Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
However, a British plane from Jakarta dropped leaflets all over Surabaya. The
leaflet told Indonesians to do otherwise on 27 October 1945. This action
angered the Indonesian troops and militia leaders because they felt
betrayed.
Terjemahan
Pada 10 November, Indonesia merayakan Hari Pahlawan sebagai peringatan Perang Surabaya
yang dimulai pada tanggal itu juga di tahun 1945. Pertempuran berdarah terjadi karena orang
Indonesia menolak menyerahkan persenjataan mereka kepada tentara Inggris. Tentara Inggris
pada waktu itu adalah bagian dari Pasukan Sekutu. Bung Tomo yang menantang adalah
pemimpin revolusioner terkenal yang memainkan peran yang sangat penting dalam pertempuran
ini.
Semuanya berawal karena kesalahpahaman antara pasukan Inggris di Jakarta dan yang di
Surabaya, di bawah komando Brigadir A.W.WS. Mallaby. Brigadir Mallaby sudah memiliki
perjanjian dengan Gubernur Jawa Timur Bapak Surya. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa
Inggris tidak akan meminta pasukan dan milisi (pasukan liar) Indonesia untuk menyerahkan
senjata mereka.
Namun, sebuah pesawat Inggris dari Jakarta menjatuhkan selebaran di seluruh Surabaya. Leaflet
mengatakan kepada orang Indonesia untuk melakukan hal yang sebaliknya pada tanggal 27
Oktober 1945. Tindakan ini membuat marah pasukan Indonesia dan para pemimpin milisi karena
mereka merasa dikhianati.
Pada 30 Oktober 1945, Brigadir Mallaby terbunuh ketika dia mendekati pos pasukan Inggris di
dekat Jembatan Merah atau Jembatan Merah, Surabaya. Ada banyak laporan tentang kematian
itu, tetapi secara luas diyakini bahwa Brigadir dibunuh oleh milisi Indonesia. Melihat situasi ini,
Letnan Jenderal Sir Philip Christison membawa bala bantuan untuk mengepung kota.
Pada pagi hari tanggal 10 November 1945, pasukan Inggris mulai maju ke Surabaya dengan
perlindungan dari pemboman laut dan udara. Meskipun Indonesia mempertahankan kota dengan
heroik, kota itu ditaklukkan dalam waktu 3 hari dan seluruh pertempuran berlangsung selama 3
minggu. Secara total, antara 6.000 dan 16.000 orang Indonesia meninggal sementara korban di
pihak Inggris sekitar 600 hingga 2000.
Soal Essay