Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract: various kinds of emotions in sectio caesarea patients, one of which is anxiety. Anxiety
is a certain state (state anxiety), which is facing a situation that is uncertain and uncertain of its
ability to deal with objects.Anxiety is a manifestation of rejection from individuals that cause
feelings of fear. Management to deal with anxiety can be non-pharmacological. One of them is
Benson's relaxation. The purpose of this study is to identify the level of anxiety of patients pre
sectio caesarean surgery before and after Benson relaxation therapy. Patients before benson
relaxation performed anxiety measurements with HARS anxiety meter (pre test) and then do the
intervention and anxiety measurements again (post test). This research design uses quasy
experiment with pre test post test design. The sample in this study was 12 patients with
preoperative cesarean section with details of 6 patients as the treatment group and 6 patients as
the control group. The test used is the Paired Sample T-Test to see the value of pre and post
treatment with the results of p = 0.012 (> 0, 05) which means that there are differences in
outcomes between before and after Benson relaxation therapy in the treatment group. Suggestions
for further researchers to compare the level of anxiety with a variety of other therapy
Abstrak: Sectio caesarea merupakan proses persalinan dengan melakukan pembedahan. Dalam
menghadapi pembedahan menimbulkan berbagai macam emosi pada pasien sectio caesarea,
salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan adalah suatu keadaan tertentu (state anxiety), yaitu
menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam
menghadapi objek. Kecemasan merupakan perwujudan penolakan dari individu yang
menimbulkan perasaan takut. Penatalaksanaan untuk menangani kecemasan dapat berupa non
farmakologis. Salah satunya adalah relaksasi benson. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi
tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea sebelum dan sesudah dilakukan terapi
relaksasi benson. Pasien sebelum dilakukan relaksasi benson dilakukan pengukuran kecemasan
dengan alat ukur kecemasan HARS (pre test) kemudian dilakukan intervensi dan diukur kembali
kecemasannya (post test). Desain penelitian ini menggunakan quasy experiment with pre test post
test design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi sectio caesarea sebanyak 12
pasien dengan rincian 6 pasien sebagai kelompok perlakuan dan 6 pasien sebagai kelompok
kontrol. Uji yang digunakan yaitu Paired Sample T-Test untuk melihat nilai pre dan post
perlakuan dengan hasil p = 0,012 (>0,05) yang berarti ada perbedaan hasil antara sebelum dan
sesudah dilakukan terapi relaksasi benson pada kelompok perlakuan. Saran untuk peneliti
selanjutnya untuk melakukan perbandingan tingkat kecemasan dengan berbagai macam
pemberian terapi lain..
1
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
2
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
(Solehati & Kosasih, 2010). Orang yang aliran darah (vaskularisasi) menjadi meningkat
mengalami kecemasan atau ketegangan yang keseluruh tubuh terutama organ-organ vital
bekerja adalah sistem saraf simpatis. Pada saat seperti otak, sehingga O2 tercukupi didalam otak
rileks yang bekerja adalah sistem saraf dan tubuh menjadi rileks (Benson & Proctor,
parasimpatis. Relaksasi akan menekan rasa 2000).
tegang sehingga timbul perasaan rileks. Jurnal penelitian tentang relaksasi
Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus Benson Deddy S Sagala (2017) yang berjudul
untuk menghasilkan CRF (Corticotropin “Pengaruh Teknik Relaksasi Benson terhadap
Releasing Factor). CRF mengaktifkan anterior Tingkat Stres pada Lansia di Ruang Rawat Inap
pituitary. Kelenjar pituitary juga mengasilkan RSU Bhayangkara Tebing Tinggi” pada tahun
endorphine sebagai neurotransmitter yang 2017 menunjukkan p < 0.05 dengan kesimpulan
mempengaruhi suasana hati menjadi rileks bahwa ada pengaruh teknik relaksasi Benson
(Guyton, Arthur C., & Hall, 2014). terhadap tingkat stres lansia yang menjalani
3
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
3
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
Kecemasan Pasien Kanker Serviks di RSUD Benson untuk meengatasi kecemasan pasien pre
Margono Soekardjo Purwokerto” oleh Ma’rifah, operasi sectio caesarea.
Setyowati, & Sundari, (2016) menyatakan bahwa Berdasarkan uraian tersebut di atas maka
hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih
tingkat kecemasan sebelum dan sesudah lanjut mengenai pengaruh terapi relaksasi Benson
dilakukan relaksasi benson dengan nilai p- value terhadap tingkat kecemasan klien pre operasi
(0.000) < α (0.05) sehingga dapat disimpulkan sectio caesarea di RSUD Mardi Waluyo Kota
4
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
populasi yang memiliki varians sama. Uji Tabel 2 Distribusi Frekuensi Usia Responden
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
normalitas yang digunakan Shapiro Wilk untuk
sebagian besar responden pada kelompok
mengetahui normalitas data.
perlakuan berusia rentang 20-24 dan 36-40 tahun
Uji Paired T-Test untuk mengetahui
yaitu masing-masing 2 responden (33,3%).
adanya perbedaan tingkat kecemasan sebelum
Responden kelompok kontrol sebagian besar
(pre test) dan sesudah (post test) diberikan
berusia rentang 25-29 tahun yaitu sebanyak 3
relaksasi benson pada kelompok perlakuan dan
responden (50,0%)
perbedaan tingkat kecemasan sebelum (pre test)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat
dan sesudah (post test) diberikan tindakan
standar rumah sakit (KIE) pada kelompok Tingkat Perlakuan Kontrol
Pendidikan f % f %
kontrol.
SMP sederajat 1 16,7 3 50
SMA sederajat 4 66,6 3 50
HASIL PENELITIAN
Perguruan Tinggi 1 16,7 0 0
Total 6 100 6 100
Tingkat Perlakuan Kontrol
Kecemasan f % f % Pendidikan Responden
Ringan (14-20) 0 0 0 0
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui
Sedang (21-27) 6 100 6 100
bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar
Berat (28-41) 0 0 0 0
responden yaitu sebanyak 4 orang (66,6%)
Total 6 100 6 100
berpendidikan terakhir SMA Sederajat.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Responden Responden kelompok kontrol memiliki jumlah
yang sama pada tingkat pendidikan SMP dan
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui
SMA sederajat yaitu masing-masing 3 orang
bahwa semua responden (100%) pada kelompok
(50%)
perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat
kecemasan sedang dengan rentang skor 21-27 Kecemasan Sebelum dan Sesudah
dilakukan Relaksasi Benson Pada
Perlakuan Kontrol Kelompok Perlakuan
Usia
f % f %
Tingkat Pre Test Post Test
20 – 24 tahun 2 33,3 0 0 Kecemasan f % f %
25 – 29 tahun 1 16,7 3 50,0
Ringan (14-20) 0 0 3 50
30 – 35 tahun 2 33,3 1 16,7
Sedang (21-27) 6 100 3 50
36 – 40 tahun 1 16,7 2 33,3
Berat (28-41) 0 0 0 0
Total 6 100 6 100
menggunakan alat ukur kecemasan HARS Total 6 100 6 100
5
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui penurunan skor yaitu pada responden 4 dimana
bahwa sebelum dilakukan relaksasi benson (pre dari skor 24 turun menjadi 21 dan kenaikan skor
test) 5 jam sebelum operasi pada kelompok pada responden 5 dimana dari skor 23 naik
perlakuan semua responden yaitu sebanyak 6 menjadi 24.
orang (100%) mengalami kecemasan sedang Tabel 6 Uji Homogenitas pada Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol
dengan total skor maksimal 24 menggunakan
Lavene Statistic df1 df2 Sig.
alat ukur kecemasan HARS. Setelah dilakukan
,500 1 10 ,496
relaksasi benson (post test) didapatkan hasil
terjadi penurunan kecemasan sebanyak 3 Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui hasil
responden (50%) menjadi kecemasan ringan. uji homogenitas, uji homogenitas dilakukan
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat untuk mengetahui bahwa dua atau lebih
Kecemasan Sebelum dan Sesudah
dilakukan Tindakan Standar RS (KIE) kelompok data sampel berasal dari populasi yang
Pada Kelompok Kontrol memiliki varians sama (homogen). Uji
Tingkat Pre Test Post Test homogenitas yang dilakukan peneliti didapatkan
Kecemasan f % f % hasil 0,496 dengan signifikansi > 0,05 yang
Ringan (14-20) 0 0 0 0 menunjukkan bahwa distribusi data adalah
Sedang (21-27) 6 100 6 100 homogen.
Berat (28-41) 0 0 0 0 Tabel 7 Uji Normalitas Shapiro Wilk pada
Total 6 100 6 100 Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol
Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui Statistic df Sig.
bahwa sebelum dilakukan tindakan standar RS Perlakuan ,827 6 ,101
berupa KIE (pre test) 5 jam sebelum operasi Kontrol ,933 6 ,607
pada kelompok kontrol semua responden yaitu
sebanyak 6 orang (100%) mengalami kecemasan Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui hasil
sedang dengan total skor maksimal 24 uji normalitas shapiro wilk, uji ini dilakukan
menggunakan alat ukur kecemasan HARS. untuk mengetahui bahwa data berdistribusi
Setelah dilakukan tindakan standar RS berupa normal atau tidak serta sebagai syarat untuk
KIE (post test) didapatkan hasil tidak didapatkan melakukan uji beda. Uji normalitas yang
penurunan tingkat kecemasan menjadi dilakukan peneliti didapatkan hasil signifikansi >
kecemasan ringan tetapi terjadi penurunan total 0,05 yang menunjukkan bahwa distribusi data
skor kecemasan yaitu dari 6 responden sebanyak adalah normal dan dapat dilakukan uji beda
4 responden tetap mengalami kecemasan sedang menggunakan Paired Sample T-Test.
dengan skor yang sama dan tidak ada penurunan
ataupun kenaikan skor, 1 responden mengalami
6
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
6
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
6
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
8
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
8
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
Ma’rifah et al., (2016) dapat diketahui bahwa pada Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai
nilai rata-rata skor kecemasan 21 pasien yang keyakinan pasien memiliki makna
terendah adalah 28 dan tertinggi adalah 51 Oleh karena itu, terapi relaksasi
menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan benson dapat dijadikan sebagai salah satu
ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan penatalaksanaan non farmakologis untuk
sesudah dilakukan relaksasi benson dengan nilai mengurangi kecemasan pada pasien pre
Saat pasien menarik napas otot akan Berdasarkan analisa data dari
menekan tulang iga bawah ke bagian belakang hasil penelitian yang telah dilakukan
dan sekat diafragma akan terdorong ke atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-
menyebabkan peningkatan peredaran darah pada sebelum diberikan relaksasi benson pada
organ vital seperti otak dan jantung. Pasien yang kelompok perlakuan adalah sebesar 22
menarik nafas panjang akan menstimulasi dan rata-rata skor kecemasan sesudah
reseptor paru ke bagian medula untuk diberikan relaksasi benson adalah sebesar
aliran darah. Informasi tersebut kemudian didapatkan hasil 0,012 p-value < 0,05
9
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx
9
Pengaruh Terapi Relakasasi Benson (Pawestri et. al)
dan setelah diberikan tindakan standar RS berupa Mubarak, W. I., Indrawati, L. & Susanto, J.
KIE rata-rata skor kecemasan responden adalah (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
sebesar 22. Hasil uji beda menunjukkan Dasar (Buku 2). Jakarta: Salemba Medika.
didapatkan hasil 0,363 p-value > 0,05 yang Pawatte, I., Pali, C., & Opod, H. (2013).
berarti yang berarti bahwa tidak ada perbedaan Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Ibu Pre
yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan Seksio Sesarea di RSIA Kasih Ibu dan
tindakan standar RS berupa KIE pada kelompok RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandaou Manado.
kontrol. Bagian Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi, 1, 1–6.
DAFTAR PUSTAKA Prajayanti, E. D., & Sari, I. M. (2017). Relaksasi
Benson, H., & Proctor, W. (2000). Respon Benson Mempengaruhi Aspek Psikologis
Relaksasi. In Kaifa. Pada Kualitas Hidup Pasien Pasca
Budiman, F., et. al. (2015). Faktor-faktor yang Kemoterapi Ca Mamae. Jurnal Ilmiah
Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Kesehatan Keperawatan, 13(2), 74–77.
pada Pasien Infark Miokard Akut di https://doi.org/10.26753/jikk.v13i2.212
Ruangan CVCU RSUP Prof. Dr. R. Kandou Ranita, B. A. (2016). Pengaruh Belly Dance
Manado. Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa Keperawatan: Primigravida Trimester Iii. Jurnal Ilmiah
Aplikasi pada Praktek Klinik (Terjemahan) Bidan, 1(3), 26–35.
Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Solehati & Kosasih. (2010). Pengaruh Tehnik
Deddy S Sagala. (2017). Jurnal Ilmiah Benson Relaksasi Terhadap Kecemasan
Keperawatan IMELDA Vol. 3, No. 1, Klien Post Seksio Sesarea. Research Gate,
Februari 2017. 3(1), 208–217. 2(1), 4–7.
Ghufron, N & Risnawati, R. (2017). Teori-Teori Tetti Solehati. (2015). Konsep dan Aplikasi
Psikologi (Cetakan 2). Yogyakarta: Ar- Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas.
Ruzz Media. Bandung: Refika Aditama.
Guyton, Arthur C., & Hall, J. E. (2014). Buku Tri Anasari, Eka, A., & Trisnawati, Y. (2015).
Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi 12). Efektifitas Terapi Benson Terhadap
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Ma’rifah, A. R., Setyowati, M. B., & Sundari, R. Lansia Di Kelurahan Karang Klesem,
I. (2016). Pengaruh Relaksasi Benson Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Banyumas. 07.
Kanker Serviks Di Rsud Margono
Soekardjo Purwokerto. 1, 1–8.
10