Вы находитесь на странице: 1из 126

International Recognitions

2013
Coaching Indonesia received international approval
from the International Coach Federation (ICF) as the
first provider in Indonesia eligible to conduct
coaching certification programs based on ICF ethics
and competencies.
2014
Our director, Al Falaq Arsendatama, has been
awarded as the first Professional Certified Coach
(PCC) in Indonesia and have also been entitled as
one of the first ICF Registered Mentor in the country.
2016
Through its academy, Coaching Indonesia has
graduated over 350 coaches with international
standards of ICF competencies.
Coaching di Indonesia
Mengapa penting?

§ Kesadaran terhadap
peran human capital
§ Perubahan budaya dan
generasi
§ Orientasi pada perilaku,
bukan sekedar hasil.
§ Memaksimalkan potensi
manusia.
Coach: Al Falaq Arsendatama, MIT, PCC
§ Executive Coach
§ Founder and Director of Coaching Indonesia
§ Professional Certified Coach (PCC) of ICF
§ Past President of ICF Jakarta Charter Chapter
§ ICF Registered Mentor
§ Over 1500 hours coaching experience
§ Professional background: oil & gas, FMCG and
consulting. Major clients include:
Coach: Mutia P Soerahardjo, ACC

§ Corporate & Business Coach


§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF
§ ICF Registered Mentor
§ Chair of ICF Indonesia Coaching Summit
2012
§ Over 1000 hours coaching experience
§ Major clients include:
Coach: Naindra Pramudita, ACC
§ Executive & Life Coach
§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF
§ Vice President of ICF Jakarta Chapter 2016-2017
§ ICF Registered Mentor
§ Over 700 hours coaching experience
§ Professional background: finance & banking
regulatory.
§ Major clients include:
Coach: Laurencia Lina, ACC
§ Executive & Transformational Coach
§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF
§ ICF Registered Mentor
§ Chair of ICF Indonesia Coaching Summit 2013
§ Over 700 hours coaching experience
§ Professional background: Information
Technology.
§ Major clients include:
Coach: Rika Ermasari, ACC
§ Corporate & Life Coach
§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF
§ HR Director at Radiant Utama Interinsco
§ Over 400 hours coaching experience
§ Professional background: Human
Resources
§ Major clients include:
Coach: Prasasti Utomo, ACC
§ Executive Coach
§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF
§ ICF Registered Mentor
§ President of ICF Jakarta Chapter 2016-
2017
§ Over 700 hours coaching experience
§ Major clients include:
Coach: Arief Hidayat, ACC
§ Leadership and Sales Performance Coach
§ Associate Certified Coach (ACC) of ICF
§ Executive Committee of ICF Jakarta Chapter
§ Over 200 hours coaching experience
§ Professional background: logistic, renewable
energy and e-commerce.
§ Major clients include:
Coach: Diny Lutfah, ACC
Diny Lutfah, ACC
§ Corporate & Life Coach
§ Associate Certified Coach of ICF
§ Lecturer at Trisakti University
§ Over 100 hours coaching experience
Rachmawati Wangsaputra, CEC Candra Wijayangka, CEC
Coach & Dosen Senior ITB Coach & Dosen Telkom University
Coach: Reny Indriani, CEC

§ Executive Coach
§ Certified Executive Coach
§ Gallup Certified Strength-based Coach
§ Over 200 hours coaching experience
§ 20 years of corporate experience in banking industry
§ Major clients include:
Get to Know
Introduce yourself:
• Nama?
• Role di organisasi?
Download this presentation at:
www.coachingindonesia.com/bpjs/cfe.pdf
§ Coaching Definition
§ Active Listening
§ Powerful Questioning
§ Coaching Model
§ Demo
§ Coaching Practice
Definisi Coaching

u Apa itu coaching?


u Mengapa itu penting?
u Perbedaan coaching
dengan pendekatan
lainnya.
Apa itu Coaching?

Hubungan kemitraan
dengan individu melalui
proses kreatif yang
ditujukan untuk
memaksimalkan potensi
personal dan profesional
dirinya.
Apa itu Coaching?

Kemitraan (partnership)
§ Goal disepakati.
Proses kreatif
§ Percakapan dua arah.
§ Menggali fakta dan memunculkan ide.
Memaksimalkan potensi
§ Ada action plan.
§ Follow up and review.
Skenario 1: Persoalan Pribadi
§ Lidya (34 tahun), staff akunting.
§ Sering datang terlambat.
§ Kinerja menurun.
§ Menghadapi masalah pribadi dengan
suaminya.
§ Diajak berbicara untuk mengetahui
asal muasal persoalannya.
§ Diberi nasihat untuk ikhlas dan
sabar.
Counseling Coaching

Masa Lalu Masa Kini Masa Depan


Skenario 2: Karyawan Baru
§ David (21 tahun), karyawan baru.
§ Diberikan pembekalan untuk
menguasai pekerjaan.
§ Diberikan tugas-tugas kecil agar ia
bisa praktek.
§ Dipantau secara rutin untuk
mengetahui perkembangannya.
§ Diajak berdiskusi untuk berbagi
pengalaman.
Individu
belajar dari
Individu dirinya
belajar dari
Individu menyadari
orang lain apa saja yang
menghambat
kemajuan, merangkai
ide dan mengatasi
Individu menyerap ilmu, tantangan.
mempraktekkan dan
menceritakan pengalaman.

Mentor membekali Coach menfasilitasi


Skenario 3: Mengembangkan Diri
§ Radhit (35 tahun), sudah 5 tahun
bekerja.
§ Atasannya mempercayainya untuk
memberikan presentasi di depan
direksi.
§ Hasilnya kurang memuaskan.
Atasannya menjelaskan apa saja
kesalahannya dan memberitahu agar
lain kali ia bisa lebih baik.
§ Radhit mengangguk-angguk.
§ Ia berusaha mengerti dan berjanji
memperbaiki diri.
Skenario 4: Mengembangkan Diri
§ Radhit (35 tahun), sudah 5 tahun
bekerja.
§ Atasannya mempercayainya untuk
memberikan presentasi di depan
direksi.
§ Hasilnya kurang memuaskan.
§ Atasannya bertanya bagaimana
Radhit menilai presentasinya sendiri.
§ Ia digali ide-idenya agar
presentasinya lebih baik.
§ Atasannya pun memberikan tips
tambahan sebagai pelengkap.
Terminologi

Coach Coachee atau Klien


Orang yang Orang yang
memberikan coaching mendapatkan coaching
How Do You Do Coaching?
1-on-1 coaching
§ Face-to-face atau
via phone.
§ Fokus pada
agenda
si individual.
How Do You Do Coaching?
Group Coaching
§ Face-to-face
dalam format
kelompok 3-8
orang.
§ Focus pada
agenda bersama.
Hal. 17

LEADER AS COACH

§ Prinsip Leader as
Coach
§ Kapan Directing,
Mentoring, Coaching?
Leader as Coach
Mengutamakan kolaborasi dan kreatifitas, bukan
memerintah dan mengendalikan

Kita tetap membutuhkan seorang leader yang


mampu memegang kontrol dan memerintah.
Namun akan lebih baik bila gaya
kepemimpinan yang fokus pada hasil akhir ini
diimbangi dengan kemampuan mendengarkan,
memahami dan mengembangkan orang yang
dipimpinnya.
DIRECTING
vs.
MENTORING
vs.
COACHING
Directing

Diberikan ketika:
§ Menyelesaikan
masalah darurat
yang membutuhkan
keputusan cepat.
§ Menetapkan tujuan
jangka panjang.
Memberikan
§ Menetapkan
arahan/petunjuk secara
jelas. indikator kinerja.
Mentoring

Diberikan ketika:
• Mendampingi seseorang
yang sedang mempelajari
pengetahuan dan skill
baru.
• Berbagi pengalaman dan
best practice.
Mengajari dan
membekali • Memberikan saran atau
feedback untuk
pembelajaran.
Coaching
Diberikan ketika:
• Mengembangkan potensi orang
lain.
• Menfasilitasi perubahan
perilaku.
• Menyelesaikan masalah yang
Memberdayakan membutuhkan eksplorasi.
dan • Mengidentifikasi peluang baru.
memaksimalkan
• Membuat strategi bersama.
• Mendorong orang lain
melampaui zona nyamannya.
Mentoring
§ Individu belajar dari
orang lain.
§ Mentor mengajari.

Coaching
• Individu belajar dari
dirinya.
• Coach menfasilitasi.

Coaching & Mentoring


umum diberikan dalam
konteks peningkatan
kinerja.

Tidak Tahu Tahu Lebih Tahu


Exercise
1. Berpasangan. Satu orang menjadi coach dan
pasangannya menjadi coachee.
2. Sebagai coach, lakukan percakapan singkat 5 menit
untuk kasus:
Coachee adalah individu yang tergolong rajin dan selalu
mencapai target. Sebulan ini ia terkesan demotivasi.
Akibatnya beberapa pekerjaan yang ditugaskan padanya
tidak terselesaikan sesuai tenggat waktu.
3. Di akhir percakapan, coachee memberikan feedback
pada coach:
§ Bagaimana ia diperlakukan?
§ Apa yang ia dapat sebagai hasilnya?
4. Diskusikan hasilnya di kelas besar.
Hal. 23

iGROW: Model Percakapan


Coaching

Mengatur proses
percakapan coaching
dalam alur yang logis dan
terstruktur.
Percakapan Coaching
§ Ada kejelasan agenda dan
tujuan yang ingin ingin
dicapai.
§ Melibatkan pemetaaan,
penggalian dan membangun
ide.
§ Bila momennya tepat, ada
sharing pengetahuan dan
pengalaman.
§ Diakhiri dengan kesepakatan
action plan dan komitmen.
iGROW Model

i Intention

G Goal

R Reality

O Options

W Will
i Intention
Intensi atau niat Anda bukan untuk menghakimi atau
menyalahkan orang lain, tapi untuk:
• Mendorongnya berpikir kreatif.
• Memberdayakan dan memaksimalkan potensinya.
• Mencari solusi bersama.
Tipsnya adalah:
• Be present. Hadir utuh. Fokuskan perhatian Anda
pada coachee, bukan solusi.
• Be patient. Sabar dan mengendalikan emosi.
• Be curious. Bangun rasa ingin tahu dengan
menahan diri untuk menasihati atau memberikan
saran.
G Goal
§ Menyepakati topik pembicaraan
§ Menentukan kriteria keberhasilan
Contoh pertanyaan:
“Apa yang ingin Anda bicarakan di sesi ini?”
“Apa yang ingin Anda dapat dari pembicaraan
ini?”
“Bagaimana Anda tahu jika sesi ini berhasil?”
“Apa indikator keberhasilan dari sesi ini?”
R Reality
§ Urai fakta-fakta yang terkait dengan situasi
yang dihadapi.
§ Dengarkan dan ajukan pertanyaan terbuka
untuk menggali situasinya lebih dalam.
Contoh pertanyaan:
“Apa yang Anda maksud dengan….?”
“Apa yang jadi pertimbangan?”
“Apa tantangannya?”
“Apa yang telah Anda lakukan?”
“Bagiamana hasilnya?”
O Options
§ Membangun ide.
§ Menemukan alternatif pilihan.
§ (optional) Coach bisa sharing pengalaman.
Contoh pertanyaan:
“Apa yang bisa Anda lakukan berbeda?”
“Apa yang perlu berubah?”
“Apa yang bisa jadi opsi?”
“Apa lagi?”
W Will
§ Merumuskan action plan.
§ Membangun komitmen.
Contoh pertanyaan:
“Apa yang akan Anda lakukan berikutnya?”
“Aktifitas apa yang bisa Anda kerjakan di minggu
ini?”
“Perubahan kecil apa yang bisa Anda buat?”
“Kapan Anda akan melakukannya?”
“Bagaimana saya tahu perkembangannya?”
“Dukungan apa yang Anda butuhkan?”
Coaching Demo
2 Skill Dasar Coaching

Active Listening Powerful Questioning


Hal. 35

Active Listening

u Elemen penting saat


mendengarkan
u Mendengarkan
dengan RASA
Mengapa kita tidak mendengarkan?

“Tadi sudah saya bilang JANGAN jatuh!”


Luar
Bagus..! biasa…

Lanjut
Kereen
Bro..
Kita terbiasa berbicara dibanding
mendengarkan…
Noise di kepala kita seperti lalu
lintas yang tidak pernah berhenti
Assumption

Judgment

Association

Self talk: noise yang paling


susah dikendalikan
Judgment
Penilaian kita terhadap orang lain dari sudut
pandang pribadi.

Coachee Saya bingung dengan sikap atasan yang


maunya serba cepat. Padahal kan kita sudah
punya prioritas mana duluan yang harus
dikerjakan…
Coach Mmm…barangkali atasan juga tidak menyadari
soal ini ya. Mungkin kamu yang selama ini
kurang proaktif memberitahu dia soal prioritas
itu. (Judgmental).
Asosiasi
Pikiran kita yang menghubungkan cerita coachee
dengan pengalaman pribadi.

Coachee Saya bingung dengan sikap atasan yang


maunya serba cepat. Padahal kan kita sudah
punya prioritas mana duluan yang harus
dikerjakan…
Coach Saya punya pengalaman yang sama dulu.
Akhirnya kita juga sebagai bawahan yang
harus beradaptasi. (asosiatif).
Asumsi
Anggapan yang belum tentu benar dengan realita
sesungguhnya.

Coachee Saya bingung dengan sikap atasan yang


maunya serba cepat. Padahal kan kita sudah
punya prioritas mana duluan yang harus
dikerjakan…
Coach Kelihatannya ada yang tidak beres di sini. Anda
yang sudah punya prioritas harusnya bisa
bernegosiasi dengan atasan supaya kedua
belah pihak bisa bekerjasama dengan baik.
(asumtif).
Tiga Elemen Mendengarkan

Kata Kunci Emosi

Active
Listening

Makna Tersirat
Elemen 1. Mendengarkan
Kata Kunci

Beberapa kata tertentu


yang mewakili inti cerita.
Ciri-ciri:
• Diucapkan dengan
intonasi tertentu.
• Menggunakan istilah
unik atau analogi.
• Kadang diucapkan
lebih dari satu kali.
• Tidak jarang disertai
emosi.
Elemen 2. Merasakan Emosi

Perhatikan:
• Kata-kata yang
mewakili emosi:
bingung, ragu, happy.
• ….........., tapi...
• Bahasa tubuh.
• Rasakan perubahan
energi.
Video

Active Listening:
Menangkap Kata Kunci dan
Emosi
Practice 1 (15’)
Roleplay 1 (waktu: 15 menit)
1. Gunakan alur iGROW (lihat formulir).
2. Awali dengan 2 pertanyaan dasar:
“Apa yang Anda ingin bicarakan?”
“Apa yang ingin Anda dapat dari sesi ini?”
3. Dengarkan aktif:
§ Tangkap kata kunci.
§ Rasakan emosi.
4. Coba gali dengan pertanyaan “Apa” dan “Seberapa”, contoh:
• Apa yang Anda maksud dengan …?
• …. yang seperti apa?
• Apa tantangannya?
• Apa kriterianya …?
• Seberapa …?
Paraphrasing & Reflecting

Paraphrasing
§ Sampaikan kembali yang Anda dengar
menggunakan bahasa yang lebih singkat.
§ Gunakan kata-kata kunci yang persis sama.
Reflecting
§ Tambahkan sedikit interpretasi dari
pengamatan Anda.
§ Klarifikasikan kembali untuk memastikan
kebenarannya.
Active Listening

R Receive - terima

A Acknowledge - hargai

S Summarise - ringkas

A Ask – ajukan pertanyaan terbuka


Hal. 43

Powerful Questioning

u Mengajukan pertanyaan
berbobot
u Memancing berpikir
kreatif
u Contoh-contoh
pertanyaan
Nyetir, asyik ngobrol,
menyerempet motor
Mengubah Perilaku
Bandingkan 2 tipe pertanyaan ini:

Apakah Anda sudah berhati- Pertanyaan Terbuka


hati? dan Obyektif
Reaksi supir:
Menjawab iya, menyalahkan § Bagaimana kejadiannya?
pemotor. § Apa yang kamu perhatikan
Mengapa Anda tidak berhati- saat itu?
hati? § Apa yang bisa memastikan
Reaksi supir: kejadian seperti ini tidak
Defensif, merasa dikritisi. terulang?
Lain kali hati-hati ya? § Apa yang perlu berubah?
Reaksi supir: § Keadaan apa saja yang
OK (tapi tidak menjamin perlu diantisipasi?
Pertanyaan Tertutup
berubah perilaku.)
Pertanyaan Berbobot

Diawali dengan:
§ Apa.
§ Seberapa.
§ Bagaimana.
§ Siapa.
§ Kapan.
§ Dimana.

Lihat halaman 49-53


BUKAN Pertanyaan Berbobot
Pertanyaan Tertutup
§ Apakah? Pernahkah? Sudahkah? Ya atau
tidak?
§ Pertanyaan tertutup sesekali digunakan
hanya untuk mengecek kebenaran. Bukan
untuk menggali.
Pertanyaan Menjurus (Leading Question)
§ Dipengaruhi oleh judgment/asumsi pribadi.
§ Bertendensi menghakimi.
Video

Powerful Questioning:
Pertanyaan Terbuka dan
Eksploratif
Pertanyaan Tertutup vs. Terbuka

Kenapa pekerjaan kamu Apa yang bisa membantu


belum selesai? kamu agar pekerjaan selesai?

Ada pertanyaan tentang Bagaimana kamu memahami


topik ini? topik ini?

Kenapa hal itu sampai Apa penyebabnya?


terjadi?

Apakah ini benar atau Bagaimana menurut kamu?


salah?
Pertanyaan tertutup

Pertanyaan terbuka
Contoh Pertanyaan Berbobot
Mendapatkan Kejelasan
“Apa yang dimaksud dengan….?”
“Apa yang menjadi pertimbangan?”
“Apa yang menjadi prioritas Anda?”
“Apa alasannya?”
Mencari Substansi
“Apa yang menjadi kendala?”
“Apa yang menjadi tantangan?”
“Apa yang sesungguhnya terjadi?”
“Apa yang menghalangi Anda untuk….?”
Menggali
“Apa yang mendorong Anda melakukannya?”
“Apa yang Anda pelajari dari pengalaman ini?”
“Apa yang Anda tuju dari tindakan itu?
“Apa yang Anda rasakan ketika itu terjadi?”
“Apa yang menjadi kriteria dari…….?”
Keinginan
“Apa yang Anda harapkan?”
“Apa yang Anda inginkan?”
“Idealnya seperti apa?”
“Apa yang penting bagi Anda?”
Perencanaan
“Apa rencana Anda?”
“Selanjutnya bagaimana?”
“Tindakan apa yang akan Anda ambil?”
“Langkah apa yang Anda akan ambil di minggu ini?”
Review
“Apa yang sudah dikerjakan?”
“Bagaimana hasilnya?”
“Apa yang dianggap sulit?”
“Apa yang menghalangi pencapaian?”
“Apa yang Anda pelajari?”
Membangun Ide
“Apa ide Anda?”
“Opsi apa saja yang tersedia?”
“Apa yang bisa Anda lakukan berbeda?”
“Bagaimana Anda akan mengatasinya?”
Implementasi
“Kapan Anda akan melakukannya?”
“Seberapa sering?”
“Bagaimana mengukur keberhasilannya?”
“Support apa yang Anda butuhkan?”
Practice 2 (15’)
Roleplay 2 (waktu: 15 menit)

1. Gunakan alur iGROW.


2. Awali dengan 2 pertanyaan dasar:
“Apa yang Anda ingin bicarakan?”
“Apa yang ingin Anda dapat dari sesi ini?”
3. Dengarkan aktif:
§ Tangkap kata kunci.
§ Rasakan emosi.
§ Fokus pada coachee, bukan pada solusi.
4. Ajukan pertanyaan berbobot untuk menggali
ceritanya lebih dalam (gunakan template
pertanyaan di formulir).
Debrief

WWW
What Went Well
Apa yang sudah bagus…
EBI
Even Better If
Apa yang bisa lebih baik lagi…
Ciri-Ciri Pertanyaan Berbobot
§ Merupakan hasil mendengarkan aktif.
§ Tidak dipengaruhi asumsi/judgment
pribadi.
§ Mulai dengan apa, seberapa,
bagaimana, kapan, siapa, dimana.
§ Membuat lawan bicara (coachee)
berpikir: mengingat, merenung,
merangkai ide.
§ Review Day 1
§ Designing Action
§ Managing Progress
§ Four Faces of Coach
§ Impact Planning
Download this presentation at:
www.coachingindonesia.com/bpjs/cfe.pdf
Reflection from the Learning

Apa saja yang Anda ingat?


________________________
________________________
________________________
Bagaimana
mengaplikasikannya?
________________________
________________________
________________________
6 Basic “Mistakes”
1. Tidak menanyakan 1. Tanya, “Apa yang ingin
apa yang ingin didapat dari sesi ini?”
didapat. 2. Dengarkan kata-kata
2. Tidak menangkap dan intonasi
kata-kata kunci 3. Netral, obyektif, terus
(keywords) dengarkan
3. Terjebak pada drama 4. Dengarkan, fokus pada
si coachee coachee, baru
4. Terburu-buru memberi bertanya.
saran atau solusi 5. Gunakan awalan “Apa”
5. Bertanya close-ended 6. Sabar, bangun rasa
6. Terlalu banyak bicara ingin tahu.
Pertanyaan Berskala

1 10

“Dari skala 1 sampai 10, seberapa yakin Anda mampu


mengatasi tantangan ini?”
“Apa yang jadi kriteria di skala tersebut?”
“Idealnya Anda ada di skala berapa?”

“Apa yang perlu berubah untuk mencapai kondisi ideal itu?”


Video

Pertanyaan Berskala:
Memetakan gap terhadap
kondisi ideal yang ingin
dicapai.
Fokus pada Coachee,
bukan pada Solusi
• Yang perlu berubah adalah
Coachee, bukan orang
lain.
• Tidak terpancing
membicarakan pihak lain
yang mungkin menjadi
alasan penghambat.
• Be curious and non-
judgmental.
Layout Sesi Coaching

Kurang
Meja Meja
Ideal

Ideal

Meja Tidak dianjurkan


Hal. 55

DESIGNING ACTION

§ Brainstorming
§ Promoting self discovery
§ Exploring concerns
§ Challenging assumption
Coaching yang Berkesinambungan

Ac#on Plan Ac#on Plan

Sesi
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3
berikutnya

Goal Setting

Ac#on Plan

Coach membantu coachee merumuskan tindakan


yang mendekatkan dirinya pada tujuan (goal).
Promoting Self Discovery

Contoh pertanyaan:
“Apa yang akan Anda
lakukan setelah sesi ini?”
“Apa yang bisa menjadi
tindak lanjut?”
“Langkah sederhana apa
yang bisa Anda lakukan?”

Mendorong coachee untuk


mengambil tindakan
Video

Experimentation:
Mendorong coachee untuk
mengambil tindakan
Brainstorming

Contoh pertanyaan:
“Apa yang perlu
berubah?”
“Apa ide Anda?”
“Apa yang perlu
dipersiapkan?”
§ Bertukar pikiran untuk “Apa yang Anda
menemukan ide. butuhkan dari saya?”
§ Coach bisa berbagi tips
dan pengalaman.
Video

Brainstorming
§ Tukar pikiran untuk
menemukan ide.
§ Berbagi pengalaman.
Exploring Concerns

Contoh pertanyaan:
“Seberapa yakin ide Anda ini
dapat terealisasi?”
“Apa saya yang patut
dipertimbangkan?”
“Bagaimana dengan faktor
risiko dan biaya?”
Memetakan jika ada hal
yang patut diperhatikan
Challenging Assumption

Contoh pertanyaan:
“Apa yang membuat Anda
berpikir ini mungkin/tidak
mungkin?”
“Bagaimana jika targetnya
diperbesar?”
“Alternatif apa yang bisa
Mendorong coachee
keluar dari comfort zone, Anda pikirkan?”
jika Anda melihat ia
sesungguhnya mampu.
Practice 3 (15’)
Roleplay 3 (waktu: 15 menit)

1. Gunakan alur iGROW.


2. Dengarkan aktif:
§ Tangkap kata kunci.
§ Rasakan emosi.
3. Ajukan pertanyaan berbobot untuk menggali
ceritanya lebih dalam (gunakan template
pertanyaan di formulir).
4. Fokus pada coachee, bukan pada solusi.
5. Gali: keinginan, harapan, hambatan, tantangan,
ide dan pemikirannya.
6. Sabar, sabar, sabar.
Hal. 71

FOUR FACES OF COACH


§ Empat Wajah Coach
§ Menggunakan Gaya
Coaching Situasional
MENTOR CHALLENGER

FACILITATOR SUPPORTER
Fleksibilitas 4 Wajah Coach

Petakan level kompetensi coachee yang terkait


secara spesifik dengan task/goal.

Level kompetensi diukur berdasarkan:


§ Knowledge and skills, kemampuan spesifik
yang telah dikuasai terkait dengan task yang
dikerjakan ATAU goal yang diharapkan
tercapai.
§ Transferable skill, kecakapan umum seperti
komputer, komunikasi, membangun relasi,
dll.
EMPAT WAJAH COACH

Lihat hal. 92-94 untuk memahami kebutuhan coachee


untuk masing-masing gaya coaching.

Mentor Facilitator Challenger Supporter

Rendah Sedang-ke-Tinggi Tinggi

LEVEL KOMPETENSI COACHEE


MENTOR CHALLENGER

• Define goals & timeline • Active listening


• Develop plan & priorities • Powerful questioning
• Define roles & boundaries • Reframing
• Teaching/telling how • Challenging assumption
• Observe & monitor • Exploring concerns
• Give feedback • Reassuring
COACHING
SKILLS
• Active listening • Delegating
• Powerful questioning • Allowing/trusting
• Reframing • Confirming
• Facilitating • Empowering
• Encouraging feedback • Affirming
• Collaborating • Acknowledging
• Appreciating • Providing new opportunities

FACILITATOR SUPPORTER
Video: Gaya Coaching Situasional

Lihat video ini dan


jawab sama-sama.
Video: Gaya Coaching Situasional

Lihat video ini dan


jawab sama-sama.
Important Notes

Di semua gaya coaching, Anda tetap:


§ Menyepakati tujuan coaching secara
obyektif.
§ Mengamati kemajuan coachee dan
memantau perkembangannya.
§ Secara rutin memberikan feedback untuk
memastikan ia selalu on-track terhadap
tujuan yang ingin dicapai.
§ Membantu coachee melakukan perubahan
perilaku (behavior).
Hal. 63

MANAGING PROGRESS

§ Mereview kemajuan
§ Memberikan feedback
Progress
Goal yang dituju

3
lan
Bu Final Review
& Feedback

n 2
Bu l a

1
l a n Review & Feedback
Bu

Review & Feedback

Periode Coaching 3 Bulan


Mereview Kemajuan Coaching

Lakukan di awal sesi kedua dan selanjutnya:


“Apa yang bisa diceritakan dari sesi terakhir kita?”
“Bagaimana perkembangannya?”
“Apa yang menjadi pembelajaran?”
“Apa masukan Anda bila coaching kita bisa lebih baik?”
“Apa yang perlu diselaraskan?”
Building Game
Reflection from the Learning

Apa pentingnya feedback?


____________________________________________
________________________________________
Bagaimana memberikannya dengan benar?
____________________________________________
________________________________________
Bagaimana nanti Anda mempraktekkannya?
____________________________________________
________________________________________
Giving Feedback

Feedback Apresiatif
Menghargai (acknowledge) perkembangan positif si
coachee:
§ “Say it, when you see it”. Langsung berikan pujian
begitu Anda menyaksikannya.
§ Bila tidak bisa diberikan langsung, tunggu hingga di
akhir hari atau pada saat review coaching bersama.
Prinsipnya: jangan lupa!
§ Feedback bersifat spesifik terhadap hal positif yang
Anda lihat.
Video: Coaching untuk feedback

Feedback yang
apresiatif
Giving Feedback

Feedback Konstruktif
Bersifat perbaikan dan menyelaraskan kembali dengan
tujuan coaching (re-direct):
§ “Make it private, make it positive”. Lakukan berdua,
tanpa ada orang lain. Tunggu saat yang tepat, tidak
diberikan langsung.
§ Gunakan bahasa positif. Spesifik terhadap
kesalahan saat itu. Tidak ditambah dengan asumsi
pribadi atau cerita drama dari masa lalu.
Video: Coaching untuk feedback

Feedback yang
konstruktif
Practice 4 (15’)
Roleplay 4 (waktu: 15 menit)

1. Gunakan alur iGROW.


2. Dengarkan aktif dan ajukan pertanyaan
berbobot.
3. Fokus pada coachee, bukan pada solusi.
4. Gali: keinginan, harapan, hambatan, tantangan,
ide dan pemikirannya.
5. Bantu coachee merumuskan rencana tindakan
(action plan).
6. Pastikan ia punya komitmen.
7. Sabar, sabar, sabar.
Impact Planning

§ Membuat perencanaan efektif


dengan gaya coaching
Membuat Perencanaan Efektif
Dalam konteks kerjasama
tim, perencanaan dibuat
untuk memperjelas:
1.Tujuan yang ingin dicapai
(goal) & prioritasnya.
2.Siapa yang akan
mengerjakan.
3.Bagaimana mengukur
keberhasilannya.
Exercise: Impact Planning (40 menit)
1. Buat kelompok 5-6 orang.
2. Secara bergantian masing-masing orang menfasilitasi
pelaksanaan Impact Planning. Gunakan template pertanyaan
berikut ini:
1. Apa rencana Anda sebagai tindak lanjut training ini? Apa
prioritasnya (tinggi – sedang – rendah)?
2. Hasil apa yang Anda harapkan dari rencana Anda ini?
3. Apa saja kriteria keberhasilannya?
4. Apa yang menjadi tantangan, bila ada?
5. Apa yang perlu dipersiapkan untuk mengatasinya?
6. Apa yang akan Anda lakukan dalam waktu paling dekat ini?
3. Coach mendengarkan dan memperhatikan kata kunci. Coach
mungkin perlu mengganti template pertanyaan di atas (sesuai
dengan arah pembicaraan)
THANK Y YOU!

Coaching Indonesia
www.coachingindonesia.com

Вам также может понравиться