Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Anissa L. Kadiyono
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung
Email: anissanugroho@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness Entrepreneurship Development Training to develop
entrepreneurial potential students. Intervention program which achieves these goals is Entrepreneurship
Development Training. This means, to enhance students' understanding of their potential and develop
entrepreneurial orientation. Entrepreneurial scheme was developed by analyzing the attitudes towards
entrepreneurship. The program design was tested in 147 vocational student in Jatinangor. Training is done
through experiential learning methods. Training was conducted for 2 days with an emphasis on the ability to
identify the activities and business opportunities in everyday life; identify self potential, motivation for
achievement, creativity, and understanding leadership joints; and apply entrepreneurial attitudes and
behavior in everyday life. Through analysis of Entrepreneurial Attitudes toward students, it is known that the
Self Esteem owned by students classified as lower compared with other aspects that build an entrepreneurial
attitude, namely Achievement, Innovation, and Personal Control. Needed encouragement and supervision
of the environment in an effort to develop entrepreneurial potential possessed by the students.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas rancangan program pelatihan pengembangan potensi
kewirausaan terhadap kemampuan berwirausaha dapat dilakukan dengan melakukan intervensi
pengembangan potensi kewirausahaan siswa. Rancangan program diuji coba pada 147 siswa SMK di
Jatinangor. Pelatihan dilakukan melalui metode experiental learning. Pelatihan dilakukan selama 2 hari
dengan penekanan pada kemampuan mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-
hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat; mengenali potensi diri, motivasi untuk berprestasi,
kreativitas, dan memahami sendi-sendi kepemimpinan; serta menerapkan sikap dan perilaku wirausaha
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui analisis Sikap terhadap Wirausaha siswa, maka diketahui bahwa
kontribusiSelf Esteem yang dimiliki oleh siswa tergolong lebih rendah dibandingkan dengan aspek-aspek lain
dalam membangun sikap kewirausahaan, yaitu Achievement, Innovation, dan Personal Control. Diperlukan
dorongan dan pengawasan dari lingkungan sebagai upaya dalam mengembangkan potensi kewirausahaan
yang dimiliki oleh siswa.
potensi diri dan mengembangkan intensi experience learning yang dipilih peneliti
wirausaha. dalam pelatihan ini adalah siklus belajar
Pencapaian tujuan berada pada dari Pfeiffer dan Jones (1975) yang terdiri
level acceptance of a value dalam ranah atas lima tahapan, yaitu mengalami
afektif Bloom (Krathwohl, Bloom, & (experiencing), menyatakan (publishing),
Masia, 1964). Tahap ini merupakan memproses (processing), mengembang-
tahapan awal dari penerimaan keberhar- kan prinsip (generalizing), dan menerap-
gaan perilaku, fenomena, objek, dan lain kan (applying). Tahapan ini membantu
sebagaimnya meskipun pada tahap ini peserta untuk menstrukturkan setiap pe-
individu belum terlalu yakin akan dapat ngalaman belajar dalam dirinya dan me-
mengambil nilai pentingnya wirausaha, nemukan sendiri makna dari kegiatan
tetapi mulai mempertimbangkan nilai belajar yang dilakukannya. Berikut ini
tersebut. adalah kerangka intervensi dalam upaya
Tujuan pelatihan ini dicapai melalui peningkatan potensi kewirausahaan seba-
metode experiental learning. Tahapan gai berikut :
Personal: Environment:
- Pendidikan - Sekolah, Guru
- Pengalaman - Orang tua
- Motivasi - Teman
Hasil Pelatihan
Secara umum, peserta memiliki sikap 62,79%
terhadap kewirausahaan yang tergolong
Tinggi (72.00%). Sebagian kecil berada
pada kategori sedang, yaitu sebesar
27.43%.
EAO
0% Gambar 3. Dimensi Pembentuk
Entrepreneurial Attitude Orientation (EAO)
28% siswa
Rendah
Sedang Berdasarkan hasil analisis regresi,
Tinggi maka diperoleh hasil sebagai berikut :
72%
ACHIEVEMENT
0.324
INNOVATION
0.280
EAO
0.283
PERSONAL
CONTROL
0.227
SELF ESTEEM
Dengan p-value 0.037, yaitu< 0.05, terhadap wirausaha (0.324). Selain paling
maka didapatkan hasil bahwa Ho ditolak. besar, jumlahnya juga lebih dominan
Hal ini berarti terdapat perbedaan dibandingkan dimensi lain (67.22%)
signifikan antara siswa yang mendapatkan meski terpaut tipis dengan aspek innova-
pelatihan dan yang tidak mendapatkan tion sebesar 67.11%.
pelatihan Peningkatkan Potensi Diri dan Berdasarkan analisis dimensi-dimen-
Orientasi Wirausaha. si pembangun Sikap terhadap Wirausaha,
meski berada dalam kategori tinggi namun
PEMBAHASAN yang cukup memiliki perbedaan adalah
derajat Self Esteem yang dimiliki oleh sis-
wa yang cenderung lebih rendah daripada
Hasil penelitian ini secara keselu- dimensi-dimensi pembangun Sikap terha-
ruhan memberikan gambaran bahwa pada dap Wirausaha lainnya. Rasa percaya diri
dasarnya siswa memiliki sikap yang positif ini adalah sumber dari rasa yakin terha-
terhadap wirausaha. Hal ini dapat dilihat dap kemampuan diri, kemampuan mem-
bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa bangun optimisme, dan kemampuan un-
berada pada kategori tinggi (72%). Sikap tuk memacu diri untuk segera bangkit dari
ini dipengaruhi oleh faktor personal dan kegagalan. Hal ini juga yang menjadi
lingkungan. Pada sisi personal, empat di- fokus dari bahasan akan materi pelatihan
mensi pembangun sikap terhadap wira- Pengenalan Potensi Diri dan Orientasi
usaha memiliki peranan mutlak dalam Kewirausahaan yang menjadi intervensi
membentuk sikap tersebut. Dimensi pem- dari asesmen yang dilakukan.
bangun sikap terhadap wirausaha yang Tujuan pendidikan sekolah mene-
terdiri atas achievement, innovation, ngah kejuruan adalah meningkatkan ke-
personal control, dan self esteem secara cerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
bersama-sama membentuk sikap terhadap mulia, serta keterampilan untuk hidup
wirausaha (Robinson dkk, 1991). Bila mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
dilihat secara parsial, maka diketahui lanjut sesuai dengan kejuruannya. Ber-
bahwa aspek achievement merupakan dasar hal tersebut dapat diketahui bahwa
faktor yang paling besar membentuk sikap lulusan SMK selain mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
vidu. Tidak semua orang memiliki moti- dalam SMK. Meski siswa terdiri dari
vasi yang sama untuk menjadi pengusaha. jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Teknik
Sebagian orang menginginkan dirinya Sepeda Motor, dan Teknik Kom-puter dan
menjadi bos sendiri, ingin mencari uang Jaringan namun tidak terdapat perbedaan
dan kekayaan sebanyak-banyaknya, atau sikap terhadap kewirausahaan. Artinya
ada pula yang hanya ingin melakukan seluruh jurusan sudah memiliki
kegiatan yang biasa-biasa saja, namun kesetaraan dalam menempatkan mata
sebagian lain cukup serius untuk mengi- pelajaran kewirausahaan. Seluruh jurusan
kuti jejak orang-orang sukses, walaupun memiliki komposisi sikap terhadap ke-
ada juga yang sekedar ikut-ikutan. Proses wirausahaan yang relatif sama. Selain itu,
termotivasinya pun tidak semua orang tidak ada pengaruh dari jenis kelamin
sama. Ada yang karena faktor kebetulan, yang berbeda ataupun usia yang berbeda
ajakan teman, memanfaatkan bakat, kete- dengan sikap terhadap wirausaha yang
rampilan, atau pendidikan yang dipero- ditampilkan. Artinya, tidak ada pengertian
lehnya, dan karena memahami apa yang bahwa laki-laki lebih memiliki sikap yang
dibutuhkan orang lain. positif terhadap kewirausahaan ataupun
Kewirausahaan dapat pula didorong yang lebih tua usianya memiliki sikap
oleh seseorang yang menjalankan wira- yang lebih positif. Kondisi lingkungan
usaha, karena telah memberikan inspirasi tempat profesi orangtualah yang lebih
dan minat untuk berwirausaha. Dorongan memberikan pengaruh terhadap sikap
atau pemicu lainnya datang dari teman pada wirausaha. Dengan demikian, dapat
sepergaulan, lingkungan keluarga, saha- dikatakan bahwa kewirausahaan bukan-
bat, dan teman yang selalu yang mendis- lah suatu hal yang dilahirkan, melainkan
kusikan gagasan, atau karena adanya dibangun.
pengalaman bisnis kecil-kecilan yang ber- Siswa SMK memang memiliki po-
hasil sehingga termotivasi untuk membe- tensi untuk menjadi seorang wirausaha-
sarkannya. Hasil penelitian deskriptif, me- wan, namun pada kenyataannya, siswa
nunjukkan bahwa latar belakang keluarga SMK hanya dipersiapkan untuk menjadi
yang juga memiliki profesi sebagai karyawan di sektor industri, pariwisata,
pewirausaha memiliki hubungan yang atau perkantoran. Pelatihan Pengembang-
positif terhadap sikap siswa terhadap an Potensi Diri dan Orientasi Kewira-
kewirausahaan. Siswa dengan keluarga usahaan terbukti memiliki pengaruh ter-
yang berprofesi sebagai wirausahawan hadap sikap kewirausahaan siswa. Hasil
memiliki sikap positif yang lebih tinggi pascates siswa memiliki skor yang lebih
dibandingkan dengan siswa yang tidak tinggi dibandingkan dengan hasil prates.
memiliki orang tua yang berprofesi seba- Dengan z output sebesar -2.224 yang lebih
gai wirausahawan. Namun tidak demikian besar daripada z tabel, maka Ho ditolak.
dengan pengaruh jurusan yang berbeda Hal ini memberikan kesim-pulan bahwa
pelatihan memberikan efek yang nyata kontrol diri, inovasi, maupun dorongan
dalam meningkatkan pema-haman siswa untuk terus berprestasi.
terhadap potensi diri dan mengembangkan Sebagai pendorong, sekolah dan
orientasi wirausahanya. Pelatihan terbukti guru dapat memberikan contoh yang
menambah pengeta-huan, sikap dan konkrit bagaimana melakukan wirausaha,
keterampilan yang dijiwai oleh semangat bagaimana menumbuhkan motivasi dan
wirausaha mandiri. Hal ini juga kreatifitas berwirausaha siswa. Siswa juga
meningkatkan motivasi otonom untuk perlu dirangsang untuk ditumbuhkan
menambah pengetahuan dan menambah kreativitasnya, dengan memberinya ruang
pengalaman untuk dapat terus belajar dan untuk bergerak tidak hanya sekedar
membuka orientasi masa depan siswa mengikuti text book. Belum munculnya
untuk dapat berwirausaha. motivasi dalam diri siswa untuk melaku-
Pembuktian hipotesis dalam peneli- kan wirausaha, hal ini dipengaruhi oleh
tian ini juga memberikan kesimpulan, belum adanya rangsangan untuk berwira-
bahwa terdapat perbedaan pada siswa usaha, menganggap bahwa berwirausaha
yang mendapatkan pelatihan dan siswa tidak akan sukses, takut untuk rugi,
yang tidak mendapatkan pelatihan ataupun kurang memiliki masa depan.
Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Anggapan ini juga yang perlu untuk
Wirausaha pada siswa kelas XII SMK. diperbaiki.
Siswa yang mendapatkan pelatihan memi-
liki sikap yang lebih positif terhadap SIMPULAN DAN SARAN
kewirausahaan dibandingkan dengan
siswa yang tidak mendapatkan pelatihan. Simpulan
Namun sikap yang lebih positif saja Pertama: Siswa memiliki sikap posi-
belum cukup menjamin akan keber- tif terhadap wirausaha (entrepreneu-rial
langsungan niat siswa untuk berwira- attitude orientation). Sikap terhadap
usaha. Hal yang perlu diwaspadai adalah wirausaha ini tergolong tinggi dan
Self Esteem yang cenderung tidak setinggi dimiliki oleh sebagian besar (72%) siswa
aspek lainnya, sehingga mudah goyah kelas XII SMK.
dalam mengambil keputusan dan kurang Kedua: Dimensi achievement me-
dapat menjaga rasa optimisme dalam diri. miliki sumbangan paling besar dalam
Dengan demikian, peran pendidikan membentuk sikap terhadap wirausaha
kewirausahaan di sekolah memerlukan (0,324), diikuti oleh personal Control
penekanan tidak hanya pada aspek (0,283), innovation (0,280), lalu self
keterampilan siswa dalam berkarya esteem (0,227).
namun juga menekankan pada soft Ketiga: Pelatihan Pengembangan
competency siswa dalam berwirausaha, Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha
terutama dari menjaga rasa percaya diri, berpengaruh pada Sikap terhadap Wira-
usaha pada siswa Kelas XII SMK.Pelatihan Kedua: Kesempatan untuk melaku-
memberikan efek yang nyata dalam kan praktik wirausaha diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mengasah softskill siswa. Pembentukan
potensi diri dan mengembangkan orientasi unit praktek kerja, seperti tempat
wirausahanya. Pelatihan yang dilakukan pencucian motor untuk umum, bengkel,
dapat menambah pengetahuan, sikap dan warung komputer, jasa service komputer
keterampilan yang dijiwai oleh semangat dan kendaraan ringan, dan lain-lain
wirausaha mandiri. diperlukan untuk menambah pengalaman
Keempat: Terdapat perbedaan yang siswa dalam mengasah softskill, seperti
signifikan pada sikap terhadap berwira- menumbuhkan rasa percaya diri, kebu-
usaha pada siswa yang mendapatkan tuhan untuk berprestasi, serta berinovasi,
pelatihan maupun siswa yang tidak sehingga siswa tidak hanya diberikan
mendapatkan pelatihan Pengembangan penekanan pendidikan pada aspek
Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha. peningkatan keterampilan semata.
Siswa yang mendapatkan pelatihan memi- Ketiga: Upaya yang dapat dilakukan
liki sikap terhadap wirausaha yang lebih untuk menumbuhkan kemampuan wira-
positif dibandingkan dengan siswa yang usaha siswa dapat diberikan dengan
tidak mendapatkan pelatihan. memberikan pelatihan mengenai penge-
Keenam: Pelatihan yang diberikan nalan potensi diri dan orientasi wira-
memiliki rata-rata penilaian evaluasi sebe- usaha, maupun mengundang motivator
sar 83.295% menunjukkan bahwa secara atau contoh sukses pengusaha muda yang
umum penilaian efektivitas pelatihan yang merintis usaha wirausaha agar siswa
dirasakan oleh peserta berada dalam kate- memiliki wawasan baru dalam upaya
gori baik. Materi pelatihan bermanfaat bagi berwirausaha.
peserta, dengan metode, fasilitator, waktu,
sarana pendukung, dan aktivitas yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan memadai dalam menstimulasi
siswa untuk meningkatkan pemahaman Badan Pusat Statistik. (2013). Data Badan
akan potensi diri dan mengembangkan Pusat Statistik 2013. http://bps.go.id
orientasi kewirausahaannya.
Brown, D. (2002). Career Choice and
Saran Development Fourth Edition. San
Pertama: Peningkatan sikap terha- Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
dap wirausaha dapat dilakukan dengan
Dit PSMK. (2006). Penyelenggaraan Seko-
menanamkan kebutuhan untuk berpres-
lah Menengah Kejuruan Bertaraf
tasi, melakukan inovasi, melakukan
Internasional.
kontrol diri, dan memiliki rasa percaya
diri dalam melakukannya.
Kirkpatrick, D.L. (2007). Evaluating Super, D.E. & Crites, J.O. (1965).
Training Program : The Four Level. Appraising Vocational Fitness By
3rd edition. San Fransisco : Berrett- Means of Psychological Tests. USA
Koehler Publishers, Inc : A Harper International Students.
Meredith, G.G. (2000). Kewirausaha- Walter, G.A. & Stephen, E.M. (1981).
anTeoridanPraktek.Seri Manajemen Experiental Learning and Change :
No. 97.PT. Jakarta: Pustaka Theory Design & Practice. Toronto :
Binaman Pessindo. John Wiley & Sons.