Вы находитесь на странице: 1из 9

UPAYA-UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH POLISI LALU LINTAS POLDA METRO JAYA

DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESELAMATAN LALU LINTAS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota
Indonesia. Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus ibu kota Indonesia,
maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Sedangkan luasnya
adalah 661,62 km2 . Dengan jumlah penduduk 8.603.776 dengan kepadatan16.667/km2.
Wilayah DKI terdiri dari 1 Kabupaten, 5Kodya/Kota, 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan/Desa.
Suku-suku yang tinggal di DKI adalah hampir semua suku yang ada di Indonesia. Yang
menonjol antara lain: Betawi , Suku Jawa, Suku Sunda, Tionghoa (10%). Jumlah penduduk di
Jakarta sekitar 8.603.776 namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring
datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang dan Depok akan menjadi
kurang lebih 12 juta. Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Jakarta Timur
dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling
sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa. Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian telah
mendorong orang-orang di luar Jakarta dan luar pulau Jawa untuk berbondong-bondong
mencari rezeki di ibu kota Indonesia ini.

Banyak dari orang-orang yang datang ke Jakarta tidak dibekali dengan keahlian atau
ketrampilan khusus, sehingga beberapa dampak sosial yang sering muncul adalah salah
satunya adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut sebagai dampak perkembangan ekonomi di
Jakarta yang semakin meningkat. Salah satunya permasalahannya yang konvensial adalah di
bidang Kamseltibcar Lantas di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Dilihat dari jumlah
kendaraan yang ada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 adalah sebagai
berikut : Mopen (1.829.576 unit ), Moben ( 503.789 unit ), Bus ( 316.978 unit ) dan Sepeda
Motor ( 5.194.011 unit ) membuat jalanan Kota Jakarta sudah sangat sesak dengan banyaknya
kendaraan ditambah lagi jumlah panjang jalan cenderung tetap. Yang tidak kalah pentingnya
kesadaran masyarakat di ibu kota masih perlu ditingkatkan karena keselamatan lalu lintas
bukan hanya kewajiban pemerintah ( polisi ) tetapi merupakan tanggung jawab seluruh lapisan
masyarakat dengan tidak melihat latar latar belakang ekonomi, suku dan status social.
2. Maksud dan Tujuan

1
a. Maksud
Maksud dari pembuatan makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
dosen mata kuliah manajemen lalu lintas juga menjadi informasi bagi pembaca untuk
mengetahui upaya – upaya yang dilakukan oleh fungsi lantas Polda Metro Jaya dalam
rangka meningkatkan keselamatan lalu lintas

a. Tujuan

Tujuan makalah ini pula yaitu untuk mendiskripsikan pelaksanaan program


keselamatan lalu lintas yang dilakukan oleh fungsi lalu lintas Polda Metro Jaya dalam rangka
menciptakan kesadaran Kamseltibcar Lantas sehingga masyarakat menyadari pentingnya
mematuhi peraturan lalu lintas dan menjaga keselamatan jiwa di jalan raya.

3. Permasalahan

Jumlah kecelakaan lalu lintas dan faktor kelalaian pengemudi yang terjadi di wilayah DKI
Jakarta berdasarkan data Dit Lantas Polda Metro Jaya mengalami kenaikan yang sangat
signifikan dimana pada tahun 2002 jumlah laka sebanyak 1220 kejadian yang umumnya faktor
kelalaian pengemudi sebanyak 1002 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ketahun terus
meningkat dimana pada tahun 2006 jumlah laka lantas sebanyak 4407 kejadian dengan
penyebab faktor kelalaian pengemudi sebanyak 3092 kejadian. Kemudian pada tahun 2006
jumlah korban yang Meninggal Dunia sebanyak 857 jiwa, Luka Berat 1.851 jiwa dan Luka
Ringan 1.519 jiwa hal ini membuat kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh utama setelah
korban jiwa akibat perang.

Melihat kenyataan dan akibat yang ditimbulkan diatas dapat diambil pokok permasalahan
yang akan penulis coba bahas yaitu upaya – upaya apa saja yang dilakukan oleh polisi lalu lintas
Polda Metro Jaya dalam mewujudkan Traffic safety bagi masyarakat pengguna jalan sehingga
meminimalisir jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas ?

BAB II
PEMBAHASAN

2
4. Pendekatan Intervensi Keselamatan lalu lintas

Kecelakaan lalu lintas pada hakekatnya berawal dari pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan oleh pengguna jalan yang tidak memperhatikan keselamatan lalu lintas. Keselamatan
lalu lintas dapat dibangun dengan melaksanakan program keselamatan dengan dukungan dan
kerja sama di semua sektor utama. Dengan menitikberatkan pada jumlah korban yang selamat,
bukan pada penurunan jumlah kematian atau jumlah korban karena penurunan jumlah korban
hampir tidak terjadi di saat pertumbuhan motorisasi yang cepat di Jakarta. Dari buku pedoman
keselamatan lalu lintas yang dikeluarkan ADB (Asian Development Bank) ada 3 tahapan
pendekatan intervensi keselamatan lalu lintas antara lain :

a. Tahap Pertama : Membangkitkan kepedulian


Dimana dalam tahap ini sasarannya adalah masyarakat yang tidak peduli keselamatan lalu
lintas, melakukan survey awal dan mencari dana untuk melaksanakan survey awal.

b. Tahap Kedua : Rencana Aksi keselamatan prioritas


Dimana dalam tahap ini melaksanakan pengembangan keselamatan lalu lintas, membangun
strategi keselamatan lalu lintas, membentuk Dewan Keselamatan lalu lintas dan
mengadakan tenaga ahli dalam bidang keselamatan lalu lintas.

c. Tahap Ketiga : Pembuatan Program 1 tahunan


Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain pelaksanaan aksi prioritas, membuat rencana 1
tahunan dan pengadaan investasi pemerintah di bidang keselamatan lalu lintas

Kemudian setelah melaksanakan pendekatan intervensi keselamatan lalu lintas yaitu


melaksanakan Program Keselamatan lalu lintas dengan sasaran dan tujuannya yaitu
pengurangan jumlah kecelakaan lalu lintas dan korban serta jumlah korban meninggal dunia dan
luka-luka yang dapat diselamatkan. Selain itu pula melakukan pencarian dana kegiatan
keselamatan lalu lintas dengan bersumber dari anggran pemerintah, pungutan pemakai jalan,
dana untuk jalan, dana keselamatan lalu lintas, kontribusi pihak swasta , asuransi KBM,
penegakan penerapan dana dan bank-bank pembangunan.

5. Program Traffic Safety Dit Lantas Polda Metro Jaya

3
Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya (Dit Lantas PMJ) mencanangkan
pemolisiannya dengan ” Kami Peduli Kemanusiaan” yang merupakan implementasi Polmas
pada fungsi lalu lintas. Tugas polisi di bidang lalu lintas berkaitan dan bersentuhan dengan
kemanusiaan, baik pelayanan, perlindungan, pengayoman, kontrol bahkan penegakan hukum
sekalipun. Lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan masyarakat kota. Pendukung aktifitas dan
produktifitas yang mensejahterakan. Namun dalam kehidupan sehari-hari begitu kompleks
masalah lalu lintas. Dari masyarakatnya yang memanfaatkan jalan sebagai sarana usaha,
pengguna jalan, infrastruktur, sistem transportasi, aparat atau petugas yang menangani (polisi,
Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan umum), sektor bisnis, tata ruang. Belum lagi masalah
alam maupun masalah-sosial lainya. Menangani lalu lintas tidak bisa hanya dari satu sisi saja,
harus ditangani secara terpadu (holistik/komprehensif) dan berkesinambungan.

Sejalan dengan hal di atas fokus dari penanganan lalu lintas Dit lantas PMJ adalah pada
keselamatan lalu lintas (traffic safety). Keselamatan lalu lintas menjadi perhatian dunia melalui
WHO dan UNESCAP yang berdasarkan Resolusi PBB tahun 2005 telah menetapkan Global
Traffic safety. Dan Indonesia pada tingkat Asia Pasifik tergolong yang buruk, di bawah negara
Laos dan Nepal. Penilaian tersebut berdasarkan dari tingkat kesadaran masyarakat, kualitas
kinerja aparat, infrastruktur jalan dan sistem lalu lintas serta kerja sama antar stake holder.

Hasil Pengamatan YLKI tentang kecelakaan lalu lintas dikatakan bahwa setiap hari di
wilayah Jakarta rata-rata 3 orang meninggal dunia dan 9 orang cacat. Pendapat beberapa pakar
juga mengatakan bahwa sumber kematian manusia yang terbesar salah satunya adalah
kecelakaan lalu lintas. Atas dasar inilah Dit lantas PMJ untuk peduli terhadap kemanusiaan dan
memfokuskan pada keselamatan lalu lintas. Yang diimplementasikan melalui 13 program yaitu :

a. Polisi Sahabat Anak ( Polsana )


Polsana merupakan kegiatan penanaman tentang kesadaran dan tertib berlalu lintas sejak
usia dini. Yang juga untuk membangun image atau citra positif polisi terhadap anak-anak.
Penanaman disiplin lalu lintas terhadap anak-anak merupakan penyelamatan anak bangsa.
Polsana merupakan program jangka panjang, yang harus selalu ditumbuhkembangkan dan
dilakukan secara berkesinambungan. Kegiatan Polsana dapat dilakukan melalui kunjungan
maupun open house (anak –anak yang berkunjung ke kantor polisi).

b. Patroli Keamanan Sekolah (PKS)


PKS merupakan wadah bagi siswa/siswi SMP maupun SMU untuk berlatih dan belajar
untuk mencari akar masalah sosial di lingkungan sekolah dan upaya-upaya

4
penanganananya. Dalam hal ini anak-anak juga diajarkan untuk peduli dan peka terhadap
masalah sosial dan berperan aktif mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Masalah sosial yang mungkin muncul di lingkungan sekolah antara lain : masalah lalu lintas,
perkelahian antar pelajar, narkotika dan obat-obatan terlarang, sex bebas / pornografi dsb.
Melalu kegiatan PKS ini diharapkan anak-anak juga menjadi mitra polisi untuk mencari akar
masalah dan solusinya yang tepat.

c. Police Goes to Campus


Police Goes to Campus bukan sekedar sosialisasi tentang lalu lintas di lingkungan kampus
tetapi merupakan kegiatan dari kepolisian yang mengajak kalangan kampus atau
akademisi sebagai salah satu stake holder untuk ikut berperan serta dalam menangani
masalah lalu lintas.Dalam kegiatan ini tidak hanya sebatas kepada mahasiswa tetapi juga
para dosen. Kegiatan Police Goes to Campus dapat dilakukan melalui kunjungan, diskusi,
seminar, debat publik, kampanye keselamatan lalu lintas dsb.

Kegiatan tersebut di atas (Polsana, PKS dan Police Goes to Campus) sebagai kepedulian kami
terhadap pendidikan. Kami juga menyadari bahwa pada pendidikanlah tergantung masa depan
bangsa. Pendidikan akan mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyelamatkan bangsa dari
lost generation maupun dari berbagai ancaman maupun tantangan masa depan yang makin
berat dan kompleks.

4. Safety Riding
Safety Riding merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Kegiatan ini mencakup
pada kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan mengemudi, kiat-kiat aman
berkendaraan. Ketrampilan dan keahlian berkendara yang dilatihkan dan diselenggarakan
oleh polisi yang bekerjasama dengan sektor bisnis, media, LSM. Yang ditujukan baik dari
tingkat pelajar, masyarakat umum, pengemudi angkutan umum atau siapa saja yang peduli
terhadap masalah keselamatan berkendara. Dan bertujuan meningkatkan kemampuan
serta kesadaran berlalu lintas serta untuk keselamatan. Implementasi dari safety riding
dapat melalui kegiatan : touring, pendidikan danpelatihan berkendara, sepeda motor lajur
kiri dan menyalakan lampu siang hari dsb.

5. Kampanye keselamatan lalu lintas


Kampanye keselamatan lalu lintas merupakan kegiatan bersama ( kemitraan antara polisi
dengan stakeholder ) sebagai bentuk kegiatan preventif dan untuk menumbuhkembangkan
kesadaraan berlalulintas. Yang implementasinya dapat melalui : penerangan secara

5
langsung, penyuluhan, pembuatan poster, leaflet, stiker, buku petunjuk, komik, lomba-
lomba maupun kesenian dan sebagainya

6. Traffic Board

Traffic Board merupakan wadah untuk mecari akar masalah dan menangani berbagai
masalah lalu lintas. Kegiatan tersebut antara lain dengan membentuk forum, dewan atau
asosiasi apa saja yang berkaitan dengan tugas sosial dalam rangka berperan aktif sebagai
wujud dari civil society (masyarakat madani). Implementasi tersebut antara lain : DTK
(Dewan Transportasi Kota), Supeltas, OMP ( Ojek Mitra Polisi ), klub-klub motor, dengan
ATPM, AISI dsb.

7. TMC (Traffic Manajement Centre)

TMC (Traffic Manajement Centre) adalah pusat manajemen lalu lintas yang melakukan
kegiatan informasi, komunikasi, komando dan pengendalian, serta kontrol. TMC bekerja
sama dengan media, petugas-petugas lain, instansi terkait. Yang dilengkapi dengan sistem
teknologi komputerisasi, CCTV, GIS, GPS,SMS, jalur on line, Web site, dsb. Dari TMC
dapat dipantau dan diketahui situasi lalu lintas aktual dan informasi yang akurat dari
petugas di lapangan. Dan berbagai informasi lalu lintas baik infrastruktur, transportasi
umum, jalur alternatif, informasi tentang kendaraan bermotor dsb.

8. KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas)

KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas) merupakan pilot proyek / proyek percontohan dari daerah
yang semrawut menjadi daerah yang tertib dan teratur. KTL juga merupakan upaya
bersama antar stake holder untuk menangani masalah lalu lintas secara komprehensif.
KTL yang dikembangkan oleh fungsi Lantas Polda Metro Jaya adalah : 1) Kawasan
Semper (Jakarta Utara); 2) Kawasan Senen (Jakarta Pusat); 3) Kawasan Grogol (Jakarta
Barat); 4) Kawasan Cipulir (Jakarta Selatan); 5) Kawasan Cawang (Jakarta Timur). Dan
juga dikembangkan oleh Sat Lantas Kewilayahan di luar DKI.

9. Taman lalu Lintas

Taman lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas
baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu
lintas.Taman lalu lintas saat ini sedang dibangun di kawasan Cibubur seluas 5 hektar dan
Dit lantas PMJ sedang membangun musium lalu lintas.

6
10. Sekolah Mengemudi

Sekolah Mengemudi adalah wadah bagi para calon pengemudi yang merupakan

bagian dari upaya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan berlalu lintas. Karena
pengemudi mempunyai tanggung jawab keselamatan baik untuk dirinya sendiri maupun
pengguna jalan lainya. Dan juga peka dan peduli terhadap masalah – masalah lalu
lintas.Dalam hal ini Polisi lalu lintas bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan
yang berkaitan dengan sekolah mengemudi.

11. Saka Bhayangkara Lalu lintas

Saka Bhayangkara Lalu lintas adalah wadah kegiatan antara Polisi dengan Pramuka yang
berkaitan dengan kelalulintasan, baik bidang operasional seperti penjagaan atau
pengaturan, kampanye keselamatan lalu lintas dsb.

12. Operasi Khusus Kepolisian.

Operasi khusus kepolisian di bidang lalu lintas adalah kegiatan-kegiatan untuk menangani
berbagai masalah lalu lintas yang sifatnya khusus dan merupakan peningkatan dari
kegiatan operasi rutin. Operasi ini dilakukan baik mandiri kewilayahan (Operasi Simpatik,
Operasi Patuh, Operasi Zebra) dan operasi yang terpusat seperti Operasi Ketupat dan
Operasi Lilin dsb.

13. Penegakan Hukum

Penegakan Hukum merupakan tindakan kepolisian untuk edukasi, pencerahan,


perlindungan dan pengayoman terhadap pengguna jalan lainnya yang terganggu
aktifitasnya atau produktifitasnya akibat dari pelanggaran hukum dan untuk mewujudkan
adanya kepastian hukum.

Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan proses dan merupakan bentuk akuntabilitas kepada
publik sebagai upaya untuk mengimplementasikan Polmas dalam Fungsi lalu lintas. Dan kegiatan-
kegiatan tersebut haruslah ditumbuhkembangkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan
dalam mewujudkan Keselamatan Lalu Lintas.

7
BAB III

PENUTUP

6. Kesimpulan

Kehidupan berlalu lintas pada dasarnya merupakan sebuah kebudayaan yang dimiliki
suatu bangsa yaitu kehidupan masyarakat yang tertib dilihat dengan bagaimana masyarakat
tersebut berlalu lintas. Dalam mewujudkan keselamatan lalu lintas harus melalui aturan-aturan
main atau hukum yang adil dan beradab yang berlaku di jalan, dalam kehidupan yang
diwujudkan dalam berlalu lintas, Polisi yang dalam hal ini polisi lalu lintas dapat dilihat perannya
atau berperan sebagai penegak hukum dan pengayom untuk ditaatinya hukum oleh warga
masyarakat.

Dalam masyarakat yang modern seperti yang ada di Jakarta ini, setiap masyarakat
dituntut untuk dapat memahami dan menjalankan program keselamatan lalu lintas agar
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas tidak dapat merusak atau menghancurkan kehidupan
masyarakat. Untuk menjaga dan menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tersebut
sangat diperlukan adanya aturan,hukum maupun norma-norma yang adil dan beradab yang
berlaku dalam berlalu lintas. Untuk menegakkan dan mengajak masyarakat mentaati aturan,
hukum maupun norma tersebut diperlukan institusi yang menanganinya salah satunya adalah
polisi lalu lintas dengan bekerja sama dengan instansi terkait lainnya..

Dalam masyarakat modern tugas polisi lalu lintas adalah menjaga agar jalannya
kehidupan bertransportasi masyarakat tersebut jangan sampai terganggu atau hancur karena
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Pemolisian masyarakat di bidang lalu lintas
dilaksanakan untuk menciptakan dan memelihara keamanan keselamatan ketertiban dan
kelancaran berlalu lintas (kamseltibcarlantas). Untuk menciptakan dan menjaga keamanan,
keselamatan dan ketertiban lalu lintas yang dilakukan dengan tindakan-tindakan : (1) Polisi
bersama-sama dengan masyarakat untuk mencari jalan keluar dan menyelesaikan masalah
sosial ( terutama masalah keselamatan lalu lintas ) yang terjadi dalam masyarakat. (2) Polisi
senantiasa berupaya untuk mengurangi rasa ketakutan masyarakat terhadap kecelakaan lalu
lintas dengan memberikan bimbingan kelalulintasan, (3) Polisi lebih mengutamakan
pencegahan kriminalitas ( crime prevention ) di jalan raya yaitu pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas, (4) Polisi senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan
melakukan Operasi rutin dan khusus di bidang lalu lintas .
8
Dan keberhasilan tugas polisi di bidang lalulintas adalah terwujudnya keselamatan lalu
lintas dan tidak adanya kecelakaan lalu lintas (Traffic Safety, No Accident). Yang bukan hanya
pada menekan angka pelanggaran atau kecelakaan lalu lintas tetapi tetapi juga terciptanya
ketertiban dan keteraturan yang dapat dirasakan oleh masyarakatnya di jalan raya.

7. Penutup

Demikian Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang dberikan oleh Dosen Mata
Kuliah Manajemen Lalu LIntas, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka
penulis meminta koreksi, saran dan kritik yang membangun dari para dosen dan pembaca demi
lebih baiknya makalah ini kedepan.

Jakarta, April 2008

Вам также может понравиться