Вы находитесь на странице: 1из 9

ISSN Cetak 2303-1433

ISSN Online: 2579-7301

SELF CARE MANAGEMENT PASIEN HEMODIALISA DITINJAU DARI


DUKUNGAN KELUARGA DI RSUD Dr.SOETOMO SURABAYA

Dyah Wijayanti 1, Dinarwiyata 2, Tumini 3

1, 2, 3
Prodi DIII Keperawatan Sutopo Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya,
Corresponding Author : dyahwe@gmail.com

Abstract
Self care management in patients with chronic renal failure who undergoing
hemodialysis is a positive effort of patients to find and participate in their health services
to optimize health, prevent complications, control symptoms, develop medical resources,
minimize disturbance in diseases that can interfere with life. Family support is very
important in the care of hemodialysis patients. The purpose of this study is to analyze the
relationship of family support with self-care management of hemodialysis patients. The
research method used analytic description with cross sectional approach. The population
involved in this study were patients in the hemodialysis room of RSUD Dr.Soetomo
Surabaya, with a sample size of 52 respondents, using consecutive sampling. Independent
variable in this research is family support and dependent variable is self care
management. Data collection using a family support questionnaire and modified
hemodialysis patient self care measurement scale. Data were analyzed using spearman
rho, with significant level p <0,05. The results showed that family support affects the self-
care management of hemodialysis patients (p = 0.01). Family support affects the self-care
management of hemodialysis patients in the hemodialysis chamber of Dr.Soetomo Hospital
Surabaya. The importance of family support is necessary in treating hemodialysis patients
for self-care management including monitoring of diet, stress management, safe diet,
exercise, good habits, shunt care, diet therapy and observation of care instructions

Keyword : Self Care Management, Hemodialysis Patient, Family Support

PENDAHULUAN baik fisik maupun psikis tentunya


Ginjal memiliki fungsi untuk menjadi gangguan dalam melakukan
mengeluarkan bahan dan sisa-sisa perawatan diri secara mandiri pada pasien
metabolisme yang tidak diperlukan oleh penyakit ginjal kronik (Santoso,2008).
tubuh lagi, ginjal membuang zat-zat yang Masalah yang dirasakan pasien pasca
tidak diperlukan lagi dan mengambil zat- hemodialisa seperti kelemahan, bibir
zat yang masih diperlukan tubuh, ginjal kering dan gatal-gatal pada kulit
juga bertugas mengatur kadar air dan berpengaruh terhadap fungsi fisik, mental
bahan lainnya di dalam tubuh (Corwin, dan mengganggu aktifitas pasien (Curtin,
2009). Penumpukan ureum dalam darah 2002).
(uremia) pada pasien penyakit ginjal Tahun 2009 di Amerika diperkirakan
kronik mengakibatkan pasien terdapat penderita gagal ginjal kronik
memerlukan tindakan terapi hemodialisis sebanyak 116.395 orang dan lebih dari
secara berkelanjutan dan menetap 380.000 orang penderita gagal ginjal
(Brunner & Suddarth, 2001). Komplikasi kronik mendapatkan terapi hemodialisa

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 109


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

regular (USRDS, 2011). Di Indonesia hemodialisa antara lain, status ekonomi,


terdapat 15.353 pasien yang baru kecemasan, keyakinan, sosial. Dukungan
menjalani hemodialisa dan pada tahun keluarga terhadap pasien gagal ginjal
2012 terjadi peningkatan pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisa
hemodialisa menjadi 19.621 orang diharapkan lebih tahan terhadap pengaruh
(Indonesian Renal Registry, 2013). psikologis dari stresor lingkungan
Penelitian oleh Heirdarzadeh (2010) pada daripada individu yang tidak
pasien gagal ginjal kronik menunjukkan mendapatkan dukungan keluarga
bahwa 78,3% pasien menginginkan (Purwata, 2006). Dukungan keluarga
kemampuan self care dan yang paling merupakan suatu bentuk hubungan
banyak diinginkan adalah kemampuan interpersonal yang diberikan oleh keluarga
dalam perawatan akses vaskuler. kepada pasien berupa perhatian (perasaan
Pasien penyakit ginjal tahap akhir suka, cinta dan empati), bantuan
yang menjalani hemodialisis dilaporkan instrumental (barang, jasa), informasi dan
mengalami masalah yang kompleks penilaian /informasi yang berhubungan
terkait tindakan hemodialysis atau yang dengan self evaluation (Bondan, 2006).
disebabkan oleh penyakit ginjal kronik. Pasien gagal ginjal kronik membutuhkan
Komplikasi yang terjadi selama kemampuan dalam perawatan dirinya
menjalani prosedur hemodialis berupa sendiri (self care). Keluarga dapat
hipotensi, kram, nyeri dada, nyeri menjadi faktor yang sangat berpengaruh
pinggang, gatal, demam, menggigil, dalam menentukan keyakinan dan nilai
perdarahan, ketidakseimbangan elektrolit serta dapat juga menentukan tentang
(Ferran & Power, 1993; Holley, et al, program pengobatan yang dapat diterima
2007; Barkan, et al, 2006). Komplikasi mereka. Keluarga dapat memberi
atau dampak HD terhadap fisik dukungan dan membuat keputusan
menjadikan pasien lemah dan lelah dalam mengenai perawatan dari anggota
menjalani kehidupan sehari-hari terutama keluarga yang sakit (Niven, 2002).
setelah hemodialysis (Sullivan, 2009). Nasihat dan dukungan keluarga pada
Thomas (2003) menyatakan bahwa pasien GGK sangat berpengaruh dalam
kelemahan dan kelelahan pada pasien menjalani terapi hemodialisa (Smeltzer
hemodialysis diakibatkan karena anemia dan Suzanne, 2002). Salah satu faktor
yang disebabkan oleh menurunnya yang mempengaruhi self care
produksi eritropoetin akibat kerusakan management adalah keluarga (Flynn et
fungsi ginjal. Anemia pada pasien al., 2013; Ho TM, 2009; Maryam et al.,
hemodialysis kronik dapat terjadi akibat 2008; Stanhope & Lancaster, 2004).
tertinggalnya darah pada dialyzer atau Berdasarkan teori diatas, self care
blood line meskipun jumlahnya tidak management pasien hemodialisa
signifikan. Pasien gagal ginjal kronik dipengaruhi banyak faktor, salah satu
yang menjalani hemodialisa memiliki faktor yang penting adalah dukungan
permasalahan yang kompleks terhadap keluarga. Peneliti akan meneliti faktor
kondisi fisik, psikologis, sosial, ekonomi dukungan keluarga karena pada
dan spiritual pasien (Farida, 2010). penelitian sebelumnya belum pernah
Umumnya pasien menjalani terapi secara diteliti. Tujuan penelitian ini adalah
rutin 2-3 kali dalam seminggu selama 4-5 menganalisa hubungan dukungan
jam sepanjang hidupnya (Smeltzer, keluarga dengan self care management
2009). pasien hemodialisa
Penelitian yang dilakukan oleh
Nasution, dkk (2013), menjelaskan
faktor-faktor yang berhubungan dengan
manajemen diri pasien yang menjalani

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 110


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

METODE PENELITIAN dan Hemodialysis Patients Self Care


Desain Measurement Scale pada pasien
Desain penelitian ini adalah analitik hemodialisa menggunakan uji spearman
dengan pendekatan cross sectional. rho dengan α<0,05.
Peneliti akan menganalisa pengaruh
dukungan keluarga terhadap self care Instrumen
management pasien hemodialisa. Penelitian ini menggunakan kuesioner :
1. Dukungan keluarga berdasarkan
Setting Friedman (2010) untuk mengukur
Data dukungan keluarga dan data self dukungan keluarga.
care management pasien hemodialisa Dukungan keluarga dengan
diambil dalam waktu yang sama. Lokasi menggunakan instrumen berdasarkan
penelitian di Ruang Hemodiialisa RSUD Friedman, M.M (2010) yang terdiri
Dr.Soetomo Surabaya. dari dukungan emosional, dukungan
informasi, dukungan instrumental,
Populasi dan Sample dukungan penilaian. Alat ukur ini
Populasi pada penelitian ini adalah terdiri dari 24 pernyataan,
60 pasien hemodialisis yang terjadwal per menggunakan skala likert (0-3), skor
hari, yang berobat di poli hemodialisa yang bisa dicapai adalah 0 - 72.
RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Sampel
dalam penelitian ini diambil dengan 2. Hemodialysis Patients Self Care
menggunakan consecutive sampling Measurement Scale yang
berdasarkan kriteria penelitian, yaitu : dimodifikasi untuk mengukur self
Pasien GGK/CKD stadium IV-V, pasien care management pasien
telah menjalani hemodialisis terjadual Self care management diukur
minimal 1 bulan, usia 17-65 tahun. menggunakan instrument Hemodialysis
Patients Self Care Measurement Scale
Besar sampel dalam penelitian ini (Keiko Shintani, 2014) yang
menggunakan rumus (Sugiono, 2006) : dimodifikasi, antara lain : pengaturan
n= N Diet, manajemen stres, makanan yang
1 + N (d)² aman, pengaturan aktifitas/olahraga,
n= 60 kebiasaan, perawatan shunt/akses
1 + 60 (0,05)² vaskular, diet terapiutik, observasi
n= 60 petunjuk perawatan
1 + 0,15
= 52,17 orang dibulatkan Ethical consideration
menjadi 52 orang Penelitian ini sudah mendapat
Keterangan Keterangan Kelaikan Etik penelitian dari
n = besar sampel Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD
N = besar populasi Dr. Soetomo Surabaya dengan nomor
d = tingkat kepercayaan atau 638/Panke.KKE/XI//2016 yang
ketepatan yang diinginkan menyatakan penelitian Laik etik.
Sebelum dilakukan penelitian responden
Jumlah sampel pada penelitian ini 52 diberikan informed consent dimana dalam
orang. Data penelitian tentang dukungan informed consent tersebut memberikan
keluarga dan self care management informasi mengenai tujuan, manfaat dan
pasien hemodialisa disajikan secara prosedur penelitian yang akan dilakukan
deskriptif dengan menggunakan tabel kepada calon responden.
frekuensi. Analisis statistik untuk
mengukur hubungan dukungan keluarga

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 111


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Analisis Data PEMBAHASAN


Data penelitian tentang dukungan Dukungan keluarga pada pasien
keluarga dan self care management hemodialisa kategori kurang (2%), cukup
pasien hemodialisa disajikan secara (33%) dan baik (18%). Dukungan
deskriptif dengan menggunakan tabel keluarga adalah keberadaan, kesediaan,
frekuensi. Analisis statistik untuk kepedulian dari orang-orang yang dapat
mengukur hubungan dukungan keluarga diandalkan, menghargai dan menyayangi
dan Hemodialysis Patients Self Care kita (Serason, 1983 dalam Kuncoro,
Measurement Scale pada pasienZ 2002). Dukungan keluarga dalam kategori
hemodialisa menggunakan uji spearman sedang dalam penelitian ini sebagian
rho dengan α<0,05. sudah memenuhi dukungan emosional,
yaitu keluarga menerima segala kondisi
HASIL PENELITIAN yang dihadapi pasien, ikut merasakan
Tabel. 1 Dukungan Keluarga Pada Pasien kesulitan seperti kondisi yang dirasakan
Hemodialisa RSUD Dr. Soetomo pasien, bertekad untuk mendampingi
Surabaya, 2016 pasien sampai kondisinya lebih baik,
Dukungan N % merasakan masalah yang dihadapi oleh
Keluarga pasien, merasa turut bertanggung jawab
Baik 18 34,6 atas perawatan pasien, karena pasien
Cukup 33 63,4 adalah bagian dari anggota keluarganya.
Pada aspek dukungan penilaian, keluarga
Kurang 1 2 berusaha mengikutsertakan pasien dalam
Total 52 100 kepatuhan selama terapi, memberikan
pujian ketika pasien mampu melakukan
hal positif, misalnya mematuhi jumlah
Tabel. 2 Self Care Management Pasien cairan yang direkomendasikan dokter dan
Hemodialisa RSUD Dr. Soetomo memberikan kepercayaan diri pada pasien
Surabaya, 2016 dalam beraktifitas diluar rumah.
Self Care N % Dukungan keluarga merupakan suatu
Management bentuk dukungan sosial dalam lingkup
keluarga yang meliputi sikap, tindakan,
Tinggi 24 46,2
dorongan dan penerimaan positif
Sedang 28 53,8 terhadap anggota keluarga baik sehat
Rendah 0 0 maupun sakit, sehingga terjalin
Total 52 100 kepedulian satu sama lain dalam
keluarga. Dukungan keluarga terhadap
pasien ditunjukkan melalui respon dan
Tabel. 3 Tabulasi Silang Dukungan penerimaan positif terhadap anggota
Keluarga dan Self Care Management keluarga yang sakit. Kategori sedang
Pasien Hemodialisa RSUD Dr. Soetomo pada dukungan keluarga dalam penelitian
Surabaya, 2016 ini menunjukkan bahwa penerimaan dan
Dukungan Self Care Management Total adaptasi keluarga dalam merawat anggota
Keluarga
Sedang Tinggi keluarga yang menjalani hemodialisa
Kurang 1(100%) 0 1 (100%)
perlu ditingkatkan. Perubahan yang
signifikan terjadi pada pasien
Sedang 24(72,7%) 9 (27,3%) 33 (100%) hemodialisa, sehingga keluarga harus
Baik 3 (11,1%) 15 (88,9%) 18 (100%) beradaptasi dengan anggota keluarga
P value = 0,547 α = 0,01
yang menjalani terapi hemodialisa,
komplikasi-komplikasi yang terjadi,

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 112


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

adanya perubahan peran di dalam mereka untuk mengoptimalkan


keluarga dan perubahan gaya hidup. kesehatan, mencegah komplikasi,
Dari hasil penelitian, terdapat mengontrol gejala, menyusun sumber-
dukungan keluarga yang rendah (2%). sumber pengobatan, meminimalisir
Kurangnya dukungan keluarga terlihat gangguan dalam penyakit yang dapat
pada aspek instrumental meliputi jarang mengganggu kehidupan (Curtis&Mapes,
membantu pasien untuk mandi dan 2001). Richard (2009) menyebutkan
makan, tidak pernah melatih pasien bahwa self care management meliputi,
melakukan aktifitas fisik, jarang pembatasan cairan, pengaturan diet,
membantu pasien dalam melakukan pengobatan dan perawatan akses
kegiatan rutin dirumah, hal ini vaskuler.
dikarenakan keluarga beranggapan bahwa Self care didefinisikan sebagai
pasien mampu melakukan aktifitasnya, aktifitas seseorang untuk berinisiatif dan
padahal pasien hemodialisa mengalami menunjukkan dengan kesadaran dirinya
perubahan kemampuan fisik, psikologis, sendiri untuk memelihara kehidupan,
sosial dalam menerima kondisi fungsi kesehatan, melanjutkan
penyakitnya, sehingga masih tetap perkembangan dirinya dan kesejahteraan
membutuhkan bantuan dan dukungan dari dengan menemukan kebutuhan untuk
keluarga. Pengkajian yang lebih dalam pengaturan fungsi dan perkembangannya
diperlukan untuk menggali pengetahuan (Orem, 2001 dalam Alligood & Tomey
keluarga dalam merawat anggota 2010).
keluarga yang menjalani hemodialisa. Penilaian Self care management
Penelitian yang dilakukan Hutapea diukur menggunakan instrument
(2008), menyatakan bahwa kurangnya Hemodialysis Patients Self Care
dukungan keluarga yang diterima oleh Measurement Scale yang meliputi
seseorang dapat disebabkan kurangnya pengaturan diet, manajemen stres,
informasi yang didapat keluarga dan makanan yang aman, pengaturan
cenderung mengikuti kebiasaan yang aktifitas/olahraga, kebiasaan perawatan
terdapat di keluarganya. Faktor dukungan shunt/akses vaskular, kebiasan, diet
keluarga berdampak pada self care terapiutik dan observasi petunjuk
management pasien hemodialisa, hal ini perawatan (Keiko Shintani, 2014). Pasien
sesuai dengan penelitian yang dilakukan yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr
Arova (2014), yang menyebutkan bahwa Soetomo Surabaya sebagian besar
semua partisipan utama mengungkapkan mempunyai self care management yang
sumber social support yang mereka sedang. Berdasarkan hasil kuesioner self
miliki dalam pelaksanaan self care care management, sebagian besar pasien
management berasal dari dukungan berada pada penilaian yang rendah pada
pasangan (suami/istri), keluarga dan 4 komponen yaitu manajemen stres,
sesama pasien yang menjalani pengaturan aktifitas/olahraga, diet
hemodialisis. terapiutik dan observasi petunjuk
Self care management pasien perawatan. Empat komponen yang berada
penyakit ginjal kronik yang menjalani pada nilai maksimal yaitu pengaturan
hemodialisa di RSUD Dr. Soetomo diet, makanan yang aman, kebiasaan dan
Surabaya sebagian besar (53,8%) telah kebiasaan perawatan shunt/akses vascular
mencapai kategori sedang. Aspek managemen stres merupakan
Self care management pada pasien permasalahan psikologis yang dirasakan
gagal ginjal kronik yang menjalani oleh pasien hemodialisa, hal ini terlihat
hemodialisa merupakan usaha positif pada pernyataan bahwa pasien jarang
pasien untuk menemukan dan menyampaikan pendapat tanpa
berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan menyinggung orang lain sehingga terkait

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 113


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

dengan kejadian berdebat dan management mereka, yang antara lain


konfrontasi. Keadaan tergantung pada terkait dengan biaya dan sarana
mesin dialisa seumur hidup, transportasi serta dukungan emosional.
mengakibatkan terjadinya perubahan Support system sangat penting terutama
dalam kehidupan pasien hemodialisis. social support atau dukungan sosial dari
Perubahan dalam kehidupan merupakan orang terdekat, yang dalam hal ini
salah satu pemicu stres (Moos, dkk dalam adalah keluarga. Menurut Wells dan
Sarafino, 1998). Keluarga dan sahabat Anderson (2011) mengatakan bahwa
memandang pasien sebagai orang yang dukungan sosial merupakan faktor
mempunyai keterbatasan dalam penting dan faktor yang menentukan
kehidupannya, karena hemodialisa tingkat kesehatan.
membutuhkan waktu yang dapat Dukungan keluarga dalam
mengurangi pasien dalam melakukan pelaksanaan self care management
aktifitas sosial dan dapat menimbulkan pasien hemodialisa sangat diperlukan.
konflik, frustasi serta rasa bersalah pada Hal ini sesuai dengan penelitian yang
keluarga (Bare & Smeltzer, 2002). dilakukan oleh Al-Arab (2003) yang
Managemen stres bisa dijalankan dengan menyimpulkan bahwa semua responden
bantuan dari orang lain. Dukungan dalam penelitiannya menunjukkan
keluarga dapat membantu pasien dalam paling sedikit memiliki satu bentuk
menghadapi hal-hal yang menimbulkan dukungan sosial yakni dapat berasal dari
stres. keluarga, pihak sosial yang berwenang,
Tabulasi silang data dukungan dan suami/istri, anak-anak serta saudara.
keluarga dan self care management Hasil penelitian ini menunjukkan
pasien hemodialisa menunjukkan bahwa bahwa dukungan keluarga dapat
dukungan keluarga yang sedang meningkatkan kemampuan self care
menunjukkan self care management yang management pasien hemodialisa. Baik
sedang (72,7%) dan dukungan keluarga pada dukungan keluarga aspek penilaian,
yang baik menunjukkan pencapaian self instrumental, informasional maupun
care management pasien kategori tinggi emosional, karena sangat kompleknya
(88,9%). Dukungan keluarga dalam permasalahan yang harus dihadapi oleh
kategori baik mampu menunjukkan pasien hemodialisa. Pentingnya
kemampuan self care management tinggi dukungan keluarga diperlukan dalam
pada 15 responden, sehingga dapat mengawal pasien hemodialisa untuk
disimpilkan bahwa semakin baik melakukan self care management
dukungan keluarga maka akan meliputi pemantauan diet, manajemen
meningkatkan kemampuan self care stres, makanan yang aman, olahraga,
management pasien hemodialisa. Hasil kebiasaan yang baik, perawatan shunt,
uji spearman’s rho menunjukkan bahwa diet terapiutik dan observasi petunjuk
dukungan keluarga berpengaruh perawatan.
signifikan terhadap self care management
pasien dengan p value 0,547 dengan r = KESIMPULAN DAN SARAN
0,01 (α = 0,05), p value menunjukkan Dukungan keluarga yang baik
koefisien korelasi 0,547 (korelasi tingkat memberi makna secara signifikan pada
sedang). peningkatan self care management pasien
Penelitian ini sesuai dengan hasil hemodialisa, sehingga akan membantu
penelitian yang dilakukan oleh Arova pasien mencapai derajat kesehatan yang
(2013), yang menyimpulkan bahwa lebih baik.
partisipan pasien hemodialisis Perawat sebagai bagian dari social
mendapatkan dukungan dari keluarga support berperan dalam meningkatkan
dalam melaksanakan self care self care management pasien

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 114


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

hemodialisa. Peran serta keluarga dan Christine, Merlyn. 2010. Hubungan


perawat sangat diperlukan untuk saling Dukungan Keluarga dengan
menunjang kemampuan self care Respon CemasAnak Usia Sekolah
management pasien hemodialisa. terhadap Pemasangan Intravena di
Rumah Sakit Advent Medan.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Tidak dipublikasikan
Alligood, M.R & Tomey, A.M. 2010. Farida, A. 2010. Pengalaman Pasien
Nursing Theorist and Their Work. Hemodialisis Terhadap Kualitas
Seven., United States of Hidup Dalam Konteks Asuhan
America:Elsevier. Keperawatan Di RSUP Fatmawati
Al Arab, Safa’a. 2003. Social Support, Jakarta. Tesis. Diakses dari www.
Coping Methods and Quality of Lontar.ui.ac.id.Di unduh pada
Life in Hemodialysis Patients. tanggal 19 Juni 2016.
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Ferrans, C.E & Power. M.J. 1993.
Gizi. PT. Gramedia Pustaka Umum. Quality of life
Jakarta. of hemodialysis patient. American
Argiles. 2004. Hubungan Antara Nephrology Nurses Association
Dukungan Keluarga Terhadap Journal. 20. 575-581
Kepatuhan Dalam Pembatasan Fisher. 2006. Manajemen. Edisi Keenam
Asupan Nutrisi Dan Cairan Pada Jakarta: Salemba Empat
Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Flynn, Sarah J et al. 2013. Facilitators
Hemodialisa. Skripsi Universitas and barriers to hypertension self-
Riau management in urban African
Arova F.N..2013. Gambaran Self Care American: perspective of patients
Management Pasien Gagal Ginjal and family members. NCBI
Kronis dengan Hemodialisis Di Journal. Vol.07, hal. 741-749,
Wilayah Tangerang Selatan Tahun diakses 19 Juni 2016,
2013. Skripsi. Diakses tanggal 30 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/a
Januari 2016. rticles/PMC3743518/
Brunner dan Suddarth. 2001. Friedman, M.M, Bowden, O & Jones, M.
Keperawatan Medikal Bedah. 2010. Buku ajar keperawatan
Edisi 8 Volume 2. Jakarta : keluarga : Riset, Teori dan
Penerbit Buku Kedokteran EGC Praktek; alih bahasa, Achir Yani S.
Bondan. 2006. Penerapan Komunikasi Hamid...(et al.); editor edisi bahasa
Terapeutik untuk Mengkoreksi Indonesia, Estu Tiar, Ed.5.
Perilaku Pasien. Jakarta:EGC
Corwin. 2009. Buku Saku Handayani, dkk. 2013. Hubungan
Patofisiologi.Edisi 3. Jakarta :EGC Dukungan Keluarga Dengan
Curtin, Roberta Braun & Donna Kualitas Hidup Pasien Penyakit
L.Mapes. 2002. Hemodialysis Ginjal Kronik Yang Menjalani
Patient’s Symptom Terapi Hemodialisa di RSUP
Experience:Effect on Physical and Sanglah Denpasar. Skripsi
Mental Functioning. Nefrologi Handayani, dkk. 2008. Hubungan
Nursing Journal. V0l.29 Issue 6, Dukungan Keluarga Dengan
p575. Diakses 31 Januari 2016 Kekambuhan Pasien Gastritis di
pukul 06.10. Website Puskesmas Jatinangor. Skripsi.
http://connection.ebscohost.com/c/a Heidarzadeh M, Atashpeikar S &
rticles/8809531/hemodialysis- Jalilazar T. 2010. Relationship
patients-symptom-experiences- Beetween Quality of Life and Self
effects-physical-mental-functioning Care Ability in Patients Receiving

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 115


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Hemodialysis. Iranian Journal of Jurnal Kesehatan Surya Medika :


Nursing and Midwifery Yogyakarta. Diakses di
Research [2010, 15(2):71-76]. http://www.skripsistikes.wordpres
Diakses 29 Januari 2016 pkl. 12.30. s.com
Website Murwani, A. 2007. Asuhan Keperawatan
http://europepmc.org/articles/PMC3 Keluarga, Jogjakarta : MITRA
093176 CENDIKA Press
Hidayati W, Wahyuni K.2012. Niven Neil. 2002. Psikologi Kesehatan
Pengalaman Self Care Berdasarkan Untuk Keperawatan dan
Teori OREM Pada Pasien Penyakit Profesional Kesehatan Lain. Alih
Ginjal Kronik Yang Menjalani Bahasa Agung Waluyo. Edisi 2.
Hemodialisis. Jurnal Nursing Jakarta: EGC.
Studies. Volume 1, Nomor 1 Tahun Nursalam. 2014. Konsep Penerapan
2012, Halaman 244-251. Diakses Metode Penelitian Ilmu
tanggal 30 Januari 2016 Pukul Keperawatan. Jakarta: Salemba
14.00. Website http://ejournal- Medika.
S1.undip.ac.id/index.php/jnursing Santoso, D. 2008. Angka Kejadian Sakit
Hutapea, T.P. 2008. Pengaruh Dukungan Ginjal di Indonesia.
Keluarga Terhadap Kepatuhan http://www.angka.kejadian.int/pu
Minum Obat Anti Tuberkulosis. blication//AB%20AGUSS.htm
Diakses tanggal 16 Oktober. Pukul Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham,
13.30. Website http://repository R.B & Sarason, B.R. (1983).
.usu.ac.id/bitstream Assesing Social Support : The
Indonesian Renal Social Support Questionaire.
Registry.2013.Report of Indonesian Journal of Personality and Social
Renal Registry Psychology Setiadi. 2008.
Kuncoro, 2002. Dukungan Sosial Keperawatan Keluarga.
Keluarga Bagi Ibu Hamil. EGC:Jakarta
Bandung: Rajawali Press Shintani, K. 2007. Hemodialysis
Kuniawati D.P, dkk.2014. Edukasi Dalam Patients’ Self Care Measurement
Meningkatkan Kepatuhan Intake Scale An Evaluation of
Cairan Pasien Penyakit Ginjal Reliability and Validity. The
Kronik (PGK) On Hemodialisis. Niigata Journal of Health and
Skripsi. Diakses tanggal 30 Januari Welfare. Vol.7 No.1, 31-37.
2016. Pukul 08.00. Website Diakses tanggal 30 Januari 2016.
Lewis et al. 1998. Medical Surgical Pukul 15.10. Website
Nursing; Assesment and nirr.lib.niigata-
Management of Clinical Problem u.ac.jp/bitstream/10623/27363/1/
(5th ed), California: Addison-Wesly 031-037e0701.pdf
Lumenta A.N.,dkk. 1992. Penyakit Suharyanto., Abdul, Madjid.
Ginjal, Penyebab Pengobatan dan 2009.Asuhan Keperawatan Pada
Pencegahannya. P.T BK Gunung Pasien dengan Gangguan Sistem
Mulia, Jakarta. Perkemihan. Trans Info Media.
Murniasih, Erni & Rahmawati, Jakarta.
Andhika.2007. Hubungan Sullivan, D McCarthy, G. 2009.
dukungan keluarga dengan Exploring the symptom of fatigue
tingkat kecemasan akibat in patient with end stage renal
hospitalisasi pada anak usia disease. Nephrology Nursing
prasekolah dibangsal l rsup dr. Journal. 36, 38-40
soeradji tirtonegoro klaten.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 116


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Suprajitno, 2004. Asuhan Wells, Janie R and Staci J. Anderson.


Keperawatan Keluarga : 2011. Self Efficacy and Social
Aplikasi dalam praktik. Support in African Americans
Jakarta : EGC Diagnosed with End Stage Renal
Smeltzer, C. Suzanne, dkk. 2001. Buku Disease. ABNF Journal Tucker
Ajar Keperawatan Medikal Publication.
Bedah. Edisi 8. Hal. 128.
Jakarta. EGC
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda
G. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih
bahasa oleh Agung Waluyo (dkk),
EGC, Jakarta.
Smeltzer, S. C., & Bare B. G. 2009. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner &Suddarth. Edisi 8
Volume 1. Jakarta: EGC
Taylor, Susan Gebhardt & Katherine
Renpenning. 2011.Self Care
Science, Nursing Theory and
Evidence Base Practice. New
York :Springer Publishing
Company,LLC.
Thomas, N. 2003. Renal Nursing. 2 th
edition. Philadelphia:Elsevier
Science

USRDS, 2011.Incidence, Prevalence,


Patient Characteristics and
Treatment Modalities, Vol. 2,
USA.Diakses tanggal 16 Januari
2015. Website http://usrds.go.org
USRDS, 2013. Chronic Kidney Disease
in The General Population. Vol.1.
USA.Diakses tanggal 16 Januari
2016. Website http://usrds.go.org
Villaverde, 2005. Interdialytic weight
gain as a marker of blood
pressure, nutrition, and survival in
hemodialysis patients. Diambil
tanggal 19 Juni 2016.
http://proquest.umi.com/pqdweb?i
ndex=3&did=1012137211&Srch
Mode=1&sid=6&Fmt=6&VInst=
PROD&VType=PQD&RQT=309
&VName=PQD&TS=124099306
7&clientId=63928
Welch. 2006. Gawat Darurat Di Bidang
Penyakit Dalam. Jakarta: EGC

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1, Nopember 2017 117

Вам также может понравиться