembangan motorik kasar anak, tapi
partisipan tentang tindakan pencegahan mengetahui perkembangan motorik
keterlambatan perkembangan motorik kasar anak sudah sesuai usianya hanya
kasar untuk optimalisasi perkembangan berdasarkan buku panduan dari
motorik kasar anak. Partisipan telah posyandu.
memahami tindakan yang dilakukan Tonggak perkembangan (milestone)
untuk mencegah terjadinya motorik anak; 0-3 bulan tengkurap,
keterlambatan motorik kasar terkait mengangkat kepala; 1-5 bulan
asupan gizi, serta ketepatan usia tengkurap, mengangkat dada,
pemberiam MPASI, yaitu memberikan menyangga dengan lengan; 2-7 bulan
makanan yang bergizi berupa bubur berguling; 5-8 bulan duduk tanpa
instan, nasi yang dihaluskan, sayuran, bantuan; 5-11 bulan merangkak
ikan, daging ayam dan serta buah. ASI menggunakan tangan dan lutut; 9-15
juga masih tetap diberikan oleh bulan berdiri tanpa bantuan; 10-16 bulan
partisipan kepada anaknya. berjalan tanpa bantuan (Adolph &
Untuk melatih perkembangan Robinson, 2015).
motorik kasar anak, partisipan juga Menurut peneliti, partisipan belum
menyatakan memberikan semangat saat sepenuhnya mengetahui aktifitas yang
anaknya baru bisa membalikkan badan, berhubungan dengan motorik kasar saat

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 106


diminta untuk menyebutkan aktifitas penilaian tonggak perkembangan anak
anak yang berhubungan dengan motorik usia 4,5 bulan belum dapat mengontrol
kasar, partisipan justru menyebut kepala, 5 bulan belum dapat tengkurap
beberapa hal yang berhubungan dengan bolak-balik, 7-8 bulan belum duduk
motorik halus, misalnya memegang tanpa bantuan, 9-10 bulan tidak dapat
tangan orang tuanya. Partisipan juga berdiri berpegangan (anakku.net, 2018).
menyebutkan kemampuan komunikasi Menurut peneliti, partisipan
yaitu menoleh saat anak dipanggil dan mengetahui risiko keterlambatan
tertawa saat diajak bercanda. motorik kasar anak, tapi tidak terlalu
yakin dengan penyebab keterlambatan
Tema 2: Pengetahuan tentang risiko perkembangan motorik kasar. Partisipan
keterlambatan perkembangan mengetahui tindakan yang harus
motorik kasar dan penyebabnya, dilakukan ketika mengetahui tanda-
serta tindakan yang harus dilakukan tanda keterlambatan motorik kasar, yaitu
saat mengetahui tanda-tanda bidan dan petugas yang ada di posyandu
keterlambatan perkembangan sebagai orang yang dianggap lebih
motorik kasar anak paham tentang perkembangan motorik
Partisipan tahu tentang risiko kasar.
keterlambatan perkembangan motorik
kasar yaitu bisa mempengaruhi Tema 3: Pengetahuan tentang
perkembangan selanjutnya kalau tidak tindakan pencegahan keterlambatan
segera ditangani, tapi penyebab perkembangan motorik kasar untuk
keterlambatan tidak terlalu yakin yaitu optimalisasi perkembangan motorik
dari asupan gizi, sakit parah dan dari kasar anak
genetik atau keturunan. Partisipan juga Pengetahuan partisipan tentang
mengetahui tindakan yang harus tindakan pencegahan keterlambatan
dilakukan ketika mengetahui tanda- perkembangan motorik kasar untuk
tanda keterlambatan perkembangan optimalisasi perkembangan motorik
motorik kasar anak dengan menanyakan kasar anak. Partisipan telah memahami
kepada petugas dan bidan yang ada di tindakan yang dilakukan untuk
posyandu. mencegah terjadinya keterlambatan
Motorik kasar adalah tahapan yang motorik kasar terkait asupan gizi, serta
harus dilalui oleh anak, keterlambatan ketepatan usia pemberiam MPASI, yaitu
yang dialaminya akan berpengarus pada memberikan makanan yang bergizi
kemampuan gerak selanjutnya berupa bubur instan, nasi yang
(Suhartini, 2005). Pada awal dihaluskan, sayuran, ikan, daging ayam
perkembangan, keterampilan motorik dan serta buah. ASI juga masih tetap
kasar seperti berguling, merangkak dan diberikan oleh partisipan kepada
berjalan, memainkan peran penting anaknya. Untuk melatih perkembangan
dalam memungkinkan bayi berinteraksi motorik kasar anak, partisipan juga
dengan dunia. Sementara tonggak menyatakan memberikan semangat saat
perjalanan motorik (motor milestones) anaknya baru bisa membalikkan badan,
ini dikenal secara luas sebagai penanda baik tengkurap maupun terlentang, serta
perkembangan yang penting (Bedford, et melatih anaknya untuk merangkak.
al., 2015). Faktor-faktor yang Salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan antara mempengaruhi perkembangan adalah
lain faktor keturunan, faktor gizi, faktor faktor gizi untuk memenuhi kebutuhan
lingkungan; faktor emosi, faktor jenis gizi, (WHO, 2003) telah
kelamin, faktor status sosial ekonomi, merekomendasikan pemberian MP-ASI
dan faktor kesehatan. (Soetjiningsih, dengan empat kriteria yaitu tepat waktu
1995). (usia 6 bulan), adekuat (cukup energi,
Faktor risiko keterlambatan motorik protein dan mikronutrien), aman dan
kasar yang dapat diketahui berdasarkan tepat cara pemberiannya. Pemberian

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 107


MP-ASI tidak tepat waktu dapat berisiko motorik kasar anak; partisipan telah
gangguan kesehatan, jika terlalu dini mengetahui tindakan pencegahan
atau kurang dari 6 bulan akan memicu keterlambatan perkembangan motorik
timbulnya diare (Nakita, 2017), dan kasar untuk optimalisasi perkembangan
secara signifikan dikaitkan dengan motorik kasar anak, serta telah
resiko anemia (Wang, et al., 2017), mengetahui tindakan yang dilakukan
anemia terjadi akibat penyerapan untuk mencegah terjadinya
(absorbsi) zat besi yang tidak optimal keterlambatan motorik kasar terkait
karena gangguan di saluran cerna. Jika asupan gizi, serta ketepatan usia
terlambat dan berlangsung lama akan pemberian MPASI.
menyebabkan kurang gizi bahkan gizi Masyarakat diharapkan lebih aktif
buruk dan juga anemia (Kementerian lagi dalam mencari informasi mengenai
Kesehatan, 2014). tumbuh kembang anak dan kecukupan
Menurut peneliti, partisipan telah gizi yang baik. Bagi yang memiliki anak
mengatahui tindakan pencegahan dengan tingkat perkembangan motorik
keterlambatan motorik kasar dengan kasar yang kurang, diharapkan
memberikan asupan gizi dan protein malakukan pemeriksaan lanjutan untuk
yang baik berupa sayur, lauk ikan dan mengetahui penyebab keterlambatan
daging ayam, serta memberikan buah perkembangan motorik kasar anak.
sebagai asupan vitamin. Selain itu anak
juga masih tetap diberikan ASI,
meskipun partisipan juga menyatakan
kalau ASI tidak mencukupi akan REFERENSI
diberikan susu formula. Ketepatan usia
pemberian MPASI juga sudah tepat, Adolph, K. E. & Robinson, S. R.,
yaitu saat berusia 6 bulan. Untuk 2015. Motor Development.
meningkatkan perkembangan motorik In: Handbook of Child
kasar anak, partisipan juga aktif melatih Psychology and
anaknya untuk tengkurap, terlentang dan Developmental Science. New
merangkak.
York: John Wiley & Sons,
KESIMPULAN Inc., p. 46.
Afriyani, R., Halisa, S. & Rolina, H.,
Setelah melakukan penelitian dan 2016. Faktor-Faktor yang
analisis data maka dapat disimpulkan Berhubungan dengan
bahwa pengetahuan partisipan mengenai Pemberian MP-ASI Pada
perkembangan motorik kasar anak usia 9 Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM
bulan yaitu partisipan telah mengetahui Nurtila Palembang. Jurnal
aktifitas anak yang berhubungan dengan Kesehatan, 2(2), pp. 260-265.
motorik kasar, mengetahui pentingnya Ajeng, 2015. Anemia Ganggu
perkembangan motorik kasar, serta Tumbuh Kembang Bayi.
perkembangan motorik kasar anak sudah
[Online]
sesuai usianya; partisipan telah
mengetahui risiko keterlambatan Available at:
perkembangan motorik kasar dan http://nakita.grid.id/read/0255
penyebabnya, serta tindakan yang harus 88/anemia-ganggu-tumbuh-
dilakukan saat mengetahui tanda-tanda kembang-bayi?page=all
keterlambatan perkembangan motorik [Accessed 14 3 2018].
kasar anak, partisipan sudah mengetahui anakku.net, 2018. Keterlambatan
risiko keterlambatan perkembangan Perkembangan Motorik.
motorik kasar serta tindakan yang harus [Online]
dilakukan ketika mengetahui tanda- Available at:
tanda keterlambatan perkembangan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 108


http://www.anakku.net/keterl and gross motor skills?.
ambatan-perkembangan- [Online]
motorik.html Available at:
Arumningtyas, R. M., 2010. https://www.babycentre.co.uk
Hubungan Jenis Asupan /x6562/whats-the-difference-
Makanan Pendamping Asi between-fine-motor-and-
Dominan dengan gross-motor-skills
Perkembangan Anak Usia 6- [Accessed 29 Oktober 2017].
24 bulan. Surakarta: s.n. Hurlock, E. B., 2003. Psikologi
Bedford, R., Pickles, A. & Lord, a. Perkembangan. s.l.:Erlangga.
C., 2015. Early Gross Motor IDAI, 2017. Seputar Kesehatan
Skills Predict the Subsequent Anak. [Online]
Development of Language in Available at:
Children with Autism http://www.idai.or.id/artikel/s
Spectrum Disorder. 22 eputar-kesehatan-
December.p. 9. anak/mengenal-
Chomaria, N., 2015. Panduan keterlambatan-
Terlengkap Tumbuh perkembangan-umum-pada-
Kembang Anak Usia 0-5 anak
Tahun, Solusi Jitu Agar Anak Kementerian Kesehatan, 2014. Buku
Tumbuh Sehat dan Cerdas. Ajar Kesehatan Ibu dan
Surakarta: Cinta. Anak. Jakarta: Pusat
Community-University Partnership Pendidikan dan Pelatihan
for the Study of Children, Tenaga Kesehatan.
Youth, and Families, 2012. Nakita, 2017. Hindari Memberi
Early Childhood MPASI Bayi Terlalu Dini. Ini
Measurement and Evaluation Akibat yang Menimbulkan
Tool Review. [Online] Kondisi Serius. [Online]
Available at: Available at:
www.ualberta.ca http://nakita.grid.id/Bayi/Hin
[Accessed 19 1 2018]. dari-Memberi-Mpasi-Bayi-
Departemen Kesehatan, 2005. Terlalu-Dini-Ini-Akibat-
Pedoman Pelaksanaan Yang-Menimbulkan-Kondisi-
Simulasi Deteksi dan Serius
Intervensi Dini Tumbuh Nasar, S. S., 2017. IDAI - Ikatan
Kembang Anak Di Tingkat Dokter Anak Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Dasar. [Online]
Jakarta: Departemen Available at:
Kesehatan Republik http://www.idai.or.id/artikel/k
Indonesia. linik/asi/makanan-
Departemen Kesehatan, 2006. pendamping-asi-mpasi
Pedoman Umum Pemberian Noritz, G. H., Murphy, N. A. &
Makanan Pendamping Air Panel, N. S. E., 2013. Motor
Susu Ibu (MP-ASI) Lokal. Delays: Early Identification
Jakarta: Departemen and Evaluation. Pediatrics,
Kesehatan. 131(6).
Einon, D., 2017. What's the
difference between fine motor

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 109


Notoatmodjo, S., 2010. Pendidikan [Online]
dan perilaku kesehatan. Available at:
Jakarta: Rineka Cipta. perpusnwu.web.id/karyailmia
Ratnaningsih, T. & Utami, T. M., h/documents/5224.pdf
2015. Hubungan Ketepatan [Accessed 18 1 2018].
Pemberian Makanan Susilaningrum, R. & Utami, S.,
Pendamping ASI dengan 2013. Asuhan keperawatan
Perkembangan Bayi Usia 9- bayi dan anak. Salemba
12 Bulan di Desa Medika.
Watesumpak, Kecamatan Walsh, A., Kearney, L. & Dennis,
Trowulan, Mojokerto. N., 2015. Factors influencing
EJournal Stikes PPNI Bina first-time mothers’
Sehat Mojokerto. introduction of
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh complementary foods: a
Kembang Anak. Jakarta: qualitative exploration. BMC
EGC. Public Health, p. 11.
Squires, J. & Bricker, D., 2009. Ages Wang, F. et al., 2017. Age of
& Stages Questionnaires, A Complementary Foods
Parent-Complated Child Introduction and Risk of
Monitoring System, Third Anemia in Children Aged 4–
Edition. Baltimore, London, 6 years: A Prospective Birth
Sydney: Paul H Brookes Cohort in China. Scientific
Publishing Co.. Reports, 7(44726).
Sugiyono, 2016. Statistika untuk WHO, 2003. Global strategy for
Penelitian. Bandung: infant and young child
Akfabeta. feeding. Singapore: World
Suhartini, B., 2005. Deteksi dini Health Organization.
keterlambatan perkembangan Widiani, D. & Wangidah, S., 2016.
motorik kasar pada anak. Pendidikan karakter bagi
Medikora, 1(2), pp. 177-185. anak autis di sekolah khusus
Suradi, R., 2010. Indonesia taruna al-Qur’an yogyakarta.
Menyusui. Jakarta: IDAI. Wong, D. L. et al., 2008. Buku Ajar
Susanti, S., 2016. Katalog Karya Keperawatan Pediatrik.
Ilmiah Akbid, Akper, Stikes Jakarta: EGC.
Ngudi Waluyo Ungaran.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 4 No 2 Tahun 2019 - 110

Вам также может понравиться