Вы находитесь на странице: 1из 15

KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

DALAM PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


AKIBAT PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI)
TAHUN 2013-2015

Oleh :
Mido Putra
Email : mido.asran28@gmail.com

Pembimbing : Dr. Hasanuddin, M.Si

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus bina widya jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Unauthorized Gold Mining (PETI) activities that occur in Kuantan


Singingi is still ongoing and need special handling from government. PETI
control policy has taken by Kuantan Singingi District's government through a
Regent Decree No. 13 of 2013 About Formation of a Team of Integrated Control
of Unauthorized Gold Mining (PETI) as a rescue of environmental damage efforts
and social and economic life of society repair in the future.
This research was conducted at the Department of Energy and Mineral
Resources and the Environment Agency Kuantan Singingi District. This research
method was qualitative research. Data collection techniques used were
documentation, interviews and observation. While the data analysis performed
descriptively. This study examines the implementation of PETI's control policies
and the effectiveness of environmental damage control policies implementation
damage caused by PETI well as the factors that influence Kuantan Singingi
District's Government policy implementation in the control of environmental
damage due to PETI.
The study results showed that the control of environmental damage due to
PETI policies implementation in Kuantan Singingi year 2013-2015 not
implemented effectively and well, proven by today still ongoing PETI activities
that cause a lot of environmental damage without decisive action from the
government due to various constraints and inadequate supporting factors in the
field.

Keywords : Unauthorized Gold Mining (PETI), *RYHUQPHQW¶V 3ROLFLHV,


Environmental Damage Caused.

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 1


PENDAHULUAN Perlindungan dan Pengelolaan
Pertambangan adalah Lingkungan Hidup sebagai salah satu
serangkaian kegiatan dalam rangka upaya untuk mengatasi kerusakan
upaya pencarian, penggalian, lingkungan. Pada pasal 4 Undang-
pengolahan, pemanfaatan dan Undang Nomor 32 Tahun 2009
penjualan bahan galian (mineral,batu Tentang Perlindungan dan
bara, panas bumi dan migas). Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pertambangan secara hukum ada dua dijelaskan bahwa: ³3HUOLQGXQJDQ
jenis yaitu pertambangan resmi dan dan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan tidak resmi. meliputi: perencanaan, pemanfaatan,
Pertambangan resmi adalah pengendalian, pemeliharaan,
pertambangan yang memiliki izin pengawasan, dan penegakan hukum.
dan memiliki tempat pertambangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
yang khusus serta memperdulikan 2009 secara khusus menggaris
dampaknya terhadap masyarakat bawahi peran lembaga pemerintah
sedangkan pertambangan yang tidak dibidang lingkungan hidup dalam
resmi adalah pertambangan yang penguatan upaya konservasi,
tidak memiliki izin dari pemerintah rehabilitasi, pengendalian kerusakan
dan tidak memiliki tempat yang ekosistem dan pencadangan sumber
khusus serta tidak memperdulikan daya alam.
dampaknya terhadap masyarakat.1 Kasus upaya pengendalian
Pertambangan Emas Tanpa lingkungan hidup yang terjadi di
Izin (PETI) memang kini menjadi Kabupaten Kuantan Singingi adalah
ancaman bagi semua pihak, baik dari dengan banyaknya kerusakan
pihak pemerintah Kabupaten lingkungan berupa pencemaran yang
Kuantan Singingi khususnya dan diakibatkan dampak kegiatan PETI
pemerintah Provinsi Riau pada yang dilakukan oleh masyarakat
umumnya maupun masyarakat yang Kabupaten Kuantan Singingi tanpa
secara lansung terkena dampak PETI mendapatkan perizinan resmi dari
berupa kerusakan lingkungan. pemerintah daerah Kabupaten
Kerusakan lingkungan hidup Kuantan Singingi. Permasalahan ini
menurut Undang-Undang Nomor 32 awal mula terjadi dalam ruang
Tahun 2009 Tentang Perlindungan lingkup yang kecil, dimana
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup masyarakat hanya melakukan
adalah perubahan lansung atau tidak kegiatan pertambangan secara
lansung terhadap sifat fisik, kimia, manual dengan menggunakan alat
atau hayati lingkungan hidup yang yang terbuat dari kayu yang diberi
melampaui kriteria baku kerusakan QDPD ³ 'XODQJ´ VHEDJDL NHUMDDQ
lingkungan hidup. sampingan. Akan tetapi dengan
Upaya pengendalian menurunnya sektor ekonomi
kerusakan lingkungan hidup diatur membuat masyarakat sulit untuk
dalam uturan Negara Republik memenuhi kebutuhan hidup sehari-
Indonesia dalam Undang-Undang hari tanpa adanya solusi yang efektif
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang dari pemerintah daerah yang
menyebabkan masyarakat mulai
1
marak melakukan kegiatan PETI
Niniek Suparmi, Pelestarian Pengelolaan dengan menggunakan mesin atau alat
dan Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar tambang yang berkapasitas lebih
Grafika, Jakarta, 1994, Hal: 65

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 2


besar sehingga menyebabkan Konkuren yang menjadi kewenangan
timbulnya dampak negatif berupa pemerintah daerah juga terbagi atas
kerusakan lingkungan. Dengan dua kriteria yaitu urusan pemerintah
melakukan kegiatan PETI ini wajib dan urusan pemerintah pilihan,
penghasilan masyarakat setiap dimana salah satu tugas urusan
harinya bisa bertambah tanpa pemerintahan pilihan adalah urusan
masyarakat itu sendiri peduli atas pemerintah dibidang energi dan
dampak yang ditimbulkan yang sumber daya mineral yang berkitan
menyebabkan aktifitas PETI menjadi dengan minyak dan gas bumi
tidak terkendali. menjadi kewenangan pemerintah
Walaupun kegitan PETI pusat, sedangkan urusan pemerintah
sudah diatur dalam Undang-Undang dibidang energi dan sumber daya
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang mineral yang berkaitan dengan
Pertambangan Mineral dan Batubara, pemanfaatan lansung panas bumi di
dimana dalam pasal 158 Undang- daerah Kabupaten/Kota menjadi
Undang tersebut dijelaskan bahwa: tanggung jawab pemerintah daerah.
³VHWLDS RUDQJ \DQJ PHODNXNDQ Untuk kasus PETI sendiri
pertambangan tanpa izin usaha yang termasuk kedalam pemanfaatan
penambangan, izin pertambangan energi dan sumber daya mineral
rakyat, atau izin usaha dibidang pertambangan menurut
pertambangan eksplorasi, dipidana Undang-Undang Nomor 23 Tahun
penjara 10 (sepuluh) tahun dan 2014 Tentang Pemerintah Daerah
denda paling banyak seharusnya diatur oleh pemerintah
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh pusat. Namun kenyataan dilapangan
milyar rupiah), akan tetapi untuk pada saat ini masih belum adanya
kasus PETI di Kabupaten Kuantan upaya atau aturan baru yang
Singingi belum adanya Peraturan dikeluarkan oleh pemerintah pusat
Daerah (PERDA) yang dibuat oleh untuk mengatur permasalahan PETI
pemerintah Kabupaten Kuantan itu sendiri dikarenakan kasus ini
Singingi yang mengatur tentang izin bersifat ilegal atau tidak memiliki
pelaksanaan serta area legal (resmi) perizinan resmi dari pemerintah
kawasan pertambangan dikarenakan sekaligus Undang-Undang Nomor 23
aktifitas PETI tersebut bersifat Illegal Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
(tidak resmi). Daerah juga masih dalam masa
Kewenangan pemerintah transisi (percobaan). Oleh karena itu
daerah diatur dalam Undang-Undang kewenangan untuk mengatur
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang kegiatan PETI tersebut masih
Pemerintahan Daerah, dimana urusan menjadi tanggung jawab pemerintah
pemerintah dibagi menjadi dua daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
bagian yaitu urusan pemerintah Adapun kewenangan tersebut
Absolute yaitu urusan pemerintah diatur dalam Surat Keputusan Bupati
yang sepenuhnya menjadi Nomor 13 Tahun 2013 Tentang
kewenangan pemerintah pusat, dan Pembentukan Tim Terpadu
urusan pemerintah Konkuren yaitu Penertiban Pertambangan Emas Liar
urusan pemerintah yang dibagi antara Tanpa Izin (PETI) yang bertugas
pemerintah pusat dan daerah Provinsi untuk melakukan penertiban dan
dan daerah Kabupaten/Kota. Bukan pengawasan terhadap pelaku dan
hanya itu urusan pemerintah kegiatan PETI yang ada diseluruh

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 3


Kabupaten Kuantan Singingi dengan berupa tindakan penertiban yang
kedudukan Tim Terpadu. dibagi menjadi 2 kategori yaitu
Adapun rincian tugas dari Tindaakan Preventif (Pencegahan)
Tim Terpadu adalah sebagai berikut : dan Tindakan Represif (Penindakan)
1. Mengkoordinasikan, berupa penyelidikan, penyidikan,
memonitoring permasalahan penangkapan, penahanan,
dan perkembangan penggeledahan, penyitaan, serta
Pertambangan Emas Tanpa penyerahan berkas perkara kepada
Izin (PETI) penuntut umum selaku instansi yang
2. Merumuskan, menyusun bertindak dan berwewenang
rencana, persiapan untuk melakukan penuntutan terhadap
melakukan tindakan tindak pidana kegiatan PETI
penertiban PETI melalui tersebut.
sosialisasi guna Akan tetapi dilapangan juga
meningkatkan kesadaran ditemui para pelaku PETI di Back-up
masyarakat terhadap oleh para aktor/stakeholder yang
kelestarian lingkungan. memanfaatkan kegiatan penertiban
3. Melaksanakan tindakan tersebut demi kepentingan sendiri
penertiban sesuai dengan yang membuat implementasi
prosedur yang berlaku kebijakan pengendalian PETI sulit
4. Melaporkan perkembangan untuk dilaksanakan dengan baik dan
dan hasil pelaksanaan tugas menyebabkan kegiatan PETI sulit
secara berkala kepada Bupati untuk ditertibkan sampai saat ini.
dan unsur pimpinan daerah Pada tahap akhir seluruh kinerja tim
Kabupaten Kuantan Singingi. akan dilaporkan kepada para
Tahap awal kinerja Tim pelindung dan penanggung jawab
Terpadu setiap tim melakukan berupa laporan kegiatan pelaksanaan
kegiatan penertiban PETI sesuai penertiban PETI berupa tugas-tugas
dengan tugas setiap timnya masing- yang telah mereka laksanakan.
masing yang dikepalai oleh setiap Hampir diseluruh wilayah
koordinator dengan cara memberi Kecamatan Kabupaten Kuantan
informasi dari level tim tertinggi Singingi terdapat kegiatan PETI yang
sampai ke level tim terendah dalam dilakukan oleh masyarakat, dimana
setiap pelaksaan operasinya. Kinerja banyaknya kapal tambang yang
tim dimulai dengan melakukan beroperasi setiap harinya melakukan
koordinasi oleh koordinator disetiap kegiatan pertambangan tanpa
timnya dengan memberikan mengantongi izin dari pemerintah
informasi kapan dan dimana kegiatan daerah yang menyebabkan banyak
operasi akan dilaksanakan. Sebelum pula terjadinya kerusakan lingkungan
dilaksanakannya kegiatan operasi yang ditimbulkan yang harus
Tim Terpadu juga melakukan ditangani pemerintah daerah secara
pemantauan (monotoring) kelokasi efektif agar kesejahteraan hidup
yang akan menjadi target operasinya. masyarakat bisa terwujud
Pada tahap selanjutnya tim kedepannya berdasarkan hukum
akan merumuskan dan menyusun lingkungan.
rencana apa yang akan dilaksanakan Kegiatan PETI yang
pada tahap operasi dilapangan dilakukan masyarakat menyebabkan
nantinya, dimana rencana tersebut 18 sungai tercemar akibat dampak

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 4


PETI yang tersebar diseluruh lapangan pekerjaan ataupun area
kecamatan di Kabupaten Kuantan legal pertambangan untuk para
Singingi. Pada sisi lain ada beberapa penembang liar, agar mereka
akibat dari PETI tersebut yaitu dari mendapatkan pekerjaan yang layak
sisi negatif secara fisik terjadi dan sesuai dengan aturan yang ada
pencemaran air berupa erosi maupun yang dapat menurunkan kegiatan
larutnya unsur-unsur logam berat PETI di Kabupaten Kuantan
(leaching) karena sistem penirisan Singingi. Masyarakat pada umumnya
yang tidak baik, pencemaran udara hanya mengharapkan bagaimana
berupa debu dan kebisingan akibat kebijakan pemerintah untuk
suara mesin tambang serta perubahan memberikan solusi untuk mengatasi
kontur dan alur sungai. Sedangkan kerusakan lingkungan dalam upaya
sisi negatif secara non fisik berupa perlindungan dan pengelolaan
pendapatan pemerintah dari sektor lingkungan hidup yang masih belum
pertambangan berkurang, terjadinya teratasi secara signifikan yang
konflik sosial dan terganggunya terbukti masih banyaknya kerusakan
sekor lain berupa sektor perikanan, lingkungan akibat dampak
irigasi persawahan dan lain-lain. pertambangan tanpa adanya
Pada sisi positif PETI juga penyelesaian secara efektif oleh
memberikan dampak berupa pemerintah daerah, agar masyarakat
kesempatan kerja bagi masyarakat bisa hidup layak dan sejahtera
lingkar tambang, meningkatkan dengan mata pencarian yang
pendapatan masyarakat serta usaha menjanjikan dan perkembangan
lain seperti berdirinya warung- sektor ekonomi yang memadai agar
warung makan disekitar area terwujudnya daerah otonomi yang
pertambangan. maju disegala bidang yang sesuai
Oleh karena itu Pemerintah dengan tujuan Negara Republik
Kabupaten Kuantan Singingi Indonesia. Dari kondisi yang ada
diharapkan lebih tegas lagi dalam dilapangan penulis menemukan
menyelesaikan masalah PETI yang gejala atau fenomena antara lain :
menjadi tanggung jawab besar 1. Adanya serangkaian aktivitas
pemerintah karena menyebabkan Pertambangan Emas Tanpa
banyaknya terjadi kerusakan Izin (PETI) yang tidak
lingkungan dan mengancam terkendali yang dilakukan
kelansungan hidup manusia dan oleh para masyarakat untuk
ekosistem lainnya. Dari tahun memenuhi kebutuhan hidup
ketahun permasalahan tentang upaya sehari-hari.
pengendalian lingkungan hidup 2. Banyaknya kerusakan
menjadi tanggup jawab besar yang lingkungan berupa
harus diselesaikan oleh pemerintah pencemaran daerah aliran
daerah, dimana dari setiap tahun sungai, lahan bekas tambang
ketahun pula kerusakan lingkungan serta rusaknya ekosistem
akibat dampak PETI yang ada di alam diakibatkan aktifitas
Kabupaten Kuantan Singingi PETI tersebut.
semakin luas dan berdampak buruk 3. Kurang efektifnya kinerja
bagi keberlansungan mahluk hidup. pemerintah dalam melakukan
Disisi lain pemerintah juga pengendalian PETI yang
belum mampu menyediakan menyebabkan akitivas PETI

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 5


masih berjalan sampai saat ini berjalan apabila komunikasi
dan menimbulkan kerusakan berjalan dengan baik
lingkungan yang lebih parah sehingga setiap kabijakan
lagi. dapat ditransmisikan
(dikomunikasikan) kepada
TINJAUAN PUSTAKA bagian personalia yang tepat,
1. Kebijakan Publik jelas dan konsisten.
James E. Anderson 2. Sumberdaya, merupakan
menyatakan kebijakan serangkaian salah satu faktor penting yang
tindakan yang mempunyai tujuan menentukan keberhasilan
yang di ikuti dan di laksanakan oleh pencapaian tujuan dari
seseorang pelaku dan sekelompok implementasi kebijakan
pelaku atau aktor (pejabat, publik yang terdiri dari
kelompok, instansi pemerintah) beberpa indikator yaitu
dengan adanya masalah atau sumberdaya manusia,
persoalan tertentu yang dihadapi sumberdaya anggaran,
guna memecahkan suatu masalah sumberdaya fasilitas dan
tertentu2. sumberdaya kewenangan.
2. Teori Implementasi Kebijakan 3. Disposisi, juga dikenal
Kajian terhadap implementasi dengan sebutan sikap para
kebijakan publik akan menfokuskan pelaksana merupakan faktor
kepada dua aspek yaitu siapa yang ketiga yang menentukan
akan melaksanakan kegiatan dan keberhasilan pencapaian
pengaruhnya terhadap isi kebijakan tujuan dari implementasi
serta dampak dari kebijakan tersebut. kebijakan publik, dimana jika
Pendekatan dalam implemantasi pelaksanaan suatu kebijakan
kebijakan publik dilakukan oleh ingin efektif, maka para
George C. Edward III mengenai pelaksana kebijakan tidak
beberapa variabel atau faktor yang hanya harus mengetahui apa
mempengaruhi keberhasilan suatu yang harus mereka lakukan
implementasi kebijakan yaitu tetapi juga harus mempunyai
meliputi: kemampuan untuk
1. Komunikasi, merupakan melaksanakannya.
salah satu faktor penting yang 4. Struktur Birokrasi,
menentukan keberhasilan merupakan faktor terakhir
pencapaian tujuan dari penting yang menentukan
implementasi kebijakan keberhasilan pencapaian
publik. Implementasi yang tujuan dari implementasi
efektif terjadi apabila para kebijakan publik, dimana
pembuat keputusan sudah kebijakan yang begitu
mengetahui apa yang akan kompleks menuntut adanya
mereka kerjakan, dimana kerja sama banyak orang,
pengetahuan atas apa yang ketika struktur birokrasi tidak
akan mereka kerjakan dapat kondusif pada kebijakan yang
tersedia maka hal ini akan
2
Solichin Abdul Wahab, Analisah menjadi penyebab
.HELMDNDQ 3XEOLN ³'DUL )RUPXODVL .H penghambat dan tidak efektif
,PSOHPHQWDVL .HELMDNDQ 1HJDUD´ Bumi jalannya implementasi
Aksara, Jakarta, 2002, Hal: 2

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 6


kebijakan. Birokrasi sebagai dilapangan sehingga diperoleh
pelaksana suatu kebijakan analisa seobjektif mungkin.
harus dapat mendukung
kebijakan yang telah PEMBAHASAN
diputuskan dan melakukan PELAKSANAAN KEBIJAKAN
koordinasi dengan baik sesuai PEMERINTAH KABUPATEN
Standar Operating Procedures KUANTAN SINGINGI DALAM
(SOP) dan melaksanakan PENGENDALIAN KERUSAKAN
fragmentasi3. LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT
PERTAMBANGAN EMAS
METODE PENELITIAN TANPA IZIN (PETI)
Penelitian dilaksanakan di
kantor Badan Lingkungan Hidup 1. Pelaksanaan Kebijakan
(BLH) Kabupaten Kuantan Singingi, Pengendalian PETI
Dinas Energi dan Sumber Daya Dalam rangka menerapkan
Mineral, kantor Satuan Pamong pola pertambangan di Kabupaten
Praja, serta Kepolisian Resort Kuantan Singingi yang berwawasan
(POLRES) Kuantan Singingi. lingkungan, sehingga pengelolaan
Informan yang dijadikan sumber daya alam dapat berdaya
sumber dalam penelitian ini dinilai guna dan berhasil guna dengan
mampu memberikan informasi yang berorientasi pada kepentingan
akurat. Data yang diambil dalam kelestarian ekosistem, maka
penelitian ini adalah jenis data pemerintah Kabupaten Kuantan
primer dan sekunder. Adapun teknik Singingi memandang perlu upaya
yang digunakan dalam penelitian ini khusus untuk menertibkan
untuk memperoleh data tentang, usahaPertambangan EmasTanpa Izin
adalah sebagai berikut : (PETI) yang aktivitasnya dinilai telah
a. Dokumentasi. memperihatinkan, meresahkan
b. Wawancara. masyarakat, dan merusakan
c. Observasi. lingkungan. Adapun upaya
Analisa data dilakukan Pemerintah Daerah untuk
dengan cara deskriptif, yang menertibkan usaha PETI tersebut
diperoleh dari observasi secara yaitu dengan mengeluarkan suatu
langsung pada objek penelitian dan kebijakan melalui Surat Keputusan
wawancara dengan cara Bupati Nomor 13 Tahun 2013
menghubungkan secara kualitatif. Tentang Pembentukan Tim Terpadu
Selanjutnya apabila data-data yang Penertiban Pertambangan Emas
diperlukan terkait dengan penelitian Tanpa Izin (PETI) yang tersebar
terkumpul, peneliti akan memilah diseluruh kecamatan yang ada di
dan mengelompokkan data sesuai Kabupaten Kuantan Singingi dengan
dengan jenis data tersebut. Peneliti harapan persolan PETI dapat
selanjutnya menganalisa deskriptif tertangani dengan baik kedepannya.
analisis dengan menggambarkan Upaya Pemerintah Kabupaten
secara jelas berdasarkan kenyataan Kuantan Singingi dalam
melaksanakan tindakan penertiban
aktivitas PETI yang telah merusak
3
Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan sendi-sendi kehidupan melalui
Publik, Alfabeta, Bandung, 2008, Hal: 149 mekanisme Surat Keputusan Bupati

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 7


Kuantan Singingi Nomor 13 Tahun sebelumnya telah berkoordinasi
2013 Tentang Pembentukan Tim dengan seluruh Tim Terpadu.
Terpadu Penerbitan Pertambangan Dengan demikian, koordinasi dan
Emas Tanpa Izin (PETI) di monitoring kegiatan penyebaran
Kabupaten Kuantan Singingi yang aktivitas PETI terus dilakukan tim
anggota timnya berasal dari berbagai pemantau sebagai informasi awal
elemen dari pemerintahan, penegak untuk merumuskan dan menyusun
hukum, dan masyarakat. tindakan kedepannya dalam upaya
Setelah diterbitkan keputusan melakukan penertiban PETI di
tersebut sejak tahun 2013 hingga saat Kabupaten Kuantan Singingi.
ini telah banyak tindakan-tindakan Merumuskan Dan Menyusun
yang dilaksanakan baik itu berupa Rencana Tindakan Penertiban
tindakan langsung berupa penertiban Tim Terpadu melakukan
PETI maupun berupa tindakan- koordinasi secara terus menerus
tindakan persuasif yang dilakukan untuk memperoleh pola ataupun
dengan mengadakan pendekatan- rumusan yang tepat dalam upaya
pendekatan secara sosial dan penertiban PETI. Rumusan yang
kultural. dibuat diimplementasikan dengan
Mengkoordinasi, Memonitoring tindakan langsung ke lapangan,
Kegiatan Dan Perkembangan sehingga tindakan yang dilaksanakan
PETI menjadi lebih efektif dan tepat
Monitoring kegiatan dan sasaran. Sebagaimana diketatahui
perkembangan PETI dilapangan bahwa selama dalam kurun waktu
terlihat lokasi penambangan emas 2013-2015 terdapat banyak sekali
yang diusahakan masyarakat hampir PETI yang dimusnahkan Tim
diseluruh Kecamatan di Kabupaten Terpadu. Dengan demikian, rumusan
Kuantan Singingi. Penyebaran lokasi yang dibuat telah menemui titik
PETI tersebut teridentifikasi setelah sasaran yang tepat, sehingga
dilakukan kegiatan pemantauan tindakan yang dilakukan akan
lapangan oleh berbagai instansi memberi efek jera kepada siapa saja
pemerintah, penegak hukum, dan yang berkeinginan untuk melakukan
juga masyarakat yang menjadi PETI.
bagian dari tim terpadu yang telah Setiap kali akan diadakan
dibentuk Bupati. penindakan dan penertiban, Tim
Tahun 2013 terdapat 56 Terpadu sebelumnya selalu
lokasi penyebaran Pertambangan berkoordinasi dan mengadakan
Emas Tanpa Izin (PETI) yang pertemuan ataupun rapat dalam
dilakukan oleh masyarakat di rangka menyusun rencana-rencana
berbagai lokasi (sungai, areal penindakan secara teknis maupun
perkebunan, dan lahan kosong) yang non teknis dan akan membuat
tersebar diseluruh Kecamatan Di laporan tertulis untuk disampaikan
Kabupaten Kuantan Singingi. Akan kepada Bupati atas aktivitas
tetapi setelah dilakukan upaya penindakan dan penertiban yang
pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan.
hingga akhir 2015 terdapat 40 lokasi Melaksanakan Tindakan
yang masih ada aktivitas PETI. Penertiban
Tim Terpadu melakukan Setelah dilakukan perumusan
pemantauan dilapangan yang dan penetapan kebijakan penertiban

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 8


PETI yang dilakukan Tim Terpadu, tindak lanjut dilakukan penertiban
maka dilaksanakan tindakan PETI.
penertiban. Dari fakta pelaksanaan yang
a. Penertiban Tahun 2013 dilakukan Tim Terpadu dalam kurun
Kegiatan penertiban PETI waktu 2013-2015 terlihat aktivitas
pada tahun 2013 dilaksanakan kegiatan penertiban dan penindakan
sebanyak 2 (dua) tahap. Tahap terhadap PETI telah terkoordinir
pertama di bulan April dan tahap dengan baik dan terencana dengan
kedua pada bulan Mei. Kegiatan ini matang, sehingga di saat penertiban
bertujuan untuk memberikan dan penindakan dilapangan semua
kesadaran kepada para pelaku elemen di dalam Tim Terpadu sudah
penambang liar akan dampak yang mengerti tugas dan fungsinya
ditimbulkan akibat dari masing-masing yang berakibat
penambangan liar, memberikan banyaknya tindakan pemusnahan
pengertian bahwa keuntungan sesaat yang dapat dilakukan Tim Terpadu
bukanlah alasan untuk memenuhi terhadap PETI.
kebutuhan pokok, namun Penertiban dan penindakan
memerlukan kebijakan yang cermat yang tegas dilaksanakan Tim
yang mana keuntungan bagi Terpadu di lapangan menjadi efek
masyarakat itu sendiri atau jera bagi para pelaku PETI yang
keuntungan kelompok pemodal belum terkena penertiban, sehingga
tertentu saja. Diharapkan masyarakat dengan adanya penindakan ini
tidak ikut andil dalam memberikan diharpakan para pelaku PETI dapat
fasilitas kepada para penambang liar. berhenti dengan sendirinya dan tidak
b. Penertiban Tahun 2014 lagi merusakan lingkungan hanya
Kegiatan penertiban PETI untuk penghidupan.
pada tahun 2014 dilaksanakan dalam Upaya penertiban PETI
rangka Operasi Siak yang dilakukan melibatkan banyak pihak tidak
pada 8 (delapan) desa di 7 (tujuh) terkecuali Pemerintah Desa. Dimana
kecamatan dengan diperoleh Pemerintah Desa memiliki peranan
peralatan PETI yang dimusnahkan penting dalam penertiban,
sebanyak 437 rakit. Penertiban pada dikarenakan para pelaku PETI
tahun 2014 ini cukup berhasil melakukan kegiatannya berada di
mengurangi jumlah pelaku PETI di wilayah-wilayah di pedesaan dan
Kabupaten Kuantan Singingi dan masyarakatnya pun berasal dari desa
menghancurkan peralatan-peralatan yang bersangkutan, sehingga peranan
PETI yang ditemui dilapangan pemerintah desa terutama Kepala
dengan cara pemusnahan Desa dalam penertiban PETI,
(pembakaran). menghimbau masyarakat dan
c. Penertiban Tahun 2015 mensosialisasikan pelarangan PETI
Kegiatan penerbitan pada merupakan ujung tombak dari
tahun 2015 berdasarkan rapat kegiatan penertiban PETI.
koordinasi persiapan operasi Melaporkan Perkembangan Dan
penertiban PETI di wilayah Hasil Pelaksanaan Tugas
Kabupaten Kuantan Singingi yang Kegiatan penertiban PETI di
diselenggarakan pada tanggal 29 Kabupaten Kuantan Singingi
Oktober 2015 di Ruang Rapat Utama dilaksanakan dalam rangka
Polres Kuantan Singingi, dengan melakukan pengendalian lingkungan

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 9


hidup dari kerusakan akibat ulah dari penertiban dikarenakan para pelaku
pertambangan emas tanpa izin yang PETI dalam menjalankan
tidak ada aturannya. Selama periode aktivitasnya seringkali berpindah-
2013 ± 2015 telah terjadi beberapa pindah tempat, sehingga informasi
kali penertiban lokasi PETI dengan lokasi yang diperoleh tidak jarang
tindakan yang tegas dari pemerintah sudah ditinggalkan pelaku PETI.
Kabupaten Kuantan Singingi. Ketidaksungguhan para
Adapun laporan penertiban yang pelaksana penertiban PETI menjadi
dilaksanakan dalam bentuk tertulis kendala tersendiri, sehingga kegiatan
yang dibuat Tim Terpadu ditujukan penertiban kurang efektif dan
kepada pemerintah daerah berdampak hanya sedikit pelaku
Kabupaten Kuantan Singingi yakni PETI yang berkurang. Sedangkan
Bupati. faktor lain dari ketidakefektifan ini
2. Efektivitas Pelaksanaan dikarenakan rendahnya kesadaran
Kebijakan pengendalian masyarakat akan bahaya yang
Kerusakan Lingkungan Akibat ditimbulkan PETI bagi lingkungan
PETI hidup.
Efektivitas yang umum Dampak dari aktivitas PETI
menunjukkan pada taraf tercapainya sangat negatif, terutama pada
hasil, dalam bahasa sederhana hal lingkungan hidup. Dimana dampak
tersebut dapat dijelaskan bahwa : lingkungan hidup yang disebabkan
efektifitas dari pemerintah daerah penggunaan bahan kimia dan juga
adalah bila tujuan pemerintah daerah pengerukan tanah yang membuat
tersebut dapat dicapai sesuai dengan lobang-lobang besar di sungai
kebutuhan yang direncanakan. Salah maupun di daerah menjadi faktor
satu tujuan yang hendak dicapai pemincu buruknya lingkungan hidup.
pemerintah Kabupaten Kuantan Sungai-sungai tidak lagi jernih dan
Singingi adalah mengembalikan airnya berbau dan berbahaya bagi
lingkungan hidup yang rusak dengan manusia serta ekosistem di
cara menertibkan PETI. dalamnya, sedangkan lobang-lobang
Dalam kurun waktu 2013 ± yang ada suatu saat akan membawa
2015 penertiban PETI dilaksanakan bencana yang diakibatkan dari
setiap kegiatan penindakan belum perusakan lingkungan hidup.
berjalan efektif dikarenakan jarang
sekali ditemui pelaku PETI yang ada 3. Faktor-Faktor Yang
hanya peralatan kerja. Hal ini Mempengaruhi Implementasi
memungkinkan adanya Kebijakan
ketidakjelasan antar pelaksana, Komunikasi
sehingga informasi penertiban sering Kebijakan pengendalian
kali bocor atau diketahui para pelaku kerusakan lingkungan hidup yang
PETI. diakibatkan dari Pertambangan Emas
Keterbatasan dana menjadi Tanpa Izin (PETI) diperlukan
salah satu kendala dari penertiban komunikasi yang intens antar
PETI, sehingga penertiban yang pelaksana yang telah ditetapkan, agar
dilaksanakan menjadi kurang efektif aktivitas penertiban dan sosialisasi
dikarenakan tidak dilaksanakan larangan terhadap PETI dapat
secara menyeluruh dan besar-besar. dilaksanakan dengan baik sesuai
Hal lain penyebab kurang efektifnya dengan amanat yang tertuang dalam

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 10


Keputusan Bupati Kuantan Singingi aparat pemerintahan, penegak hukum
No.13 Tahun 2013. dan keamanan (Polri, Kejaksaan,
Adanya komunikasi yang TNI, Security), dan tokoh-tokoh
terjalin antara pemerintah dengan masyarakat.
masyarakat melalui sosialisasi dan Komposisi susunan tim
himbauan kepada masyarakat dengan terpadu yang ada tentunya memiliki
melibatkan tokoh-tokoh yang ada kualitas dan kuantitas sumber daya
dimasyarakat mengenai pelarangan manusia yang sangat baik, sehingga
PETI. Selain itu komunikasi intens bukan mustahil apabila tujuan yang
antara sesama Tim Terpadu dengan hendak dicapai yakni penertiban
berkoordinasi dan bekerjasama untuk PETI akan bisa diwujudkan jika
menyatukan visi dalam menertibkan seluruh yang telah ditetapkan mampu
PETI terus terjalin agar tercapainya bekerjasama dan membuat strategi
tujuan bersama kedepannya. secara bersama-sama serta
Kejelasan penertiban dan memberikan jalan keluar bagi para
penindakan PETI di Kabupaten pelaku PETI.
Kuantan Singingi didasari dari Anggaran yang dikeluarkan
struktur yang ada di dalam dari APBD Kabupaten Kuantan
Keputusan Bupati dengan Singingi untuk kegiatan penertiban
menetapkan Tim Terpadu yang PETI setiap tahunnya berkisar Rp.
terdiri dari berbagai elemen 142.020.000,- untuk biaya
pemerintah, penegak hukum, dan operasional Tim Terpadu penertiban
masyarakat dengan cara menjalin PETI. Adanya anggaran yang
komunikasi, koordinasi, kerjasama, disediakan dari APBD diharapkan
dan keselarasan tim, sehingga segala efektivitas penertiban PETI dapat
aktivitas Tim Terpadu terkoodinir terlaksana sehingga tujuan dari
dengan baik. kegiatan ini untuk kelestarian
Konsistensi yang jelas dari lingkungan dapat tercapai.
sebuah kebijakan yakni adanya Setiap kegiatan penertiban
pemantauan dan pengawasan PETI petugas lapangan
terhadap kinerja Tim Terpadu yang membutuhkan berbagai bentuk
dilakukan oleh pelindung-pelindung fasilitasi yang mendukung kegiatan
yang merupakan petinggi di tersebut seperti sinso (mesin
pemerintahan, kepolisian resort, pemotong kayu) serta logistik
tentara nasional dan sebagaimana lainnya. Dengan adanya fasilitas
yang telah ditetapkan dalam tersebut kegiatan penertiban akan
kebijakan yang ada. lebih mudah untuk mencapai lokasi
Sumberdaya PETI dan juga pemusnahakan
Sumberdaya manusia menjadi peralatan PETI.
faktor penting yang mampu Untuk melaksanakan aktivitas
menjalankan dan melaksanakan penertiban PETI, seluruh perangkat
kebijakan. Kualitas dan kuantitas yang telah ditetapkan didalam
sumberdaya manusia yang dimiliki Keputusan Bupati mendapat bagian
dapat dilihat dari susunan Tim masing-masing ataupun memiliki
Terpadu yang telah dikeluarkan tugas dan fungsi yang berbeda dalam
Bupati Kuantan Singingi dalam menangani masalah PETI, sehingga
Keputusan Bupati No. 13 Tahun tercipta penanganan penertiban PETI
2013 sangat beragam mulai dari yang terstruktur. Akan tetapi selama

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 11


masa pelaksanaan dari tahun 2013 ± berjumlah Rp. 250.000,- per orang
2015 masih terdapat pelaku PETI perkegiatan.
yang tetap menjalankan usaha PETI Sudah sepantasnya anggota
secara sembunyi-sembunyi, sehingga Tim Terpadu bekerja secara
diharapkan adanya tindakan yang maksimal untuk mencapai tujuan
lebih intensif lagi untuk yang ditetapkan yakni melakukan
menghilangkan PETI dari Kabupaten penertiban PETI. Selain tugas dan
Kuantan Singingi. fungsi serta tanggungjawab yang
Sikap Para Pelaksana dimiliki Tim Terpadu, setiap anggota
Pelaksana peneriban PETI di Tim juga memperoleh insentif yang
Kabupaten Kuantan Singingi yang beserannya berbeda-beda dan
berasal dari berbagai elemen tentunya insentif ini berasal dari
pemerintahan, penegak hukum, dan APBD dan diharapkan dengan
masyarakat bersinergi dalam upaya adanya dana tersebut, optimalisasi
yang sama yakni penertiban PETI. penertiban dapat dilaksanakan dan
Selain penertiban juga dilakukan dituntaskan persoalan PETI di
sosialisasi dari pelarangan PETI yang Kabupaten Kuantan Singingi.
pada dasar memberikan dampak Aktor/Oknum
yang sangat kurang baik bagi Kegiatan PETI memiliki
lingkungan baik itu pencemaran air, aktor-aktor yang berada di belakang
udara, dan tanah yang diakibatkan layar, sehingga sulit tersentuh dan
dari adanya penggunaan bahan- aktor-aktor tersebut memiliki
bahan kimia dan juga lokasi yang jaringan yang kuat baik itu informasi
tidak pada peruntukkannya. maupun modal dan mampu
Belum tegasnya para mempengaruhi masyarakat,
pelaksana dalam melakukan pemerintahan, dan petugas penegak
penertiban PETI yang dikarenakan hukum. Para aktor/oknum yang
masalah sosial ekonomi masyarakat terkadang ikut andil memiliki
menjadi pemicu belum tuntasnya kepentingan lain yang tidak sesuai
masalah PETI di Kabupaten Kuantan aturan dalam penertiban PETI.
Singingi. Dimana para penegak Kebanyak aktor selaku
hukum memiliki banyak pemodal berasal dari dalam dan luar
pertimbangan dalam melakukan Kuantan Singingi dan memiliki
penindakan, sehingga pelaku PETI jaringan yang tersebar luas di
menjadikan sosial ekonomi sebagai Kabupaten Kuantan Singingi,
tameng pembenaran aktivitas PETI sehingga perlu pendalaman yang
yang dijalani sampai saat ini. intensif dalam menyelesaikan
Selama melaksanakan permasalahan aktor yang turut serta
aktivitas penertiban PETI di memberikan modal kepada
Kabupaten Kuantan Singingi setiap masyarakat.
orang yang termasuk di dalam Tim Pertalian darah, kerjasama
Terpadu memperoleh insentif atas dengan pemodal, yang melakukan
kerja yang dilakukannya setiap kali suap kepada aparat berupa uang
melakukan penindakan. Jumlah keamanan seringkali menjadi faktor
insentif yang diterima Tim Terpadu penghambat dalam melaksanakan
berbeda-beda mulai dari yang penertiban PETI. Dimana pemerintah
tertinggi Rp.850.000,- per orang perlu mengkaji ulang tim-tim yang
perkegiatan sampai yang terkecil terlibat langsung di dalam

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 12


penertiban. Selain itu, membuat membuat masyarakat mau tak mau
sistem yang lebih efektif dan tepat melakukan aktivitas PETI ini,
sasaran dalam menangani masalah walaupun dilarang oleh pemerintah
PETI. tetapi mau tak mau demi kebutuhan
Masyarakat hidup kami terpaksa melakukan
Masyarakat menjadi objek aktivitas ilegal ini agar kebutuhan
yang diharapkan pemerintah hidup kami sedikitnya bisa terpenuhi
memberi andil besar dalam dan anak-anak bisa tetap bersekolah.
menuntaskan permasalahan PETI, Jikalau dengan situasi ekonomi
sikap dan partisipasi masyarakat sekarang ini yang menurun kami
sangat dibutuhkan sehingga aktivitasi masih mengandalkan karet sebagai
penertiban PETI dapat dituntas dan mata pencaharian kebanyakan
lingkungan hidup dapat kembali masyarakat mungkin sudah susah
membaik sebagaimana awalnya. untuk makan, dengan terbatasnya
Kurangnya kepedulian lapangan pekerjaan membuat kami
masyarakat terhadap lingkungan dan masyarakat kalangan bawah ini
rendahnya partisipasi dalam terpaksa melakukan aktivitas ilegal
memberikan informasi kepada dan melanggar hukum demi
petugas mengenai keberadaan PETI kebutuhan keluarga dirumah
menjadi faktor penghambat yang sedikitnya bisa terpenuhi.
sangat besar bagi tim terpadu dalam
menertibkan PETI di Kuantan PENUTUP
Singingi. Kesadaraan akan bahaya Kesimpulan
lingkungan atas tindakan semena- Berdasarkan hasil dari
mena mengeruk hasil bumi dengan penelitian dan pembahasan di dalam
cara PETI,akan memberi dampak skripsi ini, maka penulis dapat
yang sangat besar bagi kehidupan menyimpulkan beberapa kesimpulan
masyarakat yang berada di mengenai kebijakan pemerintah
sekitarnya, akan tetapi Kabupaten Kuantan Singingi dalam
ketidaksadaran masyarakat akan upaya pengendalian kerusakan
permasalahan itu memicu munculnya lingkungan hidup akibat
pelaku PETI yang baru dan silih pertambangan emas tanpa izin
berganti. (PETI) tahun 2013-2015, yaitu
Sosial Ekonomi sebagai berikut:
Keadaan sosial ekonomi yang 1. Pelaksanaan kebijakan
tidak merata menjadi faktor pemerintah Kabupaten
penyebab lainnya, sehingga masih Kuantan Singingi dalam
marak pelaku PETI di Kuantan pengendalian kerusakan
Singingi. Memang tidak dapat lingkungan hidup akibat PETI
dipungkiri bahwa keadaan ekonomi telah diimplementasikan
akan membuat orang akan bertindak melalui Surat Keputusan
sesuka hati apabila kebutuhan Bupati Nomor 13 Tahun 2013
perutnya tidak mampu dipenuhi. Tentang Pembentukan Tim
Maraknya dilakukan aktivitas Terpadu Penertiban PETI
PETI ini semenjak masyarakat yang mana didalam kebijakan
kesulitan ekomoni dengan jauh tersebut dituangkan 4 (empat)
turunnya harga karet yang menjadi poin kinerja tim terpadu yaitu
andalan pendapatan masyarakat mengkoordinasi dan

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 13


memonotoring permasalahan Saran
dan perkembangan PETI, 1. Penulis mengharapkan adanya
merumuskan dan menyususn suatu kebijakan yang didukung
rencana tindakan penertiban oleh tugas dan fungsi yang jelas
PETI, melaksanakan tindakan dan para pelaksanaan kegiatan
penertiban sesuai prosedur yang konsisten dan berkomitmen
yang berlaku dan melaporkan serta didukung dana dan fasilitas
perkembangan dan hasil yang dibutuhkan agar tujuan dari
pelaksanaan tugas. kebijakan pengendalian PETI
2. Efektivitas dari pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik.
kebijakan sangat berpengaruh 2. Penulis mengharapkan dimasa
terhadap upaya penyelamatan yang akan datang agar pemerintah
kerusakan lingkungan,dimana membahas kembali tata cara
akibatkan yang ditimbulkan penertiban yang bersifat rahasia
oleh aktivitas PETI sangat dan tersistematis, sehingga
berpengaruh buruk dan efektifitas pelaksanaan kebijakan
menjadi faktor pemicu penertiban PETI dapat berjalan
terjadinya kerusakan dan mendapatkan hasil yang baik
lingkungan. Akan tetapi serta adanya upaya penyelamatan
dengan kurang efektifnya lingkungan agar lahan yang
kinerja tim terpadu sekarang sudah menjadi rusak
dilapangan membuat para dapat dimanfaatkan kembali.
pelaku PETI belum menerima 3. Penulis kedepannya
efek jera sehingga aktivitas mengharapkan adanya
PETI masih berjalan sampai kesungguhan dan komitmen
saat ini yang juga bersama dalam mengusut tuntas
meyebabkan kerusakan kasus PETI yang berkembang saat
lingkungan menjadi tambah ini. Diperlukan keseriusan untuk
parah lagi kedepannya. menindak pelaku, aktor, maupun
3. Adapun proses implementasi oknum lain yang ikut andil
kebijakan dipengaruhi oleh berkepentingan dalam kasus PETI
beberapa faktor yang yang nyatanya akan merusak
nantinya akan menentukan lingkungan kehidupan. Serta
berhasil atau tidaknya suatu disuatu sisi pemerintah juga perlu
implementasi kebijakan mengkaji serta memberikan solusi
pengendalian PETI tersebut. terbaik kedepannya untuk para
Adapun faktor- faktor yang pelaku PETI agar mereka dapat
mempengaruhi pelaksanaan hidup layak dan berkecukupan
kebijakan pemerintah tanpa harus mengandalkan PETI
Kabupaten Kuantan Singingi sebagai mata pencaharian.
yang dituangkan dalam Surat
Keputusan Bupati No. 13 DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2013 adalah Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar
komunikasi, sumberdaya, Kebijakan Publik. Bandung:
sikap para pelaksana, Alfabeta
aktor/oknum, masyarakat, dan Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-
sosial ekonomi. dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum.

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 14


Dunn, William. 2003. Pengantar Pemerintahan Daerah Dalam
Analisis Kebijakan Publik. Menghadapi Krisis Ekologi:
Yogyakarta: Gadjah Mada Kasus Kecamatan Singingi
University Press. Hilir, Jurnal Ilmiah Ilmu
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Publik (Proses, Analisis, dan Sosial dan Ilmu Politik,
Partisipasi). Bogor: PT Ghalia Universitas Riau.
Indonesia Peraturan Perundang-undangan :
Meleong, Lexy J. 2005. Metode Undang-Undang Nomor 32 tahun
Penelitian Kualitatif (revisi). 2009 Tentang Perlindungan
Bandung: Remaja Rosda dan Pengelolaan Lingkungan
Karya.. Hidup
Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia
Publik (Formulasi, Nomor 4 tahun 2009 tentang
Implementasi, Dan Evaluasi). Pertambangan Mineral dan
Jakarta: PT Elex Media Batu Bara
Komputindo Undang-Undang Nomor 23 tahun
Salam, Dharma Setyawan. 2004. 2014 Tentang Pemerintahan
Manajemen Pemerintahan Daerah
Indonesia. Jakarta: Peraturan Daerah Kabupaten
Djambatan Kuantan Singingi Nomor 3
Suparmi, Niniek. 1994. Pelestarian tahun 2013 Tentang
Pengelolaan dan Penegakan Organisasi dan Tata Kerja
Hukum Lingkungan. Jakarta: Dinas Daerah Kabupaten
Sinar Grafika. Kuantan Singingi
Wahab, Solichin Abdul. 2002. Peraturan Daerah Kabupaten
Analisis Kebijakan Publik Kuantan Singingi Nomor 3
³'DUL )RUPXOasi ke Tahun 2013 Tentang
Implementasi Kebijakan Organisasi dan Tata Kerja
1HJDUD´. Jakarta: Bumi Lembaga Teknis Daerah
Aksara. Kabupaten Kuantan Singingi
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Surat Keputusan Bupati Nomor 13
Proses Kebijakan Publik. tahun 2013 tentang
Yogyakarta: Media Pressindo Pembentukan Tim Terpadu
Penertiban Pertambangan
Jurnal : Emas Liar Tanpa Izin (PETI).
Yushendri,2013.Dinamika
Kepentingan Aktor Dalam
Penambangan Emas Di
Kecamatan Sentajo Raya
Kabupaten Kuantan Singingi
tahun 2008-2012,Jurnal
Ilmiah Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Riau
Vol. 2 No. 2
Raja Muhammad Amin, Wazni.
2013.Penyelenggaraan

JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 15

Вам также может понравиться