Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
id
oleh
Pramudji 1)
ABSTRACT
1)
Balitbang Biologi, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.
13
faunanya, sebagian besar adalah kelompok tegakkan tunggal, seperti yang dijumpai di
avertebrata, dan hidup dalam ekosistem man- beberapa daerah di Pulau Ambon, Kepulauan
grove, namun sebagian kecil dari biota tersebut Tanimbar dan Kepulauan Aru, Maluku
juga hidup di ekosistem sekitar perairan man- Tenggara.
grove. Faktor yang mengontrol sebaran hutan
Indonesia yang merupakan negara mangrove adalah tersedianya habitat yang
maritim, memiliki kurang lebih 17 ribu pulau cocok untuk setiap jenis mangrove dan pasang
yang terdiri dari pulau besar dan kecil yang surut. Pasang surut memiliki peranan, baik itu
memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dan langsung (seperti gerakan air, tinggi dan
luas daratannya sekitar 1,93 juta km 2 frekuensi), maupun tidak lansung (antara lain
(SUKARDJO 1996). Dari wilayah pantai salinitas, sedimentasi dan erosi) terhadap
tersebut dapat dijumpai hutan mangrove, tetapi perkembangan hutan mangrove sendiri
tidak semua wilayah pesisir ditumbuhi man- maupun perairan disekitarnya. Gerakan pasang
grove, karena untuk pertumbuhannya ada surut diketahui berperan dalam penyebaran
persyaratan atau faktor lingkungan yang biji, daya tumbuh biji, namun kurang berperan
mengontrolnya. Hutan mangrove di Indonesia terhadap kehidupan pohon yang sudah dewasa
menurut catatan yang diungkapkan oleh (BUDIMAN & SUHARDJONO 1992). Tinggi
DARSIDI (1987), luasnya adalah sekitar 4,25 pasang-surut di kawasan pesisir yang berkaitan
juta hektar, namun estimasi ini masih tergolong dengan topografi lantai hutan mangrove, akan
tinggi bila dibandingkan dengan yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya
diungkapkan oleh GIESON (1993), yaitu permintakatan (zonase) tumbuhan mangrove
sekitar 2.490.185 hektar. Perbedaan luas ini, (MACNAE 1966). SUKARDJO (1996)
kemungkinan disebabkan karena dalam jangka mengungkapkan bahwa, tumbuh dan
waktu lebih 6 tahun, telah terjadi konversi berkembangnya setiap jenis mangrove secara
hutan mangrove untuk kegiatan tambak atau konsisten berkaitan dengan tipe substrat,
pembangunan lainnya, sehingga luas areal hutan elevasi dan keterbukaan, sehingga spesifikasi
mangrove berkurang drastis. tempat tumbuhnya berpengaruh dominan
Konsentrasi hutan mangrove tersebut terhadap tipe komunitas dan sekutunya.
terdapat pada kawasan estuari pulau-pulau Besarya toleransi jenis tumbuhan mangrove
besar, seperti di pantai timur Pulau Sumatera, terhadap kisaran salinitas juga memberikan
Kalimantan, beberapa pantai Pulau Sulawesi pemikiran terhadap adanya permintakatan pada
dan Jawa, serta sepanjang pantai Irian Jaya. hutan mangrove. Sebagai contoh adalah jenis
Di Pulau Irian, Kalimantan dan Pulau Sumatera Avicennia sp. merupakan marga yang memiliki
memiliki banyak aliran sungai besar dan kemampuan untuk bertoleransi terhadap
panjang dengan tipe delta yang beragam, kisaran salinitas yang luas, bahkan secara
sebagai akibat arus sungai yang membawa umum jenis ini sering kita jumpai tumbuh di
material ke muara maupun air pasang dari laut. daerah garis pantai yang memiliki salinitas
Kondisi ini memberikan dukungan terhadap tinggi. Jenis ini sering disebut sebagai "pio-
mangrove untuk tumbuh dan berkembang neer species", dan biasanya berassosiasi
dengan subur pada pantai berlumpur lunak, dengan jenis Sonneratia sp. dan Rhizophora
delta, sungai besar, dan teluk yang terlindung. stylosa. Sedangkan jenis Brugguiera sp.,
Sedangkan pada pulau-pulau kecil atau Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum
gugusan pulau karang, mangrove nampak dan Ceriops tagal umumnya tumbuh pada
seperti gerumbulan tipis dan strukturnya daerah dengan salinitas dibawah 25 permil,
sederhana, dan bahkan sering hanya berupa kemudian Aegiceras corniculatum yang
14
15
16
mangrove sebagai penghasil kayu lapis, bahan pemanfaatan lahan mangrove. Pemanfaatan
industri pulp, bahan arang dan penghasil tanin. lahan ini tentunya akan mengakibatkan
Khusus untuk jenis Nypa fruticans dikenal kerusakan dan akan menimbulkan berbagai efek
sebagai penghasil alkohol. yang merusak ekosistem mangrove dan
Areal hutan mangrove juga digunakan ekosistem perairan sekitarnya. Efek yang pal-
sebagai lahan untuk berbagai kegiatan manusia ing menyolok adalah pengendapan bahan-
antara lain, untuk tempat pemukiman, tempat bahan atau material yang mengandung logam
rekreasi, lahan pertanian, lahan tambak ikan berat dan terbawa arus air sungai ke areal hutan
dan udang dan bahkan yang sangat mangrove. Pengendapan yang berlebihan akan
mencemaskan adalah untuk tempat merusak mangrove, karena terjadinya
pembuangan sampah. Areal hutan mangrove penghambatan pertukaran air, hara dan udara dalam
juga digunakan sebagai tempat pencaharian substrat dan air di atasnya. Aktivitas
untuk menangkap kepiting bakau, udang dan penambangan sering pula dikaitkan dengan
berbagai macam jenis moluska. pengilangan minyak hasil galian, yang mana
dalam proses tersebut akan terjadi penahapan,
PEMANFAATAN LAHAN DAN misalnya adalah pelumatan, pencucian,
PERMASALAHAN pemisahan kimiawi dan penapisan. Limbah dari
proses ini biasanya langsung dibuang ke daerah
Indonesia yang merupakan negara yang pantai yang kemudian tersebar ke areal hutan
memiliki hutan mangrove yang terluas didunia, mangrove dan sekitamya, kemudian mengendap.
beberapa tahun terakhir ini mengalami Hal yang sama juga terjadi pada proses
berbagai tekanan. Pertumbuhan penduduk pengeboran minyak di daerah hutan mangrove,
yang semakin meningkat disekitar hutan man- seperti di daerah Muara Mahakam, Kalimantan
grove dan semaraknya pembangunan yang Timur.
memanfaatkan areal hutan, mengakibatkan Dampak dari semua kegiatan dengan
terjadinya perubahan hutan mangrove bahkan cara memanfaatkan hutan mangrove ini
ada kemungkinan hilangnya ekosistem umumnya akan menimbulkan permasalahan
tersebut. Pemanfaatan hutan mangrove, baik yang cukup pelik, yakni akan merusak dan
itu dalam bentuk ekplorasi hasil hutan maupun pada akhirnya dapat menyebabkan hilangnya
konversi lahan untuk keperluan lain, sumberdaya tersebut. Kerusakan hutan mangrove
sebetulnya sudah sejak ratusan tahun lalu, dan di beberapa wilayah pesisir pantai Indonesia
keadaan ini masih terus berlangsung hingga sudah cukup serius, misalnya pantai utara Pulau
saat ini (BUDIMAN & KARTAWINATA Jawa, daerah Cilacap, pantai barat Pulau Lombok,
1986). Bahkan PRAMUDJI (1997, 1999) pesisir Lampung, daerah Riau dan daerah Aceh.
menyebutkan bahwa pemanfaatan hutan man- Permasalahan ekologis yang muncul
grove beberapa tahun terakhir ini semakin dari pemanfaatan areal hutan mangrove yang
meningkat, terutama subsektor perikanan yang tidak memperhatikan aspek pelestararian,
memanfaatkan hutan tersebut untuk kegiatan antara lain adalah pencemaran. Perlu diketahui
budidaya tambak, penambangan atau kegiat- bahwa hutan mangrove mempunyai peranan
an pembangunan lainnya yang kurang sebagai filter terhadap bahan bahan polutan
memperhitungkan akibat sampingannya. yang berupa limbah rumah tangga, limbah
Kegiatan penambangan mineral yang industri maupun tumpahan minyak.
telah dilakukan, baik itu yang dibangun di SUMATRA (1980) mengatakan bahwa
daerah hutan mangrove maupun didaerah kawasan mangrove di delta Cimanuk telah
sekitamya adalah merupakan contoh salah satu
17
18
19
---------*******---------
20