Вы находитесь на странице: 1из 10

109

ANALISIS MISKONSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI PADA


KONSEP MORFOLOGI DAUN DAN BUNGA DI FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

*Jumiati
**Hafirah Hijratul Hamid
jumiati@fkip-unilak.ac.id

*Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning


**Alumni Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning

Abstract: This research aimed to analyze students’ misconception in leaf and blossom
morphology concept at the second semester students of biology department of Faculty of education
and teachers’ training Lancang Kuning university. This research was conducted in May 2014.
Subject of this research was all second semester students of biology department of faculty of
education and teachers’ training lancang kuning university which consisted of 47 students.
The method researcher used was descriptive method. The Instrument of this research was
diagnostic test which consisted of 25 questions in multiple choices complete with students’ conviction
index. Data analysis was done by applying quantitative and qualitative method. Result of this
research indicated that higher misconception in leaf morphology concept; it was 12,46%, and
misconception in blossom morphology concept was 12,17% and misconception of entire students was
12,34%, Level of students’ understanding which was categorized as excellent was 2,13%, good was
40, 42%, average was 46, 80% and 10,63% for those who had low level of understanding. Result
of this research showed that students had misconception in leaf and blossom morphology concept
Keywords : misconception, leaf morphology, blossom morphology

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi mahasiswa calon guru
Biologi pada konsep morfologi daun dan bunga di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lancang Kuning, Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei2014. Subyek penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa semester II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lancang Kuning yang
berjumlah 47 orang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Instrumen penelitian ini
berupa tes diagnostik yang terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda yang dilengkapi indeks
keyakinan mahasiswa (CRI) terhadap jawaban tes. Untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi
dilakukan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Hasil Penelitian
menunjukkan miskonsepsi yang terjadi pada konsep morfologi daun memiliki miskonsepsi lebih tinggi
yaitu sebanyak 12,46% dan miskonsepsi pada konsep morfologi bunga sebanyak 12,17% dan
miskonsepsi secara keseluruhan sebanyak 12,34%. Tingkat pemahaman mahasiswa yang tergolong
sangat baik, tingkat pemahaman yang baik 40,42%, tingkat pemahaman cukup 46,80% dan10,63%
tergolong memiliki pemahaman yang kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa
mengalami miskonsepsi baik pada konsep morfologi daun dan morfologi bunga.

Kata Kunci : miskonsepsi, morfologi daun, morfologi bunga

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015


110

PENDUHULUAN miskonsepsi akan berakibat serius


Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, pada pembelajaran.
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Hasan, et al., dalam Taufiq
merupakan salah satu Lembaga Pendidik (2012) menyatakan konsepsi awal yang
Tenaga Kependidikan (LPTK) yang berfungsi dimiliki mahasiswa seringkali berbeda
menghasilkan calon-calon guru biologi. dengan gagasan yang diajarkan dan
Untuk mewujudkan terlahirnya calon guru konsepsi ini akan mempengaruhi
dengan kompetensi profesional, Prodi belajar dan bisa menghambat
Pendidikan Biologi harus mengupayakan agar perubahan untuk selanjutnya. Konsepsi
mahasiswanya memiliki pemahaman konsep yang dimiliki mahasiswa kadangkala
(konsepsi) yang benar. Bila konsepsi yang cukup kuat dan mempunyai pengaruh
dimiliki mahasiswa tidak benar, maka yang besar terhadap pengembangan
kesalahan ini akan diwariskan kepada siswanya konsep-konsep yang didapat dari
kelak saat menjadi guru. Konsepsi mahasiswa pengalaman belajarnya. Namun dalam
dikatakan tidak benar bila tidak sesuai kenyataannya konsepsi mahasiswa
dengan konsepsi para ahli. Hal ini menandakan sering bertentangan dengan konsepsi
terjadinya miskonsepsi. Miskonsepsi ilmuwan, yang dapat menyebabkan
merupakan suatu konsepsi yang menyimpang kesulitan bagi mahasiswa dalam
dari konsepsi para ahli dan melekat kuat pada belajar. Ivowi & Uludotun dalam
diri mahasiswa (Murni, 2013). Ansori (2012) menyatakan bahwa buku
yang digunakan untuk mengajar,
Miskonsepsi yang dialami mahasiswa pengalaman murid sehari-hari dan
bisa terjadi karena salah menginterpretasi pengetahuan yang dimiliki guru juga
gejala alam atau peristiwa yang dihadapi merupakan penyebab miskonsepsi.
dalam hidupnya. Miskonsepsi yang pernah
diperoleh mahasiswa waktu sekolah masih Miskonsepsi biasanya
menetap pada dirinya sampai berada di berkembang seiring proses
perguruan tinggi. Miskonsepsi dapat timbul pembelajaran. Miskonsepsi yang
karena memang konsep awal mahasiswa dialami mahasiswa dapat menyesatkan
sudah salah atau karena mahasiswa tidak mahasiswa dalam memahami
mampu menghubungkan konsep dasar yang fenomena ilmiah. Jika mahasiswa tidak
membangun dengan suatu konsep yang menyadari terjadinya miskonsepsi,
dipelajari (Tisngati & Irawan, 2012). Eggen akan terjadi kebingungan pada diri
dalam Ansori (2012) menyatakan bahwa mahasiswa. Pada akhirnya, bila tidak
masalah terbesar berkaitan dengan segera diperbaiki, miskonsepsi tersebut
miskonsepsi adalah sekali miskonsepsi akan menjadi hambatan bagi
tersebut terjadi maka hal tersebut akan mahasiswa pada proses pembelajaran
sulit untuk dirubah dan memiliki lanjut (Murni, 2013). Mahasiswa yang
menyadari miskonsepsi yang
dialaminya, akan lebih mudah untuk
merubah dan memperbaiki
miskonsepsinya. Mahasiswa juga akan
mampu membentuk koneksi konsep
dengan sendirinya. Selain itu,
mahasiswa akan mudah memutuskan
mana yang benar dan mana yang salah
tentang suatu konsep. Selanjutnya,

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015


111

mahasiswa juga bisa mengkonstruksi dan dideskripsikan untuk menggambarkan


merekonstruksi ulang konsepsinya secara kondisi yang terjadi pada sampel
aktif. penelitian.
Dalam beberapa studi tentang
kesalahan konsep atau miskonsepsi 2. Waktu dan Tempat Penelitian
terungkap bahwa miskonsepsi tidak hanya Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas
terjadi pada siswa. Miskonsepsi juga dapat Keguruan dan Ilmu Pendidikan
terjadi pada guru Widyasari dalam Ansori Universitas Lancang Kuning
(2012). Miskonsepsi pada siswa terjadi Pekanbaru pada bulan Mei 2014.
diantaranya karena miskonsepsi yang
dimiliki guru kemudian ditransfer ke siswa 3. Populasi dan Sampel
melalui kegiatan pembelajaran. Jika hal ini Populasi dalam penelitian ini adalah
terjadi maka semakin banyak orang yang seluruh mahasiswa semester II kelas
mengalami miskonsepsi tersebut. reguler Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Morfologi tumbuhan merupakan Pendidikan Universitas Lancang
salah satu mata kuliah yang harus dikuasai Kuning Pekanbaru tahun ajaran 2013-
oleh mahasiswa jurusan pendidikan biologi 2014 yang berjumlah 47 orang, karena
FKIP universitas lancang kuning. Dalam jumlah populasi kurang dari 100 orang,
mata kuliah ini, dipelajari berbagai hal yang maka sampelnya dipilih dengan cara
berkenaan dengan tubuh tumbuhan secara total random sampling. Sampelnya
morfologinya, salah satunya yaitu adalah seluruh mahasiswa semester II
morfologi daun dan bunga. Mempelajari kelas reguler Program Studi
morfologi tumbuhan sepertinya mudah Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
karena hanya melihat bagian luar dari dan Ilmu Pendidikan Universitas
tumbuhan, tetapi pada dasarnya materi ini Lancang Kuning Pekanbaru tahun
rumit karena banyak tumbuhan yang sulit ajaran 2013-2014 yang berjumlah 47
untuk dibedakan bagian-bagian tubuhnya. orang.
Salah satu contohnya yaitu pohon akasia,
pada hasil wawancara penulis dengan 4. Parameter Penelitian
beberapa mahasiswa yang telah Parameter dalam penelitian ini adalah
mempelajari morfologi tumbuhan, banyak miskonsepsi dan tingkat pemahaman
mahasiswa yang mengira bahwa bagian
akasia yang berbentuk helaian berwarna 5. Instrumen Penelitian
hijau itu adalah daun, sedangkan yang Instrumen penelitian ini berupa tes
sebenarnya itu adalah tangkai daun diagnostik yang berisi 25
yang melebar. Hal tersebut merupakan pertanyaan pilihan ganda
salah satu contoh penafsiran konsep yang mengenai materi morfologi daun
salah atau miskonsepsi yang sering dan bunga. Responsen diminta
terjadi. untuk menuliskan skala CRI pada
tiap soal sesuai dengan
METODE PENELITIAN kemampuannya.
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian 6. Teknik Pengumpulan Data
deskriptif. Data yang telah diperoleh Pengumpulan data penelitian ini
selanjutnya dianalisis dan yaitu dengan tes tertulis yaitu tes
diagnostik dan wawancara

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015


112

7. Teknik Analisis Data berdasarkan hasil tes diagnostik dan


Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dianalisis berdasarkan hasil
ini yaitu secara kuantitatif dan wawancara.
kualitatif. Kuantitatif dianalisis

HASIL DAN PEMBAHASAN pada soal nomor 3, 4, 5, 6, 9, 13, 15,


Hasil tes diagnostik 17, 19, 20, 22 dan 23. Untuk lebih
menunjukkan bahwa dari 25 soal jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1
pilihan ganda, miskonsepsi mahasiswa berikut ini:
ditemukan pada beberapa soal, yaitu

Jumlah Mahasiswa
50
37
40
35 30
30 24
19 17
20
10 6 4
0 0 2 2 0 1 0 1 0 1 3 3
5 0 0 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425
Nomor Soal

Gambar 1. Miskonsepsi yang Terjadi pada Tiap Butir Soal


Miskonsepsi terbesar terjadi pada 8, 10 dan 11 masing-masing sebanyak
soal nomor 13 yaitu sebanyak 37 1 orang. sementara pada soal nomor 1,
orang, selanjutnya pada nomor soal 20 2, 7, 9, 11, 14, 16, 18, 21, 24 dan 25
yaitu sebanyak 30 orang, kemudian tidak ditemukan miskonsepsi.
pada soal nomor 3 miskonsepsi terjadi
pada 24 orang, soal nomor 15 Berdasarkan temuan miskonsepsi
miskonsepsi sebanyak 17 orang, soal pada beberapa soal tersebut, dapat
nomor 5 sebanyak 14 orang, soal ditentukan persentase dan tingkat
nomor 22 sebanyak 6 orang, soal miskonsepsi mahasiswa pada konsep
nomor 23 sebanyak 4 orang, soal tersebut. persentase tingkat
nomor 17 dan 19 masing-masing miskonsepsi mahasiswa disajikan pada
sebanyak 3 orang, soal nomor 4 dan 6 gambar berikut:
masing-masing 2 orang dan soal nomor

100
90 78.7
Pe 80 63.8
70
rs 60 51.1
50 36.2
en 40 29.8
ta 30
20 12.88.5
6.3 6.3
se 10 0 0 4.3 4.3 0 2.10 2.1 0 2.1 0 0 0 0 0 0
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Nomor Soal
Gambar 2. Persentase Miskonsepsi yang Terjadi pada Tiap Butir Soal
Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015
113

Berdasarkan gambar diatas, 23, 6,3% pada soal nomor 17 dan 18,
persentase miskonsepsi tertinggi 4,3% pada soal nomor 4 dan 6 serta
adalah 78,7% yaitu pada soal nomor 2,1% pada soal nomor 8, 10 dan 12.
13, kemudian 63,8% pada soal nomor Hasil persentase perbutir soal tersebut
20 dan 51,1% pada soal nomor 3. dirata-ratakan, maka didapatlah
Sedangkan pada soal lainnya persentase miskonsepsi secara
miskonsepsi terlihat dibawah 50%, keseluruhan. Persentase mahasiswa
yaitu 36,2% pada soal nomor 15, yang mengalami miskonsepsi disajikan
29,8% pada soal nomor 5, 12,8% pada pada gambar berikut:
soal nomor 22, 8,5% pada soal nomor

100
90
P 80
e 70 62.38 Tidak Paham
rs 60
Miskonsepsi
e 50
Paham
n 40
30 24.01
ta
20 12.34
se
10
0

Gambar 3. Persentase Miskonsepsi, Paham dan Tidak Paham

Miskonsepsi yang terjadi pada lebih banyak pada konsep morfologi daun
mahasiswa secara keseluruhan yaitu lebih banyak dibandingkan dengan konsep
12,34%, hasil ini menunjukkan bahwa morfologi bunga. Hal ini disebabkan karena
miskonsepsi mahasiswa secara materi morfologi daun lebih banyak dan
keseluruhan masih dalam kategori banyak konsep-konsep yang hampir mirip
rendah. Sedangkan tingkat pemahaman sehingga sulit untuk dibedakan, contohnya
mahasiswa dapat dikatakan baik karena antara tepi daun tumpul dan membulat,
dari hasil tes didapatkan bahwa mahasiswa sulit untuk membedakan
persentase mahasiswa yang paham tumbuhan yang tepi daunnya membulat
lebih tinggi daripada persentase dan yang tumpul karena hampir mirip.
mahasiswa yang mengalami Kemudian contoh lainnya pada bentuk daun,
miskonsepsi, persentase mahasiswa bentuk daun memanjang dan lanset juga
yang paham yaitu 62,38%, sedangkan hampir sulit dibedakan dan masih banyak lagi
yang tidak paham 24,01%. konsep lainya yang hampir mirip dan sulit
dibedakan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa mahasiswa mengalami miskonsepsi Berdasarkan hasil wawancara
pada kedua konsep yang diteliti, yaitu didapatkan bahwa ada sebagian mahasiswa
morfologi daun dan bunga. Berdasarkan yang kurang menyukai materi, ini juga
rata-rata persentase miskonsepsi yang menjadi salah satu penyebab yang memicu
terjadi pada mahasiswa, dinyatakan bahwa terjadinya miskonsepsi. Hal ini senada
miskonsepsi yang terjadi dalam kategori dengan hasil penelitian Murni (3013) yang
rendah. Mahasiswa mengalami miskonsepsi mengatakan bahwa penyebab lain yang

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015


114

menyebabkan miskonsepsi terjadi pada oleh tanda panah adalah tangkai daun
diri mahasiswa adalah minat dan kelapa sawit, karena daunnya
kesiapan mahasiswa dalam menerima menempel pada bagian yang
materi. Apabila minat mahasiswa ditunjukkan oleh tanda panah,
terhadap materi kurang, maka sebenarnya kelapa sawit merupakan
kesungguhannya dalam mengikuti tumbuhan berdaun lengkap, yaitu
pelajaran juga kurang, akibatnya memiliki pelepah, tangkai daun dan
materi yang disampaikan tidak dapat helaian daun. Bagian daun yang
dipahami dengan maksimal. menempel pada batang kelapa sawit
adalah pelepah, seperti yang
Pengetahuan awal mahasiswa diunkapkan oleh Tjitrosupomo (2001)
yang dari awal sudah salah juga dalam buku morfologi tumbuhan
menjadi penyebab miskonsepsi yang menyatakan bahwa bagian daun yang
terjadi pada mahasiswa, hal ini senada menempel pada batang disebut
dengan yang diungkapkan oleh pelepah.
Trisngati & Irawan (2012) miskonsepsi
dapat timbul karena memang konsep 2. Soal nomor 5
awal mahasiswa sudah salah atau Soal nomor 5 menanyakan
karena mahasiswa tidak mampu tentang tumbuhan kaktus, mahasiswa
menghubungkan konsep dasar yang dituntut untuk memilih cara tumbuhan
membangun dengan suatu konsep yang kaktus beradaptasi dengan lingkungan
dipelajari. Kemampuan mahasiswa yang kekurangan air berdasarkan
yang tidak sama setiap orang juga morfologi daunnya. Jawaban yang
mempengaruhi pemahaman yang benar adalah tumbuhan kaktus
diterima oleh mahasiswa tersebut. memiliki daun yang kecil berbentuk
duri yang berfungsi untuk mengurangi
Hasil penelitian menunjukkan penguapan (B), pada soal ini 29,78%
bahwa miskonsepsi ditemukan pada mahasiswa menjawab dengan jawaban
kedua konsep. Pada konsep morfologi A, yaitu tumbuhan kaktus memiliki
daun, mahasiswa banyak mengalami modifikasi batang yang berbentuk duri
miskonsepsi pada soal nomor 3, 5 dan untuk mengurangi penguapan.
13, sedangkan pada konsep morfologi Hasil wawancara dengan
bunga, miskonsepsi banyak terjadi mahasiswa yang jawaban A
pada soal nomor 15, 19, 20, 22 dan 23. menunjukkan bahwa mahasiswa
mempunyai pemahaman bahwa duri
1. Soal nomor 3 yang terdapat pada tanaman kaktus
Soal nomor 3 menanyakan merupakan modifikasi dari batang
tentang bagian daun kelapa sawit, kaktus dan tumbuhan kaktus tidak
mahasiswa dituntut untuk menentukan memiliki daun, namun sebenarnya duri
bagian apakah yang ditunjukkan oleh pada tanaman kaktus merupakan daun
tanda panah, yaitu bagian daun yang yang berbentuk kecil, runcing dan
menempel pada batang kelapa sawit. keras seperti duri. Fungsi daun kecil
Jawaban yang benar adalah pelepah yang runcing tersebut adalah untuk
(E), sementara pada soal ini 51,06% mengurangi penguapan air, karena
mahasiswa menjawab dengan jabawan semakin lebar daun, maka akan
B, yaitu tangkai daun. Dari hasil semakin besar daerah penguapan air
wawancara, mahasiswa menganggap tumbuhan tersebut. Penyebab
daun kelapa sawit tidak mempunyai miskonsepsi pada konsep ini adalah
pelepah dan bagian yang ditunjukkan konsepsi awal mahasiswa yang sudah
Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015
115

salah, yaitu menganggap bagian yang dapat menyebabkan terjadinya


tersebut duri. Ini senada dengan miskonsepsi.
penelitian Suwarna (2013) yang menyatakan
bahwa konsepsi awal mahasiswa yang salah 4. Soal nomor 15
dan penalaran mahasiswa yang terbatas Soal nomor 15 menanyakan
dan salah juga dapat menjadi penyebab tentang bagian-bagian bunga matahari.
miskonsepsi. Bagian yang ditanyakan adalah bagian
yang terletak dibawah bunga matahari,
3. Soal nomor 13 bagian yang terletak ditengah bunga
Soal nomor 13 menanyakan matahari dan bagian yang terletak
tentang bagian daun tumbuhan akasia ditepi bunga matahari berturut-turut.
(Acacia mangium), mahasiswa dituntut Jawaban yang benar adalah kumpulan
untuk menentukan bagian daun akasia daun pelindung, bunga tabung dan
yang ditunjukkan oleh tanda panah, bunga pita (C), pada soal ini 36,17%
yaitu bagian yang berwarna hijau mahasiswa menjawab E yang
berupa helaian. Jawaban yang benar menyatakan bagian yang ditunjukkan
adalah tangkai daun (B), sementara adalah kelopak, putik dan mahkota,
78,72% mahasiswa menjawab A yang dari hasil wawancara mahasiswa yang
menyatakan bahwa bagian yang menjawab E menyatakan bahwa bunga
ditunjukkan tanda panah adalah daun, matahari merupakan bunga tunggal dan
dari hasil wawancara didapatkan bagian bawah bunga merupakan
sebagian besar mahasiswa kelopak, bagian tengah berwarna
menganggap bagian tumbuhan yang coklat merupakan putik dan bagian tepi
ditunjukkan oleh tanda panah adalah bunga yang berwarna kuning cerah
daun. Karena secara kasat mata bagian merupakan mahkota.
yang ditunjukkan tanda panah seperti Irsyam (2013) dalam artikelnya
daun yang berupa helaian melebar dan menyatakan bunga matahari
berwarna hijau, tetapi pada dasarnya, merupakan bunga majemuk yang
bagian tersebut adalah tangkai daun terdiri dari ratusan bahkan ribuan
tumbuhan akasia. Karena pada saat bunga, yaitu bunga tabung dan bunga
masih muda, tumbuhan akasia pita. Bunga tabung teletak ditengah
memiliki daun majemuk, namun dalam bunga matahari, yaitu pada bagian
perkembangannya daun majemuk berwarna kecoklatan, terdapat ribuan
hanya bertahan pada saat tanaman bunga tabung yang fertil pada bunga
akasia masih muda, jadi bagian matahari. Bagian helaian berwarna
tersebut merupakan tangkai daun yang kuning cerah yang terletak ditepi
melebar menyerupai daun. bunga matahari disebut bunga pita dan
Miskonsespsi pada konsep ini pada bagian bawah bunga matahari
disebabkan karena mahasiswa terdapat daun-daun yang mengelilingi
mempunyai konsepsi berdasarkan pada pangkal bunga matahari yang disebut
kehidupan sehari-hari, bahwa daun dengan daun pelindung.
memiliki bagian helaian yang lebar,
sehingga mengatakan bagian tersebut 5. Soal nomor 19
merupakan daun, hal ini senada dengan Soal nomor 19 menanyakan
pernyataan dalam penelitian Taufiq tentang ciri morfologi bunga mawar,
(2012), yang menyatakan bahwa yaitu jenis bunga dan jenis
seseorang sudah memiliki konsepsi mahkotanya. Mahasiswa dituntut untuk
awal yang salah, berdasarkan memilih ciri morfologi bunga mawar
fenomena pada kehidupan sehari-hari yang benar. Jawaban yang benar
Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015
116

adalah bunga mawar merupakan pada bunga bougenville, sedangkan


tumbuhan yang memiliki bunga yang berwarna ungu tersebut
tunggal dan mahkotanya saling lepas merupakan daun pelindung bunga yang
(B), pada soal ini 6,38% mahasiswa dipermukaannya masih terdapat
menjawab D yaitu bunga mawar pertulangan daun apabila kita
merupakan tumbuhan yang memiliki perhatikan. Tjitrosupomo (2001)
bunga tunggal dan mahkotanya menyatakan daun pelindung
berlekatan. Berdasarkan hasil merupakan daun yang menyelimuti
wawancara mahasiswa mengangap bunga dan pada permukaan daunnya
bahwa maksud dari mahkota masih terlihat pertulangan daun.
berlekatan adalah mahkota yang
berlekatan dengan kelopak bunga pada 7. Soal nomor 22
pangkalnya, sementara yang dimaksud Soal nomor 22 menanyakan tentang
dengan mahkota berlekatan itu adalah tumbuhan yang memiliki kelopak
helaian mahkota bunga yang saling bunga lepas, mahasiswa dituntut untuk
berlekatan dengan sesama helaian memilih tumbuhan yang memiliki
mahkota lainnya, dari alasan kelopak bunga lepas. Jawaban yang
mahasiswa dapat dikatakan bahwa benar adalah bunga raya (D), pada soal
mahasiswa salah dalam mengartikan ini 12,77% mahasiswa menjawab
konsep mengenai mahkota berlekatan dengan jawaban A, yaitu bunga asoka.
dan mahkota lepas. Berdasarkan hasl wawancara
mahasiswa beranggapan bahwa
6. Soal nomor 20 kelopak bunga lepas itu artinya adalah
Soal nomor 20 menanyakan kelopak yang berlepasan dengan
tentang bagian-bagian bunga mahkota bunga, sedangkan sebenarnya
bougenville. Bagian yang ditanyakan kelopak yang berlekatan tersebut
ditunjukkan dengan tanda panah. adalah helaian kelopak bunga tersebut
Mahasiswa dituntut untuk memilih berlepasan dengan helaian kelopak lain
bagian mahkota bunga bougenville yang masih pada satu bunga. Seperti
ditunjukkan oleh tanda panah pada bunga raya yang kelopak bunganya
nomor berapa. Jawaban yang benar saling lepas satu sama lain dalam satu
adalah D, yaitu bagian mahkota bunga bunga tersebut.
ditunjukkan pada tanda panah nomor 4.
Bagian mahkota pada bunga Berdasarkan hasil analisis pada
bougenville adalah bagian kecil yang soal-soal yang terdapat miskonsepsi,
berwarna putih yang terletak ditengah didapatkan pernyataan-pernyataan
bunga, akan tetapi 63,83% mahasiswa yang menjadi konsepsi mahasiswa
menjawab B, yaitu bagian nomor 2 yang salah selama ini. Miskonsepsi
yang berwarna ungu mencolok pada yang ditemukan dari hasil tes
bunga. diagnostik dan wawancara adalah
Berdasarkan hasil wawancara, sebagai berikut:
mahasiswa memilih jawaban tersebut 1. Kelapa sawit merupakan
karena mahasiswa beranggapan bahwa tumbuhan berdaun tak lengkap dan
yang berwarna ungu cerah tersebut bagian yang menempel pada
adalah mahkota, karena bagian batang kelapa sawit disebut
mahkota bunga itu adalah yang tangkai daun kelapa sawit.
berwarna cerah dan mencolok. 2. Tumbuhan kaktus tidak memiliki
Sebenarnya bagian bunga yang daun. Duri pada tumbuhan kaktus
berwarna putih merupakan mahkota merupakan modifikasi batang dari
Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015
117

tumbuhan kaktus tersebut. menjadi malas belajar dan acuh tak


3. Bagian tumbuhan yang berupa acuh terhadap pelajaran tersebut.
helaian lebar dan berwarna hijau Sebagai seorang mahasiswa proses
pada tumbuhan Akasia (Acacia belajar yang dilakukan seharusnya
mangium) merupakan daun. tidak hanya saat berada dalam kelas
4. Bunga matahari merupakan bunga saja, tetapi juga diluar kelas dan
tunggal. mencari tahu serta memahami sendiri
5. Mahkota pada bunga Bougenville segala sesuatu yang berkaitan dengan
adalah bagian yang berwarna- materi perkuliahan. Kesadaran
warna mencolok pada bunga tersebutlah yang masih minim terlihat
tersebut, seperti yang berwarna dari kebanyakan mahasiswa.
ungu, merah jambu ataupun
orange. KESIMPULAN DAN SARAN
6. Mahkota bunga lepas merupakan
bagian mahkota yang berlepasan Kesimpulan
dengan kelopak bunga dan Berdasarkan analisis yang
mahkota yang berlekatan dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
merupakan bagian mahkota yang 1. Miskonsepsi ditemukan pada
berlekatan dengan kelopak bunga. kedua konsep, yaitu konsep
7. Kelopak bunga lepas merupakan morfologi daun dan konsep
bagian kelopak bunga yang morfologi bunga
berlepasan dengan mahkota bunga. 2. Miskonsepsi yang ditemukan pada
konsep morfologi daun yaitu
Tingkat Pemahaman Mahasiswa 12,46% lebih tinggi daripada
Berdasarkan hasil tes, diketahui miskonsepsi pada konsep
tingkat pemahaman mahasiswa 1 orang morfologi bunga yaitu 12,17%.
atau 2,1% dari subyek penelitian 3. Miskonsepsi yang terjadi secara
kualifikasi pemahamannya sangat baik, keseluruhan dalam katagori rendah
19 orang atau 40,4% dari subyek yaitu 12,34%.
penelitian kualifikasi pemahamannya 4. Penyebab terjadinya miskonsepsi
baik, 22 orang atau 46,8% dari subyek pada penelitian ini adalah
penelitian kualifikasi pemahamannya kurangnya minat mahasiswa
cukup dan 5 orang atau 10,6% dari terhadap materi, kesiapan mahasiswa
subyek penelitian kualifikasi dalam menerima pelajaran, konsepsi
pemahamannya kurang. Dari hasil awal mahasiswa yang sudah salah,
persentase skor tingkat pemahaman ketidakmampuan mahasiswa
mahasiswa didapatkan bahwa dalam mengartikan konsep dan
persentase skor tertinggi mahasiswa konsepsi salah yang terbentuk dari
adalah 88%, persentase skor terendah kehidupan sehari-hari.
adalah 44% dan rata-rata persentase
mahasiswa yaitu 68,08%. Saran
1. Untuk penelitian yang lebih lanjut
Pemahaman yang cukup dan tidak hanya melihat miskonsepsi
kurang ini disebabkan karena minat yang terjadi pada mahasiswa,
mahasiswa untuk mempelajari tetapi juga bagaimana cara
pelajaran tersebut kurang, bisa mengubah miskonsepsi yang telah
dikatakan motivasi dari dalam diri terjadi pada mahasiswa serta apa
mahasiswa tersebut tergolong kurang, penyebabnya
sehingga menyebabkan mereka
Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015
118

2. Untuk mahasiswa calon guru dan Substansi Genetika Menggunakan


para guru, hendaknya selalu memberikan Certainty of Response Index (CRI).
penekanan pada saat mengajarkan Prosiding Semirata FMIPA. Lampung.
suatu konsep dan juga mengaitkan Suwarna, I. P. (2013). Analisis
konsep yang satu dengan yang lain Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada
sehingga siswa Mata Pelajaran Fisika Melalui CRI
DAFTAR PUSTAKA (Certainty of Response Index)
Ansori, A. Z. (2012). Miskonsepsi Termodifikasi. Laporan Penelitian.
Dalam Pembelajaran Sains Di Madrasah Universitas Uin Syarif Hidayatullah.
Ibtidaiyah. Tersedia di Jakarta.
http://www.google.com. [ 22 Taufiq, M. (2012). Remediasi
Februari 2014]. Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru
Irsyam. (2013). Morfologi Bunga Fisika Pada Konsep Gaya Melalui
Matahari. Tersedia di Penerapan Model Siklus Belajar
http://www.google.com. [ 3 Juli (Learning Cycle) 5E. Jurnal Pendidikan
2014]. IPA Indonesia,Vol 1 No 2.
Murni, D. (2013). Identifikasi Tisngati, U., & Irawan, E. (2012).
Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep
Analisis Miskonsepsi Mahasiswa STKIP Tjitrosupomo, G. (2001). Morfologi
PGRI Pacitan Pada Matakuliah Teori Tumbuhan. Universitas Gajah Mada
Bilangan Ditinjau Dari Gaya Belajar. Press: Yogyakarta
Laporan Penelitian Pembinaan UPI.
Lembaga Penelitian UPI. Bandung.

Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 2, No 2, Oktober 2015

Вам также может понравиться