Вы находитесь на странице: 1из 10

KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN

EKOWISATA DI KABUPATEN SIDOARJO

Isnaini Rodiyah 1, Isna Fitria Agustina 2


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Email: 1 isnainirodiyah@umsida.ac.id, 2 isnaagustina@umsida.ac.id
,

Abstract

The purpose of this study is to describe the commitment of local governments in developing ecotourism.
The research approach uses qualitative research with descriptive types. Data obtained from observation,
interviews and documentation. Determination of informants using purposive sampling. Data were
analyzed using the Miles & Huberman interactive model. The results showed that Sidoarjo Regency
Government (PKS) had a commitment to develop ecotourism in three dimensions. The first dimension of
affective committees shows the strong will of PKS and consistently believes in the natural values of
environmental issues by creating conservation lands and community development on the benefits of
mangroves. Second, PKS normative commitment consistently acts in the form of planting 200,000
mangrove seedlings per year despite lack of maintenance in the Tlocor area which is claimed to be a
mangrove tourist destination so that it becomes seedy and dirty resulting in quiet visitors. Third,
continuance commitment PKS maintains the sustainability of ecotourism development by always
coordinating between institutions in realizing ecotourism even though it has not been able to boost
ecotourism development. Conclusion: PKS through related institutions tries to show commitment in
ecotourism development but not yet optimal because of limited resources. For this reason, collaborative
collaborative collaboration involves stakeholders, namely the Regional Government, the private sector
(especially tourism developers) and the community in developing ecotourism areas using strategic
management so that they can achieve results according to plan.

Keyword: Commitment, Local Government, Ecotourism.

PENDAHULUAN pariwisata terus tumbuh dan berkembang


Pariwisata menjadi salah satu motor (Rochmaniah et al., 2015).
penggerak perekonomian wilayah yang Sektor pariwisata di Jawa Timur
berpotensi mendatangkan pendapatan memiliki prospek cerah dengan melihat
daerah. Berbagai daerah baik kabupaten jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
maupun kota hingga provinsi bahkan negara (wisman) yang masuk melalui Bandara
berupaya giat mengembangkan potensinya Juanda di Sidoarjo dan kontribusi pariwisata
sebagai aset wisata. Berbagai upaya dilakukan terhadap PDRB.
mengelola pariwisata didukung dengan Jumlah wismanke Jawa Timur tahun
perencanaan serta kebijakan matang dan 2016 sebanyak 220.570 kunjungan atau naik
terarah dalam bentuk misalnya ekonomi sebesar 8,94 persen dibanding tahun
kreatif dan strategi integrated marketing sebelumnya yakni 200.851 kunjungan (BPS
communication sehingga memicu industri Jatim, 2016). Kontribusi sektor pariwisata di
Jawa Timur terhadap Product Domestic
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik | 73
Regional Bruto (PDRB) tahun 2016 sebesar 2010 kawasan hutan mangrove seluas 1,236.42
Rp106,27 trilliun sedangkan 2015 sebesar hektar telah berkurang menjadi 1,203.35
Rp92,68 trilliun atau mengalami pertumbuhan hektar (Hidayah & Wiyanto, 2013). Hal ini
sebesar 14,6%. Sebagai perbandingan, karena kurangnya kesadaran masyarakat dan
kontribusi pariwisata terhadap PDRB Jatim lemahnya pengawasan aparat. Kondisi
2015 sebesar 6,48% sementara tahun 2016 semakin memburuk dengan maraknya illegal
sebesar 5,73% (Kominfo, 2017). logging dan penambahan area untuk lahan
Tingginya angka kunjungan wisman tambak oleh masyarakat di kawasan hutan
melalui Bandara Juanda menjadi peluang mangrove (Hastareksa, 2015) berdampak
pasar wisata bagi PKS. Meski areal ekologis mengancam kelestarian berbagai
wilayahnya terbatas, Kabupaten Sidoarjo biota pesisir yang menjadikan hutan
memiliki potensi yang dapat dikembangkan mangrove sebagai habitat serta secara fisik
menjadi destinasi wisata lebih prospektif. menghilangkan fungsi hutan mangrove
Sidoarjo berada di urutan 6 dari 100 daerah mencegah abrasi pantai.
tujuan investasi setelah DKI Jakarta, Surabaya, Sebagaimana yang terjadi pada
Bogor, Medan, dan Kota Kediri. Rerata beberapa wilayah di pantai utara yang telah
pertumbuhan ekonomi Sidoarjo dalam kurun mengalami abrasi pantai akibat rusaknya
5 tahun terakhir positif sebesar 5,17%. ekosistem mangrove antara lain di Kabupaten
Realisasi jumlah kunjungan wisata mengalami Lamongan, Gresik dan Surabaya (Arisandi,
peningkatan sebesar 101%. Sidoarjo memiliki 2011) dalam (Hidayah & Wiyanto, 2013),
Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) maka PKS harus berkomitmen menjaga
2010-2015 dalam pengembangan potensi kelestarian lingkungan. Kian maraknya
wisata berbasis konservasi di kawasan pesisir penjarahan hutan mangrove secara illegal
dan potensi wisata tersebar di 12 kecamatan menjadi penyebab kawasan pantai terancam
(Rochmaniah et al, 2015). abrasi dan mengakibatkan populasi ikan
Salah satu potensi pariwisata di tangkapan nelayan merosot (Widianto, 2010).
Sidoarjo adalah wisata alam yang sangat Untuk itu, sesuai dengan UU 27/2007 dan
menakjubkan yaitu kawasan mangrove. peraturan bupati yang dituangkan dalam
Melirik pariwisata sebagai entry point, proses Perda 9/2011 tentang aturan tegas konservasi
peningkatan dan pemberdayaan potensi dan perlindungan kawasan hutan mangrove,
Sidoarjo menjadi penting dengan harapan PKS mengemban amanah yang tidak ringan
angka kunjungan wisatawan terus meningkat dalam menjaga lingkungan.
setiap tahunnya. Menyikapi keadaan tersebut, maka PKS
Namun perlu diwaspadai kondisi mengambil langkah preventif agar ekosistem
kawasan hutan mangrove Kabupaten Sidoarjo hutan mangrove yang ada di wilayah Sidoarjo
yang membentang sepanjang 27 kilometer di 8 tidak mengalami penurunan dan tetap terjaga
kecamatan kian mengkuatirkan karena abrasi dengan baik serta memiliki nilai guna bagi
air laut. Berdasarkan hasil analisis citra satelit masyarakat dengan mengembangkannya
Landsat ETM-7 perekaman tahun 2002 dan menjadi kawasan ekowisata.
citra satelit ALOS-AVNIR perekaman tahun

74 | PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018


Untuk itulah, penelitian ini dilakukan Teknik analisis data untuk
dengan maksud mengkaji lebih lanjut menyimpulkan hasil penelitian menggunakan
keseriusan dan komitmen pemerintah daerah model interaktif dari Miles dan Huberman
dalam mengembangkan ekowisata di yang merupakan aktivitas analisis kualitatif
kabupaten Sidoarjo. secara interaktif dan terus-menerus sampai
tuntas dimulai dari tahap pengumpulan data,
METODE reduksi data, verifikasi dan penyajian data
Penelitian komitmen pemerintah hingga proses penarikan kesimpulan.
daerah dalam mengembangkan ekowisata
hutan mangrove di Kabupaten Sidoarjo ini HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan penelitian kualitatif dengan Upaya dan komitmen PKS dalam
metode diskriptif sesuai permasalahan pengembangan ekowisata hutan mangrove di
penelitian. Fokus penelitian pada komitmen Kabupaten Sidoarjo mengacu pada teori
dan berbagai upaya yang dilakukan komitmen Allan & Meyer (1990) yang terdiri
pemerintah daerah dalam mengembangkan atas 3 indikator komitmen yaitu: affective
ekowisata hutan mangrove melalui lembaga- commitment, normative commitment, dan
lembaga pemerintah. continuance commitment. Dalam penelitian
Fokus pembahasan bertumpu pada ini, indikator komitmen dari Allan & Meyer
konsep komitmen berdasarkan teori yang tersebut diterjemahkan menjadi ulasan
dikembangkan Allan &Meyer (1990) terdiri keyakinan PKS untuk menerima nilai-nilai
atas 3 (tiga) jenis komitmen yaitu keyakinan yang tertuang dalam program pengembangan
PKS menerima nilai-nilai yang tertuang dalam ekowisata hutan mangrove (affective
program pengembangan ekowisata (affective commitment), menguraikan kemauan kuat
commitment), kemauan kuat PKS PKS dalam menjalankan program kerja yang
menjalankan program kerja sesuai dengan sesuai dengan tujuan pengembangan
tujuan pengembangan ekowisata (normative ekowisata hutan mangrove (normative
commitment), dan konsistensi yang commitment), serta menjelaskan konsistensi
ditunjukkan PKS melanjutkan program yang ditunjukkan PKS untuk melanjutkan
pengembangan ekowisata secara program pengembangan ekowisata hutan
berkelanjutan (continuance commitment). mangrove secara berkelanjutan (continuance
Data yang digunakan dalam penelitian commitment).
ini merupakan data sekunder yang berasal Keyakinan atas nilai-nilai yang
dari dokumen-dokumen dari Dinas Pemuda, tertuang pada pengembangan ekowisata
Olahraga, Budaya dan Pariwisata berkaitan dengan nilai-nilai alami mengenai
(Disporabudpar), Badan Lingkungan Hidup isu-isu konservasi lingkungan dan
(BLH), Dinas Perikanan dan Kelautan pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya
(Diskanla), dokumen penelitian terdahulu masyarakat pesisir. Nilai-nilai alami tersebut
mengenai ekowisata, serta data dari terwujud dalam bentuk berbagai upaya yang
pemberiataan di media massa. Sementara data dilakukan untuk melestarikan dan
primer berasal dari wawancara dan observasi. mengembangkan hutan mangrove menjadi

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik | 75


kawasan ekowisata yang menarik dan teh dan berbagai hasil produk lainnya dengan
memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir bahan baku dari tanaman mangrove (Abidin,
dengan prinsip pengembangan dari rakyat, 2012). Realitas ini menunjukkan bahwa
oleh rakyat dan untuk rakyat. keyakinan PKS atas nilai-nilai alami dan sosial
Salah satu bentuk keyakinan atas nilai- dalam pengembangan ekowisata sudah
nilai alami dalam pengembangan ekowisata dijalankan melalui berbagai program berbasis
telah dilakukan oleh Dinas Perikanan dan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan
Kelautan (Diskanla) kabupaten Sidoarjo masyarakat.
dengan pembuatan lahan konservasi Upaya pelestarian kawasan hutan
mangrove seluas 250 Ha di Desa Gebang mangrove melalui program penanaman bibit
Kecamatan Sidoarjo. mangrove merupakan salah satu bentuk
Pembuatan lahan konservasi tersebut kemauan kuat yang ditunjukkan pemerintah
sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dalam upaya pengembangan ekowisata hutan
mangrove dan mencegah semakin rusaknya mangrove. Penanaman itu dilakukan di
kawasan hutan mangrove serta mensukseskan kawasan yang rusak akibat pembalakan ilegal.
program pengembangan ekowisata hutan Pada tahun 2010, pemerintah juga telah
mangrove di Sidoarjo. Usaha ini sekaligus menyebar sekitar 10 ribu bibit tanaman
menindak lanjuti adanya UU No 7/2009 dan mangrove di wilayah Jabon. Sejumlah pesisir
pembuatan sabuk hijau (green belt) yang yang akan ditanami mangrove di antaranya
memisahkan antara laut dan daratan daerah pesisir di Sedati, Waru dan Buduran
sepanjang 300 meter sampai 400 meter (Widianto, 2010).
(Abidin, 2012). Kegiatan lainnya yang menunjukkan
Lahan konservasi mangrove dapat kemauan kuat PKS dalam mensukseskan
dimanfaatkan masyarakat nelayan di sekitar pengembangan ekowisata adalah dengan
lokasi dan diharapkan menjadi lebih melakukan pengawasan melalui kegiatan
prospektif sebagai sumber mata pencaharian patroli yang melibatkan masyarakat pesisir.
alternatif selain mencari ikan di laut. Kegiatan tersebut diprakarsai PKS melalui
Selanjutnya, keyakinan atas nilai-nilai Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten
pemberdayaan masyarakat lokal juga telah Sidoarjo dalam mensukseskan program
dituangkan dalam program perencanaan pengembangan ekowisata hutan mangrove.
pengembangan ekowisata. Melalui Dinas Kegiatan patroli pesisir ini juga melibatkan
Perikanan dan Kelautan (Diskanla), PKS masyarakat yang tergabung dalam Kelompok
mengembangkan program dalam bentuk Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bluru
pembinaan kepada masyarakat mengenai Kidul. Upaya patroli dengan masyarakat ini
manfaat mangrove. Dengan adanya sebagai langkah antisipasi adanya
pembinaan ini masyarakat dapat penebangan liar yang dilakukan oleh
mengembangkan potensi yang ada pada sekelompok orang yang tidak bertanggung
hutan mangrove. Hasil dari program tersebut jawab. Hasil dari patroli tersebut
menghasilkan kemampuan anggota menunjukkan bahwa sejauh ini tidak
masyarakat dalam membuat manisan, sirup,

76 | PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018


ditemukan adanya kerusakan di kawasan 200.000 bibit tanaman mangrove di pesisir
hutan mangrove. Sidoarjo. Penanaman tersebut bertujuan untuk
Masyarakat sekitar juga dilibatkan mengendalikan abrasi dan menghindari banjir
dalam menjaga mangrove dari perusakan rob yang mengancam kawasan pesisir
orang tak bertanggung jawab. Patroli pesisir Sidoarjo (Widianto, 2011). Program
yang dilakukan bersama tim terpadu juga pembinaan terus-menerus yang dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana oleh Diskanla kepada masyarakat pesisir
perkembangan wilayah perairan di Sidoarjo. dalam memahami manfaat tanaman
Kawasan hutan dengan tanaman mangrove mangrove akan menjadikan masyarakat lebih
yang tumbuh subur di Sidoarjo pernah dijarah menyadari untuk senatiasa menjaga
pihak yang tak dikenal atau terjadi kelestarian mangrove. (Miftakhudin, 2014).
pembalakan liar. Dari kegiatan patroli Konsistensi kebijakan lainnya yang
diperoleh informasi dari salah seorang ditunjukkan PKS adalah upaya menjadikan
anggota Pokmaswas Bluru Kidul yang ikut Pulau Sarinah atau Pulau Tanjung Lumpur
dalam patroli pesisir bahwa saat ini menjadi salah satu destinasi ekowisata favorit.
pembalakan liar sudah jarang terlihat Pulau Sarinah merupakan pulau artifisial hasil
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sendimentasi lumpur Lapindo yang terletak
dari hasil patroli ini dinilai sangat di kampung Tlocor. Saat ini luas Pulau
menguntungkan bagi masyarakat pesisir Sarinah mencapai 100 Ha dan kemungkinan
karena menurut mereka dahulu hampir tiap bertambah karena luapan lumpur Lapindo
hari ada orang menebang mangrove tapi hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda
sekarang sudah tidak ada lagi (Miftakhudin, akan berhenti (Fauziah, 2016). Pulau Sarinah
2014). Melihat fakta atau realitas tersebut, yang dahulu gersang dan panas, kini mulai
maka dapat dikemukakan bahwa kemauan berubah sejak ditanami tanaman mangrove
kuat PKS dalam pengembangan ekowisata pada 2008. Kini Pulau Sarinah sudah
sudah sesuai dengan harapan. Terdapat menghijau dan resmi dibuka mulai tahun
keterikatan dan kerjasama secara emosional 2011.
dengan masyarakat pesisir untuk Namun Pulau Sarinah sebagai destinasi
mensukseskan perencanaan yang telah wisata belum menarik perhatian. Hingga saat
ditetapkan. ini masih sepi dan belum banyak dikunjungi
PKS terbukti menunjukkan keyakinan wisatawan. PKS berharap Pulau Sarinah
serta kemauan kuat dan baik juga harus menjadi destinasi ekowisata yang menarik
diikuti oleh konsistensi dalam kegiatan yang dan mampu menandingi wisata bahari lain
sesuai dengan pengembangan konsep yang telah lebih dahulu dikenal masyarakat
ekowisata. Aktifitas penanaman bibit tanaman seperti Wisata Bahari Lamongan dan Taman
mangrove juga menjadi salah satu bentuk Impian Jaya Ancol di Jakarta.
komitmen berkelanjutan PKS dalam Reklamasi Pulau Sarinah yang
mengembangkan program ekowisata. Setiap diperbaharui Dinas Pemuda, Olahraga,
tahun, PKS dengan melibatkan warga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo
masyarakat melakukan penanaman hingga mengalami hambatan. Proses pengalihan

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik | 77


fungsi lahan Pulau Sarinah dari BPLS kepada Meskipun berpotensi, konsep
Kementerian Kelautan dan Perikanan baru ekowisata belum mampu menjadi ikon karena
terealisasi awal tahun 2017. Akibatnya, Kabupaten Sidoarjo lebih dikenal sebagai
konsistensi PKS dalam mengembangkan kawasan industri dan penyangga utama Kota
ekowisata terhambat. Disadari bahwa Surabaya. Pengembangan ekowisata di
keberadaan pulau ini awalnya sebagai lahan Sidoarjo kurang terakomodasi dengan baik.
pembuangan lumpur dan bukan didesain Di sisi lain, dengan dukungan PAD mencapai
untuk destinasi ekowisata. Oleh karena itu Rp4 triliun, PKS seharusnya mampu
PKS tidak menyediakan sarana berupa media mengembangkan beragam destinasi
penunjang wisata (Sumedi, 2013). Dengan ekowisata yang menarik minat warga
perubahan orientasi menjadi kawasan wisata, (Sukmana, 2016). Dinas Pariwisata sebagai
PKS diharapkan kian konsisten dalam penanggung jawab pengembangan ekowisata
mengembangkan Pulau Sarinah guna harus mampu bekerja sama dengan pihak-
mendongkrak sektor pariwisata. pihak terkait. Selama ini masing-masing pihak
Upaya menjaga (maintenance) terkesan berjalan sendiri tanpa perencanaan,
keberlanjutan pengembangan ekowisata yang koordinasi, dan kerjasama. Dinas Perikanan
telah dilakukan tentu lebih sulit dibandingkan dan Kelautan yang telah mengembangkan
dengan kegiatan yang telah dilakukan lahan konservasi hutan mangrove sebaiknya
sebelumnya. Salah satu tantangan konsistensi diapresiasi dan didukung hingga menjadi
pemerintah mengembangkan ekowisata kawasan ekowisata yang menarik.
ternyata berada di tangan pemerintah sendiri. Sementara itu, wisata kawasan Tlocor
Terdapat oknum tertentu yang memberi ijin sebagai salah satu destinasi wisata bahari
kepada masyarakat menebang mangrove menakjubkan ternyata juga belum dikelola
sekadar untuk membuka lahan tambak. secara profesional. Meskipun sudah empat
Tercatat sekitar 600 petak lahan tambak milik tahun dibuka, hingga saat ini sepi pengunjung
warga yang berada di sepanjang pesisir dan nyaris memudar sebagai destinasi wisata.
Kecamatan Waru hingga Jabon sejauh 33 Memudarnya Tlocor sebagai kawasan
kilometer. Dengan melihat realitas tersebut, wisata disebabkan oleh beberapa hal: berada
komitmen pemerintah mengembangkan di daerah terpencil yaitu wilayah Sidoarjo
ekowisata hutan mangrove tampak belum pinggiran sehingga sulit diakses serta PKS
optimal. Dinas Perikanan dan Kelautan kurang gencar berpromosi (Alfian,2016),
memang tidak dapat bertindak tegas kurangnya wahana atau fasilitas rekreasi lain
melarang penebangan atau menjatuhkan yang mendukung (Humaira, 2016), dan tidak
sanksi kepada pelaku penebangan sekalipun ada informasi jelas sebagai penunjuk arah ke
tetap berusaha mengawasi ijin penebangan tempat wisata. Kondisi lain yang juga tidak
tersebut. Patokan pemberian ijin penebangan kalah penting untuk diperhatikan dalam
adalah hanya dapat dilakukan pada lahan pengembangan ekowisata di Tlocor ini adalah
yang berada 300 meter dari titik laut pasang minimnya berbagai fasilitas umum meliputi
tertinggi (Widianto, 2011). areal parkir, tempat ibadah, area istirahat, dan
tempat sampah.

78 | PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018


Sebagai leading sector pengembangan Berdasarkan uraian yang telah
pariwisata, Dinas Pariwisata juga tidak dapat disajikan, dapat dikatakan bahwa komitmen
berbuat banyak karena terdapat wacana PKS melalui berbagai instansi terkait tampak
pengelolaan Tlocor dialihkan secara mandiri belum dapat berjalan dengan baik terutama
oleh masyarakat sekitar Jabon. Dengan konsistensi dalam rencana dan kegiatan yang
memperhatikan wacana tersebut, Dinas mendukung pengembangan ekowisata. Selain
Pariwisata seharusnya melakukan pendekatan itu, PKS juga dianggap kurang serius dan
pada tokoh masyarakat dalam menangani kurang perhatian dalam pengembangan
kondisi kawasan Tlocor yang tidak kondusif. pariwisata. Koordinasi di antara SOTK PKS
Dengan pelibatan masyarakat, diharapkan bersama para pemangku kepentingan
dapat segera dilakukan pembenahan dan (stakeholders) dalam mengoptimalkan potensi
perbaikan sehingga layak untuk dijual kepada pariwisata juga kurang optimal.
masyarakat sebagai wisatawan (Jawapos, Pengembangan sarana penunjang wisata
07/03/2016). berupa moda transportasi ke objek daerah
Belajar dari kasus Pulau Sarinah dan tujuan wisata (ODTW) juga belum dilakukan.
Tlocor, pengembangan ekowisata dengan Upaya pengembangan ekowisata hutan
penataan dan pengelolaan yang baik harus mangrove juga belum mampu memberikan
dikedepankan sehingga menjadi lebih dampak bagi peningkatan kesejahteraan
menarik untuk dikunjungi dan menghindari masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan
terbentuknya kawasan kumuh. komitmen PKS untuk mengimplementasikan
Selanjutnya, dalam rangka sapta pesona masih belum optimal.
pengembangan geopark di Pulau Sarinah Dengan demikian, konsistensi PKS
telah dilakukan rapat koordinasi melibatkan dalam pengembangan ekowisata hutan
instansi terkait. Berbagai pihak yang meliputi mangrove harus kian dioptimalkan. Tanpa
wakil dari Kementerian Kelautan dan konsisteni, pengembangan destinasi
Perikanan yaitu Ditjen PRL, Itjen, BROL, dan ekowisata yang telah ada (Pulau Sarinah dan
UPT BPSPL Denpasar; wakil PKS yaitu Tlocor) tidak akan dapat menjadi destinasi
Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan, wisata menarik bagi wisatawan.
Dinas Pariwisata, dan Dinas PU & Tata Pembaharuan konsep wisata geopark juga
Ruang; wakil Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus disertai perencanaan matang. Rencana
yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi pembangunan kereta gantung untuk
Jawa Timur, Gabungan Pengusaha Wisata mendukung pembaruan Pulau Sarinah harus
Bahari (GAHAWISRI), dan juga melibatkan mengedepankan komunikasi dengan
para akademisi dari Poltek Perikanan masyarakat agar efektif. Informasi penting
Sidoarjo. Rapat koordinasi dimaksudkan dari masyarakat harus menjadi dasar bagi
menyusun rencana dan pengembangan pengembangan geopark sehingga mendapat
konsep geopark Pulau Sarinah agar segera dukungan sepenuhnya. Jika ekowisata
dapat dilaksanakan serta terkelola dengan dikemas dengan sedemikian rupa, bisa jadi
baik (Parwati, 2017). geopark akhirnya menjadi ikon wisata baru

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik | 79


Sidoarjo baik bagi wisatawan dalam maupun mengedepankan perencanaan matang
luar negeri (Rouf, 2016). berdasarkan evaluasi pengembangan
Badan Promosi Pariwisata Daerah ekowisata yang telah dilakukan sebelumnya.
(BPPD) Sidoarjo dalam mempromosikan Perwujudan geopark dapat dikatakan sebagai
potensi wisata harus mengedepankan langkah nyata pembaharuan ekowisata. PKS
“performance tourism to Sidoarjo” serta harus mampu melibatkan semua pihak baik
melibatkan swasta dan memberdayakan internal maupun eksternal dalam bentuk
masyarakat pesisir di sekitar lokasi ekowisata. kerjasama yang sinergis dan kolaboratif untuk
Keterlibatan dan dukungan semua pihak mengembangkan ekowisata sehingga sektor
diyakini mampu memperkuat BPPD Sidoarjo pariwisata memberi kontribusi nyata bagi
dalam mengembangkan industri pariwisata pembangunan Kabupaten Sidoarjo serta
secara efektif (Metronews, 2017). peningkatan kesejahteraan masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan yang diperoleh dari
Abidin. (2012). Sidoarjo Siapkan Lahan
penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen
Konversi Mangrove. Diakses Juli 29,
PKS mengembangkan kawasan ekowisata
2017, dari
belum semuanya berjalan dengan baik.
http://kabarsidoarjo.com/2012/05/0
Keyakinan dan kemauan kuat PKS yang
6/sidoarjo-siapkan-lahan-konversi-
ditunjukkan Dinas Perikanan dan Kelautan
mangrove/
(Diskanla) dan Badan Lingkungan Hidup
Allan, N. J. & Meyer, J. P. (1990).
(BLH) melalui pembuatan lahan konservasi,
Measurement of Antecendents of
penanaman kembali hutan mangrove, dan
Affective, Continuance and
pelaksanaan patrol pesisir melalui
Normative Commitment to
Pokmaswas sudah berjalan dengan baik. Di
Organizational. Journal of
sisi lain, konsistensi Diskanla serta Dinas
Occupational Psychology, 63:1-8.
Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata
Alfian, R. (2016). Destinasi Wisata Hutan
(Disporabudpar) dalam pengembangan
Mangrove Tlocor Sidoarjo Cocok
ekowisata kurang optimal. Keluarnya ijin
untuk Memancing. Diakses Juli 28,
penebangan hutan mangrove oleh PKS serta
2017, dari
kurang optimalnya promosi kawasan
https://www.bangsaonline.com/beri
ekowisata menyebabkan Pulau Sarinah dan
ta/26781/destinasi-wisata-hutan-
kawasan Tlocor sepi pengunjung. Konsistensi
mangrove-tlocor-sidoarjo-cocok-
pengembangan ekowisata pada gilirannya
untuk-memancing.
mengalami hambatan.
Almira, A. (2017). Hutan Mangrove Bisa
Untuk memberi nilai tambah kawasan
Diperdayakan Jadi Obyek Wisata.
ekowisata, pembaharuan konsep ekowisata
Diakses 13 Agustus 2017 dari
dalam bentuk geopark di Pulau Sarinah
https://www.agata.id/hutan-
hendaknya segera direalisasikan secara tuntas.
mangrove-bisa-diberdayakan-jadi-
Pengembangan dilakukan dengan
objek-wisata-16641/

80 | PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018


BPS Jatim. (2016). Statistik Pariwisata Provinsi /umum/pemprov-target-transaksi-
Jawa Timur 2016. Surabaya: BPS mtf-2017-capai-rp-56-miliar
Provinsi Jawa Timur. Metronews. (2017). Diakses Juli 29, 2017, dari
Fauziah, N. (2016). Pulau Sarinah, Tempat https://babe.news/read/13603751/b
Wisata Yang Terkepung Lumpur ppd-mulai-promosikan-potensi-
Sidoarjo. Diakses September 28, 2017 wisata-pulau-lumpur-sidoarjo/
dari Miftakhudin, A. (2014). Jaga Kelestarian,
https://sportourism.id/tourism/pula Dinas Kelautan Sidoarjo Sisir Hutan
u-sarinah-tempat-wisata-yang- Mangrove. Diakses Juli 28, 2017
terkepungan-lumpur-sidoarjo. http://surabaya.tribunnews.com/201
Hastareksa. (2015). Hutan Mangrove Sidoarjo 4/04/21/jaga-kelestarian-dinas-
Makin Kritis. Diakses Juli 28, 2017, kelautan-sidoarjo-sisir-hutan-
dari mangrove
http://surabayaonline.co/2015/11/2 Parwati, Putu. (2017). Rapat Koordinasi
0/hutan-mangrove-sidoarjo-makin- Pengembangan Pulau Lusi Sidoarjo.
kritis/ Diakses tanggal 24 Agustus 2017 dari
Hidayah, Z. & Wiyanto, D. W. (2013). Analisa http://www.bpol.litbang.kkp.go.id/2
Temporal Perubahan Luas Hutan 5-berita-terkini/234-rapat-koordinasi-
Mangrove di Kabupaten Sidoarjo pengembangan-pulau-lusi-sidoarjo.
Dengan Memanfaatkan Data Citra Rochmaniah, A.(2015). Model Ekowisata
Satelit. Jurnal Bumi Lestari, Volume Bahari Berbasis Pemberdayaan
13 (2): 318 – 333. Masyarakat Untuk Peningkatan
Humaira, D. A. (2016). Wisata Hutan Bakau di Ekonomi Lokal (PEL) Di Kawasan
Sidoarjo Kurang Berkembang. Diakses Strategis Pesisir Kabupaten Sidoarjo.
Juli 28, 2017, dari Laporan Akhir Penelitian Hibah
http://www.kompasiana.com/denis Bersaing, Universitas Muhammadiyah
haltha/wisata-hutan-bakau-di- Sidoarjo.
sidoarjo-kurang- Rouf, A. (2016). Lumpur Lapindo Ikon Baru
berkembang_56bd963bc222bd9a068ca Sidoarjo. Diakses Juli 28, 2017 dari
670 http://koran-
Jawapos. (2016). Wisata Bahari Tlocor Tidak sindo.com/page/news/2016-10-
Terawat. Diakses 25 Agustus 2017 dari 07/6/126
https://www.pressreader.com/indon Sukmana, H. (2016). Menggagas
esia/jawa- Pengembangan Potensi Wisata di
pos/20160307/282621736808703. Kabupaten Sidoarjo. Diakses 24
Kominfo.(2017). Pemprov Target Transaksi Agustus 2017 dari
MTF 2017 Capai Rp 56 Miliar. Diakses http://www.visioner.id/opini/10277
Juli 28, 2017, dari /menggagas-pengembangan-potensi-
http://kominfo.jatimprov.go.id/read wisata-di-kabupaten-sidoarjo.html

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018 PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik | 81


Sumedi, D. (2013). Wisata Pulau Lumpur
Lapindo Sepi Peminat. Diakses
September 28, 2017, dari
https://nasional.tempo.co/read/5080
32/wisata-pulau-lumpur-lapindo-
sepi-peminat
Widianto, E. (2010). Penjarahan Hutan
Mangrove Sidoarjo Terus Meningkat.
Diakses Juli 28, 2017, dari
https://m.tempo.co/read/news/2010
/06/16/180255893/penjarahan-
hutan-mangrove-sidoarjo-terus-
meningkat.
Widianto, E. (2011). Kerusakan Hutan
Mangrove Timbulkan Banjir Rob.
Diakses Juli 28, 2017 dari
https://m.tempo.co/read/news/2011
/03/13/180319684/kerusakan-hutan-
mangrove-timbulkan-banjir-rob.

82 | PUBLISIA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik Volume 3, Nomor 2, Oktober 2018

Вам также может понравиться