Вы находитесь на странице: 1из 4

Aksi Penari Ski

Antonius Krisna Mukti

Pernah menonton penampilan penari ski es ? Salah satu atraksinya adalah penari berputar bagai
gasing. Awalnya lambat, akhirnya berputar dengan cepat, ditingkahi dengan tangan penari yang
terentang, lalu terlipat ke dalam seiiring dengan bertambahnya kecepatan. pada akhir atraksi,
penari merentangkan tangan kembali dan kecepatan berputarnya turun. Monoton, ya ? Tapi
atraksi itu ada dasar ilmiahnya.

Karena ada unsur perputaran, maka atraksi itu termasuk dalam gerak rotasi sehingga satuan-
satuannya berbeda dengan gerak lurus biasa. Salah satunya momen inersia (l), yang
didefinisikan sebagi hasil kali massa sebuah partikel (m) dengan kuadrat jarak partikel dari titik
poros (r). Jadi, l = m x r2. Satuan kecepatan gerak rotasi adalah kecepatan sudut (w).

Pada gerak rotasi juga ada satuan yang serupa dengan momentum linear (p = m x v), yakni
momentum sudut (L). Momentum sudut ini identik dengan momentum linear, sama dengan hasil
kali momen inersia dengan kecepatan sudut. Hukum kekekalan momentum sudut berbunyi, jika
tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum sudut sistem
kekal.

Saat penari merentangkan tangan atau salah satu kakinya, kecepatan sudut yang ia peroleh
rendah. Dengan melipat kedua tangannya atau merapatkan kakinya, penari itu memperkecil
momen inersianya terhadap poros. Karena r mengecil (dengan melipat tangannya), maka l-pun
ikut mengecil. Selanjutnya, karena momentum sudutnya konstan, kecepatan sudut w membesar.
Maka, sang penaripun berputar lebih cepat.

Untuk jelasnya, mari kita hitung. Misalnya, seorang penari memiliki momen inersia 4,0 kgm2
ketika kedua lengannya terentang (l1) dan 1,2 kgm2 ketika kedua tangannya dirapatkan ke tubuh
(l2). Bila saat kedua tangan terentang kecepatan sudutnya 1,8 putaran per-detik (w1), kita bisa
menghitung putaran ketika tangannya merapat ke tubuh (w2). Karena L konstan, maka L1 = L2.
Dengan mengingat L = l x w dan memasukkan besaran masing-masing diperoleh w2, yakni 6
putaran per-detik.

Nah, lihat ! kecepatan sudutnya meningkat lebih dari tiga kali lipatnya. Jadi, memang harus
begitu.

Sumber : Intisari (Januari 2004)

» kirim ke teman revisi terakhir : 9 Januari 2004


» versi cetak
Rotasi Benda Tegar 273
Fisika Kelas 1 > Statika

< Sebelum Sesudah >

Dalam penyelesaian seal rotasi benda tegar perlu diperhatikan dua hal yaitu:

1. GAYA sebagai penyebab dari perubahan gerak translasi (∑F = m.a)


2. MOMEN GAYA atau MOMEN KOPEL sebagai penyebab dari perubahan gerak
rotasi (∑ τ =I.α)

MOMEN GAYA ( τ ) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak harus
tegak lurus.

Untuk benda panjang: Untuk benda berjari jari:

τ =F.l τ =F.R=I.α

F = gaya penyebab benda berotasi τ A = Fy . l = F . sin θ . l


R = jari-jari
I = lengan gaya terhadap sumbu
I = m . R2 = momen inersia benda
a = percepatan sudut / angular

Gbr. Momen Gaya

MOMEN INERSIA BEBERAPA BENDA

No. Gambar Nama Momen Inertia

Batang silinder, poros


1. I = M.l2/12
melalui pusat
Batang silinder, poros
2. I = M.l2/3
melalui ujung

Pelat segi empat, poros


3. I = M.(a2 + b2)/2
melalui pusat

Pelat segi empat tipis,


4. I = M.a/3
poros sepanjang tepi

5. Silinder berongga I = M (R12 + R22)/2

6. Silinder pejal I = M.R2/2

7. Silinder tipis berongga I = M.R2

8. Bola pejal I = 2 M.R2/5

9. Bola tipis berongga I = 2 M.R2/3


HUBUNGAN GERAK TRANSLASI DENGAN GERAK ROTASI

Gerakan Rotasi Gerak Rotasi Hubungannya


Pergeseran
Pergeseran Linier S θ S=θ .R
Sudut
Kecepatan
Kecepatan Linier v = ds/dt w = dθ /dt v=w.R
Sudut
Percepatan
Percepatan Linier a = dv/dt α = dw/dt a=α .R
Sudut
Momen Gaya
Gaya F = m.a τ =Iα τ =F.R
(Torsi)
Energi Kinetik Ek = ½ m v2 Energi Kinetik Ek = ½ I w2 -
Daya P = F.v Daya P=τ w -
Momentum
Momentum Linier P = m.v L=PR L=PR
Sudut
Usaha W = F.s Usaha W=τ θ -

Вам также может понравиться