Вы находитесь на странице: 1из 10

46

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK, ABMIX, DAN PUPUK KOMPOS CAIR


MELALUI MEDIA TANAM AEROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa L).
N Putri Sumaryani dan Gek Wisky Ari
Jurusan pendidikan biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali
Email: sumaryaniputri@yahoo.com

ABSTRACT
Effect of Fertilizer Npk, Abmix, and Liquid Compost Aeroponics Through Growing Media
on Growth Plants Lettuce (Lactuca sativa L).
The use of aeroponics system is one alternative for horticultural growing vegetables
such as curly lettuce. This study used three types namely NPK fertilizer, AB mix and liquid
compost. This study aimed to determine the effect of NPK fertilizer, ABmix and liquid
compost through aeroponic growing media on plant growth curly lettuce (Lactuca sativa L)
and to know which is better fertilizer for plant growth curly lettuce (Lactuca sativa L). The
formulation of the hypothesis proposed in this study is the alternative hypothesis (Ha) which
says that there is influence of NPK fertilizer, ABmix and liquid compost through aeroponic
growing media on plant growth curly lettuce (Lactuca sativa L). This type of research
experiments conducted with the use of a pattern of "The Post Test Only Control Group
Design" is implemented with three fertilizer NPK fertilizer, AB mix and liquid compost
through aeroponic planting medium with five repetitions. The population in this study is a
curly lettuce plants (Lactuca sativa L) of 500 plants and 300 samples of each treatment plant
where there are 15 keriting.Data lettuce plants collected in this study is data on the number
of curly lettuce plant fresh weight. The data obtained in this study was processed using
analysis of variance (ANOVA) with the F test and significance level of 5% and 1%, if there
are significant differences among treatment followed by LSD test. The results obtained by
analysis of F for curly lettuce plant fresh weight was 225.98 while the limit for rejection of
H0 at significance level of 5% and 1% by dk between groups = 3, dk in groups = 56
respectively are 2.77 and 4.15. The most optimal wet weight obtained at AB fertilizer mix.

Keywords: Fertilizers, Media Plant, Plant Growth Lettuce

PENDAHULUAN Tanaman selada keriting tergolong


Saat ini tanaman hortikultura seperti sayuran daun yang memiliki banyak
sayuran, buah dan tanaman hias sangat kegunaan.Dalam kehidupan manusia, selada
dibutuhkan oleh masyarakat untuk memiliki fungsi ganda, selain sebagai bahan
memenuhi kebutuhan sehari-hari.Kebutuhan pangan yang sehat, selada juga memiliki
masyarakat, khususnya masyarakat Bali kegunaan untuk pengobatan (terapi)
terhadap sayuran sangat tinggi mengingat beberapa macam penyakit (Samadi,
manfaat sayuran bagi tubuh sangat baik 2014).Untuk memenuhi kebutuhan selada
untuk kesehatan kita.Salah satu sayuran yang yang terus meningkat, maka perlu dilakukan
paling diminati dimasyarakat yaitu sayuran upaya penyediaan produksi melalui usaha
selada keriting yang sering ditemukan pada budidaya intensif.Tanaman selada keriting
makanan-makanan cepat saji seperti burger, umumnya dibudidayakan dengan
hot dog, salad dan makanan yang menggunakan media tanah,karena
lainnya.Selain digunakan untuk bahan ketersediaan tanah dan lahan berkurang,
makanan, selada keriting ini juga bernilai cuaca juga mulai tidak menentu, perlu dicari
jual tinggi karena permintaan pasar yang alternatif dalam pembudidayaan tanaman
semakin meningkiat.
47

hortikultura, khususnya tanaman selada yang larut dalam airmengandung unsur-


keriting. unsur hara penting yang diperlukan tanaman
Aeroponik merupakan salah satu cara bagi tumbuh dan berkembang.Pupuk
alternatif dalam pembudidayaan tanaman Kompos merupakan sisa bahan organik yang
selada keriting.Aeroponik berasal dari berasal dari tanaman, hewan, dan limbah
kata aero yang berarti udara dan ponus yang organik yang telah mengalami proses
berarti daya, jadi aeroponik adalah dekomposisi atau fermentasi. Kompos Cair
memberdayakan udara (Lingga, atau pupuk organik cair adalah pupuk berfasa
2004).Aeroponik merupakan salah satu tipe cair yang dibuat dari bahan-bahan organik
dari hidroponik karena air yang berisi larutan melalui proses pengomposan..
hara disemprotkan dalam bentuk kabut Dari penjelasan di atas untuk
hingga mengenai akar tanaman.Beberapa mengetahui pupuk manakah yang
kelebihan dari bertanam secara aeroponik memberikan pengaruh terbaik terhadap
antara lain: tanaman dapat dibudidayakan di pertumbuhan tanaman selada keriting maka
segala tempat, risiko kerusakan tanaman dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh
karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ada, Pemberian Pupuk NPK, AB mix, Dan Pupuk
tidak perlu lahan yang terlaluluas, Kompos Cair Melalui Media Tanam
pertumbuhan tanaman lebih cepat, bebas dari Aeroponik Terhadap Pertumbuhan Tanaman
hama, hasilnya berkualitas dan berkuantitas Selada Keriting (Lactuca sativa L).Tujuan
tinggi, hemat biaya perawatan.Unsur hara penelitian yang ingin dicapai adalahuntuk
yang diperlukan oleh tanaman selada mengetahui pengaruh pemberian pupuk
keritingadalah pupuk NPK, AB mix dan NPK, ABmix, dan pupuk kompos cair
kompos cair. melalui media tanamaeroponik terhadap
Pupuk NPK merupakan pupuk buatan pertumbuhan tanaman selada keriting
yang berbentuk cair atau padat yang (Lactuca sativa L) dan untuk mengetahui
mengandung unsur pupuk manakah yang lebih baik bagi
harautama nitrogen, fosfor,dan kalium. pertumbuhan tanaman selada keriting
Pupuk AB mixadalah nutrisi yang (Lactuca sativa L).
diformulasikan dari garam-garam mineral

METODE PENELITIAN perlakuan pada kelompok eksperimen.


Penelitian ini termasuk penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah
eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan “The Post Test Only Control Group Design”
untuk meneliti kemungkinan adanya yang dapat digambarkan dengan bagan
hubungan sebab akibat dengan pemberian sebagai berikut:
R X O

R O

Sumber :Sugiyono, 2014


Keterangan : X = Perlakuan
O = Observasi
R = Menunjukkan dua kelompok yang Penelitian ini menggunakan rancangan acak
masing-masing dipilih secara random lengkap dengan bagan sebagai berikut
(acak)
48

Ulangan Perlakuan U
Keterang
I P0 P1 P2 P3 an :

II P3 P2 P1 P0 P0 :
:kelomp
ok
III P2 P1 P0 P3 sampel
kontrol
IV P3 P2 P1 P0 yang
dipergun
V P1 P0 P2 P3 S akan
adalah
300
P1 : kelompok sampel dengan tanaman selada keriting yang mempunyai
menggunakan pupuk NPK ketentuan yang sama diambil sampel
P2 : kelompok sampel dengan secarasimplerandom sampling.Kategori
menggunakan pupuk AB mix kecambah yang siap tanam berumur dua
P3 : kelompok sampel dengan minggu yang sudah memiliki akar yang kuat
menggunakan pupuk kompos cair untuk di tanam pada media tanam aeroponik.
Menurut Soedyanto, dalam Dewi
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman (2011) rumusyang dipakai untuk
selada keriting yang telah berumur tujuh hari menentukan banyak pengulangan dalam
yang ditanam pada tempat persemaian yang penelitian ini adalah sebagai berikut.
diambil dari 15gr biji selada keriting yang T (n-1)≥15
didapat dari pertanian Desa Batunya,
Kecamatan Baturiti, Tabanan.Jumlah sampel
kelompok perlakuan terdiri atas 15
sampel.Adapun empat kelompok sampel
Keterangan : tersebut adalah sebagai berikut.
a. 15 sampel berkode P0 = Kelompok
T : banyaknya perlakuan
sampel kontrol
n : banyaknya ulangan
b. 15 sampel berkode P1 = Kelompok
15 : angka standar dari balai besar
sampel dengan menggunakan pupukNPK
pertanian Bogor
c. 15 sampel berkode P2=Kelompok sampel
Dari rumus di atas, maka dalam
dengan menggunakan pupuk AB mix
penelitian ini dilakukan lima kali
d. 15 sampel kerkode P3 = Kelompok
pengulangan.Dimana tiap satu kali ulangan
sampel dengan menggunakan
digunakan 15 sampel yang dibagi menjadi
pupukkompos cair
empat kelompok sampel perlakuan, tiap-tiap
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini data ini dapat dikategorikan sebagai data
adalah pemberian pupuk yaitu pupuk NPK, kuantitatif..Sedangan dilihat dari sumbernya,
AB mix, dan kompos cairdan variabel data ini tergolong data primer karena data
terikatnyaadalah pertumbuhan tanaman langsung diperoleh melalui penimbangan
selada keriting (Latuca sativa L). menggunakan Neraca Ohaus.Penimbangan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian hanya dilakukan satu kali pada akhir
ini adalah data tentang pertumbuhan tanaman penelitian.
selada keriting dalam bentuk berat basah Prosedur penelitian meliputi beberapa
tanaman selada keriting yang tumbuh pada tahapan antara lain tahap persiapan, tahap
media aeroponik yang menggunakan jenis pelaksanaan dan tahap pengumpulan data.
pupuk yang berbeda.Dilihat dari sifatnya a. Tahap persiapan
49

1. Alat yang akan digunakan yaitu media semai yang sudah ditanami biji
:Semprotan, steroform, bak kayu, dengan plastik diamkan selama tiga hari
Polybag, rockwool, alat sampai benih berkecambah.Pesemaian harus
dokumentasi/kamera, kalkulator, alat- terletak pada lokasi yang strategis karena
alat tulis. memerlukan penanganan khusus agar
2. Bahan yang akan digunakan:Air, memperoleh bibit yang berkualitas.
bibit, pupuk NPK, AB mix, kompos Proses perkecambahan benih hingga
cair siap pindah tanam, memerlukan penanganan
khusus agar dapat tumbuh dengan baik dan
sehat. Sirkulasi udara dan pengaturan sinar
b. Tahap pelaksanaan matahari harus benar-benar diperhatikan
Penelitian ini dilakukan di Ds. mengingat kondisi bibit yang masih
Angantiga, Kec.Petang, Kab.Badung karena lemah.Penyemaian harus ditangani secara
suhu yang dibutuhkan tanaman selada baik agar tidak terjadi keterlambatan dalam
keriting cocok dengan suhu di daerah perkecambahannya.
tersebut untuk menghasilkan pertumbuhan 3. Pembuatan Media Tanam
tanaman yang lebih baik, pemelitian Media tanam yang digunakan dalam
dilakukanselama emam minggu dari tanggal penelitian ini adalah aeroponik yaitu
11 februari sampai 17 maret. Untuk Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti
menghindari tanaman terkena cahaya udara dan ponus yang berarti daya.Jadi
matahari langsung diberikan atap plastik aeroponik adalah memberdayakan
transparan (tembus cahaya). udara.Dengan menggunakan media tersebut
diharapkan tanaman selada ini dapat tumbuh
1. Persiapan Bibit dengan baik dan menghasilkan kualitas yang
Semua biji selada keriting yang baik.
dijadikan bibit akan dibeli di penjual biji Media tersebut menggunakan bak
selada di Ds. Batunya, Kec. Baturiti, yang terbuat dari kayu dan steroform yang
Tabanan. permukaannya diberi lubang untuk tempat
menanam selada.
2. Pembuatan Bibit
4. Pemindahan Bibit
Tanaman selada diperbanyak secara
Pemindahan bibit dilaksanakan pada
generatif, yaitu melalui biji.Biji (benih)
hari ke 15 setelah tanaman ditumbuhkan di
selada umumnya dapat secara langsung
tempat penyemaian.Pengambilan bibit dari
ditanam di kebun/lahan tanam. Akan tetapi
tempat penyemaian dilakukan secara random
tidak akan memberikan hasil yang
setelah dilakukan penyortiran terlebih
memuaskan. Dalam penelitian ini benih atau
dahulu.Jumlah seluruh sampel untuk setiap
biji akandisemaikan terlebih dahulu sekitar
eksperimen adalah 60 sampel ini dibagi
dua minggu hingga berkecambah dan
menjadi empat kelompok, yaitu kelompok
akarnya sudah cukup kuat untuk di tanam
yang disemprotkan dengan pupuk NPK, AB
pada media tanam aeroponik.Sebelum
mix, kompos cair, dan control.Jumlahnya
disemai benih selada direndam dengan air
masing-masing 15 sampel.
terlebih dahulu tujuannya adalah untuk
5. Pemberian Perlakuan
mengetahui benih yang berkualitas dan
Agar semua sampel memperoleh
mempercepat tumbuhnya benih.Benih yang
peluang yang sama untuk dalam media
tenggelam kemudian diambil untuk
aeroponik, maka semua perlakuan diacak
disemaikan dan benih yang mengambang di
menggunakan undian. Masing-masing
buang karena benih tersebut kurang baik
sampel diberi perlakuan sebagai berikut.
untuk bibit.Persemaian dilakukan pada
P0 = Kelompok sampel kontrol
media rockwool yang sudah dibasahi dan
P1 = Kelompok sampel dengan menggunakan
sudah dilubangi sesuai ukuran biji, biji
pupuk NPK dengan konsentrasi
dimasukan pada rockwooltersebut.Tutup
50

0,2% atau 2ml cairan pupuk dicampurkan Dalam tahap ini dilakukan
dengan 1liter air. pengamatan terhadap pertumbuhan selada
P2 =Kelompok sampel dengan keriting pada berbagai jenis pupuk yang
menggunakan pupuk AB mix dengan digunakan.Pengamatan dilakukan setiap hari
konsentrasi pada pagi dan sore hari.Sedangkan
0,2% atau 2ml cairan pupuk dicampurkan penimbangan dilakukan satu kali pada akhir
dengan 1liter air. percobaan yaitu pada minggu ke III setelah
P3 = Kelompok sampel dengan menggunakan pemindahan tanaman ke media tumbuh
pupuk kompos cair dengan dengan mencabut tanaman selada dari media
konsentrasi 0,2% atau 2ml cairan pupuk tumbuh dengan hati-hati agar akar tanaman
dicampurkan dengan 1liter air. tidak ada yang tertinggal di dalam
6. Tahap Pemeliharaan media.Keseluruhan tanaman meliputi akar,
Tahap pemeliharaan meliputi batang, dan daun ditimbang dengan
penyiraman dan pemupukan. menggunakan timbangan.
a. Penyiraman Teknik Pengumpulan Data
Penyiraman dilakukan dua jam sekali Untuk mendapatkan data tentang
dengan cara menyemprotkan pupuk ke pertumbuhan pada selada, maka digunakan
masing-masing perlakuan. metode observasi.Hal-hal yang diobservasi
b. Pemupukkan dalam penelitian ini adalah kesuburan
Pemupukan dalam kultur aeroponik tanaman selada pada masing-masing
dikenal dengan istilah pemberian nutrient. pemberian pupuk yang berbeda.Pengamatan
Pemberian nutrient dilakukan setiap dua jam dilakukan setiap hari pada pagi hari dan
sekali.Dan pada sore hari menjelang malam siang hari.Sedangkan penimbangan hanya
haripolybagdiangkat agar lebih dekat dengan dilakukan satu kali pada akhir penelitian
akar tanaman sehingga penyemprotan pada dengan menggunakan timbangan.
sore hari pupuk tersebut tergenang pada Teknik Analisis Data
polybagdekat akar tanaman dan menjaga Data yang diperoleh dari hasil
kelembaban roockwooldan tanaman juga penimbangan berupa berat basah tanaman
tetap memperoleh nutrisi. Hal ini tidak selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
dilakukan pada pagi dan siang hari karena statistik. Sedangkan untuk menguji hipotesis
pada pagi dan siang hari tanaman lebih cepat dipergunakan teknik analisis varian
menyerap nutrisi maka dari itu harus (ANAVA) satu jalur dengan rumus :
disemprot dua jam sekali.
c. Tahap Akhir
MK ant
Fration 
MK dal

Sumber : Sugiyono2013
Keterangan: jika F-ratio yang diperoleh lebih besar atau
Fratio = angka-angka perbandingan antara sama dengan F-ratio dalam tabel, maka
Mkant dengan MKdal hipotesis nol ditolak dan berlaku hipotesis
MKant = mean kuadrat antar kelompok yakni alternatif. Ini berarti jenis arang yang
variabilitis antara kelompok berbeda memiliki pengaruh terhadap
MKdal = mean kuadrat dalam kelompok pertumbuhan tanaman selada keriting.
yakni variabilitas dalam kelompok Sedangkan jika F-ratio yang
Kriteria yang berlaku untuk menguji diperoleh dalam perhitungan lebih kecil dari
hipotesis pada taraf signifikansi 5% adalah : Ftabel, maka hipotesis nol diterima dan
51

menolak hipotesis alternatif.Ini berarti jenis AB mix dapat mempengaruhi pertumbuhan


arang yang berbeda tidak memiliki pengaruh tanaman selada keriting melalui media tanam
terhadap pertumbuhan tanaman selada aeroponik” hasilnya diperlukan lagi uji
keriting. lanjutan dengan metode Uji Beda Terkecil
Dalam pengujian hipotesis digunakan (BNT). Uji BNT yang dilakukan baik pada
taraf signifikansi 5%.Apabila F hitung < F taraf signifikansi 5%.
table, maka H0 diterima dan H1 ditolak ini MenurutGaspersz dalam Mertayasa
berarti “pupuk AB mix tidak berpengaruh (2011) rumus yang digunakan untuk
terhadap pertumbuhan tanaman selada menentukan uji beda nyata terkecil (BNT)
keriting melalui media tanam aeroponik”. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Apabila F Hitung > F Tabel maka H0
ditolak dan H1 diterima ini berarti “pupuk

BNT= ttabelx

Keterangan :
BNT = Uji Beda Nyata Terkecil
Ttabelx = Banyaknya perlakuan
KTG = Kuadrat Tengah Galat
n = Banyaknya ulangan

Tabel 3.2
Model Matrik Selisih Nilai Rata-rata Berat Basah Tanaman Selada Keriting
Nilai rata- P0 P1 P2 P3
Perlakuan rata
Y1 (Ya) Y2 (Ya) Y3 (Ya) Y4 (Ya)

P0 Y1 (Ya) 0

P1 Y2 (Ya) d(1-2) 0

P2 Y3 (Ya) d(1-3) d(2-3) 0

P3 Y4 (Ya) d(1-4) d(2-4) d(3-4) 0

BNT 5% BNT 1%

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian yang disajikan hari dan dari masing-masing pengulangan (I,
meliputi data berat basah tanaman selada II, III, IV, V). Data hasil penelitian dianalisis
keriting (dalam gram) yang diperoleh dari secara statistik dengan menggunakan
tanaman selada keriting yang berumur 35 Analisis Varian (ANAVA) satu jalur.

Tabel 4.1
Rata –rata berat basah tanaman selada keriting berumur 35 hari setelah tanam.
52

Berat Basah (gram) Tanaman Selada


Kelompok Keriting
No Jumlah
Ulangan (n)
P0 P1 P2 P3

1 I 15,87 31,57 40,44 23,47 111,35

2 II 15,21 30,25 37,79 24,85 108,1

3 III 13,92 30,71 38,66 24,47 107,76

4 IV 14,63 32,73 38,76 24,23 110,35

5 V 16,17 30,07 38,85 23,29 108,38

Total 75,8 155,33 194,5 168,63 545,94

Rata-rata 15,16 31,07 38,9 33,73 109,19

Sumber: Data primer diolah, 2015


Keterangan: selada keriting lebih tinggi dibandingkan
rata-rata nilai berat basah tanaman selada
P0 : kelompok sampel kontrol keriting pada kelompok kontrol yaitu pada P0
P1 : kelompok sampel dengan (kelompok sampel control) pada tiap-tiap
menggunakan pupuk NPK ulangan baik I, II, III, IV maupun V.
P2 : kelompok sampel dengan
menggunakan pupuk AB mix Dari tabel tersebut dapat juga dilihat
P3 : kelompok sampel dengan bahwa P2 (kelompok sampel dengan
menggunakan pupuk kompos cair menggunakan pupuk AB mix) menunjukkan
I,II,III,IV,V = Jumlah ulangan rata-rata nilai berat basah tanaman selada
keriting paling tinggi dibandingkan dengan
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa P0 (kelompok sampel control), P1 (kelompok
pada kelompok eksperimen yaitu P1 sampel dengan menggunakan pupuk NPK),
(kelompok sampel dengan menggunakan P3 (kelompok sampel dengan menggunakan
pupuk NPK), P2 (kelompok sampel dengan pupuk kompos cair), dengan nilai P2 = 38,9,
menggunakan pupuk AB mix), P3 (kelompok P0 = 15,16, P1 = 31,07, P3 = 33,73.
sampel dengan menggunakan pupuk kompos
cair) rata-rata nilai berat basah tanaman
53

40
35 Kontrol
30
25 NPK
20
15 AB mix
10
5 Kompos cair
0
Kontrol NPK AB mix Kompos cair

Sumber: Data primer diolah, 2015


Gambar 6 Grafik Berat Basah Tanaman Selada Keriting Umur 35 Hari

Dilihat dari gambar 6, menunjukkan menyiram tanaman selada keriting dengan


bahwa berat basah tanaman selada keriting pupuk kompos cair dengan konsentrasi 0,2%
rata-rata pada P0 (kontrol) yaitu 15,16, pada atau 2ml cairan pupuk dicampurkan dengan
P1 (kelompok sampel dengan menggunakan 1liter air.
pupuk NPK) yaitu 31,07, pada P2 (kelompok Morfologi tanaman selada keriting
sampel dengan menggunakan pupuk AB masing-masing perlakuan adalah sebagai
mix) yaitu 38,9 dan pada P3(kelompok berikut.
sampel dengan menggunakan pupuk kompos 1.Tanaman selada keriting yang tidak
cair) yaitu 33,73. Dari gambar 6 juga dapat menggunakan pupuk/kontrol (P0) daun
dilihat pupuk yang paling baik selada keriting berwarna hijau kekuningan,
mempengaruhi tanaman selada melalui tidak begitu renyah dan mudah patah. Daun
media tanam aeroponik yaitu pupuk AB mix. selada keriting pada perlakuan ini memiliki
Dari hasil analisis data, F-hitung dari jumlah daun 5 helai daun, lebar daun 5cm
penelitian lebih besar dari pada F-tabel.Ini dan panjang 8 – 10cm. Diameter batang
berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan tanaman selada keriting berkisar 0,3 – 1cm,
hipotesis alternatif (H0) diterima.Dengan panjang akar tanaman selada keriting yaitu 4
demikian berarti ada pengaruh pemberian – 8cm. Air tanpa perlakuan digunakan
pupuk NPK, ABmix, dan pupuk kompos cair sebagai kontrol dapat digunakan untuk
melalui media tanam aeroponik terhadap menanam tanaman selada keriting, namun
pertumbuhan tanaman selada keriting hasilnya kurang maksimal karena tanaman
(Lactuca sativa L)” diterima. selada keriting (Lactuca sativa L)
Berat basah tanaman selada keriting memerlukan unsur hara untuk membantu
diperoleh dari penanaman selada keriting pertumbuhannya seperti pupuk agar hasilnya
melalui media tanam aeroponik dengan lebih maksimal.
perlakuan P0 yaitu sebagai kontrol menyiram 2.Tanaman selada keriting yang
tanaman selada keriting tanpa pupuk, P1 menggunakan pupuk NPK (P1) daun selada
yaitu menyiram tanaman selada keriting keriting berwarna hijau sedikit kuning dan
menggunakan pupuk NPK dengan renyah. Daun selada keriting pada perlakuan
konsentrasi 0,2% atau 2ml cairan pupuk ini memiliki jumlah daun 9 -11 helai daun,
dicampurkan dengan 1liter air, P2 yaitu lebar daun 12cm dan panjang 13 – 19cm.
menyiram tanaman selada keriting Diameter batang tanaman selada keriting
menggunakan pupuk AB mix dengan berkisar 0,6 – 1,5cm, panjang akar tanaman
konsentrasi 0,2% atau 2ml cairan pupuk selada keriting yaitu 8 – 11cm.
dicampurkan dengan 1liter air, P3 yaitu
54

3.Tanaman selada keriting yang yaitu: N, P, K, Ca, Mg, S, unsur mikro yaitu:
menggunakan pupuk AB mix (P2) daun Fe, Mn, Bo, Zn, Cu, Mo.
selada keriting berwarna hijau muda dan Berdasarkan hasil penelitian dan
renyah. Daun selada keriting pada perlakuan kesimpulan yang telah diuraikan di atas,
ini memiliki jumlah daun 11-13 helai daun, maka ada beberapa saran yang disampaikan
lebar daun 14cm dan panjang 15 – 19cm. yaitu sebagai berikut.
Diameter batang tanaman selada keriting 1.Perlu diadakan penelitian lebih lanjut di
berkisar 0,8 – 1,9cm, panjang akar tanaman lapangan agar hasil penelitian ini dapat
selada keriting yaitu 9 – 12cm. diaplikasikan dimasyarakat.
4.Tanaman selada keriting yang 2.Bertitik tolak dari hasil penelitian ini, maka
menggunakan pupuk kompos cair(P3) daun disarankan kepada para petani dan
selada keriting berwarna hijau kekuningan masyarakat dalam usaha mempercepat
dan tidak begitu renyah. Daun selada keriting pertumbuhan tanaman selada keriting
pada perlakuan ini memiliki jumlah daun 9 - mulalui media tanam aeroponik hendaknya
11 helai daun, lebar daun 11cm dan menggunakan pupuk AB mix.
panjang 12 – 18cm. Diameter batang 3.Hasil penelitian ini dapat digunakan
tanaman selada keriting berkisar 0,4 – 1,2cm, sebagai sumber pengetahuan dan
panjang akar tanaman selada keriting yaitu 5 pengalaman yang praktis dalam menerapkan
– 10cm. konsep biologi, terutama mengenai budidaya
Perolehan berat basah tanaman selada selada keriting dan pemberian pupuk
yang paling baik dan kategori tanaman terhadap tanaman sehingga mendapatkan
selada siap panen terlihat pada perlakuan P2 hasil yang optimal.
dengan pemberian pupuk AB mix dengan 4.Bagi para petani diharapkan untuk kembali
ciri-ciri jumlah daun lebih banyak, ukuran kepada pertanian organik agar sumber daya
daun lebih besar, berkembang alam seperti tanah terjaga kesuburannya dan
dengan baik, warna daun lebih terang, tetap lestari dimasa yang akan datang.
renyah, dan rasa yang manis sudah bisa
dikonsumsi atau dipanen. Biasanya tanaman
selada keriting yang memiliki ciri-ciri seperti DAFTAR RUJUKAN
pada perlakuan P2 dengan pemberian pupuk Alfarabi, Azizul.
AB mixmerupakan salah satu permintaan 2005.JurnalPengaruhTekanan Pompa
pasar yang paling banyak Dan
diminatimasyarakat mulai dari kalangan UmurBibitTerhadapPertumbuhanSelad
menengah ke atas, di pasar modern, restoran a (Lectuca Sativa)
dan hotel. PadaSistemBudidayaAeroponik.
Dari penjelasan diatas menunjukkan Cahyono, Bambang. 2005. Teknik Budi
bahwa pada penelitian ini pupuk yang paling Dayadan Analisis Usaha
baik untuk pertumbuhan selada keriting TaniSelada.Semarang. Aneka Ilmu.
melalui media aeroponik adalah pupuk AB Dewi, Ni KomangKartika. 2011.
mix. PengaruhBerbagaiJenis media
TanamDalamKulturHidroponikTerhad
SIMPULAN DAN SARAN ap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Semua pupuk berpengaruh terhadap Kacang Tanah (Arachishypogeae
tanaman selada keriting, namun pupuk yang L.).Denpasar.Skripsi IKIP PGRI Bali
paling baik bagi pertumbuhan tanaman Emzir.2013. Metodologi Penelelitian
selada keriting adalah pupuk AB mix karena Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
pupuk AB mix memiliki unsur-unsur yang Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
lengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Mas’ud, Hidayati. 2009.
tanaman selada keriting. Unsur-unsur yang JurnalSistemHidroponikDenganNutrisi
dimiliki pupuk AB mix yaitu unsur makro Dan Media
55

TanamBerbedaTerhadapPertumbuhan Samadi, Budi. 2014.


Dan HasilSelada. RahasiaBudidayaSeladaTeknikBudiday
Irawan, Agus. 2003. aPertanian Organik Dan Anorganik.
HidroponikBercocokTanamTanpa Jakarta. Pustaka Mina.
Media Tanah. Bandung. M2S Djamhari, Sudaryanto. 2012.
Irmaningtyas. 2013. Biologiuntuk SMA/Ma JurnalBiokompos Cair Dan Pupuk
Kelas X BerdasarkanKurikulum 2013. Kimia Npk Sebagai Alternatif Nutrisi
Jakarta. Erlangga Pada Budidaya Tanaman Caisim
Lingga, Pinus. 2004. Hidroponik Bercocok Teknik Hidroponik.
Tanam Tanpa Tanah. Jakarta. Penebar Sugiyono. 2013. StatistikauntukPenelitian.
Swadaya. Bandung. Alfabeta Tjitrosoepomo.
Lingga, Pinus, Marsono. 2013. Gembong. 2011. MorfologiTumbuhan.
PetunjukPenggunaanPupuk. Cibubur, Yogyakarta.GadjahMada University
Jakarta Timur. PenebarSwadaya. Press
Mertayasa, Gusti Agung Kade. 2011. Rinekso, Kun Budi. 2011. JurnalStudi
Pengaruh Skarifikasi Mekanis yang Pembuatan Pupuk Organik Cair dari
Berbeda Terhadap Perkecambahan Fermentasi Urine Sapi (Ferisa)
Biji Kakao (Theobroma cacao, L) dengan Variasi Lokasi Peternakan
Mulyani, Sutedjo, Mul. 2010. Pupuk Dan yang Berbeda. Semarang
Cara Pemupukan. Jakarta. Zulkarnain. 2013. BudidayaSayuranTropis.
RinekaCipta. Jakarta. BumiAksara

Вам также может понравиться