Вы находитесь на странице: 1из 7

S.Wahyuni, Badriah, E.

Jubaedah 27

PEMBENTUKAN PUSAT INFORMASI KONSELING MAHASISWA (PIKMA) DAN


PELATIHAN DASAR PIKMA TAHAP TUMBUH DI POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA WILAYAH KAMPUS CIREBON

Santi Wahyuni1, Badriah2, Entin Jubaedah3


1,2
Program Studi Keperawatan Cirebon, 3 Program Studi Kebidanan Cirebon

daffa_keisha@yahoo.com

Diterima: 10 April 2018 Direvisi: 6 Juni 2018, Diterbitkan: 30 Juli 2018

ABSTRACT

Unhealthy sexual behavior among adolescents tends to increase. The low level of adolescent
knowledge causes an inability to protect themselves against the risks of reproductive health problems.
Health Polytechnic health ministry of Tasikmalaya, Cirebon campus area as education institution in
health sector, have concern for society, including among teenagers. The purpose of community service
is to empower students in the dissemination of information Reproductive Health of Youth. The method
of implementation with the establishment of PIKMA organization and basic training PIKMA growth
stage. The process of establishing PIKMA organization through the workshop, socialization to
students from all study programs in Cirebon region, the selection process of PIKMA board
candidates, the compilation of names, logos and organizational structure of PIKMA. The result of
community service involves the formation of PIKMA SPIRIT organization, the inauguration of PIKMA
SPIRIT management by the Director of Tasikmalaya Health Polytechnic on December 01, 2016, the
implementation of Teenage Reproduction Health information directly or through print media, social
media, film, International Womens Day and HIV / AIDS worldwide, following the selection of West
Java Genre ambassadors, as well as implementation of basic PIKMA training phase growth.

Keywords: PIKMA, adolescent reproductive health

ABSTRAK

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung meningkat. Rendahnya pengetahuan
remaja menyebabkan ketidakmampuan untuk melindungi diri terhadap risiko masalah kesehatan
reproduksi. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, wilayah kampus Cirebon sebagai institusi pendidikan
di bidang kesehatan, mempunyai kepedulian terhadap masyarakat, termasuk kalangan remaja. Tujuan
pengabdian masyarakat ini untuk memberdayakan mahasiswa dalam penyebarluasan informasi dan
konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Metode pelaksanaan dengan pembentukan organisasi Pusat
Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKMA) dan pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh. Proses
pembentukan organisasi PIKMA melalui kegiatan sarasehan, sosialisasi kepada mahasiswa dari semua
program studi di wilayah Cirebon, proses seleksi calon pengurus PIKMA, penyusunan nama, logo dan
struktur organisasi PIKMA. Hasil pengabdian masyarakat meliputi terbentuknya organisasi PIKMA
SPIRIT, pelantikan pengurus PIKMA SPIRIT oleh Direktur Politeknik Kesehatan Tasikmalaya pada
tanggal 01 Desember 2016, terlaksananya pemberian informasi Kesehatan Reproduksi Remaja secara
langsung ataupun melalui media cetak, media sosial, bedah film, peringatan hari perempuan
internasional dan hari HIV/AIDS sedunia, mengikuti pemilihan duta Genre tingkat Jawa Barat, serta
terlaksananya pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh.

Kata kunci : PIKMA, kesehatan reproduksi remaja

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
28 Pembentukan Pusat Informasi Konseling.....

I. PENDAHULUAN

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015, menunjukkan jumlah penduduk usia 15-24 tahun
di Indonesia sebesar 16,5% dari total penduduk Indonesia1. Seiring dengan jumlah penduduk usia
remaja yang cukup besar, menimbulkan banyak permasalahan. Masalah utama pada kalangan remaja
Indonesia adalah TRIAD Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) meliputi seksualitas, penyalahgunaan
narkotika dan HIV/AIDS. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak menuju dewasa,
masa pencarian jati diri dan masa pubertas. Remaja menjadi rentan terhadap berbagai masalah perilaku
berisiko, seperti melakukan hubungan seksual pranikah, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif
lainnya (NAFZA), keduanya dapat membawa risiko terhadap penularan Infeksi Menular Seksual
(IMS), Human Immuno-deficiency Virus (HIV) dan Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung meningkat. Situasi kesehatan
reproduksi remaja di Indonesia, perilaku seks pranikah pada remaja lebih banyak dilakukan remaja
laki-laki dibandingkan remaja perempuan. Pernikahan usia muda dengan median usia kawin pertama
perempuan relatif masih rendah, yaitu 19,8 tahun2. Bahkan Indonesia termasuk negara ke-37 dengan
persentase tertinggi pernikahan usia muda di dunia, dan peringkat kedua di ASEAN. Proporsi
kehamilan pada remaja mencapai 1,97%2. Data Riskesdas tahun 2013, prevalensi remaja merokok
tahun 2013 mencapai 37%, dan usia merokok pertama bergeser ke usia yang lebih muda (5-6 tahun)
dan tertinggi pada usia > 15 tahun1. Remaja yang mengkonsumsi alkohol pada tahun 2012 mencapai
39%. Data BNN tahun 2016 menunjukkan prevalensi remaja di tingkat sekolah yang menggunakan
narkoba 4,3%1. Data Kemenkes RI tahun 2016, jumlah penderita AIDS pada kelompok usia 15-19
tahun sebesar 2,7%1.
Begitu kompleksnya masalah kesehatan reproduki remaja padahal remaja merupakan aset dan
generasi penerus bangsa. Fenomenanya, masih banyak remaja yang kurang mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan yang dapat melindungi kesehatan reproduksinya2. Tingkat pengetahuan
remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya dalam melindungi diri
terhadap risiko kesehatan reproduksi seperti KTD, IMS dan HIV/AIDS serta NAFZA. Sementara,
media KIE belum memadai dengan baik dari segi kualitas KRR bagi remaja dan belum tersedia secara
merata di pelosok tanah air3-8. Berbagai permasalahan di kalangan remaja tersebut, bukan hanya tugas
dan tanggung jawab pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan, namun juga merupakan tugas
institusi pendidikan dan masyarakat umum. Program Studi Kampus Cirebon Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya sebagai institusi pendidikan di bidang kesehatan, mempunyai kepedulian terhadap
masyarakat, termasuk kalangan remaja. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, memberdayakan
mahasiswa dalam penyebarluasan informasi KRR. Keberadaan dan peranan Pusat Informasi dan
Konseling Mahasiswa (PIKMA) di tingkat Perguruan Tinggi menjadi sangat penting untuk membantu
remaja memperoleh informasi dan pelayanan konseling yang benar dengan pendekatan teman sebaya3-
8
. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan peningkatan pemahaman dan pembinaan kepada
remaja serta membekalinya dengan berbagai informasi dan pengetahuan yang benar tentang KRR
melalui pembentukan PIKMA dan pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh.

II. METODE

Metode dalam Pelaksanaan kegiatan pengabmas ini dengan mengikuti mekanisme pengelolaan
PIKMA KRR yang meliputi :
1. Pembentukan PIK-KRR (PIKMA)
Tujuannya adalah membentuk organisasi PIKMA di tingkat Perguruan Tinggi, dan sasaran utama
adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya – kampus Cirebon. Mekanisme seleksi
calon kader PIKMA atau duta remaja disusun oleh panitia. Target duta remaja adalah 30 orang,
terdiri dari : Program Studi D III Keperawatan 8 orang, D III Kebidanan 7 orang, D IV Kebidanan
5 orang, D III Gizi 5 orang dan D III Perekam Medis 5 orang. dengan kriteria : 1) mahasiswa
yang aktif di lingkungan komunitasnya, 2) memiliki komitmen atau kepedulian yang tinggi
terhadap masalah remaja, 3) berminat menyebarluaskan informasi tentang program Generasi
Berencana (GenRe), 4) memiliki kepribadian : sikap teladan, santun, model, idola bagi
remaja/mahasiswa, ramah, tidak egois, tidak sombong, lancar dalam berkomunikasi, luwes dalam
pergaulan, berinisiatif dan kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru, mau

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
S.Wahyuni, Badriah, E. Jubaedah 29

belajar serta mau menolong, 5) berkelakuan baik, tidak pernah terlibat dalam kriminalitas, bukan
pengedar dan pengguna NAPZA, sehat jasmani dan rohani.
Proses seleksi dilakukan tiga tahap. Tahap pertama adalah seleksi minat (peminatan, konsep diri,
kepedulian), tahap kedua adalah tes wawancara (wawasan luas dan pola hidup sehat), tahap ketiga
adalah skill laboratorium (praktik komunikasi dan konseling). Pada tahap pertama, calon duta
remaja adalah seluruh mahasiswa tingkat I Tahun Akademik 2015/2016 Poltekkes kemenkes
Kampus Cirebon. Dari tahap pertama, 60 calon duta yang terseleksi diikutsertakan dalam seleksi
tahap kedua. Tahap kedua menjaring 40 calon duta remaja. Selanjutnya dilakukan seleksi tahap
ketiga, menghasilkan 30 duta remaja.
Langkah-langkah kegiatan meliputi : sarasehan, sosialisasi program PIKMA kepada civitas
akademika melalui kegiatan kuliah umum yang menghadirkan narasumber dari Badan
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB)
Kota Cirebon, melakukan audiensi, menyusun petunjuk teknis dan mekanisme penyeleksian duta
remaja atau kader PIKMA, membentuk wadah organisasi PIKMA (penyusunan nama, logo dan
struktur organisasi PIKMA), menyelenggarakan peresmian organisasi dan pengurus PIKMA.
2. Pengembangan dan peningkatan kualitas PIKMA
Pengembangan organisasi PIKMA yang dilakukan di awal termasuk tahapan “tumbuh” dengan
kegiatan meliputi : penyusunan jadwal kegiatan rutin, pemberian informasi KRR oleh pendidik
sebaya yang telah terbentuk, penyampaian informasi KRR secara langsung ataupun melalui
media cetak, media sosial ataupun dengan kegiatan bedah film yang dengan tema remaja dan
permasalahannya.
3. Membangun PIKMA yang ramah remaja
Kegiatan dilakukan dengan menyediakan pelayanan yang ramah remaja, memperlakukan remaja
sebagai mitra, menghormati hak-hak reproduksi remaja dan menjamin kerahasiaan, melibatkan
remaja dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, mengembangkan
kegiatan yang sesuai dengan karakteristik, dinamika dan kebutuhan remaja seperti olah raga,
kesenian dan outbond, menyediakan pelayanan yang terpisah dengan kegiatan lain dan
disesuaikan dengan kondisi remaja.
4. Melakukan advokasi tentang PIKMA
Tujuan memperkenalkan dan mencari dukungan untuk kelancaran dan keberlangsungan PIKMA
di tingkat Perguruan Tinggi. Sasaran adalah Direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Pudir III
bidang Kemahasiswaan, koordinator wilayah Cirebon, para Ketua Program Studi di wilayah
kampus Cirebon. Langkah-langkah pelaksanaan : a) menyiapkan materi advokasi (masalah yang
berkaitan dengan remaja, dampak yang mungkin terjadi dan pentingnya PIKMA sebagai alternatif
pemecahan masalah), b) mengembangkan materi dalam bentuk leaflet, pamflet dan booklet,
penyampaian advokasi melalui multi media seperti surat kabar, radio, TV dan multi jalur seperti
audiensi dan kunjungan, c) menjalin jejaring (kemitraan) dengan institusi atau lembaga
kemasyarakatan seperti BPMPPKB Kota Cirebon, BPMPPKB Provinsi Jawa Barat, Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Mitra Citra Remaja (MCR), KPAI Kota Cirebon,
Womens Crisis Center (WCC) Mawar Balqis, Cinema Cirebon, Fahmina, Perkumpulan PIK-R/M
wilayah kota Cirebon, Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (RTIK), dan Fajar Cirebon.
5. Menyelenggarakan kegiatan penunjang
Kegiatan berupa : a) promosi dan sosialisasi PIKMA dengan memperkenalkan keberadaan
PIKMA baik secara internal maupun eksternal melalui peringatan hari perempuan internasional,
hari HIV/AIDS sedunia, b) pemberdayaan pengurus PIKMA dengan menyelenggarakan pelatihan
dasar PIKMA tahap tumbuh, c) administrasi dan pengelolaan organisasi PIKMA.
6. Melakukan konsultasi dan fasilitasi
Hal ini bertujuan untuk mencari cara dalam melakukan pemecahan masalah pengelolaan dan
pelayanan yang tidak bisa dipecahkan oleh PIKMA. Langkah-langkah kegiatannya : a)
mengidentifikasi masalah, b) menganalisa penyebab masalah, c) mencari atau mengusulkan
alternatif pemecahan masalah, d) menindaklanjuti hasil konsultasi dan fasilitasi.

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
30 Pembentukan Pusat Informasi Konseling.....

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rangkaian kegiatan pembentukan PIKMA di Kampus Cirebon meliputi :


Tanggal Bentuk
Peserta / Sasaran Hasil Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
02 Mahasiswa dari seluruh Sosialisasi Diadakan bersamaan kuliah umum bagi
September program studi yang ada di PIKMA civitas akademika dengan menghadirkan
2016 wilayah kampus Cirebon narasumber dari BPMPPKB Kota
Cirebon. Setelah penyampaian materi
oleh narasumber, dilanjutkan tanya
jawab dan kegiatan penjaringan
mahasiswa peminat PIKMA. Dari
kegiatan sosialisasi terjaring sebanyak
106 mahasiswa yang berminat terhadap
organisasi PIKMA.
September Koordinator wilayah Cirebon, Sarasehan Konsultasi dan koordinasi untuk
2016 Ketua Program Studi, mendapatkan dukungan / persetujuan
Pengadministrasi bidang dengan pimpinan setempat tentang
Kemahasiswaan, seluruh pembentukan Kelompok Pendidik
Program Studi yang berada di Sebaya / PIKMA di perguruan tinggi
wilayah Kampus Cirebon, Program Studi Wilayah Kampus Cirebon
BPMPPKB Kota Cirebon dan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
KB Kecamatan Kesambi
24 Mahasiswa peminat PIKMA Seleksi Proses Seleksi Duta Remaja atau
September yang telah terjaring calon pendidik sebaya, meliputi :
2016 pendidik a. Tahap pertama adalah seleksi minat
sebaya (peminatan, konsep diri, kepedulian).
(pengurus Pada tahap ini, calon duta remaja
PIKMA) adalah seluruh mahasiswa tingkat I
dan II Program Studi di wilayah
Kampus Cirebon yang terjaring
sebagai peminat PIKMA. Dari tahap
pertama, calon duta yang terseleksi
diikutsertakan dalam seleksi tahap
kedua.
b. Tahap kedua adalahtes wawancara
(wawasan luas dan pola hidup sehat).
Peserta yang telah lulus seleksi tahap
kedua, kemudian mengikuti seleksi
tahap ketiga.
c. Tahap ketiga adalah skill
laboratorium (praktik komunikasi
dan konseling)
Hasil akhir dari proses seleksi dihasilkan
30 orang calon pendidik sebaya / kader
pengurus PIKMA.
13 Tim pembentukan organisasi Rapat Penyusunan struktur organisasi pengurus
Oktober PIKMA dan calon pengurus penyusunan PIKMA dilaksanakan setelah terseleksi
2016 PIKMA yang telah terseleksi struktur calon pengurus PIKMA, dan
organisasi ditindaklanjuti dengan rapat penyusunan
pengurus visi misi dan program kerja PIKMA
PIKMA
Akhir Calon pengurus PIKMA dan Sayembara Penyusunan nama organisasi PIKMA
bulan tim panitia pembentukan penyusunan dan pembuatan logo PIKMA dilakukan
September PIKMA nama dengan sayembara pembuatan nama dan
sampai organisasi logo PIKMA. Calon pengurus PIKMA

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
S.Wahyuni, Badriah, E. Jubaedah 31

Tanggal Bentuk
Peserta / Sasaran Hasil Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
November PIKMA dan dan tim panitia pembentukan PIKMA
2016 pembuatan yang mempunyai gagasan nama dan logo
logo PIKMA melakukan penyampaian usulan,
selanjutnya dibuat kesepakatan nama
organisasi PIKMA “SPIRIT” yaitu
generasi penerus bangsa yang memiliki
karakteristik Support, Partnership,
Inovative, Religius, Integrity dan Trust.
November Koordinator Wilayah Penataan Pengusulan SK pengurus PIKMA,
2016 Cirebon, Pudir III bidang administrasi naskah sumpah pengurus PIKMA dan
kemahasiswaan dan Direktur penataan ruang organisasi PIKMA,
Poltekkes Kemenkes melalui koordinasi dengan Koordinator
Tasikmalaya. Wilayah Cirebon, Pudir III bidang
kemahasiswaan dan Direktur Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya.
01 Direktur Poltekkes Kemenkes Peresmian Peresmian organisasi PIKMA SPIRIT
Desember Tasikmalaya disaksikan oleh organisasi yang diperkuat dengan Surat Keputusan
2016 Pudir III bidang PIKMA dari Direktur Politeknik Kesehatan
Kemahasiswaan, Koordinator SPIRIT, dan Kemenkes Tasikmalaya dan proses
Wilayah Kampus Cirebon, Pelantikan pelantikan pengurus PIKMA SPIRIT
Pengadministrasi bidang Pengurus oleh Direktur Poltekkes Kemenkes
Kemahasiswaan dan tim PIKMA Tasikmalaya disaksikan oleh Pudir III
pembentuk PIKMA serta SPIRIT bidang Kemahasiswaan, Koordinator
pengurus PIKMA yang Wilayah Kampus Cirebon dan
terbentuk Pengadministrasi bidang
Kemahasiswaan serta tim pembentuk
PIKMA.
01 Civitas akademika wilayah Peringatan Peringatan hari HIV/AIDS sedunia
Desember Kampus Cirebon. hari diselenggarakan bersamaan dengan hari
2016 HIV/AIDS pelantikan pengurus PIKMA SPIRIT.
sedunia Bentuk kegiatan berupa sosialisasi
PIKMA dan petisi dengan tema “Masa
Depan Gemilang” terbebas dari
HIV/AIDS.
4 Maret Mahasiswa dari semua Bedah Film Bedah Film jilid 1 dengan tema
2017 program studi di wilayah Jilid 1 dalam “Kekerasan dalam Pacaran” menyajikan
kampus Cirebon rangka tiga film pendek yaitu “Kisara”, “Sayang
peringatan Pacar”, “Luka bukan Cinta”
hari terselenggara atas kerjasama PIKMA
perempuan SPIRIT dengan MCR, Cinema Cirebon,
internasional BPMPPKB Kota Cirebon dan KB
Kecamatan Kesambi, WCC Balqis,
Fahmina Institut. Acara dilaksanakan
bersamaan dengan peringatan hari
perempuan internasional diikuti oleh
mahasiswa dari semua program studi di
wilayah kampus Cirebon. Narasumber
oleh Direktur WCC Mawar Balqis,
Ketua Cinema Cirebon, Ketua PKBI
Kota Cirebon dan ketua pembina
PIKMA SPIRIT.

Maret pembina PIKMA SPIRIT dan Road Show Mengikuti kegiatan Road Show Goes to
2017 pengurus PIKMA SPIRIT dan Goes to Campus dalam rangka peringatan

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
32 Pembentukan Pusat Informasi Konseling.....

Tanggal Bentuk
Peserta / Sasaran Hasil Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
bergabung dalam kepanitiaan Campus International Womens Day (IWD) pada
IWD. dalam bulan Maret 2017 bekerjasama dengan
rangka Jaringan Cirebon untuk Kemanusiaan.
peringatan Keterlibatan pembina PIKMA SPIRIT
International sebagai narasumber di perguruan tinggi
Womens wilayah Cirebon yaitu Institute Fahmina
Day (IWD) dan Unswagati. Keterlibatan pengurus
PIKMA SPIRIT dan bergabung dalam
kepanitiaan IWD.
21-23 Mei Pengurus PIKMA SPIRIT Pemilihan Mengikuti kegiatan pemilihan Duta
2017 atas nama Ari Final Faruq dan Duta GenRe GenRe tingkat Propinsi Jawa Barat.
Dwi Fatmatul Mahfudoh PIKMA SPIRIT mengirimkan 2 orang
duta atas nama Ari Final Faruq dan Dwi
Fatmatul Mahfudoh dan berhasil masuk
nominasi 6 besar. Kegiatan dilaksanakan
di Hotel Lembang Resort Bandung.
23 April Pengurus PIKMA SPIRIT Pelatihan Pelatihan dasar PIKMA tahap tumbuh
dan 27 dasar diisi dengan pemaparan materi dan
Mei 2017 PIKMA pemateri eksternal berikut :
tahap Pendewasaan Usia Pernikahan (PUP)
tumbuh dan delapan fungsi keluarga oleh
BPMPPKB Kota Cirebon, life skill oleh
MCR, NAFZA oleh BNN Kota Cirebon,
gizi remaja oleh dosen Program Studi
Gizi Cirebon, sedangkan materi
seksualitas, HIV/ AIDS, peningkatan
life skill dalam media film “The Secret”,
dasar-dasar konseling, keterampilan
membina hubungan baik dan
pengelolaan kelas dilaksanakan oleh
narasumber intern (pembina PIKMA
SPIRIT).
29 Juni Pengurus PIKMA SPIRIT Peringatan Mengikuti perlombaan / pentas kreasi
2017 hari dan seni dalam rangka peringatan hari
Keluarga Keluarga Berencana yang
Berencana diselenggarakan oleh BPMPPKB Kota
Cirebon. PIKMA SPIRIT
mempersembahkan sosio drama yang
bertemakan KRR dan berhasil meraih
juara 1
11 Perwakilan PIK Remaja dan Bedah Film Bedah film jilid 2 berjudul “Balukarna”
November PIKMA sewilayah Cirebon, jilid 2 diselenggarakan pengurus PIKMA
2017 peserta umum dari siswa SPIRIT dengan media partner RTIK,
SMP, SMA dan PT sewilayah MCR dan Fajar Cirebon. Acara dihadiri
Cirebon, serta mahasiswa 140 orang, terdiri dari tamu undangan
Poltekkes Kampus Cirebon. perwakilan PIK Remaja dan PIKMA
sewilayah Cirebon, peserta umum dari
siswa SMP, SMA dan PT sewilayah
Cirebon, serta mahasiswa Poltekkes
Kampus Cirebon. Narasumber dari
RTIK Cirebon, KPAI Kota Cirebon dan
pembina PIKMA SPIRIT.

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
S.Wahyuni, Badriah, E. Jubaedah 33

IV. SIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pengabmas ini
dapat :
1. Membentuk wadah organisasi PIKMA SPIRIT di lingkungan kampus Cirebon Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya
2. Memberdayakan mahasiswa dalam menyebarluaskan informasi dan layanan konseling kesehatan
reproduksi remaja.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik sebaya / kader PIKMA tentang KRR,
dasar-dasar edukasi dan konseling
Berdasarkan kepada hasil yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal berikut:
1. Kegiatan penyebarluasan informasi KRR hendaknya kegiatan ini dapat ditingkatkan frekuensi
pelaksanaannya.
2. Perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader PIKMA dengan pelatihan pendidik
sebaya dan konselor sebaya (PS dan KS).
3. Perlunya dukungan dari institusi Poltekkes Tasikmalaya tentang kejelasan kedudukan organisasi
PIKMA dan dukungan sarana dan prasarana serta biaya untuk operasional kegiatan.
4. Meningkatkan kemitraan atau memperluas jejaring.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ringkasan Studi : Prioritaskan Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Menikmati Bonus
Demografi. Brief Notes Lembaga Demografi FEB UI, Juni 2017.
[2] Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015. Situasi Kesehatan
Reproduksi Indonesia, ISSN 2442-7659.
[3] BKKBN. 2014. Buku Seri Genre ; Kurikulum Diklat Teknis Pengelolaan PIK Remaja /
Mahasiswa bagi Pengelola, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya PIK Remaja / Mahasiswa.
Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan
Remaja.
[4] BKKBN. 2014. Buku Seri Genre ; Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja
dan Mahasiswa (PIK R/M). Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Direktorat Bina Ketahanan Remaja.
[5] BKKBN. 2013. Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK-KRR) Percontohan. Jakarta : Direktorat Reproduksi Remaja dan Perlindungan Hak-
hak Reproduksi.
[6] BKKBN. 2013. Materi PPKS Seri 1 ; Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera. Jakarta : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional.
[7] BKKBN, 2012. Kajian Pernikahan Dini pada Beberapa Provinsi di Indonesia : Dampak
Overpopulation, Akar Masalah dan Peran Kelembagaan di Daerah, Pokja Analisis Dampak Sosial
Ekonomi terhadap Kependudukan.
[8] BKKBN, 2009. Booklet : Remaja dan Kesehatan Reproduksi. Cetakan Kedua. Jakarta : PKBI
Pusat.

Prosiding Seminar Nasional & Diseminasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset, 10 April 2018
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya

Вам также может понравиться