Вы находитесь на странице: 1из 9

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI PESERTA DIDIK


BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMK INKLUSIF

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
DINA KAMALIAH
NIM: 12010044201

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2016

1
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMK INKLUSIF

Dina Kamaliah dan Sujarwanto


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) kamaliahdina@yahoo.com

ABSTRACT

The research objective to describe the 2013 curriculum implementation, as well as the challenges and solutions
in the2013 curriculum implementation for PDBK at State Vocational High School 2 Malang. This study used a
qualitative descriptive approach. The data collection technique used interviews, observation, and documentation. Data
were analyzed through the data reduction, a data display, and conclusion drawing / verification. Technique authenticity
of data used triangulation. The results showed that 1) the implementation of the 2013 curriculum for special needs
learners on the sport subjects, as well as on the productive subjects in department hotel accommodation and network
computer there was small modifications curriculum which was adjusted with the objectives, content, process and
evaluation. Modifications was done in the indicators of success, media, time, place, the learning process and learning
evaluation 2) There were some problems that include constraints of teachers in the process of presenting the material
(for example: how to communicate with the lips motion), the next problem about learning process that required the
active role of learners while special needs learners who had particular barriers (for example through obstacles in
cognitive, psychomotor, and affective), other constraints regarding more detailed assessment process than the previous
curriculum that included knowledge, skills, and behaviour aspects. 3) The chosen solution to this dilemma was the
provision of additional information to the regular teachers about special needs learners and learning methods that were
appropriate for PDBK, that teachers also needed to get advanced training on the 2013 curriculum until the assessment
process, the other solution was to assign Special Educators Teacher (GPK) in the creating of subject teachers joint
learning program.

Keywords: implementation, curriculum, special needs learners, inclusive school

2
PENDAHULUAN
dengan adanya perubahan kurikulum, mulai dari
Tuntutan sumber daya manusia yang berkualitas kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap 2004, 2006, dan 2013. Perbaikan kurikulum merupakan
Negara. Dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bagian penting dalam pengembangan kurikulum yang
bebas pada 2020 dengan ditandainya perkembangan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai
pendidikan dan industri yang sangat cepat, mengharuskan dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Fadlillah
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang (2014: 31)
memadai. Untuk memenuhi semua itu, pendidikan Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang
menjadi kunci dalam pencapaiaannya. Sebagai salah satu dimaksudkan untuk melanjutkan pengembangan
aspek terpenting dalam penyelanggaraan pendidikan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah
kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan yang dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
bertujuan dalam mewujudkan tuntutan tersebut.
Dalam konteks ini terdapat elemen perubahan
Kurikulum sebagai seperangkat rancangan
cakupan kurikulum, mulai dari sekolah tingkat dasar
pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral
sampai sekolah menengah atas. Elemen perubahan
dalam penyelanggaraan pendidikan. Kurikulum disusun
tersebut mencakup kompetensi lulusan, kedudukan mata
untuk memajukan tujuan pendidikan nasional. Melalui
pelajaran, pendekatan isi, struktur kurikulum, proses
kurikulum, kualitas sumber daya manusia mampu
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan ekstrakulikuler.
diarahkan dan kemajuan suatu bangsa dapat
Istilah peserta didik berkebutuhan khusus ini tidak
dikembangkan. Tanpa adanya kurikulum mustahil
terlepas dari pengertian anak berkebutuhan khusus itu
pendidikan akan berjalan secara maksimal sesuai dengan
sendiri. Menurut Murtie (2014: 8) “anak berkebutuhan
yang diharapkan. Hamalik (2010: 91) mengungkapkan,
khusus adalah anak-anak yang memiliki karakteristik
bahwa
berbeda, baik secara fisik, emosi, ataupun mental dengan
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang
anak-anak lain seusianya”. Dari pengertian tersebut dapat
kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar
dijelaskan pula bahwa anak berkebutuhan khusus
nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman
membutuhkan layanan pendidikan yang disesuaikan
belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan
dengan karakteristik dan kebutuhan anak.
tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk
Penyelenggaraan pendidikan untuk anak berkebutuhan
menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta
khusus mengalami perkembangan yang cukup pesat.
didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan
Dimulai dari adanya sekolah segregasi hingga sekolah
pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan
inklusi.
potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
Awal mula tercetusnya pendidikan inklusi berawal
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal
dari pengamatan terhadap sekolah luar biasa berasrama
3 menyebutkan, “pendidikan nasional berfungsi
dan institusi berasrama yang menunjukkan bahwa anak
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
maupun orang dewasa yang tinggal dalam lingkungan
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
tersebut akan mengalami perkembangan pola perilaku
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
yang biasanya ditunjukkan oleh orang yang kekurangan.
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
Perilaku tersebut mencakup kepasifan, stimulasi diri,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
perilaku repetitive stereotip dan perilaku perusakan diri
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
atau self-abuse. Anak berkebutuhan khusus yang
menjadi warga Negara yang demokratis serta
meninggalkan sekolah berasrama dan kemudian
bertanggung jawab.”
bergabung kembali dengan keluarga mereka ataupun
Selaras dengan ketetapan tersebut Kementerian
komunitas teman sebayanya akan merasa tidak betah
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan
berada dalam situasi tersebut. Hal itu terjadi karena
baru dengan ditetapkannya kurikulum 2013 dalam rangka
selama bertahun-tahun anak disegregasikan atau
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan
dipisahkan, anak dan keluarga serta komunitasnya akan
adanya pembaruan ini, kurikulum dipandang lebih baik
tumbuh menjadi individu asing antara satu individu
serta merupakan hasil upaya penyempurnaan dari
dengan individu lainnya.
kurikulum sebelumnya.
Dari keadaan tersebut banyak orang yang merasa
Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami
situasi yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus itu
beberapa kali perbaikan kurikulum. Hal ini tercermin
tidak tepat. Para pihak yang bersangkutan dengan anak

3
dan orang dewasa berkebutuhan khusus yang memiliki program-program sekolah adalah inklusi.” Sedangkan
kesadaran politik pun mulai memperjuangkan hak-hak menurut Subini (2014: 50)
semua anak pada umumnya dan hak anak serta orang Pendidikan inklusi adalah kebersamaan untuk
dewasa penyandang cacat pada khususnya. Perjuangan memperoleh pelayanan pendidikan dalam satu kelompok
mereka ini bertujuan untuk meemperoleh hak untuk secara utuh bagi seluruh anak berkebutuhan khusus usia
sekolah, mulai dari jenjang TK, SD, SLTP sampai
berkembang di dalam sebuah lingkungan yang sama
dengan SMA/SMK sederajat. Dalam sekolah inklusi
dengan orang lain. Mereka menyadari akan pentingnya tidak ada perbedaan perlakuan yang menonjol antara
arti interaksi sosial dalam suatu proses pembelajaran. Ini anak yang berkebutuhan khusus dengan anak normal
merupakan awal pembaharuan dalam dunia pendidikan pada umumnya.
anak berkebutuhan khusus menuju normalisasi yang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
akhirnya mengarah pada pendidikan inklusif. pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa tujuan
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa aspek penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta
penting dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di suatu
didik dari berbagai kondisi dan latar belakang untuk
sekolah. Aspek-aspek tersebut antara lain yaitu: (1) memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan
penyiapan atau pelatihan guru dan tenaga kependidikan, kebutuhan dan kemampuannya. Serta dalam ayat (2)
identifikasi, assessment, dan pemberian layanan yang yaitu menciptakan sistem pendidikan yang menghargai
sesuai (2) pengkondisian lingkungan yang ramah anak, keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua
termasuk aksebilitasnya (3) pendampingan yang peserta didik.
dilakukan oleh guru pendidik khusus, guru reguler, orang Selaras dengan PERMENDIKNAS pasal 2 ayat (1)
tua, serta relawan (4) penyediaan modul-modul dan dan (2), dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat
pedoman pelaksanaan, serta (5) adaptasi kurikulum, 1 dan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 juga
pembelajaran dan evaluasi. menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
Mulai awal tahun 2014 pemerintah mengambil setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama
kebijakan untuk setiap sekolah agar mampu dengan anak lainnya (anak normal) dalam memperoleh
mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses layanan pendidikan. Dari beberapa ketetapan tersebut
pembelajaran. Kebijakan tersebut tidak hanya ditujukan dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus
pada sekolah reguler, pada sekolah inklusif pun mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan anak
diharapkan dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 normal lainnya dalam memperoleh layanan pendidikan di
dalam proses pembelajaran baik untuk peserta didik sekolah reguler.
reguler maupun peserta didik berkebutuhan khusus. Dalam proses pengembangan kurikulum bagi peserta
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan tahap didik berkebutuhan khusus, pihak pendidik dan tenaga
perkembangan anak, kebutuhan pembangunan nasional, kependidikan harus memahami terlebih dahulu tentang
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus. Pada
sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan aspek adaptasi kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan
pendidikan. inklusif, peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
Dewasa ini sumber daya manusia yang berkualitas hambatan kecerdasan, komunikasi dan interaksi, serta
tidak hanya ditandai dengan kemampuan akademik yang perilaku akan menggunakan kurikulum reguler. Namun
luas, namun juga harus dilengkapi dengan keterampilan pada peserta didik berkebutuhan khusus dengan
atau keahlian yang memadai. Karena keterampilan juga hambatan kecerdasan, komunikasi dan interaksi, serta
menjadi modal utama dalam kehidupan berkarier. Pada perilaku akan munggunakan kurikulum modifikasi.
satuan pendidikan tingkat menengah atas, khususnya Berdasarkan hasil wawancara terhadap koordinator
pada sekolah menengah kejuruan akan dipelajari inklusi SMK Negeri 2 Malang, diketahui bahwa SMK
beberapa keterampilan atau keahlian sebagai persiapan Negeri 2 Malang telah melaksanakan kurikulum 2013
bagi peserta didik dalam memasuki dunia kerja. dalam pembelajaran di sekolah. Kurikulum 2013 ini
Seiring dengan berkembangnya pendidikan inklusi di diterapkan bagi semua peserta didik termasuk juga pada
Indonesia khususnya di provinsi Jawa Timur, Dinas peserta didik berkebutuhan khusus. Kurikulum 2013
Pendidikan Kota Malang menunjuk Sekolah Menengah hanya diterapkan pada mata pelajaran B wajib (kesenian,
Kejuruan Negeri 2 Malang sebagai salah satu sekolah olahraga, dan prakarya) dan pada mata pelajaran
inklusi di kota Malang sejak tahun ajaran 2007. Menurut kemandirian atau produktif
Smith (2014: 45) “Istilah terbaru yang dipergunakan Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan penyatuan bagi anak-anak untuk mendiskripsikan tentang implementasi kurikulum
berkelainan (penyandang hambatan atau cacat) ke dalam 2013 bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SMK
Negeri 2 Malang.

4
Dalam penelitian ini observasi dilaksankan di
lingkungan sekolah baik di dalam kelas maupun di
luar kelas terutama yang berkaitan dengan kegiatan
implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik
berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 Malang.
METODE
Berdasarkan kegiatan observasi inilah peneliti akan
mendapat data awal mengenai implementasi
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
kurikulum 2013 sebelum melaksanakan kegiatan
pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan
selanjutnya dalam pengumpulan data.
data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
c. Dokumentasi
dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, model
Pada penelitian ini dokumentasi dilakukan sebagai
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik
data penunjang untuk memperkuat hasil penelitian.
keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi. Subjek
Dimana dokumen tersebut bisa berbentuk tulisan,
dalam penelitian ini berkaitan dengan penyelenggaraan
suara, video, maupun gambar.
kurikulum bagi peserta didik berkebutuhan khusus, yang
terdiri dari:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Lokasi dan subjek penelitian
Hasil Penelitian
Lokasi Penelitian Subjek Penelitian Hasil penelitian berisi deskripsi hasil analisis data
penelitian yang sudah terorganisasi dengan baik. Data
SMK Negeri 2 Malang 1. Kepala Sekolah penelitian disajikan secara informatif, komunikatif, dan
relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dalam bab
Jalan Veteran No. 17 2. Wakil Kepala
ini, hasil penelitian berupa deskripsi analisis yang
Malang 65145 Sekolah Bagian
Kurikulum disajikan dalam uraian bersifat kualitatif yaitu data yang
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Adapun
3. Guru Pendidik hasil penelitian ini merupakan paparan data hasil
Khusus penelitian yang berhasil digali melalui wawancara,
observasi, serta dokumentasi terhadap peristiwa dan hasil
4. Guru Olahraga kajian terhadap beberapa dokumen yang dipilih oleh
peneliti.
5. Guru Mata Pelajaran
Dalam melakukan analisis, informan dalam
Produktif Jurusan
penelitian ini dikelompokkan atas dua kategori, yaitu:
Teknik Komputer
dan Jaringan a. Kategori 1 : dua orang informan yang
berprofesi sebagai kepala sekolah
6. Guru Mata Pelajaran (BG) dan wakil kepala sekolah
Produktif Jurusan bagian kurikulum (SN) di SMK
Akomodasi Negeri 2 Malang, salah satu orang
Perhotelan tua peserta didik berkebutuhan
khusus (ST)
Jalan Sumbersari No. 2 1. Orang Tua Peserta b. Kategori 2 : empat orang informan yang
Malang Didik Berkebutuhan berprofesi sebagai guru
Khusus
pendidikan khusus (EE), (DRS),
(R), dan (TE). Satu orang
Desain Penelitian informan yang berprofesi sebagai
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang guru olahraga (STA). Satu orang
digunakan adalah: informan yang berprofesi sebagai
a. Wawancara guru mata pelajaran produktif di
Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan jurusan Akomodasi Perhotelan
kepada beberapa pihak, antara lain kepala sekolah, (NDF). Satu orang informan yang
wakil kepala bagian kurikulum, guru pendidik
berprofesi sebagai guru mata
khusus, guru mata pelajaran olahraga, guru mata
pelajaran produktif jurusan teknik komputer dan pelajaran produktif di jurusan
jaringan, guru mata pelajaran produktif jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
akomodasi perhotelan, orang tua peserta didik (HNPW) di SMK Negeri 2
berkebutuhan khusus. Malang.
b. Observasi

5
Para informan dalam penelitian ini merupakan pihak pada mata pelajaran kemandirian atau mata pelajaran
yang berhubungan langsung dengan implementasi produktif di SMK Negeri 2 Malang. Mengenai kesiapan
kurikulum 2013 untuk peserta didik berkebutuhan khusus sekolah dalam implementasi kurikulum 2013, SMK
di SMK Negeri 2 Malang yang nama terangnya
Negeri 2 Malang telah siap melaksanakan dan
diinisialkan untuk menjaga privasi informan dalam
publikasi penelitian. melanjutkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Wawancara terpusat berdasarkan pengalaman olahraga, mata pelajaran kemandirian atau mata
informan selama implementasi kurikulum 2013 dalam pelajaran produktif, serta pada mata pelajaran lainnya.
mengajar dan mendampingi PDBK di SMK Negeri 2 Sebagai sekolah inklusi, pelaksanaan kurikulum 2013
Malang. Hasil wawancara ini kemudian dikelompokkan juga berdampak langsung pada peserta didik
berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian yang berkebutuhan khusus. Untuk saat ini, peserta didik
meliputi implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik
berkebutuhan khusus mampu bekerja sama dalam
berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 Malang, kendala-
kendala dalam pelaksanaan implementasi kurikulum implementasi kurikulum 2013 khususnya pada mata
2013 bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SMK pelajaran olahraga serta pada mata pelajaran kemandirian
Negeri 2 Malang, serta solusi untuk mengatasi kendala- atau mata pelajaran produktif di jurusan akomodasi
kendala dalam pelaksanaan implementasi kurikulum perhotelan dan teknik komputer dan jaringan, sehingga
2013 bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SMK kurikulum 2013 masih dilanjutkan di SMK Negeri 2
Negeri 2 Malang. Malang. Guru mata pelajaran tersebut telah mengikuti
Hasil penelitian ini juga berdasarkan studi observasi
workshop ataupun pelatihan mengenai kurikulum 2013,
dan dokumentasi analisis perangkat yang dibuat oleh
informan. Analisis yang dilakukan berdasarkan tujuan sehingga dapat diimplementasikan dalam proses
penelitian yang meliputi implementasi kurikulum 2013 pembelajaran.
bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 Lebih khusus berdasarkan fokus penelitian, setelah
Malang, kendala-kendala dalam pelaksanaan dilaksanakan analisis data diperoleh data bahwa: dalam
implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik
berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 Malang, serta
berkebutuhan khusus, meliputi 2 proses yakni proses
solusi untuk mengatasi kendala-kendala dalam
pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 bagi peserta perencanaan dan pelaksanaan implementasi kurikulum
didik berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 Malang. 2013. (1) Dalam proses perencanaan implementasi
1. Implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik kurikulum 2013, berdasarkan hasil wawancara, observasi
berkebutuhan khusus meliputi proses persiapan dan dokumentasi menunjukkan bahwa pada tahap ini
dan pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 yang memiliki peran utama yaitu kepala sekolah. Kepala
bagi peserta didik berkebutuhan khusus, sekolah memiliki fungsi sebagai Edukator, Manajer,
khusus nya pada mata pelajaran kemandirian Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, dan
atau produktif (perhotelan dan teknik Motivator (EMASLIM). Dimana fungsi tersebut berjalan
komputer jaringan), dan dalam mata pelajaran seiringin dalam proses persiapan implementasi kurikulum
olahraga. 2013. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, diperlukan
2. Kendala meliputi hal apa saja yang menjadi kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan warga
hambatan maupun masalah dalam sekolah lainnya. Pada proses persiapan implementasi
implementasi kurikulum 2013 untuk peserta kurikulum 2013, kepala sekolah telah melakukan
didik berkebutuhan khusus di sekolah inklusi, persiapan terhadap peningkatan sumber daya manusia
khususnya untuk mata pelajaran kemandirian dan sarana prasarana. Dalam peningkatan sumber daya
atau produktif (akomodasi perhotelan dan manusia ini, cara yang dilakukan oleh kepala sekolah
teknik komputer jaringan), dan dalam mata yaitu dengan menugaskan guru-guru di SMK Negeri 2
pelajaran olahraga. Malang ini untuk mengikuti workshop dan pelatihan
3. Solusi adalah langkah penyelesaian yang mengenai implementasi kurikulum 2013. Untuk
dilaksanakan oleh pihak terkait mengenai peningkatan sarana prasarana, kepala sekolah berusaha
kendala yang ditemukan dalam implementasi untuk mengembangkan sarana prasarana yang telah ada.
kurikulum 2013 untuk peserta didik Penyedian laboratorium yang sesuai dengan masing-
berkebutuhan khusus. masing program keahlian yang ada di SMK Negeri 2
Malang ini juga merupakan salah satu cara dalam
Pembahasan peningkatan sarana prasarana. Dengan demikian kepala
Berdasarkan paparan data hasil temuan penelitian, sekolah berusaha untuk selalu mengembangkan sarana
diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang prasarana yang ada untuk menunjang proses
implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik pembelajaran dalam rangka implementasi kurikulum
berkebutuhan khusus pada mata pelajaran olahraga serta 2013. Persiapan selanjutnya yaitu dalam rangka

6
meningkatkan hubungan kerja antara guru regular dengan berkebutuhan khusus. Terdapat pula program remidial
guru penididk khusus. Hal ini perlu dilakukan, karena bagi peserta didik regular maupun peserta didik
SMK Negeri 2 Malang merupakan sekolah yang berkebutuhan khusus, jika mereka memiliki nilai di
menyelenggarakan pendidikan inklusif. Pada proses ini bawah SKBM yang telah ditetapkan. Peran serta guru
kepala sekolah harus mampu menkoordinasikan guru pendidik khusus sangat mempengaruhi pembelajaran,
regular dengan guru pendidik khusus, dengan cara karena dengan adanya GPK peserta didik berkebutuhan
berbagi informasi mengenai perkembangan kurikulum khusus mempunyai kesempatan yang sama dan lebih
2013 baik bagi peserta didik reguler maupun bagi peserta intensif dalam memahami materi pembelajaran sekaligus
didik berkebutuhan khusus. Cara tersebut dinggap ampuh guru mata pelajaran olahraga serta pada mata pelajaran
untuk terciptanya persiapan yang baik dalam produktif di jurusan akomodasi perhotelan dan jurusan
implementasi kurikulum 2013. (2) Pada proses teknik komputer jaringan mampu melanjutkan
selanjutnya yaitu pada proses pelaksanaan implementasi pembelajaran dengan baik.
kurikulum 2013. Dimana pada proses ini terdapat 3 Dalam implementasi kurikulum 2013 ini tidak
kegiatan yang berjalan bersinambungan sehingga terlepas dari berbagai macam kendala. Data dari hasil
membentuk suatu siklus. Kegiatan tersebut yaitu observasi dan wawancara menunjukkan bahwa kendala
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses secara umum mengenai proses penilaian serta
pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran. Pada penyampaian materi bagi peserta didik berkbutuhan
proses ini yang memiliki peran aktif yaitu wakil kepala khusus. (1) Pada proses penilaian, penulisan nilai atau
sekolah bagian kurikulum, guru regular, guru pendidik evaluasi pada kurikulum 2013 mencakup 3 aspek yaitu,
khusus, serta orang tua peserta didik berkebutuhan aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap
khusus. Data dari hasil wawancara, observasi, dan atau perilaku. Dalam pembelajaran ketiga aspek ini akan
dokumentasi menunjukkan bahwa proses perencanaan menjadi bahan penilaian oleh guru, oleh karena itu dalam
pembelajaran pada mata pelajaran olahraga serta pada proses penilaian kurikulum 2013 guru mengalami cukup
mata pelajaran produktif di jurusan akomodasi perhotelan kesulitan dikarenakan proses penilaian yang lebih
dan jurusan teknik komputer jaringan untuk peserta didik mendetail dan rumit. Model penilaian tersebut menjadi
berkebutuhan khusus meliputi perencanaan perangkat kendala umum pelaksanaan kurikulum 2013 terutama
pembelajaran (Silabus dan RPP). Silabus dan RPP yang untuk peserta didik berkebutuhan khusus yang ada di
telah dirancang oleh guru regular juga akan diterapkan sekolah inklusi. (2) Guru regular di SMK Negeri 2
pada peserta didik berkebutuhan khusus. Namun Malang juga mengalami kendala dalam proses
sebelumnya guru pendidik khusus telah penyampaian materi bagi peserta didik berkebutuhan
menginformasikan kebutuhan dan kemampuan peserta khusus.
didik berkebutuhan khusus kepada guru regular. Dari Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, terdapat
informasi tersebut, selanjutnya guru akan melakukan berbagai macam solusi. Berdasarkan hasil observasi dan
penyesuaian dalam kegiatan selanjutnya. Penyesuaian wawancara solusi yang diambil adalah (1) Pemberian
tersebut antara lain yaitu penyesuaian proses dan atau mengikutsertakan guru dalam pelatihan atau
penyesuaian evaluasi. Penyesuaian proses berkaitan workshop kurikulum 2013 secara berkelanjutan sampai
dengan proses pembelajaran. Serta penyesuaian evaluai pada proses penilaian. (2) Adanya guru pendidik khusus
melalui modifikasi materi, alat, waktu dan tempat yang serta tim inklusi, pada jam tambahan ini bisa
disesuaikan dengan peserta didik berkebutuhan khusus. ditambahkan materi mengenai teknologi pendidikan
Kegiatan selanjutnya yang dimaksudkan yaitu khusus yang bisa bermanfaat dalam pembelajaran.
pelaksanaan proses pembelajaran. Pada kegiatan ini guru Dengan pemberian informasi tentang kebutuhan dan
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan pedoman kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus secara
implementasi kurikulum 2013. Pada proses penyampaian intens kepada guru regular.
materi guru memberikan penyesuaian bagi peserta didik
berkebutuhan khusus. Penyesuain tersebut seperti
pengulangan dalam penyampaian materi dengan bahasa PENUTUP
yang lebih sederhana, pemberian teguran agar anak tetap
Simpulan
fokus dalam proses pembelajaran, serta pengulangan
Setelah melalui tahap penelitian berdasarkan rumusan
dalam pemberian tugas. Pada kegiatan terakhir yaitu
masalah dan tujuan penelitian, maka dapat diambil
evaluasi proses pembelajaran. Pada tahap ini guru juga
kesimpulan sebagai berikut:
melakukan penyesuaian bagi peserta didik berkebutuhan
khusus. Penyesuaian tersebut seperti perbedaan SKBM
bagi peserta didik regular dengan peserta didik

7
1. Implementasi kurikulum bagi peserta peserta didik berkebutuhan khusus yang ada di
didik berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 sekolah inklusi.
Malang. 3. Solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang
Pada proses persiapan implementasi kurikulum dialami dalam implementasi kurikulum 2013 bagi
2013, kepala sekolah telah melakukan persiapan peserta didik berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2
sumber daya manusia serta sarana prasarana. Pada Malang.
persiapan sumber daya manusia, kepala sekolah Memberikan informasi tambahan kepada guru
menugaskan guru-guru untuk mengikuti workshop regular mengenai peserta didik berkebutuhan khusus
dan pelatihan tentang implementasi kurikulum 2013. dan metode pembelajaran yang sesuai. Selain itu
Sedangkan pada persiapan sarana prasaran, kepala guru juga perlu mendapatkan pelatihan lanjutan
sekolah selalu berusaha untuk meningkatkan sarana mengenai kurikulum 2013 sampai pada proses
prasarana yang telah ada dalam mendukung proses penilaian. Dibutuhkan kerjasama dengan GPK dalam
pembelajaran dengan implementasi kurikulum 2013. penyusunan program pembelajaran pada mata
Pada proses pelaksanaan implementasi pelajaran olahraga serta pada pelajaran produktif di
kurikulum 2013 terdapat 3 kegiatan yang berjalan jurusan akomodasi perhotelan dan jurusan teknik
bersinambungan sehingga membentuk suatu siklus. komputer jaringan. Selain itu peran serta peserta
Kegiatan tersebut yaitu perencanaan proses didik regular yang ada dalam kelas, juga sangat
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan berpengaruh, yaitu dengan saling mengingatkan dan
evaluasi proses pembelajaran. membantu peserta didik berkebutuhan khusus dalam
Pada kegiatan perencanaan proses pembelajaran proses pembelajaran agar lebih menyenangkan.
guru menyiapkan perangkat pebelajaran dengan
dilakukan nya penyesuaian bagi peserta didik
berkebutuhan khusus. Penyesuaian tersebut meliputi DAFTAR PUSTAKA
penyesuai proses dan penyesuaian evaluasi. Pada
Astuti, Idayu dan Walentiningsih, Ulan. 2011. Pakem
kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran,
Sekolah Inklusi. Malang; Bayumedia Publishing
penyampaian materi disesuaikan juga dengan Bagaskorowati, Riana. 2010. Anak Berisiko. Identifikasi,
kebutuhan dan kemampuan siswa. Pada kegiatan Asesmen, dan Intervensi Dini. Bogor ; Ghalia
terakhir, yaitu kegiatan evaluasi proses pembelajaran Indonesia
terdapat perbedaan SKBM bagi peserta didik regular Barnawi dan Arifin, M. 2014. Manajemen Sarana dan
dengan peserta didik berkebutuhan khusus. Terdapat Prasarana Sekolah. Jogjakarta; Ar-Ruzz Media
pula program remidial bagi peserta didik yang Budiman, Aviv. 2015. Implementasi Kurikulum di SMK
Ma’arif Salam. Skripsi tidak diterbitkan.
memiliki nilai di bawah SKBM yang telah Yogyakarta; Pps Universitas Negeri Yogyakarta
ditetapkan Chris Forlin, Dianne Chambers, Tim Loreman, Joanne
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam Deppeler, and Umesh Sharma. 2013. Inclusive
implementasi kurikulum 2013 bagi peserta didik Education for Students With Disability, A Review
berkebutuhan khusus di SMK Negeri 2 Malang. of The Best Evidence in Relation to Theory and
Kendala yang ada meliputi cara penyampaian Pracitce. Australia: ARACY
Daryanto dan Sudjendro, Herry. 2014. Siap
materi atau metode pembelajaran bagi peserta didik
Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta;
berkebutuhan khusus. Selain itu kendala lainya Gava Media
mengenai proses penilaian. Dalam proses Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis
pembelajaran, guru regular mengalami cukup Data. Jakarta; Rajawali Pers
kesulitan dalam hal penyampaian materi serta dalam Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam
hal pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA.
kebutuhan dan kemampuan peserta didik Yogyakarta; Ar-Ruzz Media
Ghony, Djunaidi dan Almanshur, Fauzan. 2014.
berkebutuhan khusus. Pada kendala yang lainnya
Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta; Ar-
yaitu dalam proses penilaian. Pada proses penilaian Ruzz Media
guru juga mengalami kendala dikarenakan penilaian Grafura, Lubis dan Wijayanti, Ari. 2014. Strategi
pada kurikulum 2013 ini mencakup 3 aspek yaitu Implementasi Pendidikan Sesuai Kurikulum 2013
aspek pengetahua, keterampialan, dan sikap. di Jenjang SMK. Jakarta; Prestasi Pustaka
Penilaiain tersebut terkesan lebh rumit dan Ilahi, Mohammad Takdir. 2013. Pendidikan Inklusif:
mendetail. Model penilaian tersebut menjadi kendala Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta; Ar-Ruzz Media
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
umum pelaksanaan kurikulum 2013 terutama untuk Indonesia. 2014. Pedoman Pelaksanaan

8
Kurikulum bagi Peserta Didik Berkebutuhan
Khusus di Sekolah Reguler. Jakarta; Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Kurniasih, Imas dan Sani Berlin. 2014. Sukses
Mengimplementasikan Kurikulum 2013,
Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum
2013. Jakarta; Kata Pena
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif
Kualitatif. Jakarta; Referensi
Ulfatin, Nurul. 2015. Metode Penelitan Kualitatif di
Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya.
Malang; Media Nusa Creative
Yani, Ahmad. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung:
Alfabeta

Вам также может понравиться