Вы находитесь на странице: 1из 16

JURNAL PENDIDIKAN DASAR

Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

M. Mirza Fatahullah

Universitas Negeri Jakarta


Mirzafatahullah17@gmail.com

Abstract: This study aimed to determine the effect of the application of adobe flash
based animation learning media and critical thinking skills on social studies learning
achievement of the four grade elementary school students City of Parepare. This
research was Post - Test Only Control Group Design and the data were analyzed by using
two-way ANOVA. The results showed that: (1) there were significant differences in
learning achievement between the students taught by using adobe flash based animation
learning media and those by powerpoint based learning media. (2) there was a significant
LQWHUDFWLRQDO HIIHFW RI WKH LPSOHPHQWDWLRQ RI WKH OHDUQLQJ PHGLD DQG WKH VWXGHQWV¶ FULWLFDO
thinking skills. (3) in the group of students who have high critical thinking skills, there
were significant differences in social studies learning achievement between the students
taught by using adobe flash based animation learning media and those by powerpoint
based learning media. (4) in the group of students who have low critical thinking skills,
there were significant differences in social studies learning achievement between the
students taught by using adobe flash based animation learning media and those by
powerpoint based learning media.

Keywords: adobe flash based animation learning media, critical thinking skills, social
studies learning achievement

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan media


pembelajaran animasi berbasis adobe flash dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV sekolah dasar Kota Parepare.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan penelitian
Post-Test Only Control Group Design serta menggunakan metode analisis data Anava
dua jalur atau faktorial 2 x 2. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1), terdapat perbedaan
yang signifikan pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara kelompok media
pembelajaran animasi berbasis adobe flash dan kelompok media pembelajaran berbasis
powerpoint. (2), terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan
berpikir kritis dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. (3),
kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi, terdapat perbedaan
yang signifikan pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara kelompok siswa yang
mengikuti media pembelajaran animasi berbasis adobe flash dan kelompok siswa yang
mengikuti media pembelajaran berbasis powerpoint. (4), kelompok siswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis rendah, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial antara kelompok siswa yang mengikuti media pembelajaran
animasi berbasis adobe flash dan kelompok siswa yang mengikuti media pembelajaran
berbasis powerpoint.

Kata kunci: media pembelajaran animasi berbasis adobe flash, kemampuan berpikir
kritis, hasil belajar IPS.

237
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial demokrasi.Tujuan mata pelajaran yang


merupakan bahan kajian yang wajib telah ditetapkan dalam kurikulum
dimuat dalam kurikulum pendidikan Depdiknas tahun 2006 adalah: (1)
dasar dan menengah yang antara lain mengenal konsep-konsep yang berkaitan
mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi, dengan kehidupan masyarakat dan
kesehatan dan lain sebagainya yang lingkungannya; (2) memiliki kemampuan
dimaksudkan untuk mengembangkan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
pengetahuan, pemahaman, dan ingin tahu, inkuiri, memecahkan
kemampuan analisis peserta didik masalah, dan keterampilan dalam
terhadap kondisi sosial masyarakat. kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen
Menurut Huriach Rachmach (2014: 41), dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki
atau Social Studies dapat dikatakan tidak kemampuan berkomunikasi, bekerja
asing bagi setiap orang. Kehidupan sosial sama dan berkompetisi dalam
manusia di masyarakat beraspek masyarakat yang majemuk, di tingkat
majemuk yang meliputi aspek-aspek lokal, nasional, dan global.
hubungan sosial, ekonomi, psikologi, Dalam pembelajaran Ilmu
budaya, sejarah, geografi, dan politik. Pengetahuan Sosial kita sering melihat
Karena tiap aspek kehidupan sosial itu terbatasnya aktivitas belajar peserta didik
mencakup lingkup yang luas, untuk dan sangat dominannya peran guru
mempelajari dan mengkajinya menuntut dalam proses pembelajaran. Mengajar
bidang-bidang ilmu yang khusus. lebih tampak daripada kegiatan
Tujuan mata pelajaran Ilmu pembelajaran. Hal ini mengakibatkan
Pengetahuan Sosial atau Social Studies lemahnya proses dan pengalaman belajar
menurut National Council for the Social serta rendahnya hasil belajar. Proses
Studies (NCSS): untuk membantu pembelajaran seperti ini menimbulkan
mengembangkan siswa untuk menjadi kebosanan dan kelelahan pikiran,
warga negara yang memiliki keterampilan yang di peroleh hanyalah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebatas pengumpulan fakta-fakta dan
yang memadai untuk berperan serta pengetahuan abstrak. Peserta didik hanya
dalam mewujudkan kehidupan yang sebatas menghafal, dengan kata lain

238
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

proses belajar terperangkap kepada setiap pokok bahasan Ilmu Pengetahuan


proses menghafalnya tanpa dihadapkan Sosial yang diajarkan.
kepada masalah untuk lebih banyak Hal ini menyebabkan rendahnya hasil
berpikir dan bertindak, sehingga belajar belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
hanya menyentuh pengembangan Pengetahuan Sosial, siswa setelah
kognitif tingkat rendah belum mengikuti pembelajaran belum mampu
mengembangkan kemampuan berpikir menguasai konsep Ilmu Pengetahuan
tingkat tinggi. Pemahaman menjadi Sosial, tidak mampu menemukan konsep
dangkal sehingga tidak dapat mengetahui Ilmu Pengetahuan Sosial karena
pengetahuan lainnya yang justru dapat pemahaman yang didapatkan oleh siswa
membantu untuk menyelesaikan hanya bersifat hafalan, sehingga siswa
masalah. beranggapan pelajaran Ilmu Pengetahuan
Fakta yang ditemukan dilapangan Sosial adalah hal yang tidak menarik dan
terungkap bahwa, pada saat proses membosankan. Fenomena ini berdampak
pembelajaran berlangsung guru pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan
mendominasi kelas dan menjadi sumber Sosial siswa yang tidak sesuai dengan
utama pengetahuan, kurang standar Kriteria Ketuntasan Minimal,
memperhatikan aktivitas aktif siswa, yang telah ditentukan oleh sekolah
interaksi siswa, negosiasi makna, dan sehingga sebagian siswa harus mengikuti
konstruksi pengetahuan, guru juga masih remedial mata pelajaran Ilmu
cenderung menggunakan pembelajaran Pengetahuan Sosial begitupun dengan
konvensional, guru dalam hasil ujian akhir semester pada pelajaran
menyampaikan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
tidak menggunakan alat peraga dan Kompleksnya permasalahan yang
media yang inovatif, sehingga pada saat dihadapi, maka harus ada solusi yang
proses pembelajaran bersifat teacher tepat dalam mengatasi masalah yang
centre, dimana proses pembelajaran terjadi untuk meningkatkan hasil belajar
hanya berfokus pada guru saja, sehingga Ilmu Pengetahuan Sosial siswa. Sebagai
pembelajaran tidak efektif dan tentunya upaya mengatasi masalah tersebut,
guru mengalami kesulitan dalalm diperlukan alat bantu pembelajaran yakni
mencapai tujuan pembelajaran pada di antaranya media pembelajaranyang

239
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

tepat dan efektif yang dapat menciptakan antara guru dengan siswa dan di antara
suasana belajar yang kondusif dan siswa dengan siswa yang lainnya, di
mendorong keberhasilan proses belajar mana hal tersebut dapat dikatakan bahwa
mengajar. Media belajar merupakan di dalam prose belajar mengajar di kelas
salah satu faktor yang dapat terjalin interaksi yang baik antara guru,
meningkatkan pemahaman siswa. siswa, dan siswa dengan siswa lainnya.
Dengan menggunakan media belajar, Selain faktor di atas, terdapat faktor
proses belajar mengajar akan lebih lain yang dapat mempengaruhi hasil
efektif karena suasana belajar akan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa di
menyenangkan dan dapat meningkatkan kota Parepare. Berpikir kritis merupakan
pemahaman siswa. Bahri (dalam ahmad salah satu aspek pokok yang dapat
susanto, 2014: 97) bahwa media sebagai mempengaruhi siswa selama proses
alat bantu dalam proses belajar mengajar pembelajaran berlangsung. Berpikir
adalah suatu kenyataan yang tidak dapat kritis, bagaimanapun, bukanlah
dipungkiri, karena memang gurulah yang merupakan pemikiran yang negatif,
menghendakinya untuk membantu dimana berpikir kritis meliputi
pesan-pesan dari bahan pelajaran yang kemampuan untuk kreatif dan
diberikan oleh guru kepada anak didik. kemampuan konstruktif untuk sampai
Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, pada berbagai alternatif penjelasan
maka bahan pelajaran sukar untuk terhadap suatu peristiwa, berpikir tentang
dicerna dan dipahami oleh setiap anak implikasi temuan, dan menerapkan
didik, terutama bahan pelajaran yang pengetahuan baru ke dalam
rumit dan kompleks. Dengan permasalahan pribadi dan sosial.
pemanfaatan media, maka ada balikan Dalam peroses pembelajaran seorang
dari guru dan siswa untuk berinteraksi, di siswa biasanya memiliki keterampilan
mana di dalam proses belajar mengajar berpikir kritis yang berbeda, dimana
guru dan siswa sudah dapat faktor-faktor tersebut menunjukan
berkomunikasi begitu pula dengan siswa kemampuan seseorang dalam
dan siswa. Selain itu, menurut Ahmad berkomunikasi, berpikir dan
Susanto (2014: 310) bahwa pemanfaatan menyelesaikan masalah.
media ini, adanya interaksi optimal

240
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

Secara umum hasil belajar (menilai), organization


didefenisikan sebagai perubahan- (mengorganisasi), characterization
perubahan dalam diri peserta didik yang (karakterisasi) serta ranah keterampilan
terjadi sebagai akibat dari proses belajar. meliputi initiatory, pre-routine,
Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto rountinized.
(2014: 5), bahwa hasil belajar adalah Sejalan dengan itu, Susanto (2014: 6)
kemampuan yang diperoleh anak setelah mengadaptasi teori tiga ranah hasil
melalui kegiatan belajar. Jika belajar Bloom menjadi pemahaman
dihubungkan dengan proses evaluasi, konsep (ranah kognitif), keterampilan
Nawawi dalam Ahmad Susanto (2014: 5) proses (ranah psikomotor) dan sikap
mengartikan hasil belajar sebagai tingkat siswa (aspek afektif). Sekilas pendapat
keberhasilan peserta didik dalam Susanto terlihat sama dengan pendapat
mempelajari materi pelajaran yang Bloom namun pada prisipnya terdapat
dinyatakan dengan skor yang diperoleh perbedaaan antar kedua pendapat
dari hasil tes mengenai sejumalah materi tersebut. Perbedaan tersebut meliputi
pelajaran tertentu. pemaknaan Susanto terhadap ranah
Berdasarkan kajian meteril ontologis, pemahaman sebagai suatu proses
hasil belajar diiidentifikasi berdasarkan bertahap yang meliputi menerjemahkan,
bentuk, unsur, atau domain. Teori menginterpretasi, ekstrapolasi, aplikasi,
pertama dikutip dari pendapat Bloom analisis, sintesis dan evaluasi serta
dalam Muhammad Thobroni (2012: 23- pemaknaan keterampilan proses sebagai
24) yang mengidentifikasi hasil belajar keterampilan yang mengarah kepada
pada tiga ranah yakni kognitif, afektif pembangunan mental, fisik, dan sosial.
dan keterampilan. Ranah Kognitif Pendapat yang berbeda terhadap
mencakup knowledge (pengetahuan, indetifikasi ranah hasil belajar dapat
ingatan), comprehension (pemahaman), dikutip dari pendapat Gagne dalam
application (menerapkan), analysis Muhammad Thobroni (2012: 24) yang
(mengurai), evaluating (menilai), menyatakan hasil belajar dapat berupa
creating (mencipta), sedangkan ranah informasi verbal, keterampilan
afektif mencakup receiving (menerima), intelektual, strategi kognitif,
responding (merespon), valuating keterampilan motorik, dan sikap.

241
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

Lebih lanjut, penjelasan dimensi dan sikap sosial, serta keterampilan


pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sosial. Pengetahuan sosial berhubungan
sebagai bentuk pengetahuan, dengan pemahaman konsep-konsep
keterampilan, nilai dan sikap serta kehidupan bermasyarakat. Sikap belajar
tindakan dapat dikutip dari adalah kemampuan mengidentifikasi,
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menganalisis dan menyusun alternatif
Tentang Standar isi, secara konseptual pemecahan masalah sosial yang terjadi di
menjabarkan tujuan pembelajaran Ilmu masyarakat, Nilai dan sikap berhubungan
Pengetahuan Sosial agar peserta didik dengan internalisasi nilai dan sikap
memiliki kemampuan: 1. Mengenal mental positif yang terwujud dalam
konsep-konsep yang berkaitan dengan perilaku sosial. Keterampilan sosial
kehidupan masyarakat dan berbagai kemampuan yang mendukung
lingkungannya, 2. Memiliki kemampuan proses interaksi sosial di masyarakat
dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa seperti berkomunikasi dan bekerja sama.
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah Animasi adalah membuat presentasi
dan keterampilan dalam kehidupan statis menjadi presentasi hidup. Animasi
sosial, 3. Memiliki komitmen dan merupakan perubahan visual sepanjang
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan waktu dan elemen yang berpengaruh
kemanusiaan, 4. Memiliki kemampuan besar pada proyek multimedia.
berkomunikasi, berkerjasama dan Hasrul (2011: 5) mengemukakan
berkompetisi dalam masyarakat bahwa Adobe flash (dahulu bernama
majemuk ditingkat lokal, nasional dan macromedia flash) adalah hasil akuisi
global. dilakukan oleh Adobe oleh macromedia
Berdasarkan kajian konseptual dapat yang salah satu perangkat lunak
disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu komputer yang merupakan produk
Pengetahuan Sosial adalah berbagai unggulan adobe sistems. Adobe
bentuk perubahan sebagai hasil dari flashmemiliki kemampuan untuk
proses belajar tentang berbagai fakta, membuat animasi mulai dari yang
konsep dan fenomena sosial yang aspek sederhana hingga kompleks.
perubahannya meliputi aspek Pramono Andi dalam Hasrul (2011:
pengetahuan sosial, sikap belajar, nilai 5) menyatakan bahwa Adobe Flash

242
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

adalah satu software dari perusahaan Susanto (2014: 334) yang menyatakan
adobe, Inc. yang banyak diminati oleh bahwa film animasi mampu memperkaya
kebanyakan orang karena kehandalannya pengalaman dan kompetensi siswa pada
yang mampu mengerjakan segala hal beragam materi ajar. Melalui beragam
yang berkaitan untuk pembuatan film metode, guru dan siswa dapat
kartun, banner iklan, web site, presentasi, menggunakan animasi dari yang paling
game, dan lain sebagainya. Selain itu sederhana untuk merepresentasikan
flash juga dapat dikombinasikan dengan sejumlah konsep. Animasi memiliki
program yang lain, misalnya grafis kelebihan yang bisa membantu
seperti AutoCAD, Photoshop, Camtasia membentuk pemahaman siswa dari
dan lain sebagainya. Selain itu flash juga berbagai konsep yang abstrak. Hegarty
dapat dikombinasikan dengan bahasa dalam Ahmad Susanto (2014: 333)
pemrograman, seperti ASP, PHP, dan menjelaskan bahwa dengan
VHEDJDLQ\D´ perkembangan teknologi dewasa ini, film
Penggunaan film animasi sebagai animasi mampu menyediakan tampilan-
media relevan dengan model pemrosesan tampilan visual yang lebih kuat dari
informasi, yang menurut Gagne dalam berbagai fenomena dan informasi-
Ahmad Susanto (2014: 333) terbagi atas informasi abstrak yang sangat berperan
beberapa fase, yakni fase motivasi, untuk meningkatkan kualitas proses dan
pengenalan, perolehan, retensi, hasil belajar. Bogiages & Hitt dalam
pemanggilan, transfer, pemberian Ahmad Susanto (2014: 334)
respons, sampai ke reinforsemen. Film menambahkan peningkatan minat,
animasi memenuhi kriteria sebagai pemahaman, dan keterampilan bekerja
sebuah media yang dari awal dapat dalam kelompok merupakan bagian dari
membantu memotivasi siswa untuk nilai tambah pemanfaatan animasi dalam
belajar hingga sampai ke tahap pembelajaran.
reinforsemen (reinforcement), yakni Media presentasi adalah multimedia
terjadinya umpan balik yang maksimal dengan menggunakan teks, audio dan
setelah siswa menonton film animasi. visual sekaligus. Menurut Hofstteter
Hal ini diperkuat oleh pernyataan dalam Rusman (2011: 296) multimedia
Harrison & Hummell, dalam Ahmad adalah pemenfaatan komputer untuk

243
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

membuat dan menggabungkan teks, keterampilan berfikir itu adalah konsep


grafik, audio, gambar gerak (video dan keterampilan berfikir kritis. Namun,
animasi) dengan menggabungkan link secara semantik linguistik istilah berfikir
dan tool yang memungkinkan pemakai kritis kadang-kadang dianggap agak
untuk melakukan navigasi, berinteraksi, bernada negatif', seolah-olah satu-
berkreasi dan berkomunikasi. satunya minat seseorang adalah
Media presentasi menurut Yudhi mengkritik secara tajam argumen dan
Munadi (2013: 19) digunakan untuk gagasan orang lain. Pemahaman ini
menjelaskan materi-materi yang sifatnya kiranya terlalu sempit untuk memaknai
teoritis digunakan dalam pembelajaran esensi dari berfikir kritis, pemahaman
klasikal dengan group belajar yang `yang lebih tepat dapat dikutip dari
cukup banyak diatas 50 orang. Media ini pendapat Tapilouw dalam Ahmad
cukup efektif sebab menggunakan media Susanto (2014: 122), berfikir kritis
projector (LCD/Viewer) yang memiliki merupakan cara berfikir terarah dan
jangkauan pancar cukup besar. dikendalikan oleh kesadaran. Cara
Microsoft Powerpoint menurutBenny berfikir ini mengikuti alur logis dan
A. Pribadi (2011: 87) dapat digunakan rambu-rambu pemikiran yang sesuai
untuk menciptakan bahan presentasi dengan fakta atau teori yang diketahui.
yang komunikatif dan kreatif. Dengan Dari pendapat tersebut dapat dipahami
kata lain, melalui perangkat lunak Ini bahwa berfikir kritis adalah aktifitas
kita dapat merancang, membuat, berfikir mendalam mengenai susbtansi
menyunting, dan menayangkan pesan entitas yang didasari penalaran logis
dan informasi yang akan kita terhadap berbagai informasi.
presentasikan dengan afektif, efisien, dan Keterampilan berfikir kritis sebagai
menarik. sebuah kemampuan merupakan
Terdapat beragam konsep dan akumulasi dari beberapa keterampilan
terminologi yang menjelaskan tetang yang lebih spesifik. Hal ini didasarkan
³DSD´ GDQ ³EDJDLPDQD´ NHWHUDPSLODQ atas pendapat Glaser dalam Alec Fisher
berkifir itu. Salah satu konsep yang dapat (2007: 3) yang mendefenisikan berfikir
menjelaskan secara komprehensif dan kritis sebagai: ....semacam suatu
ULQFL WHQWDQJ ³DSD´ GDQ ³EDJDLPDQD´ keterampilan untuk menerapkan metode-

244
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

metode pemeriksaan dan penalaran yang Berdasarkan kajian konseptual maka,


logis...... Sejalan dengan itu Halpen dapat disimpulkan bahwa berfikir kritis
dalam Ahmad Susanto (2014: 122) adalah kemampuan mengelola informasi
berpendapat bahwa, berfikir kritis adalah yang terdiri dari mengidentifikasi suatu
memberdayakan keterampilan atau masalah sehingga mampu menemukan
strategi kognitif dalam menentukan sebab-sebab kejadian/ peristiwa, berfikir
tujuan. Keterampilan-keterampilan logis, menilai dampak dari kejadian
tersebut digunakan dalam proses peristiwa, merancang sebuah solusi
penalaran yang logis menuju sebuah berdasarkan masalah, dan menarik
keputusan atau tujuan. kesimpulan yang bersumber dari persepsi
Berdasarkan pendapat ahli, terdapat dan sikap seseorang terhadap masalah.
beragam bentuk keterampilan yang
mendukung proses berfikir kritis. METODE
Indentifikasi bentuk keterampilan Metode penelitian yang digunakan
tersebut ditemukan dalam beragam pada penelitian ini adalah metode
terminologi yang secara makna merujuk eksperimen. Metode eksperimen
NHSDGD SHQJHUWLDQ ³NHWHUDPSLODQ EHUILNLU digunakan untuk meneliti ada tidaknya
\DQJ OHELK VSHVLN´ 0LVDOQ\D JODVHU pengaruh dengan cara memberikan
mengunakan istilah metode-metode perlakuan terhadap kelompok
penalaran, halpen menggunakan istilah eksperimen hasilnya dibandingkan
strategi kognitif, ennis menggunakan dengan kelas kontrol.
istilah unsur dan fisher konsisiten dengan Dalam penelitian ini melibatkan dua
istilah keterampilan. Terlepas dari variabel bebas yaitu media pembelajaran
perbedaan terminologi, menjadi lebih animasi berbasis adobe flash dan media
substansial untuk mengidentifikasi pembelajaran berbasis powerpoint dan
keterampilan-keterampilan berfikir yang satu variabel bebas yaitu kemampuan
membangun kemampuan berfikir krtisi. berpikir kritis, serta melibatkan satu
Identifikasi terhadap keterampilan variabel terikat yaitu hasil belajar Ilmu
tersebut akan menyajikan pemahaman Pengetahuan Sosial. Jadi penelitian akan
yang lebih komprehensif tentang aspek membandingkan dua media
ontologis kemampuan berfikir kritis. pembelajaran yang berbeda yaitu media

245
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

pembelajaran animasi berbasis adobe Negeri 037 Parepare, (2) kemudian


flash dan media pembelajaran berbasis menentukan kelas eksperimen dan kelas
powerpoint dengan variabel bebas kontrol, sehingga terpilih siswa Sekolah
kemampuan berpikir kritis, untuk melihat Dasar Negeri 085 Parepare dan Sekolah
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Dasar Negeri 037 Parepare sebagai kelas
Desain penelitian ini menggunakan kontrol, (3) selanjutnya menentukan
rancangan desain treatment by level 2 x kelas yang akan digunakan, sehingga
2. Rancangan perlakuan adalah unit-unit terpilih kelas IV, (4) pada penelitian ini,
eksperimen ke dalam sel sedemikan rupa penentuan kelompok pada kelas
secara acak, sehingga unit-unit eksperimen dan kelas kontrol dibagi
eksperimen dalam setiap sel relatif menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
bersifat homogen. Secara visual desain kelas atas dan kelompok kelas bawah
penelitian ini dapat di gambarkan sebagai dengan mengambil 29% kelompok atas
berikut : yang memperoleh skor kemampuan
Tabel 1. Rancangan desain Treatment berpikir kritis tertinggi sebagai kelompok
by Level 2 x 2 atas yakni 13 siswa dan 29% kelompok
Jenis Portofolio (A)
Variabel X1 siswa yang memperoleh skor
Tampilan Dokumentasi
Variabel X2 (A1) (A2) kemampuan berpikir kritis terendah
Tinggi
A1B1 A2B1 sebagai kelompok bawah yakni 13 siswa,
Berpikir (B1)
Kritis (B) Rendah sehingga siswa di tengah distribusi
A1B2 A2B2
(B2)
dikeluarkan dan tidak dianalisis.Adapun
jenis instrument pada penelitian ini
Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes hasil belajar
seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri di
Ilmu Pengetahuan Sosial aspek
Kota Parepare yang duduk di kelas IV.
pengetahuan yang dikembangkan dengan
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan
mengacu pada kurikulum mata pelajaran
sampel dilakukan dengan teknik
Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu
multistage random sampling dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
proses sebagai berikut: (1) Memilih
Tes tersebut berbentuk tes pilihan ganda.
secara acak Sekolah Dasar Negeri di
Untuk menganalisa data yang
Kota Parepare terpilih Sekolah Dasar
terkumpul, digunakan teknik analisis
Negeri 085 Parepare dan Sekolah Dasar

246
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

varians (ANAVA) dua arah pada taraf terdapat interaksi akan dilanjutkan
signifikan D = 0,05 Persyaratan yang dengan uji Tukey.
diperlukan dalam analisis varians adalah
uji normalitas dan homogenitas. Uji HASIL PENELITIAN
normalitas menggunakan uji Lillefors. Berdasarkan perhitungan yang telah
Sedangkan untuk uji homogenitas dilakukan secara manual menggunakan
menggunakan uji Bartlet. Apabila ANAVA dua jalan diperoleh analisis
seperti. Pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Analisis Varians Menggunakan ANAVA Dua Jalan


Sumber Ftab
JK db RJK Fhit
Varians .
Antar A 23,558 1 23,56 5,32 4,08
Antar B 26,327 1 26,33 5,95 4,08
Interaksi
102,481 1 102,48 23,15 4,08
AxB
Dalam 212,462 48 4,43 - -
Total 364,827 51 - - -

Berdasarkan hasil analisis varians animasi berbasis adobe flash) 14,73 >
(ANAVA) dua jalur di atas, maka nilai rata-rata A2 (pembelajaran
pengujian hipotesis dapat dijelaskan berbasis powerpoint) 13,38, jadi dapat
sebagai berikut: disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu
1) Dari hasil analisis diketahui Pengetahuan Sosial kelompok siswa
nilai rata-rata hasil belajar Ilmu yang diberi media pembelajaran
Pengetahuan Sosial siswa yang belajar animasi berbasis adobe flash lebih
dengan media pembelajaran animasi tinggi daripada kelompok siswa yang
berbasis adobe flash sebesar 14,73, dan diberi pembelajaran berbasis
nilai rata-rata hasil belajar Ilmu powerpoint.
Pengetahuan Sosial siswa yang belajar 2) Dari hasil analisis diketahui nilai
dengan media pembelajaran berbasis rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan
powerpoint sebesar 13,38. Karena nilai Sosial siswa yang memiliki
rata-rata A1 (media pembelajaran kemampuan berpikir kritis tinggi

247
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

sebesar 14,77, dan nilai rata-rata hasil memiliki kemampuan berpikir kritis
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa rendah.
yang memiliki kemampuan berpikir 3) Dari hasil analisis diketahui nilai
kritis rendah sebesar 13,35. Karena Fhitung AB = 23,15 dan nilai Ftabel =
nilai rata-rata B1 (kemampuan berpikir 4,08. Karena Fhitung AB = 23,15 >
kritis tinggi) 14,77 > nilai rata-rata B2 Ftabel = 4,08 atau H0 ditolak, jadi
(kemampuan berpikir kritis rendah) terdapat pengaruh interaksi yang
13,35, jadi dapat disimpulkan bahwa signifikan antara faktor A (media
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pembelajaran) dan faktor B
kelompok siswa yang memiliki (kemampuan berpikir kritis) terhadap
kemampuan berpikir kritis tinggi lebih hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
tinggi daripada kelompok siswa yang siswa.
B1
Interaction Effect B2
18,00
16,00 16,85
14,00 12,62 14,07
12,00 12,69
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
A1 A2

Gambar 1. Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Media Pembelajaran


pembelajaran animasi berbasis adobe
Berdasarkan grafik di atas terlihat ada flash, kelompok siswa yang diberi media
empat titik yang dihubungkan oleh dua pembelajaran berbasis powerpoint,
garis yang berpotongan. Keempat titik kelompok siswa yang memiliki
tersebut merupakan skor rata-rata dari kemampuan berpikir kritis tinggi, dan
masing-masing kelompok perlakuan yaitu kelompok siswa yang memiliki
kelompok siswa yang diberi media kemampuan berpikir kritis rendah. Dua
garis yang berpotongan menunjukkan
bahwa terjadi interaksi antara kedua

248
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

variabel, yaitu media pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis rendah


kemampuan berpikir kritis terhadap denganmedia pembelajaran animasi
kemampuan hasil belajar Ilmu berbasis adobe flash lebih rendah
Pengetahuan Sosial siswa. dibandingkan media pembelajaran
Media pembelajaran dan kemampuan berbasis powerpoint. Hal ini menunjukkan
berpikir kritis terhadap hasil belajar Ilmu bahwa pemilihan media pembelajaran dan
Pengetahuan Sosial. Hasil yang didapat kemampuan berpikir kritis harus sesuai
menjelaskan bahwa kelompok siswa yang dengan materi pembelajaran akan
memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi berpengaruh terhadap perkembangan
dengan media pembelajaran animasi kognitif dan keterampilan siswa terutama
berbasis adobe flash, hasil belajar Ilmu pada perolehan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial yang diperoleh lebih Pengetahuan Sosial.
tinggi daripada anak yang diberi media Dari hasil analisis terdapat interaksi,
pembelajaran berbasis powerpoint. Pada maka perlu dilakukan uji lanjut dengan uji
kelompok siswa yang memiliki Tukey seperti pada tabel berikut:

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Tukey


Kelompok Perbandingan N Qhitung Qtabel
.
A1B1 dan A2B1 13 7,119 4,15
A1B2 dan A2B2 13 -2,50 4,15

PEMBAHASAN yang memiliki kemampuan berpikir


Hasil perhitungan uji lanjut kritis tinggi dengan kelompok siswa
untuk simple effect dengan uji Tukey yang diberi media pembelajaran
untuk hipotesis ketiga, dan hipotesis berbasis powerpoint dan yang
keempat tersebut dapat dilihat sebagai memiliki kemampuan berpikir kritis
berikut: tinggi (A1B1-A2B1). Berdasarkan
1) Perbedaan hasil belajar Ilmu hasil analisis, diketahui nilai rata-
Pengetahuan Sosial kelompok siswa rata kelompok A1B1 sebesar 16,85
yang diberi media pembelajaran dan A2B1 sebesar 12,69. Karena
animasi berbasis adobe flash dan nilai rata-rata A1B1 = 16,85 > A2B1

249
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

= 12,69, maka dapat disimpulkan adobe flash dan yang memiliki


bahwa hasil belajar IPS kelompok kemampuan berpikir kritis
siswa yang diberi media rendahlebih rendahdibandingkan
pembelajaran animasi berbasis dengan kelompok siswa yang diberi
adobe flash dan yang memiliki media pembelajaran berbasis
kemampuan berpikir kritis tinggi powerpoint dan yang memiliki
lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis rendah
kelompok siswa yang diberi media
pembelajaran berbasis powerpoint SIMPULAN
dan yang memiliki kemampuan Berdasarkan hasil penelitian dan
berpikir kritis tinggi. pembahasan diperoleh kesimpulan
2) Perbedaan hasil belajar Ilmu bahwa:
Pengetahuan Sosial kelompok 1. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan
siswa yang diberi media Sosial pada kelompok siswa yang
pembelajaran animasi berbasis diberi media pembelajaran animasi
adobe flash dan yang memiliki berbasis adobe flash lebih tinggi
kemampuan berpikir kritis rendah dibandingkan hasil belajar Ilmu
dengan kelompok siswa yang diberi Pengetahuan Sosial pada kelompok
media pembelajaran berbasis siswa yang diberi media
powerpoint dan yang memiliki pembelajaran berbasis powerpoint.
kemampuan berpikir kritis rendah 2. Terdapat pengaruh interaksi antara
(A1B2-A2B2). Berdasarkan hasil media pembelajaran dan
analisis, diketahui nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis terhadap
kelompok A1B2 sebesar 12,62 dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
A2B2 sebesar 14,08. Karena nilai Sosial.
rata-rata A1B2 ’ $2B2 = 3. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan
14,08, maka dapat disimpulkan Sosial pada kelompok siswa yang
bahwahasil belajar Ilmu memiliki kemampuan berpikir
Pengetahuan Sosial kelompok kritis tinggi yang diberi media
siswa yang diberi media pembelajaran animasi berbasis
pembelajaran animasi berbasis adobe flash lebih tinggi

250
Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar IPS
M. Mira Fatahullah

dibandingkan kelompok siswa yang Praktik Pembelajaran dalam


diberi media pembelajaran berbasis Pembangunan Nasional.
powerpoint. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
4. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada kelompok siswa yang Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran
memiliki kemampuan berpikir Sebuah Pendekatan Baru.
kritis rendah yang diberi media Jakarta: GP Press Group.
pembelajaran animasi berbasis
adobe flash lebih rendah Pribadi, B. A. 2011. Model Assure
dibandingkan kelompok siswa yang untuk Mendesain Pembelajaran
diberi media pembelajaran berbasis Sukses. Jakarta: Dian Rakyat.
powerpoint.
Rusman. 2011. Pembelajaran Berbasis
DAFTAR RUJUKAN Teknologi Informasi dan
Fisher, A. 2007. Berpikir Kritis : Komunikasi Mengembangkan
Sebuah pengantar. Jakarta: Profesionalitas Guru. Jakarta:
Erlangga. Raja Grafindo.

Hasrul. 2011. Desain Media Rachmah, H. 2014. Pengembangan


Pembelajaran Animasi Berbasis Profesi Pendidikan IPS.
Adobe Flash CS3 pada Mata Bandung: Alfabeta.
Kuliah Instalasi Listrik 2.
MEDTEK, 5. Handini, Myrnawati Crie. Metodologi
Penelitian Untuk Pemula.
Hidayati, M. A. 2008. Pengembangan Jakarta: FIP Pers.
IPS SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Program Pascasarjana UNJ. 2012.
Pedoman Penulisan Tesis dan
Muhammad Thobroni, A. M. 2012. Disertasi. Jakarta: UNJ Press.
Belajar dan Pembelajaran :
Pengembangan Wacana dan

251
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016

Trianto. 2009. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif-Progresif
Konsep, Landasan, dan
Implementasnya pada
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.

252

Вам также может понравиться