Вы находитесь на странице: 1из 13

Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.

Kinerja Penyuluh Pertanian


dan Dampaknya pada Kompetensi Petani Kakao
di Empat Wilayah Sulawesi Selatan
The Performance Agricultural Extension Workers and
their Impact at Competence Cacao Farmers
in four District South Sulawesi
Sapar1, Amri jahi2, Pang S. Asngari2, Amiruddin2, dan I.G. Putu Purnaba2
1
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muahammadiyah, Palopo, Sulsel
2
Institut Pertanian Bogor
Abstract
The agricultural extension worker’s performance is the work outputs achieved by agricultural extension
workers in conducting their jobs. The aim of this research is to know the factors which influence to the agricultural
extension worker’s performance and the connection between the factors. Also, to know that factors influences the
cacao farmers competence. The population of this research is all the agricultural extension workers in four district,
South Sulawesi province (447 person). The sample of this research referred to Slovin method from among 106 (one
hundred six) agricultural extension workers, 106 (one hundred six) group farmers leaders and 212 (two hundred
twelve) cacao farmers . The design of this research was conducted by surveying and interviewing. LISREL program
with ‘SEM’ was used in analyzing data. The Result of this research show that the agricultural extension worker’s
performance was influenced significantly by characteristic, competence, motivation and self reliance. The total
influence of them were 10 percent and 90 percent were represent other influences outside this study. The suggestion
was that their performance must be improved by providing special training to improve their capability in
agricultural extension planning, monitoring and evaluation, agricultural extension development and technology
disemination.
Key words: Performance, competencies, motivation
Abstrak
Tujuan penelitian adalah: (1) mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja penyuluh
pertanian, (2) menjelaskan hubungan faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja penyuluh pertanian dan (3)
menjelaskan dampak kinerja penyuluh pertanian dan kompetensi ketua kelompok tani pada kompetensi petani kakao
di empat wilayah Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di empat wilayah Sulawesi Selatan yaitu Kota
Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur. Pertimbangan empat wilayah ini dijadikan lokasi
penelitian karena merupakan representasi wilayah penghasil kakao terbesar di Sulawesi Selatan. Populasi penelitian
adalah seluruh penyuluh pertanian di empat wilayah tersebut yaitu berjumlah 447 orang dan petani kakao binaan
penyuluh yang terdiri dari ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani. Sampel dihitung menggunakan metode
Slovin, yakni sebanyak 106 penyuluh pertanian, 106 ketua kelompok tani dan 212 petani kakao. Pengumpulan data
melalui survei menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan
program Linear Structural Relationship (LISREL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor internal
yang berpengaruh pada kinerja penyuluh pertanian adalah kompetensi, motivasi dan kemandirian. Pengaruh secara
bersama-sama ketiga peubah tersebut adalah (R²) 67 persen yang nyata pada α = 0,05.
Kata kunci: Kinerja, kompetensi, motivasi

Pendahuluan1 perlu untuk terus meningkatkan perannya da-


lam rangka membantu petani memecahkan
Kinerja penyuluh pertanian yang baik masalah mereka sendiri terutama dalam aspek
merupakan dambaan setiap stakeholder perta- usahatani mereka secara menyeluruh. Hal ini
nian. Keadaan petani saat ini yang masih sejalan dengan definisi penyuluhan pertanian
banyak terbelenggu pada kemiskinan meru- itu sendiri sebagai suatu pendidikan nonfor-
pakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih mal bagi petani dan keluarganya yang bertuju-
*
an untuk meningkatkan kesejahteraan petani
Korespondensi Penulis, Telp. 081317040503
E-mail: sapar9@gmail.com
30
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

dengan titik fokus pada perubahan pengetahu- fungsinya yang diuraikan secara kompre-
an, sikap dan keterampilan. hensif pada uraian macam-macam tugas-tugas
Kondisi penyuluhan pertanian yang te- yang akan dilakukan. Kinerja penyuluh per-
rus mengalami perubahan baik sejak pemerin- tanian secara garis besarnya dapat dilihat pada
tahan orde lama, orde baru sampai orde refor- aspek persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan
masi turut mempengaruhi citra penyuluhan pelaporan, pengembangan penyuluhan perta-
pertanian. Pada masa orde baru penyuluhan nian dan pengembangan profesi penyuluh
pertanian dicitrakan sebagai alat pemerintah pertanian. Selain itu, aspek kepemimpinan,
dalam membantu pemerintah menciptakan komunikasi, kemitraan usaha dan diseminasi
swasembada pangan dengan pendekatan pe- teknologi serta penguasaan terhadap bidang
ningkatan produksi usahatani oleh petani. teknis keahlian juga sangat menentukan
Penyuluhan pertanian saat itu sangat diper- tingkat keberhasilan seorang penyuluh.
hatikan dan dinilai sukses mengantarkan Kinerja penyuluh pertanian pada aspek
swasembada pangan. Selanjutnya pada masa persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelapor-
orde reformasi, penyuluhan pertanian menga- an merupakan suatu rangkaian yang tersiste-
lami masa yang suram terutama dengan peru- matis dan terstruktur dalam suatu alur yang
bahan kelembagaan penyuluhan itu sendiri tak terpisahkan. Programa penyuluhan perta-
dengan keluarnya undang-undang otonomi nian harus berlandaskan pada analisis kebu-
daerah yang secara langsung berdampak pada tuhan petani dan mencerminkan kondisi kha-
kinerja penyuluh pertanian. layak sasaran saat ini dan kondisi khalayak
Dengan keluarnya Undang-Undang sasaran yang akan diwujudkan. Oleh karena
No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan itu, programa penyuluhan pertanian merupa-
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupa- kan cerminan dari proses pembelajaran antara
kan suatu peneguhan kembali bahwa penyu- petani dengan penyuluh yang dimulai dengan
luh pertanian mempunyai peran yang sangat proses sharing informasi sampai pada keterli-
strategis dalam rangka memajukan pemba- batan aktif dalam hal perencanaan yaitu saat
ngunan pertanian di Indonesia. Pemerintah pengidentifikasian potensi wilayah, agroeko-
dan masyarakat umum berkewajiban untuk sistem dan kebutuhan teknologi dengan meli-
menyelenggarakan penyuluhan pertanian, pe- batkan petani.
rikanan dan kehutanan. Aspek berikutnya yang menjadi perha-
Kinerja penyuluh pertanian sangat di- tian bagi seorang penyuluh pertanian setelah
pengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pada programa penyuluhan terbentuk adalah materi
umumnya, kinerja penyuluh pertanian sangat dan metode yang akan dipilih untuk mela-
dipengaruhi peubah individu penyuluh, kukan penyuluhan pertanian. Materi dan
psikologis dan organisasi yakni penyuluh me- metode adalah hal yang substansial dalam
lakukan tugas-tugas penyuluhan. Peubah indi- proses penyuluhan dan disesuaikan dengan
vidu dapat diklasifikasikan dalam peubah ke- kebutuhan petani, keadaan saat itu. Penca-
mampuan dan keterampilan, latar belakang paian tujuan akhir dari kegiatan penyuluhan
pribadi dan demografis. Selanjutnya peubah pertanian ditentukan oleh materi dan metode
psikologis dapat dirumuskan dalam peubah apa saja yang akan dilakukan oleh seorang
persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan moti- penyuluh pertanian. Materi adalah apa-apa
vasi, sedangkan peubah organisasi dapat saja yang akan disuluhkan sedangkan metode
dibagi dalam peubah sumber daya, kepemim- merupakan bagaimana cara yang ditempuh
pinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. untuk menyampaikan materi tersebut. Oleh
Kinerja penyuluh pertanian ditentukan karena itu, penyuluh dan petani harus mela-
pada tingkat pencapaian dari tujuan yang telah kukan diskusi dalam hal ini.
ditetapkan oleh organisasi penyuluhan perta- Setelah proses penyuluhan berlang-
nian dengan batasan waktu yang telah diten- sung, maka indikator berikutnya yang dapat
tukan. Pada umumnya, kinerja penyuluh dijadikan parameter dalam mengukur kinerja
pertanian didasarkan pada tugas pokok dan penyuluh pertanian adalah proses pelaporan
31
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

dan evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang psikologis dan organisasi yakni penyuluh
telah dilakukan. Pelaporan dan evaluasi dapat melakukan tugas-tugas penyuluhan. Peubah
dikategorikan dalam dua aspek yaitu pelapor- individu dapat diklasifikasikan dalam peubah
an dari hasil kegiatan penyuluhan yang telah kemampuan dan keterampilan, latar belakang
dilakukan dan evaluasi dampak penyuluhan pribadi dan demografis. Selanjutnya peubah
pertanian terhadap petani sebagai khalayak psikologis dapat dirumuskan dalam peubah
sasaran. Pelaporan dan evaluasi dapat dijadi- persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan
kan sebagai titik untuk melakukan introspeksi motivasi, sedangkan peubah organisasi dapat
diri bagi seorang penyuluh pertanian tentang dibagi dalam peubah sumber daya, kepemim-
apa saja yang masih perlu diperbaiki dan apa pinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.
saja yang telah memenuhi target. Untuk itu penelitian bertujuan: (1) meng-
Pengembangan penyuluhan pertanian identifikasi pengaruh faktor-faktor internal
dan profesi merupakan tindak lanjut dari yang berpengaruh pada kinerja penyuluh
evaluasi dan pelaporan. Agar kegiatan penyu- pertanian dan (2) menganalisis hubungan
luhan terus mengikuti perkembangan zaman faktor-faktor internal yang berpengaruh pada
dan dinamika kehidupan petani, maka seorang kinerja penyuluh pertanian di empat wilayah
penyuluh dituntut untuk terus melakukan pro- Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan
ses pembelajaran terutama dalam aspek pedo- memperkuat bangunan teori kinerja dalam
man dan petunjuk pelaksanaan penyuluhan konteks penyuluhan pertanian dan diharapkan
pertanian dan metode atau sistem kerja hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan
penyuluhan pertanian. Selain itu, seorang pembuatan kebijakan oleh pemerintah pusat
penyuluh pertanian harus terus menerus maupun pemerintah daerah.
menambah input berupa pengetahuan akan
ilmu-ilmu penyuluhan terkini lewat pelatihan Metode Penelitian
atau seminar-seminar, karya tulis atau karya
ilmiah dan buku-buku yang dapat mening- Penelitian ini dilaksanakan di empat
katkan kapasitas penyuluh pertanian itu wilayah Sulawesi Selatan yaitu Kota Palopo,
sendiri. Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu
Penyuluh yang berhasil adalah penyu- Timur dari bulan April sampai Juli 2010.
luh yang dapat merancang dan melaksanakan Penentuan lokasi didasarkan pada pertim-
suatu program pembelajaran, dimana materi bangan sebagai representasi sentra produksi
dan metodenya sesuai dengan kondisi dan kakao di Sulawesi Selatan.
karakteristik petani. Oleh karena itu, kepe- Unit analisisnya adalah penyuluh
mimpinan, komunikasi, diseminasi teknologi pertanian yang populasinya adalah 447 orang,
dan penguasaan terhadap bidang teknis yang ketua kelompok tani dan anggota kelompok
akan disuluhkan harus dikuasai. tani yang dibina oleh penyuluh. Berdasarkan
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa rumus Slovin dengan tingkat kesalahan dela-
persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pela- pan koma lima persen, diperoleh sampel
poran, pengembangan penyuluhan dan profesi berjumlah 106 orang penyuluh diambil secara
serta aspek kepemimpinan, komunikasi, ke- proporsional random sampling dari Palopo
mitraan usaha, diseminasi teknologi serta (22 orang), Luwu (34 orang), Luwu Utara (26
penguasaan terhadap bidang teknis keahlian orang) dan Luwu Timur (24 orang). Ketua
penyuluh merupakan kegiatan pokok yang kelompok tani (106 orang) dan petani kakao
harus dilakukan seorang penyuluh pertanian (212 orang).
dan dijadikan parameter dalam mengetahui Penelitian ini menggunakan metode
kinerja seorang penyuluh pertanian. survei melalui pengisian kuesioner yang
Kinerja penyuluh pertanian sangat didukung wawancara. Validitas instrumen
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. yang digunakan adalah validitas isi (content
Pada umumnya, kinerja penyuluh pertanian validity) yang selanjutnya dikonsultasikan ke-
sangat dipengaruhi peubah individu penyuluh, pada lima orang pakar. Hasil perbaikan instru-
32
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

men ini diujicobakan kepada 15 penyuluh Hasil Penelitian


pertanian, 15 ketua kelompok tani dan 15 Model hipotetik yang diajukan
anggota kelompok tani. Dengan menggunakan mencakup 60 indikator yang berasal dari tiga
uji Cronbach Alpha diperoleh koefisien relia- peubah bebas dan empat peubah terikat.
bilitas masing-masing sebesar 0,812, 0,782 Setelah dilakukan pendugaan peubah yang
dan 0,914, yang berarti ketiga instrumen berpengaruh pada kinerja penyuluh pertanian,
tersebut reliabel. Data yang dikumpulkan ditemukan model struktural kinerja penyuluh
kemudian dianalisis menggunakan SEM pertanian yang menunjukkan jalur pengaruh
(Structural Equation Model) dengan program antar peubah.
LISREL (Linear Structural Relationships)

Umur (X1.1)
1,00

Pelatihan (X1.3) Perencanaan


0,51 Karakteristik 0,85 Penyuluhan (Y1.1)
Penyuluh (X1)
Pengalaman Kerja 0,93
Evaluasi & Pelaporan
(X1.4) 0,90
(Y1.3)
0,28 Kinerja
Penyuluh (Y1) 0,89 Pengembangan
Perencanaan -0,21 R²=0,67 Penyuluhan (Y1.4)
Penyuluhan
0,71
(X2.1)
0,85 0,73 Diseminasi Teknologi
Evaluasi & (Y1.7)
Pelaporan (X2.3) Kompetensi
0,88
Penyuluh (X2)
0,01
0,88 Perencanaan
Pengembangan
0,24 1,00
0,66 Penyuluhan (Y2.1)
Penyuluhan
(X2.3)
Evaluasi & Pelaporan
0,36 0,87 (Y2.3)
Kompetensi Ketua
Poktan (Y2)
0,88
Kebutuhan Kepemimpinan (Y2.4)
Berprestasi
(X3.1) 0,92 0,87
0,24 Komunikasi (Y2.6)
Motivasi
Penyuluh (X3)
Kebutuhan 0,85
Berafiliasi 0,19
Kompetensi Usahatani
(X3.2) 0,33
-0,21 Kakao (Y3.1)
0,81

Kompetensi
Kemandirian 1,00 Kemandirian Petani (Y3) Mengorganisir &
Ekonomi (X4.1) Penyuluh (X4) R²=0,10 1,00 Memasarkan Hasil
(Marketing) (Y3.4)

Chi-Square=163,95, df=139, p-hitung=0,07288, RMSEA=0,041, CFI=0,98

Gambar 1. Estimasi parameter model struktural


kinerja penyuluh pertanian
33
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

Dari model pada Gambar 1 tersebut, dirumus- Tabel 2. Koefisien dan t-hitung pengaruh peubah
kan persamaan model struktural kinerja perta- kompetensi, motivasi dan kemandirian pada
kinerja penyuluh pertanian
nian adalah:
Y1 = 0,71 X2 + 0,24 X3 + 0,33 X4 Hubungan antar Peubah
Pengaruh t-

Keterangan: langsung hitung
X2 = Kompetensi X4 = Kemandirian Kompetensi Kinerja 10,6
0,71
X3 = Motivasi Y1 = Kinerja Penyuluh penyuluh penyuluh 4
Pertanian Motivasi Kinerja
0,24 3,52
penyuluh penyuluh 67%
Kemandirian Kinerja
Pengaruh Karakteristik pada 0,33 4,95
penyuluh penyuluh
Kompetensi Penyuluh Pertanian
Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96
Karakteristik Penyuluh Pertanian ber- Tabel 2 menunjukkan pengaruh lang-
pengaruh nyata pada kompetensi penyuluh sung peubah kompetensi, motivasi dan ke-
pertanian mandirian penyuluh pada kinerja penyuluh
Untuk menguji Hipotesis 1, Tabel 1 pertanian, secara beurutan, yaitu: 0,71; 0,24
menampilkan koefisien dan t-hitung pengaruh dan 0,33. Ketiga koefisien pengaruh tersebut
peubah karakteristik pada kompetensi penyu- nyata pada pada α = 0,05. Secara matematik
luh pertanian sebagai berikut: persamaan model struktural kinerja penyuluh
Tabel 1. Koefisien dan t-hitung pengaruh peubah pertanian adalah: Y1 = 0,71 X2 + 0,24 X3 +
karakteristik pada kompetensi penyuluh 0,33 X4; Y1 merupakan kinerja penyuluh; X2
pertanian kompetensi penyuluh; X3 motivasi penyuluh
dan X4 kemandirian penyuluh.
Pengaruh
Hubungan antar Peubah
langsung
t-hitung R² Tabel 2 juga menunjukkan pengaruh
Karakteristik Kompetensi ketiga peubah tersebut secara bersama-sama
0,28 2,85 0,08
penyuluh penyuluh pada kinerja penyuluh pertanian sebesar 67
Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96 persen yang nyata pada α = 0,05.
Tabel 1 menunjukkan pengaruh lang-
sung peubah karakteristik penyuluh pada Pengaruh Karakteristik, Kompetensi,
kompetensi penyuluh pertanian sebesar 0,28. Motivasi, Kemandirian dan Kinerja
Koefisien pengaruh tersebut nyata pada pada Penyuluh Pertanian pada Kompetensi
α = 0,05. Secara matematik persamaan model Ketua Kelompok Tani
struktural kompetensi penyuluh pertanian ada-
lah: X2 = 0,28 X1; X2 merupakan kompetensi Karakteristik, kompetensi, motivasi,
penyuluh dan X1 karakteristik penyuluh. kemandirian dan kinerja penyuluh Pertanian
berpengaruh nyata pada kompetensi ketua
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan kelompok tani
Kemandirian pada Kinerja Penyuluh Untuk menguji Hipotesis 3, Tabel 3
Pertanian menampilkan koefisien dan t-hitung penga-
ruh peubah karakteristik, kompetensi, motiva-
Kompetensi, Motivasi dan Kemandiri- si, kemandirian dan kinerja penyuluh per-
an Penyuluh Pertanian berpengaruh nyata pa- tanian pada kompetensi ketua kelompok tani
da kinerja penyuluh pertanian adalah sebagai berikut:
Untuk menguji Hipotesis 2, Tabel 2 Tabel 3 menunjukkan tidak adanya
menampilkan koefisien dan t-hitung penga- adanya pengaruh peubah karakteristik, kom-
ruh peubah kompetensi, motivasi dan keman- petensi, motivasi, kemandirian dan kinerja
dirian pada kinerja penyuluh pertanian seba- penyuluh pada kompetensi ketua kelompok
gai berikut: tani, yaitu: 0,00; 0,00; 0,00; 0,00 dan 0,01
yang tidak nyata pada α = 0,05.
Karakteristik, kompetensi, motivasi
dan kemandirian berpengaruh tidak langsung,
34
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

sedangkan kinerja penyuluh pertanian ber- teristik, motivasi dan kemandirian penyuluh
pengaruh langsung pada kompetensi ketua pada kompetensi petani kakao tidak berpenga-
kelompok tani, sehingga secara matematik ruh nyata pada pada α = 0,05.
persamaan model struktural kompetensi ketua
kelompok tani adalah: Y2 = 0,01 Y1, dimana Tabel 4. Koefisien dan t-hitung pengaruh peubah
Y2 merupakan kompetensi ketua kelompok karakteristik, kompetensi, motivasi,
kemandirian, kinerja penyuluh dan
tani dan Y1 merupakan kinerja penyuluh kompetensi ketua kelompok tani pada
pertanian. Jadi Hipotesis 3 ditolak. kompetensi petani kakao
Total Koefisien
Tabel 3. Koefisien dan t-hitung pengaruh peubah
Pengaruh
karakteristik, kompetensi, motivasi, t-
Hubungan antar Peubah Tdk
kemandirian dan kinerja penyuluh pada Lang- hitung
kompetensi ketua kelompok tani lang-
sung
sung
Total Karakteristik Kompetensi
t- - 0,03 1,60
Koefisien penyuluh petani kakao
hitung
Pengaruh Kompetensi Kompetensi
Hubungan antar Peubah
Tdk - 0,12 2,03
Lang- penyuluh petani kakao
lang-
sung Motivasi Kompetensi
sung - 0,04 1,55
Karakteristi Kompetensi ketua penyuluh petani kakao
- 0,00 0,10 Kemandirian Kompetensi
k penyuluh kelompok tani - 0,05 1,81
Kompetensi Kompetensi ketua penyuluh petani kakao
- 0,00 0,10
penyuluh kelompok tani Kinerja Kompetensi
Motivasi Kompetensi ketua 0,19 - 2,09
- 0,00 0,10 penyuluh petani kakao
penyuluh kelompok tani Kompetensi
Kemandirian Kompetensi ketua ketua Kompetensi
- 0,00 0,10
penyuluh kelompok tani 0,24 - 2,64
kelompok petani kakao
Kinerja Kompetensi ketua
0,01 - 0,10 tani
penyuluh kelompok tani
Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96 Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96
Karakteristik, kompetensi, motivasi,
Pengaruh Karakteristik, Kompetensi, kemandirian berpengaruh tidak langsung, se-
Motivasi, Kemandirian, Kinerja Penyuluh dangkan kinerja penyuluh pertanian dan
Pertanian dan Ketua Kelompok Tani pada kompetensi ketua kelompok tani berpengaruh
Kompetensi Petani Kakao langsung pada kompetensi petani kakao,
Karakteristik, kompetensi, motivasi, sehingga secara matematik persamaan model
kemandirian, kinerja penyuluh pertanian dan struktural kompetensi petani kakao adalah: Y3
kompetensi ketua kelompok tani berpengaruh = 0,19 Y1 + 0,24 Y2; Y3 merupakan kom-
nyata pada kompetensi petani kakao petensi petani kakao, Y2 merupakan kom-
Untuk menguji Hipotesis 4, Tabel 4 petensi ketua kelompok tani dan Y1 merupa-
menampilkan koefisien dan t-hitung penga- kan kinerja penyuluh pertanian.
ruh peubah karakteristik, kompetensi, motiva-
si, kemandirian, kinerja penyuluh pertanian Pengaruh Kinerja Penyuluh Pertanian
dan kompetensi ketua kelompok tani pada dan Ketua Kelompok Tani pada
kompetensi petani kakao. Tabel 4 menun- Kompetensi Petani Kakao
jukkan pengaruh peubah karakteristik, kom-
petensi, motivasi, kemandirian, kinerja penyu- Kinerja penyuluh pertanian dan kom-
luh dan kompetensi ketua kelompok tani pada petensi ketua kelompok tani berpengaruh
kompetensi petani kakao, secara berurutan, nyata pada kompetensi petani kakao
yaitu: 0,03; 0,12; 0,04; 0,05; 0,19 dan 0,24. Untuk menguji Hipotesis 5, Tabel 5
Peubah kompetensi penyuluh, kinerja penyu- menampilkan koefisien dan t-hitung penga-
luh dan kompetensi ketua kelompok tani pada ruh peubah kinerja penyuluh pertanian, kom-
kompetensi petani kakao berpengaruh nyata petensi ketua kelompok tani pada kompetensi
pada pada α = 0,05, sedangkan peubah karak- petani kakao. Tabel 5 menunjukkan pengaruh
35
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

peubah kinerja penyuluh pertanian dan kom- vasi dengan kemandirian penyuluh pertanian
petensi ketua kelompok tani pada kompetensi secara beurutan, yaitu: - 0,21; + 0,36; dan -
petani kakao secara berurutan, yaitu 0,19 dan 0,21. Ketiga koefisien hubungan tersebut
0,24 yang nyata pada α = 0,05 nyata pada α = 0,05.
Tabel 5. Koefisien dan t-hitung pengaruh peubah Kompetensi dengan kemandirian pe-
kinerja penyuluh pertanian dan kompetensi nyuluh memiliki koefisien korelasi – 0,03 dan
ketua kelompok tani pada kompetensi petani t-hitung -0,31 yang tidak nyata pada α = 0,05.
kakao Jadi Hipotesis 6 diterima pada hubungan antar
peubah karakteristik dengan kompetensi,
Total
Koefisien
karakteristik dengan motivasi, karakteristik
Pengaruh t- dengan kemandirian, kompetensi dengan
Hubungan antar Peubah R²
Tdk hitung motivasi dan motivasi dengan kemandirian
Lang
Lang-
-sung
sung
penyuluh
Kinerja Kompetensi Tabel 6. Koefisien korelasi dan t-hitung peubah
0,19 - 2,09
penyuluh petani kakao karakteristik, motivasi dan kemandirian
Kompetensi penyuluh pertanian
Kinerja
usaha tani - 0,16 2,05
penyuluh
kakao Koefisien
Hubungan antar Peubah t-hitung
Mengorganisir Korelasi
Kinerja
& memasarkan - 0,20 2,07 Karakteristik Motivasi
penyuluh - 0,21 -2,11
hasil penyuluh penyuluh
10%
Kompetensi Kompetensi Karakteristik Kemandirian
0,24 - 2,64 + 0,36 4,34
ketua Poktan petani kakao penyuluh penyuluh
Kompetensi Motivasi Kemandirian
Kompetensi - 0,21 -2,15
usaha tani - 0,20 2,64 penyuluh penyuluh
ketua Poktan
kakao Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96
Mengorganisir
Kompetensi
& memasarkan - 0,24 2,68
ketua Poktan Pembahasan
hasil
Keterangan: t 0,05 tabel = 1,96
Kinerja penyuluh pertanian dan kom- Pengaruh Karakteristik pada Kompetensi
petensi ketua kelompok tani berpengaruh Penyuluh Pertanian
langsung pada kompetensi petani kakao, se- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hingga secara matematik persamaan model peubah karakteristik berpengaruh nyata pada
struktural kompetensi petani kakao adalah: Y3 kompetensi penyuluh pertanian. Hal ini
= 0,19 Y1 + 0,24 Y2 , dimana Y3 merupakan berarti karakteristik penyuluh pertanian ikut
kompetensi petani kakao, Y2 merupakan menentukan baik buruknya kompetensi mere-
kompetensi ketua kelompok tani dan Y1 ka dengan koefisien pengaruh sebesar 0,28
merupakan kinerja penyuluh pertanian yang nyata pada α = 0,05. Pengaruh karak-
teristik pada kompetensi penyuluh pertanian
Hubungan Karakteristik, Motivasi dan nampak pada baik-buruknya kinerja penyuluh
Kemandirian Penyuluh Pertanian melakukan perencanaan penyuluhan, evaluasi
dan pelaporan penyuluhan, pengembangan
Terdapat hubungan antar peubah penyuluhan pertanian dan diseminasi tekno-
karakteristik, motivasi dan kemandirian pe- logi. Hal ini mengindikasikan, jika terjadi pe-
nyuluh pertanian ningkatan satu satuan karakteristik penyuluh
Untuk menguji Hipotesis 6, Tabel 6 pertanian, akan meningkatkan hasil kerja pe-
menampilkan arah dan t-hitung hubungan pe- rencanaan penyuluhan sebesar 0,24 satuan,
ubah karakteristik, motivasi, dan kemandirian evaluasi dan laporan penyuluhan sebesar 0,25
penyuluh pertanian. Tabel 6 menunjukkan ko- satuan dan pengembangan penyuluhan per-
efisien korelasi dan t-hitung antar peubah, tanian sebesar 0,25.
peubah karakteristik dengan motivasi, peubah Hasil penelitian ini sejalan dengan
karakteristik dengan kemandirian, dan moti- penelitian Bank Dunia (Hadi, 2000) menyata-
kan bahwa, kinerja PPL sangat rendah, hal ini
36
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

antara lain ditunjukkan oleh: (1) bekal penge- kinerja mereka dengan koefisien pengaruh se-
tahuan dan keterampilan penyuluh sangat besar 0,40 yang nyata pada α = 0,05. Bestina
kurang, seringkali tidak cocok dengan kebu- Supriyanto (2006) tentang kinerja penyuluh
tuhan petani, (2) PPL sangat kurang diper- pertanian dalam pengembangan agribisnis ne-
siapkan dan kurang dilatih untuk melakukan nas di kecamatan Tambang, kabupaten Am-
kegiatan penyuluhan pertanian. Bila PPL dila- par, menyimpulkan bahwa kompetensi penyu-
tih, maka kebanyakan latihan-latihan itu tidak luh berpengaruh secara positif pada kinerja
relevan dengan tugasnya sebagai PPL di wila- mereka dengan koefisien pengaruh sebesar
yah kerjanya dan (3) dalam banyak hal, PPL 0,127 yang nyata pada α = 0,05.
telah ketinggalan informasi dari petani dan Secara teoritis penelitian ini juga se-
nelayan yang dilayaninya. jalan dengan pendapat Robbins (Veithzal
Secara teoritis penelitian ini sejalan Revai 2004) yang menyatakan bahwa kinerja
dengan pendapat Robbins (1996) menjelaskan sebagai fungsi interaksi antara kemampuan
beberapa karakteristik individu yang meliputi atau ability (A), motivasi atau motivation (M)
umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu
banyaknya tanggung jawab dan pengalaman kinerja = f (A x M x O). Artinya: kinerja me-
kerja mempunyai efek terhadap kinerja. Ka- rupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan
rakteristik individu tersebut akan menjadikan kesempatan. Dengan demikian, kinerja diten-
seseorang berperilaku positif yang berarti di- tukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi
siplin, dan sebaliknya jika tidak sesuai cende- dan kesempatan. Siagian (2002) mengemuka-
rung berperilaku tidak disiplin. kan rumus P = M x K x T, dimana P adalah
performance atau kinerja, M adalah motivasi,
Pengaruh Kompetensi pada Kinerja K adalah kemampuan dan T adalah tugas
Penyuluh Pertanian yang tepat. Gibbson (1996) menyatakan bah-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wa kinerja individu pegawai dipengaruhi oleh
peubah kompetensi penyuluh pertanian berpe- faktor motivasi, kemampuan dan lingkungan
ngaruh nyata pada kinerja mereka. Hal ini ber- kerja. Sedangkan Atmosoeprapto (2000) me-
arti kompetensi penyuluh pertanian ikut me- nyatakan bahwa kinerja (performance) meru-
nentukan baik buruknya kinerja mereka deng- pakan fungsi dari motivasi dan kemampuan
an koefisien pengaruh sebesar 0,71 yang nyata yang merupakan dua faktor yang dapat me-
pada α = 0,05. Pengaruh kompetensi pada ki- nimbulkan efek sinergik. Kemampuan yang
nerja penyuluh pertanian tersebut nampak tinggi dan didukung oleh motivasi yang tinggi
pada baik buruknya perencanaan penyuluhan, pula akan memberikan keragaan yang baik be-
evaluasi dan pelaporan penyuluhan, pengem- rupa produktivitas yang lebih baik (produktif).
bangan penyuluhan dan diseminasi teknologi.
Hal ini mengindikasikan, jika terjadi pening- Pengaruh Motivasi pada Kinerja
katan satu satuan kompetensi penyuluh per- Penyuluh Pertanian
tanian, akan meningkatkan hasil kerja peren- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
canaan penyuluhan sebesar 0,60 satuan, eva- peubah motivasi penyuluh pertanian berpe-
luasi dan laporan penyuluhan sebesar 0,64 sa- ngaruh nyata pada kinerja mereka. Hal ini ber-
tuan, pengembangan penyuluhan pertanian arti motivasi penyuluh pertanian ikut menen-
sebesar 0,64 serta diseminasi teknologi sebe- tukan baik buruknya kinerja mereka dengan
sar 0,52 satuan. koefisien pengaruh sebesar 0,24 yang nyata
Hasil penelitian ini sejalan dengan ha- pada α = 0,05. Pengaruh motivasi pada kinerja
sil penelitian Teddy Rachmat Muliady (2009) penyuluh pertanian tersebut nampak pada baik
tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada buruknya perencanaan penyuluhan, evaluasi
kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya dan pelaporan penyuluhan, pengembangan
pada perilaku petani padi di tiga kabupaten penyuluhan dan diseminasi teknologi. Hal ini
Jawa Barat, menyimpulkan bahwa kompetensi mengindikasikan, jika terjadi peningkatan satu
penyuluh berpengaruh secara positif pada satuan motivasi penyuluh pertanian, akan
37
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

meningkatkan hasil kerja perencanaan penyu- dengan koefisien pengaruh sebesar 0,33 yang
luhan sebesar 0,20 satuan, evaluasi dan lapo- nyata pada α = 0,05. Pengaruh kemandirian
ran penyuluhan sebesar 0,21 satuan, pengem- pada kinerja penyuluh pertanian tersebut nam-
bangan penyuluhan pertanian sebesar 0,21 pak pada baik buruknya perencanaan penyu-
serta diseminasi teknologi sebesar 0,17 satu- luhan, evaluasi dan pelaporan penyuluhan,
an. pengembangan penyuluhan dan diseminasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan teknologi. Hal ini mengindikasikan, jika ter-
hasil penelitian Teddy Rachmat Muliady jadi peningkatan satu satuan kemandirian
(2009) tentang faktor-faktor yang berpenga- penyuluh pertanian, akan meningkatkan hasil
ruh pada kinerja penyuluh pertanian dan kerja perencanaan penyuluhan sebesar 0,28
dampaknya pada perilaku petani padi di tiga satuan, evaluasi dan laporan penyuluhan sebe-
kabupaten Jawa Barat, menyimpulkan bahwa sar 0,30 satuan, pengembangan penyuluhan
motivasi penyuluh berpengaruh secara positif pertanian sebesar 0,29 serta diseminasi tekno-
pada kinerja mereka dengan koefisien penga- logi sebesar 0,24 satuan.
ruh sebesar 0,27 yang nyata pada α = 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Penelitian Bestina Supriyanto (2006) tentang hasil penelitian Mardin (2009) tentang faktor-
kinerja penyuluh pertanian dalam pengemba- faktor yang berpengaruh pada kemandirian
ngan agribisnis nenas di kecamatan Tambang, nelayan ikan demarsal di kecamatan Wangi-
kabupaten Ampar, menyimpulkan bahwa mo- Wangi Selatan provinsi Sulawesi Tenggara,
tivasi penyuluh berpengaruh secara positif menyimpulkan bahwa pengalaman nelayan,
pada kinerja mereka dengan koefisien penga- sifat perintis nelayan dan kompetensi nelayan
ruh sebesar 0,513 yang nyata pada α = 0,05 berpengaruh secara bersama-sama pada kema-
Secara teoritis penelitian ini juga seja- ndirian mereka dengan koefisien determinasi
lan dengan pendapat Atmosoeprapto (2000) sebesar 54,5 persen yang nyata pada α = 0,05.
yang menyatakan bahwa kinerja (perfor- Lainnya adalah hasil penelitian Marliati
mance) merupakan fungsi dari motivasi dan (2008) tentang pemberdayaan petani untuk
kemampuan, dua faktor yang dapat menim- pemenuhan kebutuhan pengembangan petani
bulkan efek sinergik. Kemampuan yang tinggi beragribisnis di kabupaten Kampar provinsi
dan didukung oleh motivasi yang tinggi pula Riau, yang menyimpulkan bahwa tingkat pe-
akan memberikan keragaan yang baik berupa menuhan kebutuhan pengembangan petani
produktivitas yang lebih baik. Selain itu beragribisnis, kinerja penyuluh pertanian
Robert L. Mathis dan John H. Jackson (Wiki- memberdayakan petani, karakteristik petani
pedia 2009) menyatakan bahwa faktor-faktor (pendidikan formal dan non formal) secara
yang mempengaruhi kinerja individu tenaga bersama-sama berpengaruh langsung pada
kerja, yaitu: (1) kemampuan mereka, (2) moti- kemandirian petani beragribisnis dengan
vasi, (3) dukungan yang diterima, (4) keber- koefisien determinasi sebesar 95 persen yang
adaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan (5) nyata pada α = 0,05. Hasil penelitian
hubungan mereka dengan organisasi. Menurut Mohammad Ikbal Bahua (2010) tentang fak-
Kopelman (Cokroaminoto 2007), peubah im- tor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyu-
balan akan berpengaruh terhadap peubah mo- luh pertanian dan dampaknya pada perilaku
tivasi, yang pada akhirnya secara langsung petani jagung di Provinsi Gorontalo menya-
mempengaruhi kinerja individu. takan bahwa kemandirian penyuluh pertanian
ikut menentukan secara langsung baik buruk-
Pengaruh Kemandirian pada Kinerja nya kinerja mereka dengan koefisien penga-
Penyuluh Pertanian ruh sebesar -0,31 yang nyata pada α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara teoritis, hasil penelitian ini se-
peubah kemandirian penyuluh pertanian ber- jalan dengan pendapat Godfrey (2003) me-
pengaruh nyata pada kinerja mereka. Hal ini nyatakan bahwa, kemandirian ekonomi meru-
berarti kemandirian penyuluh pertanian ikut pakan kemampuan dari suatu entitas untuk
menentukan baik buruknya kinerja mereka menopang kesejahteraannya. Entitas dapat
38
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

berupa: individu, keluarga, komunitas, negara ekonomi dan (2) pengelolaan yang lebih baik
atau bangsa. Kemandirian ekonomi meru- pada dimensi-dimensi peubah yang belum
pakan tujuan antara (intermediate end) yang memberikan kontribusi nyata pada kinerja
memfasilitasi suatu entitas untuk mencapai penyuluh, sehingga diharapkan dengan penge-
visi mereka pada kehidupan yang lebih baik. lolaan yang lebih baik akan berdampak pada
Havighurst (1974) menjelaskan bahwa, ke- peningkatan kinerja mereka.
mandirian intelektual mencakup pengertian
kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung Pengaruh Karakteristik, Kompetensi,
kepada orang lain, tidak terpengaruh ling- Motivasi, Kemandirian, Kinerja Penyuluh
kungan dan bebas mengatur kebutuhan Pertanian dan Kompetensi Ketua
sendiri. Kemandirian sosial merupakan suatu Kelompok Tani pada Kompetensi
sikap individu yang diperoleh secara kumu- Petani Kakao
latif selama perkembangan. Individu akan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terus belajar untuk bersikap mandiri dalam peubah karakteristik, kompetensi, motivasi,
menghadapi berbagai situasi di lingkungan, kemandirian, kinerja penyuluh pertanian dan
sehingga individu pada akhirnya akan mampu kompetensi ketua kelompok tani berpengaruh
berpikir dan bertindak sendiri. Dengan ke- secara nyata pada kompetensi petani kakao.
mandiriannya seseorang dapat memilih jalan Hal ini berarti karakteristik, kompetensi, moti-
hidupnya untuk dapat berkembang dengan le- vasi, kemandirian, kinerja penyuluh pertanian
bih baik. dan kompetensi ketua kelompok tani ikut
menentukan ada tidaknya perubahan pada
Pengaruh Bersama Kompetensi, Motivasi kompetensi petani kakao. Namun pengaruh
dan Kemandirian pada Kinerja karakteristik, kompetensi, motivasi dan ke-
Penyuluh Pertanian mandirian penyuluh pertanian pada kompe-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tensi petani kakao merupakan pengaruh tidak
peubah kompetensi, motivasi dan kemandirian langsung, artinya pengaruh keempat peubah
penyuluh pertanian berpengaruh secara positif tersebut pada kompetensi petani kakao terjadi
pada kinerja mereka, dengan koefisien deter- melalui kinerja mereka. Sedangkan pengaruh
minasi (R²) sebesar 0,67. Hal ini berarti bah- kinerja penyuluh pertanian dan kompetensi
wa peubah-peubah tersebut secara bersama- ketua kelompok tani merupakan pengaruh
sama berpengaruh pada kinerja penyuluh per- langsung dengan persamaan model struktural
tanian sebesar 67 persen, dan sisanya sebesar Y3 = 0,19 Y1 + 0,24 Y2.
33 persen merupakan pengaruh peubah lain Persamaan diatas mengindikasikan
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. bila terjadi peningkatan satu satuan kinerja
Pengaruh bersama peubah kompetensi, penyuluh pertanian, maka akan terjadi peru-
motivasi dan kemandirian pada kinerja penyu- bahan kompetensi petani kakao sebesar 0,19
luh pertanian yakni 67 persen, sedangkan si- satuan, begitupun apabila terjadi peningkatan
sanya sebesar 33 persen dipengaruhi oleh pe- satu satuan kompetensi ketua kelompok tani,
ubah lain. Oleh karena koefisien determinasi maka akan terjadi perubahan kompetensi
(R²) kinerja penyuluh pertanian sebesar 67 petani kakao sebesar 0,24 satuan. Perubahan
persen masih sangat mungkin untuk diting- pada kompetensi petani kakao akan nampak
katkan. Peningkatan kinerja penyuluh pertain- pada perubahan kompetensi usahatani kakao
an dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: (1) dan kemampuan mengorganisir dan memasar-
peningkatan pada dimensi-dimensi peubah kan hasil. Koefisien determinasi kinerja
yang berpengaruh nyata pada kinerja penyu- penyuluh dan kompetensi ketua kelompok
luh, seperti kemampuan merencanakan penyu- tani pada kompetensi petani kakao sebesar 10
luhan, kemampuan evaluasi dan pelaporan persen dan sisanya 90 persen merupakan pe-
penyuluhan, kemampuan mengembangkan ubah lain yang tidak dapat dijelaskan oleh
penyuluhan, kebutuhan untuk berprestasi, model penelitian.
kebutuhan untuk berafiliasi serta kemandirian
39
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

Penyuluhan pertanian merupakan pro- yang menyatakan bahwa kinerja organisasi di-
ses perubahan perilaku petani kearah yang le- pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kapasitas
bih baik melalui suatu sistem pendidikan, organisasi, motivasi organisasi dan lingkung-
namun demikian kegiatan penyuluhan bukan- an organisasi dan masing-masing memiliki
lah satu-satunya penyebab terjadinya perubah- keterkaitan satu dengan yang lainnya.
an tersebut. Lionberger dan Gwin (Mardikan- Hubungan karakteristik dan motivasi
to 1993) menyatakan bahwa kegiatan penyu- bersifat negatif, artinya perubahan yang terja-
luhan pertanian merupakan salah satu diantara di pada karakteristik penyuluh akan diikuti
sekian banyak peubah yang menyebabkan pula perubahan berlawanan pada motivasinya.
terjadinya perubahan perilaku perilaku tani Namun keeratan hubungan kedua peubah ter-
dalam berusahatani. Hal ini ditunjukkan oleh sebut tergolong lemah, hal ini ditunjukkan
penelitian Yusuf (2008) yang menyatakan oleh koefisien hubungan sebesar 0,21, yang
bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada lebih kecil dari 0,5. Dengan demikian bila
perilaku petani adalah motivasi petani men- umur, pelatihan dan pengalaman kerja penyu-
capai keberhasilan, wawasan petani, keaktifan luh pertanian bertambah, maka akan diikuti
petani mencari informasi, dan intensitas pe- pula turunnya motivasi mereka dalam hal
nyuluhan. Penelitian Otto Iskandar (2002) kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan
menyatakan bahwa secara bersama-sama etos untuk berafiliasi.
kerja, motivasi keberhasilan, dan sikap inova- Hubungan karakteristik dan keman-
tif berpengaruh secara positif terhadap pro- dirian bersifat positif, artinya perubahan yang
duktivitas petani. Sejalan dengan pendapat terjadi pada karakteristik penyuluh akan di-
tersebut diatas, Soedijanto (2004) menyatakan ikuti pula oleh perubahan searah pada keman-
bahwa dengan kinerja penyuluh pertanian dirian penyuluh begitupun sebaliknya. Namun
yang tinggi sebagai pemandu, akan terjadi keeratan hubungan kedua peubah tersebut
proses belajar pada diri petani dalam ber- tergolong lemah, hal ini ditunjukkan oleh ko-
usahatani. efisien hubungan sebesar 0,36, yang lebih
Hasil penelitian ini menyatakan bah- kecil dari 0,5. Dengan demikian bila umur,
wa koefisien determinasi kinerja penyuluh pelatihan dan pengalaman kerja penyuluh
pertanian dan kompetensi ketua kelompok pertanian bertambah, maka akan diikuti pula
tani sebesar 10 persen, yang berarti angka peningkatan kemandirian mereka dalam hal
kontribusi kinerja penyuluh dan kompetensi kemandirian ekonomi.
ketua kelompok tani masih rendah. Dengan Hubungan motivasi dan kemandirian
demikian, perhatian dan peningkatan pada bersifat negatif, artinya perubahan yang terja-
kinerja penyuluh dan ketua kelompok tani di pada motivasi penyuluh akan diikuti pula
masih harus ditingkatkan dengan memper- oleh perubahan berlawanan pada kemandirian
hatikan karakteristik, kompetensi, motivasi penyuluh begitupun sebaliknya. Namun ke-
dan kemandirian mereka sehingga memiliki eratan hubungan kedua peubah tersebut tergo-
arti yang sangat strategis dalam peningkatan long lemah, hal ini ditunjukkan oleh koefisien
produksi kakao, sebab perubahan kompetensi hubungan sebesar 0,21, yang lebih kecil dari
petani kakao kearah yang lebih baik akan 0,5. Dengan demikian bila kebutuhan untuk
berdampak pada peningkatan produktivitas berprestasi dan kebutuhan untuk berafiliasi
usahatani. bertambah, maka akan diikuti pula penurunan
kemandirian ekonomi
Hubungan Antar Faktor yang
Berpengaruh pada Kinerja Penyuluh Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan terda- Berdasarkan hasil analisis dan pem-
pat hubungan diantara ketiga peubah indepen- bahasan, maka dapat dirumuskan kesimpulan
den, yaitu karakteristik, motivasi dan keman- sebagai berikut: (1) faktor-faktor yang ber-
dirian penyuluh pertanian. Hasil penelitian ini pengaruh pada kinerja penyuluh pertanian
sejalan dengan pendapat Lusthaus (2002) adalah kompetensi penyuluh (kemampuan pe-
40
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

rencanaan penyuluhan, kemampuan dalam Havighurst RJ. 1974. Development Task and
evaluasi dan pelaporan, kemampuan dalam Education. Third Edition. New York:
pengembangan penyuluhan), motivasi penyu- David McKay Company, Inc.
luh (kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan Lukman Effendy. 2009. “Kinerja Petani
untuk berafiliasi) dan kemandirian (kemandi- Pemandu dalam Pengembangan PHT
rian ekonomi). Pengaruh ketiga faktor ter- dan Dampaknya pada Perilaku Petani di
sebut pada kinerja penyuluh pertanian adalah Jawa Barat.” Disertasi. Bogor: Sekolah
0,75; 0,24 dan 0,33 dengan koefisien deter- Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
minasi sebesar 67 persen, (2) terdapat hubu- Lusthaus C, Adrien M, Anderson G, Carden
ngan antara faktor-faktor yang berpengaruh FM. 2002. Organizational Assessment:
pada kinerja penyuluh pertanian, yaitu karak- A Framework for Improving
teristik dengan motivasi, karakteristik dengan Performance. IDRC.
kemandirian, dan motivasi dengan keman- http://www.idrc.ca/en/ev-30266-201-
dirian. Hubungan ketiga faktor-faktor tersebut 1do.html [diakses 25 April 2010].
adalah lemah, dan (3) dampak kinerja penyu- Mardikanto T. 1993. Penyuluhan
luh pertanian (perencanaan penyuluhan, eva- Pembangunan Pertanian. Surakarta:
luasi dan pelaporan penyuluhan, pengembang- Sebelas Maret University Press.
an penyuluhan dan diseminasi teknologi) serta Mardin. 2009. “Faktor-Faktor yang
kompetensi ketua kelompok tani melalui ke- Berpengaruh pada Kemandirian
mampuan merencanakan penyuluhan, ke- Nelayan Ikan Demersal di Kecamatan
mampuan mengevaluasi dan melaporkan pe- Wangi-Wangi Selatan Kabupaten
nyuluhan, kemampuan kepemimpinan dan Wakatobi Sulawesi Tenggara.” Tesis.
kemampuan komunikasi ketua kelompok tani Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut
pada kompetensi petani kakao adalah 10 Pertanian Bogor.
persen dengan koefisien pengaruh masing- Mohamad Ikbal Bahua. 2010. “Faktor-Faktor
masing sebesar 0,19 dan 0,24. yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh
Pertanian dan Dampaknya pada Perilaku
Petani Jagung di Provinsi Gorontalo.”
Daftar Pustaka Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana
Atmosoeprapto K. 2000. Menuju SDM Institut Pertanian Bogor.
Berdaya: Dengan Kepemimpinan Otto Iskandar. 2002. “Etos Kerja, Motivasi
Efektif dan Manajemen Efisien. Jakarta: dan Sikap Inovatif Terhadap
Alex Media Komputindo Produktivitas Petani.” Tesis. Jakarta:
Answorth M, Amiruddin S. 2002. Managing IPWI
Performance People. Terjemahan. Robbins SP. 1996. Perilaku Organisasi edisi
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta:
Bestina S, Slamet H, Amiruddin S. 2006. Prenhallindo.
Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Siagian A, Siregar MA, Jumirah, Syarial E.
Pengembangan Agribisnis Nenas di 2002. “Studi Kaji Tindak Perubahan
Kecamatan Tambang, Kabupaten Perilaku Gizi Ibu dalam Upaya
Kampar. Laporan Hasil Penelitian. Peningkatan Konsumsi Sayuran pada
Kendari: Balai Pengkajian Teknologi Anak Usia Pra Sekolah.” Jurnal
Pertanian Kendari. Pemberdayaan Perempuan Volume 2,
Gibson JL. 2001. Cooperative Extension Nomor 2, Desember 2002:22-33.
Program Planning in Wisconsin. USA. Soedijanto. 2004. Menata Kembali
University of Wisconsin. Penyuluhan Pertanian di Era
Godfrey P. 2003. Toward a Theory of Pembangunan Agribisnis. Jakarta:
Economic Self Reliance (ESR). Marriot Departemen Pertanian.
School of Management. Brigham
Young University.
41
Jurnal Penyuluhan, Maret 2012 Vol. 8 No.1

Nani Sufiani Suhanda. 2008. “Hubungan Yusuf AE. 2008. Pengaruh Motivasi terhadap
Karakteristik dengan Kinerja Penyuluh Peningkatan Kinerja.
Pertanian di Provinsi Jawa Barat.” http://teknologikinerja.wordpress.com/2
Disertasi. Bogor: Sekolah Pascasarjana 008/05/06/pengaruh-motivasi-terhadap-
Institut Pertanian Bogor. peningkatan-kinerja/. Diakses tanggal
Tedy Rachmat Muliady. 2009. “Faktor-Faktor 19 Mei 2010.
yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Veithzal R. 2004. Performance Appraisal.
Pertanian dan Dampaknya pada Perilaku Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Petani Padi di Jawa Barat.” Disertasi. Wikipedia. 2009. Kinerja, http://id.wikipedia.
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut org/wiki/Kinerja. Diakses 27 April
Pertanian Bogor. 2009.

Вам также может понравиться