AKIBAT PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) TAHUN 2013-2015
Oleh : Mido Putra Email : mido.asran28@gmail.com
Pembimbing : Dr. Hasanuddin, M.Si
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau Kampus bina widya jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293- Telp/Fax. 0761-63277
Abstract
Unauthorized Gold Mining (PETI) activities that occur in Kuantan
Singingi is still ongoing and need special handling from government. PETI control policy has taken by Kuantan Singingi District's government through a Regent Decree No. 13 of 2013 About Formation of a Team of Integrated Control of Unauthorized Gold Mining (PETI) as a rescue of environmental damage efforts and social and economic life of society repair in the future. This research was conducted at the Department of Energy and Mineral Resources and the Environment Agency Kuantan Singingi District. This research method was qualitative research. Data collection techniques used were documentation, interviews and observation. While the data analysis performed descriptively. This study examines the implementation of PETI's control policies and the effectiveness of environmental damage control policies implementation damage caused by PETI well as the factors that influence Kuantan Singingi District's Government policy implementation in the control of environmental damage due to PETI. The study results showed that the control of environmental damage due to PETI policies implementation in Kuantan Singingi year 2013-2015 not implemented effectively and well, proven by today still ongoing PETI activities that cause a lot of environmental damage without decisive action from the government due to various constraints and inadequate supporting factors in the field.
PENDAHULUAN Perlindungan dan Pengelolaan Pertambangan adalah Lingkungan Hidup sebagai salah satu serangkaian kegiatan dalam rangka upaya untuk mengatasi kerusakan upaya pencarian, penggalian, lingkungan. Pada pasal 4 Undang- pengolahan, pemanfaatan dan Undang Nomor 32 Tahun 2009 penjualan bahan galian (mineral,batu Tentang Perlindungan dan bara, panas bumi dan migas). Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan secara hukum ada dua dijelaskan bahwa: ³3HUOLQGXQJDQ jenis yaitu pertambangan resmi dan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan tidak resmi. meliputi: perencanaan, pemanfaatan, Pertambangan resmi adalah pengendalian, pemeliharaan, pertambangan yang memiliki izin pengawasan, dan penegakan hukum. dan memiliki tempat pertambangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun yang khusus serta memperdulikan 2009 secara khusus menggaris dampaknya terhadap masyarakat bawahi peran lembaga pemerintah sedangkan pertambangan yang tidak dibidang lingkungan hidup dalam resmi adalah pertambangan yang penguatan upaya konservasi, tidak memiliki izin dari pemerintah rehabilitasi, pengendalian kerusakan dan tidak memiliki tempat yang ekosistem dan pencadangan sumber khusus serta tidak memperdulikan daya alam. dampaknya terhadap masyarakat.1 Kasus upaya pengendalian Pertambangan Emas Tanpa lingkungan hidup yang terjadi di Izin (PETI) memang kini menjadi Kabupaten Kuantan Singingi adalah ancaman bagi semua pihak, baik dari dengan banyaknya kerusakan pihak pemerintah Kabupaten lingkungan berupa pencemaran yang Kuantan Singingi khususnya dan diakibatkan dampak kegiatan PETI pemerintah Provinsi Riau pada yang dilakukan oleh masyarakat umumnya maupun masyarakat yang Kabupaten Kuantan Singingi tanpa secara lansung terkena dampak PETI mendapatkan perizinan resmi dari berupa kerusakan lingkungan. pemerintah daerah Kabupaten Kerusakan lingkungan hidup Kuantan Singingi. Permasalahan ini menurut Undang-Undang Nomor 32 awal mula terjadi dalam ruang Tahun 2009 Tentang Perlindungan lingkup yang kecil, dimana dan Pengelolaan Lingkungan Hidup masyarakat hanya melakukan adalah perubahan lansung atau tidak kegiatan pertambangan secara lansung terhadap sifat fisik, kimia, manual dengan menggunakan alat atau hayati lingkungan hidup yang yang terbuat dari kayu yang diberi melampaui kriteria baku kerusakan QDPD ³ 'XODQJ´ VHEDJDL NHUMDDQ lingkungan hidup. sampingan. Akan tetapi dengan Upaya pengendalian menurunnya sektor ekonomi kerusakan lingkungan hidup diatur membuat masyarakat sulit untuk dalam uturan Negara Republik memenuhi kebutuhan hidup sehari- Indonesia dalam Undang-Undang hari tanpa adanya solusi yang efektif Nomor 32 Tahun 2009 Tentang dari pemerintah daerah yang menyebabkan masyarakat mulai 1 marak melakukan kegiatan PETI Niniek Suparmi, Pelestarian Pengelolaan dengan menggunakan mesin atau alat dan Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar tambang yang berkapasitas lebih Grafika, Jakarta, 1994, Hal: 65
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 2
besar sehingga menyebabkan Konkuren yang menjadi kewenangan timbulnya dampak negatif berupa pemerintah daerah juga terbagi atas kerusakan lingkungan. Dengan dua kriteria yaitu urusan pemerintah melakukan kegiatan PETI ini wajib dan urusan pemerintah pilihan, penghasilan masyarakat setiap dimana salah satu tugas urusan harinya bisa bertambah tanpa pemerintahan pilihan adalah urusan masyarakat itu sendiri peduli atas pemerintah dibidang energi dan dampak yang ditimbulkan yang sumber daya mineral yang berkitan menyebabkan aktifitas PETI menjadi dengan minyak dan gas bumi tidak terkendali. menjadi kewenangan pemerintah Walaupun kegitan PETI pusat, sedangkan urusan pemerintah sudah diatur dalam Undang-Undang dibidang energi dan sumber daya Nomor 4 Tahun 2009 Tentang mineral yang berkaitan dengan Pertambangan Mineral dan Batubara, pemanfaatan lansung panas bumi di dimana dalam pasal 158 Undang- daerah Kabupaten/Kota menjadi Undang tersebut dijelaskan bahwa: tanggung jawab pemerintah daerah. ³VHWLDS RUDQJ \DQJ PHODNXNDQ Untuk kasus PETI sendiri pertambangan tanpa izin usaha yang termasuk kedalam pemanfaatan penambangan, izin pertambangan energi dan sumber daya mineral rakyat, atau izin usaha dibidang pertambangan menurut pertambangan eksplorasi, dipidana Undang-Undang Nomor 23 Tahun penjara 10 (sepuluh) tahun dan 2014 Tentang Pemerintah Daerah denda paling banyak seharusnya diatur oleh pemerintah Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh pusat. Namun kenyataan dilapangan milyar rupiah), akan tetapi untuk pada saat ini masih belum adanya kasus PETI di Kabupaten Kuantan upaya atau aturan baru yang Singingi belum adanya Peraturan dikeluarkan oleh pemerintah pusat Daerah (PERDA) yang dibuat oleh untuk mengatur permasalahan PETI pemerintah Kabupaten Kuantan itu sendiri dikarenakan kasus ini Singingi yang mengatur tentang izin bersifat ilegal atau tidak memiliki pelaksanaan serta area legal (resmi) perizinan resmi dari pemerintah kawasan pertambangan dikarenakan sekaligus Undang-Undang Nomor 23 aktifitas PETI tersebut bersifat Illegal Tahun 2014 Tentang Pemerintahan (tidak resmi). Daerah juga masih dalam masa Kewenangan pemerintah transisi (percobaan). Oleh karena itu daerah diatur dalam Undang-Undang kewenangan untuk mengatur Nomor 23 Tahun 2014 Tentang kegiatan PETI tersebut masih Pemerintahan Daerah, dimana urusan menjadi tanggung jawab pemerintah pemerintah dibagi menjadi dua daerah Kabupaten Kuantan Singingi. bagian yaitu urusan pemerintah Adapun kewenangan tersebut Absolute yaitu urusan pemerintah diatur dalam Surat Keputusan Bupati yang sepenuhnya menjadi Nomor 13 Tahun 2013 Tentang kewenangan pemerintah pusat, dan Pembentukan Tim Terpadu urusan pemerintah Konkuren yaitu Penertiban Pertambangan Emas Liar urusan pemerintah yang dibagi antara Tanpa Izin (PETI) yang bertugas pemerintah pusat dan daerah Provinsi untuk melakukan penertiban dan dan daerah Kabupaten/Kota. Bukan pengawasan terhadap pelaku dan hanya itu urusan pemerintah kegiatan PETI yang ada diseluruh
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 3
Kabupaten Kuantan Singingi dengan berupa tindakan penertiban yang kedudukan Tim Terpadu. dibagi menjadi 2 kategori yaitu Adapun rincian tugas dari Tindaakan Preventif (Pencegahan) Tim Terpadu adalah sebagai berikut : dan Tindakan Represif (Penindakan) 1. Mengkoordinasikan, berupa penyelidikan, penyidikan, memonitoring permasalahan penangkapan, penahanan, dan perkembangan penggeledahan, penyitaan, serta Pertambangan Emas Tanpa penyerahan berkas perkara kepada Izin (PETI) penuntut umum selaku instansi yang 2. Merumuskan, menyusun bertindak dan berwewenang rencana, persiapan untuk melakukan penuntutan terhadap melakukan tindakan tindak pidana kegiatan PETI penertiban PETI melalui tersebut. sosialisasi guna Akan tetapi dilapangan juga meningkatkan kesadaran ditemui para pelaku PETI di Back-up masyarakat terhadap oleh para aktor/stakeholder yang kelestarian lingkungan. memanfaatkan kegiatan penertiban 3. Melaksanakan tindakan tersebut demi kepentingan sendiri penertiban sesuai dengan yang membuat implementasi prosedur yang berlaku kebijakan pengendalian PETI sulit 4. Melaporkan perkembangan untuk dilaksanakan dengan baik dan dan hasil pelaksanaan tugas menyebabkan kegiatan PETI sulit secara berkala kepada Bupati untuk ditertibkan sampai saat ini. dan unsur pimpinan daerah Pada tahap akhir seluruh kinerja tim Kabupaten Kuantan Singingi. akan dilaporkan kepada para Tahap awal kinerja Tim pelindung dan penanggung jawab Terpadu setiap tim melakukan berupa laporan kegiatan pelaksanaan kegiatan penertiban PETI sesuai penertiban PETI berupa tugas-tugas dengan tugas setiap timnya masing- yang telah mereka laksanakan. masing yang dikepalai oleh setiap Hampir diseluruh wilayah koordinator dengan cara memberi Kecamatan Kabupaten Kuantan informasi dari level tim tertinggi Singingi terdapat kegiatan PETI yang sampai ke level tim terendah dalam dilakukan oleh masyarakat, dimana setiap pelaksaan operasinya. Kinerja banyaknya kapal tambang yang tim dimulai dengan melakukan beroperasi setiap harinya melakukan koordinasi oleh koordinator disetiap kegiatan pertambangan tanpa timnya dengan memberikan mengantongi izin dari pemerintah informasi kapan dan dimana kegiatan daerah yang menyebabkan banyak operasi akan dilaksanakan. Sebelum pula terjadinya kerusakan lingkungan dilaksanakannya kegiatan operasi yang ditimbulkan yang harus Tim Terpadu juga melakukan ditangani pemerintah daerah secara pemantauan (monotoring) kelokasi efektif agar kesejahteraan hidup yang akan menjadi target operasinya. masyarakat bisa terwujud Pada tahap selanjutnya tim kedepannya berdasarkan hukum akan merumuskan dan menyusun lingkungan. rencana apa yang akan dilaksanakan Kegiatan PETI yang pada tahap operasi dilapangan dilakukan masyarakat menyebabkan nantinya, dimana rencana tersebut 18 sungai tercemar akibat dampak
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 4
PETI yang tersebar diseluruh lapangan pekerjaan ataupun area kecamatan di Kabupaten Kuantan legal pertambangan untuk para Singingi. Pada sisi lain ada beberapa penembang liar, agar mereka akibat dari PETI tersebut yaitu dari mendapatkan pekerjaan yang layak sisi negatif secara fisik terjadi dan sesuai dengan aturan yang ada pencemaran air berupa erosi maupun yang dapat menurunkan kegiatan larutnya unsur-unsur logam berat PETI di Kabupaten Kuantan (leaching) karena sistem penirisan Singingi. Masyarakat pada umumnya yang tidak baik, pencemaran udara hanya mengharapkan bagaimana berupa debu dan kebisingan akibat kebijakan pemerintah untuk suara mesin tambang serta perubahan memberikan solusi untuk mengatasi kontur dan alur sungai. Sedangkan kerusakan lingkungan dalam upaya sisi negatif secara non fisik berupa perlindungan dan pengelolaan pendapatan pemerintah dari sektor lingkungan hidup yang masih belum pertambangan berkurang, terjadinya teratasi secara signifikan yang konflik sosial dan terganggunya terbukti masih banyaknya kerusakan sekor lain berupa sektor perikanan, lingkungan akibat dampak irigasi persawahan dan lain-lain. pertambangan tanpa adanya Pada sisi positif PETI juga penyelesaian secara efektif oleh memberikan dampak berupa pemerintah daerah, agar masyarakat kesempatan kerja bagi masyarakat bisa hidup layak dan sejahtera lingkar tambang, meningkatkan dengan mata pencarian yang pendapatan masyarakat serta usaha menjanjikan dan perkembangan lain seperti berdirinya warung- sektor ekonomi yang memadai agar warung makan disekitar area terwujudnya daerah otonomi yang pertambangan. maju disegala bidang yang sesuai Oleh karena itu Pemerintah dengan tujuan Negara Republik Kabupaten Kuantan Singingi Indonesia. Dari kondisi yang ada diharapkan lebih tegas lagi dalam dilapangan penulis menemukan menyelesaikan masalah PETI yang gejala atau fenomena antara lain : menjadi tanggung jawab besar 1. Adanya serangkaian aktivitas pemerintah karena menyebabkan Pertambangan Emas Tanpa banyaknya terjadi kerusakan Izin (PETI) yang tidak lingkungan dan mengancam terkendali yang dilakukan kelansungan hidup manusia dan oleh para masyarakat untuk ekosistem lainnya. Dari tahun memenuhi kebutuhan hidup ketahun permasalahan tentang upaya sehari-hari. pengendalian lingkungan hidup 2. Banyaknya kerusakan menjadi tanggup jawab besar yang lingkungan berupa harus diselesaikan oleh pemerintah pencemaran daerah aliran daerah, dimana dari setiap tahun sungai, lahan bekas tambang ketahun pula kerusakan lingkungan serta rusaknya ekosistem akibat dampak PETI yang ada di alam diakibatkan aktifitas Kabupaten Kuantan Singingi PETI tersebut. semakin luas dan berdampak buruk 3. Kurang efektifnya kinerja bagi keberlansungan mahluk hidup. pemerintah dalam melakukan Disisi lain pemerintah juga pengendalian PETI yang belum mampu menyediakan menyebabkan akitivas PETI
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 5
masih berjalan sampai saat ini berjalan apabila komunikasi dan menimbulkan kerusakan berjalan dengan baik lingkungan yang lebih parah sehingga setiap kabijakan lagi. dapat ditransmisikan (dikomunikasikan) kepada TINJAUAN PUSTAKA bagian personalia yang tepat, 1. Kebijakan Publik jelas dan konsisten. James E. Anderson 2. Sumberdaya, merupakan menyatakan kebijakan serangkaian salah satu faktor penting yang tindakan yang mempunyai tujuan menentukan keberhasilan yang di ikuti dan di laksanakan oleh pencapaian tujuan dari seseorang pelaku dan sekelompok implementasi kebijakan pelaku atau aktor (pejabat, publik yang terdiri dari kelompok, instansi pemerintah) beberpa indikator yaitu dengan adanya masalah atau sumberdaya manusia, persoalan tertentu yang dihadapi sumberdaya anggaran, guna memecahkan suatu masalah sumberdaya fasilitas dan tertentu2. sumberdaya kewenangan. 2. Teori Implementasi Kebijakan 3. Disposisi, juga dikenal Kajian terhadap implementasi dengan sebutan sikap para kebijakan publik akan menfokuskan pelaksana merupakan faktor kepada dua aspek yaitu siapa yang ketiga yang menentukan akan melaksanakan kegiatan dan keberhasilan pencapaian pengaruhnya terhadap isi kebijakan tujuan dari implementasi serta dampak dari kebijakan tersebut. kebijakan publik, dimana jika Pendekatan dalam implemantasi pelaksanaan suatu kebijakan kebijakan publik dilakukan oleh ingin efektif, maka para George C. Edward III mengenai pelaksana kebijakan tidak beberapa variabel atau faktor yang hanya harus mengetahui apa mempengaruhi keberhasilan suatu yang harus mereka lakukan implementasi kebijakan yaitu tetapi juga harus mempunyai meliputi: kemampuan untuk 1. Komunikasi, merupakan melaksanakannya. salah satu faktor penting yang 4. Struktur Birokrasi, menentukan keberhasilan merupakan faktor terakhir pencapaian tujuan dari penting yang menentukan implementasi kebijakan keberhasilan pencapaian publik. Implementasi yang tujuan dari implementasi efektif terjadi apabila para kebijakan publik, dimana pembuat keputusan sudah kebijakan yang begitu mengetahui apa yang akan kompleks menuntut adanya mereka kerjakan, dimana kerja sama banyak orang, pengetahuan atas apa yang ketika struktur birokrasi tidak akan mereka kerjakan dapat kondusif pada kebijakan yang tersedia maka hal ini akan 2 Solichin Abdul Wahab, Analisah menjadi penyebab .HELMDNDQ 3XEOLN ³'DUL )RUPXODVL .H penghambat dan tidak efektif ,PSOHPHQWDVL .HELMDNDQ 1HJDUD´ Bumi jalannya implementasi Aksara, Jakarta, 2002, Hal: 2
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 6
kebijakan. Birokrasi sebagai dilapangan sehingga diperoleh pelaksana suatu kebijakan analisa seobjektif mungkin. harus dapat mendukung kebijakan yang telah PEMBAHASAN diputuskan dan melakukan PELAKSANAAN KEBIJAKAN koordinasi dengan baik sesuai PEMERINTAH KABUPATEN Standar Operating Procedures KUANTAN SINGINGI DALAM (SOP) dan melaksanakan PENGENDALIAN KERUSAKAN fragmentasi3. LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT PERTAMBANGAN EMAS METODE PENELITIAN TANPA IZIN (PETI) Penelitian dilaksanakan di kantor Badan Lingkungan Hidup 1. Pelaksanaan Kebijakan (BLH) Kabupaten Kuantan Singingi, Pengendalian PETI Dinas Energi dan Sumber Daya Dalam rangka menerapkan Mineral, kantor Satuan Pamong pola pertambangan di Kabupaten Praja, serta Kepolisian Resort Kuantan Singingi yang berwawasan (POLRES) Kuantan Singingi. lingkungan, sehingga pengelolaan Informan yang dijadikan sumber daya alam dapat berdaya sumber dalam penelitian ini dinilai guna dan berhasil guna dengan mampu memberikan informasi yang berorientasi pada kepentingan akurat. Data yang diambil dalam kelestarian ekosistem, maka penelitian ini adalah jenis data pemerintah Kabupaten Kuantan primer dan sekunder. Adapun teknik Singingi memandang perlu upaya yang digunakan dalam penelitian ini khusus untuk menertibkan untuk memperoleh data tentang, usahaPertambangan EmasTanpa Izin adalah sebagai berikut : (PETI) yang aktivitasnya dinilai telah a. Dokumentasi. memperihatinkan, meresahkan b. Wawancara. masyarakat, dan merusakan c. Observasi. lingkungan. Adapun upaya Analisa data dilakukan Pemerintah Daerah untuk dengan cara deskriptif, yang menertibkan usaha PETI tersebut diperoleh dari observasi secara yaitu dengan mengeluarkan suatu langsung pada objek penelitian dan kebijakan melalui Surat Keputusan wawancara dengan cara Bupati Nomor 13 Tahun 2013 menghubungkan secara kualitatif. Tentang Pembentukan Tim Terpadu Selanjutnya apabila data-data yang Penertiban Pertambangan Emas diperlukan terkait dengan penelitian Tanpa Izin (PETI) yang tersebar terkumpul, peneliti akan memilah diseluruh kecamatan yang ada di dan mengelompokkan data sesuai Kabupaten Kuantan Singingi dengan dengan jenis data tersebut. Peneliti harapan persolan PETI dapat selanjutnya menganalisa deskriptif tertangani dengan baik kedepannya. analisis dengan menggambarkan Upaya Pemerintah Kabupaten secara jelas berdasarkan kenyataan Kuantan Singingi dalam melaksanakan tindakan penertiban aktivitas PETI yang telah merusak 3 Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan sendi-sendi kehidupan melalui Publik, Alfabeta, Bandung, 2008, Hal: 149 mekanisme Surat Keputusan Bupati
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 7
Kuantan Singingi Nomor 13 Tahun sebelumnya telah berkoordinasi 2013 Tentang Pembentukan Tim dengan seluruh Tim Terpadu. Terpadu Penerbitan Pertambangan Dengan demikian, koordinasi dan Emas Tanpa Izin (PETI) di monitoring kegiatan penyebaran Kabupaten Kuantan Singingi yang aktivitas PETI terus dilakukan tim anggota timnya berasal dari berbagai pemantau sebagai informasi awal elemen dari pemerintahan, penegak untuk merumuskan dan menyusun hukum, dan masyarakat. tindakan kedepannya dalam upaya Setelah diterbitkan keputusan melakukan penertiban PETI di tersebut sejak tahun 2013 hingga saat Kabupaten Kuantan Singingi. ini telah banyak tindakan-tindakan Merumuskan Dan Menyusun yang dilaksanakan baik itu berupa Rencana Tindakan Penertiban tindakan langsung berupa penertiban Tim Terpadu melakukan PETI maupun berupa tindakan- koordinasi secara terus menerus tindakan persuasif yang dilakukan untuk memperoleh pola ataupun dengan mengadakan pendekatan- rumusan yang tepat dalam upaya pendekatan secara sosial dan penertiban PETI. Rumusan yang kultural. dibuat diimplementasikan dengan Mengkoordinasi, Memonitoring tindakan langsung ke lapangan, Kegiatan Dan Perkembangan sehingga tindakan yang dilaksanakan PETI menjadi lebih efektif dan tepat Monitoring kegiatan dan sasaran. Sebagaimana diketatahui perkembangan PETI dilapangan bahwa selama dalam kurun waktu terlihat lokasi penambangan emas 2013-2015 terdapat banyak sekali yang diusahakan masyarakat hampir PETI yang dimusnahkan Tim diseluruh Kecamatan di Kabupaten Terpadu. Dengan demikian, rumusan Kuantan Singingi. Penyebaran lokasi yang dibuat telah menemui titik PETI tersebut teridentifikasi setelah sasaran yang tepat, sehingga dilakukan kegiatan pemantauan tindakan yang dilakukan akan lapangan oleh berbagai instansi memberi efek jera kepada siapa saja pemerintah, penegak hukum, dan yang berkeinginan untuk melakukan juga masyarakat yang menjadi PETI. bagian dari tim terpadu yang telah Setiap kali akan diadakan dibentuk Bupati. penindakan dan penertiban, Tim Tahun 2013 terdapat 56 Terpadu sebelumnya selalu lokasi penyebaran Pertambangan berkoordinasi dan mengadakan Emas Tanpa Izin (PETI) yang pertemuan ataupun rapat dalam dilakukan oleh masyarakat di rangka menyusun rencana-rencana berbagai lokasi (sungai, areal penindakan secara teknis maupun perkebunan, dan lahan kosong) yang non teknis dan akan membuat tersebar diseluruh Kecamatan Di laporan tertulis untuk disampaikan Kabupaten Kuantan Singingi. Akan kepada Bupati atas aktivitas tetapi setelah dilakukan upaya penindakan dan penertiban yang pelaksanaan kebijakan tersebut dilakukan. hingga akhir 2015 terdapat 40 lokasi Melaksanakan Tindakan yang masih ada aktivitas PETI. Penertiban Tim Terpadu melakukan Setelah dilakukan perumusan pemantauan dilapangan yang dan penetapan kebijakan penertiban
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 8
PETI yang dilakukan Tim Terpadu, tindak lanjut dilakukan penertiban maka dilaksanakan tindakan PETI. penertiban. Dari fakta pelaksanaan yang a. Penertiban Tahun 2013 dilakukan Tim Terpadu dalam kurun Kegiatan penertiban PETI waktu 2013-2015 terlihat aktivitas pada tahun 2013 dilaksanakan kegiatan penertiban dan penindakan sebanyak 2 (dua) tahap. Tahap terhadap PETI telah terkoordinir pertama di bulan April dan tahap dengan baik dan terencana dengan kedua pada bulan Mei. Kegiatan ini matang, sehingga di saat penertiban bertujuan untuk memberikan dan penindakan dilapangan semua kesadaran kepada para pelaku elemen di dalam Tim Terpadu sudah penambang liar akan dampak yang mengerti tugas dan fungsinya ditimbulkan akibat dari masing-masing yang berakibat penambangan liar, memberikan banyaknya tindakan pemusnahan pengertian bahwa keuntungan sesaat yang dapat dilakukan Tim Terpadu bukanlah alasan untuk memenuhi terhadap PETI. kebutuhan pokok, namun Penertiban dan penindakan memerlukan kebijakan yang cermat yang tegas dilaksanakan Tim yang mana keuntungan bagi Terpadu di lapangan menjadi efek masyarakat itu sendiri atau jera bagi para pelaku PETI yang keuntungan kelompok pemodal belum terkena penertiban, sehingga tertentu saja. Diharapkan masyarakat dengan adanya penindakan ini tidak ikut andil dalam memberikan diharpakan para pelaku PETI dapat fasilitas kepada para penambang liar. berhenti dengan sendirinya dan tidak b. Penertiban Tahun 2014 lagi merusakan lingkungan hanya Kegiatan penertiban PETI untuk penghidupan. pada tahun 2014 dilaksanakan dalam Upaya penertiban PETI rangka Operasi Siak yang dilakukan melibatkan banyak pihak tidak pada 8 (delapan) desa di 7 (tujuh) terkecuali Pemerintah Desa. Dimana kecamatan dengan diperoleh Pemerintah Desa memiliki peranan peralatan PETI yang dimusnahkan penting dalam penertiban, sebanyak 437 rakit. Penertiban pada dikarenakan para pelaku PETI tahun 2014 ini cukup berhasil melakukan kegiatannya berada di mengurangi jumlah pelaku PETI di wilayah-wilayah di pedesaan dan Kabupaten Kuantan Singingi dan masyarakatnya pun berasal dari desa menghancurkan peralatan-peralatan yang bersangkutan, sehingga peranan PETI yang ditemui dilapangan pemerintah desa terutama Kepala dengan cara pemusnahan Desa dalam penertiban PETI, (pembakaran). menghimbau masyarakat dan c. Penertiban Tahun 2015 mensosialisasikan pelarangan PETI Kegiatan penerbitan pada merupakan ujung tombak dari tahun 2015 berdasarkan rapat kegiatan penertiban PETI. koordinasi persiapan operasi Melaporkan Perkembangan Dan penertiban PETI di wilayah Hasil Pelaksanaan Tugas Kabupaten Kuantan Singingi yang Kegiatan penertiban PETI di diselenggarakan pada tanggal 29 Kabupaten Kuantan Singingi Oktober 2015 di Ruang Rapat Utama dilaksanakan dalam rangka Polres Kuantan Singingi, dengan melakukan pengendalian lingkungan
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 9
hidup dari kerusakan akibat ulah dari penertiban dikarenakan para pelaku pertambangan emas tanpa izin yang PETI dalam menjalankan tidak ada aturannya. Selama periode aktivitasnya seringkali berpindah- 2013 ± 2015 telah terjadi beberapa pindah tempat, sehingga informasi kali penertiban lokasi PETI dengan lokasi yang diperoleh tidak jarang tindakan yang tegas dari pemerintah sudah ditinggalkan pelaku PETI. Kabupaten Kuantan Singingi. Ketidaksungguhan para Adapun laporan penertiban yang pelaksana penertiban PETI menjadi dilaksanakan dalam bentuk tertulis kendala tersendiri, sehingga kegiatan yang dibuat Tim Terpadu ditujukan penertiban kurang efektif dan kepada pemerintah daerah berdampak hanya sedikit pelaku Kabupaten Kuantan Singingi yakni PETI yang berkurang. Sedangkan Bupati. faktor lain dari ketidakefektifan ini 2. Efektivitas Pelaksanaan dikarenakan rendahnya kesadaran Kebijakan pengendalian masyarakat akan bahaya yang Kerusakan Lingkungan Akibat ditimbulkan PETI bagi lingkungan PETI hidup. Efektivitas yang umum Dampak dari aktivitas PETI menunjukkan pada taraf tercapainya sangat negatif, terutama pada hasil, dalam bahasa sederhana hal lingkungan hidup. Dimana dampak tersebut dapat dijelaskan bahwa : lingkungan hidup yang disebabkan efektifitas dari pemerintah daerah penggunaan bahan kimia dan juga adalah bila tujuan pemerintah daerah pengerukan tanah yang membuat tersebut dapat dicapai sesuai dengan lobang-lobang besar di sungai kebutuhan yang direncanakan. Salah maupun di daerah menjadi faktor satu tujuan yang hendak dicapai pemincu buruknya lingkungan hidup. pemerintah Kabupaten Kuantan Sungai-sungai tidak lagi jernih dan Singingi adalah mengembalikan airnya berbau dan berbahaya bagi lingkungan hidup yang rusak dengan manusia serta ekosistem di cara menertibkan PETI. dalamnya, sedangkan lobang-lobang Dalam kurun waktu 2013 ± yang ada suatu saat akan membawa 2015 penertiban PETI dilaksanakan bencana yang diakibatkan dari setiap kegiatan penindakan belum perusakan lingkungan hidup. berjalan efektif dikarenakan jarang sekali ditemui pelaku PETI yang ada 3. Faktor-Faktor Yang hanya peralatan kerja. Hal ini Mempengaruhi Implementasi memungkinkan adanya Kebijakan ketidakjelasan antar pelaksana, Komunikasi sehingga informasi penertiban sering Kebijakan pengendalian kali bocor atau diketahui para pelaku kerusakan lingkungan hidup yang PETI. diakibatkan dari Pertambangan Emas Keterbatasan dana menjadi Tanpa Izin (PETI) diperlukan salah satu kendala dari penertiban komunikasi yang intens antar PETI, sehingga penertiban yang pelaksana yang telah ditetapkan, agar dilaksanakan menjadi kurang efektif aktivitas penertiban dan sosialisasi dikarenakan tidak dilaksanakan larangan terhadap PETI dapat secara menyeluruh dan besar-besar. dilaksanakan dengan baik sesuai Hal lain penyebab kurang efektifnya dengan amanat yang tertuang dalam
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 10
Keputusan Bupati Kuantan Singingi aparat pemerintahan, penegak hukum No.13 Tahun 2013. dan keamanan (Polri, Kejaksaan, Adanya komunikasi yang TNI, Security), dan tokoh-tokoh terjalin antara pemerintah dengan masyarakat. masyarakat melalui sosialisasi dan Komposisi susunan tim himbauan kepada masyarakat dengan terpadu yang ada tentunya memiliki melibatkan tokoh-tokoh yang ada kualitas dan kuantitas sumber daya dimasyarakat mengenai pelarangan manusia yang sangat baik, sehingga PETI. Selain itu komunikasi intens bukan mustahil apabila tujuan yang antara sesama Tim Terpadu dengan hendak dicapai yakni penertiban berkoordinasi dan bekerjasama untuk PETI akan bisa diwujudkan jika menyatukan visi dalam menertibkan seluruh yang telah ditetapkan mampu PETI terus terjalin agar tercapainya bekerjasama dan membuat strategi tujuan bersama kedepannya. secara bersama-sama serta Kejelasan penertiban dan memberikan jalan keluar bagi para penindakan PETI di Kabupaten pelaku PETI. Kuantan Singingi didasari dari Anggaran yang dikeluarkan struktur yang ada di dalam dari APBD Kabupaten Kuantan Keputusan Bupati dengan Singingi untuk kegiatan penertiban menetapkan Tim Terpadu yang PETI setiap tahunnya berkisar Rp. terdiri dari berbagai elemen 142.020.000,- untuk biaya pemerintah, penegak hukum, dan operasional Tim Terpadu penertiban masyarakat dengan cara menjalin PETI. Adanya anggaran yang komunikasi, koordinasi, kerjasama, disediakan dari APBD diharapkan dan keselarasan tim, sehingga segala efektivitas penertiban PETI dapat aktivitas Tim Terpadu terkoodinir terlaksana sehingga tujuan dari dengan baik. kegiatan ini untuk kelestarian Konsistensi yang jelas dari lingkungan dapat tercapai. sebuah kebijakan yakni adanya Setiap kegiatan penertiban pemantauan dan pengawasan PETI petugas lapangan terhadap kinerja Tim Terpadu yang membutuhkan berbagai bentuk dilakukan oleh pelindung-pelindung fasilitasi yang mendukung kegiatan yang merupakan petinggi di tersebut seperti sinso (mesin pemerintahan, kepolisian resort, pemotong kayu) serta logistik tentara nasional dan sebagaimana lainnya. Dengan adanya fasilitas yang telah ditetapkan dalam tersebut kegiatan penertiban akan kebijakan yang ada. lebih mudah untuk mencapai lokasi Sumberdaya PETI dan juga pemusnahakan Sumberdaya manusia menjadi peralatan PETI. faktor penting yang mampu Untuk melaksanakan aktivitas menjalankan dan melaksanakan penertiban PETI, seluruh perangkat kebijakan. Kualitas dan kuantitas yang telah ditetapkan didalam sumberdaya manusia yang dimiliki Keputusan Bupati mendapat bagian dapat dilihat dari susunan Tim masing-masing ataupun memiliki Terpadu yang telah dikeluarkan tugas dan fungsi yang berbeda dalam Bupati Kuantan Singingi dalam menangani masalah PETI, sehingga Keputusan Bupati No. 13 Tahun tercipta penanganan penertiban PETI 2013 sangat beragam mulai dari yang terstruktur. Akan tetapi selama
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 11
masa pelaksanaan dari tahun 2013 ± berjumlah Rp. 250.000,- per orang 2015 masih terdapat pelaku PETI perkegiatan. yang tetap menjalankan usaha PETI Sudah sepantasnya anggota secara sembunyi-sembunyi, sehingga Tim Terpadu bekerja secara diharapkan adanya tindakan yang maksimal untuk mencapai tujuan lebih intensif lagi untuk yang ditetapkan yakni melakukan menghilangkan PETI dari Kabupaten penertiban PETI. Selain tugas dan Kuantan Singingi. fungsi serta tanggungjawab yang Sikap Para Pelaksana dimiliki Tim Terpadu, setiap anggota Pelaksana peneriban PETI di Tim juga memperoleh insentif yang Kabupaten Kuantan Singingi yang beserannya berbeda-beda dan berasal dari berbagai elemen tentunya insentif ini berasal dari pemerintahan, penegak hukum, dan APBD dan diharapkan dengan masyarakat bersinergi dalam upaya adanya dana tersebut, optimalisasi yang sama yakni penertiban PETI. penertiban dapat dilaksanakan dan Selain penertiban juga dilakukan dituntaskan persoalan PETI di sosialisasi dari pelarangan PETI yang Kabupaten Kuantan Singingi. pada dasar memberikan dampak Aktor/Oknum yang sangat kurang baik bagi Kegiatan PETI memiliki lingkungan baik itu pencemaran air, aktor-aktor yang berada di belakang udara, dan tanah yang diakibatkan layar, sehingga sulit tersentuh dan dari adanya penggunaan bahan- aktor-aktor tersebut memiliki bahan kimia dan juga lokasi yang jaringan yang kuat baik itu informasi tidak pada peruntukkannya. maupun modal dan mampu Belum tegasnya para mempengaruhi masyarakat, pelaksana dalam melakukan pemerintahan, dan petugas penegak penertiban PETI yang dikarenakan hukum. Para aktor/oknum yang masalah sosial ekonomi masyarakat terkadang ikut andil memiliki menjadi pemicu belum tuntasnya kepentingan lain yang tidak sesuai masalah PETI di Kabupaten Kuantan aturan dalam penertiban PETI. Singingi. Dimana para penegak Kebanyak aktor selaku hukum memiliki banyak pemodal berasal dari dalam dan luar pertimbangan dalam melakukan Kuantan Singingi dan memiliki penindakan, sehingga pelaku PETI jaringan yang tersebar luas di menjadikan sosial ekonomi sebagai Kabupaten Kuantan Singingi, tameng pembenaran aktivitas PETI sehingga perlu pendalaman yang yang dijalani sampai saat ini. intensif dalam menyelesaikan Selama melaksanakan permasalahan aktor yang turut serta aktivitas penertiban PETI di memberikan modal kepada Kabupaten Kuantan Singingi setiap masyarakat. orang yang termasuk di dalam Tim Pertalian darah, kerjasama Terpadu memperoleh insentif atas dengan pemodal, yang melakukan kerja yang dilakukannya setiap kali suap kepada aparat berupa uang melakukan penindakan. Jumlah keamanan seringkali menjadi faktor insentif yang diterima Tim Terpadu penghambat dalam melaksanakan berbeda-beda mulai dari yang penertiban PETI. Dimana pemerintah tertinggi Rp.850.000,- per orang perlu mengkaji ulang tim-tim yang perkegiatan sampai yang terkecil terlibat langsung di dalam
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 12
penertiban. Selain itu, membuat membuat masyarakat mau tak mau sistem yang lebih efektif dan tepat melakukan aktivitas PETI ini, sasaran dalam menangani masalah walaupun dilarang oleh pemerintah PETI. tetapi mau tak mau demi kebutuhan Masyarakat hidup kami terpaksa melakukan Masyarakat menjadi objek aktivitas ilegal ini agar kebutuhan yang diharapkan pemerintah hidup kami sedikitnya bisa terpenuhi memberi andil besar dalam dan anak-anak bisa tetap bersekolah. menuntaskan permasalahan PETI, Jikalau dengan situasi ekonomi sikap dan partisipasi masyarakat sekarang ini yang menurun kami sangat dibutuhkan sehingga aktivitasi masih mengandalkan karet sebagai penertiban PETI dapat dituntas dan mata pencaharian kebanyakan lingkungan hidup dapat kembali masyarakat mungkin sudah susah membaik sebagaimana awalnya. untuk makan, dengan terbatasnya Kurangnya kepedulian lapangan pekerjaan membuat kami masyarakat terhadap lingkungan dan masyarakat kalangan bawah ini rendahnya partisipasi dalam terpaksa melakukan aktivitas ilegal memberikan informasi kepada dan melanggar hukum demi petugas mengenai keberadaan PETI kebutuhan keluarga dirumah menjadi faktor penghambat yang sedikitnya bisa terpenuhi. sangat besar bagi tim terpadu dalam menertibkan PETI di Kuantan PENUTUP Singingi. Kesadaraan akan bahaya Kesimpulan lingkungan atas tindakan semena- Berdasarkan hasil dari mena mengeruk hasil bumi dengan penelitian dan pembahasan di dalam cara PETI,akan memberi dampak skripsi ini, maka penulis dapat yang sangat besar bagi kehidupan menyimpulkan beberapa kesimpulan masyarakat yang berada di mengenai kebijakan pemerintah sekitarnya, akan tetapi Kabupaten Kuantan Singingi dalam ketidaksadaran masyarakat akan upaya pengendalian kerusakan permasalahan itu memicu munculnya lingkungan hidup akibat pelaku PETI yang baru dan silih pertambangan emas tanpa izin berganti. (PETI) tahun 2013-2015, yaitu Sosial Ekonomi sebagai berikut: Keadaan sosial ekonomi yang 1. Pelaksanaan kebijakan tidak merata menjadi faktor pemerintah Kabupaten penyebab lainnya, sehingga masih Kuantan Singingi dalam marak pelaku PETI di Kuantan pengendalian kerusakan Singingi. Memang tidak dapat lingkungan hidup akibat PETI dipungkiri bahwa keadaan ekonomi telah diimplementasikan akan membuat orang akan bertindak melalui Surat Keputusan sesuka hati apabila kebutuhan Bupati Nomor 13 Tahun 2013 perutnya tidak mampu dipenuhi. Tentang Pembentukan Tim Maraknya dilakukan aktivitas Terpadu Penertiban PETI PETI ini semenjak masyarakat yang mana didalam kebijakan kesulitan ekomoni dengan jauh tersebut dituangkan 4 (empat) turunnya harga karet yang menjadi poin kinerja tim terpadu yaitu andalan pendapatan masyarakat mengkoordinasi dan
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 13
memonotoring permasalahan Saran dan perkembangan PETI, 1. Penulis mengharapkan adanya merumuskan dan menyususn suatu kebijakan yang didukung rencana tindakan penertiban oleh tugas dan fungsi yang jelas PETI, melaksanakan tindakan dan para pelaksanaan kegiatan penertiban sesuai prosedur yang konsisten dan berkomitmen yang berlaku dan melaporkan serta didukung dana dan fasilitas perkembangan dan hasil yang dibutuhkan agar tujuan dari pelaksanaan tugas. kebijakan pengendalian PETI 2. Efektivitas dari pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik. kebijakan sangat berpengaruh 2. Penulis mengharapkan dimasa terhadap upaya penyelamatan yang akan datang agar pemerintah kerusakan lingkungan,dimana membahas kembali tata cara akibatkan yang ditimbulkan penertiban yang bersifat rahasia oleh aktivitas PETI sangat dan tersistematis, sehingga berpengaruh buruk dan efektifitas pelaksanaan kebijakan menjadi faktor pemicu penertiban PETI dapat berjalan terjadinya kerusakan dan mendapatkan hasil yang baik lingkungan. Akan tetapi serta adanya upaya penyelamatan dengan kurang efektifnya lingkungan agar lahan yang kinerja tim terpadu sekarang sudah menjadi rusak dilapangan membuat para dapat dimanfaatkan kembali. pelaku PETI belum menerima 3. Penulis kedepannya efek jera sehingga aktivitas mengharapkan adanya PETI masih berjalan sampai kesungguhan dan komitmen saat ini yang juga bersama dalam mengusut tuntas meyebabkan kerusakan kasus PETI yang berkembang saat lingkungan menjadi tambah ini. Diperlukan keseriusan untuk parah lagi kedepannya. menindak pelaku, aktor, maupun 3. Adapun proses implementasi oknum lain yang ikut andil kebijakan dipengaruhi oleh berkepentingan dalam kasus PETI beberapa faktor yang yang nyatanya akan merusak nantinya akan menentukan lingkungan kehidupan. Serta berhasil atau tidaknya suatu disuatu sisi pemerintah juga perlu implementasi kebijakan mengkaji serta memberikan solusi pengendalian PETI tersebut. terbaik kedepannya untuk para Adapun faktor- faktor yang pelaku PETI agar mereka dapat mempengaruhi pelaksanaan hidup layak dan berkecukupan kebijakan pemerintah tanpa harus mengandalkan PETI Kabupaten Kuantan Singingi sebagai mata pencaharian. yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati No. 13 DAFTAR PUSTAKA Tahun 2013 adalah Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar komunikasi, sumberdaya, Kebijakan Publik. Bandung: sikap para pelaksana, Alfabeta aktor/oknum, masyarakat, dan Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar- sosial ekonomi. dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
JOM FISIP Vol. 3 No 2 Oktober 2016 Page 14
Dunn, William. 2003. Pengantar Pemerintahan Daerah Dalam Analisis Kebijakan Publik. Menghadapi Krisis Ekologi: Yogyakarta: Gadjah Mada Kasus Kecamatan Singingi University Press. Hilir, Jurnal Ilmiah Ilmu Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Publik (Proses, Analisis, dan Sosial dan Ilmu Politik, Partisipasi). Bogor: PT Ghalia Universitas Riau. Indonesia Peraturan Perundang-undangan : Meleong, Lexy J. 2005. Metode Undang-Undang Nomor 32 tahun Penelitian Kualitatif (revisi). 2009 Tentang Perlindungan Bandung: Remaja Rosda dan Pengelolaan Lingkungan Karya.. Hidup Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia Publik (Formulasi, Nomor 4 tahun 2009 tentang Implementasi, Dan Evaluasi). Pertambangan Mineral dan Jakarta: PT Elex Media Batu Bara Komputindo Undang-Undang Nomor 23 tahun Salam, Dharma Setyawan. 2004. 2014 Tentang Pemerintahan Manajemen Pemerintahan Daerah Indonesia. Jakarta: Peraturan Daerah Kabupaten Djambatan Kuantan Singingi Nomor 3 Suparmi, Niniek. 1994. Pelestarian tahun 2013 Tentang Pengelolaan dan Penegakan Organisasi dan Tata Kerja Hukum Lingkungan. Jakarta: Dinas Daerah Kabupaten Sinar Grafika. Kuantan Singingi Wahab, Solichin Abdul. 2002. Peraturan Daerah Kabupaten Analisis Kebijakan Publik Kuantan Singingi Nomor 3 ³'DUL )RUPXOasi ke Tahun 2013 Tentang Implementasi Kebijakan Organisasi dan Tata Kerja 1HJDUD´. Jakarta: Bumi Lembaga Teknis Daerah Aksara. Kabupaten Kuantan Singingi Winarno, Budi. 2002. Teori dan Surat Keputusan Bupati Nomor 13 Proses Kebijakan Publik. tahun 2013 tentang Yogyakarta: Media Pressindo Pembentukan Tim Terpadu Penertiban Pertambangan Jurnal : Emas Liar Tanpa Izin (PETI). Yushendri,2013.Dinamika Kepentingan Aktor Dalam Penambangan Emas Di Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2008-2012,Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Vol. 2 No. 2 Raja Muhammad Amin, Wazni. 2013.Penyelenggaraan