Вы находитесь на странице: 1из 9

Artikel Jurnal Tugas MK Kajian Kebahasaan

Kelas R002-Kelompok 6

PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK


1 2 3
Adhila Irma Prianti Gayo , Beni Liantori , Lasma Juniati , Miranti
4 *) 5 6
Joydiana , Silvina Noviyanti , dan eko kuntarto
1)E-mail: adhilagayo@gmail.com ; 2)E-mail: beniliantori@gmail.com ; 3)E-
mail: lasmajunia@gmail.com ; 4)E-mail: mirantidiana3@gmail.com ; 5)E-
mail: silvibeben@gmail.com ; 6)E-mail: ekokuntarto@unja.ac.id

ABSTRACT

Language is an ability possessed by humans to communicate with


other humans using signs. In essence language is a communication tool in
the form of a system formed by several components that are patterned in a
fixed, dynamic and have certain characteristics, namely systematic,
arbitrary, speech sounds, humane and communicative. Language is used by
children in communicating and adapting to their environment to exchange
ideas, thoughts, and emotions. Language can be expressed through speech
that refers to verbal symbols. In addition, language can also be expressed
through writing, gestural signs, and music. Language can include aspects of
communication such as gesticulation, gestural or pantomime. Gesticulation
is the expression of hand and arm movements to emphasize the meaning of
speech. Pantomime is a way of communication that changes verbal
communication with actions that include several gestural (expressions of
movement using each body) with different meanings.(Muzaiyanah, 2013)
Language development in children is one aspect of the stages of child
development that should not escape the attention of educators in general and
parents in particular. Language acquisition by children is the most powerful and
amazing human achievement. The development of children's language is a
combination of social interaction, emotional development, cognitive abilities,
and physical development. A child acquires language from birth which is
marked by cries that are released at birth. Language development in children
starts from simple to complex. Therefore, children's language skills must be
continuously stimulated or stimulated optimally by surrounding
*
)1-4 Mahasiswa FKIP Universitas Jambi, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
NIM: A1D118012
NIM: A1D118117
NIM: A1D118095
NIM: A1D118088

1
2

people so that children can be faster in acquiring language.The purpose of


writing this article is to know the development of children's language which
includes the understanding of children's language development, supporting
theories of children's language development, namely behaviorism theory,
nativism theory, cognitivism theory, then the stages of children's language
development in general are reflexive vocalization, babbling, lulling, echolalia,
and true speech and M. Schaerlaekens divide into 4 stages, namely prelingual,
early lingual, differentiation, and before school, as for the factors that influence
children's language development, health, intelligence, family socio-economic
status, sex (sex), and relationships family.

Keywords: Children's language development, language, stages,


factors, theory

PENDAHULUAN
Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam
bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi, baik secara verbal maupun nonverbal
yaitu dengan tulisan, bacaan, dan tanda atau simbol. Penggunaan bahasa
memerlukan proses sesuai dengan tahap-tahap usianya.(Wardhana, 2010)
Sejak lahir manusia sudah dapat mengenali suara terutama suara orang yang
berada didekatnya, misalnya ibu dan ayahnya. Melalui rangsangan suara tersebut
anak-anak mulai belajar untuk mengungkapkan kata-kata meskipun belum jelas
pelafalannya. perkembangan bahasa seorang anak merupakan sebuah proses yang
dimulai dari kehidupan awalnya, ketika seseorang atau bayi mulai untuk
memperoleh bahasa dengan cara belajar bicara dengan beberapa kata dan juga
secara mimikri. Perkembangan bahasa anak berawal dari bahasa yang sederhana
menuju bahasa yang kompleks. Bayi mulai tanpa bahasa, baru setelah umur 4
bulan mulai bisa membaca bibir sang ibu dan mencoba membedakan suara bahasa
Anak-anak memperoleh berbagai kosakata dari orang–orang dewasa yang berada
disekitarnya. Karena bahasa diperoleh dari indra pendengaran, maka anak-anak
yang memiliki kelainan seperti tuli kecil kemungkinan mereka dapat berbicara.
Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Baik atau buruknya bahasa anak tersebut, sopan atau tidaknya mereka berbicara,
sejatinya dipengaruhi oleh lingkungan pembicaraan yang mereka dengar. oleh
karena itu, peran keluarga terutama orang tua sangat penting dalam perkembangan
bahasa anak tersebut.
Setiap anak melatih bahasa dengan mengkomunikasikan keinginannya.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama
yang berkaitan dengan proses berbicara, komunikasi tersebut semakin meningkat
dan meluas, misalnya dengan orang disekitarnya, lingkungan, dan orang yang
bersahabat dengannya.
Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya
usia anak. Perkembangan bahasa pada anak sangat penting karena anak dapat
3

meningkatkan kemampuan sosialnya melalui bahasa. Melalui bahasa, anak dapat


mengembangkan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat
menangkap apa yang dipikirkan oleh anak dan menciptakan suatu hubungan
sosial. Pada saatnya anak akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang bahagia karena dengan mulai berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia
memberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Proses
perkembangan tersebut melalui berbagai tahapan, mulai dari kanak-kanak sampai
usia sekolah. Dalam tahap penguasan inilah peran orangtua sangat penting.
Orangtua sebaiknya selalu memperhatikan bahaa anak tersebut. karena ini sangat
menentukan proses seorang anak dalam bersosialisasi dan belajar.
Setiap anak melatih bahasa dengan mengkomunikasikan keinginannya.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama
yang berkaitan dengan proses berbicara, komunikasi tersebut semakin meningkat
dan meluas, misalnya dengan orang disekitarnya, lingkungan, dan orang yang
bersahabat dengannya.

PEMBAHASAN

Perkembangan Bahasa Anak

Pengertian Bahasa
Bahasa (dari bahasa Sanskerta , bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki
manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda,
misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik.(Rasyid,
Mansyur, & Suratno, 2009)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.(Tim Prima Pena, 2008)
Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu ide atau suatu pemikiran yang ingin
dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui
kode-kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan anak
dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan
untuk bertukar gagasan, pikiran, dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui
bicara yang mengacu pada simbol verbal.(Muzaiyanah, 2013)

Pengertian Anak
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang
belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga
merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang
tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah
dewasa.(Kementerian Kesehatan, 2014)
4

Perkembangan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu
aspek dari tahapan perkembagan anak yang seharusnya tidak luput juga dari
perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya.
(Muzaiyanah, 2013)

Teori Perkembangan Bahasa Pada Anak


Pemahaman tentang teori pengembangan Bahasa dapat mempengaruhi
penerapan metode implementasi terhadap pengembangan bahsa anak. Beberapa
teori mengenai hal ini antara lain:
Teori Behaviorisme
Kaum behaviorisme menerangkan bahwa proses pemerolehan Bahasa
pertama dikendalikan dari luar sisi si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan
melalui lingkungan. Menurut kaum behaviorisme, kemampuan berbicara dan
memahami pada anak diperoleh melalui rangsangan dan lingkungannya. Anak
dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki
peranan yang aktif didalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Bahkan
kaum behaviorisme tidak mengakuii kematangan anak dalam pemerolehan
Bahasa. Kaum behaviorisme tidak mengakui pandangan bahwa anak menguasai
kaidah Bahasa dan memiliki kemampuan untuk mengabstrakkan ciri-ciri penting
dari Bahasa di lingkungannya. Mereka berpendapat bahwa rangsangan dari
lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak.
Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku
yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan
hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui pengondisian stimulus yang
menimbulkan respon. Perubahan lingkungan pembelajaran dapat memengaruhi
pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara bertahapperilaku positif pada anak
cenderung akan diulang ketika mendapat dorongan yang sesuai dengan
kemampuan anak dari lingkungannya.
Teori Nativisme
Teori nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan Bahasa
pertama, kanak-kanak sedikit demi sedikit membuka kemempuan lingualnya yang
secara genetis telah diprogramkan. Pandangan ini tidak menganggap bahwa Bahasa
merupakan biologis, sejalan dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”.
Kaum nativis berpendapat bahwa Bahasa itu terlalu kompleks dan rumit, sehingga
mustahil dapat dipelajari dalam waktu singkat melalui metode seperti peniruan
(imitation). Jadi pasti ada beberapa aspek penting mengenai system Bahasa yang
sudah ada pada manusia secara alamiah.
Menurut Chomsky (1965-1975) Bahasa hanya dapat dukuasai oleh manusia,
binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat ini didasarkan
pada asumsi. Pertama perilaku Bahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetic).
5

Pola perkembangan Bahasa adalah sama pada semua macam Bahasa dan budaya
(merupakan sesuatu yang universal) dan lingkungan hanya memiliki peran kecil
didalam proses pematangan Bahasa. Kedua bahasa dapat dikuasai dalam waktu
singkat, anak berusia empat tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang
dewasa.ketiga, lingkungan Bahasa sianak tidak dapat menyediakan data
secukupnya bagi penguasaan tata Bahasa yang rumit dari oran dewasa.
Teori Kognitivisme
Istilah kognitif berkaitan dengan peristiwa mental yang terlibat dalam proses
pengenalan tentang dunia, yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir.
Oleh karena itu, kata kognitif biasa dianggap bersinonim dengan kata berpikir atau
pikiran.(Halimah, 2016)

Tahapan Perkembangan Bahasa Anak


Tahapan-tahapan pemerolehan bahasa anak secara umum ada 5, yaitu
sebagai berikut:

1. Reflexive vocalization

Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih
berupa refleks. Jadi, tangisan yang dikeluarkan bayi bukan karena ia memang
ingin menangis, tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.

2. Babbling

Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia
akan mengeluarkan suara tangisan. . Dari sini bayi akan belajar bahwa ia akan
mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis. Sehingga, kemudian
bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu untuknya.
Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan ini telah dapat dibedakan
sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.

3. Lulling

Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum


jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat
mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…,
ma..ma….”

4. Echolalia

Pada tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan, ia mulai meniru
suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan
ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
6

5. True speech

Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan
atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang
dewasa.(Wardhana, 2010)
M. Schaerlaekens membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam
empat periode. Perbedaan ini didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang khas pada
setiap periode. Adapun periode-periode tersebut adalah sebagai berikut:

a) Periode Prelingual (usia 0-1 tahun)


Periode prelingual yaitu anak belum dapat mengucapkan bahasa ucapan
seperti yang diucapkan orang dewasa, dalam arti belum mengikuti aturan-aturan
bahasa yang berlaku. Namun perkembangan menghasilkan bunyi-bunyi itu sudah
mulai pada minggu-minggu sejak kelahirannya. Seperti tangisan-tangisan yang
dikeluarkannya. Perkembangan tersebut menurut Chaer melalui tahap-tahap
sebagai berikut: Bunyi resonansi, Bunyi berdekut, Bunyi berleter, Bunyi berleter
ulang, dan Bunyi vokabel.
b) Periode Lingual Dini (usia 1-2,5 tahun)
Pada periode ini anak mulai mengucapkan kata pertama, meskipun belum
lengkap. Misalnya: atit (sakit), agi (lagi), dan sebagainya. Pada masa ini beberapa
kombinasi huruf masih terlalu sukar diucapkan, beberapa huruf masih sukar
diucapkan, seperti: r, s, k, j, dan t. Pertambahan kemahiran berbahasa pada periode
ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu Periode kalimat satu
kata (holophrare), Periode kalimat dua kata, dan Periode kalimat lebih dari dua
kata (more word sentence).
c) Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun)
Pada periode diferensiasi adalah keterampilan anak dalam mengadakan
diferensiasi dalam penggunaan kata-kata dan kalimat-kalimat.
d) Periode Menjelang Sekolah (sesudah usia 5 tahun)
Yang dimaksud dengan periode menjelang sekolah adalah menjelang anak
masuk sekolah atau pendidikan formal yaitu pada waktu mereka berusia antara
lima sampai enam tahun. Pada periode ini anak sudah bisa berbahasa seperti orang
dewasa.(Halimah, 2016)

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak


Menurut Yusuf, ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan bahasa anak, yaitu:
1) Faktor Kesehatan.
7

Faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa seorang anak.


Apabila pada dua tahun pertama kesehatan seorang anak sering terganggu, maka
perkembangan bahasanya akan terhambat. Dan seorang anak akan lambat untuk
memperoleh bahasa.
2) Intelegensi.
Perkembangan bahasa anak akan bisa diketahui dari intelegensinya. Anak
yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal atau di atasnya, biasanya
mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Sedangkan anak yang mengalami
kelambatan mental akan sangat miskin dalam berbahasa.
3) Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Dalam beberapa penelitian tentang hubungan antara status sosial ekonomi
keluarga dan perkembangan bahasa menyatakan bahwa sebagian besar anak yang
berasal dari keluarga miskin akan mengalami kelambatan dalam perkembangan
bahasanya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kecerdasan atau kesempatan
belajar pada anak dari keluarga miskin dibandingkan dengan anak yang berasal
dari keluarga yang mampu.
4) Jenis Kelamin (Sex).
Berdasarkan faktor jenis kelamin ini, sejak usia dua tahun ke atas, anak
perempuan mempuanyai perkembangan bahasa yang lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki.
5) Hubungan Keluarga.
Anak yang menjalin hubungan dengan keluarganya secara sehat (penuh
perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya) dapat memfasilitasi
perkembangan bahasanya. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tuanya tidak
sehat, maka perkembangan bahasa anak cenderung stagnasi atau mengalami
kelainan, seperti: gagap, kata-katanya tidak jelas, berkata kasar dan tidak sopan,
serta merasa takut untuk mengungkapkan pendapatnya.(Andriana, 2008)

PENUTUP
Simpulan

Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu ide atau suatu pemikiran yang ingin
dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui
kode-kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan anak
dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan
untuk bertukar gagasan, pikiran, dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui
bicara yang mengacu pada simbol verbal
8

Bahasa anak berkembang dari sederhana ke kompleks dalam pola yang


dapat diramalkan pada setiap individu. Anak-anak dapat mengembangkan sintaks
(arti kata), menggunakan kata dalam kalimat, dan membuat pengertian.
Perkembangan bahasa anak merupakan kombinasi antara interaksi sosial,
perkembangan emosinya, kemampuan kognitif, dan perkembangan fisik/
motoriknya. Semua perkembangan tersebut dikombinasikan dengan apa yang
terjadi dalam beberapa tahun tahap perkembangan anak. Perkembangan tata
bahasa anak bergerak dari satu kata atau kalimat holographic phrases ke
telegraphic phrases, tetapi beberapa kata dalam kalimat komplek dengan frase
kata depan, aturan , dan bentuk jamak perlu dikoreksi lagi.

Saran

Bagi seorang guru atau orang tua sebaiknya lebih memperhatikan anak-anak
usia dini didalam berbicara dengan baik, karena berbicara yang baik untuk diajari
kepada anak sangatlah susah didalam menyebutkan kosa kata atau pengucapan
dengan sempurna kepada anak didalam perkembangan bicara.
Pendidik perlu menerapkan ide-ide yang dimilikinya untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak, memberikan contoh penggunaan bahasa dengan
benar, menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara
aktif. Anak terus perlu dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui
bahasa yang dimilikinya.
Bagi seorang guru atau orang tua sebaiknya lebih memperhatikan anak-anak
usia dini didalam berbicara dengan baik, karena berbicara yang baik untuk diajari
kepada anak sangatlah susah didalam menyebutkan kosa kata atau pengucapan
dengan sempurna kepada anak didalam perkembangan bicara.
Pendidik perlu menerapkan ide-ide yang dimilikinya untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa anak, memberikan contoh penggunaan bahasa dengan
benar, menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara
aktif. Anak terus perlu dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui
bahasa yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, I. (2008). Memahami Pola Perkembangan Bahasa Anak Dalam Konteks


Pendidikan. Tadris STAIN Pamekasan, 3(1), 106–120.
https://doi.org/10.1073/pnas.1007901108
Halimah. (2016). PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PERIODE
PRELINGUAL(Studi Kasus pada Bayi Usia 8 Bulan), 9–10.
9

Kementerian Kesehatan. (2014). Pengertian Anak.


Muzaiyanah. (2013). Perkembangan bahasa pada anak, 25–33.
Rasyid, H., Mansyur, & Suratno. (2009). Pengertian Bahasa. Pengertian
Bahasa Menurut Para Ahli, 126.
Tim Prima Pena. (2008). Kamus {Besar} {Bahasa} {Indonesia}.
Wardhana, I. G. N. P. (2010). Perkembangan Bahasa Anak 0-3 Tahun dalam
Keluarga, 0–14.
Kuntarto, E, dkk. (2018), Cerdas Berbahasa: Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi

Вам также может понравиться