Вы находитесь на странице: 1из 14

Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN POTENSI DIRI DAN ORIENTASI WIRAUSAHA


DALAM MENINGKATKAN SIKAP WIRAUSAHA

EFFECTIVENESS OF SELF DEVELOPMENT AND ENTREPRENEURIAL ORIENTATION IN


IMPROVING ENTREPRENEURIAL ATTITUDE

Anissa L. Kadiyono
Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung
Email: anissanugroho@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness Entrepreneurship Development Training to develop
entrepreneurial potential students. Intervention program which achieves these goals is Entrepreneurship
Development Training. This means, to enhance students' understanding of their potential and develop
entrepreneurial orientation. Entrepreneurial scheme was developed by analyzing the attitudes towards
entrepreneurship. The program design was tested in 147 vocational student in Jatinangor. Training is done
through experiential learning methods. Training was conducted for 2 days with an emphasis on the ability to
identify the activities and business opportunities in everyday life; identify self potential, motivation for
achievement, creativity, and understanding leadership joints; and apply entrepreneurial attitudes and
behavior in everyday life. Through analysis of Entrepreneurial Attitudes toward students, it is known that the
Self Esteem owned by students classified as lower compared with other aspects that build an entrepreneurial
attitude, namely Achievement, Innovation, and Personal Control. Needed encouragement and supervision
of the environment in an effort to develop entrepreneurial potential possessed by the students.

Keyword: Entrepreneurial Potentiality Development, Entrepreneurial Attitude Orientation, Experiential


Learning

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas rancangan program pelatihan pengembangan potensi
kewirausaan terhadap kemampuan berwirausaha dapat dilakukan dengan melakukan intervensi
pengembangan potensi kewirausahaan siswa. Rancangan program diuji coba pada 147 siswa SMK di
Jatinangor. Pelatihan dilakukan melalui metode experiental learning. Pelatihan dilakukan selama 2 hari
dengan penekanan pada kemampuan mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-
hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat; mengenali potensi diri, motivasi untuk berprestasi,
kreativitas, dan memahami sendi-sendi kepemimpinan; serta menerapkan sikap dan perilaku wirausaha
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui analisis Sikap terhadap Wirausaha siswa, maka diketahui bahwa
kontribusiSelf Esteem yang dimiliki oleh siswa tergolong lebih rendah dibandingkan dengan aspek-aspek lain
dalam membangun sikap kewirausahaan, yaitu Achievement, Innovation, dan Personal Control. Diperlukan
dorongan dan pengawasan dari lingkungan sebagai upaya dalam mengembangkan potensi kewirausahaan
yang dimiliki oleh siswa.

Kata Kunci : Pengembangan Potensi Kewirausahaan, Sikap terhadap Kewirausahaan, Pelatihan

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 25


Anissa L. Kadiyono

Kewirausahaan merupakan salah Siswa SMK berada pada tahap


satu penopang pertumbuhan ekonomi di perkembangan remaja. Salah satu tugas
Indonesia. Perannya begitu sentral bagi perkembangan remaja adalah menyiap-
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah kan karir dan masa depannya (Hurlock,
satu upaya pemerintah untuk menumbuh- 2002). Menurut teori perkembangan yang
kembangkan jumlah pewirausaha, dilaku- dikemukakan oleh Super dan Crites
kan sejak bangku sekolah. Penyempurna- (1965), siswa SMK Kelas XII berada pada
an kurikulum pendidikan dengan dike- tahap eksplorasi periode kristalisasi. Pada
luarkannya Kurikulum 2013, yaitu dengan masa ini remaja mulai mengidentifikasi-
adanya Pendidikan Prakarya dan Kewira- kan kesempatan dan tingkat pekerjaan
usahaan yang diwajibkan sebagai penera- yang sesuai serta mengimplementasikan
pan kurikulum baru tersebut di level se- pilihan karir dengan memilih pendidikan
tingkat SMA, membawa misi bahwa se- dan pelatihan yang sesuai, untuk akhirnya
yogyanya generasi muda Indonesia memi- memilih pekerjaan yang sesuai dengan
liki keterampilan dan mampu untuk man- pilihannya. Pada tahap ini juga, individu
diri dengan jiwa wirausaha. berupaya untuk mencari kejelasan atau
Mata pelajaran kewirausahaan bukan- melakukan klarifikasi tentang apa yang
lah hal yang baru bagi Sekolah Menengah ingin kerjakan. Belajar tentang peluang
Kejuruan (SMK). SMK didirikan sebagai jenis pekerjaan dan belajar keterampilan
lembaga pendidikan yang bertanggung yang diperlukan untuk masuk ke
jawab untuk menciptakan sumber daya pekerjaan yang diminati. Selain itu,
manusia yang memiliki kemampuan, mereka mulai merealisasikan kemam-
keterampilan, dan keahlian dalam bidang puannya, minat-minat dan nilai yang
tertentu. Berdasarkan keahlian tersebut, dimilikinya termasuk salah satunya pada
lulusan diharapkan dapat menempati pe- kegiatan berwirausaha.
kerjaan yang sesuai dengan bidang keahli- Seyogyanya upaya pengembangan
an dan mampu menyesuaikan diri dengan potensi kewirausahaan yang memang
lingkungan kerja. Namun, berdasarkan memiliki nilai besar bagi upaya perbaikan
data Badan Pusat Statistik (2013), jumlah generasi di masa yang akan datang tidak
lulusan SMK yang berwirausaha hanya hanya berupa mata pelajaran, namun
sekitar 3% dari jumlah keseluruhan menumbuhkan mental kewirausahaan
lulusannya. Sebagian besar (72%) memu- pada siswa. Melalui motivasi otonom
tuskan untuk berkecimpung di dunia dalam mempelajari pengetahuan dasar,
industri. Data ini tentu saja bukanlah data teknik, dan keterampilan dalam mengelo-
yang menggembirakan karena tidak sesuai la kemampuan wirausaha tersebut, maka
dengan tujuan semula dalam mencetak wirausaha tidak hanya merupakan perilaku
wirausahawan muda. untuk kondisi masa kini namun menetap
dalam diri individu sebagai modal dalam

26 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014


Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

pengembangan kemampuan wirausaha tuhan, perancangan aktivitas pelatihan,


individu tersebut kelak. pelaksanaan pelatihan, dan pengukuran
Havighurst (1972) mengemukakan hasil pelatihan. Berdasarkan uraian di atas,
bahwa dalam memilih pekerjaan, siswa maka penelitian ini ingin mengetahui
perlu mengetahui dan memahami potensi apakah program pelatihan pengenalan
yang dimiliki serta pengetahuan tentang diri dan orientasi kewirausahaan dapat
dunia kerja yang akan mempengaruhi mengembangkan sikap terhadap kewira-
siswa dalam mengambil keputusan terse- usahaan pada siswa SMK di Jatinangor
but. Demikian juga dalam pengenalan Jawa Barat?
wirausaha sebagai bidang karir yang
dapat digeluti oleh siswa. METODE PENELITIAN
Diperlukan upaya eksternal untuk
membantu siswa dapat lebih mengenali Desain Penelitian
kemampuan dan kelebihan dirinya serta Penelitian ini merupakan bentuk
mengenalkan mental wirausaha agar sis- applied research yang berupa implemen-
wa lebih siap untuk melakukan kegiatan tasi program intervensi berupa pelatihan
wirausaha kelak. Oleh karenanya, peneliti yang digolongkan sebagai experiental
menyusun program intervensi dalam upa- learning. Desain penelitian yang diguna-
ya meningkatkan potensi kewirausahaan kan dalam penelitian ini berbentuk quasi
siswa. Intervensi yang dilakukan berupa experiment, yaitu suatu rancangan peneli-
pelatihan yang berisi simulasi kegiatan tian yang digunakan untuk melihat penga-
yang berkaitan dengan proses pengenalan ruh dari pemberian suatu perlakuan
diri dan orientasi wirausaha. Proses itu (treatment) terhadap suatu permasalahan.
akan meliputi perlunya melakukan latihan Prosedur penelitian yang digunakan dalam
yang memadai dalam mengenali diri, penelitian ini adalah nonrandomized
perlunya menetapkan tujuan yang akan pretest-posttest control group design.
diraih dan memilih strategi yang tepat Desain ini digunakan untuk melihat
untuk mencapainya, serta melakukan peranan pemberian program pelatihan
pertimbangan dan mempertahankan kete- pengembangan potensi kewirausahaan
kunan dalam memecahkan persoalan sebagai suatu perlakuan yang diberikan
dalam berwirausaha. kepada kelompok penelitian. Kelompok
Respon siswa pada setiap tahap eksperimen akan memperoleh perlakuan
kegiatan akan diproses melalui aktivitas tersebut. Kelompok kontrol tidak mem-
debrief. Tujuannya adalah untuk mendo- peroleh perlakuan. Penjelasan bagaimana
rong siswa menyebutkan penghayatan penelitian ini berlangsung dengan meng-
dari hasil perilakunya. Langkah penelitian gunakan desain ini dapat dilihat pada
yang dilakukan terdiri atas analisis kebu- desain sebagai berikut:

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 27


Anissa L. Kadiyono

Tabel 1. Rancangan penelitian


Kelompok Prates Perlakuan Pascates
Kelompok Eksperimen O1 X O2
Kelompok Kontrol O1 - O2
Keterangan :
O1 : Prates dilakukan pengukuran sikap terhadap kewirausahaan
X : Treatment, yaitu pelatihan pengembangan potensi kewirausahaan
O2 : Pascates, dilakukan kembali pengukuran sikap terhadap kewirausahaan pada subyek
penelitian setelah diberikan treatment

Subjek Penelitian Berdasarkan studi pendahuluan me-


Populasi penelitian ini adalah siswa ngenai intensi wirausaha yang disebarkan
SMK X di Jatinangor Jawa Barat dari dalam rangka membuat rancangan inter-
semua jurusan, yaitu teknik otomotif, vensi, maka diperoleh hasil bahwa meski
teknik kendaraan ringan, teknik sepeda pelajaran kewirausahaan adalah pelajaran
motor, dan teknik jaringan komputer. yang diwajibkan pada siswa SMK namun
Masing-masing jurusan terwakili sebagai secara umum, sebagian besar peserta
subjek penelitian. Subjek dipilih dengan kurang memiliki semangat untuk menjala-
teknik cluster random sampling. terdiri ni wirausaha kelak. Motivasi untuk meng-
atas dua kelompok. Kelompok eksperi- gali potensi diri yang dapat menunjang
men adalah siswa yang mendapatkan kegiatan wirausaha juga rendah. Berdasar-
pelatihan sebanyak 147 orang, dan kan hal ini, peneliti bermaksud untuk
kelompok kontrol adalah siswa yang tidak membuat program pelatihan yang dapat
mendapatkan pelatihan sebanyak 91 meningkatkan motivasi mereka dalam
orang. menggali potensi diri dan mengembang-
kan intensi untuk berwirausaha.
Metode Pengumpulan Data Tujuan utama yang ingin dicapai
Skala yang digunakan untuk pe- dalam pelatihan ini meliputi proses perta-
ngumpulan data adalah skala sikap terha- ma terjadinya regulasi teridentifikasi seba-
dap kewirausahaan. Sikap terhadap kewira- gai tahap awal munculnya motivasi oto-
usahaan meliputi achievement, personal nom, yaitu conscious valuing of entre-
control, innovation, dan self esteem preneurial activiy. Saat siswa menghayati
(Robinson, Stimpson, Huefner, & Hunt, bahwa setiap tahap dalam proses belajar
1991). Skala sikap yang telah diujicobakan itu penting untuk dilakukan, maka diha-
kepada siswa SMK. Hasilnya 31 aitem rapkan proses kedua (self-endorsement of
lolos. Hasil analisis aitem menunjukkan the goal) pun dapat tumbuh nantinya.
koefisien realiabilitas skala, yaitu 0,967. Dengan demikian, tujuan utama aktivitas
pelatihan ini adalah membuat siswa
Intervensi menyadari akan pentingnya menggali

28 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014


Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

potensi diri dan mengembangkan intensi experience learning yang dipilih peneliti
wirausaha. dalam pelatihan ini adalah siklus belajar
Pencapaian tujuan berada pada dari Pfeiffer dan Jones (1975) yang terdiri
level acceptance of a value dalam ranah atas lima tahapan, yaitu mengalami
afektif Bloom (Krathwohl, Bloom, & (experiencing), menyatakan (publishing),
Masia, 1964). Tahap ini merupakan memproses (processing), mengembang-
tahapan awal dari penerimaan keberhar- kan prinsip (generalizing), dan menerap-
gaan perilaku, fenomena, objek, dan lain kan (applying). Tahapan ini membantu
sebagaimnya meskipun pada tahap ini peserta untuk menstrukturkan setiap pe-
individu belum terlalu yakin akan dapat ngalaman belajar dalam dirinya dan me-
mengambil nilai pentingnya wirausaha, nemukan sendiri makna dari kegiatan
tetapi mulai mempertimbangkan nilai belajar yang dilakukannya. Berikut ini
tersebut. adalah kerangka intervensi dalam upaya
Tujuan pelatihan ini dicapai melalui peningkatan potensi kewirausahaan seba-
metode experiental learning. Tahapan gai berikut :

Personal: Environment:
- Pendidikan - Sekolah, Guru
- Pengalaman - Orang tua
- Motivasi - Teman

Menyadari manfaat Menumbuhkan


Young people’s attitude towards pentingnya proses motivasi otonom
Entrepreneurship belajar untuk untuk
mengembangkan meningkatkan
potensi diri dan intensi
1. Achievement mengenali proses berwirausaha
2. Innovation berwirausaha
3. Personal Control
4. Self Esteem
5. Leadership
6. Intuition Intervensi melalui Pelatihan dengan Metode
Experiental Learning :
1. Siswa menyadari bahwa dirinya memiliki
potensi
Attitude Toward Entrepreneurship 2. Siswa menggunakan proses berpikir dan
kemampuan memecahkan masalah untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya dalam pengambilan
1. Pilihan Karir Berwirausaha keputusan akan karirnya kelak
2. Rencana Masa Depan 3. Siswa mengembangkan intensi berwirausaha

Gambar 1. Bagan Kerangka Intervensi

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 29


Anissa L. Kadiyono

Metode Analisis Data Hal ini menunjukkan bahwa siswa


Metode analisis yang digunakan memiliki sikap yang positif terhadap
adalah regresi dan Mann-Whitney. Teknik entrepreneurship sebagai orientasi masa
analisis regresi digunakan untuk menge- depannya saat ini yang dapat dibangun
tahui pengaruh empat hal pembentuk dari empat dimensi, yaitu achievement,
sikap terhadap wirausaha. Empat hal yang personal control, innovation, dan self
dimaksud adalah prestasi (achievement), esteem. Bila dilihat dari dimensi pem-
inovasi (innovation), kontrol pribadi bangun orientasi wirausaha tersebut,
(personal control), dan harga diri (self maka hal ini dapat dilihat dalam gambar
esteem). Uji Mann-Whitney digunakan sebagai berikut :
untuk menguji perbedaan antara sebelum
dan sesudah perlakuan.
Skor Sekolah
HASIL PENELITIAN 67,22% 67,11%
66,47%

Hasil Pelatihan
Secara umum, peserta memiliki sikap 62,79%
terhadap kewirausahaan yang tergolong
Tinggi (72.00%). Sebagian kecil berada
pada kategori sedang, yaitu sebesar
27.43%.

EAO
0% Gambar 3. Dimensi Pembentuk
Entrepreneurial Attitude Orientation (EAO)
28% siswa
Rendah
Sedang Berdasarkan hasil analisis regresi,
Tinggi maka diperoleh hasil sebagai berikut :
72%

Gambar 2. Komposisi Entrepreneurial Attitude


Orientation (EAO) siswa SMK

30 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014


Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

ACHIEVEMENT

0.324

INNOVATION
0.280

EAO

0.283
PERSONAL
CONTROL

0.227

SELF ESTEEM

Gambar 4. Hasil Perhitungan Diagram Jalur EAO

Evaluasi Pelatihan pelatihan dalam mengikuti program


Evaluasi berdasarkan reaksi dalam pelatihan dan bereaksi terhadap program
penelitian ini adalah bagaimana peserta tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Aspek Evaluatif Pelatihan


ASPEK EVALUATIF NILAI PERSENTASE
Materi Untuk mengetahui apakah materi pelatihan
84.55%
Pelatihan bermanfaat bagi peserta
Metode Untuk mengetahui apakah metode yang digunakan
84.09%
menstimulasi peserta
Fasilitator Untuk mendapatkan umpan balik mengenai proses
82.75%
fasilitasi yang telah dilakukan oleh fasilitator
Waktu Untuk mengetahui apakah waktu yang digunakan
80.30%
dalam pelatihan efisien
Sarana Pendukung Untuk mengetahui apakah sarana pendukung yang
82.58%
digunakan dalam pelatihan memadai
Aktivitas Untuk mengetahui apakah aktivitas yang dilakukan
85.50%
selama pelatihan menyenangkan

Dengan rata-rata penilaian sebesar kategori baik.


83.295% menunjukkan bahwa secara
umum penilaian efektivitas pelatihan yang
dirasakan oleh peserta berada dalam

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 31


Anissa L. Kadiyono

Efektivitas Program Pelatihan mengukur efektivitas pelatihan yang telah


Untuk mengetahui efektivitas pela- dilakukan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
tihan, maka disebar kuesioner untuk

Tabel 3. Aspek Evaluatif Efektivitas Pelatihan


ASPEK EVALUATIF NILAI PERSENTASE
Untuk mengetahui apakah tujuan dan sasaran pelatihan
KEPUASAN 82.92%
tercapai
Untuk mengetahui apakah informasi yang disampaikan
KEGUNAAN 83.21%
dalam pelatihan ini berguna
Untuk mengetahui apakah pelatihan ini dapat
MANFAAT membangun potensi diri dan meningkatkan orientasi 85.50%
kewirausahaan

Tabel di atas menunjukkan bahwa H0 : φ11≠ 0:


secara umum, sebagian besar peserta Terdapat perbedaan yang signifikan
(85,50%) merasa bahwa pelatihan yang pada sikap terhadap berwirausaha
diberikan bermanfaat dalam membangun pada siswa yang mendapatkan
potensi diri dan mampu meningkatkan pelatihan dan siswa yang tidak
intensi berwirausaha siswa. Pelatihan yang mendapatkan pelatihan
diberikan ini juga berguna (83,21%) bagi Pengembangan Potensi Diri dan
orientasi masa depan mereka, serta peserta Orientasi Wirausaha
merasa puas (82,92%) atas pelatihan yang
telah diberikan. Untuk mengukur hasil evaluasi
pelatihan ini, maka dilakukan uji statistik
Hasil Uji Hipotesis non parametrik, yaitu uji Man-Whitney.
Untuk menguji hipotesis diatas, Uji Man-Whitney digunakan untuk
dilakukan melalui hipótesis statistik beri- menguji hipotesis bahwa dua variabel
kut: yang merupakan dua sampel berkaitan
H0 : φ11 = 0 : mempunyai distribusi yang sama bila
Tidak terdapat perbedaan yang datanya ordinal. Kelompok 1 adalah siswa
signifikan pada sikap terhadap yang mendapatkan pelatihan sebanyak
berwirausaha pada siswa yang 147 orang, dan kelompok 2 adalah siswa
mendapatkan pelatihan dan siswa yang tidak mendapatkan pelatihan
yang tidak mendapatkan pelatihan sebanyak 91 orang. Berikut adalah
Pengembangan Potensi Diri dan hasilnya :
Orientasi Wirausaha

32 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014


Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

Tabel 4.Data Statistik Uji Mann-Whitney

UJI P-values Ho Keterangan

Terdapat perbedaan sikap terhadap kewira-


Mann-
0,03 ditolak usahaan pada siswa yang mendapatkan pela-
Whitney
tihan dan yang tidak mendapatkan pelatihan

Dengan p-value 0.037, yaitu< 0.05, terhadap wirausaha (0.324). Selain paling
maka didapatkan hasil bahwa Ho ditolak. besar, jumlahnya juga lebih dominan
Hal ini berarti terdapat perbedaan dibandingkan dimensi lain (67.22%)
signifikan antara siswa yang mendapatkan meski terpaut tipis dengan aspek innova-
pelatihan dan yang tidak mendapatkan tion sebesar 67.11%.
pelatihan Peningkatkan Potensi Diri dan Berdasarkan analisis dimensi-dimen-
Orientasi Wirausaha. si pembangun Sikap terhadap Wirausaha,
meski berada dalam kategori tinggi namun
PEMBAHASAN yang cukup memiliki perbedaan adalah
derajat Self Esteem yang dimiliki oleh sis-
wa yang cenderung lebih rendah daripada
Hasil penelitian ini secara keselu- dimensi-dimensi pembangun Sikap terha-
ruhan memberikan gambaran bahwa pada dap Wirausaha lainnya. Rasa percaya diri
dasarnya siswa memiliki sikap yang positif ini adalah sumber dari rasa yakin terha-
terhadap wirausaha. Hal ini dapat dilihat dap kemampuan diri, kemampuan mem-
bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa bangun optimisme, dan kemampuan un-
berada pada kategori tinggi (72%). Sikap tuk memacu diri untuk segera bangkit dari
ini dipengaruhi oleh faktor personal dan kegagalan. Hal ini juga yang menjadi
lingkungan. Pada sisi personal, empat di- fokus dari bahasan akan materi pelatihan
mensi pembangun sikap terhadap wira- Pengenalan Potensi Diri dan Orientasi
usaha memiliki peranan mutlak dalam Kewirausahaan yang menjadi intervensi
membentuk sikap tersebut. Dimensi pem- dari asesmen yang dilakukan.
bangun sikap terhadap wirausaha yang Tujuan pendidikan sekolah mene-
terdiri atas achievement, innovation, ngah kejuruan adalah meningkatkan ke-
personal control, dan self esteem secara cerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
bersama-sama membentuk sikap terhadap mulia, serta keterampilan untuk hidup
wirausaha (Robinson dkk, 1991). Bila mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
dilihat secara parsial, maka diketahui lanjut sesuai dengan kejuruannya. Ber-
bahwa aspek achievement merupakan dasar hal tersebut dapat diketahui bahwa
faktor yang paling besar membentuk sikap lulusan SMK selain mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 33


Anissa L. Kadiyono

industri, lulusan SMK juga mampu beker- Pelatihan Pengembangan Potensi


ja secara mandiri, dalam hal ini berwira- Diri dan Peningkatan Potensi Kewira-
usaha. Namun saat ini, pendidikan keju- usahaan dilakukan agar dapat menum-
ruan masih sangat berorientasi pada pe- buhkan intensi siswa untuk berwirausaha,
nyiapan keahlian untuk mengisi kebutuh- sehingga ketika lulus dari SMK siswa mau
an tenaga kerja pada sektor formal, pada- dan mampu untuk berwirausaha.
hal lapangan kerja yang terbuka luas pada Berdasarkan hasil analisa deskriptif,
sektor informal memiliki potensi yang maka diketahui bahwa Orientasi Wira-
lebih besar untuk menyerap lulusan usaha yang dimiliki oleh siswa berada
SMK. Mata pelajaran Kewirausahaan ber- dalam golongan Tinggi (4.61) dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengak- jumlah siswa yang memiliki Orientasi
tualisasikan diri dalam perilaku wirausa- Wirausaha Tinggi adalah sebesar 72%.
ha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan Artinya siswa memiliki sikap yang positif
difokuskan pada perilaku wirausaha seba- terhadap wirausaha, baik dari segi
gai fenomena empiris yang terjadi di kemungkinan pengembangan karir ke
lingkungan peserta didik. Berkaitan depan, kesempatan memperoleh pengeta-
dengan hal tersebut, peserta didik dituntut huan baru, maupun kesempatan memper-
lebih aktif untuk mempelajari peristiwa- oleh pengalaman baru.
peristiwa ekonomi yang terjadi di Sebagai remaja yang didorong oleh
lingkungannya. Pembelajaran kewirausa- lingkungan eksternal dirinya, maka peran
haan dapat menghasilkan perilaku wira- sekolah, guru, maupun pendidikan kewira-
usaha dan jiwa kepemim-pinan, yang usahaan yang didapat di sekolah adalah
sangat terkait dengan cara mengelola penting. Wirausaha mengacu pada orang
usaha untuk membekali peserta didik agar yang melaksanakan proses penciptaan
dapat berusaha secara mandiri. Akan kesejahteraan dan nilai tambah. Jadi, jika
tetapi, pada kenyataannya, matapelajaran para ingin menjadi wirausaha, maka siswa
kewirausahaan lebih banyak memberkan harus mempunyai sifat keberanian, kete-
pengetahuan wirausaha bukan pada ladanan, dan berani mengambil risiko
bagaimana menumbuhkan keingin-an dan yang bersumber pada kemampuan sen-
kemampuan wirausaha siswa. Pada diri. Wirausaha tidak semata-mata dimoti-
pelaksanaannya matapelajaran kewi- vasi oleh financial incentive, tetapi oleh
rausahaan lebih banyak teori dan melaku- keinginan untuk melepaskan diri dari
kan prakarya bukan melakukan kewira- lingkungan yang tidak diinginkannya. Di
usahaan itu sendiri. Pengujian statistik samping itu wirausaha ingin menemukan
membuktikan bahwa tidak terdapat arti baru bagi kehidupannya. Selain itu,
perbedaan dari jenis jurusan sekolah yang untuk menjalankan kewirausahaan dan
berbeda dengan sikap siswa terhadap menjadi seorang wirausahawan diperlu-
wirausaha. kan motivasi yang kuat dalam diri indi-

34 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014


Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

vidu. Tidak semua orang memiliki moti- dalam SMK. Meski siswa terdiri dari
vasi yang sama untuk menjadi pengusaha. jurusan Teknik Kendaraan Ringan, Teknik
Sebagian orang menginginkan dirinya Sepeda Motor, dan Teknik Kom-puter dan
menjadi bos sendiri, ingin mencari uang Jaringan namun tidak terdapat perbedaan
dan kekayaan sebanyak-banyaknya, atau sikap terhadap kewirausahaan. Artinya
ada pula yang hanya ingin melakukan seluruh jurusan sudah memiliki
kegiatan yang biasa-biasa saja, namun kesetaraan dalam menempatkan mata
sebagian lain cukup serius untuk mengi- pelajaran kewirausahaan. Seluruh jurusan
kuti jejak orang-orang sukses, walaupun memiliki komposisi sikap terhadap ke-
ada juga yang sekedar ikut-ikutan. Proses wirausahaan yang relatif sama. Selain itu,
termotivasinya pun tidak semua orang tidak ada pengaruh dari jenis kelamin
sama. Ada yang karena faktor kebetulan, yang berbeda ataupun usia yang berbeda
ajakan teman, memanfaatkan bakat, kete- dengan sikap terhadap wirausaha yang
rampilan, atau pendidikan yang dipero- ditampilkan. Artinya, tidak ada pengertian
lehnya, dan karena memahami apa yang bahwa laki-laki lebih memiliki sikap yang
dibutuhkan orang lain. positif terhadap kewirausahaan ataupun
Kewirausahaan dapat pula didorong yang lebih tua usianya memiliki sikap
oleh seseorang yang menjalankan wira- yang lebih positif. Kondisi lingkungan
usaha, karena telah memberikan inspirasi tempat profesi orangtualah yang lebih
dan minat untuk berwirausaha. Dorongan memberikan pengaruh terhadap sikap
atau pemicu lainnya datang dari teman pada wirausaha. Dengan demikian, dapat
sepergaulan, lingkungan keluarga, saha- dikatakan bahwa kewirausahaan bukan-
bat, dan teman yang selalu yang mendis- lah suatu hal yang dilahirkan, melainkan
kusikan gagasan, atau karena adanya dibangun.
pengalaman bisnis kecil-kecilan yang ber- Siswa SMK memang memiliki po-
hasil sehingga termotivasi untuk membe- tensi untuk menjadi seorang wirausaha-
sarkannya. Hasil penelitian deskriptif, me- wan, namun pada kenyataannya, siswa
nunjukkan bahwa latar belakang keluarga SMK hanya dipersiapkan untuk menjadi
yang juga memiliki profesi sebagai karyawan di sektor industri, pariwisata,
pewirausaha memiliki hubungan yang atau perkantoran. Pelatihan Pengembang-
positif terhadap sikap siswa terhadap an Potensi Diri dan Orientasi Kewira-
kewirausahaan. Siswa dengan keluarga usahaan terbukti memiliki pengaruh ter-
yang berprofesi sebagai wirausahawan hadap sikap kewirausahaan siswa. Hasil
memiliki sikap positif yang lebih tinggi pascates siswa memiliki skor yang lebih
dibandingkan dengan siswa yang tidak tinggi dibandingkan dengan hasil prates.
memiliki orang tua yang berprofesi seba- Dengan z output sebesar -2.224 yang lebih
gai wirausahawan. Namun tidak demikian besar daripada z tabel, maka Ho ditolak.
dengan pengaruh jurusan yang berbeda Hal ini memberikan kesim-pulan bahwa

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 35


Anissa L. Kadiyono

pelatihan memberikan efek yang nyata kontrol diri, inovasi, maupun dorongan
dalam meningkatkan pema-haman siswa untuk terus berprestasi.
terhadap potensi diri dan mengembangkan Sebagai pendorong, sekolah dan
orientasi wirausahanya. Pelatihan terbukti guru dapat memberikan contoh yang
menambah pengeta-huan, sikap dan konkrit bagaimana melakukan wirausaha,
keterampilan yang dijiwai oleh semangat bagaimana menumbuhkan motivasi dan
wirausaha mandiri. Hal ini juga kreatifitas berwirausaha siswa. Siswa juga
meningkatkan motivasi otonom untuk perlu dirangsang untuk ditumbuhkan
menambah pengetahuan dan menambah kreativitasnya, dengan memberinya ruang
pengalaman untuk dapat terus belajar dan untuk bergerak tidak hanya sekedar
membuka orientasi masa depan siswa mengikuti text book. Belum munculnya
untuk dapat berwirausaha. motivasi dalam diri siswa untuk melaku-
Pembuktian hipotesis dalam peneli- kan wirausaha, hal ini dipengaruhi oleh
tian ini juga memberikan kesimpulan, belum adanya rangsangan untuk berwira-
bahwa terdapat perbedaan pada siswa usaha, menganggap bahwa berwirausaha
yang mendapatkan pelatihan dan siswa tidak akan sukses, takut untuk rugi,
yang tidak mendapatkan pelatihan ataupun kurang memiliki masa depan.
Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Anggapan ini juga yang perlu untuk
Wirausaha pada siswa kelas XII SMK. diperbaiki.
Siswa yang mendapatkan pelatihan memi-
liki sikap yang lebih positif terhadap SIMPULAN DAN SARAN
kewirausahaan dibandingkan dengan
siswa yang tidak mendapatkan pelatihan. Simpulan
Namun sikap yang lebih positif saja Pertama: Siswa memiliki sikap posi-
belum cukup menjamin akan keber- tif terhadap wirausaha (entrepreneu-rial
langsungan niat siswa untuk berwira- attitude orientation). Sikap terhadap
usaha. Hal yang perlu diwaspadai adalah wirausaha ini tergolong tinggi dan
Self Esteem yang cenderung tidak setinggi dimiliki oleh sebagian besar (72%) siswa
aspek lainnya, sehingga mudah goyah kelas XII SMK.
dalam mengambil keputusan dan kurang Kedua: Dimensi achievement me-
dapat menjaga rasa optimisme dalam diri. miliki sumbangan paling besar dalam
Dengan demikian, peran pendidikan membentuk sikap terhadap wirausaha
kewirausahaan di sekolah memerlukan (0,324), diikuti oleh personal Control
penekanan tidak hanya pada aspek (0,283), innovation (0,280), lalu self
keterampilan siswa dalam berkarya esteem (0,227).
namun juga menekankan pada soft Ketiga: Pelatihan Pengembangan
competency siswa dalam berwirausaha, Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha
terutama dari menjaga rasa percaya diri, berpengaruh pada Sikap terhadap Wira-

36 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014


Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha ....

usaha pada siswa Kelas XII SMK.Pelatihan Kedua: Kesempatan untuk melaku-
memberikan efek yang nyata dalam kan praktik wirausaha diperlukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mengasah softskill siswa. Pembentukan
potensi diri dan mengembangkan orientasi unit praktek kerja, seperti tempat
wirausahanya. Pelatihan yang dilakukan pencucian motor untuk umum, bengkel,
dapat menambah pengetahuan, sikap dan warung komputer, jasa service komputer
keterampilan yang dijiwai oleh semangat dan kendaraan ringan, dan lain-lain
wirausaha mandiri. diperlukan untuk menambah pengalaman
Keempat: Terdapat perbedaan yang siswa dalam mengasah softskill, seperti
signifikan pada sikap terhadap berwira- menumbuhkan rasa percaya diri, kebu-
usaha pada siswa yang mendapatkan tuhan untuk berprestasi, serta berinovasi,
pelatihan maupun siswa yang tidak sehingga siswa tidak hanya diberikan
mendapatkan pelatihan Pengembangan penekanan pendidikan pada aspek
Potensi Diri dan Orientasi Wirausaha. peningkatan keterampilan semata.
Siswa yang mendapatkan pelatihan memi- Ketiga: Upaya yang dapat dilakukan
liki sikap terhadap wirausaha yang lebih untuk menumbuhkan kemampuan wira-
positif dibandingkan dengan siswa yang usaha siswa dapat diberikan dengan
tidak mendapatkan pelatihan. memberikan pelatihan mengenai penge-
Keenam: Pelatihan yang diberikan nalan potensi diri dan orientasi wira-
memiliki rata-rata penilaian evaluasi sebe- usaha, maupun mengundang motivator
sar 83.295% menunjukkan bahwa secara atau contoh sukses pengusaha muda yang
umum penilaian efektivitas pelatihan yang merintis usaha wirausaha agar siswa
dirasakan oleh peserta berada dalam kate- memiliki wawasan baru dalam upaya
gori baik. Materi pelatihan bermanfaat bagi berwirausaha.
peserta, dengan metode, fasilitator, waktu,
sarana pendukung, dan aktivitas yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan memadai dalam menstimulasi
siswa untuk meningkatkan pemahaman Badan Pusat Statistik. (2013). Data Badan
akan potensi diri dan mengembangkan Pusat Statistik 2013. http://bps.go.id
orientasi kewirausahaannya.
Brown, D. (2002). Career Choice and
Saran Development Fourth Edition. San
Pertama: Peningkatan sikap terha- Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
dap wirausaha dapat dilakukan dengan
Dit PSMK. (2006). Penyelenggaraan Seko-
menanamkan kebutuhan untuk berpres-
lah Menengah Kejuruan Bertaraf
tasi, melakukan inovasi, melakukan
Internasional.
kontrol diri, dan memiliki rasa percaya
diri dalam melakukannya.

Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014 | 37


Anissa L. Kadiyono

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan : Pfeiffer, W. & Jones, J. E. (1975). A


http://referensi.data.kemdikbud.go.i Handbook of Structured Experien-
d ces for Human Relations Training.
Vols. 1-5. La Jolla, CA : University
Drucker, P.F. (1996). Konsep Kewira- Associates
usahaan Era Globalisasi. Jakarta:
Erlangga Robinson, P.B., Stimpson, D.V., Huefner,
J.C., & Hunt, H.K. (1991). An
Havighurst, J. (1972). The Developmental attitude approach to the prediction
Tasks and Education. of entrepreneurship. Entrepreneur-
ship Theory & Practice, Summer,
Hurlock, E.B (2002). Psikologi Perkem-
15(4), 13 – 30.
bangan. 5th edition. Erlanga:
Jakarta. Seagal, G.B. & Schoenfeld, J. (2005). The
Motivation To Become An Entrepre-
Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., & Masia,
neur. International Journal of
B.B. (1964).Taxonomy of educatio-
Entrepreneurial Behaviour &
nal objectives: The classificationof
Research, 11 (1), 00-000.
educational goals. Handbook II:
The affectivedomain. New York: Silberman, M. (2003). 101 Active
David McKay. Learning. Jakarta : Salemba Empat

Kirkpatrick, D.L. (2007). Evaluating Super, D.E. & Crites, J.O. (1965).
Training Program : The Four Level. Appraising Vocational Fitness By
3rd edition. San Fransisco : Berrett- Means of Psychological Tests. USA
Koehler Publishers, Inc : A Harper International Students.

Meredith, G.G. (2000). Kewirausaha- Walter, G.A. & Stephen, E.M. (1981).
anTeoridanPraktek.Seri Manajemen Experiental Learning and Change :
No. 97.PT. Jakarta: Pustaka Theory Design & Practice. Toronto :
Binaman Pessindo. John Wiley & Sons.

38 | Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014

Вам также может понравиться