Вы находитесь на странице: 1из 4

VOL. 5 NO.

1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

PERBEDAAN HASIL PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans PADA MEDIA POTATO


DEXTROSA AGAR DENGAN MEDIA MODIFIKASI CORN SUKROSA AGAR

Nur Isnaeni Rahmawati, Retno Sasongkowati, Suliati

ABSTRACT

Media is a mixture of certain materials with distilled water mold that can grow on certain acidity.
One of the media used to breed a fungi that is Potato Dextrose Agar or commonly referred to as a
PDA. PDA is a component of the potato extract as a source of carbohydrates, dextrose as an
additive, and that the compactor. Potatoes as nutrition on PDA has a lower carbohydrate content
than corn. In addition, dextrose contained on the PDA is more difficult to be obtained, so that the
writer wants to replace with sucrose or table sugar which is called the modified media named Corn
Sucrose Agar or CSA. CSA media tested is effectiveness for the growth of the fungi Candida
albicans, are opportunistic pathogens in humans and in certain circumstances this fungi is able to
cause infection and tissue damage. The results obtained were compared to the PDA as the Gold
Standard. The writer made experiment in the Laboratory of Mycology Department of Health
Analyst polytechnic Kemenkes Surabaya on 11 May to 15 May 2014, with 5 treatments that did in
triplo samples, to determine whether or not the differences between two media. Media that has
been planted with Candida albicans were incubated at 37 º C for 5-7 days, then observed growth.
The results of macroscopic and microscopic investigation of pure propagation of the fungi Candida
albicans, it showed positive results fungi Candida albicans. The growth of the fungi Candida
albicans on PDA with media modifications CSA showed that it very lush growth of the fungi Candida
albicans. This showed that there is no difference in the growth of the fungi Candida albicans on
PDA with media modifications CSA.

Keywords: Candida albicans, Potato Dextrose Agar, Corn Sucrose Agar

PENDAHULUAN pertumbuhan jamur selain dextrosa, selain


Perbenihan atau media adalah campuran itu harga sukrosa relatif lebih murah
bahan-bahan tertentu dengan aquadest yang dibandingkan dengan dextrosa serta cara
dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur, untuk mendapatkannya lebih mudah
atau parasit pada derajat keasaman tertentu. sehingga pada pembuatan media yang
Organisme membutuhkan nutrisi, energi, menggunakan dextrosa dapat digantikan
logam, dan mineral untuk tumbuh dan dengan sukrosa. Jagung atau corn
berkembangbiak (Soemarno, 2000). Salah mengandung kalori melebihi kentang yakni
satu media yang digunakan untuk kalorinya 140 per 100 gram, sementara
mengembangbiakkan jamur adalah Potato kentang hanya 83 per 100 gram, sedangkan
Dextrosa agar atau yang biasa disebut kandungan karbohidratnya 33,1 per 100
dengan PDA.Komponen dari media Potato gram dan kentang hanya 19,1 per 100 gram,
Dextrosa Agar adalah ekstrak kentang, demikian pula kandungan protein jagung
dextrosa, dan agar. Ekstrak kentang mencapai 4,7 per 100 gram, sementara
merupakan sumber karbohidrat untuk nutrisi kentang hanya 2,0 per 100 gram (Badan
jamur Candida albicans. Dextrosa merupakan Ketahanan Pangan & Penyuluhan, 2012).
bahan tambahan yang menjadi sumber Dengan kandungan yang dimilikinya ini,
karbon yang baik untuk pertumbuhan jamur jagung diyakini mampu menggantikan posisi
Candida albicans, dan agar sebagai pemadat kentang sebagai pencukup kebutuhan
(Safitri, 2010). Menurut Faradisa (2012), karbohidrat untuk menumbuhkan jamur,
penggunaan media Potato Dextrosa Agar yakni jamur Candida albicans yang
siap pakai sangat memudahkan pemakai, merupakan salah satu penyebab penyakit
namun harganya relatif mahal. Hal ini Candida Vulvovaginitis.
disebabkan lebih rumitnya proses produksi Penelitian pada tahun 2011 di Surabaya pada
agar murni serta dextrosa murni, oleh sebab pasien AIDS dengan jumlah CD4 200-300
itu penggunaan dextrosa sering digantikan yang menderita Candida Vulvovaginitis
dengan sukrosa karena harganya yang relatif didapatkan penyebabnya jamur Candida
lebih murah. Sukrosa atau gula meja albicans 85,7% (Suyoso, 2013). Candida
merupakan bahan tambahan yang menjadi albicans adalah jamur pathogen oportunistik
sumber karbon yang baik untuk pada manusia, pada keadaan tertentu jamur

ANALIS KESEHATAN SAINS 335


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

ini mampu menyebabkan infeksi dan Alat dan Bahan penelitian


kerusakan jaringan (Edi, 2012). Tujuan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada meliputi ose loop, autoklaf, kapas berlemak,
atau tidak perbedaan hasil pertumbuhan timbangan analitik, petridish, labu
jamur Candida albicans pada media Potato erlenmeyer, bunsen, kaki tiga, kawat kasa,
Dextrosa Agar dengan media modifikasi Corn corong serta beaker glass.Bahan-bahan yang
Sukrosa Agar. Manfaat penelitian ini sebagai akan dipergunakan dalam penelitian ini
tambahan informasi dalam dunia kesehatan meliputi biakan jamur Candida albicans,
tentang ada atau tidak perbedaan hasil sukrosa yang sudah dihaluskan, biji jagung
pertumbuhan jamur Candida albicans pada pipilan, antibiotika bakteri kloramfenikol,
media Potato Dextrosa Agar dengan media pewarna Methylene Blue, serta aquadest.
modifikasi CornSukrosa Agar.
Prosedur penelitian
METODE PENELITIAN Sterilitas alat dalam penelitian ini
Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
eksperimental laboratoris yang merupakan selama 15 menit. Pembuatan media Potato
suatu metode untuk mengetahui adanya Dextosa Agar atau PDA. Pembuatan media
perbedaan hasil pertumbuhan jamur Candida modifikasi Corn Sukrosa Agar atau CSA
albicans pada media Potato Dextrosa Agar dengan variasi massa jagung yaitu 50 gram,
dengan media modifikasi Corn Sukrosa Agar, 40 gram, 30 gram, 20 gram, dan 10 gram.
yang dilakukan dengan analisa kualitatif serta Persiapan sampel dengan menginokulasi
penelitian dilakukan secara triplo. Sampel biakan jamur Candida albicans pada media
penelitian yang digunakan dalam penelitian Potato Dextrosa Agar dan media mofifikasi
ini adalah jamur Candida albicans dan biji Corn Sukrosa Agar, kemudian di inkubasi
jagung pipilan basah. Adapun jamur Candida pada suhu 37 oC selama 5 – 7 hari.
albicans yang diperoleh dari RSUD Dr. Pewarnaan menggunakan pewarna
Soetomo Surabaya dan bijij agung yang Methylene Blue lalu mengidentifikasi dengan
digunakan yaitu biji jagung mutiara pipilan mikroskop perbesaran lensa objektif 10x
basah dengan warna kuning yang diperoleh untuk mencari lapang pandang dan
dari pasar Keputran, Surabaya. Penelitian perbesaran 40x untuk memperjelas struktur
dilakukan di Laboratorium Mikologi Jurusan dari morfologi jamur Candida albicans.
Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Setelah menginkubasi media yang telah
Kemenkes Surabaya ditanami jamur Candida albicans selama 5 -
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 7 hari, kemudian mengamati serta
cara observasi yaitu dengan mengamati membandingkan pertumbuhan jamur
pertumbuhan jamur Candida albicans yang Candida albicans pada media Potato
telah di inkubasi di suhu 37ºC selama 5 – 7 Dextrosa Agar dengan media modifikasi Corn
hari pada media Potato Dextrosa Agar Sukrosa Agar.
dengan media modifikasi Corn Sukrosa Agar.
Data yang digunakan dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN
merupakan data primer yang diperoleh dari Tabel 1 Data Hasil Penelitian pertumbuhan
penelitian sampel langsung dengan jamur Candida albicans pada media Potato
menggunakan jamur Candida albicans yang Dextrosa Agardengan media modifikasi Corn
di tanam pada media Potato Dextrosa Agar Sukrosa Agar, di Laboratorium Mikologi
dan media modifikasi Corn Sukrosa Agar. Poltekkes Kemenkes Surabaya pada tanggal
Variasi massa jagung yaitu 50 gram, 40 11 Mei – 15 Mei 2014.
gram, 30 gram, 20 gram, dan 10 gram.

Pengulangan penanaman Hasil Pertumbuhan Candida albicans


(Triplo) Corn Sukrosa Agar Potato Dextrosa

Variasi Massa (Gram) Agar

50 40 30 20 10

1 ++ ++ ++ ++ ++ ++

2 ++ ++ ++ ++ ++ ++

3 ++ ++ ++ ++ ++ ++

Keterangan :
+ :Tumbuh kurang subur ( Koloni <10)
++ :Tumbuh sangat subur ( Koloni ≥ 10)

ANALIS KESEHATAN SAINS 336


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

PEMBAHASAN Tidak ada perbedaan pertumbuhan karena


Hasil pemeriksaan secara makroskopis dan media Potato Dextrosa Agar mengandung
mikroskopis dari biakan murni jamur Candida sumber karbohidrat dalam jumlah cukup
albicans, menunjukkan hasil positif jamur yaitu terdiri dari ekstrak kentang, dextrosa
Candida albicans. Hasil pemeriksaan secara serta agar sebagai pemadat untuk
makroskopis menunjukkan warna koloni pertumbuhan, sehingga pada media Potato
jamur yaitu krem dan membentuk koloni Dextrosa Agar jamur Candida albicans dapat
lunak dengan bau seperti ragi. Sedangkan tumbuh dengan sangat subur.
untuk pemeriksaan mikroskopis Pertumbuhan jamur Candida albicans yang
menunjukkan adanya klamidospora bulat tumbuh pada media modifikasi Corn Sukrosa
berukuran besar. Agar yang mengandung karbohidrat yang
MediaPotato Dextrosa Agar yang disebut berasal dari jagung, sukrosa sebagai nutrisi
juga PDA merupakan media yang digunakan serta agar sebagai pemadat. Jagung atau
untuk isolasi dan kultur jamur. Salah satu corn mengandung kalori melebihi kentang
jamur yang dapat dibiakkan pada media yakni kalorinya 140 per 100 gram,
Potato Dextrosa Agar adalah ragi, seperti sementara kentang hanya 83 per 100 gram,
Candida albicans (Safitri, 2010). Potato sedangkan kandungan karbohidratnya 33,1
Dextrosa Agar mengandung sumber per 100 gram dan kentang hanya 19,1 per
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri 100 gram, demikian pula kandungan protein
dari ekstrak kentang, dextrosa serta agar jagung mencapai 4,7 per 100 gram,
sebagai pemadat untuk pertumbuhan jamur sementara kentang hanya 2,0 per 100 gram.
Candida albicans (Anonim, 2010). Dengan kandungan yang dimilikinya ini,
Karbohidrat merupakan substrat utama jagung diyakini mampu menggantikan posisi
untuk metabolisme karbon pada fungi. kentang sebagai pencukup kebutuhan
Karbohidrat dalam bentuk disakarida, karbohidrat untuk menumbuhkan jamur,
oligosakarida, ataupun polisakarida harus yakni jamur Candida albicans (Badan
dihidrolisis terlebih dahulu diluar sel. Banyak Ketahanan Pangan & Penyuluhan, 2012).
fungi tidak dapat memanfaatkan disakarida, Sukrosa termasuk dalam golongan disakarida
oligosakarida, ataupun polisakarida karena yang diperoleh dari tanaman tebu atau bit,
tidak memiliki kemampuan untuk tersusun oleh satu molekul glukosa dan satu
menghidrolisis molekul – molekul besar molekul fruktosa yang dihubungkan dengan
tersebut (Gandjar, 2000). Dextrosa termasuk ikatan 1-2, dan bersifat larut dalam air.
ke dalam golongan monosakarida. Sukrosa dapat dihidrolisis oleh enzim
Monosakarida adalah karbohidrat yang invertase atau oleh asam menjadi D-glukosa
paling sederhana susunan molekulnya. dan D-fruktosa (Ophardt, 2003).
Glukosa disebut juga dekstrosa, banyak Pada media modifikasi Corn Sukrosa Agar,
terdapat dalam buah-buahan yang sudah pertumbuhan jamur Candida Albicans sangat
masak atau matang (Sutresna, 2007). subur. Hal ini menunjukkan tidak ada
Candida albicans merupakan flora normal perbedaan pertumbuhan jamur Candida
yang sering dijumpai dan merupakan albicans pada media modifikasi Corn Sukrosa
pathogen oportunis. Di dalam kultur atau Agar dengan media lain. Tidak ada
jaringan, Candida albicans tumbuh sebagai perbedaan pertumbuhan karena kandungan
sel ragi berbentuk oval dan bertunas dengan karbohidrat dari jagung lebih tinggi daripada
ukuran 3- 6 µn. Candida albicans juga kentang, sehingga pada media Corn Sukrosa
membentuk pseudohifa. Candida albicans Agar jamur Candida albicans dapat tumbuh
bersifat dimorfik dan dapat menghasilkan dengan sangat subur.
hifa sejati. Di media agar dalam waktu 24
jam di suhu 37° C atau suhu ruang KESIMPULAN DAN SARAN
membentuk koloni lunak berwarna krem Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
dengan bau seperti ragi. Pseudohifa tampak dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hasil
sebagai pertumbuhan yang terendam di pertumbuhan jamur Candida albicans pada
bawah permukaan agar. Candida albicans media Potato Dextrosa Agar dengan media
menghasilkan klamidospora bulat berukuran modifikasi Corn Sukrosa Agar.
besar (Brooks, 2013). Media modifikasi Corn Sukrosa Agar dapat
Pertumbuhan jamur Candida albicans pada digunakan sebagai media alternatif
media Potato Dextrosa Agar didapatkan hasil pengganti media Potato Dextrosa Agar dan
berupa pertumbuhan yang sangat subur dari bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan
Candida albicans. Hal ini menunjukkan tidak jenis kapang, misalnya Tricophyton
ada perbedaan pertumbuhan jamur Candida mentagrophytes.
albicans pada media Potato Dextrosa Agar
dengan media modifikasi Corn Sukrosa Agar.

ANALIS KESEHATAN SAINS 337


VOL. 5 NO. 1 JUNI 2016 ISSN : 2302 – 3635

DAFTAR PUSTAKA Rochani, Siti. 2007. Bercocok Tanam Jagung.


Anonim. 2010. Media Potato Dextrosa Agar. Jakarta : Azka Press.
Surabaya : Graha Ilmu. Rukmana, Rahmat. 2004. Usaha Tani
Brooks, Geo. F, Karen C. Carroll, Janet S. Jagung. Yogyakarta : Kanisius.
Butel, Stephen A. Morse, Timothy Safitri, Ratu. 2010. Medium Analisis
A. Mietzner. 2013. Mikrobiologi Mikroorganisme (Isolasi dan
Kedokteran. Jakarta : EGC. Kultur). Jakarta : Trans Info
Badan Ketahanan dan Penyuluhan, Ditjen. Media.
2012. Prospek dan Peluang Siregar, 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta :
Agrobisnis Jagung. Direktorat EGC.
kacang – kacangan dan Umbi – Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi
umbian. Yogyakarta : Departemen Bakteri Klinik. Yogyakarta :
Pertanian. Akademi Analis Kesehatan.
Pertanian Tanaman Pangan, Ditjen. 2013. Suparman. 2007. Bercocok Tanam Jagung.
Prospek dan Peluang Agrobisnis Jakarta : Azka press.
Jagung. Direktorat kacang – Suriawiria, Unus. 2005. Mikrobiologi Dasar.
kacangan dan Umbi – umbian. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.
Jawa Barat : Departemen Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia.
Pertanian. Jakarta : Grafindo Media Utama.
Edi. 2012. Kandidiasis Mukosa. Surabaya : Suyoso, Sunarso. 2013. Kandidiasis Mukosa.
Jurnal Penelitian Rumah sakit Surabaya : Jurnal Penelitian
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan RSUD Dr. Soetomo.
Parasitologi. Bandung : PT. Citra Tierney, Lawrence M., Jr. 2003. Diagnosis
Aditya Bakti. dan Terapi Kedokteran. Jakarta :
Faradisa. 2012. Perbedaan Pertumbuhan Salemba Medika.
Kapang Aspergilus flavus pada Unair, FK, 2009. Atlas Penyakit Kulit Dan
modifikasi media Potato Sukrosa Kelamin. Surabaya : FK UNAIR Dr
Agar dengan modifikasi media Soetomo.
Sweet Potato Sukrosa Agar.
Surabaya : Analis Kesehatan.
Gandjar, Indrawati. 2006. Mikologi Dasar
dan Terapan. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Kuswadji,2005. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.
Lodder Et Kreger – Van Rij. 1970. Candida
albicans. United States : EGC.
Magdalena, Maria, 2009. Candida albicans.
Sumatera Utara : Departemen
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
USU.
Moses, Scoot. 2013, diunduh dari :
http//FPnotebombook.com/htm.
Novel, Sinta Saskia, Asri Peni Wulandari, Ratu
Safitri. 2010. Praktikum
Mikrobiologi Dasar. Jakarta :
Trans Info Media.
Ophardt. 2003. Sucrose. Inggris, diunduh dari
: http//Elmhurst.edu/htm.
Purnomo dkk. 2007. Budidaya 8 Jenis
Tanaman Pangan Unggul.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Radita. 2009. Standart Operasional Ruang
Media. Kalimantan Timur : Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur.
Redaksi AgroMedia. 2007. Budidaya Jagung
Hibrida. Jakarta : AgroMedia
Pustaka.

ANALIS KESEHATAN SAINS 338

Вам также может понравиться