Вы находитесь на странице: 1из 11

Aplikasi Kartografi Dalam Survei Dan Teknik Pemetaan Gua Horizontal

Studi Kasus : Gua Nguwik Di Desa Donorejo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo

Aranda Amatul Firdauzy


arandaafirdauzy@gmail.com

Zuharnen
zuharnen@ugm.ac.id

ABSTRACT

Cave mapping is an activity to display a spatial phenomenon such as a cave into a


drawing area. Mapping consists of two main processes, data collection and data representation.
The study was conducted in Nguwik Cave, Katerban Sub-Village, Donorejo Village, Purworejo
District. The purpose of this research is to conduct survey and mapping activities and represent
the results of data in accordance with the rules of cartography. The method used in this study
uses the method of cartography. Data taken in the field measurements include distances between
stations, compass angles, inclination angles, station distance to the cave wall, sketches and
passages condition. This study produced a series of Nguwik Cave Maps which consisted of a
map of the plan view, a profile view and a cross section of the cave. The cave map data
representation uses five main concepts, concept of visual contrast, concept of clarity, concept of
figure ground, concept of hierarchy and the concept of balance. The visualization and
communication aspects are aspects that are considered in the map design process. It is intended
that the information contained in the cave map can be well received by the map reader without
any interference or noise. The cave map aims to be an effective communication tool in
understanding a spatial phenomenon.

Keywords: Nguwik Cave, Cave Map, Cartography

ABSTRAK

Pemetaan gua merupakan suatu usaha menampilkan sebuah fenomena keruangan berupa
gua ke dalam suatu bidang gambar. Pemetaan terdiri dari dua proses utama yaitu pengumpulan
data dan representasi data. Penelitian dilaksanakan di Gua Nguwik, Dusun Katerban, Desa
Donorejo, Kabupaten Purworejo. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan kegiatan survey dan
pemetaan serta merepresentasikan hasil data sesuai dengan kaidah kartografi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ilmu kartografi. Data yang diambil dalam
pengukuran lapangan berupa jarak antar stasiun, sudut kompas, sudut inklinasi, jarak stasiun ke
dinding gua, sketsa dan catatan kondisi lorong. Penelitian ini menghasilkan sebuah rangkaian
Peta Gua Nguwik yang terdiri dari tampilan peta gua tampak atas, peta gua tampak samping dan
penampang melintang gua. Representasi data peta gua menggunakan lima konsep utama yaitu
konsep kontras visual, konsep kejelasan, konsep figure ground, konsep hirarki dan konsep
keseimbangan. Aspek keindahahan dan komunikasi menjadi aspek yang diperhatikan dalam
proses desain peta. Hal ini bertujuan agar informasi yang terkandung dalam peta gua mampu
diterima dengan baik oleh pembaca peta tanpa adanya gangguan. Peta gua bertujuan untuk
menjadi alat komunikasi yang efektif dalam memahami sebuah fenomena keruangan.

Kata kunci :Gua Nguwik, Peta Gua, Kartografi

PENDAHULUAN

Kawasan karst sering dianggap ceruk dan ada yang memiliki lorong yang
sebagai kawasan yang sering mengalami sangat panjang dan berkelok kelok
kekeringan padahal memiliki sumberdaya menyerupai labirin.
air yang melimpah di bawah permukaan. Kawasan karst Jonggrangan yang
Potensi yang dimiliki oleh kawasan ini terletak di Perbukitan Menoreh
diantara lain adalah sungai bawah tanah, merupakan suatu kawasan karst
flora dan fauna endemik, situs arkeologi mencakup sebagian wilayah administrasi
dan peninggalan sejarah serta Kabupaten Purworejo dan Kabupaten
Speleothem. Kawasan Karst memiliki ciri Kulon Progo. Perbukitan Menoreh
khas yakni memiliki sistem perguaan merupakan zona tangkapan hujan bagi
yang biasanya diikuti dengan adanya setidaknya dua wilayah kabupaten di
aliran air yang mengaliri lorong tersebut. sekitarnya. Kawasan karst ini meliputi
Gua merupakan potensi yang terpendam perbukitan yang terdiri dari bukit karst,
di dalam perut bumi. Sistem perguaan cekungan dan lembahan.
disebabkan oleh adanya proses pelarutan Gua horizontal yang memiliki lorong
batuan yang intensif akibat dari panjang dan berkelok sering kali
berkembangnya proses solusional. menimbulkan kesulitan dan kebingungan
Menurut jenis lorongnya, gua dapat dalam kegiatan survei dan eksplorasinya.
dibedakan menjadi dua bagian yaitu gua Bahaya tersesat dapat mengintai siapa
vertikal dan horizontal. Gua lorong saja yang sedang melakukan kegiatan
vertikal atau yang biasa disebut dengan survei dan eksplorasi gua. Dokumen yang
luweng terbentuk dari proses dolina ada mengenai lingkungan bawah tanah di
runtuhan, dolina pelarutan dan sistem Indonesia masih sangat terbatas. Peta gua
perguaan tegak. Dasar cekungan pada diperlukan untuk dapat menjadi referensi
gua vertikal berfungsi sebagai tempat bagi para ilmuwan maupun kepentingan
masuknya aliran permukaan ke dalam strategis lainnya dan menjadi alat bantu
sistem sungai bawah tanah. Gua lorong dalam melakukan observasi yang
horizontal dicirikan dengan lorong gua objeknya berkaitan dengan gua. Peta gua
yang didominasi bersifat relatif mendatar. menjadi alat komunikasi yang paling
Gua lorong horizontal ada yang memiliki efektif dalam penyampaian dan
lorong relatif pendek yang menyerupai
komunikasi antar individu yang berkaitan segala aspeknya, baik dalam wujud
dengan objek lorong gua. analog, maupun digital. Desain peta
Gua Nguwik merupakan salah satu membutuhkan seleksi dalam
gua yang berada di Desa Donorejo, menampilkan visual realitasnya karena
Kecamatan Kaligesing, Kabupaten peta dituntut untuk menyajikan peta yang
Purworejo dan masuk ke dalam kawasan padat informasi namun harus tetap dapat
Karst Jonggrangan. Gua tersebut mulai menyajikan akurasi dan presisi yang
dibuka sebagai objek wisata sejak tahun tinggi. Penerapan kaidah kartografis
2015. Informasi dan fasilitas mengenai dengan baik dan benar akan
Gua Nguwik sendiri masih terbilang menghindarkan kesalahan dan kegagalan
sangat sedikit. Papan informasi tidak desain.
ditemui di sekitar Gua Nguwik sehingga Pemanfaatan peta dapat digunakan
para pengunjung yang berniat memasuki sebagai salah satu alat yang membantu
gua tidak memiliki gambaran kondisi dan dalam pengambilan kebijakan tertentu
lingkungan yang ada di dalam gua. terkait dengan objek yang telah
Berbagai jenis ornamen bentukan dipetakan. Gua Nguwik sebagai bagian
endokarst dapat dijumpai di dalam gua dari lingkungan yang unik dan sensitive
ini, baik yang terbentuk oleh proses aliran serta memiliki nilai potensi yang tinggi
air (flowstone), tetesan air (dripstone) tentu harus memiliki kebijakan yang baik
maupun oleh proses kapiler (eratic). Fosil dalam pengelolaannya. Peta Gua menjadi
tulang hewan dalam jumah ribuan pernah salah satu dokumen penting dalam peny
ditemukan di salah satu lorong. Gua usunan rencana pengelolaan dan
Nguwik menyimpan potensi yang sangat pemanfaatan Gua Nguwik. Suatu peta
besar baik dalam komponen abiotik, gua memungkinkan para penggunanya
biotik maupun sosial budaya sehingga untuk memperluas sudut pandang normal
perlu untuk dilakukan pendataan dan dan berkomunikasi dan memungkinkan
pengukuran dalam hal ini berupa peta untuk melihat hubungan keruangan
gua. antara lorong gua dengan lingkungan
Peta gua merupakan salah satu yang lebih luas.
produk akhir kartografi dan merupakan
bagian dari sebuah sistem informasi METODE PENELITIAN
geografis. Informasi geografis memuat Metode penelitian yang digunakan
informasi yang berkaitan dengan dalam penelitian ini adalah metode
keruangan dan dapat digunakan utuk survei/observasi lapangan. Survei
memahami fenomena yang ada dan lapangan meliputi tahapan pengukuran
sebagai salah satu faktor pendukung sebuah objek gua. Data yang didapat
dalam pengambilan keputusan yang antara lain jarak antar stasiun, sudut
berkaitan dengan lokasi sekitar. Desain kompas, sudut kemiringan elevasi, jara
peta bertujuan untuk mencapai efektivitas stasiun ke dinding gua, sketsa dan
pembuatan dan penggunaan peta dalam catatan kondisi lorong.
Pengukuran dan pemetaan gua terdiri telah selesai melakukan penelitian di gua
dari beberapa bagian penting yaitu tersebut. Desain peta disesuaikan dengan
pengukuran center line, perekaman isi muka peta dan infomasi tepi lainnya.
penampang, detail lorong dan Desain peta harus sesuai dengan
kenampakan fisik gua lainnya, serta komposisi dari peta tersebut dan tidak
penggambaran detail permukaan diatas menimbulkan kerancuan bagi para
gua. Center line merupakan rangka garis pembaca peta sehingga informasi yang
tengah dari survei yang dijadikan sebagai diterima merupakan informasi yang
patokan pengambilan data. Center line efisien.
menghubungkan antar stasiun yang telah
disurvei. Perekaman penampang HASIL DAN PEMBAHASAN
mencatat bentuk lorong apabila diiris Gua Nguwik berasal dari kata
melintang dilihat dari sudut pandang “nguwir” yang dalam Bahasa Jawa
depan. berarti melarikan diri. Gua Nguwik
Sistematika pada survei dan terletak di daerah lembahan yang diapit
pengambilan data menggunakan sistem oleh bukit kecil di sekitarnya. Akses jalan
survei top to bottom. Metode menuju Gua Nguwik berupa jalan aspal
pengambilan data menggunakan cara dan jalan cor cukup mudah dilalui oleh
leap frog. Leap frog merupakan metode kendaraan. Pada awalnya, Gua Nguwik
pengambilan data dengan shooter dan tidak dibuka untuk umum karena fasilitas
stationer tetap pada posisinya dari awal yang ada belum memadai dan belum ada
hinga akhir pemetaan tanpa bergantian. perhatian dari pemerintah setempat
Tahap penyajian data menampilkan sehingga hanya beberapa penggiat
peta dalam gambaran di sebuah media kegiatan alam bebas dan peneliti yang
agar pembaca dapat menerima informasi. berminat pada bidang speleologi yang
Tahap penyajian data menggunakan melakukan kegiatan penelusuran di gua
software spreadsheet seperti Ms. Excel ini. Informasi yang ada di sekitar gua
yang digunakan untuk memasukan data tidak banyak dijumpai. Penunjuk
dan mengolahnya. Setelah data diolah informasi yang ada hanya berupa
kemudian ditampilkan tampilan informasi kedatangan dan papan
centerline menggunakan software peringatan mengenai beberapa kegiatan
Compass dan Inkscape. yang tidak boleh dilakukan di dalam gua.
Peta gua memiliki beberapa Gua Nguwik hanya memiliki satu
informasi yang harus ditampilkan. mulut gua yang berada pada arah timur
Informasi tersebut diantaranya adalah laut. Posisi mulut Gua Nguwik berada
judul, nama gua, legenda, petunjuk arah, pada koordinat 401493 mU dan 9141605
skala, penyurvei, tahun survei, legenda, mT. , Gua Nguik bertipe phreatic cave
grade pemetaan dan koordinat titik masuk dengan ciri mulut gua berada pada posisi
gua. Peta dapat menjadi sebuah bukti horizontal yang terbentuk akibat
otentik bagi para penelusur gua apabila
pelarutan aliran air tanah pada batuan Pengukuran lorong gua
karbonat. menghasilkan total panjang gua yang
Proses pembentukan lorong di Gua tersurvei 476,4 meter. Perbedaan
Nguwik sepenuhnya dikontrol oleh kedalaman gua yang telah terukur adalah
aktivitas air. Air hujan yang terbawa 11,4 meter dengan rata-rata sudut
masuk ke dalam lorong akan melarutkan inklinasi sebesar 2.6° . Stasiun A0
batuan yang ada di dalamnya. Lorong menjadi stasiun nol dan titik ikat bagi
yang ada di dalam Gua Nguwik terdiri stasiun-stasiun lain. Stasiun A0 menjadi
dari lorong kering dan basah. Hal ini stasiun tertinggi dibanding stasiun yang
dapat dilihat dari adanya lorong yang lain sedangkan stasiun A47 menjadi
teraliri di sepanjang musim dan lorong stasiun terendah yaitu 9,4 meter lebih
yang teraliri air hanya pada musim rendah dibandingkan stasiun A0. Rata-
penghujan. Lorong basah dicirikan rata jarak pengukuran antar penyurvei
dengan kelembaban yang tinggi dan suhu adalah 9,5 meter dengan jara terpanjang
yang rendah. Tipe lorong yang ditemui adalah 23,3 meter. Perbedaan jarak ini
pada Gua Nguwik adalah tipe lorong disebabkan oleh kondisi pada lorong gua
horizontal. Pada lorong gua, ditemukan yang memiliki medan berbeda. Hasil dari
satu lorong gua utama dengan satu survey dan pemetaan yang dilakukan di
percabangan yang akan kembali bersatu dalam gua ini kemudian dituangkan ke
dengan lorong utama. dalam sebuah bidang untuk menghasilkan
Lorong gua dibagi menjadi 8 segmen sebuah peta gua.
utama yang masing-masing memiliki Penyusunan peta merupakan sebuah
kondisi yang berbeda. Ornamen atau proses kreativitas dari kartografer untuk
dekorasi gua secara alami yang dapat membuat peta yang mampu menampilkan
ditemui padalorong gua diantaranya data dengan baik sekaligus memberikan
adalah gourdam, drapery, stalaktit, kesan yang indah. Proses penyampaian
stalakmit, helektit dan flowstone. Lantai informasi dalam pembuatan peta tidak
dan sisi dinding gua rata-rata dipenuhi bisa disampaikan terlampau banyak dan
oleh lumpur yang tersedimentasi. padat. Komposisi yang tepat akan terlihat
Penentuan stasiun pada lorong gua menarik secara visual. Komposisi
digunakan sebagai titik ikat dalam tersebut terdiri dari garis, warna maupun
penggambaran kerangka peta gua. Titik atribut-atribut lain yang berkaitan dengan
stasiun ditentukan dengan melihat peta seperti penyimbolan.
perubahan arah gua, ketinggian lorong Peta gua merupakan sebuah produk
maupun kenampakan yang menonjol akhir dari kegiatan survei dan
diantara lorong lainnya. Jarak pandang penelusuran gua yang berguna untuk
dalam gua yang tidak bisa menjangkau mendokumentasikan gambaran
dalam jarak jauh juga harus diperhatikan lingkungan yang ada di dalam gua,. Peta
dalam penentuan stasiun. gua lebih mampu memvisualisasikan
gambaran tersebut lebih baik dibandingan
dokumentasi lain yang berupa foto horizontal dengan perbedaan ketinggian
ataupun video. Pada dokumentasi berupa yang tidak terlalu ekstrem yaitu 9,4
video atau foto, para pengguna peta tidak meter. Penggambaran peta tampak
dapat mengetahui dengan pasti informasi samping Gua Nguwik menggunakan
detail seperti arah kemiringan lorong, profile view yaitu penggambaran dengan
ketinggian atap gua maupun arah belokan menggnunakan proyeksi posisi yang
lorong. Peta gua dapat menampilkan sebenarnya dari peta gua tampak atas.
kenampakan-kenampakan tersebut Keuntungan dari penggunaan projected
dengan lebih baik apabila pembuat dan elevation ini adalah dapat menampilkan
pengguna peta mampu untuk bentuk lorong sesuai posisi yang
memberikan informasi dan menerima sebenarnya . Apabila dalam satu lembar
informasi secara utuh. peta gua terdapat peta tampak atas dan
Hasil pengukuran lapangan yang peta tampak samping maka hubungan
telah diplotkan ke dalam sebuah bidang keruangan akan lebih mudah untuk
gambar dengan menggunakan software dipahami dan dijelaskan.
Compass menunjukkan Gua Nguwik Pada peta penampang melintang
memiliki 1 lorong utama dengan 1 lorong dibutuhkan imajinasi dan kreativitas dari
percabangan. Arah lorong utama seorang pembuat peta gua. Hal ini
cenderung mengarah ke tenggara disebabkan karena bentuk lorong gua
kemudian berbelok ke barat daya yang sedikit rumit unutk digambar dan
sedangakan lorong percabangan butuh penyederhanaan namun tetap dapat
mengarah ke utara dan tenggara. Arah mewakili bentuk gua apabila dilihat dari
belokan lorong ini merupakan informasi arah depan. Pembuatan penampang
penting untuk pembuatan tampilan peta melintang ditentukan sebanyak di 8 titik
gua tampak atas. tertentu yang mewakili perubahan bentuk
lorong.
Gambaran penampang melintang
dalam Peta Gua Nguwik disajikan pada
suatu kotak tersendiri yang terpisah dari
Peta Gua Nguwik tampak atas. Hal ini
dimaksudkan agar informasi penampang
melintang tidak tercampur dengan
informasi lain dalam Peta Gua Nguwik.
Penomoran pada titik gua dan penampang
melintang dibutuhkan agar tidak terjadi
kebingungan dan kesalahan dalam
Penggambaran centerline Gua Nguwik interpretasi gambaran mengenai lorong
Setelah data elevasi Gua Nguwik gua. Pengguna peta dapat mencocokan
ditampilkan dapat diketahui bahwa Gua nomor yang ada dalam Peta Gua Nguwik
Nguwik masuk ke dalam tipe gua
tampak atas dengan tampilan penampang ramai dan tidak nyaman di mata. Desain tata
melintang. letak merupakan penyusunan dan
Informasi yang ditampilkan dalam memadukan informasi peta ke dalam sebuah
Peta Gua Nguwik merupakan informasi bidang gambar sehingga terbentuk sebuah
utama yang memudahkan pengguna peta peta yang menarik.
untuk dapat mengakses informasi Peta Gua Nguwik tampak atas dibuat
tersebut. Peta Gua yang merupakan menghadap ke arah utara dan memanjang ke
bagian dari peta tematik memiliki arah selatan. Peta Gua Nguwik tampak
beberapa perbedaan komponen penyusun samping dibuat dari turunan Peta Gua
dengan peta tematik pada umumnya. Hal Nguwik tampak atas dengan memanjang ke
ini disebabkan posisi objek gua yang arah kanan. Mulut gua pada peta gua
berada di bawah permukaan bumi diletakkan di garis yang berdekatan agar
sehingga diperlukan informasi yang perlu memudahkan dalam membayangkan bentuk
ditambahkan. dan arah lorong gua.
Komponen Peta Komponen Peta Gua Ornament dan informasi bentukan
Tematik yang ada di dalam gua perlu ditampilkan ke
Judul Judul dalam peta gua. Cara paling mudah untuk
Muka Peta Muka Peta menggambarkan fenomena tersebut adalah
Garis Tepi Garis Tepi
dengan menggunakan simbolisasi.
Skala Nama gua
Arah Mata Angin Lokasi & Koordinat Pemilihan simbolisasi menggunakan simbol
Koordinat Mulut Gua yang ditetapkan oleh UIS. Simbol tersebut
Lettering Tanggal Survei meliputi fenomena objek sedimen,
Warna Penyurvei ornament, erosi, kondisi lorong, erosi,
Simbol Grade Pemetaan hidrologi, khusus, arkeologi, geologi buatan
Legenda Skala manusia dan lintasan.. Pembuatan simbol
Sumber dan Tahun Arah Mata Angin
Pembuatan Lettering dipilih menggunakan bentuk grafis yang
Inset Peta Warna sederhana, mudah dimengerti dan bersifat
Simbol umum..
Legenda Pengaturan desain tata letak peta
Foto membutuhkan kemampuan kartografi yang
Sumber dan Tahun baik agar informasi dapat ditampilkan secara
Pembuatan utuh dengan tidak mengurangi aspek visual.
Proses penyajian peta meliputi Pembuatan desain tata letak memuat lima
desain tata letak dan pemilihan informasi prinsip utama dalam pembuatan peta.
yang akan ditampilkan ke dalam sebuah Prinsip tersebut meliputi kejelasan dan
keterbacaan, kontras visual, figur-ground,
peta. . Proses pemilihan informasi ini
organisasi hierarkis, dan keseimbangan.
berguna untuk memilah informasi yang Prinsip ini saling berkaitan dan membentuk
berguna dan bermanfaat yang akan sebuah kesatuan untuk mendukung
ditampilkan dalam peta. Peta yang terlalu terbentuknya peta yang efektif dan efisien
memuat banyak informasi tanpa ada proses untuk dapat disampaikan kepada pengguna
pemilahan akan menghasilkan peta yang peta.
Berbeda dengan peta pada ornament gua dan kondisi hidrologi.
umumnya, pada Peta Gua Nguwik Kejelasan peta gua menentukan
ditampilkan galeri berupa foto kondisi di informasi dapat diterima oleh pengguna peta
dalam lorong gua untuk semakin tanpa adanya gangguan dari luar. Peta harus
memudahkan pengguna menerima informasi didesain dengan jelas dan mudah terbaca.
dan mampu membayangkan bentuk dari Komponen peta seperti simbol maupun
lotong tersebut. Foto pada Gua Nguwik lettering ditampilkan ke dalam muka peta
dipilih 7 titik yang menarik dan gua dengan ukuran yang tepat. Informasi
menggambarkan kondisi lorong. Informasi peta gua yang paling ditonjolkan adalah
foto ini akan semakin memperbanyak garis dinding gua yang membentuk sebuah
gambaran kepada pengguna peta. Foto yang lorong gua. Informasi ini diharapkan
ditampilkan berupa contoh bentuk lorong, menjadi informasi pertama yang akan
diterima oleh mata pengguna
peta.
Kontras peta gua hanya
menggunakan penonjolan
hitam diatas latar belakang
warna putih. Hitam merupakan
warna yang berseberangan dan
berlawanan dengan warna
putih. Warna hitam akan
terlihat terang dan menonjol
apabila dikombinasikan dengan
warna putih. Peta dengan
tingkat kontras yang tinggi
akan menimbulkan kesan peta
yang bersih, jernih dan terlihat
tajam. Mata manusia
cenderung fokus pada warna
yang memiliki kontras tinggi
sehingga visualisasi peta dapat
menarik perhatian pengguna
peta.
Konsep figure ground
memisahkan peta gua menjadi
beberapa lapisan antara lapisan
utama dan lapisan latar
belakang. Lapisan utama
mengandung informasi berupa
gambaran ornament dan dindng
gua. Sedangkan lapisan kedua
merupakan latar belakang dari
peta Gua Nguwik berupa latar
putih. Hierarki berkaitan erat
dengan konsep figure ground.
Konsep hirarki merupakan
konsep berjenjang untuk menentukan dalam posisi tegak Pemilihan orientasi
informasi peta yang akan ditonjolkan dalam kertas yang salah dapat menyebabkan
peta. Sehingga konsep figure ground representasi informasi peta menjadi lebih
menjadi jembatan atau metode dalam proses berat ke satu sisi.
visualisasi data. Pelapisan informasi visual Penempatan informasi seperti judul,
di dalam peta dan di halaman membantu orientasi arah utara, skala dan grade
pembaca fokus pada apa yang penting dan pemetaan diletakkan dalam satu kesatuan
memungkinkan mereka mengidentifikasi muka peta. Hal ini dimaksudkan agar
informasi. penempatan informasi tersebar merata pada
Konsep keseimbangan menentukan bidang gambar. Bidang gambar sebelah
pengelompokan informasi utama maupun kanan atas diisi oleh legenda sedangkan
informasi tepi untuk di letakkan dalam suatu pada kanan bawah diisi oleh galeri foto.
bidang kosong untuk menjadi sebuah satu Bidang gambar sebelah kiri bawah diisi
kesatuan peta.Proses penempatan dengan penampang melintang dari lorong
komponen-komponen peta perlu peta gua. Sedangkan peta gua tampak
memperhatikn aspek keseimbangn. samping diletakkan di posisi paling bawah
Keseimbangan akan membuat mata mengikuti peta gua tampak atas. Prinsip
pengguna peta dapat mengamati informasi keseimbangan dan pemerataan menjadi hal
secara menyeluruh sehingga tidak berat ke yang sangat subjektif tergantung
salah satu sisi. kemampuan kartografer dalam
Muka peta gua diletakkan pada sisi menempatkan komponen ke posisi yang
kiri dan informasi tepi diletakkan pada sisi tepat.
kanan. Komposisi peta gua didominasi oleh
muka peta sebanyak 60% dengan sisanya KESIMPULAN
adalah informasi tepi lainnya. Mata manusia 1. Perolehan data dari kegiatan survei dan
memiliki kecenderungan tertentu untuk pemetaan gua menggunakan dasar
melihat suatu objek menjadi lebih berat pada keilmuan kartografi metode top to bottom
posisi yang berbeda. Isi muka peta gua yaitu dan leap frog untuk mengukur fenomena
peta gua itu sendiri cenderung berat ke permukaan bumi berupa gua dan
sebelah kanan karena adanya informasi tepi menghasilkan informasi posisi.
yang berkumpul di sebelah kanan. Untuk 2. Peta Gua Nguwik dapat ditampilkan
menyeimbangkan hal tersebut maka dalam tiga sudut pandang yaitu peta gua
informasi tepi lainnya disebar ke tengah dan tampak atas, peta gua tampak samping
bawah bagian bidang gambar. Pemusatan dan peta gua penampang melintang.
mata manusia untuk fokus ke tengah objek Aspek yang diperhatikan dalam
akan membuat mata manusia cenderug lebih pembuatan peta yaitu aspek komunikasi
ringan dalam memperhatikan informasi. antara pembuat peta dan pengguna peta
Isi muka peta perlu diperhatikan agar dan aspek keindahan yang membantu
dapat menentukan orientasi kertas pada saat pengguna dalam menerima informasi.
proses pencetakan. Bentuk wilayah kajian Beberapa komponen pada peta gua lebih
suatu daerah yang berbeda-beda membuat banyak dibandingkan pada peta tematik
penentuan orientasi menjadi hal yang karena objek geografi gua yang berada di
penting. Isi muka peta Gua Nguwik bawah permukaan bumi. Representasi
ditampilkan dalam sebuah orientasi kertas data pengukuran gua mempertimbangkan
berupa portrait Hal ini dipilih karena arah lima aspek dalam kartografi yaitu aspek
lorong lebih dapat ditampilkan dengan baik
kejelasan dan keterbacaan, kontras visual, Kerusakan Lingkungan Kementerian
figure ground, hirarki dan keseimbangan. Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
Bartlett, Jeff. 2009. How I Learned Love
Cross Section. Arkansas
DAFTAR PUSTAKA Underground page 40-45
BPS. (2017). Kecamatan Kaligesing Dalam
Agniy, R F et al.2019. Characterizing the Angka Tahun 2017. Purworejo: BPS
cavities of Anjani Cave in Kabupaten Purworejo.
Jonggrangan C, Ford D and W, Williams P,. 1996. Karst
Karst Area, Purworejo, Central Geomorphology and Hydrology.
Java, Indonesia . IOP Conf. Series: Chapman and Hall. London
Earth and Environmental Science Florea L and Paylor R L, Simpson, L, &
256. Gulley J.2002. Karst GIS advances
Alt, L & Moura, V 2013, ‘Use of Impact in Kentucky Journal of Cave and
Mapping for Planning the Karst Studies 64 pp 58-62.
Infrastructure in Tourist Caves – Gallay, M 2015, ‘Large-scale and High-
Case Study: Maquine Cave, Brazil’ resolution 3-D Cave Mapping by
National Cave and Karst Terrestrial Laser Scanning: A Case
Management Symposium, Carlsbad, Study of the Domica Cave, Slovakia,
New Mexico, 4-8 November, 2013. International Journal of Speleology,
Angriani, Ria. Uca. Pemetaan Gua vol. 44, no. 3, pp 277-291.
Kalibbong Aloa Kawasan Karst Hatherly, P. 1987, Surveiing Caves, dalam
Pangkep. Jurnal Sainsmat, Cave Science vol 14, No 2, August
September 2018, Halaman 92-101 1987. Transactons of the British
Ashari, Ari. Kajian Geomorfologi Kompleks Cave Research Association.
Gua Seplawan Kawasan Karst Handoyo, Sri. 2009. “Kaidah Kartografis:
Jonggrangan. Geomedia Volume 11 Sebuah Kontemplasi
Nomor 1 Mei 2013. Profesi” Seminar Forum Teknis
Ashari, Ari. Pola Lorong Gua dan Atlas, BAKOSURTANAL, dan
Speleogenesis pada Sistem Perguaan Saresehan Asosiasi Kartografi
Gesing-Jlamprong-Sinden Karst Indonesia. Jakarta
Gunungsewu. Geomedia Volume 11 Husain, M 2016, ‘Pemetaan Gua Vertical
Nomor 2 November 2013 dalam Bentuk 3 Dimensi’, Skripsi
Anonim.https://kebudayaan.kemdikbud.go.i S1, Fakultas Ilmu Komputer STMIK
d/bpsmpsangiran/konservasi-fosil-di- AMIKOM, Yogyakarta.
gua-nguwik-purworejo/ diakses pada Jan Kraak, Menmo dan Ormeling,
20 September 2018 pukul 21.35 Frejan. Kartografi, Visualisasi Data
Anonim. Geospasial. (Terjemahan).
http://peta.caves.or.id/reports/view/2 Yogyakarta : UGM Press.
417 diakses pada 15 Oktober 2018 Laksamana, Erlangga Esa. 2005. Stasiun Nol
pukul 10.03 : Teknik-teknik Pemetaan dan Survei
Anonim. 2008. Rencana Aksi pengelolaan Hidrologi Gua. Kerjasama Megalith
Ekosistem Karst Gunung Sewu Books dan Acintyacunyata
(Konservasi dan Pengendalian Speleological Club, Yogyakarta.
Kerusakan). Deputi Peningkatan Materi Dasar Kepencintaalaman GEGAMA
Konservasi SDA dan Pengendalian Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada. August 1987. Transactons of the
Yogyakarta. British Cave Research Associations
M. Bunch. 2002. Guidelines for Producing Worthington, S., 1987,. Review of Cave
Cartographic Output. Faculty of Surveiing Techniques, dalam Cave
Environmental Studies, York Science Vol 14, No 2, August 1987.
University. Transactons of the British Cave
Mattes, Johannes. 2015. Underground Research Association.
Fieldwork- A Cultural and Social Yuliansyah, MA 2014, ‘Pembuatan Aplikasi
History of Cave Cartography and Komputer Pemetaan Goa Untuk
Surveiing Instrument in the 19th and Mempermudah Dalam Pemetaan
at the Beginning of the 20th Century. Goa’, Skripsi S1. Fakultas Teknik
International Journal of Speleology. Universitas Muhammadiyah
44;251-256 Sidoarjo, Sidoarjo.
Myloire, J.E. dan Carew, J.L. 2003 Karst
Development on Carbonate Island.
Speleogenesis and Karst Akuifer 1
(2): 1-21.
Perez, Maria A. 2013. Lines Underground :
Exploring and Mapping Venezuela’s
Cave Environment. University of
Toronto Press. Toronto
Peterson, Gretchen N. 2015. GIS
Cartography: A Guide to Effective
Map Design. CRC Press Taylor &
Francis Group. Florida.
Reinhart, H. 2017. Contextualizing Cave
Maps as Geospatial Information: Case
Study of Indonesia. The 5th
Geoinformation Science Symposium.
Robinson, A..H, 1995. Elements of
Cartography 6th ed. New York, John
Wiley and Sons Inc.
Sukwarjono dan Sukoco, Mas. 1993.
Pengetahuan Peta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan UGM
Fakultas Geografi, Yogyakarta.
Suryawan, A 2015, ‘Pemetaan Tiga
Dimensi Gua Potro Menggunakan
Blender’, Skripsi S1, Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Wicaksono, Felix Yanuar Endro. 2010.
Selamatkan Arsip Kartografi. Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY
White, T. 1986, Cave Surveis on Expedition
alam Cave Science Vol 14, No 2,

Вам также может понравиться