Вы находитесь на странице: 1из 13

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KELURAHAN SILAE


KECAMATAN ULUJADI KOTA PALU

Ahmad Haryadi
aibirokratmuda@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako Palu.

Abstract
The problem behind this research was that the community had less participation in the
discussion for development Planning in Kelurahan Silae. This resulted in not achieving the main
purpose of this program. This research aimed at investigating the participation, attitudes and views
of the villagers in the discussion for village development planning in Kelurahan Silae, the sub-
GLVWULFW RI 8OXMDGL WKH &LW\ RI 3DOX 7KH UHVHDUFK XVHG & (ULFFVRQ¶V 3DUWLFLSDWLRQ 7KHRU\ 6ODPHW
1993:89) in wich participation is divided into three roles: planning, implementation, and control.
This research used qualitative method and employed purposive sampling technique with five
employed. The methods used for collection data wereobservation, interview, and documentation. It
is found that community participation in the discussion for development planning in Kelurahan
Silae, the Sub-GLVWULFW RI 8OXMDGL WKH &LW\ RI 3DOX GLG QRW UXQ ZHOO 7KH YLOODJHU¶V DWWLWXGHV DQG
view reflection the three roles under investigation were they apathies, did not care, and did not put
trust in the local government. These problem came us because the voices of the community were
QRW UHVSRQGHG ZHOO E\ ORFDO JRYHUQPHQW¶V SDUWLHV 7KH UHOHYDQW SDUWLHV SURYLGHG OHVV H[WHQVLRQ DQG
information relating to the mechanism, from the initial stage to the implementation of the village
community discussion and to the fundable program within the local government of Palu.
Keywords: Community Participation, Meeting, Planning, Development

Sejalan dengan proses pelaksanaan Namun walaupun demikian tetap


otonomi daerah telah terjadi perubahan dimungkinkan peran masyarakat dalam
mendasar dalam proses Perencanaan perencanaan pembangunan seperti terlihat
Pembangunan Nasional yang juga dalam forum rapat koordinasi pembangunan
berpengaruh terhadap proses pembangunan (Rakorbang) yang dilaksanakan setiap tahun.
daerah. Perubahan mendasar pada proses Seiring dengan semangat reformasi
pembangunan daerah dimana proses maka pemerintah mengeluarkan kebijakan-
perencanaan pembangunan nasional yang kabijakan perencanaan dan penganggaran
lama lebih menekankan daftar usulan dengan yang diharapkan dapat melahirkan kebijakan
PHPEXDW ³6KRSSLQJ /LVW´ NHJLDWDQ yang partisipatif khususnya di tingkat lokal.
sebanyak-banyaknya, seindah-indahnya dan Kebijakan-kebijakan yang dijadikan landasan
tidak terbatas, sehingga proses perencanaan dalam perencanaan pembangunan daerah
pembangunan yang lama dianggap hanya antara lain Undang-Undang Nomor 25 Tahun
sesuai dengan keinginan bukan berdasarkan 2004 tentang Sistem Perencanaan
kebutuhan. Disamping itu proses Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-
perencanaan pembangunan sangat Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
³SRZHUIXOO´ PXODL GDUL SHUHQFDQDDQ KLQJJD Perimbangan Keuagan antara Pemerintah
penentuan anggaran, dengan kata lain proses Pusat dan Pemerintah Daerah.
perencanaan pembangunan dilaksanakan Kebijakan tersebut selanjutnya
secara top down. Top down karena semua ditindaklanjuti ke dalam Peraturan Menteri
dokumen perencanaan berasal dari pusat. Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

168
169 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Pembangunan Kelurahan, Musyawarah


Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Perencanaan Pembangunan Kecamatan,
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi dimana secara garis besar isi dari Peraturan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Walikota tersebut adalah pedoman yang
pada Pasal 128 ayat (2) disebutkan bahwa dapat digunakan sebagai rujukan untuk tiap-
Penyelesaian Rumusan Rancangan Akhir tiap kelurahan dengan penjelasan-
RKPD Kabupaten/Kota sebagaimana penjelasannya terkait dengan mekanisme
dimaksud dalam Pasal 127 ayat (1) paling dalam pelaksanaan musyawarah
lambat pada akhir bulan. Maksud dan tujuan pembangunan Tahun 2015 bahwa mekanisme
dari Tahapan, Tata Cara Penyusunan, perencanaan pembangunan dari bawah yang
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan dilaksanakan mulai dari pra musrenbang
Rencana Pembangunan Daerah yaitu sebagai sampai musrenbang kelurahan belum
petunjuk teknis penyelenggaraan dilaksanakan secara optimal karena pelibatan
Musrenbang ini sebagai pedoman masyarakat untuk memutuskan prioritas
penyusunan rencana pembangunan agar lebih kegiatan PDVLK VHEDWDV ³IRUPDOLWDV´ NDUHQD
terarah, tepat sasaran, tepat waktu yang masyarakat belum menjalankan peran yang
bersinergi baik antar sektor maupun wilayah. seharusnya, padahal untuk menciptakan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu (1) perencanaan pembangunan yang tepat waktu,
terlaksananya proses musyawarah tepat sasaran, berdaya guna dituntut adanya
perencanaan pembangunan (musrenbang) partisipasi aktif masyarakat yakni peran di
dari semua tahapan dengan melibatkan dalam tahap perencanaan (pramusrenbang),
berbagai kelompok masyarakat, (2) peran di dalam tahapan pelaksaksanaan
membangun mekanisme musyawarah (proses musrenbang) dan peran di dalam
rencana pembangunan (musrenbang) yang tahap pengawasan (pengawalan hasil
lebih partisipatif, (3) mengedepankan kaidah musrenbang).
musyawarah untuk mufakat, (4) mendorong Peranan masyarakat tersebut sangatlah
pelaksanaan pembangunan yang lebih penting karena dalam perencanaan
partisipatif dan berkeadilan. pembangunan, masyarakatlah yang
Pelaksanaan pembangunan partisipatif mengetahui permasalahan yang dihadapi dan
ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan kebutuhan yang mereka kehendaki, sehingga
Walikota Palu Nomor 17 Tahun 2006 tentang keikutsertaan dan peran aktif masyarakat
Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk dapat mengakomodasi kepentingan mereka
Teknis Pelaksanaan Musyawarah dalam proses penyusunan rencana
Perencanaan Pembangunan Kelurahan, pembangunan. Sebagai akibat dari kurang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan aktifnya masyarakat dalam proses musrenbang
Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat sehingga daftar prioritas rencana pembangunan
Dinas dan Musyawarah Perencanaan kelurahan yang seharusnya diusulkan dan
Pembangunan Kota. diajukan langsung oleh masyarakat cenderung
Dalam proses Musrenbang di diambil alih tugasnya oleh para elit kelurahan.
Kelurahan Silae banyak hal menarik yang Sehingga demikian dapat dikatakan bahwa
terjadi, fakta yang terlihat dilapangan partisipasi masyarakat yang sesungguhnya
kaitannya dengan Musrenbang Kelurahan masih jauh dari harapan. Fenomena ini dapat
belum dilaksanakan secara optimal karena dilihat berdasarkan hasil observasi penulis
tidak sesuai dengan Peraturan Walikota Palu ketika menghadiri kegiatan musrenbang di
Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pedoman Kelurahan Silae pada tanggal 28 Januari 2016,
Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis kegiatan Musrenbang Kelurahan dihadiri oleh
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan perwakilan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................170

Warga (RW), ada 22 RT dan 5 RW di dan pengambilan keputusan tentang alternatif


Kelurahan Silae namun yang hadir hanya 8 RT solusi untuk menangani masalah,
dan 2 RW, dan beberapa orang perwakilan pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan
masyarakat. keterlibatan masyarakat dalam proses
Sebelum dilaksanakan musrenbang mengevaluasi perubahan yang terjadi.
kelurahan terlebih dahulu diselenggarakan pra Dalam konteks pembangunan
musrenbang yaitu musyawarah perencanaan Adisasmita (2006: 38) mengatakan
pembangunan di tingkat Rukun Tetangga dan partisipasi masyarakat adalah keterlibatan
Rukun Warga. Kelurahan Silae terbagi dalam dan pelibatan anggota masyarakat dalam
22 RT. Masing-masing RT menyerahkan pembangunan, meliputi kegiatan dalam
daftar identifikasi kebutuhan masyarakat perencanaan dan pelaksanaan (implementasi)
sebagai hasil dari pramusrenbang ke kantor program/proyek pembangunan yang
kelurahan sebelum penyelenggaraan dikerjakan di masyarakat lokal. Partisipasi
Musrenbang Kelurahan. Pada tahap atau peran serta masyarakat dalam
Musrenbang Kelurahan, aparat kelurahan pembangunan merupakan aktualisasi dari
membacakan daftar identifikasi kebutuhan ketersediaan dan kemauan anggota
dari masing-masing RT, namun tidak masyarakat untuk berkorban dan
mendiskusikan kebutuhan mana yang berkontribusi dalam implementasi
dijadikan kegiatan prioritas yang akan program/proyek. Selanjutnya Adisasmita
diusulkan pada musrenbang tahapan (2006: 42) juga mengatakan bahwa
selanjutnya. Pihak kelurahanlah yang partisipasi masyarakat adalah pemberdayaan
merumuskan daftar kegiatan prioritas tersebut. masyarakat, peran sertanya dalam kegiatan
Berdasarkan fenomena tersebut, Pemerintah penyusunan perencanaan dan implementasi
Kelurahan masih mendominasi perumusan program/proyek pembangunan, dan
kegiatan prioritas yang akan diusulkan dalam merupakan aktualisasi kesediaan dan
musrenbang selanjutnya. Hal ini terjadi kemauan masyarakat untuk berkorban dan
diduga karena masyarakat kurang aktif dalam berkontribusi terhadap implementasi
penyampaian informasi/saran dan masukan. pembangunan.
Berdasarkan fenomena yang telah Sementara dalam hubungan partisipasi
diuraikan pada latar belakang masalah, dan masyarakat dalam pembangunan, Conyers
berkaitan dengan proses Musyawarah (1994:135) menyebutkan terdapat tiga alasan
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di utama mengapa partisipasi masyarakat
Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi Kota mempunyai sifat penting, yaitu:
Palu, maka dapat dirumuskan pernyataan 1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu
masalah (problem statement) sebagai berikut: alat guna memperoleh informasi mengenai
1. Mengapa Partisipasi Masyarakat dalam kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
proses Musrenbang di Kelurahan Silae setempat, yang tanpa kehadirannya
Kecamatan Ulujadi Kota Palu sangat program pembangunan serta proyek-
rendah? proyek akan gagal.
2. Bagaimana sikap dan pandangan 2. Bahwa masyarakat akan lebih
masyarakat terhadap pelaksanaan mempercayai proyek atau program
Musrenbang Kelurahan Silae Kecamatan pembangunan jika merasa dilibatkan
Ulujadi Kota Palu? dalam proses persiapan dan perencanaan,
Partisipasi masyarakat menurut Isbandi karena mereka akan lebih mengetahui
(2007: 27) adalah keikutsertaaan masyarakat seluk beluk proyek tersebut dan akan
dalam proses pengidentifikasian masalah dan mempunyai rasa memiliki terhadap
potensi yang ada di masyarakat, pemilihan proyek itu.
171 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019

3. Adanya suatu anggapan bahwa merupakan pramusrenbang yang menjadi kajian


suatu hak demokrasi bila masyarakat adalah kegiatan pramusrenbang di
dilibatkan dalam pembangunan Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi Kota
masyarakat mereka sendiri. Palu.
Partisipasi masyarakat terefleksikan 2. Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan
dalam berbagai bentuk, Rusidi dalam Siregar (implementation stage)
(2001: 21) mengatakan ada empat dimensi Tahap pelaksanaan dalam kajian ini
dalam berpartisipasi: merupakan tindak lanjut dari tahap
1) Sumbangan pikiran (ide atau gagasan) perencanaan (pramusrenbang) yakni
2) Sumbangan materi (dana, barang dan alat) proses pelaksanaan musyawarah
3) Sumbangan tenaga (bekerja atau memberi perencanaan pembangunan kelurahan
kerja) yang selanjutnya disebut Musrenbang
4) Memanfaatkan dan melaksanakan Kelurahan. Partisipasi dalam tahap ini
pelayanan pembangunan. meliputi pemberian respon terhadap data
Sementara Cohen dan Uphoff dalam pramusrenbang, data musrenbang tahun-
Ndraha (1990: 104) menguraikan bentuk- tahun sebelumnya dan program
bentuk partisipasi yang terbagi dalam empat Pemerintah Kota Palu.
bentuk, yaitu: Partisipasi masyarakat dalam tahap
1) Partisipasi dalam pembuatan keputusan pelaksanaan merupakan keterlibatan
(participation in decision making) masyarakat dalam proses pelaksanaan
2) Partisipasi dalam pelaksanaan musrenbang kelurahan yang diwujudkan
(participation in implementation) dalam bentuk pemberian ide-ide sebagai
3) Partisipasi dalam menerima manfaat wujud partisipasi masyarakat dalam
(participation in benefits) musyawarah perencanaan pembangunan
4) Partisipasi dalam evaluasi (participation di Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi.
in evaluation) Selain itu dapat dilihat dari keterlibatan
Menurut Ericson dalam Slamet (1994: dalam kehadiran, memberikan ide dan
89) partisipasi dapat dilihat dalam 3 (tiga) gagasan dalam pelaksanaan musrenbang
tahap yakni dalam partisipasi didalam tahap Kelurahan Silae.
perencanaan, partisipasi didalam tahap 3. Partisipasi di dalam tahap pengawasan
pelaksanaan dan partisipasi didalam tahap (supervition stage)
pengawasan: Partisipasi dalam tahap pengawasan
1. Partisipasi di dalam tahap perencanaan berkaitan dengan pengawalan oleh
(idea planning stage) masyarakat Kelurahan Silae terhadap
Partisipasi di dalam tahap perencanaan usulan program yang telah diputuskan,
dalam kajian ini penulis dirumuskan dan dihasilkan pada
mendefenisikannya sebagai sebuah bentuk musrenbang kelurahan agar usulan
partisipasi masyarakat dalam penyusunan tersebut dapat diterima dan dimasukkan
sebuah konsep perencanaan, program dan dalam usulan kecamatan dan dilanjutkan
ide-ide yang kemudian dirumuskan dalam ke tingkat Kota Palu, dan ditetapkan untuk
sebuah forum rembug warga atau lebih direaliasasikan.
dikenal dengan pramusrenbang guna
pengumpulan data awal yang disebut METODE
dengan data pramusrenbang dan Penelitian ini bersifat kualitatif, karena
selanjutnya akan dibawa kedalam forum peneliti ingin mengumpulkan sejumlah
musrenbang kelurahan (tahap informasi secara mendalam dan mendetail.
pelaksanaan). Adapun kegiatan Penelitian kualitatif bertujuan untuk
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................172

melakukan penafsiran terhadap fenomena HASIL DAN PEMBAHASAN


sosial. Pendekatan kualitatif pada penelitian
ini mempunyai ciri-ciri antara lain Partisipasi Masyarakat Dalam
mempunyai setting yang aktual, peneliti Musyawarah Perencanaan Pembangunan
adalah instrumen kunci, data bersifat di Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi
deskriptif, menekankan kepada proses, Musyawarah perencanaan
analisis datanya bersifat induktif, dan pembangunan (Musrenbang) dilaksanakan
meaning (pemaknaan) tiap even adalah dalam rangka melaksanakan amanat Undang-
merupakan perhatian yang esensial dalam Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang
penelitian kualitatif.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Penelitian ini dilaksanakan di Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi. Adapun tentang Keuangan Daerah, Undang-Undang
waktu penelitian ini berlangsung selama Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
kurang lebih 3 (tiga) bulan yaitu mulai dari Daerah, dan di daerah khususnya di wilayah
bulan Desember 2015 sampai dengan pemerintahan Kota Palu mengacu pada
Februari 2016. Peraturan Walikota Palu Nomor 17 Tahun
Penelitian ini menggunakan pendekatan 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan
penelitian kualitatif dimana dalam penelitian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah
kualitatif menurut Guba dalam Sujana Perencanaan Pembangunan Kelurahan.
(2001:21) tidak ada pengertian populasi, Peraturan tersebut mengamanatkan bahwa
sampling dalam hal ini adalah pilihan perencanaan pembangunan daerah dilakukan
peneliti, aspek apa dan peristiwa apa serta berdasarkan peran dan kewenangan masing-
siapa yang dijadikan fokus pada saat dan masing guna mewujudkan integrasi,
situasi tertentu. Oleh karena lingkup sinkronisasi dan sinergitas pembangunan
penelitian ini adalah kualitatif, maka teknik antar stakeholder (pemangku kepentingan).
penentuan informan menggunakan teknik Dalam pelaksanaan musrenbang,
purposive, dimana peneliti memakai berbagai keterlibatan masyarakat menjadi faktor yang
pertimbangan, obyek penelitian yang sangat penting dalam proses pelaksanaan
menguasai permasalahan yang diteliti, serta pembangunan itu sendiri. Peran masyarakat
keingintahuan dari pada peneliti tentang bukan hanya sebagai objek saja, tetapi juga
karakteristik pribadi dari obyek yang diteliti. sebagai subjek dari pembangunan tersebut.
Untuk memperoleh informasi yang Selanjutnya untuk melakukan
lebih mendalam maka dalam penelitian ini
penguatan data terhadap pelaksanaan
ditetapkan informan sebagai berikut: musrenbang yang partisipatif, dalam
1) Lurah Silae (1 orang) penelitian ini penulis menampilkan teori
2) Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Partisipasi menurut C. Ericcson (Slamet,
(1 orang) 1994:104), dimana partisipasi ini terbagi
3) Ketua Lembaga Pemberdayaan dalam tiga tahap, yaitu 1) partisipasi di dalam
Masyarakat Kelurahan Silae (1 orang) tahap perencanaan, 2) partisipasi di dalam
4) Ketua RW. 02 Kelurahan Silae (1 orang) tahap pelaksanaan, 3) partisipasi di dalam
5) Tokoh Masyarakat (1 orang) tahap pengawasan.

Partisipasi di dalam Tahap Perencanaan


Musrenbang di Kelurahan Silae
Berdasarkan Peraturan Walikota Palu
Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pedoman
173 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019

Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis dengan data tahun lalu, untuk dianalisis,
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan selain pendataan baru, pendataan ini juga
Pembangunan Kelurahan dan sebagai tindak berfungsi memberikan informasi tentang
lanjut dari Surat Walikota Palu Nomor : program-program pembangunan yang sudah
044/I-033/Bappeda tanggal 8 Januari 2016 dilaksanakan, namun masih dibutuhkan
tentang mekanisme proses perencanaan masyarakat. Sehingga hasilnya kemungkinan
pembangunan dalam musyawarah akan lebih baik dilanjutkan, ditambah,
perencanaan pembangunan di tingkat dikurangi, dihapuskan dan sebagainya.
kelurahan, diawali oleh partisipasi Untuk mendapatkan data yang valid
masyarakat pada saat tahapan persiapan dan dapat dipercaya, serta memenuhi unsur
musrenbang. kebutuhan masyarakat dibutuhkan partisipasi
Partisipasi masyarakat dalam masyarakat dalam memberi informasi
perencanaan musrenbang di Kelurahan Silae, terhadap data yang dibutuhkan. Dari hasil
dapat dilihat dari tahap persiapan wawancana penulis dengan responden dapat
Pramusrenbang Kelurahan. Pramusrenbang disimpulkan bahwa sangat sulit mendapatkan
merupakan kegiatan mengkaji kembali data terbaru dari masyarakat, mengingat
dokumen RPJM Kelurahan, dokumen RKP partisipasi masyarakat terhadap kegiatan ini
Kelurahan tahun sebelumnya, melakukan masih relatif kurang, hal tersebut dapat
analisa data dan memverifikasi data ke dilihat dari keengganan dalam mengisi
lapangan bila diperlukan. Pra musrenbang formulir usulan prioritas kegiatan yang
merupakan forum diskusi (Rembug warga) difasilitasi dan diberikan oleh pemerintah
yang dilaksanakan untuk mempersiapkan kelurahan. Padahal data tersebut sangat
rencana usulan pembangunan yang akan diperlukan untuk mengetahui gambaran
dibahas pada musrenbang kelurahan. Tujuan masalah dan kebutuhan masyarakat di
dari pra musrenbang: 1) menggali Kelurahan Silae, yang dilaksanakan sebelum
permasalahan - permasalahan warga masuk pada pelaksanaan musrenbang
masyarakat di masing-masing lingkungan, 2) kelurahan.
menampung usulan warga masyarakat sesuai Berdasarkan hasil pengamatan
kebutuhan masyarakat di lingkungan dilapangan, sangat jelas terlihat, bahwa
tersebut. Pelaksanaan pra musrenbang pelaksanaan pra musrenbang di Kelurahan
merupakan tanggung jawab dari masing- Silae, kurang melibatkan partisipasi
masing lingkungan RT/RW yang ada di masyarakat, karena realisasi program yang
kelurahan. dilaksanakan sangat berbeda dengan usulan
Data awal bertujuan untuk penyusunan masyarakat pada saat musrenbang, akhirnya
RKP Kelurahan dengan proses yang cukup masyarakat lebih memilih pergi mencari
panjang yaitu musyawarah rembug warga di uang untuk keluarga ketimbang mengikuti
tingkat RT/RW. Walau dokumen RPJM pra musrenbang, sehingga penulis
Kelurahan sudah menyusun program dan berkesimpulan bahwa kemungkinan Ketua
kegiatan indikatif selama 5 tahun, namun RW dalam hal mengumpulkan data untuk
data/informasi terkini perlu dicek kembali. diusulkan ke musrenbang kelurahan, tidak
Hasil dari musyawarah tersebut selanjutnya melalui diskusi sebelumnya dengan
akan menjadi salah satu materi yang akan masyarakat melainkan usulan itu lahir dari
dipaparkan pada saat pelaksanaan pemikiran Ketua RW itu sendiri dan Lurah
musrenbang kelurahan. dalam melakukan seleksi usulan tiap-tiap
Kegiatan penyusunan RKP ini RW, tidak melakukan perbaikan data terbaru,
melibatkan Ketua RT/RW, tokoh pemuda, sehingga program yang sekarang ini dan
tokoh perempuan dan hasilnya didampingkan sementara dilaksanakan hampir sama dengan
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................174

program tahun lalu (Observasi, 23 November yang dibutuhkan pada pra musrenbang,
2015). bukan murni berasal dari usulan masyarakat
Substansi proses pembangunan melainkan dari Ketua RT/RW, hal tersebut
partisipatif tidak lagi nampak dalam kegiatan disebabkan karena ketidakpercayaan
perencanaan musrenbang. Proses masyarakat akan pentingnya usulan data
musrenbang yang diawali oleh partisipasi sebelum pelaksanaan musrenbang akibat
masyarakat dalam penelibatan pengumpulan kurangnya sosialisasi dan informasi dari
data usulan tidak lagi terlihat. Usulan data pihak SKPD terkait mengenai mekanisme
atau masalah yang ada pada Ketua RT / RW dalam tahap persiapan musrenbang yang
bukan lagi merupakan usulan dari pada akhirnya masyarakat lebih memilih
masyarakat, karena kejenuhan masyarakat pergi mencari uang untuk keluarga
terhadap hasil akhir dari Musrenbang di ketimbang mengikuti pramusrenbang.
tingkat Kota Palu akibat kurangnya
sosialisasi dari Pemerintah Kelurahan dan Partisipasi Masyarakat di dalam Tahap
SKPD tekait mengenai sinkronisasi program Pelaksanaan Musrenbang di Kelurahan
prioritas yang akan dilaksanakan yang Silae
disesuaikan dengan anggaran yang ada, Dalam pelaksanaan musrenbang
dimana usulan masyarakat dari kelurahan kelurahan, ada proses yang harus dilalui,
tidak dapat diakomodir oleh Musrenbang yaitu: Lurah menetapkan Tim Penyelenggara
Kota, dengan tidak didasari alasan yang tepat Musrenbang dengan melibatkan atau
kepada masyarakat, persoalan inilah yang menunjuk LPM (Lembaga Pemberdayaan
kemudian menjadi gunung es dan Masyarakat) sebagai pelaksana yang
menyebabkan partisipasi masyarakat sangat berfungsi amemfasilitasi pelaksanaan
kurang dalam keikutsertaan pemberian data /penyelenggaraan musyawarah perencanaan
awal untuk musrenbang Kelurahan Silae. pembangunan di tingkat kelurahan.
Tidak adanya feed back kepada Tim penyelenggaraan melakukan hal-
masyarakat tentang hasil-hasil musrenbang hal sebagai berikut : menyusun jadwal dan
berdampak pada menurunnya kepercayaan agenda musrenbang kelurahan, memantau
masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan musrenbang, memastikan
membuat keputusan. Musrenbang terkesan adanya keterwakilan kelompok-kelompok
hanya sebagai alat untuk melegitimasi bahwa masyarakat dan kelompok perempuan,
penyusunan dokumen rencana telah mengumumkan secara terbuka tentang
dilaksanakan secara partisipatif dengan
jadwal, agenda dan tempat musrenbang
suasana pelaksanaan musrenbang, dengan kelurahan, mendaftarkan calon peserta
menghadirkan masyarakat, namun faktanya, musrenbang kelurahan, membantu para
bahwa pramusrenbang dilakukan, kurang delegasi kelurahan dalam menjalankan
melibatkan masyarakat, karena hanya tugasnya di musrenbang kecamatan,
dirumuskan oleh Ketua RW dan orang menyusun Dokumen Rencana Kerja
terdekatnya. Pembangunan Kelurahan, merangkum berita
Dari beberapa penjelasan di atas dan acara hasil musrenbang kelurahan yang
berdasarkan hasil observasi, hasil sekurang-kurangnya memuat prioritas
wawancara, maupun studi dokumen yang kegiatan yang disepakati dan
telah terhimpun, dapat disimpulkan bahwa menyebarluaskan Dokumen Rencana Kerja
partisipasi masyarakat dalam peran Pembangunan Kelurahan.
perencanaan musrenbang dalam hal Untuk masuk pada tahapan
pelaksanaan pramusrenbang, dapat dikatakan Musrenbang, dimulai dengan kegiatan
kurang berjalan dengan baik, karena data penyebaran undangan yang dilakukan
175 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019

minimal 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
musrenbang, pembukaan acara musyawarah musrenbang berjalan kurang partisipatif,
perencanaan pembangunan kelurahan oleh karena masyarakat yang datang lebih banyak
Lurah Silae, pemaparan dari Camat Ulujadi menyampaikan kritikan dibandingkan usulan,
yang diwakili oleh Kepala Seksi Ekonomi sehingga substansi dari tujuan Musrenbang itu
dan Pembangunan Kecamatan Ulujadi, yang sendiri tidak terlaksana.
sekaligus memberikan sambutan dan Hasil wawancara dengan RW. 02
mengevaluasi hasil perencanaan tahun menjelaskan bahwa sebahagian masyarakat
sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tetap hadir dalam musrenbang, hanya saja
pemaparan dari Ketua LPM Kelurahan Silae tingkat kehadiran masyarakat yang diundang
atas daftar kegiatan hasil dari usulan yang masih sangat kurang, sehingga dapat
dimasukkan oleh tiap RT/RW untuk tahun dikatakan kurang partisipatif, karena dari
berikutnya. Selanjutnya diadakan diskusi unsur masyarakat dalam hal ini tokoh
oleh peserta musrenbang guna menambah masyarakat yang diundang banyak yang tidak
usulan-usulan yang belum terdata hadir sementara unsur SKPD dan perangkat
sebelumnya yang dipandu oleh koordinator kelurahan cukup partisipatif dalam hal
BKM Kelurahan Silae. kehadirannya. Pernyataan tersebut dibuktikan
Berdasarkan wawancara penulis dengan absensi dari pelaksanaan musrenbang
dengan Lurah Silae, Kamis, 21 Januari 2016, di Kelurahan Silae. Dalam pelaksanaan
menjelaskan, bahwa mekanisme musrenbang Musrenbang di Kelurahan Silae jumlah
telah dilaksanakan, mulai dari perencanaan peserta yang hadir dalam pelaksanaan
dengan mendapatkan data awal dari tingkat kegiatan tersebut berdasarkan daftar hadir
RT/RW, kemudian dilanjutkan dengan peserta musyawarah perencanaan
pelaksanaan musrenbang dengan dihadiri oleh pembangunan Kelurahan Silae Kecamatan
unsur terkait. Namun, untuk melihat partisipasi Ulujadi tanggal 28 Januari 2016 berjumlah
masyarakat, berdasarkan hasil wawancana, 52 orang. Berikut daftar hadir jumlah peserta
dapat dikatakan kurang berjalan baik, dilihat yang hadir dalam pelaksanaan musrenbang
dari segi kehadiran dan dalam memberikan kelurahan di Kelurahan Silae dapat dilihat
masukan berupa pendapat atau gagasan pada tabel 1 berikut:
terhadap permasalahan yang dibicarakan.
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................176

Tabel 1. Daftar Jumlah Peserta Rapat Musrenbang di Kelurahan Silae


Kecamatan Ulujadi Kota Palu Tahun 2016
No. Unsur Peserta Jumlah Keterangan
1. Ketua RT 8 orang Terdiri dari RT. 002/02, RT. 002/03, RT.
001/04, RT. 003/04, RT. 001/01, RT.002/01,
dan RT. 003/01
2. Ketua RW 2 orang Terdiri dari RW. 02 dan RW. 03
3. LPM 2 orang Terdiri dari Ketua dan LPM
4. BKM 2 orang Koordinator dan Anggota
5. Tokoh Masyarakat 5 orang 1 orang Tokoh Perempuan, 2 orang Tokoh
Pemuda, 1 orang Tokoh Adat dan 1 orang
Tokoh Agama
6. Unsur Kecamatan 3 orang Kepala Seksi Ekbang dan 2 orang Staf
7. Perangkat Kelurahan 15 orang Lurah, Seklur, Para Kepala Seksi dan Staf
8. Unsur SKPD 12 Terdiri dari SKPD terkait
9. Fasilitator 2 Fasilitator Kecamatan Ulujadi dan
Fasilitatro Kelurahan Silae
10. Mahasiswa 1 Mahasiswa Pasca Untad
Sumber : Data Musrenbang Kelurahan Silae Tahun 2016

Berdasarkan hasil dokumentasi, yang Ini menunjukkan bahwa pernyataan dari


telah dihimpun dari dokumen pelaksanaan informan yang dihimpun melalui hasil
Musrenbang di Kelurahan Siale, dari 75 wawancara terbukti, bahwa partisipasi
orang yang diundang menghadiri masyarakat dalam musrenbang dilihat dari
musrenbang, yang hadir sebanyak 52 orang kehadiran dapat dikatakan kurang aktif.
dengan tingkat kehadiran 69%. Hal ini Alasan mengenai ketidakhadiran dalam
menunjukkan tingkat kehadiran dalam pelaksanaan musrenbang dimaksud
pelaksanaan Musrenbang di Kelurahan Silae tergambar secara jelas dari hasil wawancara
Kecamatan Ulujadi cukup partisipatif, dilihat dengan beberapa informan yang menyatakan
dari partisipasi perangkat kelurahan dan ketidakhadiran masyarakat disebabkan
SKPD. Namun, melihat partisipasi karena perencanaan partisipatif melalui
masyarakat yang diwakili oleh Ketua RT, musrenbang tersebut tidak mampu
Ketua RW dan tokoh masyarakat, dapat mengakomodir keinginan masyarakat.
dikatakan kurang partisipatif dan sangat Adapun usulan tentatif Kelurahan Silae
mengecewakan. Karena dari 27 orang Ketua 3 (tiga) tahun terakhir, yang diusulkan
RT dan RW yang diundang, yang hadir melalui Musrenbang tahun 2013 s/d Tahun
hanya 8 orang. Demikian halnya dengan 2015, dapat dilihat pada tabel di halaman
tokoh masyarakat, yang diundang sebanyak berikut:
15 orang namun yang hadir hanya 5 orang.
177 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019

Tabel 2. Daftar Usulan Tentatif Musrenbang Kelurahan Silae


Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015
No. RW Usulan Tahun Pengusulan
1. 01 1. Pembuatan Drainase 2013/2014/2015
2. Pembukaan Jalan Baru 2013/2014/2015
3. Pembuatan Deker 2015
4. Pembuatan Bronjong Penahan 2013/2014/2015
5. Peningkatan Jalan Munif Rahman 2013/2014/2015
6. Pembuatan Lampu Penerang Jalan 2013/2014/2015

02 1. Pembuatan Drainase 2013/2014/2015


2. Pembukaan Jalan Baru 2015
3. Pembuatan Bronjong dan Talud Penahan 2013/2014/2015
4. Pelebaran Sungai Silae 2013/2014/2015
5. Pembuatan Lampu Penerang Jalan 2013/2014/2015
6. Pengembangan Peternakan (Sapi/Kambing) 2014/2015
7. Pengembangan Pertanian (buah dan sayur-sayuran) 2014/2015
8. Rehabilitasi Rumah dan Kawasan Kumuh 2013/2014/2015

03 1. Pembuatan Drainase 2014/2015


2. Pembukaan Jalan Baru 2015
3. Pembuatan Bronjong Talud Penahan 2013/2014/2015
4. Pelebaran Sungai Silae 2013/2014/2015
5. Pembuatan Lampu Penerang Jalan 2015
6. Pengadaan Lahan Pekuburan 2013/2014/2015
7.
04 1. Pembuatan Drainase 2014/2015
2. Pembuatan Deker 2014/2015
3. Pembuatan Lampu Penerang Jalan 2015
4. Bantuan Alat Keterampilan bagi Remaja/pemuda 2015
putus sekolah (keterampilan perbengkelan)

05 1. Pembuatan Drainase 2014/2015


2. Peningkatan Jalan Rahmatullah 2015
3. Pembuatan Lampu Penerang Jalan 2014/2015
4. Pembuatan TPSS (Tempat Pembuangan Sampah 2014/2015
Sementara)
5. Pengembangan Home Industri (pembuatan abon, 2015
kue kering/basah dan kripik tradisional)

Sumber : Dokumen Musrenbang Kelurahan Silae, Tahun 2013 s/d 2015

Adapun yang menjadi kekecewaan drainase di RW. 01 dan RW. 02, Pelebaran
masyarakat selama ini adalah bahwa usulan Sungai di RW. 02 dan Pembuatan
pembangunan fisik yang sudah 3 (tiga) tahun Bronjong/Talud Penahan di RW. 01 dan RW.
berturut-turut diusulkan sampai sekarang 02, pengadaan lahan pekuburan di RW. 03
belum dilaksanakan, seperti pembuatan serta Pembuatan Lampu Penerang yang
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................178

diusulkan oleh 5 RW di Kelurahan Silae partisipatif. Disamping proses partisipatif ini,


sampai sekarang belum dilaksanakan, proses perencanaan pembangunan juga
padahal usulan ini sangat dibutuhkan melibatkan proses politik dan teknokratis.
masyarakat, dan sudah ditetapkan menjadi Pengawasan dalam musrenbang
prioritas usulan Kelurahan Silae Tahun 2013 kelurahan, dimaksudkan sebagai kegiatan
s/d 2015, namun realisasi pembangunan pengawalan masyarakat Kelurahan Silae
belum sepenuhnya menyentuh usulan dari terhadap apa yang telah dirumuskan pada
masyarakat tersebut. Hanya pembuatan musrenbang kelurahan, agar usulan dari
drainase dan peningkatan Jalan Rahmatullah Kelurahan Silae, dapat diterima dan
di RW. 05 yang notabene adalah RW baru dimasukan dalam usulan kecamatan dan
hasil pemekaran tahun 2014 sudah terealisasi dilanjutkan di tingkat Kota Palu, dan dapat
di tahun 2015, itupun volume yang diusulkan ditetapkan untuk direalisasikan.
tidak sepenuhnya terealisasi. Secara umum ketentuan untuk
Dari penjelasan di atas, yang dihimpun mengatur pengawasan dilakukan oleh
dari hasil observasi, hasil wawancana Pemerintah Kota Palu dalam hal ini Bappeda.
maupun studi dokumen, dapat disimpulkan, Sementara masyarakat hanya melakukan
bahwa partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap usulan tersebut dengan
pelaksanaan musrenbang, dapat dikatakan mempertanyakan dalam diskusi dan meminta
kurang berjalan dengan baik, karena tim kecil dalam pelaksanaan musrenbang
partisipasi masyarakat dari kehadiran dan tingkat desa maupun tingkat kecamatan
dalam memberikan ide serta gagasan dalam untuk memberitahukan perkembangan usulan
diskusi sangat kurang, karena warga kepada masyarakat melalui Ketua
ketidaksetujuannya terhadap hasil RT/RW.
musrenbang selama ini, dimana hasil Pendapat Lurah Silae yang mengatakan
rumusan tidak sesuai dengan pelaksanaan bahwa masyarakat tidak mempunyai akses
yang diharapkan akibat kurangnya sosialisasi terhadap pengawasan usulan pembangunan
dan informasi dari pihak SKPD terkait Kelurahan Silae dalam penetapan
mengenai keterbatasan anggaran Pemerintah pembangunan priritas di Kota Palu untuk
Kota Palu dalam membiayai kegiatan yang dibiayai, mendapat tanggapan dari Ketua
diusulkan oleh masyarakat, selain itu RW. 02 menjelaskan, bahwa pengawasan
masyarakat menganggap buat apa usulan dalam musrenbang kelurahan sangat
berpartisipasi dalam pemberian usul, kalau sulit dilakukan, karena pada tingkat
pada akhirnya, data yang diberikan tidak ada musrenbang kecamatan, pihak Kelurahan
gunanya, hanya sebagai pelengkap dari Silae tidak dapat mengetahui bagaimana
sebuah proses musrenbang yang tidak akan kelanjutan usulan yang telah ditetapkan oleh
pernah ditindaklanjuti dengan tidak didasari Kelurahan Silae, karena pihak SKPD terkait
alasan yang jelas melalui feedback kepada kurang melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat. mekanisme dan program yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kota Palu yang disesuaikan
Partisipasi Masyarakat di dalam Tahap dengan anggaran yang ada.
Pengawasan dalam Musrenbang di Pendapat dari beberapa informan,
Kelurahan Silae menjelaskan bahwa selama ini kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai informasi
Pengawasan Musrenbang adalah suatu
tentang mekanisme musrenbang kelurahan
pengawasan yang dilakukan pada forum
dan program apa yang bisa diprioritaskan
masyarakat untuk perencanaan pembangunan
untuk didanai oleh Pemerintah Kota Palu
yang diselenggarakan oleh lembaga
menimbulkan sikap pesimis dari masyarakat
pemerintah, dengan proses pembangunan
179 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 3, Maret 2016 hlm 168-180 ISSN: 2302-2019

yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi Rekomendasi


dari SKPD terkait tentang skala prioritas Berdasarkan kesimpulan yang
dalam program pembangunan dan belum ada didapatkan, maka direkomendasikan:
wadah bagi masyarakat secara luas untuk 1. Kepada pihak yang terkait dengan
mengetahui sampai sejauh mana realisasi dari pelaksanaan Musrenbang di Kelurahan
usulan yang mereka sampaikan. Silae, untuk lebih memaksimalkan
Adanya kejenuhan dari masyarakat partisipasi masyarakat dalam setiap proses
dalam melaksanakan kegiatan musrenbang, musrenbang, pemerintah daerah dalam hal
karena pengawasan tidak dapat dilakukan, ini SKPD terkait dan Pemerintah Kelurahan
menimbulkan kenyataan bahwa setelah Silae harus lebih pro aktif dalam mendorong
sekian lama mengusul dalam pelaksanaan keikutsertaan masyarakat mulai dari proses
musrenbang kelurahan tetapi realisasinya perencanaan, pelaksanaan hingga
tidak ada sehingga menimbulkan sikap pengawasan. Pada proses perencanaan,
pesimis dari masyarakat. (Hasil observasi, 29 pelaksanaan serta pengawasan, untuk
November 2015). Pemerintah Kelurahan Silae perlu
meningkatkan kinerja aparaturnya dalam hal
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI sosialisasi mengenai program-program
Pemerintah Kota Palu yang akan
Kesimpulan dilaksanakan pada tahun berikutnya
Berdasarkan pada permasalahan dan sehingga masyarakat bisa mengetahui
pembahasan serta hasil penelitian yang program apa yang bisa diprioritaskan untuk
dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan tahun berikutnya.
sebagai berikut: 2. Perlunya melakukan sosialisasi terkait
1. Partisipasi masyarakat dalam Musyawarah dengan Peraturan Walikota Palu Nomor 17
Perencanaan Pembanguan di Kelurahan Tahun 2006 tentang Pedoman
Silae Kecamatan Ulujadi Kota Palu jika Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis
dilihat dari 3 (tiga) tahapan partisipasi Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
yang diteliti, yaitu tahapan perencanaan, Pembangunan Kelurahan, Musyawarah
tahapan pelaksanaan dan tahapan Perencanaan Pembangunan Kecamatan,
pengawasan terhadap pelaksanaan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan
Musrenbang, dalam setiap tahapan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
tersebut semuanya belum berjalan Kota, agar masyarakat menjadi lebih
maksimal. Hal ini disebabkan karena memahami tentang pentingnya pelaksanaan
kurangnya sosialisasi informasi dan dan partisipasi masyarakat dalam
pendampingan dari pihak SKPD terkait musrenbang.
mengenai mekanisme Musrenbang dan 3. Melihat sikap dan pandangan masyarakat
sinkronisasi program prioritas Kelurahan Silae yang pesimis serta tidak
pembangunan Kota Palu. peduli terhadap Musrenbang Kelurahan,
2. Sikap dan pandangan masyarakat maka upaya untuk bisa meningkatkan
Kelurahan Silae dilihat dari 3 (tiga) animo masyarakat terhadap pelaksanaan
tahapan partisipasi yang diteliti, Musrenbang Kelurahan perlu
masyarakat bersikap pesimis, tidak dilaksanakan dengan lebih
percaya terhadap Musrenbang Kelurahan mengedepankan usulan yang merupakan
dan masyarakat menganggap bahwa kebutuhan dari masyarakat dari pada
Musrenbang tidak perlu dilaksanakan rencana yang telah dibuat oleh SKPD
pada tatanan Kelurahan dan Kecamatan. terkait sebelumnya serta meningkatkan
sosialisi informasi dan pendampingan
Ahmad Haryadi, Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan.......................................180

mengenai mekanisme musrenbang dan Pemberdayaan: sebuah buku pegangan


skala prioritas pembangunan sehingga bagi para praktisi lapangan. Jakarta:
tidak menimbulkan kesan bahwa Yayasan Obor Indonesia.
Musrenbang Kelurahan hanyalah acara Peraturan Walikota Palu Nomor 17 Tahun
seremonial belaka. 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis
UCAPAN TERIMAKASIH Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Penulis mengucapkan Terima kasih Pembangunan Kelurahan.
yang sebesar-besarnya kepada Ketua Tim Riyadi, dan Supriyadi B, Deddy. 2005.
Pembimbing Dr. Mustainah, M.Si, dan Perencanaan Pembangunan Daerah;
Anggota Tim Pembimbing Dr. Daswati, M.Si Strategi Menggali Potensi Dalam
yang telah mencurahkan segenap waktu, Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta:
tenaga dan pikiran dalam membimbing dan PT. Gramedia.
mengarahkan penulis agar penulis dapat Ross, Murray G., and B.W. Lappin. 1967.
meyelesaikan artikel ini. Community Organization: theory,
principles and practice. Second
DAFTAR RUJUKAN Edition. New York: Harper and Row
Publishers.
Abe, Alexander. 2002. Perencanaan Daerah Siagian, Sondang P. 2007. Administration
Partisipatif. Solo: Penerbit Pondok Pembangunan Konsep, Dimensi, dan
Edukasi. Strateginya. Jakarta: Penerbit PT. Bumi
Adisasnita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Aksara.
Perdesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: ------------. 1994. Administrasi
Graha Ilmu. Pembangunan. Jakarta: Gunung
Cohen, J.M.N.T, Upoff. 1980. Rural Agung.
Development Participation. New York: ------------. Konsepsi dan Masalah-Masalah
Ishaca. Administrasi Pembangunan.
Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial di Administrasi Negara. Tahun X. No. 1,
Dunia Ketiga. Yogyakarta: UGM Mei 1970.
Press. Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat
---------. 1994, Perencanaan Sosial di Dunia Berwawasan Partisipasi. Surakarta:
Ketiga: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Sebelas Maret University Press.
Gadjah Mada University Press. Tjokroamidjojo, Bintoro. 1998. Perencanaan
Isbandi, Rukminto Adi. 2007. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT. Gunung
Partisipatoris Berbasis Aset Agung.
Komunitas: dari Pemikiran Menuju Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Penerapan. Depok: FISIP UI Press. Tahun 1945.
Laporan Kegiatan Musrenbang Tahun 2015 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Kelurahan Silae Kecamatan Ulujadi tentang Pemerintah Daerah.
Kota Palu. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Loekman Soetrisno. 2003. Partisipasi tentang Sistem Perencanaan
Masyarakat Desa dalam Pembangunan Pembangunan Nasional (SPPN).
di Beberapa Desa. Jakarta: IIP. Wazir. 1999. Out Standing Performance
Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Award. By: AMC, USA (1998-1999).
Partisipatoris dan Upaya-upaya

Вам также может понравиться