Вы находитесь на странице: 1из 14

Volume 11, No.

2, Desember 2018

OPTIMALISASI RETRIBUSI PASAR


DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh: Kodir Siregar


Institut Pemerintahan Dalam Negeri

ABSTRACT
Below Market is one of the main economic’s activator of Dompu’s society. Below Market
is located at the urban area in Dompu city so it needs to be manage and arrange in order
to keep the society’s Economics consist well. Based on that thing, the writer interest to do a
research by a tittle “optimization the levies of below Market in order to increase the local
revenue of Dompu regency West Nusa Tenggara province.
The purpose of this Research was to determine optimization of a levy Market to increase
the local revenue, to know the obstruction factor of managing a levy Market and also to
know the efforts that the government do to manage a levy Market.
A method that the writer use is descriptive qualitative method using inductive approach.
The resource of the data that use is secondary and primary data. To collecting the data
the writer do the interview and documentation also use the reduction of data analysis.
Presentation and Verification. The Research located at BAPPENDA at Dompu Regency.
The result of this research showed that optimization of the levies below Market can not
give such a high contribution of the local revenue in Dompu Regency, because the result does
not maksimum yet. Besides, the realization of the local revenue still can not reach the target,
and the less awareness of the levy payer, and also less of the Supervision in the Regency, less
of socialization, less of tool and infrastructure. That it is why we hope that government and
the society can support in order to decrease the problem and Gide the Solutions to solven the
levies of below Market problems.
Keywords: optimization, retribution, local revenue

ABSTRAK
Pasar bawah merupakan salah satu penggerak utama perekonomian masyarakat Dompu.
Pasar bawah Dompu berlokasi tepat di jantung perkotaan Kabupaten Dompu sehingga
Pasar Bawah perlu dikelola, ditata, dan diatur supaya roda perekonomian masyarakat
daerah dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hal tersebut penulis maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Optimalisasi Retribusi Pasar Bawah Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi retribusi pasar
guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, mengetahui faktor yang menjadi penghambat
pengelolaan retribusi pasar, dan mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah dalam
pengelolaan retribusi pasar.

93
94 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
induktif Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi serta menggunakan teknik analisis
data reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Adapun lokasi penelitian ini yakni pada
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Dompu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi retribusi Pasar Bawah dikategorikan
kurang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah karena hasil yang dicapai belum
maksimal, dan realisasi penerimaan retribusi Pasar Bawah belum mampu mencapai target,
kurangnya kesadaran wajib retribusi belum tertibnya pemungutan retribusi, kurangnya
sosialisasi, lemahnya pengawasan, kurangnya sarana dan prasarana. Oleh karena itu
diharapkan pemerintah maupun masyarakat juga harus ikut mendukung agar dapat
mengurangi dan memberikan solusi agar masalah yang terjadi di dalam retribusi pasar dapat
terselesaikan.
Kata kunci: optimalisasi, retribusi, pendapatan asli daerah

PENDAHULUAN merupakan titik fokus yang penting dalam


memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

P emerintah Indonesia telah membangun


dan menciptakan komitmen yang
kuat untuk memenuhi berbagai prinsip-
Selain itu otonomi daerah diberlakukan
dengan tujuan untuk membantu pemerintah
pusat dalam pelayanan kepada masyarakat
prinsip dalam tata kelola pemerintahan dan pelaksanaan program pembangunan.
yang baik (Good Governance). Sesuai Prinsip otonomi daerah menggunakan
Undang–undang Nomor 23 Tahun 2014 prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
tentang Pemerintah Daerah Pasal 1 ayat arti daerah diberikan kewenangan dalam
(6) menjelaskan bahwa ”Otonomi daerah mengurus urusan pemerintah di luar
adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang menjadi urusan pemerintah. Prinsip
daerah otonom untuk mengatur dan otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan prinsip yang nyata dan akuntabilitas.
dan kepentingan masyarakat setempat Prinsip otonomi nyata adalah prinsip
dalam sistem Negara Kesatuan Republik untuk menangani urusan pemerintahan
Indonesia”. dilaksanakan berdasarkan tugas, fungsi,
Berdasarkan Pasal tersebut, Pemerintah wewenang, serta kewajiban yang ada dan
Pusat memberikan kewenangan kepada memiliki potensi untuk berkembang sesuai
daerah untuk mengurus dan mengatur dengan potensi yang ada. Adapun yang
semua urusan pemerintah di luar yang dimaksud dengan otonomi akuntabilitas
menjadi urusan pemerintah pusat. Daerah adalah otonomi yang penyelenggaraannya
memiliki kewenangan membuat kebijakan harus sesuai dengan tujuan dan maksud
daerah dalam rangka memberikan dari otonomi itu sendiri.
pelayanan, peningkatan peran serta, Menurut Undang-Undang Nomor 23
prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang bertujuan pada peningkatan Pasal 1 ayat (8) “Desentralisasi adalah
kesejahteraan masyarakat. Otonomi daerah penyerahan urusan pemerintahan oleh
DHARMA PRAJA Kodir Siregar 95

pemerintah pusat kepada daerah otonom peraturan daerah sesuai dengan peraturan
berdasarkan asas otonomi”. Semangat Per undang-Undangan yang berlaku”.
desentralisasi mengalihkan masyarakat dari Pada pelaksanaannya kemampuan
yang sebelumnya hanya menggantungkan daerah dapat dilihat dari kemampuan
kepada pemerintah pusat beralih kepada keuangannya. Artinya, daerah otonom
pemerintah daerah. Dengan diterapkannya memiliki kewenangan dan kemampuan
desentralisasi maka daerah menggunakan untuk menggali sumber keuangan sendiri,
hak otonominya untuk mengelola sumber mengelola dan menggunakan keuangan
daya daerahnya secara mandiri. Oleh sendiri yang cukup memadai untuk
karena itu daerah dituntut lebih aktif dalam membiayai penyelenggaraan pemerintah
meningkatkan kemampuannya, menggali daerahnya.
serta mengembangkan potensi-potensi Secara lebih rinci, Undang-Undang
yang dimilikinya dengan cara mengetahui Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
peluang, tantangan dan hambatan sehingga Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 108
daerah dapat menggali potensi dan menjelaskan tiga objek retribusi adalah:
sumber daya daerahnya sebagai sumber
pendapatan asli daerah. 1. Jasa umum
Jenis Retribusi Jasa Umum ditetapkan
Adanya pemberian otonomi daerah
14 jenis retribusi:
menuntut daerah membiayai urusan rumah
tangganya sendiri dengan memanfaatkan 1) Retribusi Pelayanan Kesehatan
sumber-sumber pendapatan daerahnya 2) Retribusi Pelayanan Persampahan/
sendiri. Sumber pendapatan asli daerah kebersihan
sesuai dengan Undang–Undang Nomor 23 3) Retribusi Penggantian Biaya
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Cetak Kartu Tanda Penduduk dan
Pasal 285 dijelaskan bahwa sumber Akta Catatan Sipil
pendapatan daerah terdiri atas: 4) Retribusi Pelayanan Pemakaman
1. Pendapatan asli daerah yang dan Pengabuan Mayat
selanjutnya disebut PAD, yaitu: 5) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi
1) Hasil pajak daerah jalan Umum
2) Hasil retribusi daerah 6) Retribusi Pelayanan Pasar
3) Hasil pengelolaan kekayaan yang 7) Retribusi Pengujian Kendaraan
dipisahkan; dan Bermotor
4) Lain-lain PAD yang sah 8) Retribusi Pemeriksaan Alat
2. Pendapatan transfer ; dan Pemadam Kebakaran
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah 9) Retribusi Penggantian Biaya
Cetak Peta
Menurut Djaenuri (2012: 88)
10)
Retribusi Penyediaan dan/atau
“Pendapatan asli daerah adalah
Penyedotan kakus
penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya 11)
Retribusi Pengelolaan Limbah
sendiri yang di pungut berdasarkan Cair
96 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

12) Retribusi Pelayanan Tera/Tera Pendapatan asli daerah merupakan


Ulang pendapatan yang bersumber dari hasil
13) Retribusi Pelayanan Pendidikan pajak daerah, hasil retribusi daerah,
14) Retribusi Pengendalian Menara hasil pengelolaan kekayaan daerah
Telekomunikasi yang dipisahkan, dan pendapatan lain
asli daerah yang sah, yang bertujuan
2. Jasa Usaha untuk memberikan keleluasaan kepada
Jenis Retribusi Jasa Usaha ditetapkan daerah dalam menggali pendanaan dalam
11 jenis retribusi: pelaksanaan otonomi daerah sebagai
1) Retribusi Pemakaian Kekayaan pewujudan asas desentralisasi.
Daerah
Selanjutnya Mahmudi (2010: 25)
2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau menjelaskan bahwa “Retribusi daerah pada
Pertokoan umumnya merupakan sumber pendapatan
3) Retribusi Tempat Pelelangan penyumbang PAD kedua setelah pajak
4) Retribusi Terminal daerah. Bahkan untuk beberapa daerah
5) Retribusi Tempat Khusus Parkir penerimaan retribusi daerah ini lebih
tinggi dari pada pajak daerah”. Oleh
6) Retribusi Tempat Penginapan/
karena itu retribusi merupakan bagian
Pesanggrahan/villa
sumber pendapatan asli daerah yang dapat
7) Retribusi Rumah Potong Hewan direncanakan dan direalisasikan oleh
8) Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Pemerintah Daerah. Bagi daerah kabupaten
9) Retribusi Tempat Rekreasi dan dan kota retribusi daerah merupakan sektor
Olahraga yang mempunyai fungsi dan peranan
10) Retribusi Penyerbangan di Air dalam meningkatkan PAD. Hal tersebut
bergantung pada pemerintah daerah dalam
11) Retribusi Penjualan Produksi
mengoptimalkan potensi tersebut, semakin
Usaha Daerah
baik pelayanan yang diberikan maka
3. Retribusi Perizinan Tertentu penerimaan retribusi semakin meningkat.
Jenis retribusi perizinan tertentu Sebaliknya semakin buruk pelayanan maka
ditetapkan ada 5 jenis retribusi: penerimaan retribusi tidak sesuai dengan
1) Retribusi Izin Mendirikan target yang telah ditetapkan.
Bangunan Retribusi pasar grosir atau pertokoan
2) Retribusi Izin Tempat Penjualan merupakan salah satu golongan retribusi
Minuman Beralkohol jasa usaha yang cukup potensial dalam
3) Retribusi Izin Gangguan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4) Retribusi Izin Trayek Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten
Dompu memanfaatkan keberadaan
5) Retribusi Izin Usaha Perikanan.
retribusi pasar grosir atau pertokoan karena
Retribusi merupakan bagian dari dianggap memberikan banyak manfaat
sumber pendapatan asli daerah. Menurut yang baik bagi Pemerintah Daerah dan
Yani (2013: 51): masyarakat setempat
DHARMA PRAJA Kodir Siregar 97

Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Yang dikatakan pasar grosir dan pertokoan
Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi termaksud tempat pelelangan ikan (TPI),
Jasa Usaha Pasal 1 ayat (11) menjelaskan ternak hasil bumi, dan fasilitas pasar/
bahwa “Retribusi pasar grosir/pertokoan pertokoan.
adalah pungutan daerah sebagai Dalam pelaksanaannya, pemungutan
pembayaran atas jasa yang disediakan retribusi pasar grosir/pertokoan di
oleh pemerintah daerah untuk kepentingan Kabupaten Dompu masih belum optimal,
orang pribadi atau badan usaha yang hal tersebut dapat di lihat dari realisasi
menggunakan pasar grosir/pertokoan retribusi pasar grosir/pertokoan tahun
Milik Pemerintah Kabupaten Dompu”. 2014- 2016.
Tabel 1
Laporan Ketetapan dan Realisasi Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan
Kabupaten Dompu Tahun 2014-2016
NO TAHUN KETETAPAN REALISASI %
(Rp) (Rp)
1 2014 306.810.000,00 204.000.000,00 66,49
2 2015 292.100.000,00 213.130.000,00 72,96
3 2016 327.240.000,00 286.725.000,00 87,61

Sumber: Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Dompu

Berdasarkan tabel tersebut dapat Penarikan retribusi pasar khususnya


dilihat tidak sesuainya ketetapan retribusi pada pasar grosir/pertokoan di Kabupaten
dengan realisasinya. Realisasi penerimaan Dompu terdapat masalah yang terjadi.
dari retribusi pasar grosir/pertokoanr Sesuai dengan Berita Acara Rekonsiliasi
di kabupaten Dompu untuk tiga tahun yang dilakukan oleh juru pungut pasar, staf
terakhir tidak mampu memberikan retribusi dan bendahara penerimaan Badan
kontribusi yang baik bagi Pendapatan Asli Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten
Daerah Kabupaten Dompu. Hal tersebut Dompu kepada semua kios dan pertokoan
dapat dilihat pada 2014 hanya mampu yang ada di Kabupaten Dompu, menuliskan
merealisasikan sebesar Rp204.000.000,00 bahwa alasan tidak sesuainya ketetapan
dengan ketetapan anggaran sebesar retribusi dengan realisasinya disebabkan
Rp306.810.000,00. Pada 2015 ketetapan terjadinya piutang terutang karena masih
anggaran sebesar Rp292.100.000,00 tetapi banyak wajib retribusi yang belum melunasi
realisasinya belum mampu mencapai sewa kios maupun sewa toko.
ketetapan dan hanya mendapat realisasi
anggaran sebesar Rp213.130.000,00. Penulis mengambil salah satu
Sedangkan pada 2016 terjadi peningkatan contoh pasar yang merupakan bagian
terhadap realisasi pendapatan, tetapi masih dari penarikan retribusi pasar grosir atau
belum mencapai ketetapan, yaitu dari pertokoan di Kabupaten Dompu yaitu
ketetapan sebesar Rp327.240.000,00 hanya Pasar Bawah dengan jumlah ketetapan
bisa merealisasikan Rp286.725.000,00. realisasinya yaitu:
98 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

Tabel 2
Laporan Ketetapan dan Realisasi Retribusi Pasar bawah
Kabupaten Dompu Tahun 2014-2016
No Tahun Ketetapan Realisasi %
1 2014 78.000.000 57.700.000 73,97
2 2015 78.000.000 54.000.000 69,36
3 2016 78.000.000 49.500.000 63,46
Sumber: Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Dompu

METODE PENELITIAN sudah ada terutama melalui pemanfaatan


teknologi informasi.
Metode yang digunakan penulis
adalah metode deskriptif kualitatif dengan Adapun teori yang digunakan
pendekatan induktif Adapun sumber data penulis dalam menganalisis Optimalisasi
yang digunakan adalah data sekunder Retribusi Pasar dalam Meningkatkan
dan data primer. Teknik pengumpulan Pendapatan asli daerah kabupaten Dompu
data berupa wawancara dan dokumentasi dan sebagai upaya yang perlu dilakukan
serta menggunakan teknik analisis oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
data reduksi data, penyajian data dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
verifikasi. Informan terdiri dari Kepala melalui optimalisasi pemungutan retribusi
Bapenda, Kabid Retribusi, Kasubbid menurut Adisasmita (2011: 111) dengan
Pendaftaran Pendataan Retribusi, menggunakan cara-cara sebagai berikut.
Kasubbid Penilaian Penetapan Keberatan
Retribusi, Kasubbid Penagihan Pelaporan a. Memperluas basis penerimaan
Retribusi, Juru Pungut dan Wajib Pajak. 1. Memperbaiki basis data wajib retribusi
Adapun lokasi penelitian ini yakni pada Data wajib retribusi merupakan hal
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang penting yang dapat dilakukan
Kabupaten Dompu. dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah pada sektor retribusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN karena pendataan dilakukan untuk
mengetahui jumlah wajib retribusi
Optimalisasi Retribusi Pasar Grosir yang menggunakan jasa yang
atau Pertokoan Pasar Bawah disediakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Dompu khususnya pada pendataan wajib
Optimalisasi terhadap sumber- retribusi pada pasar grosir atau
sumber PAD, termaksud retribusi pasar pertokoan di Pasar Bawah,
perlu dilakukan untuk meningkatkan Dengan pendataan yang baik dan benar
kemampuan keuangan daerah. Untuk tentang potensi objek retribusi pasar,
dapat segera dilakukan adalah dengan maka dapat diperkirakan kemampuan
melakukan intensifikasi terhadap objek dan kemungkinan penerimaan
atau sumber pendapatan daerah yang daerah dari sektor retribusi serta
DHARMA PRAJA Kodir Siregar 99

dapat diperkirakan kemungkinan Berdasarkan paparan Kepala sub


kendala-kendala yang akan dihadapi bidang Penagihan, Pelaporan
dalam proses pengelolaannya, mulai Retribusi diketahui bahwa perhitungan
dari penerimaan sampai dengan kapasitas penerimaan retribusi Pasar
penggunaannya. Bawah bergantung pada SKRD, yaitu
Berdasarkan wawancara dengan SKRD yang habis merupakan jumlah
kepala sub bidang pendaftaran, penerimaan retribusi Pasar Bawah,
pendataan dan pendapatan bahwa sehingga SKRD merupakan bukti
pendataan yang dilakukan pada Pasar pelaksanaan retribusi pasar.
Bawah kabupaten Dompu sudah
berjalan lancar. Data pedagang kios b. Memperkuat proses pemungutan
yang menggunakan jasa maupun
fasilitas pada Pasar Bawah Kabupaten Upaya yang dapat dilakukan dalam
Dompu, yaitu dengan jumlah memperkuat proses pemungutan yaitu
pedagang kios adalah 47 orang. dengan:

1. Penyesuaian tarif
2. Menghitung kapasitas penerimaan
Upaya peningkatan pendapatan asli
Menghitung kapasitas penerimaan daerah di sektor Retribusi Daerah,
yaitu dengan menentukan hak pada dasarnya daerah diberikan
penempatan bagi pedagang di kebebasan dalam menentukan tarif
pasar. Proses pemakaian tempat masing-masing golongan retribusi
berjualan bagi para pedagang adalah sesuai dengan kebijakan daerah.
pemakai terlebih dahulu mengajukan Menindaklanjuti hal tersebut
pemohonan secara tertulis untuk kabupaten Dompu lewat Peraturan
mendapatkan izin dari kepala Daerah Daerah Nomor 19 Tahun 2011 telah
atau pejabat yang telah ditunjuk. menetapkan tarif masing-masing
Dalam surat izin ditetapkan syarat- golongan pasar. Penetapan tarif
syarat yang harus dipenuhi oleh retribusi pasar grosir atau pertokoan
pemegang izin selama menggunakan sengaja dilakukan agar wajib retribusi
tempat-tempat dalam pasar grosir dapat terkoordinir dalam membayar
atau pertokoan tersebut. jadi setiap yang sesuai dengan besarnya tempat
pedagang yang sudah mempunyai izin yang dikuasai. Lokasi tersebut
dari Kepala Daerah atau Pejabat yang digunakan untuk menentukan kelas
ditunjuk maka pedagang tersebut pasar. Kelas pasar dan golongan
telah memiliki hak penempatan dalam ditetapkan dengan keputusan
pasar grosir atau pertokoan tersebut. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun
Hak penempatan pada pasar grosir 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha.
atau pertokoan tidak boleh dialihkan Sesuai hasil wawancara dengan
kepada orang lain tanpa izin dari kepala bidang retribusi bahwa Badan
Kepala Daerah atau Pejabat yang Pengelolaan Pendapatan Daerah
ditunjuk. Kabupaten Dompu dalam pelaksanaan
100 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

pemungutan retribusi pasar telah faktor penting yang harus dilaksanakan


sesuai dengan peraturan daerah oleh suatu organisasi untuk menjamin
Kabupaten Dompu Nomor 19 Tahun agar kegiatan yang sedang dan akan
2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. dilaksanakan terhindar dari kemungkinan
2. Peningkatan kemampuan Sumber terjadinya penyimpangan, seandainya
Daya Manusia penyimpangan terjadi maka pengawasan
Sumber daya manusia diperlukan diperlukan untuk mencegah terulang
sebagai poros dalam melaksanakan kembalinya penyimpangan yang sama.
kegiatan pada sebuah organisasi, Sebaik apa pun perencanaan jika tidak
agar organisasi tersebut mampu disertai dengan pengawasan maka akan
menjalankan rencananya sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan
tercapailah tujuan yang diinginkan. yang dapat merugikan Pemerintah Daerah.
Agar pemungutan retribusi pasar Peningkatan pengawasan dilakukan
optimal, Badan Pengelolaan dengan cara yaitu:
Pendapatan Daerah Kabupaten 1. Melakukan pemeriksaan
Dompu menugaskan orang-orang Salah satu aspek pengawasan
untuk menjadi juru pungut pada pasar- adalah pemeriksaan. Tujuan dari
pasar yang telah ditetapkan. pemeriksaan adalah untuk menilai
Tiga tahun terakhir retribusi Pasar apakah pelaksanaan kegiatan yang
Bawah tidak dapat mencapai target sesungguhnya telah sesuai dengan
yang telah di tetapkan, di samping yang seharusnya. Hal yang dilakukan
itu telah diketahui adanya pungutan dalam pemeriksaan pada Pasar Bawah
petugas pemungut retribusi yang yaitu adanya pemeriksaan kartu
besarannya tidak sesuai dengan kontrol. Kartu kontrol yaitu kartu yang
ketentuan pada Peraturan Daerah berwarna kuning yang harus dimiliki
Nomor 19 Tahun 2011 tentang oleh wajib retribusi yang membayar
Retribusi Jasa Usaha. retribusi sebagai pembuktian telah
dibayarnya retribusi setiap bulannya
c. Meningkatkan pengawasan dan kepada siapa telah dibayarkan
retribusi tersebut.
Pengawasan diadakan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah Berdasarkan wawancara dengan
pelaksanaan, dalam hal ini para petugas kepala sub bidang penagihan dan
dengan pengelola Pendapatan Asli pelaporan retribusi bahwa bagian
Daerah mampu merealisasikan target retribusi Badan Pengelolaan
yang telah direncanakan semula dan Pendapatan Daerah Kabupaten Dompu
bagaimana pengawasan itu sendiri melakukan pengawasan sesuai dengan
mampu menjalankan fungsinya dalam aturan yang berlaku
rangka meningkatkan Pendapatan Asli 2. Memperbaiki proses pengawasan
Daerah yang selanjutnya digunakan untuk Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
membiayai pelaksanaan pembangunan Dompu tetap melakukan perbaikan
di daerah. Pengawasan merupakan terhadap pengawasan yang dilakukan
DHARMA PRAJA Kodir Siregar 101

atas penyelenggaraan pemungutan Penerimaan dan hasil retribusi yang


retribusi pasar. Pak Asikin, SE selaku dihimpun Bendahara Penerimaan
kepala sub bidang pendaftaran, harus disetorkan ke kas daerah paling
pendataan dan pendapatan lambat 1 x 24 jam.
menjelaskan bahwa pengawasan pada Hasil pemungutan retribusi atau uang
retribusi pasar sangat diperlukan untuk hasil pungutan pasar akan disetorkan
meminimalisir adanya pelanggaran kepada Bendahara Penerimaan Badan
serta kecurangan di lapangan. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Selain itu pengawasan dilakukan sedangkan bukti penyetorannya
untuk mengoptimalkan pemungutan diserahkan kepada bidang penagihan.
retribusi pasar, Cara ini diharapkan dapat mengatasi
Berdasarkan wawancara dengan adanya penyelewengan atau
kepala Badan Pengelolaan Pendapatan manipulasi data hasil penyetoran
Daerah bahwa, Badan Pengelolaan karena ada tanda bukti penyetoran.
Pendapatan Daerah Kabupaten
Dompu melalukan pengawasan
e. Meningkatkan kapasitas
melekat dan pengawasan insidental
penerimaan
terhadap pelaksanaan retribusi Pasar
Bawah.
1. Meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait di daerah
d. Meningkatkan efisiensi administrasi Dalam pelaksanaan pemungutan
retribusi pasar grosir atau pertokoan
1. Memperbaiki prosedur administrasi pada Pasar Bawah Kabupaten Dompu,
Sistem administrasi yang tidak bertele- adapun instansi yang terkait dan ikut
tele agar wajib retribusi tidak susah membantu yaitu Dinas Perdagangan,
dalam melakukan proses pembayaran. Satpol PP dan kecamatan lokasi Pasar.
Proses administrasi atau pungutan Dinas Perdagangan berperan sebagai
retribusi pasar, sesuai dengan penertiban kepada wajib retribusi
wawancara yang dilakukan kepada terhadap masalah infrastruktur yang
petugas pemungut retribusi bahwa ada pada Pasar Bawah, dan untuk
SKRD dan surat setoran merupakan Satpol PP yaitu melakukan penertiban
bukti dilakukan pembayaran retribusi, dan pengawasan agar wajib retribusi
dan prosedur administrasi yang membayar retribusi kepada pemungut
berjalan dengan tidak bertele-tele. retribusi. pengawasan yang dilakukan
oleh Satpol PP sangat diperlukan oleh
2. Meningkatkan efisiensi pemungutan pemungut retribusi sebagai pelaksana
Hasil pungutan Retribusi Pasar Grosir pemungut retribusi agar retribusi atau
atau Pertokoan yang dilakukan oleh proses pemungutan retribusi pasar
juru pungut harus disetorkan paling bisa berjalan sesuai rencana dan bisa
lambat 1 x 24 jam setelah diterimanya berjalan efektif. Selain itu peran camat
retribusi kepada Bendahara pada lokasi pasar yaitu ikut serta
102 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

dalam melakukan penertiban pasar. hal yang sangat penting dalam


Berdasarkan wawancara bahwa, memulai kegiatan. Perencanaan
Badan Pengelolaan Pendapatan merupakan suatu arah yang
Daerah Kabupaten Dompu melakukan menentukan berjalannya kegiatan.
koordinasi dengan Satpol PP, Dinas Tanpa perencanaan yang baik, semua
Perindag dan Kecamatan telah kegiatan akan berjalan dengan tidak
berjalan dengan baik. beraturan.
Badan Pengelolaan Pendapatan
2. Melakukan perencanaan yang baik Daerah Kabupaten Dompu di dalam
meningkatkan kapasitas penerimaan
Perencanaan merupakan tindakan melakukan perencanaan yang baik.
untuk memikirkan hal-hal apa Perencanaan dibuat berdasarkan hasil
yang akan dilakukan, atau dengan pengamatan dan informasi terhadap
kata lain perencanaan merupakan apa yang telah berlalu. Dengan
langkah awal. Tanpa perencanaan demikian, pemerintah daerah dapat
yang matang sesuatu tidak dapat mengetahui letak kesalahan yang
berjalan sesuai dengan apa yang harus dihilangkan maupun kekuatan
diharapkan. Perencanaan merupakan yang harus dipertahankan.

Tabel 3
Perkembangan Penerimaan Retribusi Pasar Bawah Kabupaten Dompu
Tahun 2014 – 2016
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) %
2014 78.000.000 57.700.000 73,97
2015 78.000.000 54.000.000 69,36
2016 78.000.000 49.500.000 63,46
Sumber: Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah

Berdasarkan analisis penulis jarak antara target dan realisasinya


bahwa bila dilihat dari data tentang tidak beda jauh, bahkan ada pasar
penerimaan retribusi Pasar Bawah yang melebihi dari pada target yang
dalam tiga tahun terakhir di ditetapkan.
Kabupaten Dompu, dari tahun 2014- Hasil wawancara dengan Kepala
2016 tidak tercapainya penerimaan bidang Retribusi pada Kamis dapat
retribusi Pasar Bawah sesuai diketahui bahwa perencanaan
dengan target yang telah ditetapkan. yang baik akan dilakukan Badan
sehingga masih perlu perbaikan Pengelolaan Pendapatan Daerah
terhadap perencanaan menjadi lebih diharapkan dapat meningkatkan
baik lagi. Bila dibandingkan dengan penerimaan dari retribusi Pasar
pasar lain pada kabupaten Dompu, Bawah.
DHARMA PRAJA Kodir Siregar 103

Hambatan yang Ditemukan dalam 1. Meningkatkan Kualitas Aparat


Pengelolaan Retribusi Pasar Grosir Pemungut Retribusi Pasar
atau Pertokoan Pasar Bawah Kabupaten Dompu
1. Faktor Internal Penerimaan retribusi pasar akan
Beberapa faktor penghambat yang tercapai apabila didukung oleh aparat
berasal dari Badan Pengelolaan yang profesional dan mempunyai
Pendapatan Daerah Kabupaten Dompu disiplin kerja. Dengan peningkatan
sebagai instansi yang berwenang kualitas aparat dapat diharapkan
dalam melaksanakan pemungutan menjadi faktor penunjang dalam
Retribusi pasar antara lain yaitu: keberhasilan pelaksanaan tugas dan
a) Kualitas Sumber Daya Manusia peningkatan penerimaan retribusi
yang bertugas dalam pemungutan Pasar Bawah.
retribusi pasar yang kurang a. Peningkatan Kemampuan Aparat
mendapatkan pendidikan dan Peningkatan kemampuan aparat
latihan tentang keuangan daerah
dilakukan dengan mengikut
b) Belum atau tidak lancarnya sertakan dalam pelatihan-
pemberian insentif kepada para pelatihan maupun kegiatan lain
pegawai yang bertugas dalam
yang berkaitan dengan bimbingan
pemungutan retribusi pasar
dan arahan tentang usaha yang
2. Faktor Eksternal dilakukan dalam menumbuhkan
Faktor eksternal yang menjadi kesadaran wajib retribusi untuk
penghambat dalam meningkatkan memenuhi kewajibannya dalam
penerimaan retribusi pasar di
membayar retribusi.
antaranya yaitu:
Penempatan disiplin aparat
b.
a. Kurang terbukanya wajib retribusi
pasar dalam melaporkan keadaan
Kedisiplinan merupakan salah
objek retribusi satu faktor yang dipandang sangat
b. Kurang ketertiban wajib retribusi mendasar dalam mewujudkan
dalam pembayaran retribusi pasar aparatur negara yang bersih.
yang tidak sesuai dengan prosedur Peningkatan disiplin pegawai
yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan
menggerakkan pegawai dan
Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi petugas agar mengikuti dan
Hambatan dalam Pelaksanaan mematuhi pedoman kerja
Pemungutan Retribusi Pasar Bawah serta aturan-aturan yang telah
Badan Pengelolaan Pendapatan ditetapkan. Dan selanjutnya
Daerah harus melakukan usaha untuk pegawai maupun petugas yang
memperbaiki ke depannya. Upaya yang melanggar disiplin akan diberikan
dapat dilakukan oleh Badan Pengelolaan sanksi berdasarkan jenis
Pendapatan Daerah adalah: pelanggaran yang dilakukan.
104 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

Peningkatan Motivasi Kerja


c. 1) Melakukan sosialisasi tentang
Aparat tujuan retribusi dan pentingnya
Usaha yang dilakukan adalah dalam membayar retribusi
dengan memberikan insentif bagi 2) Penegakan sanksi kepada wajib
aparat yang mampu melaksanakan retribusi yang susah dalam
tugas dengan penuh tanggung membayar retribusi
jawab. Pemberian insentif dapat 3) Mengadakan patroli keliling
berupa tambahan upah kepada pasar oleh petugas, sehingga
para petugas. petugas dapat menegur wajib
retribusi atau pedagang yang
2. Pengadaan Fasilitas Operasional
tidak dapat menjaga kebersihan
bagi Pemungut Retribusi
pasar. Karena kebersihan pasar
Dilihat dari keterbatasan jumlah aparat dapat memengaruhi minat belanja
pemungut retribusi dan minimnya masyarakat.
kendaraan operasional yang dimiliki 4. Penyempurnaan Sistem Penga­wasan
Badan Pengelolaan Pendapatan Pengawasan merupakan salah satu
Daerah, sehingga dianggap perlu hal yang penting dalam melakukan
penambahan kendaraan operasional peningkatan penerimaan pada sektor
bagi para petugas pemungut retribusi retribusi Pasar Bawah, adapun
untuk kelancaran pelaksanaan upaya lain yang dilakukan untuk
pemungutan dari wajib retribusi. meningkatkan pengawasan adalah:
oleh karena itu, diperlukan upaya 1) Meningkatkan pengawasan yang
penambahan kendaraan operasional dilakukan oleh kepala bidang
bagi petugas pemungut retribusi retribusi terhadap aparat yang
sehingga terjadi peningkatan melaksanakanadministrasi,baikdari
penerimaan retribusi pasar. pendataan, perhitungan kapasitas
retribusi dalam pemungutan target,
3. Meningkatkan Kesadaran Wajib serta pembukuan yang tertib hingga
Retribusi pelaporan dan penyetoran hasil
Kesadaran wajib retribusi dalam retribusi
membayar retribusi sangat menentu 2) Melakukan pengawasan
keberhasilan Badan Pengelolaan insidental, kepala bidang retribusi
Pendapatan Daerah dalam mencapai dapat sewaktu-waktu melakukan
tinjauan lapangan terutama untuk
penerimaan retribusi Pasar Bawah
mengecek bagaimana pelaksanaan
sesuai dengan target yang telah
tugas yang dilakukan oleh
ditetapkan.
pemungut retribusi yang secara
Adapun upaya yang dapat dilakukan langsung turun ke lapangan.
Badan Pengelolaan Pendapatan
Daerah untuk meningkatkan kesadaran Diharapkan dengan adanya
wajib retribusi adalah: peningkatan pengawasan dapat
DHARMA PRAJA Kodir Siregar 105

mengurangi dan menghilangkan 3) Belum tertibnya pemungutan.


kecurangan-kecurangan yang 4) Kurangnya sosialisasi kepada
dilakukan oleh petugas pemungut wajib retribusi
retribusi maupun wajib retribusi.
5) Lemahnya pengawasan,
sehingga dapat meningkatkan
pemasukan dari retribusi pasar. 6) Kurangnya sarana dan prasarana.
3) Upaya-upaya yang dapat dilakukan
SIMPULAN DAN SARAN dalam Optimalisasi Retribusi
Pasar Bawah dalam meningkatkan
Simpulan Pendapatan Asli Daerah yaitu:
1. Meningkatkan kualitas aparat
Berdasarkan hasil kegiatan magang yang
pemungut retribusi pasar
telah dilakukan oleh penulis pada Badan
Pengelolaan Pendapatan Daerah. Penulis 2. Pengadaan fasilitas operasional
bagi pemungut retribusi,
dapat menarik beberapa simpulan yang
berkaitan dengan Optimalisasi Retribusi 3. Meningkatkan kesadaran wajib
retribusi meliputi: (a) Melakukan
Pasar Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
sosialisasi; (b) Penegakan sanksi;
Daerah di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa
dan (c) Melakukan patroli keliling
Tenggara Barat sebagai berikut.
4. Penyempurnaan sistem penga­
1) Pelaksanaan pengelolaan retribusi
wasan.
pasar grosir atau pertokoan pada Pasar
Bawah mengacu pada Peraturan Daerah Saran
Kabupaten Dompu Nomor 19 Tahun
2011 tentang Retribusi Jasa Usaha, Berdasarkan hasil pengamatan yang
di mana Retribusi pasar grosir atau dilakukan oleh penulis, untuk lebih
pertokoan dipungut setiap bulannya meningkatkan penerimaan retribusi
dengan menggunakan SKRD (Surat pasar Kabupaten Dompu dapat diajukan
Ketetapan Retribusi Daerah). Retribusi beberapa saran dalam upaya optimalisasi
Pasar Bawah Kabupaten Dompu masih retribusi pasar grosir atau pertokoan pada
kurang optimal, karena belum ada Pasar Bawah Kabupaten Dompu dalam
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
sebagai berikut.
2) Faktor-faktor penghambat pening­
1. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
katan Retribusi Pasar bawah adalah
Kabupaten Dompu agar retribusi
realisasi Penerimaan Retribusi Pasar
Pasar Bawah dapat mencapai target
belum tercapai target yang telah yang telah ditetapkan, diperlukan
ditetapkan, dikarenakan: usaha yang lebih keras lagi dalam
1) Piutang yang dilakukan oleh melakukan pendekatan terhadap wajib
wajib retribusi retribusi yang melakukan piutang.
2) Wajib retribusi belum memiliki 2. Bagi penyelenggara pelaksanaan
kesadaran dalam membayar pemungutan retribusi daerah
retribusi. khususnya retribusi pasar, yaitu Badan
106 Kodir Siregar DHARMA PRAJA

Pengelolaan Pendapatan Daerah masing-masing pihak memiliki


Kabupaten Dompu harus menambah motivasi untuk melaksanakan
fasilitas operasional, yang berupa tugasnya sesuai dengan aturan yang
kendaraan dinas dalam pelaksanaan berlaku.
tugas oleh pemungut retribusi.
3. Badan Pengelolaan Pendapatan DAFTAR PUSTAKA
Daerah Kabupaten Dompu hendaknya Djaenuri. Aries. 2012. Hubungan Keuangan
melakukan peningkatan sosialisasi Pusat-Daerah. Bogor: Ghalia Indonesia.
mengenai retribusi pasar dan peraturan Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah.
serta tata cara pembayaran retribusi Jakarta: Erlangga.
kepada wajib retribusi.
Yani, Ahmad. 2013. Hubungan Keuangan
4. Peningkatan pengawasan perlu Pemerintah Pusat dan Daerah di
dilakukan baik itu dilakukan Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
pengawasan kepada wajib retribusi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
maupun penyelenggara pemungut Pemerintah Daerah
retribusi agar dapat meminimalisir
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
akan terjadinya penyimpangan-
pajak daerah dan retribusi daerah
penyimpangan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
5. Kesadaran wajib retribusi dalam Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi
membayar retribusi, peran Badan Daerah
pengelolaan Pendapatan Daerah perlu
Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 19
melakukan optimalisasi pemungut
Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha
retribusi dan wajib retribusi, agar

Вам также может понравиться