Вы находитесь на странице: 1из 8

TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mei 2013.

Volume I Nomor 1
 
TINJAUAN YURIDIS HOLDINGISASI BUMN DALAM RANGKA PENINGKATAN
KINERJA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PERUSAHAAN

Jhon F Sipayung *)
Bismar Nasution **)
Mahmul Siregar ***)

ABSTRACT

The government will implement holding process in plantation sector in this year. However, the
hindrance found in this holding process is the unavailability of specific regulation governing the
forming of holding in company. Having this holding, it will improve the performance of the company
and add the profit from new company with the holding. The objective of this research is to know the
role of the government in implementing the forming of holding company.
The method of research was analysis descriptive research method, that was a research
describing a situation or event to search, and then to analyze the event based on the facts from the
secondary data obtained from primary law material, secondary law material and tertiary law
material. The used research method was yuridical normative analysis, that was by describing and
testifying the data related to the problem in company holding. Data collection technique for this
research was carried out with library research, literature or documents to get the secondary data.
The existence of state-owned corporations is one of real forms in Constitution 1945 especially
article 33 with strategic position to increase the prosperity of the people. In the case of holding
company that the responsibility of main company to branch company is only limited to the authority
given to main company. The responsibility is only on management and policies related to the branch
companies. Hence, it is necessary to have one rule governing the holding in specific and the
government may understand and know the real process of the holding in state owned corporations.
It is intended to improve the performance of state owned corporations related to the income and
expenditure of state.

Kata Kunci : BUMN, Holding, dan Hukum Perusahaan.

________________________________________

PENDAHULUAN puluhan, maka pengendalian usaha lewat holding


company sudah merupakan suatu trend dan
Perusahaan holding company, biasanya kebutuhan bisnis yang tidak dapat / tidak perlu
terbentuk, karena adanya proses konglomerasi, dihindari.
yang dalam istilah ekonomi berarti proses Sedangkan kata “holding company” ini
pemusatan (conglomerare : Latin, berarti berasal dari terminology, hukum Amerika. Ada
penggumpalan) beberapa perusahaan anak untuk banyak batasan yang diberikan oleh para sarjana
kemudian bergabung dalam perusahaan induk.1 tentang istilah ini. M. Manullang, misalnya
Dengan adanya perkembangan grup-grup usaha mengartikan holding company adalah suatu
konglomerat di Indonesia sejak dasawarsa tujuh badan usaha yang berbentuk corporation yang
memiliki sebagian dari saham-saham beberapa
                                                                                                                       
*) badan usaha2 .
Penulis
**)
Dosen Pembimbing I
***)
Dosen Pembimbing II
1
Hassan Shadily (pemred), Ensiklopedi                                                                                                                        
2
Indonesia,(Jakarta : PT. Ichtiar Baru – Van Hoeve, M.Manullang, Pengantar Ekonomi
1987) , hlm. 1850 Perusahaan, (Yogyakarta : BLKM,1984) , hal. 70
 
Holding company sering juga disebut pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
dengan holding company, parent company, atau perundang-undangan. Pendekatan tersebut
controlling company. Yang dimaksud dengan melakukan pengkajian peraturan perundang-
holding company adalah suatu perusahaan yang undangan yang berhubungan dengan holdingisasi
bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau perusahaan BUMN dan perannya dalam
lebih perusahaan lain dan / atau mengatur satu meningkatkan kinerja perusahaan.
atau lebih perusahaan lain tersebut. Biasanya Adapun perumusan masalah dalam jurnal
(walaupun tidak selamanya), suatu perusahaan ini yakni bagaimana pengaturan pengelolaan
holding memliki banyak perusahaan yang BUMN di Indonesia saat ini, dan bagaimana
bergerak dalam bidang-bidang bisnis yang kedudukan hukum anak perusahaan terhadap
berbeda-beda.3 induk perusahaan, kemudian membawa
Skripsi ini mengangkat permasalahan yang kepermasalahan bagaimana holdingisasi BUMN
terjadi di dalam Pengelolaan holding company dalam rangka peningkatan kinerja pada BUMN.
khususunya di dalam ruang lingkup Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Masih banyak kendala HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
serta permasalahan yang terdapat dalam
pengelolaan BUMN dan upaya peningkatan A. SEJARAH KEBERADAAN BUMN
kinerjanya. Kendala tersebut adalah kebanyakan Sejak Indonesia merdeka, fungsi dan
perusahaan BUMN tidak dapat berdiri sendiri peranan perusahaan negara sudah menjadi
sehingga membutuhkan perusahaan lain perdebatan dikalangan founding fathers, terutama
sehingga dapat mengatasi kebutuhan dana bagi pada kata dikuasai oleh negara. Bung Karno
perusahaan yang merugi. Hal inilah yang menjadi menafsirkan bahwa,karena kondisi perekonomian
dasar pemerintah untuk mengholdingisasi masih lemah pasca kemerdekaan, maka negara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang harus menguasai sebagian besar bidang usaha
lain. Dengan adanya holding ini maka perusahaan yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi.
yang akan diholding tersebut dapat memperbaiki Sedangkan, Bung Hatta menentukan pendapat ini
kinerja perusahaan secara keseluruhan dan dapat dan memandang bahwa Negara hanya cukup
meningkatkan laba dari perusahaan yang baru di menguasai perusahaan yang benar-benar
holding. Permasalahan tersebut antara lain menguasai kebutuhan pokok masyarakat seperti
disebabkan masih lemahnya koordinasi kebijakan listrik dan transportasi. Pandangan Hatta ini
antara langkah perbaikan internal perusahaan kemudian lebih sesuai dengan paham ekonomi
dengan kebijakan industrial dan pasar tempat modern, dimana posisi Negara hanya cukup
BUMN tersebut beroperasi.4 menyediakan infrastruktur yang mendukung
proses pembangunan.5
PERUMUSAN MASALAH Dasar keberadaan BUMN adalah pasal 33
ayat 2 Undang Undang Dasar Tahun 1945 yang
Jenis penelitian yang dilakukan dalam menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi
jurnal ini adalah penelitian hukum normative yakni yang penting bagi Negara dan yang menguasai
penelitian yang difokuskan untuk mengkaji hajat hidup orang banyak dikuasai Negara. Dalam
penerapan-penerapan kaidah-kaidah atau norma- melaksanakan tugas konstitusional tersebut,
norma dalam hukum positif mengenai Negara melakukan penguasaan atas seluruh
Holdingisasi BUMN. Hal ini ditempuh dengan
melakukan penelitian kepustakaan. Oleh karena                                                                                                                        
5
Roziq M. Kaelani, Landasan Hukum dan
tipe yang digunakan yuridis normative maka Sejarah BUMNdi Indonesia ,bulletin KAHMI FE
Universitas Brawijaya, Edisi 1 Tahun I/2007, dalam
                                                                                                                        http://ketawanggede.tripod.com/edisi1.pdf.atau.dalamh
3
M. Manullang, Op.cit hal 83-84 ttp://www.blogster.com/ketawanggede/landasan-
4
Budi Fitriadi, Op.cit hukum-dan-sejarah

2 JOHN SIPAYUNG, TINJAUAN YURIDIS HOLDINGISASI BUMN DALAM RANGKA PENINGKATAN


KINERJA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PERUSAHAAN
 
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mei 2013 3

kekuatan ekonomi melalui regulasi sektoral yang Anggaran Pendapatan dan Penerimaan Negara
merupakan kewenangan Menteri teknis dan pada BUMN (Persero dan Perum serta perseroan
kepemilikan Negara pada unit-unit usaha milik terbatas lainnya.7
Negara yang menjadi kewenangan menteri Badan Usaha Milik Negara atau sering
BUMN. Sabagai turunan dari UUD 1945 tersebut, disingkat dengan BUMN, merupakan bentuk
kebijakan pembinaan BUMN dituangkan dalam badan usaha dibidang-bidang tertentu, yang
Undang-undang nomor 19 Tahun 2003 tentang umumnya menyangkut dengan kepantingan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 6 umum, dimana peran pemerintah di dalamnya
relatif besar, minimal dengan menguasai
B. PENGERTIAN, TUJUAN, DAN BENTUK- mayoritas pemegang saham. Eksistensi dari
BENTUK BUMN Badan Usaha Milik Negara ini adalah sebagai
konsekuensi dan amanah dari konstitusi di mana
1. Pengertian BUMN hal-hal yang penting atau cabang – cabang
Keberadaan Badan Usaha Milik Negara produksi yang penting dan menguasai hajat hidup
(BUMN) yang merupakan salah satu wujud nyata orang banyak dikuasai oleh negara.8
berkaitan dengan Pasal 33 UUD 1945 khususnya
ayat (1), dan (2) yaitu : 2. Tujuan BUMN
Ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang Ada 5 (lima) tujuan pendirian BUMN yang
penting bagi Negara dan yang menguasai hajat diatur dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 19
hidup orang banyak dikuasai Negara. Tahun 2003, yaitu sebagai berikut :
Ayat (3) : bumi dan air dan kekayaan alam a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh perekonomian nasional pada umumnya dan
Negara dan dipergunakan untuk sebesar- penerimaan Negara pada khususnya. BUMN
besarnya kemakmuran rakyat. diharapkan dapat meningkatkan mutu
Penguasaan Negara itu penting agar pelayanan pada masyarakat sekaligus
kesejahteraan rakyat dan rakyat banyak dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan
menikmati sumber-sumber kemakmuran rakyat pertumbuhan ekonomi nasional dan
dari bumi, air, dan kekayaan alam. Hal ini membantu penerimaan keuangan Negara.
merupakan posisi strategis bagi peningkatan b. Mengejar keuntungan. Meskipun maksud dan
kesejahteraan rakyat. penguasaan Negara tujuan persero adalah untuk mengejar
tercermin dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang keuntungan, namun dalam hal-hal tertentu
Nomor 19 Tahun 2003 menyatakan bahwa Badan untuk melakukan pelayanan umum, Persero
Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut dapat diberikan tugas khusus dengan
BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara yang sehat. Dengan demikian, penugasan
melalui penyertaan secara langsung yang berasal pemerintah harus disertai dengan
dari kekayaan Negara yang dipisahkan. pembiayaannya (kompensasi) berdasarkan
Perkataan BUMN sudah menunjukkan perhitungan bisnis atau komersial, sedangkan
suatu badan usaha yaitu yang melakukan untuk perum yang tujuannya menyediakan
kegiatan usaha, sedangkan usaha diartikan barang dan jasa untuk kepentingan umum,
sebagai kegiatan dengan mengarahkan tenaga, dalam pelaksanaanya harus memperhatikan
pikiran untuk mencapai suatu tujuan atau maksud prinsip-prinsip pengelolaan perusahaaan yang
dan kepemilikan saham atau modalnya dimiliki sehat.
oleh Negara. Dalam hal ini UU BUMN membatasi                                                                                                                        
7
kriteria yaitu kepemilikan Negara minimal 51 % Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk
Badan Usaha di Indonesia,(Bogor : Ghalia Indonesia,
sedangkan kekayaan Negara yang dipisahkan
2010), hal.151
adalah pemisahan kekayaan Negara dari 8
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis
                                                                                                                        Menata Bisnis Modern di Era global, (Bandung: PT
6
Ibid Citra Aditya Bakti,2005), hal 45
 
 
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum f. Kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud
berupa penyediaan barang dan jasa yang dan tujuannya serta tidak bertentangan
bermutu tinggi serta memadai bagi dengan peraturan perundang-undangan,
pemenuhan hajat hidup orang banyak. ketertiban umum, dan / atau kesusilaan.
Dengan maksud dan tujuan seperti ini, setiap
hasil usaha dari BUMN, baik barang dan jasa, 3. Macam-macam Bentuk BUMN
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Di dalam Undang-undang Nomor 19
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang Tahun 2003 macam-macam bentuk BUMN itu
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta adalah sebagai berikut :
dan koperasi. Kegiatan perintisan merupakan a. Perusahaan Perseroan (Persero).
suatu kegiatan usaha untuk menyediakan Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 19
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Tahun 2003, berbunyi : perseroan terbatas
masyrakat, namun kegiatan tersebut belum yang selanjutnya disebut persero, adalah
dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi BUMN yang berbentuk perseroan terbatas
karena sacara komersial tidak yang modalnya terbagi dalam saham yang
menguntungkan. Dalam hal adanya seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh
kebutuhan masyarakat luas yang mendesak, satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN Republik Indonesia yang tujuan utamanya
yang mempunyai fungsi pelayanan mengejar keuntungan. Organ-organ dari
kemanfaatan umum untuk melaksanakan Persero adalah RUPS, Direksi dan Komisaris.
program kemitraan dengan pengusaha b. Perusahaan umum (Perum).
golongan ekonomi lemah. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya
bantuan kepada pengusaha golongan dimiliki Negara dan tidak terbagi atas saham,
ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. tujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang/atau jasa yang bermutu
Sedangkan manfaat dari BUMN adalah :9 tinggi dan sekaligus untuk mengejar
a. Memberi kemudahan kapada masyrakat luas keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
dalam memperoleh berbagai alat pemenuhan perusahaan. Pada dasarnya proses pendirian
kebutuhan hidup yang berupa barang atau Perum sama dengan Persero. Organ dari
jasa. suatu Perum adalah Menteri, Direksi, dan
b. Membuka dan memperluas kesempatan kerja Dewan Pengawas
bagi penduduk angkatan kerja.
c. Mencegah monopoli pasar atau barang dan C. KEDUDUKAN HUKUM ANAK
jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat PERUSAHAAN TERHADAP INDUK
banyak oleh sekelompok pengusaha swasta PERUSAHAAN
yang bermodal kuat.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi 1. Pengertian dan Konsep Holding Company
komoditi ekspor sebagai sumber devisa, baik a. Pengertian
migas maupun non migas. Beberapa pendapat tentang perusahaan
e. Menghimpun dana untuk mengisi kas negara, holding ini, Munir Fuady mengartikan Perusahaan
yang selanjutnya dipergunakan untuk Holding sering juga disebut sebagai holding
memajukan dan mengembangkan company, parent company, atau controlling
perekonomian negara. company. Yang dimaksud dengan perusahaan
                                                                                                                        holding adalah suatu perusahaan yang bertujuan
9
<http//www.BUMN.wikipedia Indonesia untuk memiliki saham dalam satu atau lebih
ensiklopedia bebas.com> diakses pada tanggal 2 Mei perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau
2012 pada pukul 01.00 wib.

4 JOHN SIPAYUNG, TINJAUAN YURIDIS HOLDINGISASI BUMN DALAM RANGKA PENINGKATAN


KINERJA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PERUSAHAAN
 
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mei 2013 5

lebih perusahaan lain tersebut. Biasanya masing-masing perusahaan dengan kepemilikan


(walaupun tidak selamanya) suatu perusahaan yang sama/berhubungan saling terpencar-pencar,
holding memiliki banyak perusahaan yang tanpa terkonsentrasi dalam suatu perusahaan
bergerak dalam bidang-bidang bisnis yang sangat holding. Dalam hal ini, yang menjadi perusahaan
berbeda-beda.10. Menurut Ahmad Yani dan holding bukan sisa dari perusahaan asal seperti
Gunawan Widjaja sesuai pengertian holding pada proses residu, tetapi perusahaan penuh dan
company dalam B’lacks Law Dictionary, yang mandiri.
dimaksud dengan perusahaan holding adalah 3) Prosedur Terprogram
perusahaan yang kegiatan utamanya adalah Adakalanya, sudah sejak semula orang-
melaksanakan investasi pada anak-anak orang bisnis telah sadar akan pentingnya
perusahaan dan selanjutnya melakukan perusahaan holding. Sehingga awal start bisnis
pengawasan atas kegiatan manajemen anak sudah terpikir untuk membentuk suatu
perusahaan.11 sedangkan menurut Ningrum perusahaan holding. Karenanya, perusahaan
Natasya, yang dimaksud dengan perusahaan yang pertama sekali didirikan dalam grupnya
holding adalah perusahaan kelompok sebagai adalah perusahaan holding. Kemudian untuk
satuan ekonomi dimana badan-badan setiap bisnis yang dilakukan, akan dibentuk atau
hukum/perseroan secara organisasi terikat diakuisisi perusahaan lain, dimana perusahaan
sedemikian rupa dibawah satu pimpinan netral. Di holding sebagai pemegang saham biasanya
dalam pengertian tersebut diatas pada prinsipnya bersama-sama dengan pihak lain sebagai partner
memiliki poin yang sama dalam aspek ekonomi, bisnis. Demikianlah, maka jumlah perusahaan
dimana adanya perusahaan sentral yang baru sebagai anak perusahaan dapat terus
memimpin anak-anak perusahaan.12 berkembang jumlahnya seirama dengan
perkembangan bisnis dari grup usaha yang
b. Konsep Holding Company bersangkutan.
Dalam melaksanakan proses
pembentukan perusahaan holding dapat 2. Pengaturan Holding Dalam Hukum
13
dilakukan melalui tiga prosedur yaitu : Perusahaan di Indonesia
1) Prosedur Residu Sampai saat tulisan ini dibuat tidak ada
Dalam hal ini, perusahaan asal dipecah- pengaturan Holding yang secara spesifik
pecah sesuai dengan masing-masing sektor membahas tentang holding company di
usaha. Perusahaan yang dipecah-pecah tersebut Perusahaan Indonesia. Di dalam undang-undang
telah menjadi perusahaan yang mandiri, Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
sementara sisanya (residu) dari perusahaan asal Terbatas hanya mengatur dan menjelaskan
dikonversimenjadi perusahaan holding, yang juga tentang penggabungan.
memegang saham pada perusahaan pecahan Pengertian penggabungan di dalam
tersebut dan perusahaan-perusahaan lainnya jika Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
ada. Perseroan Terbatas adalah perbuatan hukum
2) Prosedur Penuh yang yang dilakukan oleh satu perseroan atau
Prosedur penuh ini sebaiknya dilakukan lebih untuk menggabungkan diri dengan
jika sebelumnya tidak terlalu banyak terjadi perseroan lain yang telah ada yang
pemecahan/pemandirian perusahaan, tetapi mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan
yang menggabungkan diri beralih karena hukum
                                                                                                                       
Munir Fuady, Loc.cit, hal.83
10 kepada yang menerima penggabungan dan
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri
11
selanjutnya status badan hukum perseroan yang
Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, (Jakarta : Rajawali menggabungkan diri berakhir karena hukum. Di
Pers, 1999), hal.153.
12 dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007
Ningrum N. Sirait, Modul Hukum
Perusahaan, (Medan, Program Studi Magister Ilmu tentang perseroan terbatas tidak di sebutkan
Hukum USU, 2006), hal. 68 secara rinci tentang pengertian dan pengaturan
13
Munir Fuady, Op.cit, Hal. 84-89
 
 
tentang holdingisasi itu sendiri. Sehingga D. HOLDINGISASI BUMN DALAM RANGKA
pemerintah sangat kesulitan dalam hal untuk PENINGKATAN KINERJA MENURUT
mengholdingisasi sebagian perusahaan BUMN. PERSPEKTIF HUKUM PERUSAHAAN
Penggabungan dapat berupa Merger, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Akuisisi dan Konsolidasi. Akibat dari merupakan salah satu kekuatan ekonomi bangsa
ketidakadanya pengaturan yang secara spesifik yang harus ditingkatkan kinerjanya. Komitmen
membahas pengaturan holding akan berdampak pemerintah untuk meningkatkan kinerja BUMN
pada hak dan kewajiban antara anak perusahaan diwujudkan dengan membentuk satu lembaga
dengan induk perusahaan. Sehingga hak dan pemerintah yang mandiri yang bertugas
kwajiban dari anak dan induk perusahaan jika melakukan pembinaan terhadap BUMN, agar
dilihat dari kebiasaan-kebiasaan yang dapat lebih fokus dan sungguh-sungguh.
berkembang dalam praktek sehari-hari hanya Eksistensi dari Badan Usaha Milik Negara ini
melihat dari segi Manajemen (keuangan) dan adalah sebagai konsekuensi dan amanah dari
Financial tidak diketahui secara jelas apa saja konstitusi dimana hal-hal yang penting atau
yang merupakan hak dan kewajiban Holding cabang-cabang produksi yang penting dan
Company terhadap anak perusahaan. menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh Negara.15
3. Tanggung jawab hukum perusahaan Kinerja BUMN mempunyai pengaruh dalam hal
holding dengan anak perusahaan sisi pendapatan dan sisi pengeluaran Negara.
Dalam perusahaan grup (holding Dari sisi pendapatan, BUMN menyumbang pada
company) terdapat induk perusahaan dan anak penerimaan negara baik penerimaan pajak
perusahaan , hubungan hukum yang timbul maupun bukan pajak, sedangkan dari sisi
antara induk perusahaan dengan anak pengeluaran, jika BUMN memilki kinerja yang
perusahaan merupakan hubungan antara rendah, pada akhirnya mengakibatkan beban
14
pemegang saham. terhadap pengeluaran negara. Agar dapat
Jika di lihat dari ciri atau unsur dari suatu memainkan perannya secara optimal, BUMN
holding company, dapat dikatan bahwa masalah tidak dapat lagi bergerak semata-mata untuk
hukum mengenai perusahaan grup atau concern memenuhi kebutuhan public, karena adanya
bersumber pada yang dua ini yaitu, masalah tuntutan lingkungan usaha di era globalisasi agar
kesatuan ekonomi dan kebinekaan juridis yang manajemen BUMN lebih kompetitif sehingga
ada. mampu menyediakan fasilitas publik dengan
Jika melihat dari segi kesatuan ekonomi, kualitas yang lebih baik dan harga yang
maka perusahaan yang akan di holding bukan terjangkau masyarakat. Di samping itu, disadari
merupakan suatu permasalahan yang mewarnai pula bahwa hak monopoli yang selama ini
hubungan anak dan induk perusahaannya karena diberikan kepada BUMN telah menyebabkan
memang dapat dikatakan anak perusahaan BUMN menjadi sulit beradaptasi dengan
tersebut yang sudah diholding merupakan perubahan yang terjadi akibat berlangsungnya
perpanjangan tangan dari induk perusahaan. mekanisme pasar yang begitu kompetitif.16
Sampai dengan Januari 2012 terdapat 141
BUMN yang terdiri dari 14 BUMN berbentuk
perum dan 109 berbentuk persero dan 18 BUMN
merupakan persero terbuka. Secara agrerat,
kinerja dari BUMN pada Tahun 2005-2012 dapat
dilihat dalam Tabel berikut ini
                                                                                                                                                                                                                                               
14 15
Sulistiowati, Aspek Hukum dan Realitas Munir Fuady, Loc.cit, hal. 45
16
Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia, (Jakarta : Riant Nugroho dan Randy R Wrihatnolo,
Erlangga, 2010), hal. 96 Op.Cit, hal. 73

6 JOHN SIPAYUNG, TINJAUAN YURIDIS HOLDINGISASI BUMN DALAM RANGKA PENINGKATAN


KINERJA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PERUSAHAAN
 
TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Feb-Mei 2013 7

Tabel 1
Perkembangan Kinerja BUMN Tahun 2005-2010 (Rp Miliar)
Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Total Aset 1,300,078 1,451,557 1,743,017 1,970,890 2,241,38 2,505,463
8
Total 366,094 413,479 472,649 502,114 565,811 601,798
Ekuitas
Total 643,971 732,399 825,997 1,085,903 950,975 1,007,709
Penjualan
Total Laba 26,845 51,352 55,779 53,524 87,198 101,123
Bersih

Sumber : Kementerian Negara BUMN 2010

Dari tabel diatas tentang perkembangan kinerja BUMN Tahun 2005-2010 sudah ada peningkatan
dari tahun 2005-2010 dan itu bisa dilhat dari peningkatan laba bersih. Dimana dari tahun 2005 sampai
tahun 2010 mengalami peningkatan secara signifikan.
Dalam BUMN sektor usaha perkebunan terdiri dari 14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN I s.d XIV) dan
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Kinerja keuangan BUMN sektor usaha perkebunan tahun 2005-
2010 dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2
Kinerja Keuangan sektor usaha perkebunan Tahun 2005-2010
Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Total Aset 21,686 23,910 29,067 34,464 37,673 43,965

Total 7,289 7,682 9,991 11,584 13,162 15,804


Ekuitas
Total 20,709 21,393 27,956 33,274 33,085 40,563
penjualan
Total Laba 1,237 992 2,477 2,933 2,012 3,328
bersih

Sumber : Kementerian BUMN Tahun 2010

Dari tabel diatas kinerja keuangan khususnya sektor perkebunan secara optimal belum bisa
dikatakan tercapai. Hal ini bisa dilihat dari total laba bersih mengalami peningkatan dan penurunan.
Dalam tahun 2006 dan 2009 total laba bersih mengalami penurunan.

 
 
PENUTUP yang disetorkan di dalam perusahaan tersebut
( Pasal 3 ayat 1 Undang – Undang Perseroan
A. KESIMPULAN Terbatas).
Dalam hal pertanggungjawaban, perusahaan
induk (holding company) bertanggungjawab B. SARAN
terhadap perusahaan anak hanya sebatas Dalam hal holdingisasi BUMN, Pemerintah
kewenangan yang diberikan terhadap induk seharusnya menerapkan prinsip tata kelola
perusahaan baik dalam hal manajemen dan yang baik (good corporate governance). Hal
kebijakan perusahaan lainnya, namun apabila ini supaya perusahaan yang akan di holding
perusahaan anak tersebut merupakan dapat menjadi perusahaan yang sehat dan
perusahaan dalam bentuk Perusahaan mandiri sehingga dapat meningkatkan kinerja
Terbatas yang mandiri maka induk dan nilai perusahaan tersebut agar
perusahaan tidak dapat dimintakan bermanfaat bagi pendapatan negara berupa
pertanggungjawabannya secara juridis. Dalam deviden, pajak, penyerapan tenaga kerja, dan
hal ini juga pemegang saham hanya produk serta layanan yang kompetitif kepada
bertanggung jawab sebatas nilai modal saham konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir. Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis. Bandung : PT. Citra Adtya Bhakti.
1999
______. Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global. Bandung : PT. Citra Adtya
Bhakti. 2005
Manullang M. Pengantar Ekonomi Perusahaan, Yogyakarta : BLKM. 1984
Muis, Abdul. HukumPersekutuan dan Perseroan. Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2006
Mulhadi. Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia. 2010
Suliostiowati. Aspek Hukum Dalam Realitas Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
2010
Syamsudin M. Operasional Penelitian Hukum. Jakarta : Grafindo Persada. 2007
Yani, Ahmad, dan Gunawan, Widjaja. Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas. Jakarta : Rajawali Pers.
1999
 

8 JOHN SIPAYUNG, TINJAUAN YURIDIS HOLDINGISASI BUMN DALAM RANGKA PENINGKATAN


KINERJA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM PERUSAHAAN
 

Вам также может понравиться