Вы находитесь на странице: 1из 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

HEALTH SCIENCES JOURNAL


http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

STUDI KASUS : UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA


PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RUANG ASOKA
RSUD DR. HARJONO PONOROGO

Siska Alif Tania*, Sholihatul Maghfirah, Siti Munawaroh

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo


E-mail Korespondensi: siska.alif98@gmail.com

Sejarah Artikel

Diterima: Februari 2020 Disetujui: Maret 2020 Dipublikasikan: April 2020

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a direct infectious disease caused by Mycrobacterium Tuberculosis which attacks the lungs and
other organs. The purpose of this case study is to apply nursing care to patients with pulmonary tuberculosis with nursing
problems of nutritional imbalances less than the body's needs. Nursing care for patients with pulmonary tuberculosis with
nursing problems less than the body's needs is done in the Asoka Room Dr. Harjono Ponorogo for 3 days in August 2019. The
method used was the nursing process. The results of the study were obtained by Mr. T experienced nausea, dry lips, bitter
tongue, and no appetite, ate only 6 tablespoons, weighed 48kg. Nursing measures are carried out to assess nutritional status,
monitor the amount of nutrition, body weight, skin turgor, nausea, vomiting, monitor hemoglobin, hematocrit, monitor
conjunctiva, increase iron intake, increase protein intake, provide information about nutrition, provision of selected foods,
administration pharmacological therapy and collaboration with nutritionists. Nursing care is expected to be able to provide
education about the proper handling and prevention of recurrence.
Keywords: Pulmonary Tuberculosis, Nutrition

Abstrak
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis yang
menyerang paru dan organ tubuh lainnya. Tujuan studi kasus ini adalah menerapkan asuhan keperawatan pasien tuberkulosis
paru dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Asuhan keperawatan pada
penderita tuberkulosis paru dengan masalah keperawatan kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan di Ruang Asoka RSUD Dr.
Harjono Ponorogo selama 3 hari pada bulan Agustus 2019. Metode yang digunakan adalah proses keperawatan. Hasil
pengkajian didapatkan Tn. T mengalami mual, bibir terasa kering, lidah pahit, dan tidak nafsu makan, makan hanya 6 sendok
makan, berat badan 48 kg. Tindakan keperawatan yang dilakukan mengkaji status nutrisi, monitor jumlah nutrisi, berat badan,
turgor kulit, mual-muntah, monitor Hemoglobin, Hematokrit, monitor konjungtiva, meningkatkan intake zat besi,
meningkatkan intake protein, pemberian informasi tentang nutrisi, pemberian makanan yang terpilih, pemberian terapi
farmakologi dan kolaborasi dengan ahli gizi. Asuhan keperawatan ini diharapkan mampu memberikan edukasi tentang
penanganan dan pencegahan kekambuhan yang tepat.
Kata Kunci: Tuberkulosis Paru, Nutrisi

How to Cite: Siska Alif Tania, Sholihatil Maghfirah, Siti Munawaroh (2020). Studi Kasus: Upaya Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Ruang Asoka RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Penerbitan Artikel llmiah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol 4 (No 1).

© 2020 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved


ISSN 2598-1188 (Print)
ISSN 2598-1196 (Online)
2 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah Jawa Barat (Kemenkes, 2011). Provinsi
penyakit infeksius, yang terutama Jawa Timur pada tahun 2015 menempati
menyerang penyakit parenkim paru dan urutan kedua di Indonesia dalam jumlah
penyakit infeksi yang disebabkan bakteri penemuan penderita penemuan TB BTA +
berbentuk batang (basil) yang dikenal kasus baru. Pada tahun 2016, jumlah
dengan nama Mycobacterium tuberculosis semua kasus TB diobati sebanyak 47.478
(Depkes RI, 2012). Menurut World Health kasus dari perkiraan jumlah kasus sebesar
Organization (WHO) laporan global 2013 123.414 kasus atau Case Detection Rate
mengatakan bahwa penderita TB di dunia (CDR) TB sebesar 39% (Profil Kesehatan
sebanyak 9 juta orang dan 1,5 juta orang Provinsi Jawa Timur, 2016).
diantaranya meninggal akibat TB, Tuberkulosis dapat menular
Indonesia termasuk sebagai salah satu dari diakibatkan karena kebiasaan buruk pasien
22 negara yang memiliki beban TB yang TB paru yang meludah sembarangan.
tinggi (High Burden Countries-HBC). Selain itu, kebersihan lingkungan juga
Jumlah kasus baru TBC di Indonesia tahun dapat mempengaruhi penyebaran virus.
2013 sebanyak 460.000 dan sekitar Misalnya, rumah yang kurang baik dalam
140.000 kematian di Indonesia setiap pengaturan ventilasi. Kondisi lembab
tahunnya disebabkan oleh TBC (WHO, akibat kurang lancarnya pergantian udara
2013). dan sinar matahari dapat membantu
Indonesia sampai dengan tahun 2014 berkembang biaknya virus (Sunaryo,
menempati urutan kedua dari 5 negara 2013). Lingkungan yang lembab, gelap
terbesar di dunia sebagai penyumbang dan tidak memiliki ventilasi memebrikan
penderita TB terbanyak setelah negara andil besar bagi seseorang terjangkit TB
India, China, Nigeria dan Pakistan. Pada paru, penyakit TB paru sangat cepat
tahun 2015, beban global penyakit TB menyebar dan menginfeksi manusia
(prevalensi dan mortalitas) akan relatif terutama bagi kelompok sosial ekonomi
dibandingkan tahun 1990, dan setidaknya rendah dan kurang gizi. Kecepatan
70% orang yang terinveksi TB dapat penyebaran infeksi TB paru sangat tinggi,
dideteksi dengan strategi DOTS dan 85% maka tidak berlebihan jika penyakit TB
diantaranya dinyatakan sembuh merupakan penyakit yang mematikan
(Kemenkes RI, 2015). (Anggraeni, 2012).
Di Provinsi Jawa Timur memiliki Penyakit infeksi dan kurangnya
kasus TB terbanyak kedua setelah Provinsi makan tambahan pada umumnya
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4 |3

mempunyai hubungan dengan diperoleh untuk menyusun karya tulis ini


penyimpangan pertumbuhan dan gizi diperoleh dari hasil wawancara dan
seseorang (Ruswanto, 2010). Ketidak- observasi pada klien. Serta dalam
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan penyelesaian karya tulis ini penulis juga
pada pasien TB akan menimbulkan mengambil data dari berbagai sumber
masalah keperawatan salah satunya sebagai acuan yaitu dari artikel, jurnal,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari buku dan web.
kebutuhan tubuh. Tuberkulosis dapat
menyebabkan atau memperparah mal- HASIL DAN PEMBAHASAN
nutrisi dengan cara mengurangi nafsu Hasil
makan dan meningkatkan katabolisme 1. Pengkajian.
(Bhargava, 2013). Prinsip diet untuk Pada bagian ini peneliti menjelaskan
pasien TB adalah diet tinggi kalori tinggi mengenai partisipan yang menjadi sumber
protein (TKTP), cukup lemak, vitamin dan informasi dalam penyusunan karya tulis
mineral (Florentina, 2015). ilmiah ini. Hasil pengkajian yang
Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2019
peneliti tertarik untuk melakukan pukul 13.00 WIB didapatkan biodata
penelitian mengenai upaya pemenuhan pasien yaitu nama = Tn. T, umur = 52
kebutuhan nutrisi pada penderita tahun, No. RM = 438614, jenis kelamin =
Tuberkulosis Paru. laki-laki, agama = islam, alamat = Madiun,
tanggal MRS = 26 Agustus 2019 pukul
METODE PENELITIAN 20.45 WIB, diagnosa medis = tuberkulosis
Metode yang digunakan pada karya paru. Riwayat kesehatan pasien didapatkan
tulis ilmiah ini adalah studi kasus. Studi keluhan utama saat masuk rumah sakit
kasus merupakan rancangan penelitian pasien mengatakan mual muntah dan
yang mencakup pengkajian satu unit lemas. Keluhan utama saat pengkajian
penelitian secara intensif misalnya satu pasien mengatakan mual dan tidak nafsu
klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau makan.
institusi (Nursalam, 2014). Asuhan Pada pengkajian riwayat penyakit
keperawatan dilakukan di Ruang Asoka sekarang didapatkan pasien mengatakan
RSUD Dr. Harjono Ponorogo selama 3 batuk selama kurang lebih 2 bulan. Pada
hari pada bulan Agustus 2019 dan yang hari Senin pagi tanggal 22 Juli 2019 pasien
menjadi partisipan adalah Tn. T yang merasa lemas, mual, bibir terasa kering,
menderita Tuberkulosis Paru. Data yang lidah pahit, dan tidak nafsu makan selama
4 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

2 hari. Pada hari Rabu, 24 Juli 2019 pasien paru terdapat frekuensi pernafasan
semakin lemas dan tidak nafsu makan 18x/menit, palpasi vokal premitus redup
kemudian oleh keluarga langsung dibawa pada paru kiri, perkusi pekak dan
ke IGD RSU Muhammadiyah Ponorogo, auskultasi vesikuler, tidak ada suara
kemudian dianjurkan untuk dirawat inap tambahan, pada pemeriksaan abdomen
selama 4 hari, kemudian pasien dirujuk ke didapatkan auskultasi bising usus
RSUD Dr. Harjono Ponorogo pada tanggal 12x/menit, perkusi timpani dan palpasi
26 Juli 2019. Pasien rawat inap di ruang tidak ada nyeri tekan. Pada pemeriksaan
Mawar. Pasien di pindah ke ruang Asoka integumen didapatkan turgor kulit
pada tanggal 1 Agustus 2019. Sampai di menurun, akral hangat. Pada pemeriksaan
Ruangan Pasien masih mengeluhkan laboratorium pada tanggal 1 Agustus 2019
badan lemas dan mual. didapatkan Hemoglobin 9.5 g/dL dan
Pada saat pengkajian tanggal 2 Hematokrit 28.6 %. Dari pengkajian diatas
Agustus 2019 jam 13.00 WIB pasien diperoleh data subyektif: Pasien
mengatakan mual, mulut kering, lidah mengatakan mual, mulut terasa kering, dan
terasa pahit, dan tidak nafsu makan, makan lidah terasa pahit, nafsu makan menurun,
hanya habis 6 sendok makan. Pasien makan 6 sendok. Data objektif didapatkan
tampak lemas dan pucat. Terpasang infus BB sebelum sakit: 53 kg, BB saat sakit: 48
Natrium Chlorid 0,9% 500 ml di tangan kg, TB: 172 cm, LILA: 22 cm, IMT 16,27.
kanan. Pada status nutrisi, tanggal 2 Hemoglobin 9.5 g/dL, Hematokrit 28.6%.
Agustus 2019 nafsu makan pasien Konjungtiva anemis, bising usus
menurun, pada saat pengkajian pasien 12x/menit, timpani, turgor kulit menurun.
diberi diet makanan lunak (nasi, lauk, Diet makanan lunak (nasi, lauk, sayur dan
sayur dan buah) 3x sehari, tidak habis (6 buah) 3x/hari, minum ± 400 cc.
sendok), minum ± 2 gelas sehari (400 cc
sehari). 2. Diagnosa keperawatan.
Pemeriksaan fisik, didapatkan Diagnosis keperawatan adalah
kesadaran compos mentis, tekanan darah : respons individu terhadap rangsangan
110/70 mmHg, nadi: 88 x/menit, respirasi: yang timbul dari diri sendiri maupun luar
18 x/menit, suhu: 36,2°C, tinggi badan 172 (lingkungan) (Nursalam, 2015).
cm, berat badan sebelum sakit 53 kg, saat Berdasarkan hasil pengkajian dan
sakit 48 kg dan LiLA 22 cm, IMT 16,27. pemeriksaan fisik pada Tn. T dirumuskan
Pada pemeriksaan mata didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul adalah
konjungtiva anemis, pada pemeriksaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4 |5

kebutuhan tubuh berhubungan dengan protein, Hb, dan kadar Ht, monitor pucat,
kurangnya asupan makanan sesuai dengan kemerahan, dan kekeringan jaringan
tanda dan gejala yang muncul pada klien konjungtiva
seperti mual dan muntah, tidak nafsu
makan, lemas, penurunan berat badan, 4. Implementasi.
konjungtiva anemis, bising usus Implementasi keperawatan dilakukan
meningkat, timpani dan nyeri tekan. selama 3 hari yaitu pada tanggal 2 Agutus
2019 sampai dengan 4 Agustus 2019.
3. Intervensi. Implementasi yang dilakukan pada tanggal
Intervensi yang dibuat untuk 2 Agustus 2019 diantaranya melakukan
diagnosa diatas adalah tujuan yang mengkaji adanya alergi makanan,
diharapkan dari tindakan keperawatan menganjurkan pasien untuk meningkatkan
yang dilakukan yaitu adanya peningkatan intake Fe, menganjurkan pasien untuk
berat badan sesuai dengan tujuan, berat meningkatkan protein, memberikan
badan ideal sesuai dengan tinggi badan, makanan terpilih, melakukan pemberian
mampu mengidentifikasi kebutuhan terapi farmakologi, memonitor penurunan
nutrisi, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, berat badan, memonitor turgor kulit, mual
tidak terjadi penurunan berat badan yang muntah, monitor kadar albumin, total
berarti. Intervensi keperawatan yang akan protein, Hb dan Ht, monitorpucat,
dilakukan peneliti kepada klien adalah kemerahan kan kekeringan konjungtiva,
Kaji alergi makanan, monitor jumlah TTV, memberikan informasi tentang
nutrisi dan kandungan kalori, anjurkan penyakit tuberkulosis paru dan makanan
pasien untuk meningkatkan intake Fe, yang dianjurkan serta dihindari penderita.
anjurkan pasien untuk meningkatkan Implementasi yang dilakukan pada tanggal
protein, berikan informasi tentang 3 Agustus 2019 memberikan makanan
kebutuhan nutrisi, kolaborasi dengan ahli yang terpilih, memberikan injeksi
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan Ranitidine 50mg, Ondansentron 8mg,
nutrisi yang dibutuhkan pasien, berikan Levofloksasin 500mg/100mg, menitor
makanan yang terpilih (sudah dikonsultasi- penurunan berat badan, monitor turgor
kan dengan ahli gizi), kolaborasi kulit, monitor mual muntah, monitor kadar
pemberian terapi farmakologi (antiemetik albumin, total protein, Hb dan Ht, monitor
dan analgesik), monitor penurunan berat pucat, kemerahan dan kekeringan
badan, monitor turgor kulit, monitor mual konjungtiva, TTV, menganjurkan menutup
dan muntah , monitor kadar albumin, total mulut ketika batuk, menganjurkan tidak
6 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

meludah sembarangan, meningkat-kan saat sakit: 48 kg, TB: 172 cm, LILA: 22
daya tahan tubuh dengan makanan bergizi. cm, IMT 16,27. Hemoglobin 9.5 g/dL,
Implementasi yang dilakukan pada tanggal Hematokrit 28.6 %. Konjungtiva anemis,
4 Agustus 2019 Memberikan makanan bising usus 12x/menit, timpani, turgor
yang terpilih, meberikan injeksi Ranitidine kulit menurun. Diet makanan lunak (nasi,
50mg, Ondansentron 8mg, Levofloksasin lauk, sayur dan buah) 3x/hari, minum ±
500mg/100ml, monitor penurunan berat 600 cc. Assesment: ketidak-seimbangan
badan, monitor mual muntah, monitor nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pucat, kemerahan dan kekeringan berhubungan dengan kurang asupan
konjungtiva, monitor turgor kulit. makanan teratasi sebagian. Planning:
lanjutkan intervensi. Pada tanggal 4
5. Evaluasi. Agustus 2019 dengan hasil data
Evaluasi pada tanggal 2 Agustus Subjective: Pasien mengatakan lidah tidak
2019 dengan hasil data Subjektive: Pasien pahit, sudah mau makan dengan habis 1
mengatakan mulut kering, belum nafsu porsi makan (nasi), tidak ada mual.
makan, makan hanya habis 8 sendok Objective: BB sebelum sakit: 53 kg, BB
makan, sesekali masih merasa mual, lidah saat sakit: 47 kg, TB: 172 cm, LILA: 22
pahit Objective: BB sebelum sakit: 53 kg, cm, IMT 16,27. Hemoglobin 9.5 g/dL,
BB saat sakit: 48 kg, TB: 172 cm, LILA: Hematokrit 28.6 %. Konjungtiva anemis,
22 cm, IMT 16,27. Hemoglobin 9.5 g/dL, bising usus 12x/menit, timpani, turgor
Hematokrit 28.6%. Konjungtiva anemis, kulit sedang. Diet makanan lunak (nasi,
bising usus 12x/menit, timpani, turgor lauk, sayur dan buah) 3x/hari, minum ±
kulit menurun. Diet makanan lunak (nasi, 750 cc. Assesment: ketidakseimbangan
lauk, sayur dan buah) 3x/hari, minum ± nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
400 cc. Assesment: ketidakseimbangan berhubungan dengan kurang asupan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh makanan teratasi sebagian. Planning:
berhubungan dengan kurang asupan hentikan intervensi. Discharge planning:
makanan belum teratasi. Planning: Kontrol ke fasilitas kesehatan terdekat,
lanjutkan intervensi. Pada tanggal 3 asupan nutrisi harus diteruskan untuk
Agustus 2019 dengan hasil data mencegah/meminimalkan gangguan gizi
Subjective: Pasien mengatakan lidah masih yang terjadi dan banyak minum air, hindari
pahit, sudah mau makan dengan habis ½ konsumsi minuman bersoda/minuman
porsi makan (nasi), mual berkurang. yang mengandung gas, hindari kopi, soda,
Objective: BB sebelum sakit: 53 kg, BB makanan kaleng, terasi dan mengurangi
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4 |7

merokok. menganjurkan makanan yang pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva


mengandung tinggi protein untuk mem- anemis, pada pemeriksaan mulut terdapat
percepat kesembuhan dan menghindari mukosa bibir kering dan pucat, pada
kekambuhan. Menganjurkan untuk pemeriksaan paru didapatkan pada
mengeluarkan sputum di wadah tertutup inspeksi frekuensi pernapasan 18x/menit,
yang didalamnya diberi larutan klorin dan palpasi vocal premitus kanan kiri sama,
di buang dengan cara di kubur. perkusi sonor, auskultasi vesikuler tidak
Menganjurkan untuk tidak stress dan ada suara tambahan,pada pemeriksaan
istirahat yang cukup. abdomen didapatkan pada inspeksi warna
kulit merata, tidak ada lesi dan jaringan
Pembahasan parut pada area abdomen, auskultasi bising
1. Pengkajian usus 12x/menit, perkusi timpani dan
Hasil pengkajian yang didapatkan palpasi tidak ada nyeri tekan. Pada
pada Tn. T dengan usia 52 tahun, pada pemeriksaan integumen didapatkan turgor
tanggal 2 Agustus 2019 yaitu pasien kulit menurun, akral hangat, warna kulit
mengalami mual, mulut kering, lidah merata. Pada pemeriksaan laboratorium
terasa pahit, dan tidak nafsu makan, makan didapatkan Hemoglobin 9.5g/dL,
hanya habis 6 sendok makan. Pada tahap Hematokrit 28.6%. Berdasarkan teori
pengkajian ini sesuai dengan teori yang tentang pengkajian kebutuhan nutrisi
menyebutkan bahwa tuberkulosis paru menurut Sukarmin (2013) dilakukan
menimbulkan anoreksia, malaise, dengan pendekatan Anthropometric
penurunan berat badan, anemia dan pucat measurement, Biochemical data, Clinical
(Wong, 2008). Kondisi tersebut menurut sign of nutritional status, Dietary history.
penulis dapat menyebabkan masalah Pengukuran Anthropometric measurement
ketidaksembangan nutrisi kurang dari meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar
kebutuhan tubuh karena pasien lengan atas, lingkar kepala, lingkar perut,
tuberkulosis paru mengalami mual, dan IMT. Biochemical datameliputi
anoreksia, malaise, penurunan berat badan pemeriksaan laboratorium yang abnormal,
dan tidak nafsu makan sehingga asupan hemoglobin normal antara 11.7–15.5 g/dL,
nutrisi pada pasien tidak adekuat. hematokrit normal antara 35–47%, protein
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan total normal antara 6.2–8.5 g/dL, albumin
tinggi badan 172 cm, berat badan sebelum normal antara 3.5–5.3 g/l. Clinical sign of
sakit 53 kg, saat sakit 48 kg dan LiLA 22 nutritional status meliputi tanda klinis
cm, IMT : 48 : (1,72x1,72) : 16,27. Pada rambut, turgor kulit, mukosa bibir,
8 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

konjuntiva anemis/tidak. Pada pasien 2. Diagnosa keperawatan


tuberkulosis paru didapatkan wajah pucat Berdasarkan hasil pengkajian dan
dan sayu, konjungtiva anemis, mata pemeriksaan fisik pada Tn. T dapat
cekung, mukosa bibir kering, bibir pecah, dirumuskan diagnosa keperawatan yang
pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap. muncul adalah ketidakseimbangan nutrisi
Dietary history meliputi bagaimana asupan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
nutrisi pasien sebelum kunjungan dan saat dengan kurang asupan makanan sesuai
kunjungan. Nafsu makan pada pasien dengan tanda dan gejala yang muncul pada
tuberkulosis paru cenderung menurun pasien seperti mual, tidak nafsu makan,
akibat mual dan muntah (Sukarmin, 2013). konjungtiva anemis, mukosa bibir kering,
Menurut penulis kondisi tersebut mengalami penurunan berat badan. Penulis
dapat terjadinya masalah ketidak- merumuskan diagnosa keperawatan ke-
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tidakseimbangan nutrisi kurang dari
tubuh karena pasien memiliki tanda dan kebutuhan tubuh sesuai dengan kriteria
gejala mual, tidak nafsu makan, atau batasan karakteristik dari diagnosis
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
mengalami penurunan berat badan, pada kebutuhan tubuh yaitu menghindari
daerah abdomen didapatkan bising usus makanan, kurang asupan makanan, kurang
12x/menit, timpani, tidak ada nyeri tekan, minat pada makanan, dan penurunan berat
sesuai dengan tanda dan gejala ini maka badan.
dapat muncul masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari 3. Perencanaan
kebutuhan tubuh karena tanda dan gejala Intervensi keperawatan yang
yang dirasakan pasien sesuai dengan direncanakan penulis terhadap klien Tn. T
kriteria atau batasan karakteristik dari dengan diagnosa keperawatan ketidak-
diagnosis ketidakseimbangan nutrisi seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
kurang dari kebutuhan tubuh yaitu tubuh berhubungan dengan kurang asupan
menghindari makanan, kurang makanan, makanan yang dapat dilakukan berdasar-
kurang minat pada makanan, dan kan NANDA NIC NOC (2015) yaitu kaji
penurunan berat badan. Dalam kondisi ini, adanya alergi makanan, kolaborasi dengan
maka penulis menyimpulkan tidak adanya ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
unsur kesengajaan dan kesenjangan antara dan nutrisi yang dibutuhkan pasien,
teori dan data yang didapatkan pada kolaborasi pemberian injeksi ranitidin 50
pasien. mg, ondansentron 4 mg, santalgesik 1000
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4 |9

mg, natrium diclofenac 25 mg, fluconale Implementasi yang dilakukan pada


150 mg, asam folat 400 µg, meningkatkan tanggal 2 Agustus 2019 diantaranya
intake Fe, anjurkan meningkatkan protein, melakukan dengan mengkaji adanya alergi
monitor jumlah nutrisi dan kandungan makanan, menganjurkan pasien untuk
kalori, berikan informasi tentang meningkatkan intake Fe, menganjurkan
kebutuhan nutrisi yang, monitor berat pasien untuk meningkatkan protein,
badan, monitor turgor kulit, monitor mual, memberikan makanan terpilih, melakukan
Hb, dan kadar Ht serta monitor pucat dan pemberian terapi farmakologi, memonitor
kemerahan konjungtiva. adanya penurunan berat badan, memonitor
Menurut Perencanaan tersebut turgor kulit, memonitor mual dan muntah,
menurut penulis dilakukan agar memonitor kadar albumin, total protein,
tercapainya kriteria hasil yaitu adanya Hb dan kadar ht, memonitor pucat,
peningkatan berat badan sesuai dengan kemerahan dan kekeringan jaringan
tujuan, berat badan ideal sesuai dengan konjungtiva, TTV, memberikan informasi
tinggi badan, tidak ada tanda-tanda tentang penyakit tuberkulosis paru dan
malnutrisi dan tidak terjadi penurunan makanan yang dianjurkan serta dihindari,
berat badan yang berarti (Bulecheck, M Implementasi yang dilakukan pada
Gloria, dkk. 2016). tanggal 3 Agustus 2019 memberikan
makanan yang terpilih, pemberian terapi
4. Pelaksanaan farmakologi, memonitor adanya penurun-
Pelaksanaan keperawatan adalah an berat badan, memonitor turgor kulit
pelaksanaan dari perencanaan atau didapatkan hasil turgor kulit menurun,
intervensi keperawatan untuk mencapai memonitor mual dan muntah, memonitor
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi kadar albumin, total protein, Hb dan kadar
dimulai dan ditujukan pada perawat untuk ht, memonitor pucat, kemerahan dan
membantu klien dalam mencapai tujuan kekeringan jaringan konjungtiva, TTV,
yang diharapkan (Nursalam, 2008). memonitor mual dan muntah,
Pelaksanaan dilakukan oleh penulis mulai menganjurkan pasien untuk menutup
tanggal 2 Agustus 2019 sampai dengan 4 mulut ketika batuk dan bersin,
Agustus 2019. Implementasi yang menganjurkan pasien untuk tidak meludah
dilakukan pada Tn. T bertujuan untuk disembarang tempat, menganjurkan pasien
mengatasi masalah ketidakseimbangan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. dengan makanan bergizi.
10 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

Implementasi yang dilakukan pada kg, BB saat sakit: 48 kg, TB: 172 cm,
tanggal 4 Agustus 2019 memberikan LILA: 22 cm, IMT 16,27. Hemoglobin 9.5
makanan yang terpilih, melakukan g/dL, Hematokrit 28.6%. Konjungtiva
kolaborasi pemberian terapi farmakologi, anemis, bising usus 12x/menit, timpani,
memonitor adanya penurunan berat badan, turgor kulit menurun. Diet makanan lunak
mual dan muntah, memonitor pucat, (nasi, lauk, sayur dan buah) 3x/hari,
kemerahan dan kekeringan jaringan minum ± 400 cc. Dengan demikian
konjungtiva, melakukan discharge masalah keperawatan ketidakseimbangan
planning. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Dari hasil pengkajian tidak terdapat berhubungan dengan kurang asupan
kesenjangan antara teori dan fakta, yang makanan belum teratasi dan dilanjutkan
dibuktikan dengan implementasi kepada intervensi yang telah ditentukan.
pasien sesuai dengan intervensi yang telah Pada tanggal 3 Agustus 2019 pasien
ditetapkan sebelumnya, juga sesuai dengan mengatakan lidah masih terasa pahit, tetapi
kemampuan dan keadaan pasien. sudah mau makan habis setengah porsi
makan (makanan lunak), dan sesekali
5. Evaluasi masih mual. Pada data objektif didapatkan
Evaluasi keperawatan adalah BB sebelum sakit: 53 kg, BB saat sakit: 48
penilaian terakhir proses keperawatan kg, TB: 172 cm, LILA: 22 cm, IMT 16,27.
didasarkan pada tujuan keperawatan yang Hemoglobin 9.5 g/dL, Hematokrit 28.6%.
ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu Konjungtiva anemis, bising usus
asuhan keperawatan didasarkan pada 12x/menit, timpani, turgor kulit menurun.
perubahan perilaku dari kriteria hasil yang Diet makanan lunak (nasi, lauk, sayur dan
telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi buah) 3x/hari, minum ± 600 cc. Dengan
pada individu (Nursalam, 2015). demikian masalah keperawatan ketidak-
Pada tahap evaluasi didapatkan hasil seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
pada diagnosa tuberkulosis paru dengan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang makanan teratasi sebagian dan dilanjutkan
dari kebutuhan tubuh. Evaluasi pada intervensi yang telah ditentukan.
tanggal 2 Agustus 2019 pasien mengata- Pada tanggal 4 Agustus 2019 pasien
kan mulut kering, belum nafsu makan, mengatakan lidah tidak pahit, sudah mau
makan hanya habis 6 sendok makan, makan dengan habis 1 porsi makan (nasi),
merasa mual, lidah pahit. Pada data tidak ada mual. Pada data objektif
objektif didapatkan BB sebelum sakit: 53 didapatkan BB sebelum sakit: 53 kg, BB
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4 | 11

saat sakit: 47 kg, TB: 172 cm, LILA: 22 Menurut penulis hasil evaluasi pada
cm, IMT 16,27. Hemoglobin 9.5 g/dL, Tn. T pada tanggal 4 Agustus 2019 dengan
Hematokrit 28.6%. Konjungtiva anemis, diagnosa keperawatan ketidakseimbangan
bising usus 12x/menit, timpani, turgor nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
kulit sedang. Diet makanan lunak (nasi, berhubungan dengan kurang asupan
lauk, sayur dan buah) 3x/hari, minum ± makanan teratasi sebagian dalam tindakan
750 cc. Mekanisme yang menjelaskan keperawatan 3x24 jam dengan outcome
terjadinya penurunan berat badan pada mampu mengidentifikasikan kebutuhan
penderita tuberkulosis paru diakibatkan nutrisi, tidak ada tanda-tanda mal-
infeksi tuberkulosis yang menghambat nutrisi,tidak tejadi penurunan berat badan
enzim lipoprotein lipase (LPL) dijaringan yang berarti, tetapi pasien tidak mengalami
lemak (Naindra, 2014). Dengan demikian penambahan berat badan karena berdasar-
masalah keperawatan ketidakseimbangan kan artikel dari Kemenkes (2018)
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menyatakan bahwa dibutuhkan waktu
berhubungan dengan kurang asupan sekitar 9 s.d 10 hari untuk memantau
makanan teratasi sebagian intervensi kemajuan berat badan.
dihentikan dan memberikan discharge
planning yaitu Kontrol ke fasilitas KESIMPULAN
kesehatan terdekat, asupan nutrisi harus Berdasarkan studi kasus asuhan
diteruskan untuk mencegah/meminimalkan keperawatan yang telah dilakukan dapat
gangguan gizi yang terjadi dan banyak ditarik kesimpulan sebagai berikut :
minum air, hindari konsumsi minuman Dari hasil pengkajian didapatkan
bersoda/minuman yang mengandung gas, bahwa Tn. T mengalami tuberkulosis paru
hindari kopi, soda, makanan kaleng, terasi dengan masalah keperawatan ketidak-
dan mengurangi merokok, menganjurkan seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
makanan yang mengandung tinggi protein tubuh. ditandai dengan pasien mengeluh
untuk mepercepat kesembuhan dan mual, mulut kering, lidah terasa pahit, dan
menghindari kekambuhan, menganjurkan tidak nafsu makan, makan hanya habis 6
untuk mengeluarkan sputum diwadah sendok makan. Pada pemeriksaan fisik
tertutup yang didalamnya diberi clarutan didapatkanberat badan pasien turun
klorin dan dibuang dengan cara dikubur, saat sakit, konjungtiva anemis, mukosa
menganjurkan untuk tidak stress dan bibir kering dan pucat. Hal ini dapat
istirahat yang cukup. menyebabkan terjadinya masalah
12 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

keperawatan ketidak-seimbangan nutrisi keperawatan ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh. kurang dari kebutuhan tubuh.
Diagnosa keperawatan yang muncul Evaluasi yang dilakukan pada
adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang tanggal 4 Agustus 2019 dikatakan masalah
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan teratasi sebagian dikarenakan klien sudah
kurang asupan makanan. Diagnosa ini menunjukkan tanda-tanda kemajuan yaitu
diambil berdasarkan batasan karakteristik menunjukan nafsu makan membaik
tanda dan gejala yang dialami oleh klien. dengan peningkatan intake nutrisi yang
Intervensi keperawatan untuk adekuat, tidak ada tanda ketidak-
mengatasi masalah keperawatan ketidak- seimbangan nutrisi dan penurunan berat
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan badan yang berarti.
tubuh yaitu mengkaji alergi makanan,
kolaborasi dengan ahli gizi untuk DAFTAR PUSTAKA
menentukan jumlah nutrisi, kolaborasi Abdi, P. Fatimah. (2017). Asuhan
pemberian terapi farmakologi, meningkat- Keperawatan pada Klien TB Paru
kan intake Fe, meningkatkan protein, dengan Gangguan Citra Tubuh di RS
meningkatkan mamakan tinggi serat, PKU Muhammadiyah Gombong.
berikan makanan yang terpilih, monitor Diakses tanggal 14 November 2018
jumlah nutrisi dan kandungan kalori, dari:http://elib.stikesmuhgombong.a
berikan informasi tentang kebutuhan c.id/501/1/FATIMAH%20ABDI%2
nutrisi, monitor berat badan, turgor kulit, 0PERTIWI%20NIM.%20A0140189
mual dan muntah, Hb, dan kadar Ht, 2.pdf
monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan Astari, P. Wina, dkk. (2016). Gambaran
jaringan konjungtiva. Intervensi yang telah Status Gizi pada Pasien Tuberkulosis
disusun dilakukan kepada klien agar tujuan Paru (TB Paru) yang Menjalani
dan kriteria hasil dapat tercapai. Rawat Inap di RSUD Arifin Achmad
Tindakan keperawatan dilakukan Pekanbaru. Jakarta. Diakses tanggal
selama 3 hari yaitu pada tanggal 2 – 4 14 November 2018 dari
Agustus 2019 kepada klien kelolaan. https://www.neliti.com
Dalam pemberian asuhan keperawatan ini Budi, H. Vynna. (2009). Gambaran Zat
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil Gizi Makro dan Status Gizi pada
serta intervensi atau rencana tindakan yang Penderita Tuberkulosis Paru Rawat
telah disusun untuk mengatasi masalah Inap di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Surakarta. Diakses
Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4 | 13

tanggal 22 November 2018 dari Mutaqqin, Arif. (2012). Asuhan


http://eprints.ums.ac.id/5715/1/J_300 Keperawatan Klien dengan
_060_005.PDF Gangguan Sistem Pernafasan.
Departemen Kesehatan Republik Jakarta : Salemba Medika
Indonesia. (2012). Pedoman NANDA International. (2015). Diagnosa
Penanggulangan Nasional TBC. Keperawatan Definisi dan
Jakarta: Depkes RI. Klasifikasi 2015-2017, edisi 10.
Eka, S. Farah, dkk. (2016). Gambaran Jakarta : ECG
Status Nutrisi pada Pasien Pratiwi, Dini. (2017). Analisis Asuha
Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Keperawatan Nutrisi Kurang dari
Pusat Hasan Sadikin Bandung. Kebutuhan pada Pasien Tuberkulosis
Bandung. Diakses tanggal 22 Paru di Ruang Cendana RSUD Prof.
November 2018 dari Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/arti Purwokerto. Diakses tanggal 14
cle/download/11257/5161 November 2018 dari
Nurarif, A. H. & Hardhi Kusuma. 2015. http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/7
Aplikasi Asuhan Keperawatan 52/1/DINI%20PRATIWI%20NIM.
Berdasarkan Diagnosa Medis dan %20A31600888.pdf
NANDA NIC-NOC. Jakarta: Patiung, Feby, dkk. (2014). Hubungan
Mediaction. Status Gizi dengan CD4 pada Pasien
Ernawati, Kholis, dkk. (2016). Hubungan TB Paru. Manado. Diakses tanggal
Status Gizi dengan Tuberkulosis 22 November 2018 dari
Paru di Provinsi Sulawesi Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
Berdasarkan Data Riskesdas Tahun p/eclinic/article/view/5133
2010. Jakarta. Diakses tanggal 14 Rahardja, Florentina. M. (2015). Nutrisi
November 2018 dari pada Tuberkulosis Paru dengan
http://proceeding.unisba.ac.id/index. Malnutrisi. Jakarta. Diakses tanggal
php/kesehatan/article/view/1398 22 November 2018 dari
Kementrian Kesehatan Republik http://ojs.atmaja.ac.id/index.php/dam
Indonesia. (2017). Profil Kesehatan ianus/article/view/407
Provinsi Jawa Timur Tahun 2016.
14 | Health Sciences Journal Vol 4 (No 1)(2020): 1 - 1 4

Sarah, R. Dwi. (2017). Asuhan November 2018 dari


Keperawatan pada Pasien dengan https://pustaka.poltekkespdg.ac.id/re
Tuberkulosis Paru di Ruang Paru pository/KTI_FIX_SARAH_1.pdf
RSUP Dr. M. Djamil Padang. World Health Organization, 2015. Global
Padang. Diakses tanggal 11 Tuberkulosis Report 2015.

Вам также может понравиться