Вы находитесь на странице: 1из 8

Hubungan Asupan Protein, Asupan Vitamin A dan Riwayat Pemberian ASI

Eksklusif dengan Status Gizi Balita Pneumonia di Puskesmas


Mlandingan Kabupaten Situbondo.

Erisanti Octavia Rifa’I 1), Agatha Widiyawati, S.ST, M.Gizi2)


Program Studi Gizi Klinik
Jurusan Kesehatan
Politeknik Negeri Jember
Email: erisanti2110@gmail.com

Abstract

Children under of five years (toddlers) are an age group that is vulnerable to nutritional status. At this
time the child's immune system is still not strong, so the risk infection is higher. Infectious diseases
often occur in toddlers are respiratory tract infections such as pneumonia. Nutrients that has a
function in the body's immune system are protein and vitamin A. Beside nutrition, exclusive
breastfeeding is also cause of infection. Aims of research this study is to analyze whether there is a
relationship between protein intake, vitamin A intake and history of exclusive breastfeeding with
nutritional status of pneumonia toddlers. This research is an analytical survey research with a
retrospective design. The sampling technique used purposive sampling with inclusion and exclusion
criteria. Conclusion: there is a correlation between protein intake with nutritional status of children with
pneumonia, with significance value is (p= 0,000). The result of vitamin A intake were not significant
between the nutritional status of children with pneumonia, significance value (p= 0,276). While the
results of the history of exclusive breastfeeding showed that there was a significant relationship with
the nutritional status of children with pneumonia, significance value (p = 0,000).

Keywords: Exclusive Breastfeeding, Pneumonia, Protein, Vitamin A

Abstrak

Anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok usia yang rentan terhadap status gizi.
Pada masa ini daya tahan tubuh anak masih belum kuat, sehingga risiko anak menderita penyakit
infeksi lebih tinggi. Penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak balita diantaranya adalah penyakit
infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia. Zat gizi yang berperan dalam system imun tubuh
diantaranya yaitu protein dan vitamin A. selain zat gizi riwayat pemberian ASI eksklusif juga
merupakan penyebab terjadinya infeksi. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisa adakah hubungan
antara asupan protein, asupan vitamin A dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan tatus gizi balita
pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitan survey bersifat analitik dengan rancangan Retrospektif.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi balita pneumonia,
nilai signifikansi (p= 0,000). Sedangkan hasil asupan vitamin A tidak ada hubungan yang signifikan
dengan status gizi balita pneumonia, nilai signifikansi (p= 0,276). Hasil riwayat ASI eksklusif
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan status gizi balita pneumonia dengan nilai signifikansi
(p= 0,000).

Kata Kunci: ASI eksklusif, Pneumonia, Protein, Vitamin A


1. Pendahuluan

Pneumonia adalah peradangan sistem imun pada balita karena apabila


parenkim paru atau kantong udara yang kekurangan vitamin A dapat menurunkan
disebut alveoli yang dipenuhi cairan atau daya tahan tubuh dan mengalami
nanah sehingga kemampuan menyerap gangguan penyerapan serta terganggunya
oksigen berkurang apabila Kekurangan proses metabolisme dalam tubuh sehingga
oksigen bisa membuat sel tubuh tidak bisa mudah terserang infeksi dan berpengaruh
bekerja. Ditandai dengan batuk, demam, terhadap status gizi balita (Kapil &
napas sesak (Misnadiarly, 2008). Sachdev 2013). ). Balita yang mengalami
Menurut Dinas Kesehatan defisiensi vitamin A sel epitel nya tidak
Kabupaten Situbondo (2017) jumlah mampu mengeluarkan mucus dan tidak
penderita Pneumonia yang ditangani di dapat membentuk cilia yang berfungsi
Kabupaten Situbondo pada tahun 2017 untuk mencegah masuknya benda asing
sebanyak 2021 kasus. Mengalami pada permukaan sel yang dapat
peningkatan yakni 63,56% pada tahun menyebabkan infeksi saluran pernapasan
2015 dan 143,94% pada tahun 2016. termasuk pneumonia (Arisman. 2010).
Pneumonia sering terjadi pada usia Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan
balita karena balita rentan mengalami terbaik bagi bayi yang baru lahir hingga
malnutrisi. Hal tersebut membuat usia 6 bulan. ASI memiliki banyak
kekebalan tubuhnya kurang sehingga kandungan seperti vitamin, mineral,
mudah terpapar infeksi pneumonia. Faktor lemak, karbohidrat, dan protein yang
yang dapat mempengaruhi kejadian berperan sebagai zat kekebalan tubuh dan
pneumonia pada balita yaitu sanitasi dapat membantu melawan infeksi (Irianto,
lingkungan fisik, riwayat BBLR, sosial 2014). Anak yang tidak mendapatkan ASI
ekonomi, jenis kelamin, usia, asupan zat eksklusif berisiko lebih tinggi kekurangan
gizi makro dan zat gizi mikro serta zat gizi yang diperlukan untuk proses
pemberian ASI eksklusif (Asih. 2013). pertumbuhan dan sangat berpengaruh
Asupan zat gizi makro dan mikro yang pada status gizi, yang berarti bahwa ASI
berpengaruh terhadap terjadinya penyakit eksklusif merupakan Antibodi IgA pada
infeksi saluran pernafasan adalah asupan ASI dapat melindungi bayi terhadap
protein dan asupan vitamin A serta infeksi dengan menetralisir pathogen di
pemberian ASI eksklusif. permukaan mukosa (Hartati. 2012).
Protein digunakan tubuh sebagai zat
pembangun sel yang rusak seperti hormon 2. Metode
dan enzim pada anak usia 12-36 bulan dan Jenis penelitian ini adalah penelitian
berperan dalam proses pertumbuhan serta survei analitik dengan rancangan
dapat memperkuat sistem imun. Apabila retrospektif.
kekurangan Asupan zat gizi protein yang
2.1Metode Pengumpulan Data
diperoleh melalui makanan dapat
Subjek dalam peneilitian ini adalah
menyebabkan ketahanan tubuh menurun
bayi yang terkena penyakit pneumonia
sehingga keseimbangan yang terganggu
dengan teknik pengambilan subjek
dan sangat berpengaruh terhadap status
menggunakan purposive sampling yang
gizi (Rodriguez, 2011).
berjumlah 30 balita. Pemilihan subjek
Vitamin A merupakan contoh zat
juga berdasarkan kriteria inklusi dan
gizi mikro yang dapat mempengaruhi
eksklusi. Variabel dalam penelitian ini
adalah variable independent (bebas) yaitu Analisis karakterisitik subjek
asupan protein, asupan vitamin A dan penelitian menurut jenis kelamin yaitu
riwayat pemberian ASI eksklusif serta jumlah penderita pneumonia yang paling
variable dependent (terikat) yaitu status banyak adalah laki-laki daripada
gizi balita pneumonia. perempuan yaitu laki-laki sebanyak 17
Instrument dalam penelitian ini balita (56,7%) dan perempuan sebanyak
yaitu bathroom scale, baby scale untuk 13 balita (43,3%). Laki-laki memiliki
mengukur status gizi, kuesioner resiko lebih tinggi daripada perempuan
pengetahuan dan sikap ibu terhadap untuk terinfeksi pneumonia (Mairusnita,
pemberian ASI eksklusif untuk 2007).
mengetahui riwayat pemberian ASI Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
eksklusif, form food recall 24 jam untuk Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis
mengetahui asupan protein dan asupan Kelamin.
vitamin A. Karakterisitik Frekuensi Persentase
(%)
Penelitian ini dilakukan di
Usia:
Puskesmas Mlandingan Kabupaten
14-22 Bulan 4 13,3
Situbondo pada bulan Agustus 2018. Data 23-31 Bulan 9 30,0
primer merupakan data yang diperoleh 32-40 Bulan 8 26,7
langsung dari subjek penelitian berupa 41-49 Bulan 9 30,0
data berat badan menurut umur, hasil Jumlah 30 100
pengisian kuesioner riwayat pemberian Jenis Kelamin:
ASI eksklusif, hasil wawancara asupan Perempuan 17 56,7
protein dan asupan vitamin A. Data Laki-laki 13 43,3
sekunder merupakan data yang sudah ada Jumlah 30 100
di tempat penelitian yaitu jumlah balita Sumber : Data Primer (2018)
yang terkena pneumonia. 3.1.2 Asupan protein dan asupan vitamin
A balita.
2.2Analisis Data Asupan protein Protein banyak
Analisis data menggunakan analisis ditemukan dari Bahan pangan hewani
univariat dan analisis bivariat maupun nabati. Bahan pangan hewani
menggunakan SPSS 17.0 dengan uji merupakan sumber protein yang bermutu
Spearman’s Rank. tinggi sehingga mudah diserap oleh tubuh
(Diana. 2009). Asupan protein pasien
3 Hasil dan Pembahasan pneumonia di Puskesmas Mlandingan
3.1 Analisis Univariat yang paling banyak yaitu kategori kurang
3.1.1 Karakteristik Subjek sebanyak 18 balita (60,0%).
Analisis karakterisitik subjek Asupan vitamin A merupakan
penelitian menurut usia yaitu 14-48 bulan, contoh zat gizi mikro yang dapat
yang terdiri dari 14-22 bulan 13,3%, 23- mempengaruhi sistem imun pada balita.
31 bulan 30,0%, 32-40 bulan 26,7% dan Sumber makanan yang mengandung
41-49 bulan 30,0%. Pada usia tersebut banyak vitamin A yaitu sayuran berwarna
lebih banyak terpapar terkena penyakit hijau dan kemerah–kemerahan, dan buah-
pneumonia karena diameter saluran buahan (Maitatorum dkk, 2011). Asupan
pernafasan lebih kecil dibanding usia 4 vitamin A pasien pneumonia di
tahun keatas (Arjanardi. 2014). Puskesmas Mlandingan yang paling
banyak yaitu kategori kurang sebanyak 24
balita (80,0%).
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Asupan 3.1.4 Status gizi balita pneumonia
protein dan asupan vitamin A gizi kurang dan buruk akan
Pasien Pneumonia Puskesmas menyebabkan balita lebih rentan terhadap
Mlandingan Kabupaten infeksi, seperti pneumonia. Penyakit
Situbondo. infeksi mempengaruhi status gizi menurun
Asupan Frekuensi Persentase dan mempercepat terjadinya pneumonia,
Protein (%) karena apabila balita mengalami
Kurang 18 60,0 malnutrisi dapat menyebabkan system
Cukup 12 40,4 kekebalan tubuh menurun sehingga dapat
Jumlah 30 100 meningkatkan resiko pathogen masuk dan
Asupan resiko terjadi infeksi saluran pernafasan
Vitamin A atau pneumonia (Lubis. 2011). Subjek
Kurang 24 80,0 penelitian dengan status gizi kurang lebih
Baik 6 20,0 banyak daripada status gizi baik yaitu
Jumlah 30 100 sebanyak 22 balita (73,3%).
Sumber: Data primer (2018).
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Asupan
3.1.3 Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Status Gizi Balita Pneumonia
Bayi yang tidak mendapat ASI Puskesmas Mlandingan
eksklusif rentan terkena penyakit infeksi Kabupaten Situbondo.
saluran pernafasan seperti pneumonia. Status Gizi Frekuensi Persentase
Karena didalam ASI terdapat kolostrum (%)
yang mengandung nutrisi lengkap yatu Buruk - -
antibody berfungsi untuk mencegah Kurang 22 73,3
terjadinya infeksi. Pemberian ASI ekslusif Baik 8 26,7
yang tidak tepat mengakibatkan Lebih - -
kerentanan terhadap penyakit. (Choyron. Jumlah 30 100
2015). Riwayat pemberian ASI Eksklusif
Sumber: Data primer (2018).
di Puskesmas Mlandingan Kabupaten
Situbondo yang paling banyak yaitu 3.2 Analisis Bivariat
dengan kategori kurang yaitu sebanyak 18 3.2.1 Hubungan Asupan Protein dengan
balita (54,5%). Status Gizi Balita Pneumonia.
Protein sebagai transportasi zat gizi
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Riwayat
lain yang berguna untuk memperkuat
Pemberian ASI Eksklusif
sistem imun. Apabila kekurangan protein
Pasien Pneumonia Puskesmas
dapat menurunkan sistem imun yang pada
Mlandingan Kabupaten
akhirnya akan menyebabkan status gizi
Situbondo.
menurun dan mudah terpapar penyakit
Riwayat Frekuensi Persentase infeksi (Pneumonia). Sebagian besar
(%) balita yang memiliki asupan protein
Baik 1 4,3 kurang sebanyak 60,0%. Hasil Uji
Cukup 15 65,2 Spearman’s Rank untuk melihat hubungan
asupan protein dengan status gizi balita
Kurang 7 30,4
pneumonia di Puskesmas Mlandingan
Jumlah 23 100
Kabupaten Situbondo menunjukkan hasil
Sumber: Data Primer (2018)
p = 0,000 (p< 0,05) yang artinya terdapat
hubungan antara asupan protein dengan pangan ditentukan oleh daya cerna dan
status gizi balita pneumonia. komposisi asam amino.

Tabel 3.5 Hasil Uji Korelasi Spearman’s 3.2.2 Hubungan Asupan Vitamin A
Rank antara Asupan Protein dengan Status dengan Status Gizi Balita Pneumonia.
Gizi Balita Pneumonia. Vitamin A merupakan contoh zat
Asupan Status Gizi Total P r gizi mikro yang dapat mempengaruhi
Protein Kurang Baik sistem imun pada balita karena apabila
Baik 4 8 12 0,000 0,739 kekurangan vitamin A dapat menurunkan
Kurang 19 0 18
daya tahan tubuh dan mengalami
Total 23 7 30
gangguan penyerapan serta terganggunya
Sumber : Data Primer (2018)
proses metabolisme dalam tubuh sehingga
Hasil Penelitian ini sejalan dengan
mudah terserang infeksi dan berpengaruh
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
terhadap status gizi balita (Kapil &
Ririn (2015) hasil p sebesar 0,003 ada
Sachdev 2013). Sebagian besar balita
hubungan asupan protein dengan kejadian
memiliki asupan vitamin A Kurang
pneumonia pada balita di Puskesmas
sebanyak 80,0%. Hasil Uji Spearman’s
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Ririn
Rank untuk melihat hubungan asupan
(2015) menyatakan bahwa asupan protein
vitamin A dengan status gizi balita
sangat penting dalam metabolisme tubuh
pneumonia di Puskesmas Mlandingan
karena kekurangan protein dapat
Kabupaten Situbondo menunjukkan hasil
menurunkan sistem imun yang pada
p = 0,276 (p> 0,05) yang artinya tidak
akhirnya akan menyebabkan tubuh lebih
terdapat hubungan antara asupan vitamin
mudah terpapar penyakit infeksi saluran
A dengan status gizi balita pneumonia.
pernafasan.
Zat gizi makro merupakan zat gizi Tabel 3.6 Hasil Uji Korelasi Spearman’s
yang sangat berperan untuk menjaga dan Rank antara Asupan vitamin A dengan
mengembangkan sel-sel dan salah satunya Status Gizi Balita Pneumonia.
adalah protein. Protein juga meregulasi Asupan Status Gizi Total P
kadar air di dalam sel dan memiliki Vitamin Kurang Baik
banyak fungsi penting didalam tubuh. Ada A
dua jenis protein yaitu protein nabati dan Baik 5 1 6 0,276
protein hewani Rarastiti (2014). protein Kurang 17 7 24
Total 22 8 30
hewani memiliki daya cerna yang tinggi
sebesar 90-99%, sedangkan protein nabati Sumber : Data Primer (2018)
memiliki daya cerna yang lebih rendah Penelitian Djani (2010) mengatakan
(70-90%). Selain memiliki daya cerna bahwa tidak terdapat hubungan yang
yang tinggi, protein hewani memiliki signifikan antara vitamin A dengan status
asam amino esensial yang lebih lengkap. gizi (p=0,819) hal ini dikarenakan vitamin
Kebutuhan protein disesuaikan A bukan merupakan faktor utama yang
dengan usia, aktivitas dan jenis kelamin. mempengaruhi status gizi, melainkan
Devi (2010) mengatakan bahwa Protein terdapat asupan zat gizi lain yang
mampu melawan infeksi dan tubuh harus berpengaruh terhadap status gizi yaitu
mempunya imun yang baik, sehingga protein dan seng.
tubuh harus mampu memproduksi Zat gizi mikro (Vitamin A) penting
antibodi yang berperan dalam melawan untuk pertumbuhan sel, meningkatkan
benda asing atau antigen. protein di dalam fungsi penglihatan, meningkatkan
imunologi, pertumbuhan badan dan
mencegah pertumbuhan sel–sel kanker. ASI Status Gizi Tota P r
Defisiensi vitamin A masih merupakan eksklusi Kuran Bai l
masalah nutrisi utama yang f g k
Kurang 15 0 15 0,00 0,59
mempengaruhi status gizi pada balita
0 6
apabila balita berstatus gizi buruk rentan Cukup 5 5 10
mengalami infeksi (Soetjiningsih, 2010). Baik 2 3 5
asupan zat gizi makro maupun Total 22 8 30
mikro berpengaruh terhadap sistem imun. Sumber: Data primer (2018)
Asupan protein berpengaruh terhadap Penelitian Ilhami (2015)
formasi antibodi, penurunan serum menyatakan bahwa terdapat hubungan
imunoglobulin, penurunan secretory yang signifikan antara pemberian ASI
imunoglobulin A, penurunan fungsi eksklusif dengan kejadian pneumonia
thymic dan kelenjar limfosit. Sedangkan pada balita. Status gizi kurang merupakan
asupan vitamin A berpengaruh terhadap faktor yang dapat menyebabkan
limfosit dan fagositosis fungsi sel pneumonia, serta menyebabkan sistem
(Maitatorum, 2011). kekebalan tubuh balita mudah terserang
penyakit seperti infeksi, karena semakin
3.2.3 Hubungan Riwayat Pemberian ASI baik status gizi maka akan semakin baik
Eksklusif dengan Status Gizi Balita pula sistem kekebalan tubuh(Arjanardi.
Pneumonia. 2014).
ASI eksklusif adalah Pemberian Kandungan kolostrum yang dimiliki
ASI tanpa makanan tambahan lainnya ASI berfungsi untuk melindungi tubuh
sampai bayi berusia enam bulan. Anak dari infeksi saluran nafas terutama
yang tidak mendapatkan ASI eksklusif pneumonia. ASI mengandung protein,
berisiko lebih tinggi kekurangan zat gizi lemak, gula, dan kalsium dengan kadar
yang diperlukan untuk proses yang tepat. ASI juga mengandung zat-zat
pertumbuhan dan sangat berpengaruh sebagai antibodi yang dapat melindungi
pada status gizi. ASI eksklusif merupakan bayi dari serangan penyakit selama ibu
Antibodi IgA pada ASI dapat melindungi menyusui. Bayi dengan ASI eksklusif
bayi terhadap infeksi dengan menetralisir jarang mengalami infeksi saluran
pathogen di permukaan mukosa (Hartati, pernafasan bagian atas pada tahun pertama
2012). Sebagian besar balita mengalami kelahiran. Pertumbuhan dan
pemberian ASI eksklusif dengan kategori perkembangan bayi juga berlangsung
Kurang sebanyak 50,0%. Hasil Uji dengan baik berkat ASI (Prasetyono,
Spearman’s Rank untuk melihat hubungan 2012).
riwayat pemberian ASI eksklusif dengan
status gizi balita pneumonia di Puskesmas 4. Kesimpulan dan Saran
Mlandingan Kabupaten Situbondo 4.1 Kesimpulan
menunjukkan hasil p = 0,000 (p< 0,05) Berdasarkan hasil penelitian tentang
yang artinya terdapat hubungan antara hubungan asupan protein, asupan vitamin
riwayat pemberian ASI eksklusif dengan A dan riwayat pemberian ASI eksklusif
status gizi balita pneumonia. dengan status gizi balita pneumonia di
Puskesmas Mlandingan Kabupaten
Tabel 3.7 Hasil Uji Korelasi Spearman’s Situbondo dapat disimpulkan sebagai
Rank antara riwayat pemberian ASI berikut:
eksklusif dengan Status Gizi Balita a. Balita dengan status gizi kurang
Pneumonia. sebanyak 22 balita, asupan protein,
asupan vitamin A dan riwayat Chairunisa Nur Rarastiti, Ahmad
pemberian ASI eksklusif pada balita Syauqy. 2014. Hubungan
dalam kategori kurang. Karakteristik Ibu, Frekuensi
b. Ada hubungan antara asupan protein Kehadiran Anak Ke Posyandu,
dengan status gizi balita pneumonia Asupan Energi dan Protein
di Puskemas Mlandingan Kabupaten
dengan Status Gizi Anak Usia 1-
Situbondo (p= 0,000).
c. Tidak ada hubungan antara asupan 2 Tahun. Skripsi. Program Studi
vitamin A dengan status gizi balita Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
pneumonia di Puskemas Mlandingan Universitas Diponegoro.
Kabupaten Situbondo (p= 0,276). Semarang
d. Ada hubungan antara riwayat
pemberian ASI eksklusif dengan Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and
status gizi balita pneumonia di Food Gizi untuk Keluarga.
Puskemas Mlandingan Kabupaten Jakarta: PT Kompas Media
Situbondo (p= 0,000). Nusantara
Hartriyanti dan Triyanti. 2007.
4.2 Saran Penilaian Status Gizi, dalam
1. Diharapkan kepada ibu dengan balita Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
yang mempunyai status gizi kurang PT Raja Grafindo Persada,
untuk mengkonsumsi makanan yang
Jakarta.
tinggi protein serta tinggi vitamin A
seperti sayuran yang berwarna hijau Koes Irianto. 2014. Ilmu Kesehatan
dan kemerah-merahan, buah-buahan Masyarakat. Bandung: Alfabet
dan susu.
2. Diharapkan kepada masyarakat lebih
Lubis, R. 2011. Hubungan Pola Asuh
menjaga kebersihan untuk mencegah Ibu dengan Status Gizi Anak
terjadinya penyakit pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja
balita. Puskesmas Pantai Cermin
3. Saran kepada peneliti selanjutnya Kecamatan Tanjung Pura
untuk menggunakan kusioner riwayat Labupaten Langka. Fakultas
pemberian ASI eksklusif agar Kesehatan Masyarakat. Diakses
mendapat hasil yang akurat untuk di repository.usu.ac.id, tanggal
penelitian tentang riwayat pemberian 10 Agustus 2018.
ASI eksklusif, serta lebih
memperhatikan varibel yang diteliti Maitatorum, Ery dan Zulaekah, Siti.
dengan instrument yang digunakan. 2011. Status Gizi, Asupan
Protein, Asupan Seng Dan
Daftar Pustaka
Arisman. 2010. Kekurangan Vitamin Kejadian ISPA Anak Balita Di
A. In: Gizi dalam Daur Perkampungan Kumuh Kota
Kehidupan. Edisi ke-2 Jakarta. Surakarta. Jurnal Kesehatan.
Volume 4. Nomer 1. Halaman
Asih, Sulistyowati, Eka. 2013. 21-30
Metodologi Pembelajaran IPA.
Yogyakarta: PT Bumi Aksara Mairusnita. (2007). Karakteristik
Penderita Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
pada Balita yang Berobat ke
Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah
(BPKRSUD) Kota Langsa:
Medan. Diakses tanggal 8 Maret
2018.

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi


Saluran Napas Pneumonia pada
Balita, Orang Dewasa, Usia
Lanjut. Pustaka Obor Populer,
Jakarta
Prasetyono. 2012. Buku Pintar ASI
Eksklusif. Yogyakarta : Diva
Press.
Ririn Anggraini. 2015. Hubungan
Asupan Energi, Protein Dan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Dengan Kejadian
Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi.
Universitas Muhamadiyah
Surakarta
Rodriguez, L. C., dan E. Ortiz, R.
2011. Malnutrition and
Gastrointestinal and Respiratory
Infections in Children: A Public
Health Problem. Journal Public
Health. Volume. 8, Nomer. 4,
Halaman. 117-120.
Via Al Ghafini Choyron. (2015).
Hubungan Pemberian Asi
Eksklusif Dengan Kejadian
Pneumonia Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pedan
Klaten. Skripsi. Universitas
Muhamadiyah Surakarta..

Вам также может понравиться