Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract : Stroke is the loss of brain function caused by the cessation of blood supply to the part
of the brain. The effects of disruption of oxygen demand to the brain can occur clinical
manifestations in the form of weakness of some or all limbs, one of the extremities so that the
patient is not able to perform activities due to the weakness of the limb and requires exercise of
the limbs aimed at preventing disability. The purpose of this research is to know the influence of
the combination of active range of motion (ROM) Exercise therapy and a warm compress of the
extremity muscle strength in post stroke patients. The design of this research is quantitative using
Pre-experimental design with one group Pretests and posttest. Pretest is done to measure the
strength of the extremity muscles over stroke patients. The number of research samples was 30
respondents with muscular extremity weakness. The instrument was drafted in the study of
muscle strength examination using manual muscle testing measuring instrument. The normality
test using Kolmogorov-Smirnov and the analysis technique uses Wilcoxon Signed Ranks Test
with 95% Confidence Level (α = 0.05). The results of this study showed an average Of the
extremity muscle strength of respondents before given the combination Of the active Range Of
Motion (ROM) Exercise therapy and the warm compress was 2.77. After exerted the average
intervention of the extremity muscle strength increased to 3.57. Indicates there is a combined
influence of the Range Of Motion (ROM) Exercise therapy active and compre warm to the
strength of muscle extremities with a value of P = 0.000. So it can be concluded that the
combination exercises Of Range Of Motion (ROM) active and warm compressing effectively
increase the muscular strength of the extremities in post stroke patients.
PENDAHULUAN
Stroke dapat menimbulkan berbagai stroke (Pinzon & Asanti, 2015). Pasien
tingkat gangguan, seperti penurunan tonus stroke yang masih bertahan dapat
otot, hilangnya sensibilitas pada sebagian mengalami berbagai masalah kesehatan,
anggota tubuh, menurunnya kemampuan seperti kehilangan fungsi motorik, gangguan
untuk menggerakan anggota tubuh yang komunikasi, presepsi, gangguan hubungan
sakit dan ketidakmampuan dalam hal visual-spasial, kehilangan fungsi sensoris,
melakukan aktivitas tertentu. Pasien stroke kerusakan fungsi kognitif dan efek
yang mengalami kelemahan pada satu sisi psikologik dan disfungsi kandung kemih
anggota tubuh disebabkan oleh karena (Smeltzer & G.Bare, 2010).
penurunan tonus otot, sehingga tidak mampu Stroke merupakan penyebab
menggerakkan tubuhnya (imobilisasi). kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab
Imobilisasi yang tidak mendapatkan kematian nomor tiga di dunia setelah
penanganan yang tepat, akan menimbulkan jantung dan kanker. Berdasarkan data dari
komplikasi berupa abnormalitas tonus, stroke forum sebanyak 15 juta orang
orthostatic hypotension, deep vein terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga
thrombosis dan kontraktur (Mubarak, Iqbal, meninggal dan sisanya mengalami kecacatan
& Chayatin, 2012). Serangan stroke permanen (Stroke, 2015). AHA (Association
mengakibatkan kemampuan motorik pasien Heart American, 2017) mengatakan sekitar
mengalami kelemahan atau Hemiparesis 1-19 orang meninggal karena stroke. Sekitar
(Nasir, 2017:87). 55-75% di Amerika pasien stroke
Ada 3 kemungkinan yang dialami mengalami penurunan pada kemampuan
oleh pasien stroke setelah menjalani motorik. Yayasan Stroke Indonesia
perawatan dirumah sakit yaitu meninggal menyatakan bahwa jumlah penderita stroke
dunia, sembuh tanpa cacat, dan sembuh di Indonesia merupakan terbanyak dan
dengan kecacatan. Kematian akibat stroke menduduki urutan pertama di Asia.
ditemukan pada 10-30% pasien yang dirawat Prevalensi penyakit stroke di
dan 70-90% penderita yang hidup pasca Indonesia meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi merelaksasikan otot-otot skelet yang
yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah mengalami spasme yang disebabkan oleh
usia 75 tahun keatas 50,2% dan terendah peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu vasodilatasi pembuluh darah dan akan
sekitar 0,6%. Berasarkan data 10 besar meningkatkan aliran darah ke daerah yang
penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013, mengalami spasme dan iskemik
prevalensi kasus stroke di Indonesia Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan mengetahui pengaruh kombinasi terapi
sebesar 10,9 permil dan 14,7 permil latihan Range Of Motion (ROM) aktif dan
(RISKESDAS, 2018). kompres hangat terhadap kekuatan motorik
Ada 3 kemungkinan yang dialami ekstremitas pada pasien stroke di Poli Saraf
oleh pasien stroke setelah menjalani RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
perawatan dirumah sakit yaitu meninggal
METODE
dunia, sembuh tanpa cacat, dan sembuh
dengan kecacatan. Kematian akibat stroke Penelitian ini merupakan penelitian
ditemukan pada 10-30% pasien yang dirawat kuantitatif yang menggunakan desain Pre-
dan 70-90% penderita yang hidup pasca eksperimen dengan rancangan one group
stroke (Pinzon & Asanti, 2015). Pasien pretest dan posttest. Metode ini bertujuan
stroke yang masih bertahan dapat untuk menganalisis pengaruh kombinasi
mengalami berbagai masalah kesehatan, range of motion (ROM) dan kompres hangat
seperti kehilangan fungsi motorik, gangguan terhadap kekuatan otot ekstremitas pada
komunikasi, presepsi, gangguan hubungan pasien post stroke.
visual-spasial, kehilangan fungsi sensoris, Sample dalam penelitian ini
kerusakan fungsi kognitif dan efek berjumlah 30 responden dan diberikan
psikologik dan disfungsi kandung kemih intervensi berupa kombinasi terapi latihan
(Smeltzer & G.Bare, 2010). Range Of Motion (ROM) aktif dan kompres
Latihan ROM yang diprogramkan hangat, dengan kekuatan otot ekstremitas 1-
pada klien stroke secara teratur terbukti 3 dan menggunakan Manual Muscle Testing
berefek positif baik dari segi fungsi fisik untuk mengukur kekuatan otot responden.
maupun fungsi psikologis. Fungsi fisik yang Pengambilan data terdiri dari data
diperoleh adalah mempertahankan primer berupa skala kekuatan otot
kelenturan sendi, kemampuan aktifitas, dan ekstremitas yang dikumpulkan dengan cara
fungsi secara psikologis yang dapat mengukur kekuatan otot dengan
menurunkan presepsi nyeri dan tanda-tanda menggunakan lembar penilaian Manual
depresi pada klien pasca stroke untuk Muscle Testing (MMT). Pengukuran
menilai kekuatan otot (Prok, Joudy Gessal, dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan
& Angliadi, 2016) intervensi. Intervensi dilakukan 2 kali dalam
Menurut (Price & Wilson, 2010) seminggu dengan durasi 20 menit. Data
kompres hangat sebagai metode yang sangat sekunder diperoleh dari lembar
efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang pengumpulan data.
otot. Panas disalurkan melalui konduksi. Data yang telah terkumpul kemudian
Panas dapat melebarkan pembuluh darah direkapitulasi dan dicatat dalam master tabel
dan dapat meningkatkan aliran darah. untuk selanjutnya dianalisis. Stelah itu data
Teknik relakasasi kompres hangat dapat diolah dan dianalisis untuk melihat distribusi
menurunkan insensitas nyeri dengan cara
frekuensi dari masing-masing variabel, Hemoragik 6 20,0
kenormalan data dan kesetaraan data. Iskemik 24 80,0
Total 30 100,0
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan jenis
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis stroke responden lebih dari sebagian
Kelamin Pada Pasien Post Stroke di Poli memiliki jenis stroke iskemik yang
Syaraf RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu berjumlah 24 orang responden (80,0%)
dibandingkan dengan jenis stroke hemoragik
Jenis Kelamin Frequency Percent berjumlah 6 orang responden (20,0%).
Laki-Laki 18 60,0
Perempuan 12 40,0 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Frekuensi Serangan Stroke Pada Pasien
Hasil penelitian menunjukkan jenis Post Stroke di Poli Syaraf RSUD Dr. M.
kelamin responden lebih dari sebagian Yunus Bengkulu
berjenis kelamin laki-laki yaitu 18 orang
responden (60,0%) dibandingkan dengan Frekuensi Stroke Frequency Percent
perempuan yang kurang dari sebagian yaitu Pertama 13 43,3
12 orang responden (40,0%). Kedua 9 30,0
Lebih dari dua 8 26,7
kali
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Total 30 100,0
Pendidikan Pada Pasien Post Stroke di
Poli Syaraf RSUD Dr. M. Yunus Hasil penelitian menunjukkan
Bengkulu frekuensi stroke responden yang
mendapatkan serangan stroke pertama lebih
Pendidikan Frequency Percent besar dengan jumlah 13 orang responden
SD 9 30,0 (43,3%) yang mendapatkan serangan stroke
SMP 7 23,3 kedua dengan jumlah 9 orang responden
SMA 8 26,7 (30,0%) dan yang mendapatkan serangan
PT 6 20,0 stroke lebih dari dua kali berjumlah 8 orang
Total 30 100,0 responden (26,7%).