Вы находитесь на странице: 1из 13

PENGARUH SISTEM MERIT TERHADAP SEMANGAT KERJA APARATUR SIPIL

NEGARA DI KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA MANADO

ABDIEL THEOPILUS TONDOWANA


ARIE JUNUS RORONG
VERY Y. LONDA

One of the elements of government in Indonesia is the state civil apparatus. Its task is to assist the
government in serving the needs of the people where the people are the main elements in democracy. The
problems encountered in the apparatus of the regional secretariat of Manado City in 2017 are still many
acts of abuse of authority and positions owned by the apparatus, one of which is nepotism. Nepotism also
trigger social jealousy among officials because they feel unfairly treated in the promotion process
positions that are not in accordance with the level of career. Apparatus has the ability and expertise in
completing the task, but does not have good discipline. Late arriving at the office, wandering around at
work, dressed unkempt and other things that violate the regulations of the agency. Delaying work that
could have been completed that day but not done, stalling work time to make the work pile up. The
apparatus becomes lazy and unproductive. Does not show his professionalism as a civil servant of the state
in charge of serving the community. Arise attitudes underestimate the job because they realize he has the
ability and expertise that is expected and become the mainstay of the leadership. And lack of appreciation
from the leadership to his subordinates for the ability and the work that has been achieved. Based on the
results of test and data analysis using quantitative methods, it is concluded that the merit system has an
effect and has a positive influence on working spirit. With the merit system will improve the working spirit
of state civil apparatus in the Regional Secretariat office of Manado City. It is not enough to have a good
civil apparatus management system, but also the spirit of work to motivate the apparatus in order to
improve discipline and achieve work performance in line with expectations.

Keywords: Merit System, Working Spirit, State Civil Apparatus.

PENDAHULUAN merit merupakan suatu bentuk apresiasi dari


Salah satu unsur penyelenggara instansi atau perusahaan kepada
pemerintahan di Indonesia ialah aparatur sipil karyawannya atas hasil kerja yang baik dan
negara. Tugasnya adalah untuk membantu memuaskan. Sistem ini dipakai untuk
pemerintah dalam melayani kebutuhan menentang birokrasi yang sarat perilaku
masyarakat yang dimana rakyat merupakan nepotisme dan spoils system (sistem jarahan)
unsur utama dalam demokrasi. Untuk dapat dalam pengisian jabatan-jabatan publik.
melaksanakan tugasnya secara produktif Sistem merit secara sederhana menunjuk
sebagai alat kelengkapan negara, aparatur pada orang terbaik yang dipilih untuk
sipil negara perlu memiliki sistem menempati jabatan-jabatan tertentu karena
manajemen kepegawaian yang baik sesuai kualitas dan kemampuannya, bukan karena
dengan perkembangan zaman yang ada. faktor nonmerit seperti politik, keluarga,
Maka dari itu perlu adanya manajemen teman, suku, agama, etnis, daerah, kelas
pengolahan aparatur sipil negara untuk sosial, jenis kelamin, kekayaan dan
menghasilkan aparatur sipil negara yang sebagainya. Sistem merit merupakan suatu
profesional, memiliki nilai dasar, etika sistem kepegawaian yang dalam manajemen
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih pegawai didasarkan atas kecakapan,
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. penunjukkan orang terbaik untuk pekerjaan
Manajemen aparatur sipil negara tertentu.
berdasarkan sistem merit merupakan salah Dengan memiliki sistem manajemen
satu bentuk dari reformasi birokrasi yang yang baik tidak serta-merta mengubah pola
sedang dikembangkan penggunaannya dalam perilaku kerja dan profesionalitas aparatur
prinsip pemerintahan di Indonesia. Sistem yang ada. Masih banyak terjadi tindakan-

1
tindakan penyalahgunaan wewenang dan kebijakan dan manajemen ASN yang
jabatan yang dimiliki oleh aparatur tersebut, berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan
salah satunya ialah nepotisme. Kejadian ini kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
sangat di sayangkan mengingat belum tentu membedakan latar belakang politik, ras,
orang yang menempati suatu jabatan tertentu warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin,
tersebut memiliki kualitas dan kompetensi status pernikahan, umur atau kondisi
yang sesuai dengan tugas tanggung jawab kecacatan.
yang dibutuhkan pada jabatan tersebut. Mahmudi (2015:184) dalam bukunya
Nepotisme juga memicu kecemburuan sosial “Manajemen Kinerja Sektor Publik”
antar aparatur karena merasa diperlakukan mengatakan bahwa sistem prestasi kerja
tidak adil dalam proses promosi jabatan yang (merit system) merupakan pendekatan dalam
tidak sesuai dengan tingkatan karier. pemberian penghargaan kepada pegawai.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Sistem prestasi kerja (merit system)
masalah yang ditemui ialah aparatur merupakan pendekatan dalam pemberian
memiliki kemampuan dan keahlian dalam penghargaan yang didasarkan pada prestasi
menyelesaikan tugasnya, namun tidak hasil kerja (job performance). Dalam sistem
memiliki kedisiplinan yang baik. Terlambat ini yang diutamakan adalah kemampuan
datang ke kantor, keluyuran di saat jam kerja, kerja seseorang, baik berupa keterampilan,
berpakaian tidak rapi dan hal-hal lain yang keahlian, efisiensi dan efektivitas kerjanya.
melanggar peraturan dari instansi tersebut. Dalam memberikan penghargaan, sistem
Menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya prestasi kerja tidak memandang usia atau
bisa diselesaikan hari itu juga tapi tidak senioritas (masa kerja) pegawai, sehingga
dikerjakan, mengulur waktu kerja sehingga pegawai yang masih muda (yunior) pun
membuat pekerjaan jadi menumpuk. apabila mampu berprestasi akan dapat
Aparatur menjadi malas dan tidak produktif. melampaui seniornya.
Tidak menunjukkan profesionalitasnya
sebagai seorang aparatur sipil negara yang Konsep Semangat Kerja
bertugas untuk melayani masyarakat. Timbul Definisi semangat kerja menurut
sikap meremehkan pekerjaan karena pendapat para ahli antara lain:
menyadari dirinya memiliki kemampuan dan (1) Burhanuddin (1994:271) semangat kerja
keahlian yang sangat diharapkan dan menjadi atau ”morale” adalah "Kepuasan secara
andalan dari pimpinan. Serta masalah yang keseluruhan yang diperoleh seseorang
dijumpai ialah kurangnya apresiasi dari dari pekerjaanya, kelompok kerja,
pimpinan kepada bawahannya atas pimpinan organisasi dan
kemampuan dan hasil kerja yang telah lingkungannya”.
dicapai. (2) Malayu S. P. Hasibuan (2004:94)
Dengan permasalahan-permasalahan mengemukakan bahwa “Semangat kerja
diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih adalah keinginan dan kesungguhan
lanjut dengan menarik judul “Pengaruh seseorang mengerjakan pekerjaannya
Sistem Merit Terhadap Semangat Kerja dengan baik serta berdisiplin untuk
Aparatur Sipil Negara Di Kantor Sekretariat mencapai produktivitas yang maksimal”.
Daerah Kota Manado”. (3) Nitisemito (1996) mengatakan bahwa
semangat kerja adalah melakukan
TINJAUAN PUSTAKA pekerjaan secara lebih giat sehingga
Konsep Sistem Merit pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat
Menurut UU no. 5 tahun dan lebih baik.
2014 pasal 1 angka 22 sistem merit adalah

2
Dari beberapa pendapat di atas, Hipotesis
menunjukkan bahwa moral kerja atau Hipotesis adalah pernyataan dugaan
semangat kerja sangat berhubungan dengan (conjectural) tentang hubungan antara dua
perasaan dari seseorang di dalam melakukan variabel atau lebih (Kerlinger, Fred.
pekerjaannya dengan lebih giat untuk 1995:30). Berdasarkan konsep teori, maka
menghasilkan pekerjaan yang lebih baik, penulis merumuskan hipotesis yaitu sistem
lebih banyak dan lebih cepat sehinggah merit memiliki pengaruh terhadap semangat
memperoleh hasil yang maksimal. Dengan kerja aparatur sipil negara di kantor
demikian, maka semangat atau moral kerja Sekretariat Daerah Kota Manado.
sangat berkaitan dengan suasana atau
METODE PENELITIAN
keadaan di mana sikap dan perasaan dari
Jenis Penelitian
seseorang atau kelompok orang yang merasa
Penelitian ini bersifat deskriptif.
terikat untuk melakukan pekerjaannya
Mely G. Tan dalam Silalahi (2012:28-29)
dengan cara bekerja sama, berdisiplin,
penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan
mempunyai kepuasan, jaminan keamanam
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu
dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan
individu, keadaan, gejala, atau kelompok
hasil kerja yang lebih banyak, lebih baik dan
tertentu, atau untuk menentukan frekuensi
lebih cepat dalam rangka mencapai tujuan
atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi
organisasi secara efektif dan efisien.
adanya hubungan tertentu antara suatu gejala
Konsep ASN dan gejala lain dalam masyarakat. Metode
Menurut UU no. 5 tahun 2014, penelitian dan pendekatan untuk analisis data
aparatur sipil negara yang selanjutnya yang digunakan adalah analisi data
disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai kuantitatif. Creswell (1994:1-2) penelitian
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan kuantitatif dapat dikonstruksi sebagai strategi
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi penelitian yang menekankan kuantifikasi
pemerintah. Pegawai aparatur sipil negara dalam pengumpulan dan analisis data dengan
yang selanjutnya disebut pegawai ASN pendekatan deduktif untuk hubungan antara
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai teori dan penelitian dengan menempatkan
pemerintah dengan perjanjian kerja yang pengujian teori.
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
Variabel dan Definisi Operasional
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
Menurut Silalahi (2015:180) tiap
pemerintahan atau diserahi tugas negara
objek penelitian disebut gejala atau
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
fenomena. Gejala direpresentasikan oleh
perundang-undangan. Manajemen ASN
konsep atau konstruk. Konsep atau konstruk
adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
yang digunakan dalam penelitian sosial tidak
pegawai ASN yang profesional, memiliki
dapat diteliti secara empirik karena belum
nilai dasar, etika profesi, bebas dari
menunjuk pada fakta dan nilai sebenarnya.
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
Agar konsep dapat diteliti secara empirik
kolusi dan nepotisme. Pegawai ASN
maka konsep harus diberi nilai. Gejala yang
berkedudukan sebagai unsur aparatur negara
direpresentasikan oleh konsep dan telah
yang melaksanakan kebijakan yang
menunjukkan variasi nilai disebut variabel.
ditetapkan oleh pimpinan instansi
Variabel adalah konsep yang sudah memiliki
pemerintah. Pegawai ASN harus bebas dari
nilai dan menjadi pusat perhatian penelitian
pengaruh dan intervensi semua golongan dan
untuk diobservasi atau diukur. Dalam
partai politik.
penelitian sosial, skala Likert sebagai teknik
penskalaan banyak digunakan terutama untuk

3
mengukur sikap, pendapat atau presepsi maka yang menjadi populasi dalam
seseorang tentang dirinya atau kelompoknya penelitian ini adalah ASN di kantor
atau sekelompok orang yang berhubungan Sekretariat Daerah Kota Manado yang
dengan suatu hal. berjumlah 229 orang. Sapsford and Jupp
(2006:27) sampel adalah satu subset atau
Tabel 1. Nilai Pernyataan sebagian elemen yang dipilih dengan cara
No. Respon Skor tertentu dari populasi. Rumus yang
digunakan untuk pengambilan sampel adalah
1. Sangat Setuju 5
rumus Slovin (Silalahi, 2015:389) dengan
2. Setuju 4
formula:
3. Kurang Setuju 3 𝑁
4. Tidak Setuju 2 𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
5. Sangat Tidak Setuju 1 Keterangan:
Sumber: Silalahi, U. 2012 n = ukuran sampel
Definisi Operasional N = ukuran populasi
Menurut Jackson (2006:50) definisi e = kesalahan pengambilan sampel
operasional yaitu satu definisi dari satu yang ditolerir (10%)
variabel dalam istilah operasi (aktivitas-
aktivitas) seorang peneliti gunakan untuk 229
𝑛 =
mengukur atau memanipulasinya. Mayer dan 1 + 229(0,1)2
Greenwood (1984:40) definisi operasional 229
𝑛 =
menyatakan kondisi-kondisi, bahan-bahan 1 + 229(0,01)
dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk 229
𝑛 =
mengidentifikasi atau menghasilkan kembali 1Berdasarkan
+ 2,29 perhitungan di
satu atau lebih acuan konsep yang atas, maka jumlah sampel yang
didefinisikan. Singkatnya, definisi 229
diambil
𝑛 = dari populasi yang berjumlah
operasional merupakan definisi yang 3,29
229 orang adalah 70 orang.
menyatakan seperangkat petunjuk atau 𝑛 = 69,6 ≈ 70
kriteria atau operasi yang lengkap tentang Teknik Pengumpulan Data
apa yang harus diamati dan bagaimana Dalam pelaksanaan
mengamatinya dengan memiliki rujukan- pengumpulan data dapat dilakukan
rujukan empirik. Karena itu definisi dengan beberapa cara atau alat untuk
operasional dibuat ketika kita menggunakan memperoleh data informasi yang
suatu strategi pengukuran seperti halnya diperlukan. Adapun teknik yang
kuesioner, instrumen atau skala untuk digunakan adalah sebagai berikut:
mendefinisikan suatu variabel. Definisi (1) Kuesioner atau angket yaitu
operasional akan mengurangi kesalahan pengumpulan data yang dilakukan
dalam pengukuran dan pengamatan variabel. melalui penggunaan daftar pernyataan
yang telah disusun dan disebar kepada
Populasi dan Sampel responden agar diperoleh data yang
Populasi adalah wilayah generalisasi dibutuhkan. Suatu kuesioner atau angket
yang terdiri atas objek atau subjek yang adalah satu set tulisan tentang
mempunyai kuantitas dan karakteristik pertanyaan yang diformulasikan supaya
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk responden mencatat jawabannya.
dipelajari dan kemudian ditarik Pertanyaan dalam seperangkat kuesioner
kesimpulannya (Ardial, 2014:336). ialah tentang indikator dari konsep.
Berdasarkan pengertian populasi di atas,

4
(2) Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan Dengan kata lain, satu instrumen ukuran
data dengan memanfaatkan informasi- disebut reliabel atau andal jika pengukuran
informasi yang berupa laporan, catatan, dilakukan berulang kali terhadap konsep
serta dokumen yang berhubungan menghasilkan nilai konstan atau tidak
dengan masalah yang diteliti. berubah.
Mengukur Reliabilitas dilakukan
Teknik Analisis Data dengan formula Alpha Cronbach. Formula
Uji Validitas Alpha Cronbach sebagai berikut:
Silalahi (2015:472) validitas 𝐾 ∑ 𝑆𝑖2
menunjuk pada sejauh mana ukuran secara 𝛼= [1 − 2 ]
𝐾−1 𝑆𝑥
akurat merefleksikan pokok isi konstruk yang
diukur. Jika ukuran mewakili konstruk maka Keterangan:
instrumen ukuran penelitian adalah valid atau 𝛼 = koefisien reliabilitas Alpha
sahih. Suatu kuesioner dikatakan valid jika Cronbach
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk K = Jumlah item pertanyaan
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur 2
∑ 𝑆𝑖 = Jumlah varians skor item
oleh kuesioner tersebut. Sebuah instrument 𝑆𝑥2 = Varian skor uji seluruh
dikatakan valid apabila mampu mengukur item K
apa yang hendak diukur serta dapat
mengungkapkan data dan variabel yang akan Tabel 3. Pedoman Menentukan
diteliti secara tepat (Suseno, 2013:47). Tingkat Keandalan
Rumus Korelasi Product Instrumen Ukuran dari
Moment: Alpha Cronbach
No Hasil uji Alpha Derajat Keandalan
. Cronbach
Keterangan:
1. < 0.5 Tidak dapat digunakan
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X
2. 0.5 – 0.6 Jelek (poor)
dan variabel Y
3. 0.6 – 0.7 Cukup/dapat diterima
∑xy = Jumlah perkalian antara variabel X
4. 0.7 – 0.9 (fair)
dan Y
5. > 0.9 Bagus (good)
∑x2 = Jumlah dari kuadrat nilai X
Luar biasa bagus
∑y2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y
(excellent)
(∑x)2 = Jumlah nilai X kemudian
Sumber: Silalahi, U. 2015
dikuadratkan
Tingkat keandalan instrumen
(∑y)2 = Jumlah nilai Y kemudian
ukuran dari hasil uji dengan menggunakan
dikuadratkan
metode Cronbach ditentukan oleh koefisien
reliabilitas (yang ditentukan oleh besarnya
Uji Reliabilitas
koefisien korelasi) dengan nilai bervariasi
Silalahi (2015:461-462) reliabilitas
dari 0 hingga 1. Jika hasil uji reliabilitas
atau keandalan pengukuran ialah derajat
menunjukkan 𝛼 ≥ 0.7 maka instrumen ukuran
sejauh mana ukuran menciptakan respons
tersebut mengindikasikan satisfactory
yang sama sepanjang waktu dan lintas
internal consistency reliability sehingga
situasi. Jadi, reliabilitas adalah satu ukuran
layak digunakan sebagai instrumen ukuran
dari variabilitas jawaban lewat pengulangan
untuk penelitian. Tetapi jika 𝛼 < 0.6 maka
percobaan konseptual. Reliabilitas
instrumen ukuran tersebut mengindikasikan
menekankan pertanyaan apakah responden
unsatisfactory internal consistency reliability
konsisten dan stabil dalam jawabannya.

5
sehingga tidak layak digunakan sebagai
instrumen ukuran untuk penelitian. Tabel 4. Kategori Derajat Hubungan
No. Nilai Koefisien Korelasi Derajat Korelasi
Analisis Regresi Linier Sederhana 1. 0,80-1,00 Hubungan Kuat
Analisis regresi adalah teknik analisis 2. 0,60-0,80 Hubungan Agak Kuat
yang sering digunakan untuk memprediksi 3. 0,40-0,60 Hubungan Moderat
hubungan antara dua variabel atau lebih. 4. 0,20-0,40 Hubungan Agak Lemah
Teknik ini meliputi pengembangan satu 5. 0,0-0,20 Hubungan Lemah
ekuasi matematikal untuk menganalisis Sumber: Silalahi, U. 2015
hubungan antara variabel yang menjadi Uji Hipotesis
ramalan dan variabel yang dipercaya secara Merumuskan hipotesis nol (H0) dari
statistik berhubungan dengan variabel hipotesis alternatif (Ha) adalah penting dalam
ramalan (Silalahi, 2012:425). Analisis regresi uji statistik sebab yang diuji ialah H0 bukan
sederhana didasarkan pada hubungan Ha . Bila hasil pengujian hipotesis
fungsional atau kausal antara satu variabel menunjukkan bahwa H0 ditolak, ini berarti Ha
independen dan satu variabel dependen atau diterima. Artinya hipotesis terbukti benar.
membuat prediksi dengan menggunakan satu Sebaliknya jika H0 diterima berarti Ha
variabel independen tunggal. Rumus regresi ditolak, artinya hipotesis terbukti tidak benar.
linear sederhana sebagai berikut: Untuk menentukan bahwa H0 diterima dan Ha
̂ = a + bX
𝒀 ditolak atau sebaliknya H0 ditolak dan Ha
diterima menggunakan hasil uji korelasi
Keterangan: (koefisien korelasi) dihubungkan dengan
𝑌̂ = Variabel dependen (variabel tingkat signifikansi (a=0,05) untuk
yang diprediksikan) menentukan wilayah penolakan atau
X = Variabel independen (variabel penerimaan. Ketentuan dalam uji t yaitu
prediktor) sebagai berikut:
a = Konstanta (1) Jika nilai signifikan pada t hitung lebih
b = Koefisien regresi kecil dari nilai α (0,05) maka hipotesis
diterima, berarti variabel bebas
Koefisien Korelasi dan Koefisien berpengaruh positif dan signifikan
Determinasi terhadap variabel terikat.
Koefisien determinasi dimaksudkan (2) Jika nilai signifikan pada t hitung lebih
untuk mengetahui seberapa besar variasi besar dari nilai α (0,05) maka hipotesis
perubahan dalam satu variabel (dependen) tidak diterima, berarti variabel bebas
ditentukan oleh perubahan dalam variabel tidak berpengaruh positif dan signifikan
lain (independen). Koefisien korelasi (untuk terhadap variabel terkait.
beberapa uji korelasi) digunakan untuk Kaidah pengujian hipotesis yang
menentukan koefisien determinasi. Koefisien diperoleh dengan uji t, yaitu:
determinasi dinyatakan dalam persen (%) (1) Jika thitung > dari ttabel atau jika nilai Sig <
sehingga harus dikalikan dengan 100%. 0,05, maka tolak H0 dan terima Ha
Makin kuat kuat koefisien korelasi maka (2) Jika thitung < dari ttabel atau jika
semakin besar koefisien determinasi, atau nilai Sig > 0,05, maka terima H0
sebaliknya. Nilai r yang akan diperoleh dan tolak Ha
dalam interpretasinya akan dibantu dengan
tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

6
HASIL DAN PEMBAHASAN orang. Pengujian validitas menggunakan
Analisis Data bantuan rtabel dimana apabila rhitung > rtabel
Uji Validitas berarti item tersebut valid (Sugiyono,
Dasar pengambilan keputusan dalam 2015:131). Nilai rtabel untuk N=70 adalah
uji validitas adalah jika nilai rhitung > rtabel 0,235 untuk taraf signifikansi 5%. Dapat
maka angket dikatakan valid, sebaliknya jika dilihat pada tabel diatas bahwa nilai koefisien
rhitung < rtabel maka angket dinyatakan tidak korelasi menunjukkan hasil pengujian item
valid. kuesioner semuanya valid dan bisa
dilanjutkan untuk dianalisis. Dari hasil uji
Tabel 10. Nilai koefisien korelasi validitas tersebut seluruh koefisien korelasi
variabel X dan Y bernilai di atas 0,235, maka semua butir item
Nilai variabel X dan Y dinyatakan valid.
Variabel Koefisien Keterangan
Korelasi Uji Reliabilitas
Sistem Merit 1 0,544 Valid Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas
Sistem Merit 2 0,741 Valid N of Cronbach’s
Variabel Reliabilitas
Sistem Merit 3 0,561 Valid items Alpha
Sistem Merit 4 0,638 Valid Sistem Merit 10 ,849 Reliabel
Sistem Merit 5 0,731 Valid (X) 10 ,870 Reliabel
Sistem Merit 6 0,731 Valid Semangat Kerja
Sistem Merit 7 0,563 Valid (Y)
Sistem Merit 8 0,636 Valid Sumber: Hasil olah data SPSS 23, 2017
Sistem Merit 9 0,676 Valid
Sistem Merit 10 0,759 Valid Hasil output data SPSS 23 pada uji
Semangat Kerja reliabilitas tersebut, diketahui N (jumlah
0,608 Valid
1 pertanyaan) variabel X sebanyak 10
Semangat Kerja pertanyaan dan Y sebanyak 10 pertanyaan.
0,633 Valid
2 Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai alpha
Semangat Kerja pada variabel X dan Y diatas 0,8 yaitu 0,849
0,783 Valid
3 untuk Variabel X, dan 0,870 untuk variabel
Semangat Kerja Y. sehingga dapat disimpulkan bahwa
0,627 Valid
4 pernyataan-pernyataan pada kuesioner
Semangat Kerja merupakan pernyataan yang reliabel atau
0,706 Valid
5 handal dan bersifat konsisten.
Semangat Kerja
0,771 Valid
6 Analisis Regresi Linear Sederhana
Semangat Kerja Analisis regresi linear sederhana
0,820 Valid
7 digunakan untuk menguji pengaruh satu
Semangat Kerja variabel bebas X (independen) terhadap
0,676 Valid
8 variabel terikat Y (dependen).
Semangat Kerja Dasar pengambilan keputusan:
0,601 Valid
9 (1) Membandingkan nilai signifikansi
Semangat Kerja dengan probabilitas 0,05
0,641 Valid
10 (a) Jika nilai signifikansi < 0,05 artinya
Sumber: Hasil olah data SPSS 23, 2017 variabel X berpengaruh terhadap variabel Y
Pada uji validitas dalam penelitian ini
diketahui N (jumlah responden) sebanyak 70

7
(b) Jika nilai signifikansi > 0,05 artinya 𝑌̂ = 5,201 + 0,843X
variabel X tidak berpengaruh terhadap
variabel Y Persamaan tersebut dapat
(2) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel diterjemahkan:
(a) Jika nilai thitung > ttabel artinya variabel X (1) Konstanta sebesar 5,201 mengandung
berpengaruh terhadap variabel Y arti bahwa nilai konsiten variabel
(b) Jika nilai thitung < ttabel artinya variabel X Semangat adalah sebesar 5,201
tidak berpengaruh terhadap variabel Y (2) Koefisien regresi X sebesar 0,843
menyatakan bahwa setiap penambahan
Tabel 13. Nilai Korelasi 1% nilai Merit, maka nilai Semangat
Model Summary bertambah sebesar 0,843. Koefisien
Adjusted Std. Error of regresi tersebut bernilai positif, sehingga
R
Model R R the dapat dikatakan bahwa arah pengaruh
Square
Square Estimate variabel X terhadap Y adalah positif.
1 ,776a ,603 ,597 2,68639 Pengambilan keputusan dalam uji
a. Predictors: (Constant), merit regresi linear sederhana:
Sumber: Hasil olah data SPSS 23, 2017 (1) Berdasarkan nilai signifikansi: dari tabel
di atas diperoleh nilai signifikansi
Tabel menjelaskan besarnya nilai sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat
korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,776. disimpulkan bahwa variabel Merit (X)
Dari output tersebut diperoleh koefisien berpengaruh terhadap variabel Semangat
determinasi (R square) sebesar 0,603, yang (Y)
mengandung pengertian bahwa pengaruh (2) Berdasarkan nilai t: diketahui nilai thitung
variabel bebas (Merit) terhadap variabel sebesar 10,157 > ttabel 1,997, sehingga
terikat (Semangat) adalah sebesar 60,3 %. dapat disimpulkan bahwa variabel Merit
(X) berpengaruh terhadap variabel
Tabel 14. Nilai Koefisien Semangat (Y).
a
Coefficients
Standardize Uji Hipotesis
d Di antara variabel yang saling
Unstandardized Coefficient berhubungan tersebut tampak variabel sebab
Coefficients s atau yang memengaruhi dan variabel akibat
Model B Std. Error Beta T atau yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini,
Sig.
Merit merupakan variabel yang memengaruhi
,15
1
5,201 3,653 1,424 9(X) dan Semangat merupakan variabel yang
(Constant) dipengaruhi (Y).
,843 ,083 ,776 10,157 ,00
Merit Hipotesis uji dirumuskan sebagai
0
a. Dependent Variable: semangat berikut:
Sumber: Hasil olah data SPSS 23, (1) Ha: Ada pengaruh sistem merit terhadap
2017 semangat kerja aparatur sipil negara di
kantor Sekretariat Daerah Kota Manado.
Diketahui nilai Constant (a) sebesar (2) H0: Tidak ada pengaruh sistem merit
5,201, sedangkan nilai Merit (b/koefisien terhadap semangat kerja aparatur sipil
regresi) sebesar 0,843, sehingga persamaan negara di kantor Sekretariat Daerah
regresinya dapat ditulis: Kota Manado.
𝑌̂ = a + bX Kriteria pengujian pada penelitian ini
adalah Ha diterima jika nilai thitung > ttabel.

8
Berdasarkan output pada Tabel 14 diketahui dilakukanlah pengujian validitas dan
nilai thitung 10,157 dengan nilai signifikan reliabilitas pada instrumen penelitian. Dari
0,000. Sedangkan untuk menghitung nilai hasil uji statistik dengan menggunakan
ttabel adalah sebagai berikut: program aplikasi SPSS 23, data yang
ttabel = (α/2 ; n – k – 1) didapatkan berupa nilai koefisien kerelasi
= (0,05/2 ; 70 – 1 – 1) dari setiap butir pernyataan. Dasar
= (0,025 ; 68) (dilihat pada distribusi nilai pengambilan keputusan dalam uji validitas
ttabel) adalah jika nilai rhitung > rtabel maka angket
= 1,997 dikatakan valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel
Dari perhitungan diatas, ttabel bernilai maka angket dinyatakan tidak valid.
1,997. Itu berarti nilai thitung 10,157 lebih Berdasarkan hasil tabulasi diketahui bahwa
besar (>) dari nilai ttabel 1,997, sehingga dapat nilai rhitung terendah 0,544 dan tertinggi 0,820.
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha Sedangkan nilai rtabel untuk N=70 adalah
diterima. Artinya ada pengaruh antara sistem 0,235 dengan taraf signifikansi 5%. Jadi
merit terhadap semangat kerja aparatur sipil dapat disimpulkan bahwa instrumen
negara di kantor sekretariat daerah Kota penelitian ini valid dengan nilai rhitung > rtabel.
Manado. Dapat dilihat pada tabel tabulasi bahwa nilai
koefisien korelasi menunjukkan hasil
PEMBAHASAN pengujian item kuesioner semuanya valid dan
Berdasarkan hasil penelitian yang bisa dilanjutkan untuk dianalisis. Dari hasil
telah dilakukan oleh peneliti, dari data yang uji validitas tersebut seluruh koefisien
didapat di lapangan melalui kuesioner yang korelasi bernilai di atas 0,235, maka semua
telah disebarkan kepada sampel berjumlah 70 butir item variabel X dan Y dinyatakan valid.
orang responden, menunjukan bahwa Uji reliabilitas dapat dilakukan jika
karakteristik responden berdasarkan jenis alat ukur telah dinyatakan valid. Uji
kelamin terdiri atas 30 orang laki-laki reliabilitas data ini menggunakan uji statistik
(42,9%) dan perempuan berjumlah 40 orang Cronbach’s Alpha, dimana suatu item
(57,1%) dari total 70 responden yang diteliti. dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s
Perempuan menjadi responden terbanyak Alpha lebih besar dari 0.60. Suatu kuesioner
pada penelitian ini. Kelompok usia 41-50 dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
tahun dengan jumlah 32 orang (45,7%) seseorang terhadap pernyataan adalah
menjadi responden terbanyak berdasarkan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan
karakteristik usia. Berdasarkan karakteristik memberikan nilai Cronbach’s Alpha (α) >
golongan, golongan III (tiga) merupakan 0,60. Hasil output data SPSS 23 pada uji
golongan terbanyak dengan jumlah 57 orang reliabilitas tersebut, diketahui N (jumlah
(81,43%). Mayoritas responden dengan pertanyaan) variabel X sebanyak 10
jumlah 60 orang (85,7%) pernah mengikuti pertanyaan dan Y sebanyak 10 pertanyaan.
pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai alpha
instansi terkait untuk dapat mengembangkan pada variabel X dan Y lebih dari 0,60 yaitu
kompetensi kerja. Berdasarkan jenjang 0,849 untuk Variabel X, dan 0,870 untuk
pendidikan, lulusan Sarjana (S1) menjadi variabel Y. Sehingga dapat disimpulkan
yang terbanyak dengan jumlah 51 orang bahwa semua butir item variabel pada
responden (72,85%). kuesioner merupakan pernyataan yang
Hasil pengukuran dan data yang reliabel atau handal dan bersifat konsisten.
diperoleh dapat digunakan dalam penelitian Hasil uji regresi linear sederhana
jika memiliki kesahihan ukuran dan dimana a adalah angka konstan dari
keandalan ukuran. Maka dari itu unstandardized coefficients; 5,201. Angka ini

9
merupakan angka konstan yang mempunyai dalam organisasi. Selanjutnya ada prinsip the
arti bahwa jika tidak ada sistem merit maka right man in the right place yang penting
nilai konsisten semangat kerja adalah sebesar dilaksanakan di dalam organisasi, artinya
5,201. Kemudian b adalah angka koefisien bahwa penempatan setiap orang di dalam
regresi sebesar 0,843. Angka ini mengandung organisasi perlu didasarkan pada
arti bahwa setiap penambahan 1% atau 1 kemampuan, keahlian dan didasarkan atas
skala jawaban responden maka nilai latar belakang pengalaman serta pendidikan
konsistensi Semangat Kerja (Y) akan yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Jadi
meningkat sebesar 0,843. Angka koefisien penempatan pegawai di dalam organisasi
regresi bernilai positif, maka dengan janganlah pilih kasih atau jangan didasarkan
demikian dapat dikatakan bahwa sistem merit hubungan keluarga atau persahabatan. Pada
berpengaruh positif terhadap semangat kerja: hakikatnya organisasi menuntut penempatan
sehingga persamaan regresinya adalah setiap orang/pegawai sesuai keahliannya,
̂ = 5,201 + 0,843X.
𝒀 kemampuannya, pengalaman dan
Besaran pengaruh yang didapat pendidikannya menurut kebutuhan
berdasarkan nilai koefisien determinasi (R organisasi/instansi. Prinsip equal pay for
square) sebesar 0,603, yang mengandung equal work ini penting bagi pimpinan
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas organisasi dalam memberikan balas jasa
(Merit) terhadap variabel terikat (Semangat) terhadap orang-orangnya, harus didasarkan
adalah sebesar 60,3 %. Artinya sistem merit atas hasil prestasi kerja yang dicapai oleh
berpengaruh sebesar 60,3% terhadap pegawai yang bersangkutan. Apabila
semangat kerja aparatur sipil negara, pemberian balas jasa tersebut tidak
sedangkan 39,7% lainnya dipengaruhi faktor didasarkan pada kemampuan dan hasil
lain. prestasi, berarti menimbulkan kelemahan
Uji hipotesis diketahui bahwa nilai semangat kerja pegawai, karena pemberian
thitung > ttabel. thitung bernilai 10,157 sedangkan balas jasa harus disesuaikan dengan prestasi
nilai ttabel sebesar 1,997. Ha diterima dan H0 dan tanggung jawab setiap pegawai dalam
ditolak jika nilai thitung lebih besar dari ttabel. organisasi/instansi yang bersangkutan.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Prinsip efisiensi dan produktivitas kerja
hipotesis yang diajukan peneliti yang merupakan kunci kearah kemajuan
menyatakan adanya pengaruh sistem merit organisasi, karena efisiensi dan produktivitas
terhadap semangat kerja aparatur sipil negara kerja harus dicapai dalam rangka pencapaian
di kantor sekretariat daerah Kota Manado tujuan organisasi. Dan untuk memperoleh
diterima. efisiensi dan produktivitas kerja yang baik,
Ada beberapa prinsip yang perlu dibutuhkan teknik penggerakan dan motivasi
diperhatikan dalam mengadministrasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
pegawai yang ada. Prinsip demokrasi perlu kondisi pegawai yang bekerja di dalam
diketahui oleh pimpinan organisasi karena organisasi yang bersangkutan. Bahkan
kedemokrasian ini menunjukkan adanya disinilah letak kunci kearah peningkatan
saling menghormati, harga menghargai dan efisiensi dan produktivitas kerja yang harus
saling isi mengisi dalam rangka dicapai.
melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi. Manajemen kepegawaian bertugas
Jadi pimpinan organisasi perlu menghindari untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
sistem paksaan, artinya bawahannya perlu secara garis besarnya telah ditentukan oleh
diajak serta dalam menentukan tujuan administrator dengan menitik beratkan pada
organisasi sehingga dengan demikian usaha-usaha untuk mendapatkan tenaga kerja
bawahan itu merasakan kehadirannya di yang cakap dan mampu bekerja menurut

10
kebutuhan organisasi serta menggerakan kompetensi dan pengalaman di bidang yang
mereka untuk tercapainya tujuan organisasi. sedang dikerjakan. Bertambahnya ilmu
Memelihara dan mengembangkan kecakapan pengetahuan tentang pekerjaan yang sedang
serta kemampuan pegawai untuk digeluti maka akan mempermudah juga
mendapatkan prestasi kerja yang sebaik- menyelesaikan setiap tugas yang diberikan.
baiknya. Manajemen kepegawaian tersebut Dengan langkah ini, secara otomatis
merupakan fungsi daripada setiap pimpinan, penghargaan demi penghargaan akan di
artinya setiap orang yang mempunyai dapatkan sesuai dengan hasil kerja yang
tanggung jawab dan memimpin suatu dicapai. Memang tidak segampang itu untuk
organisasi harus dapat menyelesaikan menyesuaikan dengan sistem yang
masalah-masalah yang dialami oleh orang- mengharuskan pegawai bekerja dengan
orang bawahannya. Selanjutnya dalam usaha banyak kriteria, tetapi dengan terus melatih
mendapatkan suatu administrasi kepegawaian diri dan membiasakan dengan tugas yang
yang baik perlu adanya kelompok pembinaan diberikan dapat membuat beban kerja yang
dari berbagai unsur seperti pimpinan, sebelumnya terasa sulit menjadi pekerjaan
organisasi, keuangan, moral, sistem dan yang lebih mudah dan terasa ringan.
prosedur serta yang terpenting adalah Perlu diperhatikan bahwa sistem
pembinaan pegawai tersebut menjadi tugas manajemen ini hanya merupakan suatu
daripada setiap pimpinan unit organisasi panduan untuk dapat memaksimalkan hasil
yang bersangkutan. dan kinerja yang dicapai oleh pegawai. Tapi
Sistem prestasi kerja (merit system) lebih daripada itu dibutuhkan seorang
merupakan pendekatan dalam pemberian pimpinan atau administrator yang mampu
penghargaan yang didasarkan pada prestasi untuk menjalankan sistem ini agar dapat
hasil kerja (job performance). Penghargaan berjalan sebagaimana mestinya. Dengan
sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk adanya sinergi dari tiap instrumen dalam
mengapresiasi usaha kerja yang mereka suatu organisasi maupun instansi terkait
hasilkan. Apresiasi yang diberikan terbukti diharapkan dapat memberikan dampak yang
mampu meningkatkan semangat kerja positif dalam pendistribusian tugas dan
pegawai. Penghargaan dalam bentuk gaji dan tanggung jawab kerja serta mampu
pujian dapat memberikan kepuasan kepada menciptakan suasana kerja yang aman dan
pegawai atas kinerja dan prestasi yang nyaman bagi pegawainya.
dicapai. Berdasarkan pengalaman ini
diharapkan pegawai tersebut mampu dengan KESIMPULAN DAN SARAN
konsisten terus meningkatakan kinerjanya Kesimpulan
bahkan dapat memberikan dampak positif Berdasarkan hasil uji, analisis data
serta mempengaruhi pegawai lain yang ada di dan pembahasan diperoleh kesimpulan
lingkungan kerjanya untuk bekerja dengan sebagai berikut:
lebih maksimal. (1) Sistem merit berpengaruh dan memiliki
Pegawai juga harus mampu pengaruh yang positif terhadap
meningkatkan dan mengembangkan semangat kerja. Dengan adanya sistem
kompetensi individualnya sehingga hasil merit akan meningkatkan semangat
kerja yang di raih lebih baik lagi dan kerja aparatur sipil negara di kantor
memuaskan baik secara pribadi maupun Sekretariat Daerah Kota Manado.
instansi dimana ia bekerja. Mengikuti (2) Indikator yang mempengaruhi sistem
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh merit yaitu individu yang memiliki
intansi terkait merupakan salah satu kiat yang keterampilan, keahlian dalam
dapat dilakukan untuk meningkatkan menyelesaikan tugas, efisiensi dan

11
efektivitas kerja, kualifikasi yang yang lebih sempurna dan sesuai dengan
memadai, berkompetensi dalam bidang kebutuhan aparatur sipil yang ada.
yang dikerjakan, mampu berlaku adil, (5) Tidak cukup hanya memiliki sistem
berpengalaman, cakap dan manajemen aparatur sipil yang baik,
menghasilkan kinerja yang memuaskan. namun juga diperlukan semangat kerja
(3) Indikator yang mempengaruhi semangat untuk memotivasi diri aparatur tersebut
kerja yaitu kualitas kerja pegawai, agar dapat meningkatkan kedisiplinan
tingkat kehadiran di kantor, gaji yang dan meraih prestasi kerja yang sesuai
diterima, penghargaan yang didapatkan, dengan harapan.
kondisi aman dan nyaman dalam
lingkungan kerja, adanya jaminan karier DAFTAR PUSTAKA
yang pasti, kepuasan terhadap tugas Ardial. 2014. Paradigma dan Model
yang dikerjakan, merasa bahagia dengan Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi
suasana kerja, disiplin dalam Aksara.
mengerjakan tugas serta bertanggung Creswell, J. 1994. Research Design:
jawab atas setiap kepercayaan yang Qualitative and Quantitative
diberikan. Approach. Oslo: Sage Publications.
Jackson, S. L. 2006. Research Methods and
Saran Statistics A Critical Thinking
Berdasarkan hasil penelitian dan Approach. Second Edition. Belmon:
pembahasan serta kesimpulan, peneliti dapat Thomson Wadsworth.
memberikan saran sebagai berikut: Kerlinger, F. N. 1995. Asas-asas Penelitian
(1) Perlu adanya peran dari pemerintah Behavioral. Diterjemahkan oleh
daerah untuk dapat mensosialisasikan Landung R. Simatupang. Yogyakarta:
sistem merit dengan lebih spesifik Gadjah Mada University.
kepada aparatur sipil yang ada agar Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor
setiap aparatur mengerti apa yang Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP
menjadi tugas dan fungsi serta tanggung STIM YKPM.
jawab dalam melaksanakan tugas-tugas Manullang, M. 1962. Dasar-Dasar
mereka. Management. Sumatera Utara. Delli,
(2) Sistem merit akan berjalan dengan lebih Medan: Bappit.
baik jika pimpinan dalam intansi dapat Mayer, R. R. dan Greenwood, E. 1984.
menerapkannya kepada bawahannya. Rancangan Penelitian Kebijakan
Maka dari itu diperlukan pemimpin Sosial. Jakarta: Rajawali.
yang berkompeten dalam memanajemen Musanef. 1983. Manajemen Kepegawaian Di
tugas dan tanggung jawab kerja Indonesia. Jakarta: PT. Gunung
bawahannya serta mampu mengerti Agung.
keadaan dari tiap individu yang ada Nitisemito, A. S. 1996. Manajemen
dalam lingkungan kerjanya. Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
(3) Aparatur sipil negara perlu mengikuti Sapsford, R. dan Jupp, V. 2006. Data
pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Collection and Analysis. Second
setiap instansi terkait agar dapat Edition. London: SAGE Publications
meningkatkan dan mengembangkan Ltd.
kompetensi kerja yang lebih baik lagi. Sastrohadiwiryo, B. S. 2002. Manajemen
(4) Perlu adanya evaluasi dan Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
pengembangan kebijakan-kebijakan Bumi Aksara.
pada sistem merit agar menjadi sistem
12
Sekaran, U. 1992. Research Methods for
Business: A Skill Building Approach.
Second Edition. New York: John
Wiley & Sons Inc.
Setiyono, B. 2012. Birokrasi dalam
Perspektif Politik dan Administrasi.
Edisi Ketiga. Bandung: Nuansa.
Silalahi, U. 2009. Metode Penelitian Sosial.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Silalahi, U. 2015. Metode Penelitian Sosial
Kuantitatif. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Suseno, S. S. 2013. Pengaruh Pengawasan
Terhadap Kinerja Pegawai Inspektorat
Kabupaten Jember. Skripsi. Jember:
Universitas Jember.
Tabachnick, B. G. dan Fidell, L. S. 2014.
Using Multivariate Statistics. Sixth
Edition. Harlow: Pearson Edication
Limited.
Thoha, M. 2005. Manajemen Kepegawaian
Sipil Di Indonesia. Edisi Kedua.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Zainun, B. 1991. Administrasi dan
Manejemen Kepegawaian Pemerintah
Negara Indonesia. Jakarta: Gunung
Agung.

Sumber lain:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 1999 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Utara
Sekretariat Daerah Kota Manado

13

Вам также может понравиться