Вы находитесь на странице: 1из 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM GEOLOGI FOTO


PENGUKURAN LUAS

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari praktikum pengukuran luas ini adalah :
Maksud : Praktikan mampu mengukur luas satuan pada foto udara dan
mengkonversikannya terhadap ukuran sebenarnya di lapangan.
Tujuan : Praktikan mampu mengukur luas dengan menggunakan metode-
metode pengukuran luas sebagai berikut:
 Metode bujursangkar
 Metode strip
 Metode planimeter

II. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengkuran luas ini adalah :
 Stereoskop cermin
 Foto udara yang bertampalan ( 2 buah )
 Plastik transparansi
 Penggaris dan alat tulis
 Spidol OHP
 Selotip bening
 Kalkulator
 Kertas milimeter
 Planimeter mekanik

III. LANGKAH KERJA


1. Pengukuran Luas
Mengatur stereoskop sehingga terbentuk
stereomodel
Menentukan titik pusat masing-masing foto
udara berpasangan.

Plastik transparansi diletakkan pada


masing-masing foto

Membuat delineasi untuk membagi satuan


geomorfogi yang akan diukur luasnya

a. Metode Bujur Sangkar

Jaringan bujur sangkar (kertas milimeter) diletakkan di


bawah plastik transparansi, dan dibuat kotak-kotak pada
daerah yang akan diukur luasnya.

Hitung kotak-kotak pada daerah yang diukur


Bila <1/2 kotak tidak dihitung 1
Bila >1/2 kotak dihitung 1

Hitung luas dengan rumus : A =

b. Metode Strip

Jaringan bujur sangkar (kertas milimeter) diletakkan di


bawah plastik transparansi, dan pada transparansi dibuat
persegi panjang pada daerah yang akan diukur luasnya.
Hitung luas persegi panjang pada
daerah yang diukur

Hitung luas dengan rumus : A =


c. Metode Planimeter Mekanik
Dalam metode ini, bila daerah yang diukur sempit, menggunakan metode
luar, yaitu pemberat planimeter diletakkan di luar garis pembatas daerah. Bila
daerah yang diukur luas, menggunakan metode dalam, yaitu pemberat
planimeter diletakkan di dalam garis pembatas daerah

Pegangan penelusur digerakkan searah jarum


jam, mengikuti garis pembatas daerah yang
akan diukur, kemudian nonius dibaca.

Hitung luas dengan rumus :


2
m
A =  Pak  Paw      unit area
n
Keterangan :
A : Luas daerah yang diukur
Pak : Hasil pembacaan akhir
Paw : Hasil pembacaan awal
m : Penyebut skala foto udara
n : Penyebut skala planimeter

IV. INTERPRETASI
Foto udara bertampalan WYO-6-A dan WYO-6-B memiliki arah jalur
terbang dari tenggara ke barat laut. Foto udara bertampalan ini mempunyai dua
satuan morfologi, yaitu satuan dataran aluvial dan satuan perbukitan struktural.
 Satuan Dataran Aluvial
Ditunjukkan oleh rona scrabbled (tidak teratur), pada daerah ini
terdapat sungai dan daerahnya subur. Potensi yang didapat dari daerah ini
ialah daerah pertanian. Selain itu, daerah ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai daerah permukiman.
Satuan dataran aluvial ini memiliki luas 30,475 km2 dari luas
keseluruhan 72,75 km2.
 Satuan Perbukitan Struktural
Ditunjukkan oleh adanya perbukitan antiklin. Stadiadaerah yang
ditunjukkan melalui foto udara ini adalah stadia dewasa menuju tua.
Satuan Perbukitan struktural ini mempunyai luas 45 km 2 dari luas
keseluruhan 72,75 km2.
V. HASIL PERHITUNGAN
a. Metode Bujur Sangkar
Diketahui :
penyebut skala foto udara = 50.000
penyebut skala petak = 1 cm
unit area = 1cm2
 petak   penyebut skala fotoudara  2  unit area
Rumus : A =
 penyebut skala petak 
2

180   50.000  2 1
I. Luas =
1 2
= 4,5 X 1011 cm 2
= 45 km 2
111   50.000  2 1
II. Luas =
1 2
= 2,775 X 1011 cm 2
= 27,75 km 2
Luas keseluruhan 72,75 km 2
b. Metode Strip
Diketahui :
penyebut skala foto udara = 50.000
penyebut skala petak = 1 cm
unit area = 1cm2

 p  t    penyebut skala fotoudara 2


Rumus : A =
 penyebut skala garis sejajar  2

I. Luas =
180,3   50.000 2 
2
1
= 4,5075 X 1011 cm 2
= 45,075 km 2

II. Luas =
121,9   50.000 2 
2
1
= 3,0475 X 1011 cm 2
= 30,475 km 2
Luas keseluruhan 75,55 km 2
c. Metode Planimeter Mekanik
Diketahui :
penyebut skala foto udara (m) = 50.000
penyebut skala petak (n) = 1000 m
unit area = 10 m2

2
m
Rumus : A =  Pak  Paw      unit area
n

2
 50000 
I. Luas = 1819  0     10m 2
 1000 
= 45,475 km 2
2
 50000 
II. Luas = 1051  0     10m
2

 1000 
= 27,425 km 2
Luas keseluruhan 72,9 km 2
d. Luas daerah tampalan
Jadi, luas daerah tampalan, yaitu =
 21,8  13,7    50.000 2 
2
1
= 7,4665 X 1011 cm2
= 74,665 km2.
VI. KESIMPULAN
Hasil pengukuran luas daerah bertampalan pada foto udara WYO-6-A
dan WYO-6-B, dengan tiga metode, yaitu :
i. Metode bujur sangkar
Luas total = Luas I + luas II
= 72,75 km 2
ii. Metode strip
Luas total = Luas I + luas II
= 75,55 km 2
iii. Metode planimeter mekanik
Luas total = Luas I + luas II
= 74,665 km2.
Jika ditinju dari hasil pengukuran dengan ketiga metode di atas terdapat
perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada hasil yang diperoleh. Untuk metode
strip dan planimeter, hasil yang diperoleh tidak terlalu berbeda, sedangkan untuk
metode bujur sangkar sedikit berbeda. Hal ini disebabkan pengambilan daerah
take and give tidak seimbang, sehingga keakuratan datapun juga berbeda.
Pengukuran luas yang paling akurat dengan menggumnakan metode
planimeter, jika penggunaan alat planimeter, pembacaan nonius dan
penghitungan dengan rumus dilakukn dengan teliti, maka data yng diperoleh
juga memiliki keakuratan data yang tinggi pula. Saat ini tealh ditemukan alat
planimeter digital yang mempunyai keakuratan data yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Soetoto, Ir, 2001, Fotogrametri Untuk Geologi, Universitas Gadjah Mada,

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta

Вам также может понравиться